Green Supply Chain Management
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025
Pendahuluan
Artikel ini memberikan analisis sistematis komprehensif terhadap praktik Sustainable Supply Chain Management (SSCM) di berbagai industri. Berdasarkan analisis 86 studi yang mencakup 789 praktik, penelitian ini mengkategorikan SSCM menjadi 38 sub-praktik dalam 11 kategori utama. Artikel ini tidak hanya membahas solusi yang diterapkan di berbagai sektor industri tetapi juga memberikan framework terkini untuk pengembangan keberlanjutan dalam supply chain.
Metodologi Penelitian
Penelitian menggunakan pendekatan systematic literature review melalui database Scopus. Sebanyak 86 artikel terpilih dianalisis berdasarkan frekuensi sitasi dan relevansi terhadap SSCM. Proses analisis terdiri dari empat tahap:
Temuan Utama
1. Framework Kategori Utama SSCM
Praktik keberlanjutan diklasifikasikan ke dalam 11 kategori, antara lain:
2. Distribusi Praktik Berdasarkan Industri
Sebagian besar praktik SSCM diterapkan pada industri manufaktur (33%), tekstil (22%), dan otomotif (12%). Industri makanan, minyak, dan gas juga memberikan kontribusi signifikan. India (15 studi) menjadi negara dengan kontribusi tertinggi, diikuti oleh Cina, Inggris, dan Jerman.
3. Solusi dan Kendala SSCM
Studi mengidentifikasi solusi seperti:
Studi Kasus
Industri Tekstil di Asia
Industri Otomotif Eropa
Kesimpulan
Framework SSCM yang dikembangkan dalam artikel ini menyediakan panduan strategis untuk transformasi rantai pasokan menjadi lebih berkelanjutan. Integrasi teknologi, seperti blockchain dan IoT, serta dukungan regulasi pemerintah menjadi kunci keberhasilan. Namun, penelitian masa depan perlu memperluas fokus ke sektor yang kurang terwakili, seperti rumah tangga dan farmasi.
Sumber:
Shekarian, E., Ijadi, B., Zare, A., Majava, J. (2022). Sustainable Supply Chain Management: A Comprehensive Systematic Review of Industrial Practices. Sustainability, 14, 7892.
Green Supply Chain Management
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025
Artikel ini mengeksplorasi faktor pendorong dan hambatan dalam implementasi Green Supply Chain Management (GSCM) di UKM, dengan fokus pada sektor ritel makanan di Inggris. Penelitian ini mengidentifikasi elemen-elemen utama GSCM, seperti manajemen lingkungan internal, pembelian hijau, dan kerja sama dengan pelanggan, serta bagaimana hal-hal tersebut memengaruhi efisiensi operasional, citra merek, dan profitabilitas.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data dari 84 UKM yang terlibat dalam praktik GSCM. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner berbasis skala Likert 5 poin, dengan variabel utama meliputi:
Analisis data dilakukan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) berbasis Partial Least Squares (PLS).
Temuan Utama
1. Faktor Pendorong Internal Lebih Signifikan daripada Tekanan Eksternal
2. Dampak GSCM pada Kinerja Organisasi
Praktik GSCM berkontribusi positif terhadap:
3. Hambatan Implementasi GSCM
Studi Kasus: UKM Ritel Makanan di Inggris
UKM A
UKM B
Rekomendasi Strategis
Kesimpulan
Praktik GSCM terbukti meningkatkan efisiensi, citra merek, dan profitabilitas UKM meskipun terdapat hambatan seperti keterbatasan dana dan kurangnya pengetahuan. Faktor internal menjadi pendorong utama dalam mengadopsi GSCM. Untuk memaksimalkan potensi ini, UKM perlu dukungan dari pemerintah dan mitra bisnis.
Sumber:
Priyanka Yadav, Oshin Yadav (2024). A Study on Green Supply Chain Management System: Drivers and Challenges in SME. International Journal of Management, Vol. 15(1), pp. 294–307.
Green Supply Chain Management
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025
Artikel "Drivers and barriers of green supply chain management implementation in the Mozambican manufacturing industry" oleh W Niemann, T Kotze, dan F Adamo, yang diterbitkan di Journal of Contemporary Management pada tahun 2016, membahas tentang faktor-faktor pendorong (drivers) dan penghambat (barriers) implementasi Green Supply Chain Management (GSCM) di industri manufaktur Mozambik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi penerapan praktik GSCM di industri manufaktur Mozambik melalui studi kualitatif.
Latar Belakang dan Motivasi
Dalam dua dekade terakhir, isu-isu terkait rantai pasok hijau atau Green Supply Chain Management (GSCM) menjadi fokus perhatian banyak peneliti. GSCM bertujuan untuk mengurangi limbah dan polusi dengan mengintegrasikan pemikiran lingkungan ke dalam desain produk dan manajemen akhir masa pakai. Implementasi rantai pasok hijau dipengaruhi oleh faktor pendorong (drivers) dan penghambat (barriers). Pemahaman tentang berbagai faktor pendorong dan penghambat yang terlibat dalam GSCM sangat penting, terutama bagi industri manufaktur yang bertujuan untuk meminimalkan limbah dan polusi.
Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah:
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif eksploratif. Data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur dengan manajer senior di delapan organisasi yang berbeda di industri manufaktur Mozambik. Data dianalisis menggunakan analisis tematik.
Kerangka Teoretis
Artikel ini membahas konsep-konsep kunci berikut:
Hasil dan Diskusi
Faktor Pendorong Implementasi GSCM
Hasil penelitian mengidentifikasi empat faktor pendorong utama implementasi GSCM di industri manufaktur Mozambik:
Faktor Penghambat Implementasi GSCM
Hasil penelitian juga mengidentifikasi delapan faktor penghambat utama implementasi GSCM di industri manufaktur Mozambik:
Statistik Penting
Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa implementasi GSCM di industri manufaktur Mozambik didorong oleh faktor-faktor seperti CSR, kebijakan organisasi internal, dan dukungan manajemen puncak. Namun, implementasi GSCM juga dihambat oleh faktor-faktor seperti budaya organisasi, korupsi, biaya, dan peraturan pemerintah.
Implikasi Manajerial
Artikel ini menawarkan implikasi manajerial berikut:
Penelitian Masa Depan
Penelitian masa depan dapat fokus pada:
Sumber : Niemann, W., Kotze, T., & Adamo, F. (2016). Drivers and barriers of green supply chain management implementation in the Mozambican manufacturing industry. Journal of Contemporary Management, 13, 977-1013.
Green Supply Chain Management
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025
Artikel "Green Supply Chain Management Practice and Performance of Manufacturing Companies in Batu Pahat, Johor" oleh Alina Shamsuddin, Wan Nurul Karimah Wan Ahmad, dan Leong Chun Peng, yang diterbitkan di International Journal of Supply Chain Management pada Februari 2020, membahas tentang praktik Green Supply Chain Management (GSCM) dan kinerja keberlanjutan perusahaan manufaktur di Batu Pahat, Johor, Malaysia. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik GSCM dan kinerja keberlanjutan melalui survei di antara perusahaan manufaktur, serta membandingkan praktik dan kinerja dua perusahaan studi kasus menggunakan data yang dikumpulkan dari wawancara.
Latar Belakang dan Motivasi
Isu-isu lingkungan seperti polusi udara dan air meningkat karena pertumbuhan pesat modernisasi industri, terutama di industri manufaktur. Industri ini dianggap sebagai salah satu sumber utama masalah lingkungan. Praktik GSCM dapat membantu perusahaan dalam industri ini meningkatkan kinerja keberlanjutan perusahaan melalui pengurangan risiko lingkungan, serta memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan. Di Malaysia, para peneliti lebih fokus pada praktik manajemen lingkungan internal seperti implementasi ISO 14001, dan jumlah penelitian tentang praktik GSCM masih rendah.
Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah:
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode campuran (mixed-method) untuk memahami praktik GSCM dan kinerja keberlanjutan perusahaan manufaktur di Batu Pahat, Johor. Data dikumpulkan menggunakan survei online di antara perusahaan-perusahaan, di mana sampel dipilih menggunakan simple random sampling. Selain itu, wawancara dilakukan di dua perusahaan sampel, yaitu satu perusahaan furnitur lokal dan yang lainnya adalah perusahaan multinasional yang memproduksi produk listrik dan elektronik. Data dari survei dan wawancara dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan pattern matching.
Kerangka Teoretis
Artikel ini membahas konsep-konsep kunci berikut:
Hasil dan Diskusi
Hasil Survei
Hasil survei menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur di Batu Pahat memiliki tingkat implementasi GSCM dan kinerja keberlanjutan yang moderat. Praktik GSCM yang harus lebih difokuskan oleh perusahaan adalah manajemen lingkungan internal (IEM) dan reverse logistics (RL).
Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan dengan dua perusahaan:
Statistik Penting
Kesimpulan
Artikel ini menyimpulkan bahwa perusahaan manufaktur di Batu Pahat, Johor memiliki tingkat implementasi GSCM dan kinerja keberlanjutan yang moderat. Perusahaan harus lebih fokus pada manajemen lingkungan internal dan reverse logistics untuk meningkatkan kinerja keberlanjutan mereka. Temuan ini dapat digunakan sebagai panduan untuk peningkatan dan pengambilan keputusan di masa depan oleh perusahaan manufaktur.
Implikasi Manajerial
Artikel ini menawarkan implikasi manajerial berikut:
Penelitian Masa Depan
Penelitian masa depan dapat fokus pada:
Daftar Pustaka
Sumber Asli Artikel:
Shamsuddin, A., Ahmad, W. N. K. W., & Peng, L. C. (2020). Green Supply Chain Management Practice and Performance of Manufacturing Companies in Batu Pahat, Johor. International Journal of Supply Chain Management, 9(1), 475-480.
Green Supply Chain Management
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025
Pendahuluan
Artikel ini menyoroti hubungan antara CSR, GSCM, dan inovasi hijau dalam meningkatkan kinerja perusahaan berdasarkan data perusahaan PROPER di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015–2019. Dengan 211 laporan tahunan, penelitian ini mengidentifikasi hubungan langsung dan tidak langsung CSR terhadap kinerja perusahaan melalui mediator GSCM dan inovasi hijau.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis data menggunakan perangkat lunak STATA. Pengukuran variabel dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
Temuan Utama
1. CSR dan GSCM
CSR memiliki hubungan signifikan dengan GSCM (t-value 3.61, p < 0.01). Perusahaan dengan praktik CSR kuat menunjukkan kemampuan lebih tinggi dalam mengintegrasikan praktik GSCM. Contoh, perusahaan manufaktur besar seperti yang terdaftar dalam PROPER mencatatkan peningkatan efisiensi logistik hingga 15% melalui integrasi rantai pasokan hijau.
2. CSR dan Kinerja Perusahaan melalui GSCM
Hasil analisis menunjukkan bahwa GSCM memediasi hubungan CSR dengan kinerja perusahaan (t-value 2.55, p < 0.05). GSCM terbukti meningkatkan kualitas produk dan efisiensi operasional, menghasilkan penghematan biaya produksi hingga 20%.
3. CSR dan Inovasi Hijau
CSR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap inovasi hijau (t-value 1.21, p > 0.10). Meskipun CSR sering mendorong inovasi hijau, kendala seperti investasi tinggi dan adopsi teknologi lambat menjadi hambatan utama.
4. Inovasi Hijau dan Kinerja Perusahaan
Tidak ditemukan hubungan signifikan antara inovasi hijau dan kinerja perusahaan (t-value -0.47, p > 0.10). Kesimpulan, implementasi inovasi hijau masih dipandang sebagai biaya tambahan daripada investasi strategis, terutama pada perusahaan yang baru mengadopsi teknologi hijau.
Studi Kasus: Perusahaan PROPER
Manufaktur A
Manufaktur B
Manufaktur C
Rekomendasi Strategis
Kesimpulan
Studi ini menegaskan pentingnya CSR dalam mendukung GSCM untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Namun, inovasi hijau membutuhkan dukungan lebih besar untuk memberikan dampak signifikan pada laba perusahaan. Temuan ini relevan bagi perusahaan yang ingin mencapai keberlanjutan jangka panjang melalui pendekatan terpadu antara tanggung jawab sosial, inovasi hijau, dan efisiensi operasional.
Sumber:
Novitasari, M., & Agustia, D. (2022). The role of green supply chain management and green innovation in the effect of corporate social responsibility on firm performance. Gestão & Produção, 29, 117.
Green Supply Chain Management
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025
Pendahuluan
Artikel "Implementing Green Supply Chain Management Practices in Organizations in Thailand: A Review in Search for Key Factors in GSCM Implementation" oleh Sayam Aroonsrimorakot dan Meena Laiphrakpam, yang diterbitkan di Journal of Thai Interdisciplinary Research pada tahun 2017, bertujuan untuk meninjau literatur GSCM di Thailand untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan implementasi GSCM di industri manufaktur Thailand, memberikan panduan untuk penelitian di masa depan.
Latar Belakang dan Motivasi
Ada peningkatan minat dalam penelitian Green Supply Chain Management (GSCM) karena bertujuan untuk inovasi lingkungan dan integrasi masalah lingkungan ke dalam manajemen rantai pasokan. Masalah lingkungan yang disebabkan oleh pemborosan dan emisi dari berbagai kegiatan rantai pasokan telah memaksa industri untuk menerapkan praktik GSCM yang bertanggung jawab.
Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah:
Metodologi Penelitian
Penelitian ini didasarkan pada sumber data sekunder yang tersedia dalam bentuk cetak, elektronik, atau sumber lain. Ini adalah metode deskriptif, menggambarkan fakta sebagaimana adanya dari tinjauan literatur yang tersedia.
Kerangka Teoretis
Artikel ini membahas konsep-konsep kunci berikut:
Hasil dan Diskusi
Faktor Kunci Implementasi GSCM
Hasil tinjauan mengidentifikasi tiga faktor kunci implementasi praktik GSCM:
Temuan Tambahan
Studi Kasus dan Angka
Kesimpulan
Artikel ini menyimpulkan bahwa implementasi GSCM dapat meningkatkan kinerja ekonomi dan lingkungan organisasi. Studi ini mengidentifikasi tiga faktor kunci keberhasilan implementasi GSCM di Thailand dan menyoroti pentingnya mengatasi biaya dan kompleksitas yang terkait dengan implementasi GSCM.
Implikasi Manajerial
Artikel ini menawarkan implikasi manajerial berikut:
Penelitian Masa Depan
Penelitian masa depan dapat fokus pada:
Daftar Pustaka
Sumber Asli Artikel:
Aroonsrimorakot, S., & Laiphrakpam, M. (2017). Implementing green supply chain management practices in organizations in Thailand: A review in search for key factors in GSCM implementation. Journal of Thai Interdisciplinary Research, 12(6), 9-13.