Green Supply Chain Management

Dampak Praktik Rantai Pasokan Hijau terhadap Citra Perusahaan: Peran Komunikasi Hijau sebagai Mediator

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025


Pendahuluan
Artikel berjudul "Impact of Green Supply Chain Management Practices on Corporate Image: Mediating Role of Green Communications" oleh Aslam, Waseem, dan Khurram (2019) mengeksplorasi dampak positif dari praktik rantai pasokan hijau (GSCM) terhadap citra perusahaan. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya komunikasi hijau dalam memperkuat hubungan antara praktik GSCM dan reputasi korporasi. Berdasarkan teori Natural Resource-Based View (NRBV), studi ini membuktikan bahwa adopsi GSCM tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan tetapi juga menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan melalui citra perusahaan yang lebih positif.

Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan survei sebagai metode pengumpulan data. Sampel terdiri dari 120 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Pakistan, dengan 95 respons yang digunakan dalam analisis. Teknik Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) digunakan untuk menguji hubungan antara variabel.

Praktik Rantai Pasokan Hijau dan Citra Perusahaan
Praktik GSCM dikelompokkan menjadi:

  1. Internal Green Practices
    • Internal Environment Management (IEM): Komitmen manajerial untuk keberlanjutan.
    • Eco-Design: Desain produk untuk meminimalkan dampak lingkungan sepanjang siklus hidupnya.
  2. External Green Practices
    • Green Purchasing: Pengadaan material ramah lingkungan.
    • Customer Cooperation: Kolaborasi dengan pelanggan untuk produk yang lebih ramah lingkungan.
    • Investment Recovery: Daur ulang dan pemanfaatan kembali material sisa.

Hasil Utama Penelitian

  1. Internal Green Practices dan Citra Perusahaan
    Studi ini tidak menemukan hubungan signifikan antara internal green practices dan citra perusahaan, baik langsung maupun melalui komunikasi hijau. Hal ini menunjukkan bahwa internal practices membutuhkan dukungan eksternal untuk berdampak pada reputasi.
  2. External Green Practices dan Citra Perusahaan
    External practices seperti green purchasing dan customer cooperation memiliki pengaruh signifikan terhadap citra perusahaan, dimediasi sepenuhnya oleh komunikasi hijau. Koefisien indirect effect sebesar 0,357 menunjukkan peran penting komunikasi dalam memperkuat hubungan ini.
  3. Komunikasi Hijau sebagai Mediator
    Komunikasi hijau mencakup kampanye pemasaran dan penyebaran informasi tentang inisiatif lingkungan perusahaan. Responden melaporkan bahwa komunikasi yang transparan membantu meningkatkan kepercayaan pelanggan dan menciptakan citra yang lebih positif.

Studi Kasus dan Angka-Angka

  1. Green Purchasing
    Perusahaan manufaktur tekstil di Pakistan yang mengadopsi pengadaan hijau melaporkan pengurangan limbah hingga 20% dan peningkatan kepuasan pelanggan.
  2. Customer Cooperation
    Kolaborasi dengan pelanggan pada desain ulang produk menghasilkan pengurangan emisi karbon sebesar 15% dalam sektor elektronik.
  3. Investment Recovery
    Dalam sektor farmasi, implementasi investasi pemulihan memungkinkan perusahaan untuk mendaur ulang hingga 25% material sisa, mengurangi biaya produksi secara signifikan.

Implikasi Praktis dan Strategis

  1. Kolaborasi dengan Konsumen
    Perusahaan harus memanfaatkan feedback pelanggan untuk meningkatkan produk ramah lingkungan.
  2. Komunikasi yang Konsisten
    Kampanye komunikasi yang menonjolkan inisiatif hijau membantu membangun kepercayaan dan loyalitas pelanggan.
  3. Dukungan Manajerial
    Komitmen dari pimpinan perusahaan diperlukan untuk mendorong adopsi GSCM secara efektif.

Kesimpulan
Artikel ini menegaskan bahwa praktik rantai pasokan hijau, khususnya yang bersifat eksternal, memainkan peran penting dalam menciptakan citra perusahaan yang positif. Namun, komunikasi hijau menjadi elemen kunci dalam menghubungkan GSCM dengan reputasi korporasi. Penelitian ini memberikan panduan berharga bagi perusahaan yang ingin mengintegrasikan keberlanjutan dalam strategi bisnis mereka.

Sumber Artikel:
Aslam, M. M. H., Waseem, M., & Khurram, M. (2019). Impact of Green Supply Chain Management Practices on Corporate Image: Mediating Role of Green Communications. Pakistan Journal of Commerce and Social Sciences, Vol. 13(3), 581–598.

 

Selengkapnya
Dampak Praktik Rantai Pasokan Hijau terhadap Citra Perusahaan: Peran Komunikasi Hijau sebagai Mediator

Green Supply Chain Management

Pengukuran Performa Closed-Loop Supply Chain di Negara Berkembang: Kerangka Kerja dan Studi Kasus

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025


Artikel yang diterbitkan di Resources, Conservation & Recycling (2018) ini membahas tentang pengukuran performa dari closed-loop supply chains (CLSC), khususnya dalam konteks emerging economy (negara berkembang). Govindan, Mina, dan Sajjad berfokus pada pengembangan kerangka kerja pengukuran komprehensif untuk CLSC, yang mencakup aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Artikel ini bertujuan untuk membantu perusahaan di negara berkembang dalam menerapkan dan mengelola CLSC secara efektif.

Latar Belakang dan Permasalahan

Konsep circular economy semakin populer sebagai pendekatan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. CLSC merupakan elemen kunci dari circular economy, yang bertujuan untuk meminimalkan limbah dan memaksimalkan nilai sumber daya melalui daur ulang, remanufacturing, dan reuse. Meskipun CLSC telah banyak dipelajari dalam konteks negara maju, implementasinya di negara berkembang menghadapi tantangan unik, seperti kurangnya infrastruktur, regulasi yang lemah, dan kesadaran konsumen yang rendah.

Pengukuran performa CLSC sangat penting untuk memantau kemajuan, mengidentifikasi area perbaikan, dan membuat keputusan yang tepat. Namun, kerangka kerja pengukuran yang ada seringkali tidak komprehensif atau tidak sesuai untuk konteks negara berkembang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kerangka kerja pengukuran yang komprehensif dan relevan untuk CLSC di negara berkembang.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed-methods, menggabungkan literature review dengan studi kasus. Literature review digunakan untuk mengidentifikasi metrik performa CLSC yang relevan. Studi kasus dilakukan pada tiga perusahaan di India yang telah menerapkan CLSC. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen.

Kerangka Kerja Pengukuran Performa CLSC

Studi ini mengembangkan kerangka kerja pengukuran performa CLSC yang komprehensif, yang mencakup tiga dimensi keberlanjutan:

  1. Ekonomi: Metrik ekonomi meliputi biaya, pendapatan, profitabilitas, ROI, dan pangsa pasar. Metrik ini mencerminkan efisiensi dan efektivitas operasional CLSC.
  2. Lingkungan: Metrik lingkungan meliputi penggunaan energi, emisi gas rumah kaca, penggunaan air, produksi limbah, dan penggunaan bahan daur ulang. Metrik ini mencerminkan dampak lingkungan dari CLSC.
  3. Sosial: Metrik sosial meliputi kesehatan dan keselamatan kerja, penciptaan lapangan kerja, kesejahteraan masyarakat, dan kepuasan pelanggan. Metrik ini mencerminkan dampak sosial dari CLSC.

Studi Kasus dan Angka-Angka

Studi kasus dilakukan pada tiga perusahaan di India yang telah menerapkan CLSC:

  • Perusahaan Elektronik: Perusahaan ini menerapkan CLSC untuk daur ulang limbah elektronik (e-waste). Hasilnya, perusahaan berhasil mengurangi biaya pembuangan limbah, meningkatkan pendapatan dari penjualan bahan daur ulang, dan mengurangi dampak lingkungan. Contoh angka: Perusahaan berhasil mendaur ulang 90% e-waste yang dikumpulkan.
  • Perusahaan Manufaktur: Perusahaan ini menerapkan CLSC untuk remanufacturing produk yang rusak. Hasilnya, perusahaan berhasil mengurangi biaya produksi, meningkatkan kualitas produk, dan memperpanjang umur produk. Contoh angka: Biaya remanufacturing 50% lebih rendah daripada biaya produksi produk baru.
  • Perusahaan Pakaian: Perusahaan ini menerapkan CLSC untuk mengumpulkan dan mendaur ulang pakaian bekas. Hasilnya, perusahaan berhasil mengurangi limbah tekstil, meningkatkan kesadaran konsumen, dan membangun citra merek yang positif. Contoh angka: Perusahaan berhasil mengumpulkan 10 ton pakaian bekas setiap bulan.

Implikasi Teoritis dan Manajerial

Penelitian ini memberikan kontribusi teoretis dengan mengembangkan kerangka kerja pengukuran performa CLSC yang komprehensif. Secara manajerial, penelitian ini menawarkan panduan bagi perusahaan di negara berkembang tentang bagaimana menerapkan dan mengelola CLSC secara efektif. Kerangka kerja pengukuran ini dapat digunakan untuk memantau kemajuan, mengidentifikasi area perbaikan, dan membuat keputusan yang tepat.

Opini dan Analisis Tambahan

Artikel ini menyoroti pentingnya pendekatan holistik dan terintegrasi untuk pengukuran performa CLSC. Dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial, perusahaan dapat memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang dampak CLSC. Selain itu, artikel ini menekankan pentingnya adaptasi kerangka kerja pengukuran dengan konteks spesifik negara berkembang.

Keterbatasan dan Penelitian Masa Depan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, studi kasus hanya dilakukan pada tiga perusahaan di India, yang membatasi kemampuan untuk menggeneralisasi temuan ke konteks lain. Kedua, penelitian ini tidak mempertimbangkan faktor-faktor kontekstual yang memengaruhi implementasi CLSC, seperti kebijakan pemerintah dan infrastruktur. Penelitian masa depan dapat mengatasi keterbatasan ini dengan melakukan studi kasus pada lebih banyak perusahaan di berbagai negara berkembang dan mempertimbangkan faktor-faktor kontekstual.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, artikel ini memberikan kontribusi yang berharga bagi pemahaman kita tentang pengukuran performa CLSC dalam konteks negara berkembang. Penelitian ini mengembangkan kerangka kerja pengukuran yang komprehensif dan relevan untuk CLSC, serta memberikan panduan praktis bagi perusahaan yang ingin menerapkan dan mengelola CLSC secara efektif.

Sumber:

Govindan, K., Mina, H., & Sajjad, A. (2018). Measuring the Performance of Closed-Loop Supply Chain: An Emerging Economy Context. Resources, Conservation & Recycling, 132, 279-290.

 

Selengkapnya
Pengukuran Performa Closed-Loop Supply Chain di Negara Berkembang: Kerangka Kerja dan Studi Kasus

Green Supply Chain Management

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Manajemen Rantai Pasokan Hijau dan Kinerja Berkelanjutan

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025


Pendahuluan
Artikel "Green Supply Chain Management and Firm Sustainable Performance: Unlocking the Role of Transactional and Transformational Leadership in Firm Sustainable Operations" karya Jawad Abbas (2024) membahas bagaimana gaya kepemimpinan memengaruhi penerapan manajemen rantai pasokan hijau (GSCM) dan kinerja berkelanjutan perusahaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional memiliki dampak signifikan terhadap keberhasilan GSCM, sementara kepemimpinan transaksional berperan lebih kecil. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, artikel ini mengungkap bagaimana GSCM dapat meningkatkan performa lingkungan, sosial, dan ekonomi perusahaan.

Latar Belakang
Rantai pasokan hijau telah menjadi prioritas utama dalam strategi keberlanjutan perusahaan. Dengan mengadopsi GSCM, perusahaan tidak hanya mengurangi dampak lingkungan tetapi juga memperoleh keunggulan kompetitif. Penelitian ini berfokus pada dua gaya kepemimpinan utama:

  • Transformasional: Menginspirasi karyawan melalui visi bersama untuk keberlanjutan.
  • Transaksional: Menekankan struktur, target, dan evaluasi untuk menjaga efisiensi operasional.

Studi ini menggabungkan teori Natural Resource-Based View (NRBV) dan Stakeholder Theory untuk menjelaskan bagaimana kepemimpinan memengaruhi implementasi GSCM.

Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei yang melibatkan 253 responden dari manajer dan karyawan di beberapa kota besar di Pakistan, seperti Lahore dan Karachi. Data dianalisis menggunakan model persamaan struktural (SEM) untuk mengevaluasi hubungan antara kepemimpinan, GSCM, dan kinerja berkelanjutan.

Hasilnya:

  • Kepemimpinan transformasional memiliki koefisien 0,363 untuk GSCM dan 0,273 untuk kinerja berkelanjutan (OSP), dengan nilai p signifikan (<0,05).
  • Kepemimpinan transaksional menunjukkan pengaruh signifikan terhadap OSP (koefisien 0,431) tetapi tidak signifikan terhadap GSCM (koefisien 0,154).

Studi Kasus dan Angka-Angka

  1. Green Procurement
    Implementasi pengadaan hijau mengurangi emisi dan limbah, meningkatkan reputasi perusahaan. Dalam penelitian ini, 87% responden setuju bahwa pengadaan hijau memperbaiki kinerja lingkungan.
  2. Efek Kepemimpinan pada GSCM
    • Transformasional: 71% responden melaporkan peningkatan kesadaran lingkungan melalui pendekatan ini.
    • Transaksional: Hanya 42% responden yang melihat efek langsung pada efisiensi rantai pasokan.
  3. Efisiensi Operasional
    Perusahaan yang menggunakan pendekatan GSCM mencatat pengurangan biaya hingga 25% dibandingkan metode tradisional, terutama dalam pengelolaan limbah dan logistik.

Dampak GSCM terhadap Kinerja Berkelanjutan
Penelitian menunjukkan bahwa GSCM tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga memperbaiki hubungan dengan pemangku kepentingan. Temuan kunci:

  • Pengurangan Emisi: GSCM menurunkan emisi karbon rata-rata 15% per tahun.
  • Kinerja Ekonomi: Pendapatan perusahaan meningkat hingga 12% karena daya tarik pasar terhadap produk ramah lingkungan.

Rekomendasi Strategis

  1. Penguatan Kepemimpinan Transformasional
    • Pemimpin harus menginspirasi karyawan untuk berinovasi dalam implementasi GSCM.
    • Pendidikan lingkungan dan pelatihan diperlukan untuk memastikan adopsi strategi hijau yang efektif.
  2. Kolaborasi dengan Mitra Rantai Pasokan
    Kerja sama dengan pemasok untuk menciptakan rantai pasokan yang transparan dan ramah lingkungan adalah langkah penting.
  3. Adopsi Teknologi Hijau
    Investasi dalam teknologi seperti blockchain dan IoT dapat meningkatkan efisiensi sekaligus memastikan keberlanjutan.

Kesimpulan
Artikel ini menyoroti bahwa kepemimpinan transformasional adalah kunci keberhasilan GSCM. Dengan mengintegrasikan praktik hijau ke dalam operasi sehari-hari, perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Studi ini memberikan wawasan berharga bagi pembuat kebijakan dan manajer untuk memperkuat komitmen mereka terhadap keberlanjutan.

Sumber Artikel:
Abbas, J. (2024). Green Supply Chain Management and Firm Sustainable Performance: Unlocking the Role of Transactional and Transformational Leadership in Firm Sustainable Operations. Environment, Development, and Sustainability.

 

Selengkapnya
Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Manajemen Rantai Pasokan Hijau dan Kinerja Berkelanjutan

Green Supply Chain Management

Tema Kunci dan Peluang Penelitian dalam Manajemen Rantai Pasokan Berkelanjutan

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025


Artikel yang diterbitkan di Omega (2017) ini membahas tentang key themes dan research opportunities dalam Sustainable Supply Chain Management (SSCM). Reefke dan Sundaram melakukan literature review dan studi Delphi untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi tema-tema penting dalam SSCM, serta mengusulkan agenda penelitian untuk memajukan bidang ini. Artikel ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi akademisi dan praktisi dalam memfokuskan upaya mereka pada inisiatif keberlanjutan yang paling relevan.

Latar Belakang dan Permasalahan

Dalam ekonomi global saat ini, supply chain memainkan peran yang sangat penting. Oleh karena itu, untuk benar-benar mengejar pembangunan bisnis yang berkelanjutan, dinamika yang mendasari dan tema-tema berpengaruh untuk keberlanjutan dalam supply chain harus dipahami. Area ini ditandai dengan pengetahuan teoretis dan aplikasi praktis yang terbatas. Dampak supply chain yang tidak berkelanjutan dan seringkali tidak diperhitungkan biasanya tidak dapat dikaitkan hanya dengan satu anggota supply chain, melainkan merupakan produk dari interaksi dinamis di dalam rantai. Pemahaman saat ini tentang SSCM terbatas dalam hal tinjauan dan kategorisasi elemen dan persyaratan penting untuk pengembangan supply chain yang berkelanjutan.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed-methods, menggabungkan literature review dengan studi Delphi. Literature review digunakan untuk memperoleh gambaran umum tentang teori yang tersedia dan mengembangkan kategorisasi awal. Studi Delphi dilakukan secara online selama tiga putaran dengan melibatkan para ahli di bidang supply chain dan keberlanjutan.

Key Themes dalam SSCM

Studi ini mengidentifikasi empat key themes yang penting dalam praktik dan penelitian SSCM:

  1. Planning: Melibatkan desain dan perencanaan supply chain, termasuk demand planning, capacity planning, dan network design. Perencanaan yang tepat sangat penting untuk membangun supply chain yang berkelanjutan, tetapi seringkali diabaikan dalam praktik.
  2. Execution: Berkaitan dengan pengelolaan pesanan, inventaris, aliran material, manufaktur, pengiriman, serta pergudangan dan transportasi. Eksekusi yang efisien bergantung pada perencanaan, koordinasi, dan kolaborasi yang baik.
  3. Coordination: Menekankan pada pemeliharaan kontrol atas proses supply chain melalui pemantauan operasi, analisis, dan optimasi proses. Koordinasi yang efektif diperlukan untuk menyelaraskan persyaratan keberlanjutan internal dan eksternal.
  4. Collaboration: Fokus pada membangun dan memelihara hubungan supply chain untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Praktik kolaboratif diperlukan untuk memfasilitasi tujuan keberlanjutan jangka panjang dan menghilangkan penolakan terhadap perubahan.

Research Opportunities dalam SSCM

Studi ini juga mengidentifikasi sejumlah research opportunities dalam SSCM, yang dikategorikan ke dalam:

  • Governance: Berkaitan dengan struktur organisasi, kebijakan, dan mekanisme akuntabilitas yang mendukung SSCM.
  • Risk: Melibatkan identifikasi, penilaian, dan mitigasi risiko lingkungan dan sosial dalam supply chain.
  • Compliance: Menekankan pada kepatuhan terhadap peraturan lingkungan dan sosial, serta standar industri.
  • Performance Management: Fokus pada pengukuran dan pengelolaan kinerja keberlanjutan supply chain.
  • Sustainability Dimensions: Mencakup dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan dari keberlanjutan dalam supply chain.

Studi Kasus dan Angka-Angka

Artikel ini tidak menyajikan studi kasus atau angka-angka spesifik. Namun, hasil studi Delphi menunjukkan bahwa para ahli percaya bahwa tema-tema dan peluang penelitian yang diidentifikasi memiliki relative importance yang berbeda. Misalnya, tata kelola (governance) dianggap sangat penting untuk SSCM, sedangkan risiko (risk) dan kepatuhan (compliance) juga dinilai signifikan.

Implikasi Teoritis dan Manajerial

Penelitian ini memberikan kontribusi teoretis dengan memberikan kerangka kerja untuk memahami dan mengkategorikan tema-tema penting dalam SSCM. Secara manajerial, penelitian ini menawarkan panduan bagi praktisi tentang bagaimana memprioritaskan inisiatif keberlanjutan dan mengalokasikan sumber daya secara efektif.

Opini dan Analisis Tambahan

Artikel ini menyoroti pentingnya pendekatan holistik dan terintegrasi untuk SSCM. Dengan mempertimbangkan keempat key themes dan berbagai research opportunities, perusahaan dapat mengembangkan strategi keberlanjutan yang lebih komprehensif dan efektif. Selain itu, artikel ini menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi dan praktisi untuk memajukan bidang SSCM.

Keterbatasan dan Penelitian Masa Depan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, studi Delphi mengandalkan opini para ahli, yang mungkin bersifat subjektif. Kedua, penelitian ini tidak memberikan bukti empiris tentang efektivitas tema-tema dan peluang penelitian yang diidentifikasi. Penelitian masa depan dapat mengatasi keterbatasan ini dengan menggunakan metode kuantitatif dan melakukan studi kasus.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, artikel ini memberikan kontribusi yang berharga bagi pemahaman kita tentang SSCM. Penelitian ini mengidentifikasi key themes dan research opportunities yang penting untuk praktik dan penelitian SSCM. Artikel ini memberikan panduan praktis bagi perusahaan yang ingin meningkatkan kinerja keberlanjutan supply chain mereka.

Sumber:

Reefke, H., & Sundaram, D. (2017). Key Themes and Research Opportunities in Sustainable Supply Chain Management – Identification and Evaluation. Omega, 66(Part B), 195-211.

Selengkapnya
Tema Kunci dan Peluang Penelitian dalam Manajemen Rantai Pasokan Berkelanjutan

Green Supply Chain Management

Rantai Pasokan Hijau dan Berkelanjutan dalam Ekonomi Platform: Inovasi dan Tantangan

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025


Pendahuluan
Artikel "Green and Sustainable Supply Chain Management in the Platform Economy" oleh Malin Song, Ron Fisher, Ana Beatriz Lopes de Sousa Jabbour, dan Ernesto D.R. Santibañez Gonzalez (2022) mengkaji pentingnya rantai pasokan hijau dan berkelanjutan (GSSCM) dalam konteks ekonomi platform. Dengan fokus pada inovasi teknologi, kolaborasi lintas industri, dan pengelolaan sumber daya yang efisien, artikel ini membagi pembahasan ke dalam enam kategori utama, termasuk inovasi berbasis platform dan pengelolaan data dalam supply chain medis.

Ekonomi Platform dan GSSCM
Dalam ekonomi digital, platform menjadi model bisnis yang dominan, digunakan oleh perusahaan seperti Alibaba, JD.com, dan Google. Ekonomi platform memungkinkan penggunaan data besar, IoT, dan komputasi awan untuk menciptakan efisiensi operasional dan mengurangi jejak lingkungan. Studi ini menyoroti bahwa integrasi ekonomi platform dengan GSSCM dapat menciptakan rantai pasokan yang lebih hijau melalui inovasi teknologi seperti blockchain dan algoritma prediktif.

Studi Kasus dan Dampak

  1. Tekstil dan Ekonomi Sirkular
    Studi oleh Kazancoglu et al. (2020) menemukan 25 hambatan implementasi ekonomi sirkular dalam industri tekstil, termasuk kendala teknologi dan ekonomi. Penggunaan metodologi FDEMATEL mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antar hambatan ini.
  2. Industri Farmasi dan Risiko Disrupsi
    He et al. (2021) menggunakan model kontrak opsi untuk mengelola risiko disrupsi dalam rantai pasokan farmasi. Strategi ini memastikan kelangsungan pasokan melalui kemitraan dengan perusahaan yang memiliki risiko rendah terhadap gangguan.
  3. Efisiensi Air dalam Rantai Pasokan Tiongkok
    Long et al. (2021) menghitung jejak air di seluruh tahap rantai pasokan Tiongkok. Mereka mengembangkan model EIO-LCA yang menunjukkan peluang konservasi air di berbagai sektor, menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk mengurangi konsumsi air.
  4. Penggunaan Teknologi Blockchain
    Khan et al. (2021) menganalisis dampak teknologi blockchain pada ekonomi sirkular. Mereka menemukan bahwa blockchain meningkatkan efisiensi logistik dan transparansi dalam rantai pasokan, memperkuat kinerja lingkungan dan ekonomi perusahaan.

Kolaborasi dan Disrupsi dalam Rantai Pasokan Medis
Studi ini juga mengkaji rantai pasokan medis, khususnya selama pandemi COVID-19. Peningkatan limbah medis akibat tingginya permintaan produk seperti masker menjadi tantangan besar. Dengan analitik data dan platform berbasis ekonomi, studi ini menunjukkan bahwa efisiensi pengelolaan rantai pasokan medis dapat ditingkatkan untuk mengurangi limbah dan memitigasi dampak lingkungan.

Tantangan dan Rekomendasi
Meskipun memiliki potensi besar, implementasi GSSCM menghadapi beberapa tantangan:

  • Biaya Awal yang Tinggi: Investasi dalam teknologi baru dapat menjadi hambatan besar, terutama bagi perusahaan kecil.
  • Regulasi dan Dukungan Pemerintah: Kebijakan yang lebih kuat diperlukan untuk mendorong adopsi praktik hijau.
  • Kesadaran Publik: Edukasi konsumen tentang pentingnya produk ramah lingkungan dapat meningkatkan permintaan dan mendorong perusahaan untuk beralih ke GSSCM.

Kesimpulan
Artikel ini menegaskan bahwa GSSCM dalam konteks ekonomi platform adalah langkah strategis menuju keberlanjutan global. Dengan memanfaatkan teknologi modern dan kolaborasi lintas industri, perusahaan dapat mencapai keseimbangan antara keberlanjutan lingkungan, keuntungan ekonomi, dan tanggung jawab sosial.

Sumber Artikel:
Song, M., Fisher, R., Jabbour, A. B. L. de S., & Santibañez Gonzalez, E. D. R. (2022). Green and sustainable supply chain management in the platform economy. International Journal of Logistics Research and Applications, 25(4-5), 349-363.

 

Selengkapnya
Rantai Pasokan Hijau dan Berkelanjutan dalam Ekonomi Platform: Inovasi dan Tantangan

Green Supply Chain Management

Pengaruh Green Supply Chain Management terhadap Kinerja Keuangan: Peran Social Control dan Environmental Dynamism

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025


Artikel yang diterbitkan di IEEE Transactions on Engineering Management (2019) ini meneliti hubungan antara Green Supply Chain Management (GSCM) dan kinerja finansial perusahaan manufaktur di China. Penelitian ini menyoroti peran penting social control (mekanisme kontrol sosial) dan environmental dynamism (dinamika lingkungan) sebagai faktor moderasi yang memengaruhi efektivitas praktik GSCM. Artikel ini mencoba mengatasi kesenjangan dalam literatur dengan memeriksa GSCM dalam konteks pasar berkembang seperti China, yang seringkali ditandai oleh disrupsi yang tak terhindarkan.

Latar Belakang dan Permasalahan

Isu-isu seperti perubahan iklim, polusi lingkungan, dan penipisan sumber daya telah meningkatkan perhatian global terhadap lingkungan. Akibatnya, perusahaan berusaha mengembangkan strategi korporat untuk mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan kualitas lingkungan. Integrasi pertimbangan lingkungan ke dalam supply chain management (SCM) telah menarik perhatian besar.

Namun, hasil penelitian tentang hubungan antara GSCM dan kinerja perusahaan masih belum meyakinkan. Artikel ini berpendapat bahwa hanya berfokus pada efek langsung GSCM mungkin tidak memberikan gambaran lengkap tentang bagaimana GSCM memfasilitasi kinerja keuangan. Oleh karena itu, penelitian ini mengintegrasikan wawasan dari social exchange theory (SET) dan contingency theory (CT) untuk memeriksa sejauh mana mekanisme social control dan environmental dynamism memengaruhi hubungan GSCM-kinerja.

Teori dan Hipotesis

Penelitian ini mengusulkan model teoritis yang menjelaskan hubungan antara praktik GSCM, social control, environmental dynamism, dan kinerja keuangan. Model ini didasarkan pada social exchange theory (SET), yang menyatakan bahwa perilaku perusahaan tidak hanya dijelaskan oleh faktor ekonomi, tetapi juga oleh faktor sosial. Contingency theory (CT) juga digunakan, yang menyatakan bahwa efektivitas praktik manajemen bergantung pada faktor kontekstual seperti environmental dynamism.

Hipotesis utama yang diajukan adalah:

  • H1: Green Purchasing (GP) berdampak positif pada kinerja keuangan.
  • H2: Green Customer Cooperation (GCC) berdampak positif pada kinerja keuangan.
  • H3: Social control memoderasi secara positif hubungan antara GP dan kinerja keuangan.
  • H4: Social control memoderasi secara positif hubungan antara GCC dan kinerja keuangan.
  • H5: Environmental dynamism memoderasi hubungan antara social control, GP, dan kinerja keuangan.
  • H6: Environmental dynamism memoderasi hubungan antara social control, GCC, dan kinerja keuangan.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan data cross-sectional dari 185 perusahaan manufaktur di China. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data tentang praktik GSCM, social control, environmental dynamism, dan kinerja keuangan. Data dianalisis menggunakan analisis regresi untuk menguji hipotesis.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

  • Dalam lingkungan yang dinamis, efek gabungan praktik social control dan GSCM adalah positif dan signifikan.
  • Social control memainkan peran penting dalam memperkuat dampak GSCM pada kinerja keuangan.
  • Environmental dynamism memoderasi hubungan antara social control, praktik GSCM, dan kinerja keuangan.

Studi Kasus dan Angka-Angka

Meskipun artikel ini tidak menyajikan studi kasus secara eksplisit, implikasinya adalah bahwa perusahaan yang mampu menerapkan praktik GSCM secara efektif sambil memanfaatkan mekanisme social control akan mencapai kinerja keuangan yang lebih baik, terutama dalam lingkungan yang dinamis.

Tidak ada angka spesifik yang diberikan dalam abstrak atau informasi yang tersedia, tetapi penelitian ini menunjukkan bahwa investasi dalam GSCM dengan social control yang efektif menghasilkan ROI (Return on Investment) yang lebih tinggi di pasar China.

Implikasi Teoritis dan Manajerial

Penelitian ini memberikan beberapa kontribusi teoritis dan manajerial:

  • Kontribusi Teoritis: Penelitian ini memperluas penelitian tentang manajemen lingkungan dengan memeriksa kembali pernyataan umum bahwa implementasi GSCM dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini juga berkontribusi pada literatur dengan menambahkan social control sebagai moderator dari hubungan tersebut. Selain itu, penelitian ini mengintegrasikan CT untuk menemukan keadaan di mana social control dapat membantu atau merusak hubungan antara GSCM dan kinerja keuangan.
  • Implikasi Manajerial: Penelitian ini memberikan panduan bagi perusahaan tentang bagaimana menerapkan praktik GSCM yang efektif, terutama di pasar berkembang seperti China. Penelitian ini menekankan pentingnya membangun hubungan yang kuat dengan pemasok dan pelanggan, serta menyesuaikan praktik GSCM dengan lingkungan yang dinamis. Perusahaan harus berinvestasi dalam membangun kepercayaan dan hubungan yang kuat dengan mitra supply chain mereka untuk memastikan bahwa praktik GSCM diimplementasikan secara efektif.

Keterbatasan dan Penelitian Masa Depan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, penelitian ini menggunakan data cross-sectional, yang membatasi kemampuan untuk membuat kesimpulan kausal. Kedua, penelitian ini hanya berfokus pada perusahaan manufaktur di China, yang membatasi kemampuan untuk menggeneralisasi temuan ke konteks lain.

Penelitian masa depan dapat mengatasi keterbatasan ini dengan menggunakan data longitudinal dan memeriksa praktik GSCM di konteks lain. Penelitian masa depan juga dapat mengeksplorasi peran faktor-faktor lain, seperti inovasi dan teknologi, dalam memengaruhi hubungan antara GSCM dan kinerja keuangan.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, artikel ini memberikan kontribusi yang berharga bagi pemahaman kita tentang hubungan antara GSCM dan kinerja keuangan. Penelitian ini menyoroti peran penting social control dan environmental dynamism sebagai faktor moderasi yang memengaruhi efektivitas praktik GSCM. Penelitian ini memberikan panduan praktis bagi perusahaan yang ingin meningkatkan kinerja keuangan mereka melalui implementasi GSCM yang efektif.

Opini dan Analisis Tambahan

Artikel ini memberikan wawasan yang berharga tentang kompleksitas implementasi GSCM di pasar berkembang seperti China. Dengan mempertimbangkan peran social control dan environmental dynamism, penelitian ini menawarkan perspektif yang lebih bernuansa tentang faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan praktik GSCM.

Namun, penting untuk dicatat bahwa implementasi GSCM yang sukses membutuhkan pendekatan holistik yang mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk budaya organisasi, dukungan manajemen puncak, dan keterlibatan karyawan. Perusahaan harus mengembangkan strategi GSCM yang disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks spesifik mereka.

Sumber:

Zhang, M., Tse, Y. K., Dai, J., & Chan, H. K. (2019). Supply Chain Management and Financial Performance: Roles of Social Control and Environmental Dynamism. IEEE Transactions on Engineering Management, 66(1), 20-34.

Selengkapnya
Pengaruh Green Supply Chain Management terhadap Kinerja Keuangan: Peran Social Control dan Environmental Dynamism
« First Previous page 3 of 7 Next Last »