Perindustrian

Semen Padang: Sejarah, Produksi, dan Proses Manufaktur Perusahaan Semen Tertua di Asia Tenggara

Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 24 April 2024


Semen Padang 

PT Semen Padang adalah anak usaha Semen Indonesia yang bergerak di bidang produksi semen. Perusahaan ini adalah produsen semen tertua di Asia Tenggara. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2020, perusahaan ini mengoperasikan lima unit pabrik di Padang dan satu unit pabrik di Dumai dengan total kapasitas produksi mencapai 8,9 juta ton semen per tahun.

Sejarah

Logo Semen Padang sejak awal berdiri hingga sebelum dinasionalisasi.

Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1906 saat seorang perwira Belanda berkebangsaan Jerman, Carl Christophus Lau, mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk dapat mendirikan sebuah pabrik semen di Indarung, Padang. Permohonan tersebut lalu disetujui sekitar tujuh bulan kemudian. Carl Christophus Lau kemudian bermitra dengan sejumlah perusahaan untuk mendirikan pabrik semen tersebut pada tanggal 18 Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NIPCM).

Klin pertama perusahaan ini kemudian selesai dibangun pada tahun 1911 dengan kapasitas produksi sebesar 76,5 ton semen per hari. Klin kedua lalu mulai dibangun setahun kemudian dengan kapasitas produksi yang sama. Pada tahun 1913, perusahaan ini mulai mengoperasikan Pabrik Indarung I dengan kapasitas produksi sebesar 22,9 ribu ton semen per tahun. Pada tahun 1939, perusahaan ini meningkatkan kapasitas produksi Pabrik Indarung I menjadi 170 ribu ton semen per tahun.

Pasca Perang Dunia II, selama pendudukan Jepang di Indonesia, perusahaan ini dikelola oleh Asano Cement (kini Taiheiyo Cement). Hasil produksi perusahaan ini pun digunakan untuk mendukung kebutuhan militer Jepang. Pada bulan Agustus 1944, pabrik milik perusahaan ini hancur akibat dibom oleh tentara Sekutu. Pasca Indonesia merdeka, nama perusahaan ini diubah menjadi NV Padang Portland Cement Maatschappij (PPCM). Pada tahun 1959, pemerintah Indonesia resmi menasionalisasi perusahaan ini, dan Badan Penyelenggara Perusahaan Industri dan Tambang (BAPPIT) kemudian mengelola perusahaan ini.

Pada tahun 1961, pemerintah mengubah status perusahaan ini menjadi sebuah perusahaan negara (PN) dengan nama PN Semen Padang. Pada akhir dekade 1960-an, pergolakan PRRI membuat operasional perusahaan ini terganggu, sehingga pabrik semen milik perusahaan ini hampir dibesituakan. Rencana tersebut kemudian digagalkan oleh Gubernur Sumatera Barat, Harun Zain, yang lalu meminta Ir. Azwar Anas untuk memimpin perusahaan ini. Azwar Anas kemudian berhasil merevitalisasi perusahaan ini, sehingga perusahaan ini dapat bertahan. Pada tahun 1971, pemerintah mengubah status perusahaan ini menjadi persero dan kapasitas produksi Pabrik Indarung I ditingkatkan menjadi 300 ribu ton semen per tahun.

Pada tahun 1979, perusahaan ini mulai mengoperasikan Pabrik Indarung II dengan kapasitas produksi sebesar 600 ribu ton semen per tahun. Pada tahun 1984 dan 1986, perusahaan ini mulai mengoperasikan Pabrik Indarung IIIA dan Pabrik Indarung IIIB dengan kapasitas produksi masing-masing 600 ribu ton semen per tahun. Mulai tahun 1990 hingga 1993, perusahaan ini meningkatkan kapasitas produksi Pabrik Indarung IIIB menjadi 1,62 juta ton semen per tahun. Pada tahun 1995, perusahaan ini resmi menjadi anak usaha dari Semen Gresik. Pada tahun 1998, perusahaan ini mulai mengoperasikan Pabrik Indarung V dengan kapasitas produksi sebesar 2,3 juta ton semen per tahun. Pada tahun 1999, perusahaan ini berhenti mengoperasikan Pabrik Indarung I.

Mulai tahun 2003 hingga 2011, perusahaan ini mengoptimalisasi pabrik-pabriknya, sehingga total kapasitas produksi perusahaan ini menjadi 6,5 juta ton semen per tahun. Pada tahun 2012, perusahaan ini mulai membangun pabrik semen di Dumai dengan kapasitas produksi sebesar 900 ribu ton semen per tahun. Pada tahun 2017, perusahaan ini mulai mengoperasikan Pabrik Indarung VI dengan kapasitas produksi sebesar 1,5 juta ton semen per tahun.

Produksi

Produksi Semen dan Terak

Pabrik Indarung 6 dalam pembangunan

Pada tahun 2019, PT Semen Padang memproduksi 6,5 juta ton semen dan 5.72 juta ton terak, dengan rincian produksi dari tahun 2016 sebagai berikut: 

Kapasitas pabrik

Total kapasitas produksi PT Semen Padang adalah 8.900.000 ton / tahun[10] dengan rincian sebagai berikut:

  1. Pabrik Indarung II = 860.000 ton / tahun
  2. Pabrik Indarung III = 720.000 ton / tahun
  3. Pabrik Indarung IV = 1.920.000 ton / tahun
  4. Pabrik Indarung V = 2.500.000 ton / tahun
  5. Pabrik Indarung VI = 2.500.000 ton / tahun
  6. Cement Mill Dumai = 900.000 ton / tahun

Pabrik Indarung I dinonaktifkan sejak bulan Oktober 1999, dengan pertimbangan efisiensi dan polusi, karena pabrik yang didirikan pada tanggal 18 Maret 1910 masih menggunakan proses basah.

Bahan mentah

Bahan mentah yang digunakan dalam pembuatan semen adalah batu kapur, batu silika, tanah liat dan pasir besi. Dari total kebutuhan bahan mentah, batu kapur yang depositnya terdapat di bukit karang putih (± 2 km dari pabrik) digunakan sebanyak 81 %. Batu silika yang depositnya berasala dari bukit ngalau (± 1,5 km dari pabrik) digunakan sebanyak ± 9 % dan tanah liat diperoleh disekitar Kecamatan Kuranji, Kota Padang digunakan sejumlah ± 9%. Sedangkan kebutuhan pasir besi ± 1 % didatangkan dari Cilacap. Pada penggilingan akhir ditambahkan gipsum 3-5 % yang didatangkan dari Thailand. Gipsum alam dan gipsum sintetis dari PT Petrokimia Gresik.

Proses produksi

Cerobong Pabrik Indarung I

Secara garis besar prsoes produksi semen melalui 5 tahapan, yaitu:

  1. Penambangan dan penyimpanan bahan mentah.
  2. Penggilingan dan pencampuran bahan mentah
  3. Homogenisasi hasil penggilingan bahan mentah
  4. Pembakaran
  5. Penggilingan akhir hasil pembakaran

Dalam Proses kering, penggilingan bahan di Raw Mill udara panas dialirkan dari tanur putar (Kiln) sehingga dihasilkan Raw Mix dengan kandungan air <1% Setelah menjalani proses homogenisasi, Raw Mix dibakar di Tanur putar (kiln) dengan bahan bakar batu bara. Hasil pembakaran adalah berupa butiran hitam yang disebut terak/klinker.

Proses selanjutnya adalah penggilingan akhir klinker di tromol semen (Cement Mill) dengan menambahkan sejumlah gypsum dengan perbandingan tertentu. Hasil dari penggilingan akhir ini adalah semen yang siap untuk kepasaran (dalam kemasan kantong/curah).

Profil produk

Pabrik Pengantongan Semen Padang di Provinsi Aceh

  • Semen Portland Type I

Dipakai untuk keperluan konstruksi umum yang tidak memakai persyaratan khusus terhadap panas hidrasi dan kekuatan tekan awal. Cocok dipakai pada tanah dan air yang mengandung sulfat 0,0% - 0,10 % dan dapat digunakan untuk bangunan rumah pemukiman, gedung-gedung bertingkat, dan lain-lain.

  • Semen Portland Type II

Dipakai untuk konstruksi bangunan dari beton massa yang memerlukan ketahanan sulfat (pada lokasi tanah dan air yang mengandung sulfat antara 0,10 - 0,20 %) dan panas hidrasi sedang, misalnya bangunan dipinggir laut, bangunan dibekas tanah rawa, saluran irigasi, beton massa untuk dam-dam dan landasan jembatan.

  • Semen Portland Type III

Dipakai untuk konstruksi bangunan yang memerlukan kekuatan tekan awal tinggi pada fase permulaan setelah pengikatan terjadi, misalnya untuk pembuatan jalan beton, bangunan-bangunan tingkat tinggi, bangunan-bangunan dalam air yang tidak memerlukan ketahanan terhadap serangan sulfat.

  • Semen Portland Type V

Dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan pada tanah/air yang mengandung sulfat melebihi 0,20 % dan sangat cocok untuk instalasi pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan, dan pembangkit tenaga nuklir.

  • Super Masonry Cement

Semen ini dapat digunakan untuk konstruksi perumahan gedung, jalan dan irigasi yang struktur betonnya maksimal K 225. Dapat juga digunakan untuk bahan baku pembuatan genteng beton, hollow brick, Paving Block, tegel dan bahan bangunan lainnya.

  • Oil Well Cement (OWC), Class G-HSR (High Sulfate Resistance)

Merupakan semen khusus yang digunakan untuk pembuatan sumur minyak bumi dan gas alam dengan konstruksi sumur minyak bawah permukaan laut dan bumi, OWC yang telah diproduksi adalah class G, HSR (High Sulfat Resistance) disebut juga sebagai "BASIC OWC". Bahan adaptif dapat ditambahkan untuk pemakaian pada berbagai kedalaman dan temperatur.

  • Portland Composite Cement (PCC)

Semen ini memenuhi persyaratan mutu Portland Composite Cement SNI 15-7064-2004. Dapat digunakan secara luas untuk konstruksi umum pada semua beton. Struktur bangunan bertingkat, struktur jembatan, struktur jalan beton, bahan bangunan, beton pra tekan dan pra cetak, pasangan bata, plesteran dan acian, panel beton, paving block, hollow brick, batako, genteng, potongan ubin, lebih mudah dikerjakan, suhu beton lebih rendah sehingga tidak mudah retak, lebih tahan terhadap sulfat, lebih kedap air dan permukaan acian lebih halus.

  • Super "Portland Pozzolan Cement" (PPC)

Semen yang memenuhi persyaratan mutu semen Portland Pozzoland SNI 15-0302-2004 dan ASTM C 595 M-05 s. Dapat digunakan secara luas seperti:

  1. Konstruksi beton massa (bendungan, dam dan irigasi)
  2. Konstruksi beton yang memerlukan ketahanan terhadap serangan sulfat (bangunan tepi pantai, tanah rawa).
  3. Bangunan/instalasi yang memerlukan kekedapan yang lebih tinggi.
  4. Pekerjaan pasangan dan plesteran.

Sumber: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Semen Padang: Sejarah, Produksi, dan Proses Manufaktur Perusahaan Semen Tertua di Asia Tenggara

Perindustrian

Gresik Merajut Sejarah: Dibangun Pabrik Pengolahan Tembaga Terbesar di Dunia

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 24 April 2024


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Freeport Indonesia tengah melakukan pembangunan pabrik peleburan dan pengolahan tembaga. Pabrik yang terletak di Kabupaten Gresik, Jawa Timur ini bakal menjadi yang terbesar di dunia. Hal tersebut diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara peletakan batu pertama atau groundbreaking smelter Freeport pada Selasa (12/10/2021).

"Smelter yang akan dibangun ini dengan desain single line, terbesar di dunia karena mampu mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun," ungkapnya. Ia menjelaskan, dari kemampuan pengolahan 1,7 juta ton tersebut, smelter ini juga akan menghasilkan 480.000 ton logam tembaga. Jokowi menilai, ini potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan Indonesia.

“Bisa bayangkan 1,7 juta ton, itu kalau dinaikkan truk yang kecil itu, yang bisa mengangkut 3-4 ton berarti berapa truk yang akan berjejer di sini. Itu berarti akan ada 600.000 truk berjejer, bayangkan. Ini gede sekali,” katanya.

Jokowi pun berharap, dengan kehadiran smelter Freeport di dalam negeri, maka akan semakin memperkuat hilirisasi industri tembaga. Oleh sebab itu, ia ingin langkah pembangunan smelter ini diikuti oleh seluruh perusahaan tambang. Dengan demikian, ke depannya Indonesia tak lagi mengekspor hasil tambang berbentuk barang mentah atau raw material, melainkan yang sudah bernilai tambah karena lebih dahulu diolah di dalam negeri.

“Ini akan memberikan nilai tambah bagi negara, artinya memberikan income (pemasukan) yang lebih tinggi pada negara.

Kemudian juga menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan," ungkap dia. Terkait serapan tenaga kerja, Jokowi mengatakan, setidaknya dalam masa konstruksi pembangunan smelter Freeport akan melibatkan 40.000 pekerja.

"Artinya lapangan pekerjaan akan terbuka banyak sekali di Kabupaten Gresik dan di Provinsi Jawa Timur. Belum lagi nanti, kalau sudah beroperasi,” ujarnya. (Yohana Artha Uly)

Sumber: www.tribunnews.com

 

Selengkapnya
Gresik Merajut Sejarah: Dibangun Pabrik Pengolahan Tembaga Terbesar di Dunia

Perindustrian

Kemenperin Terapkan Revolusi Industri 4.0 Demi Optimalkan Potensi Indonesia di Sektor Manufaktur

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 24 April 2024


Akselerasi revolusi industri 4.0 yang dicanangkan melalui Peta Jalan Making Indonesia 4.0 terus berjalan. Sektor manufaktur didorong bertransformasi menggunakan teknologi digital di seluruh rantai nilai industrinya. Momen ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Indonesia yang memiliki keunggulan dalam hal kuatnya faktor permintaan, kerangka kelembagaan yang kuat, serta perdagangan dan investasi global yang baik.

“Perkembangan teknologi adalah keniscayaan dan pasti akan terjadi. Negara-negara yang menerapkan industri 4.0 meyakini pentingnya dukungan kebijakan pemerintah yang holistik sebagai pilar penting keberhasilan implementasi kebijakan ekonomi digital,” kata Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Iklim Usaha dan Investasi, Andi Rizaldi di Jakarta, Minggu (3/7).

Ia menyampaikan, pemerintah telah menetapkan inisiatif Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah peta jalan yang terintegrasi untuk mengimplementasikan sejumlah strategi, dengan aspirasi besar membawa Indonesia menjadi 10 besar ekonomi dunia di tahun 2030. Resiliensi perekonomian Indonesia yang cukup baik juga dinilai sebagai salah satu potensi yang dapat dioptimalkan lewat penerapan Industri 4.0. hal tersebut ditunjukkan oleh pertumbuhan yang lebih tinggi pada 2019 dan kontraksi yang lebih kecil pada 2020 dibanding peer countries.

Potensi selanjutnya adalah menghasilkan peluang pekerjaan baru yang lebih spesifik untuk mengakomodasi jumlah tenaga kerja yang besar. Revolusi Industri 4.0 tidak akan menghilangkan lapangan pekerjaan, melainkan menawarkan jenis pekerjaan baru yang memungkinkan migrasi dari satu profesi ke profesi lainnya. “Nantinya akan ada pergeseran profesi seseorang ke arah lebih baik yang justru akan mengangkat harkat dari pekerja itu sendiri,” ujar Andi.

Dalam Making Indonesia 4.0, Kemenperin telah menetapkan tujuh sektor prioritas yakni makanan dan minuman, otomotif, kimia, tekstil dan produk tekstil, elektronika dan alat kesehatan. Ketujuh sektor ini dipilih karena dapat memberikan kontribusi sebesar 70 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) manufaktur, 65 persen ekspor manufaktur, dan 60 persen pekerja industri.

Proporsi tenaga kerja di tujuh sektor prioritas dalam program Making Indonesia 4.0 pada lima tahun terakhir menunjukkan tren meningkat yang mana pada tahun 2015 sebesar 5,02 persen dan pada tahun 2020 sebesar 5,70 persen, meski sempat dihadapkan pada kondisi pandemi Covid-19.  “Melihat data peningkatan tersebut, tentunya memberikan harapan bahwa adopsi teknologi di tujuh sektor prioritas berpotensi meningkatkan kapabilitas ekonomi nasional,” tuturnya.

Ia menambahkan, Indonesia merupakan negara jumlah tenaga kerja terbanyak di dunia dengan jumlah 125 juta jiwa, setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. “Tentunya apabila didorong dengan peningkatan kualitas tenaga kerja, akan terus berdampak positif pada peningkatan produktivitas sektor manufaktur, dan akan terus memberikan kontribusi yang baik pada pertumbuhan ekonomi nasional,” tuturnya.

Untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja yang mempu beradaptasi dalam era Industri 4.0, Kemenperin terus mendorong pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) industri melalui program-program utama, meliputi pendidikan vokasi berbasis kompetensi, pembangunan unit pendidikan dan pelatihan di wilayah pusat pertumbuhan industri, serta program link and match antara dunia pendidikan dengan industri. “Dalam upaya mengakselerasi pengembangan SDM Industri 4.0, Kemenperin telah menjalankan pelatihan, bimbingan teknis dan sertifikasi terhadap 2.171 orang,” jelas Andi.

Upaya lainnya adalah dengan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan di era Revolusi Industri 4.0, antara lain dengan melibatkan Industri Kecil Menengah (IKM) dalam pengembangannya, misalnya dengan melakukan pelatihan e-commerce kepada 13.183 IKM di tahun 2021 dan menggelar webinar e-smart IKM yang mendukung pemasaran IKM secara digital.

Sumber: www.kemenperin.go.id

 

Selengkapnya
Kemenperin Terapkan Revolusi Industri 4.0 Demi Optimalkan Potensi Indonesia di Sektor Manufaktur

Perindustrian

Hilirisasi Nikel sebagai Pendorong Penciptaan Lapangan Kerja di Daerah

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 24 April 2024


Selain untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah, Proyek Strategis Nasional (PSN) juga diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Oleh karena itu, Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 dan Permenko Nomor 7 Tahun 2021 menetapkan 22 Smelter dalam Program Pembangunan Smelter untuk mendorong hilirisasi tambang.

Salah satu Program Pembangunan Smelter dilakukan oleh PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) di Kawasan Industri Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. VDNI  membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian komoditas nikel.

Adapun pekerjaan pembangunan smelter dan PLTU PT VDNI telah selesai pada Desember 2019 dan Desember 2020. Fasilitas pengolahan dan pemurnian PT VDNI bersama dengan PT Obsidian Stainless Steel yang menghasilkan end product berupa Nickel Pig Iron (10%-12% Ni).

Koordinator PMO KPPIP Sektor Energi, Yudi Adhi Purnama, menjelaskan, pembangunan Kawasan Industri di Morosi bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan sosial ekonomi. Apabila telah beroperasi secara penuh, Kawasan Industri di Morosi potensial menyerap tenaga kerja sebesar 60.000 orang di Kabupaten Konawe.

“Penyerapan tenaga kerja tersebut diyakini akan meningkatkan kegiatan ekonomi di daerah sekitarnya sehingga diharapkan dapat memicu pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di wilayah tersebut,” kata Yudi usai kunjungan kerja ke Program Pembangunan Smelter PT Virtue Dragon Nickel Industry yang berada di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara pada 16 November 2021.

Hingga 1 November 2021, tercatat jumlah tenaga kerja PT VDNI mencapai 6824 orang dengan proporsi 93% laki-laki dan 7% perempuan. Penyerapan tenaga kerja PT VDNI menyumbang 11,37% dari target serapan tenaga kerja di Kawasan Industri Morosi. Tenaga kerja yang bekerja di VDNI saat ini didominasi 42% dari Kabupaten Konawe, 16% dari luar Kabupaten Konawe tetapi masih dari Sulawesi Utara, dan 41% dari luar Provinsi Sulawesi Utara.

“Hal ini menunjukkan bahwa sejumlah 58% pekerja di VDNI memaksimalkan sumber daya manusia dari daerah setempat. Diharapkan hal ini dapat menumbuhkan perekonomian daerah,” ujar Yudi.

Sebagai informasi, Indonesia menghasilkan Nikel berjenis laterit yang sebagian besar terdapat di Pulau Sulawesi dan Maluku Utara. Nikel laterit terbagi ke dalam dua jenis, yakni kadar rendah yang disebut limonit dan kadar tinggi yang disebut saprolit.

Merujuk data di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), nikel saprolit yang didefinisikan sebagai bijih nikel berkadar di atas 1.7% Ni, jumlah cadangan terbuktinya sebesar 772 juta ton. Bijih nikel tipe saprolit ini umumnya diolah dengan teknologi pirometalurgi atau peleburan. Sebagian besar produk akhirnya berupa Ferronickel (Feni) dan Nickel Pig Iron (NPI) yang merupakan nikel kelas dua.

Pada tahun 2020, PT VDNI mengolah bijih (ore) nikel sebanyak 7.28 juta ton. Saat ini kapasitas produksi mencapai 1 juta ton, sedangkan produksi baru mencapai 674 ribu ton Feronikel (FeNi).

Untuk memenuhi kebutuhan listriknya, PT VDNI juga membangun PLTU dengan kapasitas total sebesar 530 MW. Kapasitas power plant meliputi 2x30MW, 4x60MW, dan 2x125MW. Perlu diketahui, PT VDNI menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace yang terdepan dan ramah lingkungan.

Teknologi smelter saat ini juga sudah berkembang, sehingga dapat mengolah bijih nikel dengan kadar yang lebih rendah.

“Kegiatan eksplorasi dan menambah cadangan baru perlu dipertimbangkan mengingat jumlah cadangan nikel saprolit yang tersisa untuk delapan hingga sepuluh tahun ke depan. Selain itu, pengolahan bijih limonit yang menghasilkan nikel kelas satu juga sangat dibutuhkan. Terutama untuk pengembangan industri hilir berskala vital dan strategis, salah satunya industri baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV),” kata Yudi.

Adapun proses pengolahan nikel dari awal sampai menghasilkan produk akhir Nickel Pig Iron (NPI) memerlukan beberapa langkah sebagai berikut:

Diagram Proses Produksi Feronikel

Berdasarkan penjelasan dari PT Virtue Dragon Nickel Indonesia (VDNI) dan Kementerian ESDM, bijih nikel disimpan pada stockpile kemudian dipindahkan dengan menggunakan conveyor ke rotary dryer. Selanjutnya, produk dari rotary dryer masuk ke dalam proses kalsinasi dengan menggunakan rotary kiln pada suhu sekitar 800-900 derajat Celcius.

Rotary kiln merupakan suatu reaktor berbentuk silinder panjang, berputar, dipasang dengan sudut kemiringan tertentu yang berfungsi untuk meningkatkan temperatur nikel sampai suhu yang tinggi. Proses kalsinasi bertujuan untuk eliminasi air bebas yang tersisa dan eliminasi air kristal, pemanasan awal bijih dan reduksi sebagian besar unsur nikel dan pengontrolan terhadap reduksi besi. Hasil pengolahan dan proses kalsinasi kemudian dilebur di dalam electric furnace pada temperatur sekitar 1500-1600 derajat Celcius untuk menghasilkan feronikel.

Hasil proses electric furnace smelting kemudian didinginkan dan dicetak sesuai dengan bentuk yang diinginkan berupa feronikel. Feronikel adalah logam paduan antara besi dan nikel, di mana kandungan  nikel bervariasi dari 25-45 persen. Feronikel digunakan sebagai bahan pemadu dalam pembuatan baja.

Nikel dan logam kromium merupakan unsur logam pemadu yang terdapat di dalam baja tahan karat. Juga terdapat limbah nikel (slag) yang merupakan sejenis batuan hasil pembuangan dari pembakaran feronikel, berwarna kelabu perak dan memiliki sifat-sifat menyerupai batu dan unsur silikat serta kapur yang terkandung didalamnya cukup tinggi.

Sumber: kppip.go.id

 

Selengkapnya
Hilirisasi Nikel sebagai Pendorong Penciptaan Lapangan Kerja di Daerah

Perindustrian

Optimisme PAM Mineral: Bisnis Bijih Nikel Berpotensi Laba Tinggi, Proyeksi Kenaikan Hingga 263%

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 24 April 2024


JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan laporan keuangan interim akhir tahun 2020, PT PAM Mineral Tbk (NICL) membukukan penjualan senilai Rp 195,44 miliar dan laba komprehensif periode berjalan sebesar Rp 28,45 miliar. 

Sementara laba usaha perseroan tercatat sebesar Rp 33,57 miliar, dibandingkan rugi usaha sebesar Rp 16,5 miliar pada bulan Desember 2019. 

Direktur Utama PAM Mineral Ruddy Tjanaka menilai, kondisi itu jauh lebih baik dibandingkan dengan kinerja perseroan di tahun 2019, yang mana saat itu perseroan masih mencatatkan kerugian komprehensif sebesar Rp 14,07 miliar di tahun 2019.

"Kenaikan laba usaha yang cukup signifikan tersebut disebabkan kenaikan pendapatan penjualan dari anak perusahaan, IBM yang cukup signifikan. Perseroan optimis penjualan nikel maupun laba usaha konsolidasi akan meningkat tajam pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya," jelas Ruddy dalam keterangan tertulis, Jumat (30/7/2021). 

Sedangkan pada tahun ini, PAM Mineral menargetkan meraup laba bersih sebesar Rp 103 miliar atau meroket sebesar 263,46 persen dari laba bersih konsolidasi tahun 2020 yang diprediksikan sebesar Rp 28,45 miliar. 

Dari sisi penjualan, volume penjualan diproyeksikan mencapai 1,8 juta metric ton (MT) pada tahun ini, naik 87,04 persen dari realisasi penjualan pada 2020 sebesar 695.034 metric ton. 

Ruddy optimistis bisnis nikel yang bersumber dari anak usaha NICL yakni PT Indrabakti Mustika (IBM) ke depan cukup menjanjikan. Ini seiring dengan tingginya permintaan bijih nikel di pasar domestik serta kecenderungan harga nikel yang semakin meningkat.

Terlebih, pemerintah sedang mengembangkan industri dan ekosistem kendaraan listrik melalui pembentukan holding BUMN baterai Indonesia yang bekerja sama dengan produsen mobil listrik dunia, LG Chem (Korea) dan CATL (China). 

Pabrik baterai tersebut ditargetkan untuk mulai beroperasi pada 2023. 

Oleh karena itu, nikel berkadar rendah akan banyak dibutuhkan untuk campuran dengan jenis logam cobalt sebagai bahan baku baterai. 

Di sisi lain, permintaan bijih nikel berkadar tinggi juga terus meningkat, terutama karena adanya industri pengolahan atau smelter. 

Dengan eksplorasi yang terus menerus dilakukan, NICL berkeyakinan dapat memiliki sumber daya 28 juta ton lebih bijih nikel. 

Dari 28 juta bijih nikel tersebut, lanjut Ruddy, tidak semua memiliki kadar tinggi namun juga terdapat bijih nikel dengan kadar rendah. 

Selain bijih nikel kadar tinggi, Perseroan saat ini juga telah melakukan penjualan bijih nikel kadar rendah ke smelter yang ada. 

Untuk rencana jangka pendek, perseroan berupaya memenuhi target sebanyak 1,8 juta metric ton bijih nikel sesuai Rencana Kerja Anggaran Biaya (RKAB). 

Untuk jangka menengah dan panjang, perseroan memiliki strategi menambah cadangan dengan cara mengakuisisi ataupun mencari tambang baru. Dengan demikian, pertumbuhan kinerja perseroan bisa lebih tinggi lagi. 

Baru-baru ini, PAM Mineral melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dengan melepas sebanyak 2 miliar saham kepada publik. 

Besaran saham itu setara dengan 20,7 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Dengan harga IPO sebesar Rp 100 per saham, perseroan menerima dana segar Rp 200 miliar.

Sumber: money.kompas.com

 

Selengkapnya
Optimisme PAM Mineral: Bisnis Bijih Nikel Berpotensi Laba Tinggi, Proyeksi Kenaikan Hingga 263%

Perindustrian

Yiho Holding Group Ekspansi: Menggali Potensi Nikel dengan Tiga Tambang Baru di Sulawesi

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 24 April 2024


JAKARTA, KOMPAS.com - Penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia yang dinilai lebih baik ketimbang Singapura, dan Amerika Serikat, dinilai merupakan kesempatan yang bagus bagi para investor untuk melakukan ekspansi bisnis. 

Salah satunya adalah New Yi-Ho Holding Group yang mengumumkan sejumlah rencana strategis untuk mengembangkan bisnisnya di Tanah Air. 

Perusahaan internasional yang berbasis di Beijing, China, ini akan mengembangkan pertambangan nikel di tiga lokasi di Pulau Sulawesi. 

CEO Yiho Jakarta Real Estate Development Richard Oh memastikan hal itu saat menjawab pertanyaan Kompas.com, Selasa (13/12/2021).

Menurut Richard, saat ini perusahaan mengincar tiga izin usaha pertambahan (IUP) untuk mendukung rencana ekspansi. 
"Kami mengalokasikan dana 50 juta dollar AS (setara Rp 710 miliar) untuk satu IUP. Ke depan, ada tiga IUP sedang kami incar untuk diakuisisi," ungkap Richard. 

Dia menjelaskan, pertambahan atau mining memang merupakan salah satu dari lima pilar bisnis perusahaan, selain properti/real estat, pariwisata, pendidikan, dan investasi keuangan. 

Di sektor properti/real estat Yiho Jakarta Real Estate Development tengah mengembangkan Sentosa Park. 

Di atas lahan 10 hektar, Yiho Jakarta Real Estate Development akan membangun sebanyak 1.053 unit dalam beberapa tahap. Siloso District yang merupakan tahap 1, mencakup 212 unit. 

Harga perdana rumah yang ditawarkan mulai dari Rp 878 juta (sudah termasuk PPN), untuk tipe 4 dengan luas tanah 4x11 dan luas bangunan 80 meter persegi. 

Selain itu, juga tersedia tipe 5 dengan ukuran luas tanah 5x11 dan luas bangunan 92 meter persegi, yang dipasarkan dengan harga mulai dari Rp 1,078 miliar (sudah termasuk PPN).

Sentosa Park berada dalam Kawasan Tangerang New City seluas 2.600 hektar dengan infrastruktur yang lengkap dan terintegrasi. 

Di kawasan tersebut, akan dibangun mal, area komersial, rumah sakit, sekolah, tempat ibadah, dan Central Park. 

Pengembangan akses, infrastuktur, dan fasilitas kawasan tentunya akan semakin meningkatkan nilai kawasan Tangerang New City sebagai kawasan hunian, investasi, bisnis, dan komersial. 

Sales and Marketing Director Hammy Sugiharto menambahkan, untuk seluruh 1.053 unit rumah akan dibangun dalam lima tahun ke depan. 

"Target penjualannya sekitar Rp 1,1 triliun," cetus Hammy. 

Adapun groundbreaking Siloso District telah dimulai pada 5 Oktober 2021, dan akan diserahterimakan pada akhir 2022 mendatang. 

Selain pertambangan dan Sentosa Park, Yiho Jakarta Real Estate Development juga tengah dalam proses finalisasi pembelian lahan di Kota Jakarta yang akan dikembangkan menjadi mixed use development. 

Sumber: www.kompas.com

Selengkapnya
Yiho Holding Group Ekspansi: Menggali Potensi Nikel dengan Tiga Tambang Baru di Sulawesi
page 1 of 33 Next Last »