Startup

Startup Edutech Ini Kerja Sama dengan Kemendikbud untuk Selenggarakan Kampus Merdeka

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 30 April 2024


PT Greatedu Global Mahardika (Greatedu) kembali menambah portofolio sebagai salah satu perusahaan yang concern di bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM) ramah teknologi. Kali ini, platform pendidikan digital tersebut berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). “Greatedu berkolaborasi dengan Kemendikbud untuk menyelenggarakan kampus merdeka, kerja sama ini juga merupakan salah satu target perusahaan pada 2022,” ujar Chief Executive Officer (CEO) PT Greatedu Global Mahardika (Greatedu) Ade Irma Setya Negara dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (27/7/2022).

Menurut Irma, dalam kolaborasi tersebut Greatedu sudah men-submit dua aktivitas, yaitu data analyst dan UI/UX. Dia mengatakan, Studi Independen Bersertifikat adalah bagian dari program Kampus Merdeka yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas, namun tetap diakui sebagai bagian dari perkuliahan.

Program ini diperuntukan bagi mahasiswa yang ingin membekali diri dalam dunia industri dengan menguasasi kompetensi yang sesuai. Dalam hal ini yang dipelajari mencakup, pertama, mempelajari kompetensi yang spesifik, praktis, dan dibutuhkan pada masa mendatang. Kedua, berinteraksi dengan para pakar untuk memahami penerapannya. Ketiga, mempraktekkan kompetensi tersebut dalam sebuah proyek riil.

"Para mahasiswa yang mengikuti juga akan mendapatkan pembelajaran yang relevan yakni ilmu praktis dan sertifikasi sesuai dengan kebutuhan industri. Mengubah aspirasi jadi aksi yakni kesempatan untuk masuk ke jalur karir yang diinginkan," jelas Irma. Selain itu, tutur Irma, mahasiswa juga bisa berkreativitas tanpa batas dengan adanya pengalaman mengimplementasikan ilmu yang sesuai standar industri.

"Membangun dan memperluas koneksi yakni berjejaring dengan pihak-pihak yang relevan dengan karir pilihan. Jadi harapannya peserta Studi Independen Bersertifikat dapat mengikuti dengan maksimal, karena aktivitas ini akan dikonversi dengan 20 SKS di bangku kuliah,"ujar dia.

"Apalagi saat ini link and match antara dunia pendidikan dan industri masih jadi tantangan besar bagi para penggerak pendidikan. Mahasiswa yang sudah terbiasa dengan dunia industri tentunya akan lebih berpeluang dalam dunia kerja," ujar Irma. Dia menambahkan, pelaksanaan kolaborasi dengan Kemendikbud berlangsung selama lima bulan.


Sumber: tribunnews.com

Selengkapnya
Startup Edutech Ini Kerja Sama dengan Kemendikbud untuk Selenggarakan Kampus Merdeka

Startup

Startup MySkill Karya Alumni ITB Raih Pendanaan East Venture

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 30 April 2024


Salah satu startup teknologi pendidikan (edutech) karya anak bangsa, MySkill, meraih pendanaan tahap awal dari East Venture. Perusahaan venture capital terkemuka di Asia Tenggara inipun merupakan investor pertama pada unicorn Indonesia, yakni Tokopedia dan Traveloka.

Menurut Co-Founder dan Chief Executive Officer MySkill, Angga Fauzan, dana itu akan mempercepat misinya dalam mendukung para pencari kerja di Indonesia untuk menggapai karir impian mereka. "Kami sangat berterima kasih dan menghargai dukungan pendanaan ini dari East Ventures," ujar Angga di Bandung, Rabu (18/5).

Meski tidak menyebut nilai yang diinvestasikan, menurut Angga, startup rintisannya yang fokus terhadap persiapan karir dan pengembangan skill bagi kaum muda ini akan mengalokasikan pendanaan tersebut untuk mempercepat ekspansi serta mengembangkan produk yang ditawarkan.

Saat ini, kata dia, MySkill mengembangkan metode penggabungan tiga jenis pembelajaran yakni Independen, Interaktif, dan Privat. Tiga solusi pembelajaran utama ini termasuk Mentoring Privat, Bootcamp Interaktif, dan Video E-Learning On-Demand.

Kombinasi dari berbagai solusi ini, kata dia, diharapkan memberikan pengalaman belajar yang lebih mendalam, di mana secara langsung akan bermanfaat dan mempertajam keterampilan para pengguna dalam mendapatkan pekerjaan impian mereka.

"Kombinasi ini dapat menghadirkan hasil yang lebih baik dari proses pembelajaran. Dengan solusi inovatif yang memastikan hasil pembelajaran yang lebih baik, kami berharap akan menciptakan efek domino dalam menghasilkan dampak sosial dan ekonomi yang lebih baik di Indonesia," paparnya.

Angga menjelaskan, MySkill didirikan pada pertengahan tahun 2021 bersama Erahmat selaku Co-Founder & Chief Business Officer. Keduanya menyadari akan kesenjangan keterampilan yang sangat besar antara dunia akademik dan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja. "Karena ada kesenjangan itu, berujung pada banyak orang kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang layak," katanya.

Kondisi inipun, kata dia, tercermin pada studi JP Morgan dan Singapore Management University yang menemukan bahwa salah satu penyebab rendahnya jumlah tenaga kerja berkualitas di Indonesia dikarenakan kesenjangan antara dunia akademik dan industri. "Situasi ini diperparah oleh pandemi yang akibatnya dirasakan oleh lebih dari 29 juta pekerja di Indonesia. Ini menurut data Badan Pusat Statistik (BPS)," katanya.

Berdasarkan itu, MySkill mendemokratisasi peningkatan keterampilan dan pencarian pekerjaan untuk lebih dari 70 juta tenaga kerja muda di Indonesia. Saat ini, startup edutech ini telah memiliki lebih dari 700.000 pengguna dalam waktu kurang dari satu tahun sejak beroperasi. Principal East Ventures, Devina Halim, memastikan pihaknya sangat antusias dalam menjadikan MySkill sebagai bagian dari portofolionya.

Devina pun meyakini, MySkill akan menjadi solusi yang tepat dalam memastikan kesiapan dunia akademik dan keterampilan penggunanya dalam mendapatkan pekerjaan impian. "Melihat kesenjangan besar yang dihadapi ketenagakerjaan Indonesia saat ini, kami percaya MySkill dapat membawa lebih banyak pertumbuhan serta dampak ke industri tenaga kerja di Indonesia," katanya. Untuk diketahui, MySkill berbasis di Indonesia yang didirikan oleh Angga dan Erahmat, kawan semasa kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Mereka berdua telah berkecimpung di dunia pendidikan dan bisnis selama lebih dari enam tahun.

Angga mulai membangun organisasi komunitas pendidikannya di ITB dan mendapatkan nominasi Edinburgh Student Awards saat menempuh magister di Britania Raya. Angga juga telah bekerja sebagai profesional di bidang marketing selama lebih dari 6 tahun di berbagai startup seperti Zenius dan Bibit. Sedangkan Erahmat saat ini sedang menyelesaikan studi PhD-nya di Korea Selatan, sesaat usai menyelesaikan S1 di ITB.
 

Sumber: republika.co.id

Selengkapnya
Startup MySkill Karya Alumni ITB Raih Pendanaan East Venture

Startup

Startup Edutech Quipper Dukung Belajar Siswa Lewat Fitur dan Materi Baru

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 30 April 2024


Startup edutech Quipper menghadirkan materi dan fitur baru untuk mendukung belajar siswa. Quipper juga memutakhirkan aplikasi dan memperkenalkan figur inspiratif 'Teman Belajar Quipper.' Peningkatan dan update layanan dan fitur baru Quipper ini bertujuan agar siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna dan nyaman untuk mengejar ketertinggalan capaian belajar atau learning loss akibat pandemi.

Sekadar informasi, dua tahun terakhir saat pandemi, learning loss memicu capaian belajar yang menurun. Untuk itu, dibutuhkan pemulihan pada sektor pendidikan agar bisa bangkit dari ketertinggalan. Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi learning loss adalah dengan melakukan pembelajaran tatap muka 100 persen.

Dikatakan oleh Subkor Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Bidang SMP dan SMA Disdik DKI, Horale Tua Simanullang, kini sebagian besar sekolah telah melakukan PTM 100 persen. "Kami terus mendorong proses belajar dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi," katanya. Di samping PTM 100 persen, teknologi terbukti menjadi solusi dalam pembelajaran jarak jauh, PTM, atau pembelajaran campuran. Sejumlah sekolah telah menerapkan teknologi dalam berbagai metode pembelajaran.

Perlu digarisbawahi juga, kesehatan mental menjadi salah satu faktor penyebab learning loss. Untuk itulah, Quipper sebagai platform teknologi yang menjadi bagian dari ekosistem pendidikan Indonesia menghadirkan fitur, materi baru, dan memperkenalkan teman belajar bagi para siswa. Head of Marketing Quipper Indonesia Dedy Purwanto menyebut, Quipper mengusung campaign #JadiLebihSiap untuk menambah semarak momen kembali ke sekolah.

"Quipper ingin hadir di setiap momen belajar siswa, baik yang sedang beradaptasi dengan pembelajaran tatap muka, mempertahankan prestasi belajar, hingga mengantarkan mereka meraih sekolah atau kampus impian melalui teman belajar figur inspiratif dan menambah sejumlah fitur dan materi baru," katanya.

Untuk tambahan materi baru, Quipper mengumumkan Paket Intensif SIMAK UI, Quipper Video After School, dan Quiper Video English. Sementara fitur baru yang dihadirkan meliputi Tes Kesiapan Belajar, Tes Uji Potensi, Profil Belajar, Prestasi Belajar, Forum Diskusi, Koin & XP, Live Class, serta Virtual Coaching.

Kini, Quipper juga hadir untuk pengguna iOS dan bisa diakses melalui smartphone atau desktop. Quipper Video Masterclass Manager Hanani Faiza menyebut, kenyamanan dan kebutuhan belajar siswa jadi prioritas Quipper untuk memberi pengalaman belajar berkualitas.

Sesuaikan Kebutuhan Siswa

Untuk itulah, Quipper menambah fitur dan materi baru secara berkala yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. "Masing-masing materi dan fitur memiliki tujuannya sendiri. Seperti materi Kurikulum Merdeka untuk menunjang siswa yang telah mengikuti implementasi kurikulum tersebut di sekolah," katanya.

Kemudian, materi Quipper Video English fokus pada pembelajaran Bahasa Inggris di luar kurikulum sekolah. Lalu, adanya fitur Profil Belajar dan Tes Kesiapan Belajar bertujuan untuk membantu siswa mencapai tujuan belajarnya. Fitur Forum Diskusi, Live Class, dan Virtual Coaching bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar online yang interaktif.

Sementara, fitur Prestasi Belajar dan Koin & XP hadir untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Quipper juga berkolaborasi dengan sjumlah figur publik berprestasi seperti Reybong, Jemimah Cita, dan Alshad Ahmad. Tujuannya untuk menginspirasi siswa, baik di bidang akademik atau non-akademik.


Sumber: liputan6.com

Selengkapnya
Startup Edutech Quipper Dukung Belajar Siswa Lewat Fitur dan Materi Baru

Startup

Startup Edutech Habiskerja Buka Program 1000 Beasiswa untuk Dongkrak Kemampuan Digital

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 30 April 2024


Startup edutech Habiskerja mengumumkan saat ini tengah membuka program 1000 beasiswa yang diperuntukkan ke mahasiswa dan fresh graduate. Para mahasiswa dan fresh graduate yang terpilih nantinya akan mendapatkan mentoring langsung dari ahli di berbagai bida digital perusahaan ternama di Indonesia. Dalam keterangan resmi yang diterima, Minggu (3/7/2022), program ini diharapkan bisa melihat besarnya digital skill di era digital yang makin berkembang beberapa tahun ke depan. Program ini sekaligus meningkatkan inklusivitas digital skill di kalangan mahasiswa.

Perlu diketahui, Habiskerja hadir dengan visi menyukseskan transformasi digital di Indonesia. Selain membantu para job-seeker untuk memulai karir digital, Habiskerja juga berfokus menjembatani para pekerja kantoran, fresh graduate, dan mahasiswa menambah pemasukan lewat pekerjaan paruh waktu. Habiskerja juga menawarkan peningkatan kemampuan yang fleksibel dengan metode video-based learning. Namun tidak hanya itu, startup ini juga rutin mengadakan sharing session untuk tiap kelas bagi member setiap bulannya.

Saat ini, pengenalan kemampuan digital memang dibutuhkan banyak kalangan. Terlebih, pandemi Covid-19 telah berdampak pada perubahan pola aktivitas masyarakat, termasuk pendorong digitalisasi di hampir semua sektor. "Sekarang itu udah zamannya GIG Economy dimana digital skill sangat dibutuhkan banyak kalangan. Skill ini menjadi salah satu skill yang sangat prospektif di masa depan," tutur Founder dan CEO Habiskerja.com Haitsam Shiddiq Siregar dalam Seminar Nasional di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Di samping itu, proses migrasi digitalisasi yang terjadi secara nasional membutuhkan banyak talenta sebagai roda penggerak. Karenanya, Habiskerja.com hadir untuk membantu talenta yang mengalami kesulitan bisa mulai menekuni digital skill sebagai profesi baru. Menurut Digital Marketing Consultant & Mentor di Habiskerja.com Muhammad Darun, di luar sana sebenarnya banyak talenta yang ingin terjun ke dunia digital, tapi masih bingung untuk memulai dari mana. Hal ini pun banyak dirasakan oleh para lulusan baru. "Nah, dengan adanya Habiskerja yang diprakarsai oleh mas Haitsam, semoga bisa membantu siapapun dalam memberikan pengarahan dan materi yang terstruktur dari pengalaman para expertise di bidangnya," ujarnya.


Sumber: liputan6.com

Selengkapnya
Startup Edutech Habiskerja Buka Program 1000 Beasiswa untuk Dongkrak Kemampuan Digital

Startup

Startup Edutech PHK 120 Karyawan Usai Sukses Galang Rp 6,8 T

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 30 April 2024


Pemangkasan karyawan terus berlanjut di kalangan startup dengan MasterClass, platform pendidikan daring, yang dilaporkan telah melakukan PHK terhadap 20% karyawan. Menurut CEO MasterClass, David Rogier, langkah ini diambil untuk menyesuaikan diri dengan kondisi makro yang memburuk dan mencapai kemandirian lebih cepat. Meskipun sekitar 120 orang di hampir seluruh tim terdampak PHK, tidak ada eksekutif C-suite yang terpengaruh, kata juru bicara MasterClass yang dikonfirmasi oleh TechCrunch.

Rogier menegaskan bahwa misi perusahaan untuk memungkinkan siapapun belajar dari yang terbaik tetap tidak berubah. Langkah sulit yang diambil diharapkan akan memperkuat posisi perusahaan, baik secara finansial maupun strategis, kata Rogier. Perusahaan akan menawarkan paket pesangon berupa 11 minggu gaji pokok kepada seluruh karyawan, dengan tambahan 1 minggu untuk setiap tahun yang dihabiskan di MasterClass.

MasterClass telah berkomitmen untuk menyediakan jaminan kesehatan karyawan sampai akhir tahun, serta memberikan layanan kesehatan mental dan bantuan kerja selama 3 bulan ke depan. Perangkat kantor, seperti laptop, juga bisa disimpan untuk penggunaan pribadi. Meskipun demikian, perusahaan tidak akan membekukan rekrutmen. Ketika ditanya lebih lanjut tentang penyebab PHK, juru bicara menunjuk pada pernyataan Rogier di Twitter dan LinkedIn.

Sebelumnya, MasterClass telah mengejutkan dengan menyediakan konten pendidikan jarak jauh yang aspirasional dari selebritas seperti Serena Williams dan Issa Rae. Mereka juga menawarkan konten berbayar bergaya dokumenter. MasterClass telah mengumpulkan lebih dari US$460 juta dalam pendanaan dari investor seperti IVP, NEA, dan Owl Ventures. Mereka menawarkan biaya berlangganan tahunan sebesar US$180 bagi pengguna untuk mengakses perpustakaan konten. Model berlangganan ini telah menjadi sumber pendapatan utama bagi MasterClass, mencakup sekitar 80% pendapatannya pada tahun 2018, dan kini menjadi 100%.


Sumber: cnbcindonesia.com

Selengkapnya
Startup Edutech PHK 120 Karyawan Usai Sukses Galang Rp 6,8 T

Startup

Banyak Startup PHK Karyawan, Kini Bertambah Jadi 10, Inilah Daftarnya

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 30 April 2024


Startup atau perusahaan rintisan di seluruh dunia saat ini tengah melewati masa atau tech winter. Sepanjang tahun ini saja, sudah terjadi 508 kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan startup di seluruh dunia. Dilansir dari  laman resmi Trueup https://www.trueup.io/layoffs, PHK tersebut berdampak pada 87.457  karyawan. Adapun, PHK terbaru karyawan startup dilakukan Arete IR yaitu startup yang bergerak di bidang cybersecurity.

Arete IR dikabarkan PHK 90 karyawan atau 25 persen dari jumlah karyawannya. Tech Winter di Indonesia juga terlihat, saat ini sudah ada 10 startup di Tanah Air mengikis jumlah karyawan sejak awal tahun. Berikut daftar Startup di Indonesia yang melakukan PHK sejak awal tahun:

  1. TaniHub Pada awal Maret 2022, TaniHub menghentikan seluruh layanan bisnis ke konsumen (B2C), termasuk menghentikan operasional gudang di Bandung dan Bali. Keputusan ini diambil untuk mempertajam fokus pada pertumbuhan segmen bisnis ke bisnis (B2B), yang menyebabkan PHK bagi sejumlah karyawan.

  2. SiCepat Sama seperti TaniHub, SiCepat mengumumkan PHK terhadap ratusan karyawan di berbagai departemen yang tidak memenuhi standar penilaian perusahaan. Jumlah karyawan yang terkena dampak tersebut kurang dari 1% dari total karyawan.

  3. LinkAja PT. Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja melakukan reorganisasi yang berdampak pada PHK sejumlah karyawan, dengan jumlah yang direorganisasi kurang dari 200 orang.

  4. Zenius Startup edukasi teknologi Zenius mengumumkan PHK kepada 25% karyawan mereka, disebabkan oleh dampak kondisi makroekonomi saat ini.

  5. JD.ID Startup e-commerce JD.ID mengakui adanya PHK sebagai bagian dari program restrukturisasi perusahaan, terkait dengan dampak penyebaran virus Corona di China yang memengaruhi bisnis online dan offline.

  6. Mobile Premier League Startup gim dan turnamen asal India Mobile Premier League menutup operasionalnya di Indonesia, yang berdampak pada PHK terhadap 10% karyawan atau sebanyak 100 orang.

  7. LINE Startup telekomunikasi LINE mengakui adanya PHK terhadap karyawan, tetapi jumlahnya tidak mencapai 80 karyawan seperti yang diberitakan. LINE sedang berfokus kembali pada bisnis teknologi keuangan di Indonesia.

  8. Beres.Id Startup asal Malaysia Koadim mengumumkan penutupan seluruh operasi layanannya, dengan alasan pandemi Covid-19. Semua entitas bisnis di Singapura dan Filipina juga akan ditutup.

  9. Pahamify Startup edutech Pahamify mengonfirmasi PHK kepada sejumlah karyawan sebagai bagian dari adaptasi terhadap kondisi makroekonomi yang sedang terjadi.

  10. Mamikos Startup penyedia layanan pencarian dan sewa kos hunian sementara, Mamikos, mengkonfirmasi adanya PHK kepada karyawan karena adanya restrukturisasi yang dipertimbangkan berdasarkan kondisi pasar dan ekonomi.


Sumber: teknologi.bisnis.com

Selengkapnya
Banyak Startup PHK Karyawan, Kini Bertambah Jadi 10, Inilah Daftarnya
page 1 of 4 Next Last »