Perwilayahan Industri

Keunggulan dan Tantangan Kawasan Industri

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 14 Mei 2024


Kawasan industri, juga dikenal sebagai kawasan perdagangan, adalah area yang dirancang khusus untuk pengembangan industri. Berbeda dengan kawasan perkantoran atau bisnis yang lebih ringan, kawasan industri cenderung menampung industri berat. Kawasan ini seringkali terdiri dari bangunan baja sederhana yang cepat dibangun dan kadang-kadang dicat dengan warna cerah.

Manfaat Kawasan Industri

Kawasan industri biasanya terletak di pinggiran atau di luar area pemukiman utama suatu kota dan memiliki akses transportasi yang baik, termasuk jalan raya dan rel kereta api. Contoh yang menonjol adalah banyaknya kawasan industri di sepanjang Sungai Thames di kawasan Thames Gateway, London. Kawasan ini juga sering berada di dekat fasilitas transportasi seperti jalan raya, rel kereta api, bandara, dan pelabuhan. Salah satu ciri khas kawasan industri di Amerika Utara adalah menara air yang tidak hanya menyediakan air untuk kebutuhan industri dan pemadam kebakaran, tetapi juga berfungsi sebagai iklan dengan menampilkan nama dan logo komunitas.

Pentingnya Infrastruktur

Bagi perusahaan manufaktur yang berlokasi di kawasan industri, kinerja pengelola kawasan sangat penting. Biaya infrastruktur dan layanan yang dibebankan oleh pengelola kawasan industri menjadi faktor penting dalam menentukan daya saing perusahaan manufaktur. Pengelolaan yang efisien dan biaya yang terjangkau dapat meningkatkan kompetitivitas perusahaan yang beroperasi di dalamnya.

Kritik Terhadap Kawasan Industri

Tidak semua kawasan industri memenuhi standar yang sama. Banyak komunitas kecil yang mendirikan kawasan industri dengan hanya akses jalan raya terdekat dan fasilitas dasar. Pilihan transportasi umum mungkin terbatas atau bahkan tidak ada sama sekali. Di negara berkembang seperti Pakistan, kawasan industri menghadapi berbagai tantangan tambahan, seperti ketersediaan tenaga kerja terampil dan pengelompokan sektor industri yang berbeda secara radikal, yang sering kali menghasilkan hasil yang kurang menguntungkan bagi industri yang berfokus pada kualitas.

Variasi Kawasan Industri

Kawasan industri dapat memiliki spesialisasi tertentu. Misalnya, kawasan industri yang berfokus pada bioteknologi dikenal sebagai taman industri bioteknologi atau kluster industri ekologis. Di kota-kota dengan lahan terbatas seperti Singapura dan Hong Kong, terdapat pabrik bertingkat yang mirip dengan apartemen, tetapi berfungsi sebagai lokasi industri. Pabrik bertingkat ini dilengkapi dengan lift kargo dan jalan yang melayani setiap tingkat, memberikan akses ke setiap unit pabrik.

Dengan memahami keunggulan dan tantangan yang ada, pengembangan kawasan industri dapat dilakukan dengan lebih efektif, memberikan manfaat maksimal bagi komunitas dan industri yang beroperasi di dalamnya.

Disadur dari: en.wikipedia.org

Selengkapnya
Keunggulan dan Tantangan Kawasan Industri

Perwilayahan Industri

Memahami Kawasan Industri

Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman pada 29 April 2024


Sebuah kawasan industri (juga dikenal sebagai kawasan perdagangan) adalah sebuah area yang dikhususkan dan direncanakan untuk tujuan pengembangan industri. Sebuah kawasan industri dapat disebut sebagai versi lebih berat dari sebuah kawasan bisnis atau kawasan perkantoran, yang lebih banyak diisi oleh perkantoran dan industri ringan, bukannya industri berat.

Keuntungan

Sebuah kawasan industri di Dakar(Senegal)

Sebuah kawasan industri di Trier-Zewen, (Jerman)

Kawasan industri biasanya berlokasi di tepi ataupun di luar kawasan permukiman dari sebuah kota, dan biasanya didukung dengan akses transportasi yang baik, seperti jalan dan rel. Salah satu contohnya adalah beberapa kawasan industri yang terletak di tepi Sungai Thames di kawasan Thames Gateway di London. Kawasan industri biasanya terletak dekat dengan fasilitas transportasi, terutama di kawasan tempat bertemunya jalan tol, stasiun, bandar udara, dan pelabuhan.

Ide pengaturan kawasan seperti ini biasanya didasarkan pada beberapa konsep, antara lain :

  • Agar dapat memusatkan infrastruktur yang dibutuhkan oleh industri di dalam satu kawasan, sehingga dapat mengurangi pengeluaran industri tersebut. Infrastruktur tersebut dapat berupa jalan, rel, pelabuhan, listrik tegangan tinggi (biasanya termasuk listrik tiga fasa), kabel telekomunikasi canggih, pasokan air melimpah, dan jalur pipa gas.
  • Agar dapat menarik investasi dengan menyediakan infrastruktur terintegrasi dalam satu lokasi.
  • Agar dapat lebih mudah memberikan insentif-insentif kepada industri.
  • Agar dapat memisahkan industri dengan kawasan perkotaan untuk mengurangi dampak sosial dan lingkungan dari industri.
  • Agar dapat lebih mudah mengawasi dampak industri terhadap lingkungan.

Kritik

Kawasan industri memiliki fasilitas yang berbeda-beda. Beberapa daerah kecil telah mendirikan kawasan industri hanya dengan menyediakan akses ke jalan raya, dan dengan fasilitas dasar. Transportasi publik mungkin hanya sedikit atau bahkan belum ada sama sekali.

Kawasan industri di negara berkembang seperti Pakistan juga menghadapi permasalahan lain, antara lain keterbatasan jumlah pekerja terampil dan tergabungnya industri yang berbeda jauh, seperti industri farmasi dan alat berat, sehingga terkadang justru menghasilkan dampak yang kurang maksimal bagi negara maupun masyarakat.

Variasi

Kawasan industri yang berfokus pada bioteknologi disebut sebagai kawasan industri bioteknologi, atau biasa disebut kawasan bioindustri atau kawasan ekoindustri.

Kawasan industri bertingkat juga ada di negara seperti Singapura dan Hong Kong, di mana lahan cukup terbatas. Kawasan industri bertingkat pada dasarnya mirip seperti apartemen, namun berisi industri, bukan rumah. Kawasan industri bertingkat memiliki lift kargo dan jalan untuk mengakses setiap tingkatnya, sehingga tiap industri tetap dapat memperoleh akses.

Sumber Artikel : Wikipedia

Selengkapnya
Memahami Kawasan Industri

Perwilayahan Industri

Jakarta Industrial Estate Pulogadung

Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman pada 28 April 2024


PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung atau biasa disingkat menjadi JIEP, adalah sebuah perusahaan yang mengelola kawasan industri seluas 500 hektar di Pulogadung, Jakarta Timur. Hingga tahun 2022, Danareksa dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masing-masing memegang 50% saham perusahaan ini.

Sejarah

Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1969 ketika Surat Keputusan Gubernur Propinsi KDKI Jakarta nomor Ib.3/2/35/1969 menetapkan lahan seluas 500 hektar di Pulogadung sebagai sebuah kawasan industri dengan nama "Kawasan Industri Pulogadung". Kawasan industri pertama di Indonesia tersebut awalnya dikelola oleh Proyek Industrial Estate Pulogadung milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dengan makin meningkatnya arus investasi di DKI Jakarta, maka pada tanggal 26 Juni 1973, berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 1973 dan Surat Gubernur Propinsi KDKI Jakarta nomor D.V-a.3/2/36/73, dibentuklah perusahaan ini untuk menggantikan Proyek Industrial Estate Pulogadung. Pada tanggal 24 Januari 2022, pemerintah Indonesia resmi menyerahkan 50% saham perusahaan ini ke Danareksa, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di lintas sektor.

Sumber Artikel : Wikipedia.org

Selengkapnya
Jakarta Industrial Estate Pulogadung

Perwilayahan Industri

Surabaya Industrial Estate Rungkut

Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman pada 27 April 2024


PT Surabaya Industrial Estate Rungkut atau biasa disingkat menjadi SIER, adalah sebuah perusahaan yang mengelola kawasan industri seluas 332 hektar di perbatasan Surabaya dan Sidoarjo, serta seluas 563 hektar di Kabupaten Pasuruan. Hingga tahun 2022, Danareksa memegang 50% saham perusahaan ini, sementara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kota Surabaya masing-masing memegang 25% sisanya.

Sejarah

Perusahaan ini didirikan oleh Pemerintah Indonesia, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Kota Surabaya pada tahun 1974. Perusahaan ini kemudian membebaskan lahan seluas ± 245 hektar di Rungkut, Surabaya (kini terbagi menjadi Rungkut, Tenggilis Mejoyo, dan Gunung Anyar) untuk dijadikan kawasan industri. Lokasi tersebut dinilai strategis, karena dekat dengan jalan tol, jalan nasional, pelabuhan, dan bandara. Pada tahun 1980, perusahaan ini mulai membangun Instalasi

Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk menetralisasi limbah dari pabrik-pabrik di kawasan industri tersebut sebelum dialirkan ke Sungai Tambak Oso. IPAL tersebut pun mulai dioperasikan setahun kemudian. Pada tahun 1985, perusahaan ini membebaskan lahan seluas ± 87 hektar di Berbek, Sidoarjo, dan kemudian disambungkan dengan kawasan industri yang telah ada di Rungkut.

Pada tahun 1989, perusahaan ini membebaskan lahan seluas ± 497 hektar di Rembang, Pasuruan untuk dijadikan kawasan industri dengan nama Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER). Pada tahun 1995, perusahaan ini mulai membangun IPAL di PIER. PIER juga dilengkapi dengan kawasan berikat seluas 50 hektar. Perusahaan ini kemudian mulai menyewakan Bangunan Pabrik Siap Pakai (BPSP), pergudangan, perkantoran, dan Sarana Usaha Industri Kecil (SUIK). Pada tahun 2000, perusahaan ini mendirikan anak usaha bernama PT SIER Puspa Utama untuk berbisnis di bidang konstruksi, pengadaan, dan perdagangan.

Pada tahun 2012, perusahaan ini menambah kapasitas penampungan limbah industri di PIER, sehingga menjadikan IPAL di PIER sebagai yang terbesar di Jawa Timur. Pada tahun 2013, perusahaan ini membebaskan lahan seluas ± 63 hektar di Rembang, untuk memperluas PIER. Pada tanggal 24 Januari 2022, pemerintah Indonesia resmi menyerahkan 50% saham perusahaan ini ke Danareksa, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di lintas sektor.

Kawasan industri

Pintu gerbang masuk kawasan industri PIER

Surabaya Industrial Estate Rungkut, seluas 245 hektar, terbagi menjadi 309 lokasi, dan telah ditempati oleh 267 perusahaan, yakni 21 perusahaan PMA dan 246 perusahaan PMDN, yang mempekerjakan 45.953 orang.

Sidoarjo Industrial Estate Berbek, seluas 87 Ha, terbagi menjadi 129 lokasi, dan telah ditempati oleh 103 perusahaan, yakni 14 perusahaan PMA dan 89 perusahan PMDN, yang mempekerjakan 19.183 orang.

Pasuruan Industrial Estate Rembang, seluas 563 hektar, terbagi menjadi 164 lokasi, dan telah ditempati oleh 87 perusahaan, yakni 45 perusahaan PMA dan 42 perusahaan PMDN, yang mempekerjakan 23.199 orang.

Sumber Artikel :

Wikipedia

Selengkapnya
Surabaya Industrial Estate Rungkut

Perwilayahan Industri

Mengenal Sejarah Perkembangan PT Intiland

Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman pada 27 April 2024


PT Intiland Development Tbk adalah sebuah perusahaan properti yang berkantor pusat di Jakarta. Hingga akhir tahun 2020, perusahaan ini memiliki 34 properti yang tersebar di Pulau Jawa.

Sejarah

Perusahaan ini didirikan oleh Hendro Santoso Gondokusumo pada tahun 1983 dengan nama "PT Wisma Dharmala Sakti". Sebelum mendirikan perusahaan ini, pada dekade 1970-an, Hendro Gondokusumo telah mengembangkan Perumahan Taman Cilandak di Jakarta Selatan dan Kota Satelit Darmo di Surabaya. Proyek pertama perusahaan ini adalah pengembangan Perumahan Taman Harapan Indah di Jakarta. Pada bulan Januari 1986, perusahaan ini menyelesaikan pembangunan Intiland Tower di Jakarta.

Pada bulan Januari 1989, perusahaan ini mulai mengembangkan perumahan pertama di Asia Tenggara yang dibangun di atas lahan hasil reklamasi, yakni Perumahan Pantai Mutiara di Pluit, Jakarta Utara. Perusahaan ini juga mulai mengembangkan Perumahan Taman Semanan Indah di Jakarta. Pada bulan Januari 1990, perusahaan ini mulai mengembangkan Ngoro Industrial Park di Mojokerto. Pada bulan Juni 1991, perusahaan ini mengubah namanya menjadi "PT Dharmala Intiland", dan pada tanggal 1 September 1991, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Jakarta.

Pada bulan Januari 1992, perusahaan ini mulai mengembangkan perumahan bertema golf pertama di Surabaya, yakni Graha Famili. Pada bulan Januari 1997, perusahaan ini menyelesaikan pembangunan Intiland Tower Surabaya. Pada bulan Januari 1998, perusahaan ini menyelesaikan pembangunan Kondominium Kintamani, salah satu dari hanya sedikit proyek yang berhasil diserahkan kepada para pembelinya selama krisis finansial Asia 1997 di Indonesia. Pada tahun 2007, perusahaan ini melakukan restrukturisasi dan bertransformasi menjadi "PT Intiland Development Tbk".

Pada bulan Februari 2010, perusahaan ini meluncurkan Kondominium 1Park Residences di Jakarta, dan pada bulan Juni 2010, perusahaan ini mulai mengembangkan Graha Natura di Surabaya. Pada bulan Agustus 2010, melalui PT Intiwhiz International, perusahaan ini berhasil menyelesaikan pembangunan Whiz Hotel Yogyakarta. Pada bulan Oktober 2011, perusahaan ini mulai mengembangkan Perumahan Serenia Hills di Jakarta Selatan dan Aeropolis di dekat Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Pada bulan November 2011, perusahaan ini meluncurkan kawasan bisnis terpadu South Quarter di Jakarta Selatan. Pada bulan Januari 2012, perusahaan ini meresmikan National Hospital Surabaya, dan pada bulan September 2012, perusahaan ini mulai mengembangkan Kondominium Sumatra36 di Surabaya.

Pada bulan April 2013, perusahaan ini mulai membangun Kondominium 1Park Avenue di Jakarta Selatan dan meluncurkan kawasan terpadu Praxis di Surabaya. Pada bulan Juni 2014, perusahaan ini mendivestasi 60% saham PT Intiland Infinita dan mulai membangun Regatta tahap II di Jakarta. Pada bulan Oktober 2014, perusahaan ini mulai mengembangkan Spazio Tower di Surabaya. Pada bulan Desember 2014, perusahaan ini berhasil menyelesaikan pembangunan Kondominium Sumatra36 di Surabaya. Pada bulan Januari 2015, perusahaan ini menyelesaikan pembangunan South Quarter di Jakarta, dan berhasil meraih sertifikasi Gold berdasarkan penilaian desain dari Green Building Council Indonesia (GBCI). Pada bulan Juli 2015, perusahaan ini meluncurkan Kondominium Graha Golf di kompleks Graha Famili di Surabaya. Pada bulan Januari 2016, perusahaan ini meluncurkan hunian vertikal The Rosebay di Surabaya, dan pada bulan Mei 2016, perusahaan ini membuka South Quarter DOME di Jakarta.

Pada bulan September 2016, perusahaan ini mulai mengembangkan Graha Natura tahap II di Surabaya. Bersama GIC asal Singapura, perusahaan ini mulai mengembangkan South Quarter tahap II pada bulan Maret 2017 dan mulai mengembangkan Fifty Seven Promenade pada bulan Agustus 2017. Pada bulan Januari 2018, melalui kolaborasi dengan pengembang lokal, perusahaan ini meletakkan batu pertama pembangunan perumahan rakyat di Pacitan. Pada bulan November 2018, perusahaan ini meluncurkan apartemen SQ Res yang merupakan pengembangan tahap II dari South Quarter di Jakarta Selatan. Pada bulan April 2019, perusahaan ini menjalin kerja sama strategis untuk mengembangkan Poins.

Sumber Artikel : Wikipedia

Selengkapnya
Mengenal Sejarah Perkembangan PT Intiland
page 1 of 1