Supply Chain Management

Rantai Pasok: Pengelolaan, Pengembangan, dan Tujuan

Dipublikasikan oleh Dias Perdana Putra pada 24 April 2024


Rantai Pasok

Rantai pasok adalah sebuah sistem rangkaian kegiatan yang meliputi koordinasi, penjadwalan dan pengendalian yang terdiri atas organisasi, sumber daya manusia, aktivitas, informasi, dan sumber daya lainnya terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa dari suatu pemasok kepada pelanggan. Badan usaha yang melaksanakan fungsi pasokan pada umumnya terdiri dari manufaktur, penyedia layanan jasa, distributor, dan saluran penjualan (seperti: pedagang eceran, perdagangan elektronik, dan pelanggan (pengguna akhir). Aktivitas rantai pasok (rantai nilai dan proses siklus hidup) mengubah bahan baku dan bahan pendukung menjadi sebuah barang jadi yang dapat dikirimkan kepada pelanggan pengguna akhir. Rantai pasok menghubungkan rantai nilai.

Ada berbagai jenis model rantai pasok, yang masing-masing menghubungkan mulai dari sisi hulu hingga hilir. Tujuan utama manajemen rantai pasok adalah untuk memenuhi permintaan pelanggan melalui penggunaan sumber daya yang pailng efisien, termasuk kapasitas distribusi, persediaan, dan sumber daya manusia. Beberapa perusahaan memilih untuk mengalihdayakan manajemen rantai pasok mereka dengan bekerja sama dengan penyedia jasa logistik pihak ketiga.

Ada berbagai jenis model rantai pasok, masing-masing terhubung dari hulu ke hilir. Tujuan utama dari manajemen rantai pasokan adalah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan melalui penggunaan sumber daya yang paling efisien, termasuk kapasitas distribusi, inventaris, dan sumber daya manusia. Beberapa perusahaan memilih untuk melakukan outsourcing manajemen rantai pasokan mereka dengan bekerja sama dengan penyedia layanan logistik pihak ketiga.

Jaringan rantai pasok (dari kiri ke kanan): Bahan Baku (R) - Pemasok (S) - Manufaktur (M) - Distribusi (D) - Pelanggan (C) - Pengecer (C).

Pengelolaan

Standar pengelolaan rantai pasok salah satunya dikemukakan oleh Deloitte Touche Tohmatsu. Perusahaan dibagi menjadi tiga jenis melalui kemampuan dalam pengelolaan rantai pasok produksi. Sikap yang diamati ialah kemampuan dalam melakukan pengamatan, memberikan tanggapan dan melakukan mitigasi terhadap risiko dari rantai pasok produksi. Perusahaan pertama ialah perusahaan yang mampu melakukan mitigasi risiko rantai pasok dengan tepat. Perusahaan ini umumnya memiliki keunggulan berupa sistem yang canggih dengan pengelolaan yang ulet. Pencegahan pemutusan rantai pasok dilakukan melalui penyediaan pemasok cadangan. Pemutusan rantai pasok ini umumnya terjadi ketika terjadi inovasi skala besar.

Perusahaan pertama mampu memenuhi permintaan pasar dan menjaga operasional perusahaan dengan memamnfaatkan persediaan yang ada. Perusahaan kedua memiliki kemampuan dalam menanggapai risiko rantai pasok dengan tepat, tetapi tidak mempunyai rencana mitigasi risiko. Hubungan perusahaan kedua sangat erat dengan pemasok utama sehingga seluruh risiko dapat dipahami dengan tepat dan dapat diatasi melalui tindakan tertentu berdasarkan prioritas yang telah ditetapkan sebelumnya. Perusahaan kedua umumnya dapat memenuhi permintaan pasar meski belum memiliki perencanaan pasokan.

Persiapa perusahaan kedua ialah investasi pada perencanaan manajemen rantai pasok sehingga mudah mengetahui adanya risiko yang akan terjadi terhadap rantai pasok. Perusahaan ketiga merupakan perusahaan yang tidak mampu mengelola rantai pasok. Pada perusahaan ketiga, ada ketergantungan kepada pemasok tunggal sehingga tidak mampu melihat masalah yang timbul akibat pemutusan rantai pasok. Perusahaan ketiga tidak mampu mengatur persediaan bahan baku untuk keperluan produksi. Produk akhir juga tidak mampu diperkirakan sehingga permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi dengan tepat. Perusahaan ketiga juga tidak dapat melakukan distribusi produk secara tepat karena tidak mampu mengelola bidang logistik. Peluang kebangkrutan perusahaan ketiga sangat tinggi ketika rantai pasok terputus akibat inovasi besar-besaran. Perusahaan pihak ketiga bisa bangkrut.

Pengembangan

Pengembangan rantai pasok dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan. Kegiatan pengembangan konsep rantai pasok dilakukan bersama oleh para peneliti dalam bidang logistik, pemasaran, manajemen operasi, teknologi informasi, sistem perekonomian, serta organisasi, dan manajemen strategis. Pengembangan rantai pasok umumnya dikhususkan bagi manajemen rantai pasok. Pada awal pengembangan konsep rantai pasok, para peneliti mengutamakan efisiensi.

Pada perkembangan berikutnya, peneliti mulai mengembangkan keandalan rantai pasok dalam hal ketangkasan, kemampuan beradaptasi dan penyelarasan rantai pasok. Pengembangan desain, pengaturan dan penerapan rantai pasok dilakukan secara berbeda terhadap produk dan layanan yang berbeda. Tujuan pengembangan rantai pasok ialah tercapainya kepemimpinan biaya, diferensiasi produk dan fleksibilitas. Prinsip umum dari pengembangan rantai pasok ialah tidak adanya kondisi universal pada pasar untuk setiap produk atau layanan. Desain dan pengaturan serta pengembangan rantai pasok harus didasari oleh persaingan usaha dalam kaitannya dengan produk atau layanan. Tiap perusahaan memiliki proses yang meluas sehingga membentuk rantai pasok, sehingga pengembangan menjadi suatu liabilitas.

Tujuan

Tujuan dari setiap rantai pasokan adalah untuk memaksimalkan nilai total yang dihasilkan. Nilai yang diciptakan oleh rantai pasokan (juga dikenal sebagai neraca rantai pasokan) adalah selisih antara nilai produk akhir bagi pelanggan dan biaya yang dikeluarkan oleh rantai pasokan untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Surplus Rantai Pasokan = Nilai Pelanggan – Biaya Rantai Pasokan

Nilai produk akhir dapat bervariasi dari pembeli ke pembeli dan dapat ditentukan sebagai harga tertinggi yang bersedia dibayar oleh pembeli. Selisih antara nilai dan harga produk tetap berada pada pelanggan sebagai keseimbangan pelanggan. Sisa saldo rantai pasok menjadi keuntungan rantai pasok, yaitu selisih antara pendapatan yang diterima dari pelanggan dan total biaya sepanjang rantai pasok.

Pemanfaatan

Konstruksi

Dalam bidang konstruksi, rantai pasok digunakan untuk proses perpaduan antara pihak-pihak yang merencanakan konstruksi dan pihak-pihak yang mengerjakan konstruksi. Dalam rantai pasok konstruksi pemilik bangunan hasil konstruksi turut dilibatkan dalam proses rantai pasok. Pemilik bangunan akan mendukung penyediaan rantai pasok melalui diskusi bersama dengan konsultan, kontraktor, sub kontraktor, dan pemasok. Tujuan dari pengelolaan informasi mengenai rantai pasok dalam bidang konstruksi ialah untuk menjamin keberhasilan dan penyelesaian suatu proyek.

Sumber: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Rantai Pasok: Pengelolaan, Pengembangan, dan Tujuan

Supply Chain Management

Persediaan: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Pengendalian

Dipublikasikan oleh Dias Perdana Putra pada 24 April 2024


Persediaan

Persediaan (bahasa Inggris: inventory) menurut kajian industri dan manufaktur mengacu pada stok dari suatu item atau sumber daya yang digunakan dalam suatu organsasi perusahaan. Persediaan dalam manufaktur umumnya berupa item atau barang yang berkontribusi atau akan menjadi bagian dari keluaran produk perusahaan. Persediaan diklasifikasikan berdasarkan jenisnya terbagi menjadi bahan baku, bahan setengah jadi atau barang dalam proses, komponen, dan bahan jadi atau produk jadi.

Persediaan dimaksudkan untuk dapat memenuhi variasi dari permintaan produk, yang mana permintaan produk tidak dapat diketahui secara tepat. Selain itu persediaan juga memungkinkan perusahaan dapat melakukan fleksibilitas dalam penjadwalan produksi, dimana disediakannya stok dari inventori guna menghilangkan tekanan terhadap sistem operasi produksi.

Fungsi Persediaan

Sebagai upaya antisipasi stok, persediaan dapat memenuhi antisipasi permintaan pelanggan. Persediaan berfungsi untuk memperlancar keperluan operasi produksi dimana dengan adanya persediaan dapat membangun kepercayaan dalam menghadapi terjadinya pola musiman. Persediaan juga dapat melindungi kekurangan stok yang dihadapi oleh perusahaan yang diakibatkan terlambatnya kedatangan barang dan adanya peningkatan permintaan, serta sebagai antisipasi apabila terjadi inflasi dan meningkatnya perubahan harga suatu barang.

Jenis dan Biaya Persediaan

Secara garis besar jenis-jenis persediaan dapat dibagi menjadi beberapa ketegori, diantaranya adalah; persediaan bahan baku atau persediaan bahan mentah (raw material) yang merupakan bahan atau barang yang akan diproses lebih lanjut menjadi barang jadi; persediaan bahan setengah jadi atau barang dalam proses (work in process), merupakan persediaan yang telah mengalami perubahan tetapi masih perlu diproses lebih lanjut untuk menjadi barang jadi dan persediaan barang jadi (finished good) merupakan persediaan barang-barang yang telah selesai diproses dalam pabrik dan siap untuk dipasarkan. Selain tiga jenis persediaan umum tersebut, jenis persediaan lainnya ialah persediaan bahan pembantu atau bahan penolong (supplies inventory) yang merupakan persediaan barang-barang yang berfungsi sebagai penunjang dalam proses operasi atau produksi, tetapi bukan bagian dari komponen barang jadi, serta persediaan barang dagangan (merchandise inventory) yang merupakan persediaan yang akan dijual kembali sebagai barang dagangan.

Menurut Herdjanto (2009), jenis persediaan diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:

  • Fluctuation stock, merupakan persediaan yang dimaksudkan untuk menjaga terjadinya fluktuasi permintaan yang tidak diperkirakan sebelumnya serta untuk mengatasi apabila terjadi kesalahan atau penyimpangan dalam perkiraan penjualan, waktu produksi, dan pengiriman barang.
  • Anticipation stock, adalah persediaan guna menghadapi permintaan yang dapat diramalkan, seperti pada musim permintaan tnggi, tetapi kapasitas produksi saat itu tidak mampu memenuhi permintaan. persediaan ini juga berguna untuk menjaga kemungkinan kesulitan memperoleh bahan baku sehingga tidak mengakibatkan terhentnya produksi.
  • Lot-size inventory, adalah persediaan yang diadakan dalam jumlah yang lebih besar daripada kebutuhan pada saat itu. persediaan dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dari harga barang (berupa diskon) karena telah membeli dalam jumlah besar, atau unutk menraih penghematan dari biaya pengangkutan per unit yang lebih rendah.
  • Pipeline inventory, adalah persediaan yang dalam proses pengiriman dari tempat asal ke tempat tujuan.

Keputusan yang diambil organisasi atau perusahaan dalam menentukan persediaan akan melibatkan beberapa pembiayaan yang terjadi. Jenis-jenis biaya yang berdampak pada keputusan besar sedikitnya persediaan adalah:

  • Biaya penanganan, meliputi biaya penyimpanan, biaya handling, biaya asuransi, biaya kerusakan, biaya penyusutan, dan biaya hilangnya pemanfaatan dari investasi yang tertanam dalam persediaan (opportunity cost of capital). Apabila biaya penanganan terlalu tinggi, maka akan mendorong tingkat persediaan menjadi rendah sehingga stok harus diisi kembali.
  • Biaya penyiapan atau perubahan produksi, yaitu biaya yang timbul dalam penyiapan kebutuhan produk dan akan selalu berbeda. Perbedaan terebut tergantung pada bahan, penyiapan peralatan tertentu, penyiapan arsip, serta waktu dan bahan yang dibutuhkan atas perpindahan dari stok material sebelumnya.
  • Biaya pemesanan, berhubungan dengan kegiatan pembelian dan pemesanan barang. Biaya pemesanan juga terkait dengan biaya pemeliharaan sistem yang dibutuhkan untuk dapat mengikuti jalannya pesanan.
  • Biaya yang timbul akibat kekurangan persediaan. Biaya ini terjadi akibat stok dari suatu item kosong dan pesanan untuk item tersebut harus menunggu sampai tiba kembali. Hal ini akan menimbulkan pertukaran (trade-off) antara biaya untuk memenuhi permintaan dengan biaya yang timbul akibat kekurangan stok yang terkadang tidak seimbang.

Pengendalian Persediaan

Manajemen memiliki dua fungsi dalam persediaan. Fungsi yang pertama adalah untuk membangun suatu sistem supaya jalannya alur item dalam persediaan dapat terjaga. Fungsi kedua adalah untuk membuat keputusan mengenai berapa banyak jumlah yang dipesan dan kapan diadakannya pesanan. Keputusan-keputusan tersebut dapat berjalan dengan baik apabila manajmen persediaan melakukan beberapa hal didalamnya, yaitu membuat suatu sistem untuk menjaga jalannya alur persediaan yang ada di tangan dan yang ada dalam pesanan, menyusun peramalan yang dapat dipercaya atas permntaan yang mencakup adanya indikasi kemungkinan kesalahan peramalan, melakukan estimasi atas biaya penanganan persediaan, dan melakukan pengklasifikasian item-item persediaan.

Dua faktor utama yang perlu diperhatikan dalam manajemen persediaan, yaitu bagaiamana item persediaan diklasifikasikan dengan menggunakan metode analsis ABC, dan kedua adalah bagaimana pencatatan persediaan dapat akurat dan terpelihara. Analisis ABC merupakan metode analisis nilai persediaan yang membagi persediaan atas tiga klasifikasi atas dasar jumlah volume atau nilai rupiah yang tertanam.

Analisis ABC

Klasifikasi pada analisis ABC diperkenalkan oleh HF Dickie pada tahun 1950-an. Klasifikasi ABC merupakan aplikasi persediaan yang menggunakan prinsip pareto. Idenya adalah untuk memfokuskan pengendalian persediaan kepada item (jenis) persediaan yang bernilai tinggi (critical) ketimbang yang bernilai rendah (trivial). Dengan mengetahui pembagian klasifikasi tersebut, dapat diketahui item persediaan tertentu yang harus mendapat perhatian lebih serius dibanding item yang lain.

Pengukuran yang dilakukan dalam analisis ABC adalah nilai permintaan tahunan dari setiap item persediaan dikalikan dengan biaya perunitnya. Item-item dari kelas A adalah item yang nilai rupiah per tahunnya memiliki nilai-nilai yang tinggi. Item-item dalam kelas A merupakan 15% dari total item seluruh persediaan yang memiliki nilai rupiah mencapai 70 hingga 80% dari total nilai rupiah terhadap seluruh nilai penggunaan. Sementara kelas B mencakup 30% dari jumlah item persediaan yang besar nilai rupiahnya mencapai 15 hingga 25% dari seluruh total nilai persediaan. Sedangkan kelas C hanya mencapai 5% dari total nilai rupiah seluruh item persediaan pertahun dengan item persediaan mencapai 55% dari total item persediaan.

Sumber: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Persediaan: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Pengendalian

Supply Chain Management

Kehabisan Stok: Pengertian, Cangkupan, Penyebab dan Dampak

Dipublikasikan oleh Dias Perdana Putra pada 24 April 2024


Kehabisan Stok

Peristiwa kehabisan stok, adalah peristiwa yang menyebabkan persediaan habis. Meskipun kehabisan stok dapat terjadi di sepanjang rantai pasokan, jenis yang paling sering terjadi adalah kehabisan stok ritel di industri barang konsumen yang bergerak cepat (misalnya, permen, popok, buah-buahan). Kehabisan stok adalah kebalikan dari kelebihan stok, di mana terlalu banyak persediaan yang disimpan. Backorder adalah pesanan yang dilakukan untuk barang yang kehabisan stok dan menunggu pemenuhan.

Cangkupan

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti Thomas Gruen dan Daniel Corsten, tingkat rata-rata global kehabisan stok di sektor ritel barang konsumen yang bergerak cepat di negara-negara maju adalah 8,3% pada tahun 2008. Ini berarti bahwa para pembeli memiliki peluang sebesar 42% untuk memenuhi daftar belanjaan yang terdiri dari sepuluh barang tanpa mengalami kehabisan stok. Meskipun telah ada inisiatif yang dirancang untuk meningkatkan kolaborasi antara peritel dan pemasok mereka, seperti Efficient Consumer Response (ECR), dan meskipun ada peningkatan penggunaan teknologi baru seperti radio-frequency identification (RFID) dan analisis data point-of-sales, situasi ini tidak banyak membaik dalam beberapa dekade terakhir.

Penyebab

Survei terbaru tentang kehabisan stok ritel menunjukkan bahwa operasi di toko sangat penting untuk mengurangi kehabisan stok ritel. Sekitar 70-90% kehabisan stok disebabkan oleh praktik pengisian rak yang tidak tepat, dan 10-30% lainnya diakibatkan oleh rantai pasokan hulu, seperti kekurangan pasokan dari pemasok. Pengetahuan yang luas ini memberikan peluang bagi para peritel untuk meningkatkan ketersediaan stok di toko melalui langkah-langkah internal. Namun, hal ini membutuhkan pemahaman yang rinci tentang penyebab kehabisan stok.

Kekurangan modal kerja dapat membatasi nilai pesanan yang dapat dilakukan setiap bulan. Hal ini dapat disebabkan oleh manajemen arus kas yang buruk atau masalah inventaris lainnya seperti terlalu banyak uang tunai yang terikat dalam tingkat kelebihan yang tinggi.

Respon pembeli

Barang yang kehabisan stok membuat pelanggan frustrasi dan memaksa pengecer mengambil banyak tindakan perbaikan di luar kendali mereka. Oleh karena itu, memahami perasaan konsumen tentang barang yang stoknya habis adalah titik awal bagi pengecer yang ingin meningkatkan ketersediaan stok. Jika pelanggan tidak dapat menemukan apa yang ingin mereka beli, mereka dapat berpindah toko, membeli produk pengganti (mengganti lampu, mengganti ukuran, mengganti suku cadang), menunda pembelian, dan memutuskan apakah akan menjual produk tersebut atau tidak. Tanggapan ini diberi bobot berbeda, namun setiap tanggapan mempunyai konsekuensi negatif bagi pemasar. Kehabisan stok dapat menyebabkan hilangnya penjualan, pelanggan frustrasi, berkurangnya loyalitas toko, gangguan penjualan, dan hancurnya rencana penjualan.

Karena barang pengganti menyembunyikan permintaan riil. Selain itu, menurut riset pelanggan kami, keluhan pelanggan terbesar saat ini adalah kehabisan stok. Konsumen menghabiskan banyak waktu untuk mencari dan memesan produk yang sudah tidak tersedia lagi. Para peneliti menguji tanggapan konsumen terhadap barang-barang yang kehabisan stok berdasarkan tanggapan gabungan berdasarkan tanggapan kognitif (misalnya, kenyamanan yang dirasakan), tanggapan emosional (misalnya, kepuasan toko), tanggapan perilaku (misalnya, peralihan merek) dan aspek efektif dari pembelian. .Saya melakukannya. Penelitian menunjukkan bahwa reaksi konsumen terhadap kehabisan stok bergantung pada faktor yang berhubungan dengan merek (misalnya ekuitas merek), produk dan subkategori (tingkat hedonis), dan faktor yang berhubungan dengan toko (misalnya layanan atau harga). ), dan faktor terkait pelanggan. (misalnya usia pelanggan) dan faktor historis (misalnya kecepatan pembelian).

Dampak

Tergantung pada sikap konsumen terhadap barang luar negeri, produsen dan pedagang dapat mengalami kerugian yang berbeda-beda. Ketika pelanggan mengalami kehabisan stok karena pelanggan membeli produk dari toko lain atau tidak membelinya sama sekali, produsen dan pengecer terus-menerus menghadapi masalah dan kehilangan penjualan. Selain itu, ketika produk pengganti tercipta, bagian lain dari pasar akan hilang karena pelanggan akan beralih ke suku cadang yang lebih kecil dan lebih murah. Selain kerugian langsung, pengecer dan produsen menghadapi kerugian nyata lainnya akibat rendahnya kepuasan pelanggan, sehingga mengurangi kepercayaan terhadap pengecer dan merek independen.

Jika produk sudah terjual habis dan ada kemungkinan untuk membeli di toko lain, pelanggan mempunyai kesempatan untuk mengunjungi toko lain. Teori perilaku konsumen berpendapat bahwa karena uji coba mendahului adopsi, voucher menentukan tahap konversi toko yang sebenarnya. Godaan konsumen dapat menyebabkan peralihan dari merek yang sudah ada ketika barang yang sudah tidak ada memaksa konsumen untuk membeli merek pesaing. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengecer kehilangan 4% penjualan karena barang hilang. Penurunan penjualan sebesar 4% akan menyebabkan rata-rata perusahaan di sektor ritel kehilangan laba per saham sekitar $0,012 (1,2 sen). Di sini, rata-rata laba per saham adalah $0,25 (25 sen) per tahun.

Mengidentifikasi dan mengurangi kehabisan stok ritel

Menentukan tingkat inventaris membantu mengurangi stok barang yang habis. Metode tradisional adalah dengan menelusuri toko secara manual dan menemukan "celah" di rak secara manual. Karena kecepatan penjualan dan waktu pengisian ulang bervariasi, efektivitas tinjauan manual sangat bergantung pada frekuensi, waktu, dan penghindaran kesalahan perhitungan manusia. Cara kedua menggunakan data POS, khususnya data scanner.

Berdasarkan data penjualan historis, waktu tunggu antar penjualan digunakan untuk mengukur apakah suatu barang akan tetap berada di rak. Ini adalah metode terbaik untuk menyelidiki benda panas seperti kaleng soda. Bisa juga diperiksa menggunakan data linier, tergantung keakuratannya. Terakhir, dimungkinkan untuk menggunakan berbagai teknologi, seperti RFID, blockchain, berat atau ringan. Namun teknologi ini belum cocok untuk melacak status barang (misalnya label padat).

Disadur dari : en.wikipedia.org

Selengkapnya
Kehabisan Stok: Pengertian, Cangkupan, Penyebab dan Dampak

Supply Chain Management

Pekerjaan dalam Proses: Pengertian dan Inventaris WIP dalam Manajemen Rantai Pasokan

Dipublikasikan oleh Dias Perdana Putra pada 23 April 2024


Pekerjaan dalam proses 

Pekerjaan dalam Proses (WIP), Pekerjaan dalam Proses (WIP), Pekerjaan dalam Proses, Persediaan Pekerjaan dalam Proses mengacu pada produk jadi, nilai, atau barang-barang ini yang menunggu penyelesaian dan penjualan akhir. Ketika istilah ini digunakan dalam manajemen rantai pasokan, WIP menjadi masukan penting untuk menghitung persediaan pada neraca perusahaan.

Inventaris WIP dalam manajemen rantai pasokan

Statistik WIP dapat membantu perusahaan menilai kemampuan rantai pasokan mereka dan memandu perencanaan rantai pasokan. Dalam kebanyakan kasus, tingkat WIP yang rendah adalah hal yang baik, dan perusahaan yang mengelola tingkat persediaan dengan baik memiliki biaya yang lebih rendah. Mengelola inventaris WIP memerlukan banyak kolaborasi dalam perusahaan, dengan pemasok dan pelanggan.

Tingkat WIP yang lebih tinggi bermanfaat karena tidak hanya dapat mendukung peningkatan permintaan, namun juga mengurangi waktu siklus karena lebih banyak sumber daya tersedia di tempat kerja. Namun, hal ini tidak hanya meningkatkan biaya transportasi dan risiko keusangan, namun juga dapat menyebabkan pemborosan jika permintaan lebih rendah dari yang diharapkan.

Inventaris WIP dalam akuntansi

Persediaan WIP mengacu pada barang yang sedang dibangun tetapi belum selesai. Di neraca, barang dalam proses dikelompokkan menjadi persediaan aset lancar dan bahan mentah serta barang jadi.

Diperlukan waktu tiga tahun untuk menghitung barang dalam proses pada akhir periode akuntansi: barang dalam proses awal, biaya produksi, dan barang jadi. WIP awal dalam persediaan merupakan angka WIP dari periode akuntansi sebelumnya. Biaya produksi mencakup semua biaya yang terkait dengan pembuatan suatu produk, termasuk bahan mentah, tenaga kerja, dan upah. Barang jadi adalah total nilai barang yang siap dijual selama periode akuntansi berjalan. Rumus untuk menghitung Persediaan WIP adalah Persediaan WIP + Harga Pokok Produksi – Barang Jadi.

Perlakuan pajak

Di Inggris, HMRC tidak memiliki definisi spesifik mengenai pekerjaan yang sedang berjalan, namun ada tiga jenis pekerjaan yang sedang berjalan yang didefinisikan untuk tujuan perpajakan:

  • produk yang diproduksi
  • kontrak untuk layanan
  • kontrak konstruksi

Disadur dari: en.wikipedia.org

Selengkapnya
Pekerjaan dalam Proses: Pengertian dan Inventaris WIP dalam Manajemen Rantai Pasokan

Supply Chain Management

Logistik Militer: Pengertian, Tugas, dan Asal Usul Logistik Militer

Dipublikasikan oleh Dias Perdana Putra pada 23 April 2024


Logistik militer 

Operasi militer mencakup perolehan, pemeliharaan, dan pengiriman barang, fasilitas, dan layanan.

Tugas militer meliputi ilmu perencanaan dan penganggaran pergerakan dan pemeliharaan pasukan. Strategi mempertimbangkan bagaimana menentukan dan menerapkan logika untuk menciptakan dan menerapkan dukungan berkelanjutan bagi kekuatan tempur dan taktis untuk mencapai tujuan strategis. Strategi dan taktik memberikan cetak biru untuk melakukan operasi militer, namun logistik adalah hal yang biasa.

Asal usul logistik militer

Kata "logistik" berasal dari kata Yunani logistikos, yang merupakan kata turunan yang berarti "kemampuan menghitung". Penggunaan kata administrasi pertama kali terjadi di Roma dan Byzantium, ketika masih ada hakim militer bergelar Logista. Saat itu, ia tampak sedang berbicara tentang keterampilan yang berkaitan dengan perhitungan matematis.

Studi menunjukkan bahwa penerapan ilmu pengetahuan terkait manajemen militer pertama kali dilakukan oleh penulis Swiss Antoine-Henri Jomini, yang mengembangkan teori perangnya dalam tiga strategi, taktik perang, dan operasi pada tahun 1838. Orang Prancis masih menggunakan kata logistique dan loger berarti "di kuartal pertama".

Praktik militer yang dikenal sebagai logistik hampir sama tuanya dengan peperangan itu sendiri. Pada awal sejarah manusia, ketika perang pertama terjadi, setiap orang harus mencari makanan. Setiap prajurit bertanggung jawab mengumpulkan makanan dan bahan bakarnya sendiri.

Belakangan, ketika para pejuang bergabung dengan pihak-pihak yang bertikai dan kelompok-kelompok itu berkembang, apakah ada alasan untuk menunjuk orang-orang khusus untuk memasok makanan dan senjata kepada para pejuang? Mereka yang mendukung toko adalah organisasi logistik pertama.

Pada abad ke-17, Perancis menggunakan sistem majalah untuk memelihara jaringan kota-kota perbatasan yang disediakan untuk pengepungan dan perbekalan untuk tujuan di luar perbatasan. Perang Saudara Amerika memperkenalkan jalur kereta api untuk manusia, peralatan, dan medan yang kasar.

Kereta api berkecepatan tinggi membantu memobilisasi tentara Prusia selama Perang Tujuh Minggu, namun masalah dalam memindahkan pasokan dari ujung rel ke garis depan menyebabkan hampir 18.000 ton barang tersangkut di kereta dan tidak dapat diangkut. Itu dimuat di dermaga.Penggunaan jalur kereta api Prusia selama Perang Perancis-Prusia dianggap sebagai contoh bagus reformasi industri, namun manfaat dari proses ini sering kali dicapai dengan meninggalkan jalur transmisi yang terisolasi dan terputus untuk kendaraan belakang.

Peperangan kapal selam yang tidak terbatas pada Perang Dunia I mempengaruhi kemampuan sekutu Inggris untuk mempertahankan jalur laut, dan karena besarnya angkatan bersenjata Jerman, terdapat terlalu banyak kereta api untuk mendukung apa pun kecuali perang parit.

Prinsip-prinsip Logistik

Dalam istilah logistik, daya tanggap berarti memberikan dukungan yang tepat pada waktu dan tempat yang tepat. Kesederhanaan adalah kunci dalam pengorganisasian, perencanaan dan pengelolaan logistik serta menghindari kerumitan yang tidak perlu. Dukungan logistik harus fleksibel untuk beradaptasi dengan perubahan keadaan, termasuk perubahan lingkungan, misi, dan konsep operasional. Perekonomian adalah hal yang penting, dan kami fokus pada efisiensi dan penggunaan kemampuan dukungan logistik secara ekonomis. Selain itu, untuk memulai operasi tempur, kemampuan mempertahankan dukungan logistik dasar menjadi prioritas, dan kemampuan melancarkan operasi selama masa operasional juga penting. Terakhir, kemampuan logistik, khususnya infrastruktur logistik, berperan penting dalam menjamin kelancaran dan keberlanjutan operasional logistik.

Sistem logistik militer

  1. Logika pemeliharaan. Logistik adalah jembatan antara garis depan dan belakang, dan logistik adalah bagian ekonomi dari operasi militer. Menetapkan kebijakan, merencanakan, mengarahkan, mengelola, mengawasi dan mengendalikan seluruh aspek organisasi dan menggunakan personel, bahan, fasilitas dan pelayanan sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam lingkup, kualitas, waktu, jenis, tempat dan metode. Bersiaplah saat Anda menggunakannya.
  2. Kegiatan daerah. Kebutuhan penunjang operasional dalam operasi strategis ditentukan oleh letak dan jarak antara kawasan pertahanan dengan kawasan pangkalan pertahanan.Membangun pusat-pusat pendukung logistik sesuai dengan letak (sesuai dengan skema regional negara) pusat-pusat pengembangan ekonomi dan industri yang memadukan program politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan.

Sumber: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Logistik Militer: Pengertian, Tugas, dan Asal Usul Logistik Militer

Supply Chain Management

Pergudangan: Pengertian, Efisiensi dan Fungsi Gudang

Dipublikasikan oleh Dias Perdana Putra pada 23 April 2024


Warehouse

Warehouse atau pergudangan berfungsi menyimpan barang untuk produksi atau hasil produksi dalam jumlah dan rentang waktu tertentu yang kemudian didistribusikan ke lokasi yang dituju berdasarkan permintaan. Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan warehouse adalah akurasi pergerakan barang dan menghitung rentang waktu barang disimpan. Dibutuhkan kontrol aktivitas pergerakan barang dan dokumen untuk meningkatkan efisiensi penggunaan warehouse agar jumlah dan rentang waktu barang disimpan dalam nilai minimum atau sesuai perencanaan.

Warehouse Management System

System yang didukung teknologi informasi untuk membantu pengawasan pergerakan barang masuk, pergerakan dalam warehouse dan barang keluar. Pengawasan dengan menggunakan sistem, memberikan kemudahan pengelolaan dan nilai tambah warehouse, yaitu:

  1. Memudahkan pengelola warehouse memberikan informasi ketersediaan suatu barang kepada bagian perencanaan produksi atau pengiriman agar ketersediaan barang tetap pada tingkat yang aman
  2. Penempatan barang yang ditentukan oleh sistem sehingga memudahkan penyimpanan, pengambilan dan perhitungan stok
  3. Mengurangi lead time dari aktivitas penyimpanan barang dan pengiriman barang
  4. Ketersediaan beragam informasi mengenai level barang dan utilitas warehouse memudahkan analisis untuk menyusun strategi penggunaan warehouse yang lebih efisien

Sasaran pengelolaan warehouse:

  • Speed. Kecepatan penyampaian ke pasar dan memenuhi perubahan permintaan, menjadi isu penting yang digunakan manajemen sebagai strategi dalam bersaing.
  • Efficiency. Efisiensi rantai pasok diukur dan diperbaiki secara terus-menerus oleh tim continuous improvementdari berbagai unit.
  • Effectiveness. Efektivitas yang memungkinkan pelanggan atau pengguna mendapatkan produk perusahaan dengan mudah.
  • Reliability. Keandalan informasi, komunikasi, dan eksekusi agar semua fungsi bekerja dengan baik

Efisiensi kegiatan pergudangan melalui pergudangan modern

Pergudangan modern atau gudang modern, adalah bangunan yang ditujukan untuk penyimpanan yang didesign untuk mengoptimalkan kegiatan penyimpanan dan bongkar muat, ciri dari gudang modern antara lain

  • memiliki atap yang tinggi
  • lantai dengan kapasitas tonase besar
  • design akses inbound dan outbound
  • sistem keamanan yang terintergrasi
  • dan flesibilitas ruangan gudang untuk mendukung kegiatan logistik

Fungsi Gudang

1. Untuk Industri Retail

Industri retail memiliki Gudang pribadi untuk menyimpan barang, dan dimiliki oleh setiap reseller atau pemasok. Perusahaan retail biasanya menyimpan berbagai macam barang yang berasal dari pabrik pemasok, yang nantinya disalurkan ke toko-toko yang telah dikelola.

2. Distribution Center (DC)

Fungsi Gudang selanjutnya ialah sebagai Distribution Center atau pusat distribusi yang dijadikan tempat penyimpanan barang dan pengumpulan produk sementara dari sebuah lokasi, seperti pabrik. Baru kemudian, barang tersebut dikirimkan hingga ke beberapa lokasi saat diperlukan.

3. Fullfillment Center

Gudang juga berfungsi sebagai fulfillment center. Ini adalah sebuah istilah baru di dunia distribusi maupun logistik. Adapun yang dimaksud dengan fulfillment center adalah tempat penyimpanan barang sementara untuk produk yang akan dikelola, selanjutnya akan diproses untuk memenuhi permintaan pesanan konsumen.

4. Dedicated Storage Facilities

Fungsi Gudang selanjutnya selain sebagai tempat penyimpanan barang semata, juga biasanya mengusung sistem penyimpanan dedicated storage. Adapun yang dimaksud dengan metode ini artinya adalah setiap produk mempunyai lokasi atau tempat yang tetap pada penyimpanan. Dimana tempat atau lokasi tidak dapat dipakai atau diubah oleh produk lainnya meskipun memiliki area yang kosong.

5. Reverse Logistic

Fungsi Gudang ini diaplikasikan untuk menjalankan aktivitas reverse logistic. Dimana fungsinya yaitu sebagai tempat penyimpanan barang tertentu yang di return atau dikembalikan. Setibanya di Gudang fulfillment, maka semua produk yang dikembalikan akan dilakukan pengecekan. Produk yang tak layak kirim dan rusak untuk selanjutnya akan dimusnahkan.

6. Cross Docking Center

Fungsi Gudang yang satu ini merupakan metode terbaru di industri rantai pasokan. Pada metode ini, produk akan langsung dikirim ke konsumen oleh produsen tanpa solusi penyimpanan. Ini artinya distributor menerima kiriman dan segera memindahkan muatan dari angkutan masuk ke angkutan keluar.

Sumber: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Pergudangan: Pengertian, Efisiensi dan Fungsi Gudang
page 1 of 5 Next Last »