Kemaritiman

Terobosan Energi Terbaru: PLN dan PT PAL Kolaborasi Hadirkan Pembangkit Listrik Kapal Berkapasitas 60 MW

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 24 April 2024


Liputan6.com, Surabaya - PT PLN (Persero) melalui anak usahanya PT Indonesia Power berkolaborasi dengan PT PAL Indonesia berhasil membangun Pembangkit Listrik Kapal atau Mobile Power Plant (MPP) modern yang diberi nama BMPP Nusantara 1 dan berkapasitas 60 Megawatt (MW). Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan khusus di wilayah timur Indonesia keberadaan MPP tipe Barge Mounted Power Plant menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan listrik daerah terpencil.

"Pencanangan program ini dalam rangka memenuhi pasokan listrik dalam waktu yang singkat dan bersifat sementara," ujarnya di dermaga bandar barat Divisi Kapal Niaga PT PAL di Surabaya Jumat (28/01). Selain itu, lanjut Darmawan, hadirnya MPP ini bakal mendorong reserve margin dan menaikkan rasio elektrifikasi secara cepat serta memungkinkan untuk dipindahkan ke tempat yang lebih memerlukan.

"Sebut saja seperti pada remote area yang dominan banyak tersebar di wilayah kepulauan Indonesia timur," ucapnya. Di wilayah Ambon, kata Darmawan, selama ini mempunyai kebutuhan listrik 63,6 MW. "Dengan masuknya BMPP Nusantara 1 maka sistem kelistrikan di wilayah Ambon akan semakin solid karena sepenuhnya akan dikelola oleh PLN Group," ujar Darmawan.

Darmawan mengungkapkan, pembangkit listrik kapal ini berkapasitas 60 MW dan dilengkapi dengan teknologi dual fuel dalam mengakomodir fleksibilitas ketersediaan bahan bakar. Dengan daya yang besar maka menjadi solusi untuk melistriki area atau wilayah yang mengalami defisit tenaga listrik.

"Kami harapkan BMPP Nusantara 1 dapat beroperasi dengan handal efisien dan tepat waktu, dalam mendukung system kelistrikan wilayah Ambon," ucap Darmawan. Dirinya menargetkan, proyek bernilai investasi Rp 997 miliar ini bakal beroperasi secara komersil/ commercial on date (COD) pada Maret 2022. Kedepan, Darmawan menegaskan, PLN tidak hanya berhenti sampai disini. PLN bersama PAL juga akan melanjutkan perakitan BMPP ini untuk unit ke dua dan ketiga dengan total kapasitas 150 MW.

"Berikutnya akan berlanjut dengan BMPP Nusantara 2 dan BMPP Nusantara 3 dengan total kapasitas 150 MW. Operasional dan maintenance pun sepenuhnya dilaksanakan oleh PT Indonesia Power, sehingga tidak ada lagi ketergantungan pasokan listrik dari pihak luar," ujar Darmawan.

Tantangan Pandemi

Direktur Utama PT PAL Kaharuddin Djenod menambahkan, proyek pembangunan BMPP Nusantara 1 60 MW yang dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19 menjadikan tantangan yang signifikan terhadap produktivitas dan capaian kinerja.

"PT PAL juga berkomitmen untuk terus meningkatkan TKDN dari BMPP ini. Pembangunan BMPP ini memang melibatkan banyak pihak. Kami terus berusaha untuk meningkatkan TKDN dari proyek ini untuk BMPP ke 2 dan 3," jelas Kaharuddin. Dirinya juga optimistis terhadap target COD dari BMPP Nusantara 1. Meski berada dalam situasi pandemi, PT PAL terus berusaha untuk tetap menjalankan proyek ini dengan aman dan optimal.

Sumber: www.liputan6.com

 

Selengkapnya
Terobosan Energi Terbaru: PLN dan PT PAL Kolaborasi Hadirkan Pembangkit Listrik Kapal Berkapasitas 60 MW

Kemaritiman

Menembus Tantangan: Industri Pertahanan Menghadapi Tiga Hambatan dalam Membangun Alutsista

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 24 April 2024


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi) Rizal Darma Putra mencatat tiga tantangan yang dihadapi industri pertahanan dalam membangun kekuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI. 

"Sekarang bagi industri pertahanan kita memiliki tantangan, yakni dari sisi kualitas, jaminan nilai jual dan ketepatan waktu," ujar Rizal, dalam diskusi virtual, Kamis (24/6/2021).

Menurutnya, industri pertahanan juga perlu mendapatkan dukungan besar dari pemerintah. dalam rangka membangun kekuatan pertahanan. 

Misalnya, dukungan dana dari pemerintah dan perbankan yang berkelanjutan. Ia menilai, eksistensi industri pertahanan membutuhkan dukungan besar dari dua komponen tersebut "Itu yang harus saling berkaitan satu sama lain," kata Rizal. 

Di sisi lain, Rizal menilai bahwa untuk membangun kekuatan pertahanan juga bisa dilakukan dengan mendatangkan alutsista dari luar negeri. 

Hanya saja, catatan yang perlu dipegang yakni mengenai transparansi pengadaan alutsista. 
"Pengadaan alutsista harus memiliki transparansi dalam perencanaan pengadaan," tutur dia. 

Rizal menambahkan, alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) dalam negeri sendiri sebagian besar berasal dari produk luar negeri. 

Dengan demikian, penting bagi pemangku kebijakan agar pengadaan alpalhankam juga memperhatikan partisipasi negara produsen dalam membangun industri pertahanan. 

"Ya kita boleh menggunakan produk luar negeri tentu dengan syarat harus ikut partisipasi dalam industri pertahanan," tegas dia. 

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) berencana membeli alutsista dengan anggaran Rp 1.700 triliun. 

Rencana pengadaan alutsista senilai Rp 1.700 triliun tertuang dalam dokumen Rancangan Peraturan Presiden (Raperpres) tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia Tahun 2020-2024. 

Berdasarkan rancangan tersebut, pengadaan alutsista ini bisa dilakukan dengan skema peminjaan dana asing alias utang. 

Namun demikian, Menhan Prabowo Subianto memastikan bahwa nilai pengadaan alutsista itu dan pembahasan rancangan tersebut belum final.

Sumber:nasional.kompas.com

 

Selengkapnya
Menembus Tantangan: Industri Pertahanan Menghadapi Tiga Hambatan dalam Membangun Alutsista

Kemaritiman

Perkuat Pertahanan Laut: TNI AL Peroleh Dua Fregat Arrowhead 140 Terbaru dari Produksi PT PAL

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 24 April 2024


LONDON, KOMPAS.com – Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto didampingi Dubes RI untuk Inggris Desra Percaya menghadiri pameran industri pertahanan terbesar di Inggris pada Kamis (16/9/2021). 

Pameran bernama Defence and Security Equipment Internasional (DSEI) tersebut bertempat di ExCel London dan berlangsung sejak 14 hingga 17 September. 

Kedatangan Prabowo dan delegasi RI dalam DSEI disambut Direktur Department for International Trade Defence and Security Organisation (DIT DSO) serta anggota Parlemen Inggris Richard Graham. 

Dalam rombongan delegasi Indonesia, ada Dirut PT PAL Kaharuddin Djenod serta beberapa pejabat Kementerian Pertahanan RI. 

Djenod menandatangani kontrak komersial antara PT PAL dengan Babcock International dalam pengadaan kapal fregat Type 31 Arrowhead 140 untuk TNI AL.

Penandatanganan bersejarah tersebut dilakukan diatas kapal perang Inggris HMS Argyll sebagaimana rilis yang diterima Kompas.com. 

Dalam kontrak tersebut, Indonesia akan mendapatkan lisensi desain kapal. Kemudian, PT PAL akan membangun dua fregat untuk TNI AL. 

Penandatangan perjanjian itu disaksikan oleh Prabowo dan Menhan Inggris Ben Wallace. 

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo mengunjungi berbagai stand alutsista serta bertemu pimpinan perusahaan dari industri pertahanan dalam pameran itu 
Perusahaan-perusahaan tersebut merupakan penggagas dalam industri pertahanan yang telah digunakan oleh angkatan bersenjata di berbagai negara

Sumber: www.kompas.com
 

Selengkapnya
Perkuat Pertahanan Laut: TNI AL Peroleh Dua Fregat Arrowhead 140 Terbaru dari Produksi PT PAL

Kemaritiman

Kunjungan Strategis PM Malaysia ke PT Pindad: Perkuat Kerjasama Pertahanan RI-Malaysia dalam Suasana Positif

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 24 April 2024


Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum saat mengikuti rangkaian kunjungan kerja Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Ismail Sabri Yaakob dan Menteri Pertahanan Malaysia Dato' Seri Hishammuddin Hussein bersama Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, ke kantor pusat PT Pindad (Persero) di Bandung, Kamis (11/11/2021).(DOK. Humas Pemprov Jabar)

KOMPAS.com – Perdana Menteri (PM) Malaysia Dato' Sri Ismail Sabri Yaakob menyambut baik komitmen Republik Indonesia (RI) dalam menjalin kerja sama dalam industri pertahanan. Menurutnya, industri pertahanan sangat penting bagi kedua negara. 

Dia mengatakan itu dalam kunjungan kerja ke kantor pusat PT Pindad (Persero) bersama Menteri Pertahanan Malaysia Dato' Seri Hishammuddin Hussein, Menteri Pertahanan Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto, dan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum di Bandung, Kamis (11/11/2021). 

"Saya meminta Menteri Pertahanan (Malaysia) untuk melihat keperluan yang boleh dilakukan antara Kementerian Pertahanan dan Pindad," ujarnya seperti dikutip dari unggahan di akun Instagram @ismailsabri60. 

Ismail juga mengaku senang lawatannya ke PT Pindad meninjau produk-produk militer disambut Prabowo Subianto. 

Dia menambahkan, keakraban Indonesia-Malaysia dalam bidang pertahanan telah berlangsung selama 64 tahun dan membawa banyak manfaat strategis. 

Adapun sejumlah bentuk kerja sama yang telah dilakukan kedua belah pihak di bidang pertahanan seperti di antaranya General Border Committee (GBC), Trilateral Cooperative Arrangement (TCA), Asean Defence Minister Meeting (ADMM) dan kerja sama lainnya. "Malaysia dalam frasa akhir penggubalan Dasar Industri Pertahanan dan Keselamatan Negara (DIPKN) mengalu-alukan kerja sama dengan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Indonesia," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com. 

Pada kesempatan itu, Uu Ruzhanul juga mengikuti rangkaian kunker meninjau pusat industri pertahanan di Indonesia tersebut. 

Sementara itu, di kompleks PT Pindad berlangsung pameran produk-produk unggulan mulai dari senjata, hingga kendaraan taktis, seperti tank harimau, kendaraan tempur badak, komodo berbagai varian, anoa berbagai varian, maung dan kendaraan terbaru MV2.

Sumber: regional.kompas.com

Selengkapnya
Kunjungan Strategis PM Malaysia ke PT Pindad: Perkuat Kerjasama Pertahanan RI-Malaysia dalam Suasana Positif

Kemaritiman

Maju Bersama Pertahanan: Eksplorasi Potensi Industri Alutsista Dalam Negeri yang Berkembang Pesat

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 24 April 2024


JAKARTA, KOMPAS.com - Industri pertahanan dalam negeri kian berkembang. Dalam beberapa tahun belakangan, Indonesia sudah mengembangkan hingga memproduksi alat utama sistem persenjataan (alutsista). 

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang industri pertahanan menitikberatkan pada pengadaan alutsista yang berasal dari produsen dalam negeri, seperti PT PAL Indonesia, PT Pindad, dan PT Dirgantara Indonesia. 

Saat upacara peringatan HUT ke-76 TNI, Selasa (5/10/2021), Presiden Joko Widodo menekankan, kebijakan di sektor pertahanan harus bergeser dari belanja ke investasi untuk jangka panjang. 

Menurut Jokowi, kebijakan investasi pertahanan harus dirancang sistematis dan dijalankan secara konsisten serta berkelanjutan. 

"Saya tegaskan kembali, kita harus bergeser dari kebijakan belanja pertahanan menjadi kebijakan investasi pertahanan yang berpikir jangka panjang," ujar Jokowi di Istana Merdeka, dikutip dari siaran YouTube Sekretariat Presiden.

Dikutip dari Kompas.id, meski persentase impor alutsista masih terbilang tinggi, namun kerja sama Indonesia dengan negara lain tidak hanya sekadar pengadaan langsung. 

Metode transfer of technology memungkinkan Indonesia untuk memproduksi alutsista sendiri, walaupun teknologinya masih berasal dari negara lain.

Pada 22 Januari 2015 misalnya, Indonesia mulai melakukan pemotongan pelat utama kapal perang strategic sealift vessel (SSV) yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan Filipina. 

Kapal tersebut berukuran panjang 123 meter dan lebar 21,8 meter dengan kapasitas 10.300 ton, berdaya angkut empat tank, satu ambulans, dua mobil jip dan dua helikopter. 

Sebanyak 121 kru kapal dan 500 pasukan juga bisa diangkut. Kapal ini juga mampu melaju selama 30 hari dengan kecepatan 9.360 mil laut, kecepatan maksimal 16 knot. 

Alutsista ini menjadi yang pertama merambah dunia ekspor. Kapal tersebut diluncurkan pada 18 Januari 2016 dan diberi nama Tarlac. 

Tahun yang sama, PT PAL berhasil membuat kapal KRI-592 Banjarmasin. 
Kapal ini berhasil menuntaskan Ekspedisi Kartika Jala Karida dengan rute 170.000 nautical mile atau 30.600 kilometer ke Milan, Italia, pada 22 Juli 2016. 

Ekspedisi tersebut dilakukan sebagai bentuk uji coba, sekaligus melaksanakan misi diplomasi. 

Sebulan kemudian, tepatnya 22 Agustus, Indonesia meluncurkan enam roket R-Han 122B hasil penyempurnaan di Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. 

Roket itu dibuat oleh Kementerian Pertahanan, Kementerian Riset dan Teknologi, Pendidikan Tinggi, Lapan, PT Dirgantara Indonesia. 

PT Pindad, PT Dahana, PT Krakatau Steel, Institut Teknologi Bandung, serta Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya juga ikut terlibat. 

Adapun sistem peluncur juga dipasangkan dengan truk Perkasa buatan dalam negeri. Program dimulai sejak 2014 dengan biaya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

Selain itu, PT Pindad melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan industri pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) Continental Aviation Service. 

Kerja sama tersebut mencakup rencana transfer teknologi dan lisensi dari senapan serbu SS2 serta distribusi dan pemasaran berbagai amunisi buatan PT Pindad ke negara-negara Timur Tengah. 

Indonesia juga bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan Korea Selatan dan Korea Aeospace Industry (KAI). 

Kerja sama ini meliputi penyertaan modal Kementerian Pertahanan Indonesia dengan KAI serta kontrak PT Dirgantara Indonesia dengan KAI. 

Kontrak kerja ini terkait perkembangan proyek jet tempur Korea Fighter Experimental (KF-X) oleh Pemerintah Korea dan Indonesia.

Kapal perusak rudal 

PT PAL pernah memproduksi kapal perusak rudal atau perusak kawal rudal (PKR) pesanan Kementerian Pertahanan. 

Kapal ini merupakan jenis kapal canggih fregat hasil kerja sama dengan perusahaan perkapalan asal Belanda, Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS). 

Kapal PKR dibangun dengan pendekatan modular karena lebih efisien dan fleksibel. Dari enam modul sebanyak empat modul dikerjakan Indonesia dan sisanya Belanda. Kapal yang diberi nama KRI I Gusti Ngurah Rai-332 itu merupakan kapal kedua setelah kapal RE Martadinata yang diterima TNI Angkatan Laut pada 2017. 

Kemudian, PT PAL membuat KRI Semarang-594 yang diresmikan pada 21 Januari 2019 di Dermaga Ujung Koarmada II Surabaya. 

Kapal tersebut memiliki fungsi untuk membantu distribusi militer baik logistik, peralatan dan perlengkapan militer serta difungsikan sebagai kapal rumah sakit untuk bantuan bencana alam. 

KRI Semarang-594 adalah pesanan ketiga dari TNI Angkatan Laut. Dua pesanan sebelumnya adalah KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593.

Kapal selam 

PT PAL juga merambah ke bisnis perawatan kapal selam pada 25 Januari 2018. KRI Cakra 401 menjadi kapal selam pertama yang melakukan perawatan. 

Perawatan dimulai Maret 2018 dan dirawat selama 28 bulan.   

Selanjutnya, PT PAL turut andil dalam pembuatan kapal selam Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) 209/1400. 

Indonesia memesan tiga kapal selam dari Daewoo Shipbuilding, Korea Selatan. Namun sebagai bagian dari alih teknologi, pemasangan bagian kapal selam ketiga dilakukan Indonesia. 

Pada 20 Januari 2020 kapal selam itu berhasil menjalani tahapan Nominal Diving Depth (NDD) di Perairan Utara Pulau Bali. Kapal selam yang diberi nama Alugoro itu berhasil menyelam sampai ke dalaman 250 meter. 

Spesifikasinya, panjang 61,3 meter, kecepatan maksimal saat menyelam 21 knot, kecepatan maksimal ketika di permukaan 12 knot. 

Kapal selam Alugoro juga mendapat gelar zero defect atau tanpa cacat dari tim DSME Korea Selatan. 

Keberhasilan pembangunan kapal selam ini juga membuat Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mampu membuat kapal selam.

Pesawat nirawak 

Indonesia juga memproduksi pesawat nirawak atau drone. 

Produksi massal pesawat nirawak Wulung dengan kode registrasi NW01 dimulai pada Mei 2016 oleh PT Dirgantara Indonesia. 

Wulung dirancang dengan kemampuan autopilot yang menggunakan konsep modular composite structure, ruang akses yang luas dan perakitan yang mudah serta cepat. 

Pesawat itu berbobot maksimal 125 kilogram, kapasitas tangki 35 liter dan menggunakan single piston engine tipe pusher, bertenaga 22 horsepower (Hp). 

Selain pesawat nirawak, PT Dirgantara Indonesia kini tengah mengerjakan tahap akhir dua pesawat NC212i pesanan Filipina dan tiga pesawat pesanan Vietnam. 

Pesawat itu sebelumnya dibuat oleh perusahaan Airbus Defence and Space. 

Pada 31 Desember 2019, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan memperkenalkan pesawat udara nirawak jenis medium altitude long endurance yang diberi bernama Elang Hitam. 

Pesawat tersebut dikerjakan konsorsium yang terdiri dari tujuh lembaga. 

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bertugas merancang dan menguji pesawatnya, sementera PT Dirgantara Indonesia memproduksi dan mengintegrasikan sistem. 

Prototype tank medium 

Pada 2017, PT Pindad dan FNNS Turki bekerja sama membuat prototipe pertama tank tempur medium. Prototipe kedua akan dikerjakan di Bandung, Jawa Barat dan kala itu ditargetkan dapat diproduksi masal pada 2018. Tank tempur medium diketahui cocok digunakan di Indonesia terutama untuk di daerah Sumatera dan Jawa. Namun, rata-rata jembatan di Indonesia hanya mampu menopang berat 40 ton sementara tank tempur umumnya lebih dari 60 ton.

Modernisasi KRI Malahayati-362 

Tidak hanya membuat kapal selam dan pesawat, Indonesia juga memodernisasi kapal selam KRI Malahayati-362. 

Modernisasi yang dilakukan PT PAL mencakup peremajaan ship platform, CCP dan sensor senjata, penggantian propulsi CODOG, CODAD dan diesel generator. 

Ada pula pembaruan CMS dan training pada pengawak kapal TNI Angkatan Laut dalam pengoperasian dan pemeliharaan tingkat organik. 

Setelah dimodernisasi, KRI Malahayati-362 mampu melakukan fungsi peperangan laut modern dengan estimasi operasional selama 15 tahun ke depan.

Sumber: nasional.kompas.com

Selengkapnya
Maju Bersama Pertahanan: Eksplorasi Potensi Industri Alutsista Dalam Negeri yang Berkembang Pesat

Kemaritiman

PT PAL Raih Lisensi Eksklusif: Menyongsong Era Kapal Perang Canggih Bersama Inggris

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 24 April 2024


SURYA.co.id - PT PAL (Persero) mendapatkan lisensi untuk memproduksi kapal perang fregat dari perusahaan Inggris, Babcock. Fregat merupakan jenis kapal perang berukuran sedang yang dapat bermanuver dengan lincah dan cepat.

Kerja sama itu ditandai dengan penandatangan perjanjian oleh CEO Babcock David Lockwood dan CEO PT PAL Kaharuddin Djenod dalam acara Defense and Security Equipment International (DSEI) 2021 di London, Inggris pada Kamis (16/9/2021). Penandatanganan kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Inggris tersebut disaksikan oleh Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto dan Menteri Pertahanan Inggris Hob Ben Wallace.

Mengutip keterangan tertulis Babcock, Jumat (17/9/2021), PT PAL akan memproduksi dua fregat Arrowhead 140 (AH140) di pabriknya yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur. Pembuatan kapal akan dilakukan dengan desain khusus serta spesifikasi yang sesuai kebutuhan Angkatan Laut Indonesia.

David mengatakan, lewat kesepakatan kapal fregat Arrowhead 140 akan dibuat di Indonesia dengan melibatkan tenaga kerja lokal. Sehingga diharapkan berkontribusi langsung pada nilai sosial dan ekonomi industri kapal Indonesia. “Ini adalah hari yang membanggakan bagi tim Babcock dan PT PAL, karena kami menandatangani lisensi desain dengan PT PAL untuk dua fregat baru bagi Angkatan Laut Indonesia," ungkapnya.

Sementara itu, Ben Wallace mengatakan, dirinya mengapresiasi kerja sama yang dilakukan kedua negara melalui Babcock dan PT PAL. Menurutnya, hal ini sekaligus menandakan eratnya hubungan Inggris dengan Indonesia. "Ini menandakan kekuatan hubungan pertahanan Inggris dengan Indonesia. Kedepannya angkatan laut kedua negara akan mengoperasikan fregat terkemuka dunia, dan akan bekerja sama secara erat untuk melindungi kepentingan bersama di seluruh dunia," ujar dia.

Babcock, perusahaan kedirgantaraan, pertahanan dan keamanan yang berbasis di Inggris, memang telah bekerja sama dengan Pemerintah Inggris untuk mempromosikan fregat Arrowhead 140 ke pasar global. Desain dasar fregat Arrowhead 140 pun dapat dikonfigurasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan angkatan laut. Selain untuk Indonesia, perusahaan juga mulai mendesain fregat Arrowhead 140 untuk Angkatan Laut Inggris di Skotlandia. Maka angkatan laut Inggris dan Indonesia akan memiliki kapal yang sama dan telah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Sehingga kapal perang tersebut diharapkan dapat memudahkan latihan dan komunikasi.

Sumber: surabaya.tribunnews.com

 

Selengkapnya
PT PAL Raih Lisensi Eksklusif: Menyongsong Era Kapal Perang Canggih Bersama Inggris
page 1 of 5 Next Last »