Pertanian

LoT dan Smart Livestock Farming untuk Tingkatkan Efisiensi Usaha Peternakan

Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi pada 25 April 2024


Upaya peningkatan produktivitas dan mutu produk peternakan dilandasi oleh bebera hal. Diantaranya perubahan iklim global, penurunan lahan pertanian/peternakan, dan tuntutan gaya hidup akan konsumsi produk peternakan berkualitas. Serta jumlah penduduk yang meningkat tiap tahun, secara otomatis akan menaikkan permintaan pangan produk peternakan. Seperti daging ayam, daging sapi, susu, dan telur.

Disisi lain kondisi tersebut menjadi tantangan yang melahirkan permasalahan dan kendala bagi para peternak dan industri peternakan. Yakni ketidakmampuan mencapai keseimbangan pembiayaan antara biaya input, biaya operasional produksi, dan rendahnya harga jual produk. Persaingan begitu kuat antar peternak mandiri dan perusahaan peternakan untuk mempertahankan usaha dengan meningkatkan efisiensi. Sedangkan yang tidak mampu maka akan merugi dan bangkrut.

Oleh karenanya diperlukan penerapan IoT (Internet of Thing) dengan memanfaatkan sistem internet dan perangkat lain dalam manajemen usaha peternakan. Agar dapat meningkatkan efisiensi usaha, menghindari terjadinya defisit anggaran/ pembiayaan, dan mampu mempertahankan usaha yang dikelola.

Model ini terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras terdiri dari sensor untuk koleksi data di lapangan atau menggunakan kamera, perangkat input data, pengirim data ke pusat data, pusat data dan pemroses data, output data yang bisa diakses di PC, laptop atau di hand phone (HP) (Gambar 1).

Gambar 1. Sistem IoT dalam peternakan sapi potong

Sumber: BNAMERICAS, (2016)

Gambar diatas mengilustrasikan sistem kerja IoT dalam Smart Beef cattle management. Pada ternak sapi dilengkapi dengan dua macam perangkat yaitu sensor yang mencatat kondisi sapi dan perangkat untuk identitas sapi (misalnya chip untuk nomor sapi). Pada sensor dilengkapi pengirim pesan data dan indentiitas sapi, yang dapat diterima oleh GPRS, diteruskan ke sistem internet (cloud) yang kemudian bisa diterima oleh laptop atau HP (misalnya sistem Android) melalui online.

Sedangkan perangkat lunak (software) dipergunakan untuk menangkap dan mengolah data denga output sesuai dengan kebutuhan, misalnya jumlah, rata-rata, rangking, rentang waktu, dsb sehingga keputusan bisa diambil secara cepat dan akurat.

Data yang diinputkan ke sistem sesuai kebutuhan dan tujuan manajemen peternakan. Misalnya, untuk sistem manajemen peternakan secara lengkap perlu melibatkan data dasar: bangsa tenak, jenis kelamin, umur, pakan dan manajemen pakan. Sedangkan data yang akan dianalisis bisa meliputi status nutrisi ternak, body condition score (BCS), status reproduksi, keberhasilan perkawinan, bobot lahir, bobot sapih, pertumbuhan, konformasi tubuh, warna tubuh, dan status kesehatan.

Gambar 2. Ilustrasi pemantauan kondisi ternak domba yang digembalakan di padang rumput

Sumber:  (James, 2020)

Selanjutnya pada gambar 2 merupakan contoh ilustrasi peternakan domba yang dilepas di pandang gembalaan (pasture) dikontrol keberadaannya, kondisinya, dan kesehatannya menggunakan sensor gerah, interaksi, dan aktivitasnya. Hasil pembacaan sensor aktivitas yang dilengkapi dengan perangkap penyimpan sementara dan pengirim (transmitter) dikirimkan ke penerima atau receiver untuk diteruskan ke server untuk disimpan atau dibaca langsung oleh perangkat komputer atau laptop atau HP. Maka di perangkat pembaca inilah kita melakukan analisis dan pemantauan terhadap ternak, sehingga kita bisa menentukan langkah-langkah strategis terhadap perlakuan apa yang harus diberikan kepada individu ternak.

Many of the challenges to the welfare of animal in the world – including a lack of supervision, provision of feed, risk of predation, and long-distance transport to slaughter – arise from the constraints imposed by the harsh climatic and geographic conditions in which they are often reared,” (James, 2020)

Ruang lingkup penggunaan IoT dalam smart farming

Smat farming bidang peternakan ialah penerapan semua teknologi atau kreasi untuk meningkatkan efisiensi dan efekstivitas usaha, sehingga diperoleh pendapatan dan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa penerapan teknologi atau kreasi baru.

IoT merupkan teknologi pendukung utama dalam penerapan smart farming bidang peternakan yang sangat membantu dalam pemantauan, dokumentasi dan analisis data. Maka keputusan dan tindakan dapat segera diambil tanpa harus menunggu pengumpulan data oleh petugas, kemudian tabulasi dan analisis data yang memakan waktu sangat panjang dan memerlukan tenaga ekstra yang cukup melelahkan.

Kemudahan yang didapat setelah menerapkan IoT pada peternakan sapi perah menurut Phil Dawsey,( 2017) dari Perusahaan  Precision Ag Biotech UB antara lain :

  1. Monitoring dan rekording reproduksi ternak, (mengetahui fase estrus indukan untuk menjadwalkan perkawinan, serta mendeteksi waktu menjelang melahirkan). Dengan diketahui stuatus reproduksi dan penangannya peternak akan mendapat kepastian efisiensi reproduksi dan akan dapat meningkatkan pendapatan peternak;
  2. Pemantauan tingkah laku makan pada ternak. Dengan menggunakan IoT peternak bisa memantau dari jarak jauh menggunakan aplikasi yang sudah diinstal pada HP atau komputer bagaimana keaktifan ternak makan, bagaimana kondisi pakan, sehingga dengan mudah bisa segera ditangani apabila pakan ternak habis atau ada ternak yang kurang aktif makan;
  3. Memantau kesehatan ternak. IoT juga memungkinkan untuk memantau dari jarak jauh mengenai kondisi kesehatan ternak berdasarkan ciri-ciri fisik atau fisiologis ternak. Dalam waktu yang bersamaan (real time) peternak dapat mengetahui secara langsung kondisi kesehatan umum setiap ternak, sehingga dapat segera melakukan penanganan dan pemeriksaan lanjut;
  4. Pemantauan produksi susu. Produksi susu yang merupakan produk utama harian dari peternakan sapi perah dapat direkord setiap hari dan dianalisis datanya secara otomatis oleh sistem ini, sehingga peternak dapat memantau kenormalan produksi susu masing-masing individu ternak;
  5. Tracking lokasi ternak. IoT juga dapat dirancang untuk melakukan pelacakan posisi ternak sescara individu sehingga dapat dengan mudah melakukan perlakuan bagi ternak yang memerlukan penanganan, misalnya ternak yang akan melahirkan, ternak berahi, ternak yang mengalami gangguan kesehatan, dsb.

Gambar 3. Penerapan IoT untuk mengontrol produksi susu pada sapi perah

Sumber: Libelium, (2019)

Penggunaan IoT dalam praktek smart dairy farming memberikan layanan pengumpulan informasi yang akurasinya mencapai 92 – 97 % mengenai kondisi lingkungan seperti suhu lingkungan, kelembangan, tekanan udara, kondisi sapi dan beberapa parameter lain ternya mampu meningkatkan produksi susu sampai 18 persen. Ini merupakan lonjakan efisiensi usaha yang sangat bermakna sehingga dapat mendukung optimalisasi dan keberlanjutan usaha Libelium, (2019).

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) merupakan salah satu lembaga yang pertama dalam menerapkan teknologi IoT dalam Smart Poultry Farming sistem kandang tertutup (closed house) untuk ayam petelur. Yangmana merupakan kerjasama hibah dari PT. Charoen Pokphan Indonesia.

IoT ini diterapkan untuk mengontrol suhu dan klimat mikro kandang, mengontrol produksi telur, data telur, tingkah laku konsumsi pakan, keadaan pakan yang tersedia, ayam sakit, ayam kanibal, kondisi ayam dalam kandang secara keseluruhan, rekording, dokumentasi dan analisis data secara waktu nyata atau real time, yang semuanya dapat dipantau menggunakan HP operator.

Dengan penerapan teknologi IoT dalam manajemen peternakan, maka berbagai keuntungan bisa diperoleh seperti meringankan beban kerja, mempecepat pemantauan, pengambilan keputusan serta sistem data, dimana sistem data ini umumnya merupakan masalah sangat besar untuk budaya peternakan di Indonesia. Berbagai efisiensi diperoleh dengan smart farming peternakan ini, sehingga diaharapkan akan mampu meningkatkan efisiensi usaha dan keuntungan yang diperoleh peternak.

Sumber: https://fapet.ub.ac.id/

Selengkapnya
LoT dan Smart Livestock Farming untuk Tingkatkan Efisiensi Usaha Peternakan

Pertanian

Menggali Lebih dalam tentang Tempat Penampungan Hewan

Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi pada 25 April 2024


"Dog pound" dialihkan ke sini. Untuk grup rap, lihat Tha Dogg Pound. Untuk bagian pemandu sorak Cleveland Browns, lihat Dawg Pound. Untuk film, lihat Dog Pound (film). Untuk lingkungan yang dikenal sebagai Dogpound, lihat Brookhaven, Fresno, California.

Tempat penampungan hewan atau penampungan hewan adalah tempat penampungan hewan yang tersesat, hilang, ditelantarkan, atau yang diserahkan - sebagian besar anjing dan kucing - ditampung. Kata "pound" berasal dari tempat penampungan hewan di komunitas pertanian, di mana hewan ternak yang tersesat akan dikandangkan atau disita sampai mereka diklaim oleh pemiliknya.

Meskipun tempat penampungan tanpa pembunuhan ada, terkadang ada kebijakan untuk menyuntik mati hewan yang tidak diklaim dengan cukup cepat oleh pemilik sebelumnya atau pemilik baru. Di Eropa, dari 30 negara yang diikutsertakan dalam survei, hanya enam negara (Austria, Republik Ceko, Jerman, Yunani, Italia, dan Polandia) yang mengizinkan eutanasia untuk hewan yang tidak diadopsi.

Terminologi

Industri penampungan memiliki terminologi untuk bidang pekerjaan mereka yang unik, dan meskipun tidak ada standar yang pasti untuk definisi yang konsisten, banyak kata yang memiliki arti berdasarkan penggunaannya.

Pengawasan hewan memiliki fungsi kota untuk mengambil anjing dan kucing liar, dan menyelidiki laporan penyiksaan hewan, gigitan anjing, atau serangan hewan. Hal ini juga dapat disebut perawatan dan pengendalian hewan, dan sebelumnya disebut penangkap anjing atau pengendalian rabies. Hewan peliharaan yang tersesat, hilang, atau ditelantarkan yang dipungut dari jalanan biasanya dibawa ke tempat penampungan hewan setempat, atau tempat penampungan. Kasus-kasus hewan liar yang tidak rumit biasanya ditampung untuk jangka waktu tertentu, yang disebut penampungan hewan liar. Setelah periode penahanan, hewan dianggap telah dilepaskan oleh pemiliknya, dan dapat diadopsi. Hewan yang terlibat dalam serangan atau gigitan akan ditempatkan di karantina dan tidak dapat diadopsi hingga investigasi atau kasus hukumnya selesai. Kepentingan pengendalian hewan terutama adalah keselamatan publik dan pengendalian rabies.

Banyak kebijakan tempat penampungan yang mengizinkan individu untuk membawa hewan ke tempat penampungan, yang sering disebut penyerahan pemilik, atau penyerahan hewan. Tempat penampungan terbuka akan menerima hewan apa pun tanpa memandang alasannya, dan biasanya merupakan tempat penampungan yang dikelola oleh pemerintah kota atau tempat penampungan swasta yang memiliki kontrak untuk beroperasi untuk pemerintah kota. Tempat penampungan kota dapat membatasi hewan yang masuk hanya dari daerah tempat mereka beroperasi. Tempat penampungan yang dikelola memerlukan perjanjian dan akan membatasi penerimaan hewan agar sesuai dengan sumber daya yang tersedia. Tempat penampungan dengan penerimaan terbatas biasanya merupakan tempat penampungan swasta atau nirlaba tanpa kontrak dari pemerintah kota, dan mereka dapat membatasi penerimaan hewan hanya untuk hewan yang sangat mudah diadopsi dan sehat.

Seekor hewan di tempat penampungan memiliki empat kemungkinan: dikembalikan ke pemiliknya, diadopsi, dipindahkan ke tempat penampungan atau fasilitas penyelamatan lain, atau eutanasia. Pengembalian ke pemilik adalah ketika hewan liar, yang ditemukan dan ditempatkan di tempat penampungan, diambil oleh pemiliknya. Sebagian besar tempat penampungan hewan melakukan adopsi, di mana hewan yang ada di tempat penampungan diberikan atau dijual kepada individu yang akan memelihara dan merawatnya. Beberapa tempat penampungan bekerja sama dengan organisasi penyelamat, memberikan hewan untuk diselamatkan daripada mengadopsinya kepada individu. Beberapa yurisdiksi mewajibkan tempat penampungan untuk bekerja sama dengan organisasi penyelamat; beberapa tempat penampungan menggunakan organisasi penyelamat untuk melepaskan hewan yang memiliki masalah kesehatan atau perilaku yang tidak dapat mereka tangani. Banyak tempat penampungan yang mempraktikkan eutanasia.

Eutanasia adalah tindakan mematikan hewan. Tempat penampungan dengan tingkat kematian yang tinggi melakukan eutanasia pada banyak hewan yang mereka terima; tempat penampungan dengan tingkat kematian yang rendah melakukan eutanasia pada sedikit hewan dan biasanya menjalankan program untuk meningkatkan jumlah hewan yang dilepaskan hidup-hidup. Tingkat pelepasliaran satwa hidup di pusat penyelamatan adalah ukuran jumlah satwa yang keluar dari pusat penyelamatan dalam keadaan hidup dibandingkan dengan jumlah satwa yang mereka terima. Pusat penyelamatan tanpa membunuh menerapkan tingkat pelepasliaran hidup yang sangat tinggi, seperti 90%, 95%, atau bahkan 100%. Karena tidak ada standar pengukuran, beberapa tempat penampungan membandingkan pelepasliaran hidup dengan jumlah satwa yang sehat dan dapat diadopsi, sementara yang lain membandingkan pelepasliaran hidup dengan setiap satwa yang mereka terima - oleh karena itu, istilah pembunuhan tinggi, pembunuhan rendah, dan tanpa pembunuhan bersifat subyektif.

Mitra tempat penampungan termasuk kelompok penyelamat, pengasuh dan tempat perlindungan. Kelompok penyel amat sering kali akan menarik anjing dari tempat penampungan, sehingga membantu mengurangi jumlah hewan di tempat penampungan. Kelompok penyelamat sering kali mengkhususkan diri pada jenis anjing tertentu, atau mereka menarik hewan yang sulit diadopsi seperti hewan yang memiliki masalah kesehatan atau perilaku dengan tujuan untuk merehabilitasi hewan tersebut untuk diadopsi di masa depan. Banyak penyelamatan tidak memiliki lokasi fisik, tetapi beroperasi di rumah atau dengan mitra asuh. Pengasuh akan membawa hewan untuk sementara waktu dari tempat penampungan ke rumah mereka untuk memberikan perhatian atau perawatan khusus, seperti anak anjing yang baru lahir, atau hewan yang baru sembuh dari sakit. Suaka satwa merupakan alternatif dari eutanasia untuk satwa yang sulit diadopsi; suaka satwa merupakan penempatan permanen yang dapat berupa kandang yang aman dan perawatan oleh staf yang berpengalaman dalam menangani satwa yang mengalami agresi serius atau masalah perilaku yang permanen, atau rumah untuk satwa tua yang akan dirawat sampai kematiannya secara alami. Adopsi dan pengiriman ke tempat penyelamatan atau suaka adalah penempatan permanen; pengasuhan adalah penempatan sementara.

Penyelamatan ec eran mengambil keuntungan dari hak pilih pertama atas persediaan hewan yang gratis atau murah dari tempat penampungan untuk membalikkan hewan yang ditarik dari tempat penampungan di bawah bendera 'adopsi', dengan sedikit atau tidak ada pelatihan ulang atau perawatan hewan di antara waktu menarik anjing dan menjualnya. Mereka juga dapat memperoleh hewan dengan harga murah dari pelelangan atau pabrik anak anjing dan meminta bayaran tinggi untuk adopsi dengan alasan telah 'menyelamatkan' hewan tersebut. Tempat penampungan ritel beroperasi seperti tempat penampungan hewan biasa, namun lebih mirip toko hewan peliharaan daripada tempat penampungan tradisional dengan menjual perlengkapan hewan peliharaan. Mereka bahkan dapat memperoleh hewan dari luar daerah untuk menambah inventaris hewan mereka, daripada hanya melayani area layanan geografis mereka.

Banyak tempat penampungan yang secara rutin memandulkan atau mensterilkan semua hewan yang dapat diadopsi dan memvaksinasi mereka untuk rabies dan penyakit hewan peliharaan rutin lainnya. Tempat penampungan sering kali menawarkan klinik rabies atau klinik pemandulan dan pemandulan hewan kepada masyarakat setempat dengan harga diskon. Beberapa tempat penampungan berpartisipasi dalam program jebakan-kebiri-kembali di mana hewan liar ditangkap, dikebiri, dan divaksinasi, kemudian dikembalikan ke lokasi di mana mereka diambil.

Berdasarkan negara

  • Kanada

Di Quebec, terdapat dua jenis tempat penampungan hewan: 

  • SPCA (dalam bahasa Prancis, 'Société pour la prévention de la cruauté envers les animaux')
  • SPA (dalam bahasa Prancis, 'Société protectrice des animaux')

 

  • Jerman

Kota-kota besar di Jerman memiliki tempat penampungan kota (Tierheim) untuk hewan atau mengontrak salah satu dari banyak organisasi nirlaba untuk hewan di negara ini, yang menjalankan tempat penampungan mereka sendiri. Sebagian besar tempat penampungan dihuni oleh anjing, kucing, dan berbagai hewan kecil seperti tikus, tikus, dan kelinci. Selain itu, ada juga yang disebut Gnadenhöfe ("peternakan belas kasihan") untuk hewan-hewan yang lebih besar yang mengambil sapi atau kuda dari pemilik pribadi yang ingin mengurungnya karena alasan keuangan.

Undang-Undang Perlindungan Hewan melarang pembunuhan hewan bertulang belakang tanpa alasan yang tepat. Umumnya, alasan yang tepat adalah penyembelihan atau perburuan untuk produksi makanan (kucing dan anjing dikecualikan dari hal ini), pengendalian penyakit menular, pembunuhan tanpa rasa sakit "jika melanjutkan hidup akan menyiratkan rasa sakit atau penderitaan yang tidak dapat disembuhkan" atau jika seekor hewan menimbulkan bahaya bagi masyarakat umum. Yang terakhir ini akan menjadi alasan untuk eutanasia hanya jika otoritas yang berkepentingan dengan keselamatan publik memerintahkannya berdasarkan penyelidikan. Karena peraturan tersebut, semua tempat penampungan hewan di Jerman secara praktis adalah tempat penampungan tanpa pembunuhan. Fasilitas harus dipimpin oleh orang yang bersertifikat dalam penanganan hewan. Sebagian besar tempat penampungan mengontrak dokter hewan untuk memberikan perawatan medis.

  • India

Goshalas adalah jenis tempat penampungan untuk sapi yang tidak memiliki tempat tinggal, tidak diinginkan, atau sudah tua di India. Sapi dihormati oleh banyak umat Hindu dan penyembelihan sapi merupakan tindakan ilegal di banyak tempat di negara ini.

  • Selandia Baru

Di Selandia Baru, tempat penampungan anjing dikelola oleh setiap otoritas lokal teritorial, yang menyediakan layanan pengendalian hewan di bawah Undang-Undang Pengendalian Anjing 1996.

  • Polandia

Di Polandia, hewan yang berada di tempat penampungan hanya boleh disuntik mati karena sakit. Namun, diizinkan untuk membunuh anak anjing yang buta karena mereka dianggap tergantung.

  • Britania Raya

Di Inggris, tempat penampungan hewan lebih dikenal sebagai pusat penyelamatan atau rehoming dan dijalankan oleh organisasi amal. Organisasi penyelamatan dan pemulangan yang paling menonjol adalah RSPCA, Cats Protection dan Dogs Trust.

  • Amerika Serikat

Di Amerika Serikat, tidak ada organisasi yang dikelola oleh pemerintah yang memberikan pengawasan atau regulasi terhadap berbagai tempat penampungan secara nasional. Namun, banyak negara bagian yang mengatur tempat penampungan di dalam yurisdiksi mereka. Salah satu langkah komprehensif yang paling awal adalah Undang-Undang Perlindungan Hewan Georgia tahun 1986, sebuah undang-undang yang diberlakukan sebagai tanggapan atas perlakuan tidak manusiawi terhadap hewan pendamping oleh jaringan toko hewan peliharaan di Atlanta. Undang-undang ini mengatur perizinan dan regulasi toko hewan peliharaan, kandang, kandang, dan tempat penampungan hewan, serta menetapkan, untuk pertama kalinya, standar perawatan minimum. Departemen Pertanian Georgia ditugaskan untuk memberikan izin tempat penampungan hewan dan menegakkan hukum baru melalui Divisi Perlindungan Hewan yang baru dibentuk. Ketentuan tambahan yang ditambahkan pada tahun 1990 adalah Humane Euthanasia Act, undang-undang negara bagian pertama yang mengamanatkan suntikan intravena natrium pentothal sebagai pengganti kamar gas dan metode yang kurang manusiawi lainnya. Undang-undang ini kemudian diperluas dan diperkuat dengan Undang-Undang Perlindungan Hewan tahun 2000.

Saat ini, diperkirakan ada sekitar 5.000 tempat penampungan hewan yang dikelola secara independen yang beroperasi secara nasional. Tempat penampungan telah mendefinisikan ulang peran mereka sejak tahun 1990-an. Tidak lagi berfungsi sebagai tempat penampungan seumur hidup bagi hewan liar dan hewan yang ditelantarkan, tempat penampungan modern telah memimpin dalam mengendalikan populasi hewan peliharaan, mempromosikan adopsi hewan peliharaan, dan mempelajari kesehatan dan perilaku hewan penampungan. Untuk mencegah eutanasia hewan, beberapa tempat penampungan menawarkan penilaian perilaku hewan dan kelas pelatihan untuk membuat mereka lebih mudah diadopsi oleh publik. Sebagian besar tempat penampungan juga menyediakan perawatan medis yang mencakup pemandulan dan pengebirian untuk mencegah kelebihan populasi.

Tempat penampungan dan organisasi sukarelawan yang serupa dengan tempat penampungan menanggapi kelebihan populasi kucing dengan program trap-neuter-return (TNR), yang mengurangi populasi kucing liar dan mengurangi beban tempat penampungan.

Di Amerika Serikat, banyak tempat penampungan hewan yang dikelola pemerintah beroperasi dalam kondisi yang jauh dari ideal. Setelah krisis keuangan tahun 2007-2008, banyak tempat penampungan pemerintah kehabisan ruang dan sumber daya keuangan yang memadai. Tempat penampungan yang tidak mampu mengumpulkan dana tambahan untuk memenuhi peningkatan jumlah hewan yang masuk tidak memiliki pilihan selain melakukan eutanasia, terkadang dalam hitungan hari. Pada tahun 2012, sekitar empat juta kucing dan anjing mati di tempat penampungan di Amerika Serikat. Namun, beberapa tahun terakhir telah terjadi penurunan dramatis dalam jumlah hewan yang disuntik mati di tempat penampungan, terutama karena dorongan yang berhasil untuk mempromosikan pemandulan dan pengebirian hewan peliharaan.

Sumber: https://en.wikipedia.org/

Selengkapnya
Menggali Lebih dalam tentang Tempat Penampungan Hewan

Pertanian

Kementan Dorong Penguatan Industri Peternakan Berbasis Teknologi

Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi pada 25 April 2024


Kementerian Pertanian mendorong berkembangnya industri peternakan dan kesehatan hewan di Indonesia, sehingga nantinya akan berdampak terhadap peningkatan PDB peternakan pada khususnya dan pertanian pada umumnya. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, Nasrullah saat mewakili Wakil Menteri Pertanian usai membuka pameran The 6th International Livestock, Dairy, Meat Processing and Aquaculture Exposition (ILDEX) Indonesia 2023 di di ICE BSD Tangerang pada hari ini Rabu (20/09).

Ia menyampaikan bisnis di bidang peternakan dan kesehatan hewan memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan seiring dengan kebutuhan masyarakat akan pangan terutama protein hewani. “Melalui penerapan inovasi teknologi dapat menghasilkan produk yang lebih efisien sehingga menciptakan iklim usaha peternakan yang sehat dan kompetitif.” terangnya.

Lanjutnya untuk mencapai penerapan teknologi tersebut salah satunya adalah dengan tersedianya modal dan investasi. Pemerintah melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah merealisasikan kredit bagi pengembangan usaha pertanian sebesar Rp. 113,43 T kepada 2,74 juta debitur pada tahun 2022. Namun demikian pengembangan skala usaha tersebut masih perlu didukung oleh investasi PMDN dan PMA.

“Kementan terus mendorong investasi sub sektor peternakan, terutama untuk bidang pembibitan dan industri hilir untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditi peternakan”terangnya.

Lanjutnya lagi Ia menuturkan bahwa secara umum Indonesia sudah menuju swasembada protein hewani, bahkan telah mampu ekspor. Kinerja ekspor subsektor peternakan pada periode Januari – Juli* Tahun 2023 (angka sementara) tercatat senilai USD 790,7 juta setara Rp. 11.8 T dengan pertumbuhan nilai ekspor meningkat sebesar 9,26% dan pertumbuhan volume ekspor meningkat 17,28% dibandingkan periode yang sama Tahun 2022.

“Ekspor komoditas peternakan kita seperti: sarang burung walet, madu, pakan ternak, telur tetas, DOC, daging ayam olahan, kambing, domba dan obat hewan telah berhasil menembus lebih dari 98 negara tujuan.“ terangnya.

Menurutnya, Ini membuktikan bahwa industri peternakan memiliki potensi untuk terus berkembang. Hal ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pencapaian nilai ekspor subsektor peternakan tahun 2022 mencapai Rp. 17,7 T mengalami peningkatan sebesar 13,5% dibandingkan tahun 2021. “Capaian ekspor subsektor peternakan di Indonesia terus bergerak positif.” ucapnya.

Penyelenggaraan Pameran ILDEX 2023

Kementerian Pertanian mengapresiasi penyelenggaraan ILDEX yang berlangsung selama 3 hari ini, sebagai salah satu bentuk pameran peternakan berskala international di Indonesia, mampu melakukan promosi berbagai produk dan kemajuan teknologi di bidang peternakan dan kesehatan hewan, dan menjadi ajang bertemunya stakeholder peternakan baik dari dalam maupun luar negeri, untuk melakukan transaksi bisnis.

“Oleh karena itu melalui penyelenggaraan ILDEX, diharapkan dapat menjadi stimulasi bagi perkembangan dunia usaha peternakan dan kesehatan hewan di Indonesia.” harapnya.

Sementara itu, Marketing Director Permata Kreasi Media, Ruri Sarasono mengatakan, ILDEX, selain sebagai ajaran promosi, pameran ini juga menjadi edukasi bagi perkembangan ilmu, teknologi, dan produk peternakan serta kesehatan hewan dari hasil pengembangan riset teknologi yang dilakukan di Tanah Air.

“Tahun ini ILDEX Indonesia mencatatkan lebih dari 250 exhibitor dari 25 negara, dan ditargetkan akan dihadiri kurang lebih 10.000 pengunjung, sehingga memberikan peluang untuk membicarakan bisnis dalam ajang ini. “ ungkapnya.

Sumber: https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Selengkapnya
Kementan Dorong Penguatan Industri Peternakan Berbasis Teknologi

Pertanian

Teknologi Pencitraan pada Layanan Kesehatan Hewan

Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi pada 25 April 2024


Era digital 4.0 menuntut manusia untuk terus berkembang dan hidup berdampingan dengan teknologi di berbagai bidang, termasuk bidang kesehatan hewan. Hal ini mendorong manusia untuk menciptakan langkah strategi dan inovasi untuk peningkatan pelayanan kesehatan hewan. RSHP Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB University telah mengembangkan layanan kesehatan hewan baru yang berbasiskan teknologi pencitraan. Teknologi pencitraan merupakan salah satu teknik yang dapat melihat bagian organ tubuh tanpa harus melakukan pembedahan atau sifatnya non invasif, misalnya penggunaan untuk melihat jantung, bayang-bayang hati, usus, dan organ tubuh lainnya.

Beberapa contoh teknologi pencitraan yang dapat digunakan untuk pelayanan kesehatan hewan adalah Rontgen atau X-ray yang memanfaatkan energi radiasi sinar-X, USG yang memanfaatkan gelombang suara frekuensi tinggi dan CT Scan dimana penggunaannya adalah dengan memasukan hewan ke alat CT Scan yang berbentuk seperti tabung. Teknologi CT Scan juga menggunakan energi radiasi sinar-X seperti pada rontgen. Sementara itu, Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Prof Drh Deni Noviana, PhD, DAiCVIM menjelaskan bahwa, “Teknologi pencitraan sangat bermanfaat untuk  mendiagnosis penyakit, peneguhan diagnosis dan perkembangan kesembuhan suatu pengobatan.” Ujarnya, Jumat (22/1).

Saat pemeriksaan pertama, biasanya dokter hewan akan memberikan dugaan penyakit pada hewan. Diagnosis dapat diteguhkan atau dipastikan dengan memanfaatkan teknologi pencitraan. Selain itu, teknologi pencitraan dapat dimanfaatkan untuk proses implantasi seperti pengamatan saat implantasi yaitu pengamatan organ dalam tubuh hewan apakah berfungsi dengan baik atau tidak, dan pengamatan pasca implantasi.

Sementara itu, IPB University terus mengembangkan teknologi pencitraan untuk peningkatan pelayanan kesehatan hewan yang prima dan menyesuaikan perkembangan dan kemajuan IPTEKS. Saat ini IPB University sudah memiliki alat rontgen, USG 2,3, dan 4 dimensi, USG warna, serta fluoroskopi. Alat-alat tersebut biasa digunakan  pada hewan besar, seperti Badak. Teknologi pencitraan tersebut sering digunakan untuk melihat bagaimana perkembangan organ reproduksi, sel telur, dan perkembangan anak. Selain itu juga sering digunakan untuk melihat bagaimana reproduksi mamalia laut seperti dugong dan lumba-lumba. Beberapa kasus penyakit yang paling banyak ditemukan dengan menggunakan USG pada kucing dan anjing adalah gangguan hepatobilier, gangguan sistem kardiovaskular, dan gangguan sistem reproduksi dan perkemihan.

Terdapat pelayanan Kardiologi Center Service (Pusat Pelayanan Jantung Hewan) yang didalamnya terdapat layanan kesehatan USG dan X-ray. Kedua layanan tersebut memiliki perbedaan manfaat yang digunakan untuk mengindikasi penyakit pada hewan. USG digunakan untuk melihat keadaan semua organ dalam hewan yang dapat memberikan gambaran struktur anatomi jantung secara langsung tanpa memasukkan alat ke dalam tubuh dan tanpa menyebabkan kerusakan kulit atau rongga tubuh. Namun, teknologi USG tidak dapat melihat kondisi tulang hewan yang cukup keras karena memiliki matriks kolagen  sebesar 85-90% dari protein tulang, protein non kolagen dan kalsium. Pemeriksaan tulang dan lubang pada paru-paru dapat dilakukan menggunakan teknologi X-ray. Prof Drh Deni Noviana, PhD, DAiCVIM juga menuturkan bahwa hampir semua organ bisa dicitrakan dengan teknologi pencitraan.

Selain beberapa layanan di atas, RSHP FKH IPB University juga mengembangkan layanan DIC (Diagnosis Imagine Center), pelayanan ini sangat efektif dan efisien karena pasien cukup melakukan rontgen di klinik terdekat kemudian gambar hasil rontgen dikirim dan akan dianalisa diagnosisnya oleh spesialis di RSHP FKH IPB University. Perlu diperhatikan dalam hal pengambilan gambar sehingga diagnosis dapat dilakukan secara tepat. RSHP FKH IPB University juga mengembangkan layanan Telemedicine yaitu konsultasi masalah kesehatan hewan dengan menggunakan teknologi komunikasi jarak jauh. Telemedicine  dapat dilakukan secara interaktif melalui voice call maupun video call.

Penggunaan teknologi pencitraan tidak boleh digunakan secara sembarangan dan  harus dilakukan dengan arif dan bijaksana yang aman baik bagi hewan, manusia dan lingkungan. Penggunaan teknologi ini telah diatur dan diawasi oleh BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) dengan melakukan pengawasan terhadap instalasi nuklir, kebocoran radiasi, orang yang menggunakan alat serta kalibrasi alat. Sementara itu, BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) bertugas untuk mengadakan pelatihan dan menerbitkan SIM (Surat Izin Menggunakan). FKH IPB University mempunyai dua orang petugas proteksi radiasi (PPR). RSHP FKH IPB University aktif dalam menyebarluaskan informasi terkait fasilitas dan layanan melalui website, facebook, instagram dan youtube(Himasiera).

Pelatihan yang berkaitan:
1. CPD Online Diagnostik Ultrasonografi Jantung pada Anjing dan Kucing (Basic) 06 Februari 2021
2. Workshop Elektrokardiografi pada Anjing dan Kucing (Basic) 17 Februari 2021
3. Workshop Diagnostik Ultrasonografi Jantung pada Hewan Kecil (Basic) 18 Maret 2021
4. CPD Online Diagnostik Ultrasonografi Abdomen pada Hewan Kecil (Basic) 29 Mei 2021
5. Workshop Diagnostik Ultrasonografi Abdomen pada Hewan Kecil (Basic) 10 Juni 2021
6. Diagnostik Ultrasonografi Abdomen pada Hewan Kecil (Intermediate) 29 – 30 Juni 2021
7. Diagnostik Radiografi Thorak pada Hewan Kecil (Basic) 30 – 31 Juli 2021
8. Diagnostik Radiografi Abdomen pada Hewan Kecil (Basic) 17 – 18 September 2021
9. Paramedis: Tata Laksana Pengambilan Radiografi 29 – 30 September 2021

Sumber: https://blog.ipbtraining.com/

Selengkapnya
Teknologi Pencitraan pada Layanan Kesehatan Hewan

Pertanian

Siswa Perkebunan? Memang apa saja yang Dipelajari di SMK Jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan

Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi pada 25 April 2024


Kalian tahu tidak kalau di SMK ternyata ada Jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan (ATP). Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara agraris di mana sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian dan perkebunan. 

Beragam upaya perlu dilakukan untuk mengembangkan keilmuan di bidang pertanian dan perkebunan salah satunya dengan menghadirkan Jurusan ATP pada jenjang SMK.

Apa itu Jurusan ATP? Secara garis besar jurusan ini ialah jurusan yang fokus pada pengembangan teknologi dalam bidang pertanian, perkebunan, dan pembibitan. Apakah hanya sebatas ini saja? Tentu tidak banyak hal-hal yang wajib dipelajari oleh siswa Jurusan ATP. Kira-kira apa saja yah materi yang wajib dimiliki dan dikuasai oleh siswa Jurusan ATP. Kali ini Guru Jurusan ATP SMKN 1 Matan Hilir, Radiansyah, akan memberitahu kita tentang materi wajib yang akan diterima oleh siswa Jurusan ATP.

Radiansyah menyampaikan bahwa ada dua jenis tanaman yang dipelajari dalam jurusan ini. Siswa kelas X Jurusan ATP akan belajar terkait tanaman holtikultura, seperti cabai, terong, dan tomat, sedangkan siswa kelas XI akan belajar terkait tanaman perkebunan seperti sawit, karet, dan kelapa.

“Hal pertama yang wajib didapatkan adalah dasar-dasar agribisnis tanaman. Siswa akan belajar tentang kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan mata rantai produksi, pengelolaan, dan pemasaran hasil produksi,” ucap Radiansyah.

Materi kedua yang akan dipelajari oleh siswa Jurusan ATP adalah pertanian berkelanjutan. Di sini siswa akan belajar tentang bagaimana cara mengelola sumber daya untuk kepentingan pertanian dengan tetap mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan serta konservasi sumber daya alam.

“Setelah itu siswa juga akan mempelajari tentang hama dan penyakit pada tanaman. Mungkin kita sering lihat tanaman yang tiba-tiba mati atau pun pertumbuhannya kurang maksimal nah itu bisa jadi karena tanaman tersebut terserang hama atau penyakit. Gangguan semacam ini bisa disebabkan karena kelainan genetis dan kondisi lingkungan. Nah, siswa belajar bagaimana menanggulanginya, bagaimana menggunakan pestisida, pengelolaan tanah agar tanaman bisa selamat dari serangan ini,” tutur Radiansyah.

Pada Jurusan ATP, siswa juga diajarkan tentang agripreneur dan peluang usaha dan kerja di lingkup pertanian. 

“Agripreneur ini merupakan seseorang yang menjalankan suatu usaha di lingkup pertanian dan di ATP itu sendiri siswa akan diajarkan cara memanajemen suatu usaha itu, mulai dari kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi, kegiatan produksi primer atau budidaya, pengolahan hingga proses pemasaran. Harapannya dengan ilmu ini dapat memberikan gambaran kepada siswa ketika mereka memutuskan untuk berwirausaha di bidang pertanian sehingga nanti usahanya bisa dikelola dengan baik dan bisa lancar,” kata Radiansyah.

Itu dia materi yang dipelajari oleh siswa Jurusan ATP, kedengarannya sangat menyenangkan. Lebih seru lagi kalau kalian bisa berkecimpung langsung di jurusan ini. Selain kalian bisa terjun belajar ke perkebunan kalian juga bisa menjadi salah satu agen perubahan untuk pertanian dan perkebunan di Indonesia. 

Sumber: https://www.vokasi.kemdikbud.go.id/

Selengkapnya
Siswa Perkebunan? Memang apa saja yang Dipelajari di SMK Jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan

Pertanian

Digitalisasi dan Mekanisasi Jadi Masa Depan Perkebunan Indonesia

Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi pada 25 April 2024


Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian BUMN mengapresiasi implementasi digitalisasi berbasis internet of things, mekanisasi, dan kebijakan operasional berbasis keberlanjutan melalui dekarbonisasi yang dilakukan Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) dalam menjalankan operasional perusahaan yang bergerak di komoditas sawit.

Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Perkebunan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Mochamad Edy Yusuf dan Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN Faturohman menyatakan masa depan industri perkebunan kelapa sawit adalah berbasis teknologi, mekanisasi, dan keberlanjutan.

"Masa depan perkebunan sawit nasional adalah seperti yang dilaksanakan Holding Perkebunan ini," kata Edy saat kunjungan kerja ke PTPN IV PalmCo Regional 3 Provinsi Riau dikutip Minggu (11/2/2024).

Pabrik kelapa sawit (PKS) dan pembangkit tenaga biogas (PTBg) Sei Pagar menjadi lokasi pertama mengawali kunjungan kerja perdana di tahun 2024 ini. Di sana, mereka menyaksikan langsung aplikasi besutan Holding Perkebunan seperti Millena, Intank Control, CMMS, Simoli, dan lainnya yang memperkuat kinerja operasional perusahaan pada sektor off-farm.

Selain itu, tim juga menyaksikan langsung keberadaan PTBg co firing Sei Pagar, yang merupakan satu dari enam pembangkit tenaga biogas yang dihasilkan dari pengolahan limbah cair sawit atau palm oil mill effluent (POME) di seluruh PTPN IV PalmCo Regional 3. Keberadaan PTBg tersebut menjadi bagian dari peningkatan nilai tambah perusahaan terutama dari penjualan by product seperti cangkang.

Sementara pada sektor on-farm, kombinasi IoT dan mekanisasi seperti sistem informasi berbasis geospasial atau GIS, Arfina, DFarming, NBex, AWS, dan lainnya turut meningkatkan efesiensi dan efektivitas operasional perusahaan.

"Sebagai perusahaan milik negara, PTPN terbukti advance dalam mengoptimalkan produksi melalui implementasi digitalisasi, mekanisasi, serta pendekatan dekarbonisasi yang efektif dan efesien, disamping tentu juga perlu terus menerus menjaga integritas" tuturnya.

Strategi Perusahaan

Direktur Produksi dan Pengembangan Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) Mahmudi mengatakan strategi perusahaan yang terus berinovasi dalam mengimplementasikan digitalisasi, mekanisasi, dan pendekatan dekarbonisasi merupakan sebuah keharusan untuk meningkatkan daya saing perusahaan.

"Tidak ada kata lain selain menjadikan inovasi sebagai budaya perusahaan. PTPN telah melaksanakan hal ini dan diimplementasikan dengan sangat baik. Di sini adalah contohnya, ketika inovasi memperkuat transformasi dan memberikan nilai positif bagi operasional perusahaan," urainya.

Ia berharap pendekatan digitalisasi dan mekanisasi yang diimplementasikan PTPN IV PalmCo Regional 3 menjadi contoh penerapan secara luas oleh regional untuk menjadi PTPN Juara.

Program Digitalisasi

Sementara itu, Region Head PTPN IV PalmCo Regional 3 Rurianto mengatakan perusahaan secara bertahap melaksanakan program digitalisasi sejak 2020 lalu dan ditargetkan terealisasi penuh atau fully integrated pada 2024 ini.

"Bidang perkebunan dan industri kelapa sawit selama ini dikelola secara konvensional, dan kini saatnya kita menjadi pionior untuk bertransformasi menuju modernisasi dengan memanfaatkan teknologi," kata Ruri.

Ia mengatakan langkah itu merupakan bagian dari transformasi perusahaan melalui penerapan Precision Farming guna mendukung pengelolaan perkebunan sawit sehingga mampu melakukan cost control, production control, dan fraud control secara efektif dan efisien.

Langkah itu juga sejalan dengan pelaksanaan Corporate Strategy, yaitu dengan Reducing Cost dan Increasing Value sehingga terbentuk Value Innovation. "Digitalisasi, mekanisasi, dekarbonisasi merupakan bagian penting dalam transformasi perusahaan. Di sini ada perjuangan untuk menata dan mentransformasi budaya. Dari yang terfragmentasi menjadi terintegrasi. Dari yang serba manual menjadi terdigitalisasi, lebih cepat dan akurat," paparnya.

Sumber: https://www.liputan6.com/

 

Selengkapnya
Digitalisasi dan Mekanisasi Jadi Masa Depan Perkebunan Indonesia
page 1 of 16 Next Last »