Industri Otomotif

Bahlil Dukung IBC Akuisisi Pabrik Mobil Jerman

Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 16 Mei 2024


NUSA DUA, KOMPAS.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mendukung rencana Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk mengakuisisi saham pabrik mobil Jerman.

Bahlil menyebutkan langkah tersebut merupakan salah satu upaya untuk untuk menggaet investasi baterai mobil listrik ke Indonesia, selaian promosi dan memberikan kemudahan perizinan.

"BUMN kan punya IBC, perusahaan untuk handle (urus) ekosistem baterai mobil dan mobil. Itu ada rencana mau akuisisi saham pabrik mobil di Jerman. Cuma dua kan caranya, kalau enggak bisa bangun, ya kita akuisisi," kata Bahlil seperti dilansir Antara.,Minggu (19/12/2021).

Bahlil menegaskan meski mengambil langkah akuisisi, ia memastikan harganya tetap harus ekonomis dan prosesnya transparan. Mantan Ketua Umum Hipmi itu menjelaskan upaya promosi juga tetap dilakukan, termasuk promosi dalam kemudahan perizinan investasi.

Bahlil menyebutkan bahwa  Indonesia memegang 22-24 persen cadangan nikel dunia. Kualitas kadar nikel Indonesia sebut dia, merupakan yang terbaik. Selain itu, jarak lokasi tambang nikel Indonesia masih terhitung dekat ke pelabuhan sehingga ongkos produksinya jauh lebih ekonomis.

"Baterai mobil itu bahannya nikel, mangan, kobalt dan lithium. Dari empat itu, kita cuma tidak punya lithium. Jadi 85 persen bahan baku baterai mobil itu ada di negara kita. Makanya orang semua sedang obok-obok kita untuk kita ekspor barang ini. Kita enggak mau, " katanya.

Bahlil menuturkan, sebagaimana rencana strategis nasional, Indonesia sudah harus beralih penuh ke kendaraan listrik pada 2040. Rencana tersebut pun sudah mulai digenjot sejak 2019 lalu di mana pemerintah akhirnya berhasil menggaet Hyundai asal Korea Selatan, untuk masuk ke Indonesia.

Tidak hanya Korea Selatan, pemerintah juga membidik produsen baterai listrik dan industri kendaraan listrik dunia untuk menanamkan modal di Indonesia. Komitmen investasi juga sudah datang dari CATL asal China dan Foxconn asal Taiwan.

"Foxconn juga akan bangun mobil listrik juga 2022. Sekarang ada CATL akan bangun pabrik baterai, tapi dia juga menggandeng pabrik mobil dari China," kata Bahlil.

Sumber: money.kompas.com

Selengkapnya
Bahlil Dukung IBC Akuisisi Pabrik Mobil Jerman

Industri Otomotif

LSP KAI Dapatkan Lisensi BNSP: Meningkatkan Standar Kompetensi Tenaga Kerja Perkeretaapian

Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 16 Mei 2024


JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) PT Kereta Api Indonesia (Persero) resmi dapatkan lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

“Lisensi BNSP ini adalah bentuk pengakuan dan pemberian izin dari BNSP, sehingga LSP KAI dapat melaksanakan sertifkasi kompetensi kerja atas nama BNSP,” ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dalam keterangan tertulis, Selasa (29/9/2020).

Didiek mengatakan, dengan lisensi ini, seluruh pekerja yang telah disertifikasi oleh LSP KAI dinilai telah memiliki standar yang tinggi dan dapat bekerja di seluruh perusahaan perkeretaapian nasional bahkan internasional.

“LSP KAI hadir untuk mengembangkan sumber daya manusia KAI yang unggul dalam mencapai visi KAI yakni menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia,” sebut Didiek.

LSP KAI dibentuk pada 13 Februari 2019 dengan tujuan utama melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja terhadap sumber daya manusia lembaga induknya, sumber daya dari pemasoknya dan/atau sumber daya manusia dari jejaring kerjanya, sesuai ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP.

Menurut Didiek, visiLSP KAI adalah menjadi lembaga sertifikasi profesi bidang perkeretaapian dan penunjangnya untuk menciptakan sumber daya manusia yang kompeten dalam profesional serta diakui secara nasional, regional dan internasional.

“Kami berprinsip bahwa 30.000 pegawai yang KAI punya adalah aset utama. Maka dari itu, kami bertekad untuk meningkatkan kompetensi talent-talent KAI sehingga dapat berkontribusi maksimal dalam mendukung performansi perusahaan menjadi lebih baik ke depan,” kata Didiek.

LSP KAI memiliki 10 skema yang terverifikasi BNSP yaitu Awak Sarana Perkeretaapian Tingkat Pertama, Awak Sarana Perkeretaapian Tingkat Muda, dan Awak Sarana Perkeretaapian Tingkat Muda sebagai Penyelia Masinis.

Kemudian, Awak Sarana Perkeretaapian Tingkat Madya, Awak Sarana Perkeretaapian Tingkat Madya sebagai Penyelia Masinis, Awak Sarana Perkeretaapian Tingkat Madya sebagai Instruktur Masinis, dan Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) Setempat.

Selanjutnya, Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) Daerah, Pengendali Perjalanan Kereta Api (PPKP), dan Petugas Penjaga Pintu Perlintasan (PJL). Terdapat pula 24 asesor yang siap melakukan pengujian kompetensi Bidang Operasi karena sudah mendapat Sertifikat Kompetensi dari BNSP, serta 80 Tempat Uji Kompetensi.

LSP KAI tetap menjamin mutu dengan menjaga proses sertifikasi sesuai dengan standar yang berlaku karena telah membuat Standar Kompetensi Kerja Khusus (SK3) yang sudah teregister di Kementerian Ketenagakerjaan.

“Diharapkan keberadaan LSP KAI dapat menciptakan tenaga kerja profesional yang kompeten sehingga dapat memajukan perkeretaapian Indonesia dan bisa bersaing baik di kancah nasional, regional, maupun internasional,” terang Didiek.

Sumber: amp.kompas.com

Selengkapnya
LSP KAI Dapatkan Lisensi BNSP: Meningkatkan Standar Kompetensi Tenaga Kerja Perkeretaapian

Industri Otomotif

Peran Vital Ban dalam Kendaraan: Fungsi, Sejarah, Jenis, dan Komponennya

Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 14 Mei 2024


Ban adalah peranti yang menutupi velg suatu roda. Ban adalah bagian penting dari kendaraan darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang disebabkan ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan kerusakan, serta memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah untuk meningkatkan percepatan dan mempermudah pergerakan.

Sebagian besar ban yang ada sekarang, terutama yang digunakan untuk kendaraan bermotor, diproduksi dari karet sintetik, walaupun dapat juga digunakan dari bahan lain seperti baja.

Sejarah ban
Pada tahun 1839, Charles Goodyear berhasil menemukan teknik vulkanisasi karet. Vulkanisasi sendiri berasal dari kata Vulkan yang merupakan dewa api dalam agama orang romawi. Pada mulanya Goodyear tidak menamakan penemuannya itu dengan nama vulkanisasi melainkan karet tahan api. Untuk menghargai jasanya, nama Goodyear diabadikan sebagai nama perusahaan karet terkenal di Amerika Serikat yaitu Goodyear Tire and Rubber company yang didirikan oleh Frank Seiberling pada tahun 1898. Goodyear Tire & Rubber Company mulai berdiri pada tahun 1898 ketika Frank Seiberling membeli pabrik pertama perusahaan ini dengan menggunakan uang yang dia pinjam dari salah seorang iparnya.

Pada tahun 1845, Thomson dan Dunlop menciptakan ban atau pada waktu itu disebut ban hidup alias ban berongga udara. Sehingga Thomson dan Dunlop disebut Bapak Ban. Dengan perkembangan teknologi Charles Kingston Welch menemukan ban dalam, sementara William Erskine Bartlett menemukan ban luar.

Jenis-jenis Ban

Ban Bias
Ban dengan struktur bias adalah yang paling banyak dipakai. Dibuat dari banyak lembar cord yang digunakan sebagai rangka dari ban. Cord ditenun dengan cara zig-zag membentuk sudut 40 sampai 65 derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban.

Ban Radial
Untuk ban radial, konstruksi carcass cord membentuk sudut 90 derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban. Jadi dilihat dari samping konstruksi cord adalah dalam arah radial terhadap pusat atau crown dari ban. Bagian dari ban berhubungan langsung dengan permukaan jalan diperkuat oleh semacam sabuk pengikat yang dinamakan "Breaker" atau "Belt". Ban jenis ini hanya menderita sedikit deformasi dalam bentuknya dari gaya sentrifugal, walaupun pada kecepatan tinggi. Ban radial ini juga mempunyai "Rolling Resistance" yang kecil.

Ban tanpa tube
Ban Tubeless adalah ban yang dirancang tanpa mempunyai ban dalam. Ban tubeless in diciptakan sekitar tahun 1990. Ban tubeless adalah ban pneumatik yang tidak memerlukan ban dalam seperti ban pneumatik seperti biasanya. Ban tubeless memiliki tulang rusuk terus menerus dibentuk secara integral ke dalam manik ban sehingga mereka dipaksa oleh tekanan udara di dalam ban untuk menutup dengan flensa dari velg roda logam.

Bagian-bagian ban

  • Tread adalah bagian telapak ban yang berfungsi untuk melindungi ban dari benturan, tusukan objek dari luar yang dapat berusak ban. Tread dibuat banyak pola yang disebut Pattern.
  • Breaker dan Belt adalah bagian lapisan benang (pada ban biasa terbuat dari tekstil, sedangkan pada ban radial terbuat dari kawat) yang diletakkan di antara tread dan casing. Berfungsi untuk melindungi serta meredam benturan yang terjadi pada Tread agar tidak langsung diserap oleh Casing.
  • Casing adalah lapisan benang pembentuk ban dan merupakan rangka dari ban yang menampung udara bertekanan tinggi agar dapat menyangga ban.
  • Bead adalah bundelan kawat yang disatukan oleh karet yang keras dan berfungsi seperti angkur yang melekat pada velg.

Kode ban

Ukuran ban

Dimensi atau ukuran sebuah ban dapat dinyatakan sebagai berikut:[6] " 205 / 55 /ZR16 "

Keterangan dimensi atau ukuran ban tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

205: Lebar telapak ban (mm)

55: aspek ratio untuk ketebalan ban (%) dari lebar telapak ban

Z: kode limit kecepatan

R16: diameter velg (inch)

Kode kecepatan ban

   

Indeks Beban

Merk ban motor di Indonesia

Berikut ini daftar merek (merk) ban motor di Indonesia:

  • Bridgestone (PT Bridgestone Tire Indonesia, Karawang Timur, Indonesia)
  • Federal / FDR (PT Suryaraya Rubberindo Industries (SRI), grup Astra, Indonesia)
  • IRC, Inoue Rubber Company (PT Gajah Tunggal, Indonesia)
  • Ascendo, (PT Hirundo Tyre Utama)
  • Kenda (PT Kenda Rubber Indonesia, Serang, Provinsi Banten)
  • Michelin (PT Michelin Indonesia, Prancis)
  • Swallow (PT Industri Karet Deli, Medan, Sumatera Utara)
  • Mizzle (PT Banteng Pratama Rubber, Citeureup, Bogor)
  • Pirelli (PT Evoluzione Tyres, Desa Wanakerta, Purwadadi, Subang, Jawa Barat. Patungan Pirelli Italy dan PT Astra Otoparts Tbk)
  • Zeneos (PT Gajah Tunggal, Indonesia)
  • Dunlop (PT Sumi Rubber Indonesia, Cikampek, Jawa Barat)
  • Achilles, Corsa dan Strada (PT Multistrada Arah Sarana, Lemah Abang, Cikarang, Bekasi, Jabar)
  • Hankook (PT Hankook Tire Indonesia, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat)
  • Blackstone (PT Sumber Rubberindo Jaya, Surabaya, Jawa Timur)
  • Millennium (PT Elangperdana Prima Niaga & Industri, Bogor, Jawa Barat)

Keamanan

Batas keausan

Ban seperti bagian kendaraan yang lainnya pasti akan mengalami kerusakan maupun keausan. Pertama yang harus diperhatikan adalah kedalaman alur di setiap telapak ban. Seandainya kedalaman alurnya kurang dari 1,6 milimeter dari permukaan atas baris TWI, itu tandanya ban kendaraan sudah harus diganti. Selain itu ban yang kempis akan membahayakan keamanan pengendara, karena bisa menyebabkan kehilangan kontrol serta mengakibatkan kecelakaan fatal. Menjaga tekanan udara ban bukan hanya untuk keamanan berkendaraan saja, tetapi juga membuat kendaraan lebih bersahabat dengan alam karena mengurangi biaya dan konsumsi bahan bakar. Kendaraan dengan ban yang kempis menyebabkan mesin harus bekerja keras, sehingga semakin besar pula gas buangan yang dihasilkan.

Kerusakan Ban

Shock CBU

Shock CBU adalah peristiwa terputusnya benang - benang konstruksi ban pada posisi samping ban yang disebabkan oleh terbenturnya ban dengan keras. Shock CBU paling potensial terjadi akibat jalan yang rusak, cara mengemudi yang kasar dan ceroboh.

Sumber: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Peran Vital Ban dalam Kendaraan: Fungsi, Sejarah, Jenis, dan Komponennya

Industri Otomotif

Industri Otomotif: Sejarah, Tren, dan Tantangan di Era Modern

Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 14 Mei 2024


Industri otomotif adalah industri yang merancang, mengembangkan, memproduksi, memasarkan, dan menjual kendaraan bermotor. Pada tahun 2007, lebih dari 73 juta kendaraan bermotor, termasuk mobil dan kendaraan komersial diproduksi ke seluruh dunia.

Pada tahun 2007, sejumlah 71,9 juta mobil baru dijual ke seluruh dunia: 22,9 juta ke Eropa, 21,4 juta di Asia-Pasifik, 19,4 juta ke Amerika Serikat dan Kanada, 4,4 juta di Amerika Latin, 2,4 di Timur Tengah dan 1,4 juta di Afrika.

Pasaran di Amerika Utara dan Nihon menjadi stagnan, sementara di Amerika Selatan dan Asia berkembang pesat. Dari pemasar utama, Rusia, Brasil, India dan Republik Rakyat Tiongkok menunjukkan pertumbuhan yang cepat.

Sekitar 250 juta kendaraan ada di Amerika Serikat. Di seluruh dunia, ada sekitar 806 juta mobil dan truk ringan di jalanan pada tahun 2007, yang semuanya menghabiskan lebih dari 260 miliar galon BBM tiap tahun.

Jumlahnya bertambah dengan cepat, khususnya di Republik Rakyat Tiongkok dan India.

Pada tahun 2008, akibat meningkatnya harga minyak, industri seperti otomotif mengalami tekanan harga dari ongkos bahan mentah dan mengubah perilaku membeli konsumen.

Industri otomotif juga menghadapi persaingan luar dari sektor transpor umum, karena konsumen mengevaluasi kembali penggunaan kendaraan pribadi mereka.

Pada akhir tahun 2008, sebagai akibat dari krisis ekonomi global, industri otomotif di seluruh dunia melemah sebagai akibat meningginya harga BBM.

Sumber: id.wikipedia.org/wiki

Selengkapnya
Industri Otomotif: Sejarah, Tren, dan Tantangan di Era Modern

Industri Otomotif

Industri Otomotif

Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 14 Mei 2024


Industri otomotif terdiri dari berbagai perusahaan dan organisasi yang terlibat dalam desain, pengembangan, manufaktur, pemasaran, penjualan, perbaikan, dan modifikasi kendaraan bermotor, dan merupakan salah satu industri terbesar di dunia berdasarkan pendapatan (dari 16% seperti di Prancis hingga 40% di negara-negara seperti Slovakia).

Kata otomotif berasal dari bahasa Yunani autos (sendiri), dan bahasa Latin motivus (gerak), yang mengacu pada segala bentuk kendaraan bertenaga sendiri. Istilah ini, seperti yang diusulkan oleh Elmer Sperry (1860-1930), pertama kali digunakan untuk mendeskripsikan mobil pada tahun 1898.

Sejarah

Industri otomotif dimulai pada tahun 1860-an dengan ratusan produsen yang memelopori kereta tanpa kuda. Pembuatan mobil awal melibatkan perakitan manual oleh pekerja manusia. Prosesnya berkembang dari para insinyur yang bekerja pada mobil yang tidak bergerak, menjadi sistem ban berjalan di mana mobil melewati beberapa stasiun dengan para insinyur yang lebih terspesialisasi. Mulai tahun 1960-an, peralatan robotik diperkenalkan ke dalam proses tersebut, dan sebagian besar mobil sekarang sebagian besar dirakit oleh mesin otomatis.

Selama beberapa dekade, Amerika Serikat memimpin dunia dalam total produksi mobil, dengan Tiga Besar AS General Motors, Ford Motor Company, dan Chrysler menjadi tiga produsen mobil terbesar di dunia untuk sementara waktu, dan G.M. dan Ford tetap menjadi dua yang terbesar hingga pertengahan tahun 2000-an.

Pada tahun 1929, sebelum Depresi Besar, dunia memiliki 32.028.500 mobil yang digunakan, di mana perusahaan-perusahaan mobil AS memproduksi lebih dari 90%. Pada saat itu, AS memiliki satu mobil untuk setiap 4,87 orang.[6] Setelah tahun 1945, AS memproduksi sekitar tiga perempat produksi mobil dunia. Pada tahun 1980, AS disalip oleh Jepang dan kemudian menjadi pemimpin dunia lagi pada tahun 1994.

Jepang secara tipis melewati AS dalam produksi selama tahun 2006 dan 2007, dan pada tahun 2008, juga China, yang pada tahun 2009 mengambil alih posisi teratas (dari Jepang) dengan 13,8 juta unit, meskipun AS melampaui Jepang pada tahun 2011, untuk menjadi industri mobil terbesar kedua. Pada tahun 2017, Tiongkok mencapai rekor tertinggi, dengan lebih dari 29 juta kendaraan yang diproduksi, yang sejauh ini merupakan margin terbesar dari A.S. Dari tahun 1970 (140 model) hingga 1998 (260 model) hingga 2012 (684 model), jumlah model mobil di A.S. telah berkembang pesat.

Keamanan

Keselamatan adalah suatu keadaan yang menyiratkan terlindung dari risiko, bahaya, kerusakan, atau penyebab cedera. Dalam industri otomotif, keselamatan berarti bahwa pengguna, operator, atau produsen tidak menghadapi risiko atau bahaya apa pun yang berasal dari kendaraan bermotor atau suku cadangnya. Keselamatan untuk kendaraan bermotor itu sendiri menyiratkan bahwa tidak ada risiko kerusakan.

Keselamatan dalam industri otomotif sangat penting dan oleh karena itu sangat diatur. Mobil dan kendaraan bermotor lainnya harus mematuhi sejumlah peraturan, baik lokal maupun internasional, agar dapat diterima di pasar. Standar ISO 26262, dianggap sebagai salah satu kerangka kerja praktik terbaik untuk mencapai keselamatan fungsional otomotif.

Jika terjadi masalah keselamatan, bahaya, cacat produk, atau prosedur yang salah selama pembuatan kendaraan bermotor, produsen dapat meminta untuk mengembalikan sebagian atau seluruh proses produksi. Prosedur ini disebut penarikan produk. Penarikan produk terjadi di setiap industri dan dapat terkait dengan produksi atau berasal dari bahan baku.

Pengujian dan inspeksi produk dan operasi pada berbagai tahap rantai nilai dilakukan untuk menghindari penarikan produk ini dengan memastikan keamanan dan keselamatan pengguna akhir serta kepatuhan terhadap persyaratan industri otomotif. Namun, industri otomotif masih sangat prihatin dengan penarikan produk, yang menyebabkan konsekuensi finansial yang cukup besar.

Ekonomi

Pada tahun 2007, terdapat sekitar 806 juta mobil dan truk ringan di jalan raya, mengkonsumsi lebih dari 980 miliar liter (980.000.000 m3) bahan bakar bensin dan solar setiap tahunnya.

Mobil adalah moda transportasi utama bagi banyak negara maju. Boston Consulting Group cabang Detroit memperkirakan bahwa pada tahun 2014, sepertiga dari permintaan dunia akan berada di empat pasar BRIC (Brasil, Rusia, India, dan Cina).

Sementara itu, di negara-negara maju, industri otomotif telah melambat. Tren ini juga diperkirakan akan terus berlanjut, terutama karena generasi muda (di negara-negara dengan tingkat urbanisasi yang tinggi) tidak lagi ingin memiliki mobil dan lebih memilih moda transportasi lain. Pasar otomotif lain yang berpotensi kuat adalah Iran dan Indonesia. Pasar mobil yang sedang berkembang sudah membeli lebih banyak mobil daripada pasar yang sudah mapan.

Menurut studi J.D. Power, pasar negara berkembang menyumbang 51 persen dari penjualan kendaraan ringan global pada tahun 2010. Studi yang dilakukan pada tahun 2010 ini memperkirakan tren ini akan terus meningkat.

Namun, laporan yang lebih baru (2012) mengkonfirmasi hal yang sebaliknya, yaitu bahwa industri otomotif melambat bahkan di negara-negara BRIC. Di Amerika Serikat, penjualan kendaraan mencapai puncaknya pada tahun 2000, yaitu 17,8 juta unit.

Pada bulan Juli 2021, Komisi Eropa merilis paket legislasi “Fit for 55”, yang berisi pedoman penting untuk masa depan industri otomotif; semua mobil baru di pasar Eropa harus merupakan kendaraan tanpa emisi mulai tahun 2035.

Pemerintah dari 24 negara maju dan sekelompok produsen mobil besar termasuk GM, Ford, Volvo, BYD Auto, Jaguar Land Rover, dan Mercedes-Benz berkomitmen untuk “mengupayakan agar semua penjualan mobil dan van baru bebas emisi di seluruh dunia pada tahun 2040, dan paling lambat tahun 2035 di pasar-pasar utama”. Negara-negara produsen mobil besar seperti Amerika Serikat, Jerman, Cina, Jepang dan Korea Selatan, serta Volkswagen, Toyota, Peugeot, Honda, Nissan dan Hyundai, tidak membuat komitmen tersebut.

Dampak lingkungan

Industri otomotif global adalah konsumen utama air. Beberapa perkiraan melebihi 180.000 L (39.000 imp gal) air per mobil yang diproduksi, tergantung pada apakah produksi ban termasuk di dalamnya.

Proses produksi yang menggunakan air dalam jumlah yang signifikan meliputi perawatan permukaan, pengecatan, pelapisan, pencucian, pendinginan, pendingin, pendingin udara, dan ketel uap, belum termasuk pembuatan komponen. Operasi pengecatan mengkonsumsi air dalam jumlah yang sangat besar karena peralatan yang menggunakan produk berbasis air juga harus dibersihkan dengan air.

Pada tahun 2022, Gigafactory Tesla di Berlin-Brandenburg menghadapi tantangan hukum karena kekeringan dan penurunan permukaan air tanah di wilayah tersebut. Menteri Ekonomi Brandenburg, Joerg Steinbach, mengatakan bahwa meskipun pasokan air mencukupi pada tahap pertama, lebih banyak lagi yang dibutuhkan setelah Tesla memperluas lokasi.

Pabrik ini akan meningkatkan konsumsi air hampir dua kali lipat di daerah Gruenheide, dengan 1,4 juta meter kubik yang dikontrak dari pemerintah setempat per tahun - cukup untuk kota berpenduduk sekitar 40.000 orang. Steinbach mengatakan bahwa pihak berwenang ingin mengebor lebih banyak air di sana dan mengalihdayakan pasokan tambahan jika diperlukan.

Disadur dari: en.wikipedia.org

Selengkapnya
Industri Otomotif

Industri Otomotif

Pemerintah Indonesia Menyambut Era Elektrifikasi dengan Memprioritaskan Mobil Hybrid

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 29 April 2024


Liputan6.com, Jakarta - Era elektrifikasi cepat atau lambat akan berkembang dengan pesat di Indonesia. Dengan begitu, dibutuhkan dukungan pembangunan ekosistem untuk keberlangsungan kendaraan listrik di Tanah Air.

Sejalan dengan hal tersebut, telah dilakukan kerja sama antara Kementerian BUMN dan perusahaan swasta, Electrum selaku perusahaan patungan Gojek dan TBS Energi Utama, bersama dengan Pertamina, Gogoro, dan Gesits sebagai pengembangan ekosistem dari hulu hingga hilir.

Langkah ini, kemudian didukung oleh Kementerian Perindustrian, karena langkah strategis ini diharapkan agar Indonesia menjadi negara yang mampu merajai atau menjadi produsen kendaraan listrik yang berdaya saing global.

“Seperti yang disampaikan Bapak Presiden, pemerintah sangat serius untuk masuk pada energi baru terbarukan, termasuk menuju pada kendaraan listrik,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jakarta beberapa waktu lalu.

Di peta jalan industri otomotif nasional, Kemenperin menetapkan 20 persen penggunaan kendaraan berbasis baterai listrik pada tahun 2025, seiring dengan upaya industri otomotif yang terus melakukan efisiensi untuk jenis teknologi Internal Combustion Engine (ICE), Hybrid, dan Plug-in Hybrid.

"Ke depan, teknologi fuel cell berbasis hidrogen juga telah terdapat dalam peta jalan industri otomotif nasional, dengan semangat untuk menuju produksi industri kendaraan ramah lingkungan,” tutur Agus.

Produksi

Lebih lanjut, dalam pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik, industri otomotif dalam negeri ditargetkan dapat memproduksi mobil listrik dan bis listrik sebanyak 600 ribu unit pada tahun 2030, sehingga dengan angka tersebut akan dapat mengurangi konsumsi BBM sebesar 3 juta barrel dan menurunkan emisi CO2 sebanyak 1,4 juta Ton.

"Upaya strategis ini diharapkan pula dapat mendukung pemenuhan komitmen pemerintah Indonesia terkait pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29% pada tahun 2030, dan di tahun 2060 masuk ke emisi nol atau net zero carbon," tukasnya.

Sumber: www.liputan6.com
 

Selengkapnya
Pemerintah Indonesia Menyambut Era Elektrifikasi dengan Memprioritaskan Mobil Hybrid
page 1 of 11 Next Last »