Arsitektur

Ringkasan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Nomor 10 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan

Dipublikasikan oleh Afridha Nu’ma Khoiriyah pada 11 Februari 2025


Latar belakang

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman telah mengatur mengenai hunian proporsional. Ini mencakup ketentuan bahwa setiap badan hukum yang akan melakukan pembangunan perumahan dan permukiman wajib menerapkan hunian berimbang. Kemudian, untuk mengatur secara rinci mengenai hunian proporsional, diterbitkanlah Peraturan Menteri perumahan rakyat dan kawasan permukiman nomor 10 tahun 2012 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan Permukiman dengan Hunian Proporsional ("Permen Hunian Proporsional").

Definisi Hunian Berimbang seperti yang dijelaskan dalam pasal 1 Permenpera Hunian Berimbang adalah pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang merata dengan komposisi tertentu berupa rumah tunggal dan rumah deret baik rumah sederhana, rumah menengah, maupun rumah mewah, atau rumah susun umum dan rumah susun komersial. Dengan demikian, prinsip ini menekankan pentingnya menyediakan berbagai jenis hunian dengan proporsi yang seimbang dalam suatu pembangunan perumahan dan kawasan permukiman. Peraturan hunian proporsional memiliki beberapa tujuan yang mencakup aspek sosial dan ekonomi dalam pembangunan perumahan dan kawasan permukiman.

Berikut adalah tujuan-tujuannya:

1. Tersedianya berbagai tipe rumah: Tujuan pertama adalah untuk memastikan ketersediaan rumah mewah, menengah, dan sederhana bagi masyarakat. Hal ini bisa dilakukan baik dalam satu kawasan maupun di kawasan yang berbeda untuk rumah sederhana.

2. Keserasian golongan masyarakat: Tujuan kedua adalah untuk menciptakan keserasian antara berbagai golongan masyarakat, termasuk dari berbagai profesi, tingkat ekonomi, dan status sosial, dalam perumahan, permukiman, serta lingkungan hunian.

3. Subsidi silang dan pendanaan: Tujuan ketiga adalah untuk menjamin subsidi silang dalam pengadaan prasarana, sarana, dan utilitas umum serta pendanaan pembangunan perumahan. Ini bertujuan untuk memberikan dukungan bagi pembangunan hunian yang berkelanjutan.

Berdasarkan komposisi persyaratan Hunian proporsional yang disebutkan, terdapat dua aspek utama yang menjadi dasar pengaturan:

1. Jumlah rumah: Proporsi rumah sederhana, rumah menengah, dan rumah mewah, dengan perbandingan 3:2:1. Rumah sederhana adalah yang paling banyak, diikuti oleh rumah menengah, dan rumah mewah yang jumlahnya paling sedikit.

2. Luas tanah: Proporsi luas tanah untuk rumah sederhana dalam keseluruhan luas tanah. Rumah sederhana harus memiliki paling sedikit 25% dari total luas tanah, dengan jumlahnya setidaknya sama dengan rumah mewah ditambah rumah menengah.

Selain itu, terdapat aturan terkait definisi rumah komersial, rumah mewah, rumah sederhana, dan rumah menengah, serta persyaratan teknis terkait luas tanah dan luas bangunan. Hunian Proporsional juga mencakup pembangunan perumahan dan hunian secara proporsional antara kondominium komersial dan kondominium umum, dengan persyaratan minimal 20% dari total luas lantai kondominium komersial.

Perencanaan, pengembangan, dan pengendalian hunian harus mematuhi rencana yang telah disetujui, dan pembangunan hanya boleh dilakukan oleh badan hukum yang bergerak di bidang perumahan dan kawasan permukiman, baik secara mandiri maupun melalui kerja sama seperti konsorsium atau kerja sama operasi. Penertiban hunian yang tidak mematuhi persyaratan proporsional dapat dilakukan melalui berbagai langkah, mulai dari surat peringatan hingga sanksi administratif atau pidana yang diatur oleh peraturan daerah atau gubernur, tergantung pada wilayahnya.

4. Keserasian sosial dan ekonomi: Tujuan keempat adalah menciptakan keserasian hunian baik secara sosial maupun ekonomi. Hal ini mencakup aspek kesetaraan dalam akses terhadap fasilitas dan kesempatan bagi seluruh lapisan masyarakat.

5. Pemanfaatan lahan yang efisien: Tujuan terakhir adalah memanfaatkan penggunaan lahan yang dialokasikan untuk perumahan dan kawasan permukiman secara efisien. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan demi keberlanjutan lingkungan dan pembangunan yang teratur.

Dengan tujuan-tujuan ini, Peraturan hunian proporsional bertujuan untuk menciptakan lingkungan hunian yang inklusif, berkelanjutan, dan memenuhi kebutuhan beragam masyarakat. Sepertinya Anda memberikan daftar berbagai tindakan atau konsekuensi yang mungkin diterapkan dalam konteks peraturan atau pengawasan terhadap pembangunan dan pengelolaan perumahan. Tindakan-tindakan ini biasanya diambil oleh pemerintah atau otoritas terkait untuk menegakkan aturan dan menjaga ketertiban serta keselamatan publik.

Berikut adalah penjelasan singkat untuk setiap poin:

1. Peringatan tertulis: Memberikan pemberitahuan tertulis kepada individu atau entitas yang melanggar peraturan.

2. Pembatasan kegiatan pembangunan: Mengatur atau membatasi aktivitas pembangunan tertentu.

3. Penghentian sementara atau permanen kegiatan pembangunan: Menghentikan sementara atau secara permanen aktivitas pembangunan yang tidak sesuai dengan peraturan.

4. Penghentian sementara atau permanen pengelolaan perumahan: Sama seperti poin sebelumnya, namun fokusnya adalah pada pengelolaan perumahan.

5. Penguasaan sementara oleh pemerintah (dikunci): Pemerintah mengambil kendali sementara atas suatu properti atau lahan untuk kepentingan tertentu.

6. Kewajiban untuk membongkar bangunan dalam jangka waktu tertentu: Memerintahkan pembongkaran bangunan dalam batas waktu tertentu.

7. Pembatasan kegiatan usaha: Memperkenalkan pembatasan pada aktivitas usaha tertentu.

8. Pembekuan izin mendirikan bangunan: Menangguhkan sementara pemberian izin untuk membangun.

9. Pencabutan izin mendirikan bangunan: Mencabut izin yang telah diberikan untuk membangun.

10. Pencabutan bukti kepemilikan rumah: Mencabut dokumen resmi yang menunjukkan kepemilikan atas rumah.

11. Perintah pembongkaran rumah: Memerintahkan pembongkaran rumah.

12. Pembekuan izin usaha: Sama seperti poin 8, tetapi khusus untuk izin usaha.

13. Pencabutan izin usaha: Mencabut izin yang telah diberikan untuk menjalankan usaha.

14. Pemantauan: Mengawasi secara teratur aktivitas atau situasi tertentu.

15. Pembatalan izin: Membatalkan izin yang telah diberikan sebelumnya.

16. Kewajiban mengembalikan fungsi lahan dalam jangka waktu tertentu: Menuntut pemilik lahan untuk mengembalikan fungsionalitas lahan dalam batas waktu tertentu.

17. Pencabutan insentif: Mencabut insentif atau insentif pajak yang diberikan kepada individu atau entitas.

18. Denda administratif dan/atau: Memberlakukan denda administratif atau sanksi lainnya.

19. Penutupan lokasi: Menutup tempat atau lokasi tertentu.

Semua tindakan ini bertujuan untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan, keselamatan publik, dan pemeliharaan lingkungan.

Disadur dari: lekslawyer.com

Selengkapnya
Ringkasan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Nomor 10 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan

Teknik Industri

Barometer Dunia Teknik Industri dan Sistem

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 11 Februari 2025


Barometer dunia teknik industri dan sistem

Teknik sistem dan industri merupakan kombinasi dari ilmu teknik, sosial dan manajemen. Di jurusan ini, mahasiswa akan belajar bagaimana merancang, mengelola, dan mengaplikasikan seluruh elemen industri, seperti manusia, mesin, metode, material, dan lingkungan ke dalam sistem yang berkaitan dengan fungsi pabrik. Teknik Industri berfokus pada perancangan, peningkatan, dan instalasi sistem terintegrasi yang membutuhkan peran manusia, material, peralatan, dan energi. Program Studi Teknik Industri didirikan pada tahun 1985, sebelum berubah menjadi Departemen Teknik Industri pada tahun 1996.

Departemen Teknik Industri dan Sistem telah berhasil memperoleh nilai akreditasi “A”, yang berarti “Unggul” atau unggul, dari BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi). Departemen Teknik Industri dan Sistem juga telah menerima sertifikasi dari AUN-QA di tingkat ASEAN dan akreditasi dari ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology) dari Amerika Serikat.

Lebih dari 30 mata kuliah dengan bidang keahlian seperti ergonomi, sistem manufaktur, manufaktur berkelanjutan, optimasi, simulasi, data mining, logistik, rantai pasok, manajemen kualitas, dan pengukuran kinerja menjadikan Teknik Industri dan Sistem ITS sebagai salah satu barometer jurusan Teknik Industri terbaik dan utama di Indonesia.

Iklim internasional sangat terasa di departemen ini. Mendirikan International Undergraduate Program (IUP) pada tahun 2019, menerima mahasiswa pertukaran mahasiswa S1 dan S2 dari berbagai negara, tentunya mendorong mahasiswa kami terlibat dalam pengalaman global dan menjadi motor penggerak kegiatan internasionalisasi di ITS.

Alumni Teknik Industri telah mencapai lebih dari 1000 profesional yang tersebar di berbagai sektor industri nasional dan internasional, memegang posisi strategis dan bergengsi baik di perusahaan maupun pemerintahan. Lulusan Teknik Industri dapat mengambil peran pada beberapa fungsi di industri seperti produksi & kualitas, rekayasa, perencanaan biaya, rantai pasok, pengadaan, manajemen strategis, kesehatan dan keselamatan kerja, penjualan & pemasaran, dan divisi HRD.

Program Studi

Program Sarjana

Program ini dapat diselesaikan dalam 144 SKS. Satu SKS setara dengan 50 menit kuliah, 50 menit tugas terbimbing, 50 menit belajar mandiri, termasuk beberapa proyek kelas dan ujian. Selain metode pembelajaran konvensional, kurikulum program ini juga mencakup kunjungan industri, magang, dan tugas akhir di semester terakhir masa studi. Program ini bertujuan untuk mengembangkan mahasiswa agar memiliki kemampuan untuk merancang, memasang, menyempurnakan, dan mengintegrasikan sistem industri, serta kemampuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas dalam sistem industri.

Program sarjana internasional

Program Sarjana Internasional (juga dikenal sebagai IUP) adalah program sarjana yang menerapkan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Program ini menawarkan kurikulum S1 reguler dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengikuti kegiatan internasional dalam bentuk Study excursion, Magang di perusahaan internasional atau multinasional, Pertukaran pelajar, Summer/short course, dan Joint degree.

Program magister

Program ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam terkait dengan kemampuan dalam desain, instalasi, dan peningkatan sistem industri yang kompleks. Program ini menawarkan mata kuliah Logistik dan Manajemen Rantai Pasokan (LSCM), Manajemen Kualitas dan Manufaktur (QMM), Optimasi Sistem Industri (ISO), Ergonomi dan Keselamatan Industri (IES), dan Manajemen Kinerja Strategis (SPM).

Program doktor

Program ini dirancang untuk mahasiswa yang tertarik untuk melakukan penelitian berkualitas tinggi yang menghasilkan kontribusi signifikan bagi Teknik Industri. Salah satu syarat kelulusan program doktor adalah mahasiswa harus mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal internasional terkemuka. Saat ini, program ini menawarkan tiga fokus utama yaitu Logistik dan Rekayasa Rantai Pasokan (LSCE), Sistem Manajemen Mutu dan Manufaktur (SMM), dan Optimasi Sistem Industri (ISO).

Disadur dari: https://www.its.ac.id/

Selengkapnya
Barometer Dunia Teknik Industri dan Sistem

Arsitektur

Teori Arsitektur

Dipublikasikan oleh Afridha Nu’ma Khoiriyah pada 11 Februari 2025


Istilah teori arsitektur pada awalnya hanyalah terjemahan yang diterima dari istilah Latin ratiocinatio yang digunakan oleh Vitruvius, seorang insinyur arsitek Romawi pada abad ke-1 Masehi, untuk membedakan pengetahuan intelektual dan pengetahuan praktis dalam pendidikan arsitektur, tetapi istilah ini telah menjadi dasar total untuk menilai manfaat bangunan atau proyek bangunan. Penilaian yang beralasan seperti itu merupakan bagian penting dari proses kreatif arsitektur. Sebuah bangunan dapat dirancang hanya dengan dialektika intelektual yang kreatif dan berkesinambung

Berbagai interpretasi telah diberikan pada istilah teori arsitektur oleh mereka yang telah menulis atau berbicara tentang topik ini di masa lalu. Sebelum tahun 1750, setiap risalah komprehensif atau kursus kuliah yang diterbitkan tentang arsitektur dapat dengan tepat digambarkan sebagai buku teks tentang teori arsitektur. Namun, setelah perubahan yang terkait dengan revolusi industri, jumlah pengetahuan arsitektur yang dapat diperoleh hanya melalui studi akademis meningkat hingga mencapai titik di mana sintesis yang lengkap menjadi hampir tidak mungkin dilakukan dalam satu volume.

Evolusi historis dari teori arsitektur dapat dinilai terutama dari manuskrip dan risalah yang diterbitkan, dari esai dan komentar kritis, dan dari bangunan yang masih ada dari setiap zaman. Oleh karena itu, buku ini sama sekali bukan jenis studi sejarah yang dapat merefleksikan secara akurat semangat dari setiap zaman dan dalam hal ini mirip dengan sejarah filsafat itu sendiri. Beberapa risalah arsitektur dimaksudkan untuk mempublikasikan konsep-konsep baru daripada menyatakan cita-cita yang diterima secara luas. Teori-teori yang paling istimewa dapat (dan sering kali) memberikan pengaruh yang luas dan terkadang bermanfaat, tetapi nilai dari pengaruh ini tidak selalu terkait dengan tingkat penerimaan ini.

Analisis bangunan yang masih ada memberikan panduan yang membutuhkan kehati-hatian yang tinggi, karena, terlepas dari ketidakmungkinan untuk menentukan apakah suatu kelompok bangunan tertentu (utuh atau reruntuhan) merupakan sampel yang dapat diandalkan pada masa itu, analisis semacam itu biasanya akan bergantung pada evaluasi awal yang layak dan tidak akan berguna kecuali jika fungsi, struktur, dan perinciannya yang dibayangkan oleh pembangun aslinya dapat dibangun kembali dengan benar.

Banyak studi terpelajar tentang teori-teori antik yang menyesatkan karena mereka bertumpu pada asumsi bahwa karakter dan penampilan asli dari lingkungan arsitektur Yunani kuno dan Helenistik yang terpisah-pisah dapat disimpulkan secara memadai dari "rekonstruksi" verbal atau grafis. Bahkan ketika bangunan yang dibangun sebelum tahun 1500 masih utuh, banyak buku teks yang membahas teori-teori arsitektur kuno dan abad pertengahan jarang membuat perbedaan kualitatif dan secara umum menyiratkan bahwa semua bangunan kuno dan abad pertengahan yang masih ada adalah baik, jika tidak benar-benar sempurna.

Namun demikian, studi tentang sejarah filsafat arsitektur, seperti halnya sejarah filsafat secara umum, tidak hanya mengajarkan apa yang dipikirkan oleh generasi sebelumnya, namun juga dapat membantu individu untuk memutuskan bagaimana mereka sendiri harus bertindak dan menilai. Bagi mereka yang ingin membangun teori arsitektur yang layak untuk jamannya sendiri, secara umum disepakati bahwa rangsangan yang besar dapat ditemukan dalam mempelajari bukti-bukti sejarah dan dalam berspekulasi tentang cita-cita dan pencapaian mereka yang menciptakan bukti-bukti ini.

Perbedaan antara sejarah dan teori arsitektur

  • Athena: Erechtheum
  • Athena Erechtheum

Serambi Caryatid di Erechtheum, di Acropolis di Athena

Perbedaan antara sejarah dan teori arsitektur tidak muncul sampai pertengahan abad ke-18. Memang, pembentukan dua disiplin ilmu yang terpisah bahkan belum ada hingga tahun 1818, ketika jabatan profesor terpisah dengan gelar ini didirikan di École des Beaux-Arts di Paris. Namun, bahkan pada saat itu, perbedaannya jarang dipertahankan dengan cermat oleh salah satu spesialis. Tidak mungkin untuk mendiskusikan secara bermakna bangunan-bangunan di masa lalu tanpa mendiskusikan cita-cita mereka yang membangunnya, seperti halnya mustahil untuk mendiskusikan cita-cita para arsitek masa lalu tanpa mengacu pada struktur yang mereka rancang.

Namun demikian, karena dua disiplin ilmu yang saling melengkapi dapat dibedakan secara logis pada saat yang sama, maka dapat dikatakan bahwa perbedaan ini pertama kali muncul dalam Les Ruines des plus beaux monuments de la Grèce ("Reruntuhan Monumen-Monumen Terindah di Yunani"), yang ditulis pada tahun 1758 oleh seorang mahasiswa arsitektur Prancis, Julien-David LeRoy. Dihadapkan dengan masalah dalam mendiskusikan bangunan-bangunan Athena yang dibangun pada masa Vitruvius, ia memutuskan untuk mendiskusikannya dua kali, dengan membahasnya secara terpisah di bawah dua judul yang berbeda.

Sebelum tanggal ini, "sejarah" hanya penting dalam arsitektur sebagai alat pembenaran, dengan mengacu pada mitologi klasik, penggunaan elemen-elemen tertentu yang tidak rasional, seperti caryatids. Bahkan Jacques-François Blondel, yang pada tahun 1750 mungkin adalah guru arsitektur pertama yang mencurahkan bagian terpisah dari mata kuliahnya tentang "sejarah", membayangkan subjek ini terutama sebagai penjelasan tentang referensi sastra tentang arsitektur yang ditemukan dalam manuskrip kuno-sebuah sikap yang telah dikembangkan oleh arsitek Renaisans abad ke-15, Leon Battista Alberti.

Konsep modern tentang sejarah arsitektur sebenarnya hanyalah bagian dari tren yang lebih besar yang didorong oleh para penulis terkemuka Pencerahan Prancis, sebuah gerakan intelektual abad ke-18 yang berkembang dari konsepsi yang saling terkait tentang akal, alam, dan manusia. Sebagai hasil dari pembahasan hukum konstitusional dalam hal evolusinya, setiap cabang pengetahuan (terutama ilmu pengetahuan alam dan sosial) pada akhirnya dilihat sebagai sebuah rangkaian sejarah.

Dalam filsafat arsitektur, seperti dalam semua jenis filsafat lainnya, pengenalan metode historis tidak hanya memfasilitasi pengajaran subjek-subjek ini tetapi juga memobilisasi terhadap elaborasi spekulasi teoritis. Seperti halnya mereka yang dibebani tanggung jawab untuk memberikan kuliah tentang etika merasa lebih mudah untuk memberikan kuliah tentang sejarah etika, daripada mendiskusikan bagaimana seseorang harus atau tidak harus bertindak dalam situasi kontemporer tertentu, demikian pula mereka yang memberikan kuliah tentang teori arsitektur merasa lebih mudah untuk membacakan catatan rinci tentang apa yang telah dilakukan di masa lalu, daripada merekomendasikan metode praktis untuk menangani masalah saat ini.

Selain itu, sistem Paris École des Beaux-Arts (yang menyediakan satu-satunya sistem pendidikan arsitektur yang terorganisir pada awal abad ke-19) secara radikal berbeda dengan sistem Académie Royale d'Architecture prarevolusi. Quatremère de Quincy, seorang arkeolog Italofil yang telah dilatih sebagai pematung, menyatukan sekolah arsitektur dengan sekolah seni lukis dan seni pahat untuk membentuk satu organisasi, sehingga, meskipun para mahasiswa arsitektur pada akhirnya diberikan profesor teori mereka sendiri, seluruh latar belakang teoretis dari studi mereka diasimilasi dengan dua seni rupa lainnya melalui mata kuliah dan buku-buku teks seperti Philosophie de l'art karya Hippolyte Taine, Grammaire des arts du dessin karya Charles Blanc, dan Essais sur la théorie du dessin karya Eugène Guillaume.

Demikian pula, jika sebelum tahun 1750 keseragaman doktrin (premis-premis dasar yang seolah-olah tidak berubah sejak zaman Renaisans) memungkinkan profesor arsitektur untuk mendiskusikan bangunan-bangunan antik dan bangunan abad ke-16 sebagai contoh teori arsitektur dan mengabaikan bangunan-bangunan abad pertengahan sama sekali, maka pada pertengahan abad ke-19, kontroversi antara "kaum medievalis" dan "kaum klasisisme" ("Pertempuran Gaya") dan kepercayaan terhadap Eklektisisme yang muncul setelahnya, telah mengubah kajian-kajian tentang sejarah arsitektur menjadi kursus-kursus arkeologi.

Dengan demikian, sikap para sarjana yang, selama abad ke-19 dan awal abad ke-20, ingin menguraikan teori arsitektur yang bukan merupakan filosofi seni atau sejarah arsitektur cenderung menjadi sangat pribadi, jika bukan idiosinkratik. Pada tahun 1950, sebagian besar tulisan teoritis berkonsentrasi hampir secara eksklusif pada aspek visual arsitektur, sehingga mengidentifikasikan teori arsitektur dengan apa yang, sebelum tahun 1750, dianggap sebagai aspek yang disebut Vitruvius sebagai venustas (yaitu, "keindahan"). Pendekatan ini tidak serta merta membatalkan kesimpulan yang telah dicapai, namun banyak gagasan berharga yang kemudian dikemukakan sebagai teori arsitektur hanyalah teori parsial, di mana konsep-konsep teoritis mengenai konstruksi dan perencanaan dibahas dalam teks-teks lain.

Perbedaan antara teori arsitektur dan teori seni

Sebelum memulai diskusi tentang sifat filosofi arsitektur, penting untuk membedakan antara dua teori yang saling terpisah yang mempengaruhi seluruh arah spekulasi tersebut. Teori pertama menganggap filosofi arsitektur sebagai penerapan filosofi seni secara umum pada jenis seni tertentu. Teori kedua, sebaliknya, menganggap filosofi arsitektur sebagai studi terpisah yang, meskipun memiliki banyak karakteristik yang sama dengan teori-teori seni lainnya, namun secara umum berbeda.

Gagasan pertama (yaitu bahwa ada teori umum tentang seni di mana teori arsitektur merupakan perluasan spesifiknya) telah dipegang secara luas sejak pertengahan abad ke-16, ketika seniman dan penulis Giorgio Vasari menerbitkan bukunya Le vite de' più eccellenti pittori, scultori ed architettori italiani (Kehidupan Pelukis, Pematung, dan Arsitek Italia yang Paling Ternama ) yang menyatakan bahwa seni lukis, seni pahat, dan arsitektur memiliki nenek moyang yang sama, karena semuanya bergantung pada kemampuan menggambar. Gagasan ini menjadi sangat lazim di antara para ahli teori berbahasa Inggris, karena kata desain digunakan untuk menerjemahkan disegno ("gambar") dan concetto ("rencana mental"). Namun, pengaruh utamanya terhadap pemikiran Barat adalah karena orang-orang Prancis yang cinta Italia, setelah Louis XIV dibujuk untuk mendirikan Akademi Prancis di Roma yang meniru akademi seni Italia.

Sebagai hasil dari pengaruh budaya Prancis yang meluas pada abad ke-17 dan ke-18, konsep beaux arts (secara harfiah berarti "seni yang indah", namun biasanya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai "seni rupa") diterima oleh para ahli teori Anglo-Saxon sebagai sebuah entitas filosofis, sampai-sampai pada akhirnya dilupakan bahwa di Prancis sendiri, profesi arsitek masih tetap terpisah sama sekali dari Académie Royale de Peinture et de Sculpture, hingga akhirnya dipaksa untuk bergabung setelah Revolusi Prancis.

Sebagai hasil dari pengaruh budaya Prancis yang meluas pada abad ke-17 dan ke-18, konsep beaux arts (secara harfiah berarti "seni yang indah", namun biasanya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai "seni rupa") diterima oleh para ahli teori Anglo-Saxon sebagai sebuah entitas filosofis, sampai-sampai pada akhirnya dilupakan bahwa di Prancis sendiri, profesi arsitek masih tetap terpisah sama sekali dari Académie Royale de Peinture et de Sculpture, hingga akhirnya dipaksa untuk bergabung setelah Revolusi Prancis.

Teori seni rupa ini mungkin tidak diadopsi secara luas, tetapi untuk pengembangan estetika, diuraikan setelah tahun 1750. Dengan demikian, ketika akademi seni rupa didirikan secara berturut-turut di Denmark, Rusia, dan Inggris berdasarkan model Akademi Prancis di Roma, para filsuf Jerman secara bertahap menegaskan (1) bahwa adalah mungkin untuk menguraikan teori keindahan tanpa mengacu pada fungsi (Zweck); (2) bahwa teori keindahan apa pun harus dapat diterapkan pada semua persepsi indrawi, baik penglihatan maupun pendengaran; dan (3) bahwa gagasan tentang keindahan hanyalah salah satu aspek dari konsep yang lebih besar tentang rangsangan indrawi yang meningkatkan kehidupan.

Teori alternatif (yaitu, bahwa filosofi arsitektur itu unik dan oleh karena itu dapat dikembangkan hanya dengan referensi khusus pada seni bangunan) akan dibahas di bawah ini dengan mengacu pada tiga serangkai tradisional yang biasanya dikutip dalam formula yang diciptakan, oleh ahli teori Inggris Sir Henry Wotton, dalam bukunya The Elements of Architecture, yaitu "komoditas, ketegasan, dan kesenangan". Secara umum, para penulis tentang estetika sangat enggan menggunakan contoh-contoh arsitektur untuk mendukung spekulasi tentang sifat teori umum mereka

Disadur dari: britannica.com

Selengkapnya
Teori Arsitektur

Seni Rupa

Hal Unik! Arti Lukisan Abstrak dari Tikar Mendong Karya Leeman

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 11 Februari 2025


Dari kejauhan, lukisan tersebut terlihat seperti lukisan abstrak biasa dengan warna yang mencerminkan cerita yang ingin disampaikan oleh pelukisnya. Namun, ketika diperhatikan lebih dekat, perbedaannya menjadi jelas. Ayaman daun mendong terlihat melalui warna lukisan tersebut. Lukisan yang dipajang adalah karya Sulaiman atau Leeman yang menggunakan media tikar dari mendong. Lukisan-lukisan tersebut dipamerkan di Gedung Dewan Kesenian Malang (DKM) Kota Malang pada Sabtu, 21 Juli 2018.

Ada empat lukisan yang menggunakan media tikar mendong, sementara yang lainnya menggunakan kanvas. Leeman, seorang pelukis berusia 52 tahun asal Sawojajar, Kota Malang, sering menggunakan tikar mendong dalam karyanya. Selain alasan artistik, melukis di atas tikar mendong juga dimaksudkan untuk melestarikan budaya yang mulai punah.

Menurut Leeman, penggunaan tikar mendong mulai berkurang karena ketersediaan alas yang lebih praktis. Baginya, tikar mendong memiliki banyak arti, salah satunya sebagai simbol kebersamaan. Tikar mendong dahulu digunakan sebagai alas saat menggelar rapat atau berkumpul, serta sering digunakan sebagai alas saat menguburkan orang meninggal atau dalam ritual pindahan rumah.

Karir Leeman sebagai pelukis dimulai ketika dia bekerja untuk sebuah perusahaan rokok, di mana dia dikontrak untuk melukis baliho. Namun, seiring berkembangnya teknologi, tenaganya tidak lagi diperlukan karena perusahaan beralih ke printer. Dia kemudian mulai mengekspresikan keterampilannya dengan melukis mandiri sejak tahun 1990-an, dan menemukan cara untuk melukis di atas tikar mendong. Bagi Leeman, melukis di atas tikar mendong sama saja dengan melukis di atas kanvas.

 

Sumber: travel.kompas.com

Selengkapnya
Hal Unik! Arti Lukisan Abstrak dari Tikar Mendong Karya Leeman

Pertambangan dan Perminyakan

Metalurgi: Metalurgi Fisik

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 11 Februari 2025


Metalurgi fisik adalah ilmu untuk membuat produk yang berguna dari logam. Komponen logam dapat dibuat dengan berbagai cara, tergantung pada bentuk, sifat, dan biaya yang diinginkan pada produk jadi. Sifat yang diinginkan dapat berupa sifat listrik, mekanik, magnetik, atau kimiawi; semuanya dapat ditingkatkan dengan paduan dan perlakuan panas. Biaya komponen jadi sering kali lebih ditentukan oleh kemudahan pembuatannya daripada biaya material. Hal ini telah menyebabkan berbagai macam cara untuk membentuk logam dan persaingan aktif di antara metode pembentukan yang berbeda, serta di antara bahan yang berbeda. Komponen besar dapat dibuat dengan pengecoran. Produk tipis seperti spatbor mobil dibuat dengan membentuk lembaran logam, sedangkan bagian kecil sering dibuat dengan metalurgi serbuk (menekan serbuk ke dalam cetakan dan menyinternya). Biasanya bagian logam memiliki sifat yang sama secara keseluruhan. Namun, jika hanya permukaannya yang perlu keras atau tahan korosi, kinerja yang diinginkan dapat diperoleh melalui perlakuan yang hanya mengubah komposisi dan kekuatan permukaan.

Struktur dan sifat logam

Struktur kristal logam

Logam digunakan dalam struktur teknik (misalnya, mobil, jembatan, bejana tekan) karena, berbeda dengan kaca atau keramik, logam dapat mengalami deformasi plastis yang cukup besar sebelum pecah. Plastisitas ini berasal dari kesederhanaan susunan atom dalam kristal yang membentuk sepotong logam dan sifat ikatan nondireksional antara atom-atom. Atom dapat disusun dengan berbagai cara dalam padatan kristal, tetapi dalam logam, pengemasannya dalam salah satu dari tiga bentuk sederhana. Pada logam yang paling ulet, atom-atom tersusun dengan cara yang rapat.

Jika atom-atom divisualisasikan sebagai bola-bola identik dan jika bola-bola ini dikemas ke dalam bidang-bidang sedekat mungkin, akan ada dua cara untuk menumpuk bidang-bidang yang dikemas rapat satu di atas yang lain (lihat gambar). Salah satunya akan menghasilkan kristal dengan simetri heksagonal (disebut heksagonal rapat, atau hcp); yang lain akan menghasilkan kristal dengan simetri kubik yang juga dapat divisualisasikan sebagai kumpulan kubus dengan atom-atom di sudut-sudutnya dan di pusat setiap permukaannya (disebut kubik berpusat pada permukaan, atau fcc). Contoh logam dengan jenis struktur hcp adalah magnesium, kadmium, seng, dan titanium alfa. Logam dengan struktur fcc termasuk aluminium, tembaga, nikel, besi gamma, emas, dan perak.

Struktur kristal umum ketiga pada logam dapat divisualisasikan sebagai kumpulan kubus dengan atom di sudut-sudutnya dan sebuah atom di tengah setiap kubus; ini dikenal sebagai kubus yang berpusat pada tubuh, atau bcc. Contoh logam dengan struktur bcc adalah besi alfa, tungsten, kromium, dan titanium beta.

Beberapa logam, seperti titanium dan besi, menunjukkan struktur kristal yang berbeda pada suhu yang berbeda. Struktur dengan suhu terendah diberi label alfa (α), dan struktur dengan suhu yang lebih tinggi diberi label beta (β), gamma (γ), dan delta (δ). Alotropi ini, atau transformasi dari satu struktur ke struktur lain dengan perubahan suhu, mengarah pada perubahan sifat yang ditandai yang dapat berasal dari perlakuan panas (lihat di bawah Perlakuan panas).

Ketika sebuah logam mengalami perubahan fase dari cair ke padat atau dari satu struktur kristal ke struktur kristal lainnya, transformasi dimulai dengan nukleasi dan pertumbuhan banyak kristal kecil dari fase baru. Semua kristal ini, atau butiran, memiliki struktur yang sama tetapi orientasi yang berbeda, sehingga, ketika akhirnya tumbuh bersama, batas-batas terbentuk di antara butiran. Batas-batas ini memainkan peran penting dalam menentukan sifat-sifat sepotong logam. Pada suhu kamar, mereka memperkuat logam tanpa mengurangi keuletannya, tetapi pada suhu tinggi, mereka sering melemahkan struktur dan menyebabkan kegagalan dini. Mereka dapat menjadi lokasi korosi lokal, yang juga menyebabkan kegagalan.

Sifat mekanis

Ketika sebuah batang logam dibebani ringan, regangan (diukur dengan perubahan panjang dibagi dengan panjang aslinya) sebanding dengan tegangan (beban per unit luas penampang). Ini berarti bahwa, dengan setiap peningkatan beban, ada peningkatan proporsional pada panjang batang, dan, ketika beban dihilangkan, batang menyusut ke ukuran aslinya. Regangan di sini dikatakan elastis, dan rasio tegangan terhadap regangan disebut modulus elastisitas. Namun, jika beban ditingkatkan lebih lanjut, suatu titik yang disebut tegangan luluh akan tercapai dan terlampaui. Regangan sekarang akan meningkat lebih cepat daripada tegangan, dan, ketika sampel dibongkar, regangan plastis sisa (atau perpanjangan) akan tetap ada. Regangan elastis pada tegangan luluh biasanya 0,1 hingga 1 persen, sedangkan, dengan sampel ditarik hingga pecah, regangan plastis biasanya 20 hingga 40 persen untuk suatu paduan (mungkin melebihi 100 persen dalam beberapa kasus).

Sifat mekanik yang paling penting dari suatu logam adalah tegangan luluh, keuletannya (diukur dari perpanjangan hingga patah), dan ketangguhannya (diukur dari energi yang diserap untuk merobek logam). Tegangan luluh suatu logam ditentukan oleh ketahanan terhadap tergelincirnya satu bidang atom ke bidang atom lainnya. Berbagai hambatan untuk tergelincir dapat dihasilkan oleh perlakuan panas dan paduan; contoh hambatan tersebut adalah batas butir, endapan halus, distorsi yang ditimbulkan oleh pengerjaan dingin pada logam, dan elemen paduan yang dilarutkan dalam logam.

Ketika sebuah logam dibuat sangat kuat melalui satu atau beberapa metode ini, logam tersebut dapat tiba-tiba patah di bawah beban dan bukannya luluh. Hal ini terutama terjadi ketika logam mengandung takik atau retakan yang secara lokal meningkatkan tegangan dan melokalisasi luluh. Properti yang menarik kemudian menjadi ketangguhan patah, diukur dengan energi yang dibutuhkan untuk memperpanjang retakan yang ada pada sepotong logam. Pada hampir semua kasus, ketangguhan retak suatu paduan dapat ditingkatkan hanya dengan mengurangi kekuatan luluhnya. Satu-satunya pengecualian untuk hal ini adalah ukuran butiran yang lebih kecil, yang meningkatkan ketangguhan dan kekuatan.

Sifat kelistrikan

Konduktivitas listrik suatu logam (atau kebalikannya, resistivitas listrik) ditentukan oleh kemudahan pergerakan elektron melewati atom-atom di bawah pengaruh medan listrik. Pergerakan ini sangat mudah terjadi pada tembaga, perak, emas, dan aluminium-semuanya merupakan konduktor listrik yang terkenal. Konduktivitas logam tertentu berkurang oleh fenomena yang membelokkan, atau menyebarkan, elektron yang bergerak. Hal ini dapat berupa apa saja yang merusak kesempurnaan lokal dari susunan atom-misalnya, atom pengotor, batas butir, atau osilasi acak atom yang disebabkan oleh energi panas. Contoh terakhir ini menjelaskan mengapa konduktivitas logam meningkat secara substansial dengan turunnya suhu: dalam logam murni pada suhu kamar, sebagian besar hambatan terhadap gerakan elektron bebas berasal dari getaran termal atom; jika suhu dikurangi menjadi hampir nol mutlak, di mana gerakan termal pada dasarnya berhenti, konduktivitas dapat meningkat beberapa ribu kali lipat.

Sifat magnetik

Ketika arus listrik dialirkan melalui kumparan kawat logam, medan magnet dikembangkan di sekitar kumparan. Ketika sepotong tembaga ditempatkan di dalam kumparan, medan ini meningkat kurang dari 1 persen, tetapi, ketika sepotong besi, kobalt, atau nikel ditempatkan di dalam kumparan, medan eksternal dapat meningkat 10.000 kali lipat. Sifat magnetik yang kuat ini dikenal sebagai feromagnetisme, dan ketiga logam yang tercantum di atas adalah logam feromagnetik yang paling menonjol. Apabila sepotong logam feromagnetik dilepaskan dari kumparan, maka logam tersebut akan mempertahankan sebagian dari kemagnetan ini (yaitu, termagnetisasi). Jika logamnya keras, seperti pada sepotong baja yang dikeraskan, kehilangan, atau pembalikan, magnetisasi akan lambat, dan sampel akan berguna sebagai magnet permanen. Jika logamnya lunak, maka akan cepat kehilangan kemagnetannya; hal ini akan membuatnya berguna dalam transformator listrik, di mana pembalikan magnetisasi yang cepat sangat penting.

Pada banyak jenis benda padat, atom-atomnya memiliki momen magnet permanen (bertindak seperti magnet batang kecil). Pada sebagian besar benda padat, arah momen ini diatur secara acak. Yang luar biasa dari padatan feromagnetik adalah bahwa gaya antar atom menyebabkan momen-momen dari atom-atom yang berdekatan secara spontan sejajar ke arah yang sama. Jika momen semua atom dalam satu sampel berbaris ke arah yang sama, sampel akan menjadi magnet yang sangat kuat dengan energi yang sangat tinggi.

Energi tersebut akan berkurang jika sampel dipecah menjadi beberapa domain, dengan semua momen atom di setiap domain sejajar tetapi arah magnetisasi di domain yang berdekatan berlawanan arah dan dengan demikian cenderung saling meniadakan. Inilah yang terjadi ketika logam feromagnetik dimagnetisasi: semua domain tidak memiliki orientasi yang sama, tetapi domain dengan satu orientasi tumbuh dengan mengorbankan yang lain. Penyelarasan momen magnetik atom dalam suatu domain dilemahkan oleh osilasi yang diinduksi secara termal, dan feromagnetisme akhirnya hilang di atas titik Curie, yaitu 770 ° C (1.420 ° F) untuk besi dan 358 ° C (676 ° F) untuk nikel.

Sifat kimiawi

Hampir semua logam akan teroksidasi di udara, satu-satunya pengecualian adalah emas. Pada suhu kamar, permukaan logam yang bersih akan teroksidasi sangat sedikit, karena lapisan oksida tipis terbentuk dan melindungi logam dari oksidasi lebih lanjut. Namun, pada suhu yang tinggi, oksidasi lebih cepat, dan lapisan oksida menjadi kurang protektif. Banyak bahan kimia yang mempercepat proses korosi ini (yaitu, konversi logam menjadi oksida di udara atau menjadi hidroksida dengan adanya air).

Sifat khusus dari permukaan logam adalah kemampuannya untuk mengkatalisis reaksi kimia. Sebagai contoh, dalam sistem pembuangan sebagian besar mobil, gas pembakaran melewati dispersi partikel platina yang sangat halus. Permukaan partikel-partikel ini sangat mempercepat oksidasi karbon monoksida dan hidrokarbon menjadi karbon dioksida dan air, sehingga mengurangi toksisitas gas buang.

Paduan

Hampir semua logam digunakan sebagai paduan-yaitu, campuran beberapa elemen-karena memiliki sifat yang lebih unggul daripada logam murni. Pemaduan dilakukan karena berbagai alasan, biasanya untuk meningkatkan kekuatan, meningkatkan ketahanan terhadap korosi, atau mengurangi biaya.

Proses

Dalam kebanyakan kasus, paduan dicampur dari elemen murni komersial. Pencampuran relatif mudah dalam keadaan cair tetapi lambat dan sulit dalam keadaan padat, sehingga sebagian besar paduan dibuat dengan melelehkan logam dasar - misalnya, besi, aluminium, atau tembaga - dan kemudian menambahkan agen paduan. Kehati-hatian harus diberikan untuk menghindari kontaminasi, dan pada kenyataannya pemurnian sering kali dilakukan pada saat yang sama, karena hal ini juga lebih mudah dilakukan dalam keadaan cair. Contohnya dapat ditemukan dalam pembuatan baja, termasuk desulfurisasi besi tanur sembur cair dalam sendok, dekarburisasi besi selama konversi menjadi baja, penghilangan oksigen dari baja cair dalam degasser vakum, dan akhirnya penambahan sejumlah kecil zat pemadu untuk membawa baja ke komposisi yang diinginkan.

Tonase paduan terbesar dilebur di udara, dengan terak digunakan untuk melindungi logam dari oksidasi. Namun, jumlah yang besar dan terus meningkat dilebur dan dituangkan seluruhnya dalam ruang vakum. Hal ini memungkinkan kontrol komposisi yang ketat dan meminimalkan oksidasi. Sebagian besar elemen paduan yang dibutuhkan ditempatkan di muatan awal, dan peleburan dilakukan dengan listrik, baik dengan pemanasan induksi atau dengan peleburan busur. Peleburan induksi dilakukan dalam wadah, sedangkan dalam peleburan busur, tetesan yang meleleh menetes dari busur ke alas berpendingin air dan segera dipadatkan.

Kadang-kadang struktur komposit yang tidak homogen diinginkan, seperti pada alat pemotong tungsten karbida yang disemen. Dalam kasus seperti itu, paduan tidak dilebur tetapi dibuat dengan teknik metalurgi serbuk (lihat di bawah).

Metalurgi

Meningkatkan kekuatan

Alasan paling umum untuk pemaduan adalah untuk meningkatkan kekuatan logam. Hal ini mengharuskan penghalang slip didistribusikan secara seragam di seluruh butiran kristal. Pada skala terbaik, hal ini dilakukan dengan melarutkan zat paduan dalam matriks logam (prosedur yang dikenal sebagai pengerasan larutan padat). Atom-atom dari logam paduan dapat menggantikan atom matriks pada tempat biasa (dalam hal ini mereka dikenal sebagai elemen substitusi), atau, jika mereka jauh lebih kecil daripada atom matriks, mereka dapat mengambil tempat di antara tempat biasa (di mana mereka disebut elemen interstisial).

Jenis penghalang yang lebih kasar berikutnya adalah endapan halus yang kaya zat terlarut dengan dimensi hanya puluhan atau ratusan diameter atom. Partikel-partikel ini dibentuk oleh perlakuan panas. Logam dipanaskan hingga mencapai suhu di mana fase yang kaya zat terlarut larut (misalnya, 5 persen tembaga dalam aluminium pada suhu 540 ° C [1.000 ° F]), dan kemudian didinginkan dengan cepat untuk menghindari pengendapan. Langkah selanjutnya adalah membentuk endapan halus di seluruh sampel dengan menua pada suhu tinggi yang jauh di bawah suhu yang digunakan untuk pelarutan awal.

Pada logam yang mengalami transformasi dari satu struktur kristal ke struktur kristal lainnya pada pemanasan (misalnya, besi atau titanium), perbedaan kelarutan zat terlarut antara fase suhu tinggi dan rendah sering digunakan. Sebagai contoh, pada baja paduan rendah yang digunakan untuk perkakas dan roda gigi, karbon membentuk endapan pengerasan. Karbon jauh lebih mudah larut dalam fasa fcc suhu tinggi (besi gamma, juga disebut austenit) dibandingkan dengan fasa bcc suhu rendah (besi alfa, atau ferit). Unsur-unsur paduan lain yang ditambahkan (misalnya kromium, nikel, dan molibdenum) memperlambat transformasi austenit saat pendinginan, sehingga transformasi fcc ke bcc terjadi pada suhu rendah melalui transformasi geser yang tiba-tiba; hal ini memungkinkan tidak ada waktu untuk pengendapan karbon dan membuat baja menjadi lebih keras. Pemanasan ulang terakhir cenderung membuat endapan menjadi kasar dan dengan demikian meningkatkan keuletan; ini biasa disebut temper.

Serangkaian penghalang pada skala yang sama dengan pengerasan presipitasi dapat dibuat dengan mengubah bentuk logam secara plastis pada suhu kamar. Hal ini sering dilakukan dalam operasi pengerjaan dingin seperti pengerolan, penempaan, atau penarikan. Deformasi terjadi melalui generasi dan gerakan cacat garis, yang disebut dislokasi, pada bidang slip yang berjarak hanya beberapa ratus diameter atom. Ketika slip terjadi pada bidang yang berbeda, dislokasi yang berpotongan membentuk kusut yang menghambat slip lebih lanjut pada bidang tersebut. Pengerasan regangan seperti itu dapat menggandakan atau melipatgandakan tegangan luluh suatu logam.

Meningkatkan ketahanan korosi

Paduan dapat memiliki ketahanan oksidasi suhu tinggi yang jauh lebih baik daripada logam murni. Unsur-unsur paduan yang paling sering digunakan untuk tujuan ini adalah kromium dan aluminium, yang keduanya membentuk lapisan oksida stabil yang melekat pada permukaan yang melindungi logam dari oksidasi lebih lanjut. Sebelas persen atau lebih kromium ditambahkan ke besi untuk membuat baja tahan karat, sementara 10 hingga 15 persen kromium dan 3 hingga 5 persen aluminium biasanya ditambahkan ke superalloy berbasis nikel atau kobalt yang digunakan pada komponen mesin jet bersuhu tertinggi.

Menghambat korosi paduan dalam air lebih bervariasi dan kompleks daripada menghambat oksidasi suhu tinggi. Namun demikian, salah satu teknik yang paling umum adalah menambahkan elemen paduan yang menghambat korosi.

Mengurangi biaya

Emas dan perak yang digunakan dalam perhiasan dan koin dipadukan dengan logam lain untuk meningkatkan kekuatan dan mengurangi biaya. Perak sterling mengandung 7,5 persen logam dasar, umumnya tembaga. Fraksi emas dalam perhiasan emas dinyatakan dalam karat, dengan 24 karat sebagai emas murni dan 18 karat sebagai 75 persen emas menurut beratnya. Pada koin, paduan dengan tampilan dan kepadatan perak biasanya digunakan sebagai pengganti perak; misalnya, semua koin AS yang terlihat terbuat dari perak sebenarnya memiliki lapisan permukaan 75 persen tembaga dan 25 persen nikel.

Menurunkan titik leleh

Pemaduan juga dapat dilakukan untuk menurunkan titik leleh logam. Sebagai contoh, menambahkan timbal ke timah akan menurunkan titik leleh paduan kaya timah, dan menambahkan timah ke timbal akan menurunkan titik leleh paduan kaya timbal. Paduan 62 persen timah dan 38 persen timbal, yang disebut komposisi eutektik, memiliki titik leleh terendah, jauh lebih rendah daripada kedua logam tersebut. Paduan timah-timah eutektik digunakan untuk penyolderan.

Pengecoran

Pengecoran terdiri dari penuangan logam cair ke dalam cetakan, di mana logam tersebut membeku menjadi bentuk cetakan. Proses ini sudah mapan pada Zaman Perunggu (dimulai sekitar 3000 SM), ketika digunakan untuk membentuk sebagian besar benda-benda perunggu yang sekarang ditemukan di museum. Proses ini sangat berharga untuk produksi ekonomis bentuk yang rumit, mulai dari suku cadang yang diproduksi secara massal untuk mobil hingga produksi patung, perhiasan, atau mesin yang sangat besar.

Proses

Proses pengecoran berbeda dalam cara pembuatan cetakan dan cara memasukkan logam ke dalam cetakan. Untuk logam dengan suhu leleh yang tinggi, bahan tahan api yang stabil harus digunakan untuk menghindari reaksi antara logam dan cetakan. Sebagian besar pengecoran baja dan besi, misalnya, dituangkan ke dalam pasir silika, meskipun beberapa bagian dituang ke dalam cetakan logam berlapis. Untuk logam dengan titik leleh yang lebih rendah, seperti aluminium atau seng, cetakan dapat dibuat dari logam lain atau pasir, tergantung pada berapa banyak bagian yang akan diproduksi dan pertimbangan lainnya. Gravitasi paling sering digunakan untuk mengisi cetakan, tetapi beberapa proses menggunakan gaya sentrifugal atau injeksi tekanan.

Pengecoran pasir

Pengecoran pasir banyak digunakan untuk membuat komponen besi tuang dan baja dengan ukuran sedang hingga besar yang kehalusan permukaan dan ketepatan dimensinya tidak terlalu penting.

Langkah pertama dalam operasi pengecoran adalah membentuk cetakan yang memiliki bentuk bagian yang akan dibuat. Dalam banyak proses, pola bagian dibuat dari beberapa bahan seperti kayu, logam, lilin, atau polistiren, dan bahan cetakan tahan api dibentuk di sekelilingnya. Sebagai contoh, dalam pengecoran pasir hijau, pasir yang dikombinasikan dengan pengikat seperti air dan tanah liat dikemas di sekeliling pola untuk membentuk cetakan. Pola tersebut dihilangkan, dan di atas rongga ditempatkan cetakan pasir serupa yang berisi saluran (disebut gerbang) yang melaluinya logam mengalir ke dalam cetakan. Cetakan dirancang sedemikian rupa sehingga pemadatan pengecoran dimulai jauh dari gerbang dan maju ke arahnya, sehingga logam cair di dalam gerbang dapat mengalir untuk mengimbangi penyusutan yang menyertai pemadatan. Kadang-kadang ruang tambahan, yang disebut anak tangga, ditambahkan ke pengecoran untuk menyediakan reservoir untuk mengisi penyusutan ini. Setelah pemadatan selesai, pasir dikeluarkan dari pengecoran, dan pintu gerbang dipotong. Jika rongga dimaksudkan untuk ditinggalkan dalam pengecoran-misalnya, untuk membentuk bagian berongga-bentuk pasir yang disebut core dibuat dan digantung di rongga pengecoran sebelum logam dituang.

Pola juga dibentuk untuk pengecoran pasir dari polimer yang diuapkan oleh logam cair. Pola-pola tersebut dapat dicetak dengan injeksi dan dapat memiliki bentuk yang sangat kompleks. Proses ini disebut pengecoran pola cetakan penuh atau penguapan.

Varian dari pengecoran pasir adalah proses pencetakan cangkang, di mana campuran pasir dan pengikat resin termoseting ditempatkan pada pola logam yang dipanaskan. Resin akan mengeras, mengikat partikel pasir menjadi satu dan membentuk setengah dari cetakan yang kuat. Dua bagian dan inti yang diinginkan kemudian dirakit untuk membentuk cetakan, dan cetakan ini didukung dengan pasir lembab untuk pengecoran. Akurasi dimensi yang lebih besar dan permukaan yang lebih halus diperoleh dalam proses ini dibandingkan dengan pengecoran pasir.

Cetakan logam

Cetakan lainnya terbuat dari logam. Di sini cetakan dengan bentuk yang diinginkan dikerjakan dari besi tuang atau baja. Jika logam mengalir ke dalam cetakan secara gravitasi, prosesnya disebut pengecoran cetakan permanen. Jika logam cair dipaksa masuk di bawah tekanan, prosesnya disebut die casting. Die casting didinginkan dengan air; akibatnya, die casting dapat menghasilkan komponen dengan dinding yang lebih tipis dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada mesin cetakan permanen. Pendinginan yang cepat menciptakan bagian yang lebih kuat daripada pengecoran pasir, tetapi keuletan mungkin lebih buruk karena gas yang terperangkap dan porositas.

Karena biaya awal cetakan cukup besar, cetakan logam hanya hemat biaya jika banyak bagian yang sama yang akan dibuat. Memang, cetakan dapat dibuat untuk memproduksi beberapa bagian sekaligus.

Pengecoran investasi

Dalam pengecoran investasi, cetakan dibuat dengan mengeringkan bubur tahan api pada pola yang terbuat dari lilin atau plastik. Serangkaian lapisan diaplikasikan dan dikeringkan untuk membuat cangkang keramik, dan polanya kemudian dilebur atau dibakar untuk menghasilkan cetakan. Proses ini memungkinkan produksi massal komponen dengan bentuk yang lebih kompleks dan detail permukaan yang lebih halus daripada yang dapat dicapai dengan proses lainnya. Proses ini dapat digunakan pada hampir semua jenis logam dan biasanya digunakan untuk pengecoran komponen yang relatif kecil. Pola lilin dapat dibuat dengan cetakan injeksi.

Pengecoran sentrifugal

Pengecoran sentrifugal memaksa logam ke dalam cetakan dengan memutarnya. Ini digunakan untuk pengecoran benda-benda logam mulia yang kecil, sehingga pada dasarnya semua logam masuk ke dalam pengecoran, bukan ke dalam gerbang dan anak tangga. Ini juga digunakan untuk menghasilkan benda-benda yang panjang dan berongga tanpa menggunakan inti-misalnya, untuk mengecor pipa. Di sini, cetakan silinder yang panjang berbentuk horizontal dan diputar pada sumbu silinder saat logam dituangkan ke dalam cetakan.

Pengecoran kontinu

Sebenarnya bukan merupakan alat pengecoran komponen, pengecoran kontinu dipraktikkan dalam produksi utama logam untuk membentuk untaian untuk diproses lebih lanjut. Logam dituangkan ke dalam cetakan pendek, bolak-balik, berpendingin air dan mengeras bahkan saat ditarik dari sisi lain cetakan. Proses ini banyak digunakan dalam industri baja karena proses ini menghilangkan biaya pemanasan ulang ingot dan menggulungnya sesuai proporsi billet, mekar, dan lempengan yang dibuat dengan pengecoran kontinu.

Metalurgi

Sifat mekanik coran dapat terdegradasi oleh ketidakhomogenan dalam logam yang mengeras. Ini termasuk pemisahan, porositas, dan ukuran butiran yang besar.

Ukuran butir

Pengecoran berbutir halus dapat diproduksi dengan mendinginkan logam cair secara cepat hingga jauh di bawah suhu beku kesetimbangannya-yaitu dengan menuangkan ke dalam cetakan yang mendinginkan logam dengan cepat. Karena alasan ini, die casting memiliki ukuran butiran yang lebih halus dibandingkan dengan paduan yang sama yang dituang dalam cetakan pasir.

Pada besi tuang, perubahan luar biasa pada struktur mikro dihasilkan dari berbagai penambahan paduan dan suhu pengecoran. Sebagai contoh, besi tuang normal yang dipadatkan dalam cetakan pasir membentuk apa yang dikenal sebagai besi kelabu, sebuah matriks besi yang mengandung sekitar 20 persen serpihan grafit. Jenis besi ini memiliki keuletan yang terbatas. Namun, ketika sejumlah kecil magnesium ditambahkan ke dalam lelehan sebelum dituang, hasilnya adalah besi "grafit bulat", di mana grafit muncul sebagai bintil-bintil bulat dan keuletannya sangat meningkat. Jika besi cair dituang dingin (yaitu didinginkan dengan cepat), maka akan terbentuk besi "putih" yang mengandung sekitar 60 persen sementit, atau karbida besi. Bahan ini keras dan tahan aus, tetapi tidak memiliki keuletan sama sekali. Besi tuang ini biasanya diberi perlakuan panas untuk meningkatkan sifat mekanisnya.

Pemisahan

Bagian yang berbeda dari suatu casting mungkin memiliki komposisi yang berbeda, yang berasal dari fakta bahwa padatan yang membeku dari cairan memiliki komposisi yang berbeda dari cairan yang bersentuhan dengannya. (Sebagai contoh, ketika air garam didinginkan hingga terbentuk es, es pada dasarnya adalah air murni sementara konsentrasi garam dalam air meningkat). Segregasi kecil tidak penting, tetapi perbedaan besar dapat menyebabkan titik lokal yang sangat lemah atau kuat, dan kedua hal ini dapat menyebabkan kegagalan dini pada bagian yang mengalami tekanan.

Porositas

Porositas merupakan masalah utama dalam pengecoran, porositas pada dasarnya disebabkan oleh penyusutan yang menyertai pemadatan. Cetakan dirancang untuk memasukkan logam ke dalam pengecoran agar tetap penuh saat pemadatan berlangsung, tetapi, jika pengumpanan ini tidak sempurna, penyusutan akan muncul sebagai pori-pori internal atau retakan. Jika retakan ini besar, pengecoran tidak akan berguna. Jika kecil, mereka akan memiliki efek yang relatif kecil pada properti.

Penyebab lain dari porositas adalah adanya pengotor pembentuk gas dalam logam cair yang melebihi kelarutan gas dalam padatan. Dalam kasus seperti itu, pemadatan disertai dengan pembentukan gelembung saat gas ditolak. Untuk menghilangkan masalah ini, elemen pembentuk gas harus dihilangkan dari cairan sebelum pengecoran. Menggelembungkan gas inert seperti argon melalui cairan sebelum pengecoran adalah salah satu cara untuk melakukan hal ini; degassing vakum adalah cara lain.

Disadur dari: https://www.britannica.com/

Selengkapnya
Metalurgi: Metalurgi Fisik

Seni Rupa

Eksplore Peluang Karir dan Kurikulum dari Program Sarjana Seni Rupa di ITB

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 11 Februari 2025


Seni Rupa adalah ilmu yang mempelajari tentang keindahan, yakni secara teori dan prakteknya. Beberapa hal yang akan teman-teman pelajari pada program studi Seni Rupa diantaranya melukis, mematung, menggrafis, membuat keramik hingga penerapan ilmu-ilmu seni, seperti sejarah dan perkembangan Seni Rupa sekarang ini.

Fakultas Seni Rupa & Desain ITB

FSRD ITB merupakan salah satu fakultas seni rupa dan desain terbaik di Indonesia yang berlokasi di tengah jantung Kota Bandung. Sebagai bagian dari Institut Teknologi Bandung, FSRD memiliki program-program yang terus disempurnakan dan dibuat lebih relevan secara global sesuai dengan berbagai perubahan yang terjadi di masa depan. FSRD ITB memiliki reputasi yang baik dalam menghasilkan seniman, desainer, pelaku seni serta wirausahawan baik di tingkat nasional maupun internasional. Kami terus mendorong mahasiswa kami untuk terus berkreasi dan berinovasi untuk membangun masa depan dengan karya-karya yang berkualitas. FSRD ITB terus berkomitmen untuk memberikan kontribusi berdampak pada negeri melalui kegiatan akademis, penelitian, serta berbagai aktivitas kreatif lain baik di dalam maupun luar negeri. Keluasan dan kedalaman pengajaran, penelitian, dan upaya kreatif para civitas akademika mendukung kolaborasi dan inovasi yang berdampak bagi masyarakat.

Deskripsi

Program Studi Sarjana Seni Rupa FSRD ITB telah menjadi bagian penting dalam pendidikan dan kegiatan seni rupa di Indonesia dan dunia.

Tujuan

Dengan dukungan dari pengajar yang berpengalaman, seniman terkenal secara nasional dan internasional, serta peneliti terkemuka, mahasiswa akan menggali aspek-aspek seni rupa dengan mempertimbangkan keunikan, kemampuan, minat, dan bakat individu mereka. Tujuan program ini adalah untuk melatih mahasiswa agar menjadi ahli dalam ranah seni rupa, baik secara lokal, nasional, regional, maupun internasional.

Bidang Kajian
Program ini menawarkan empat jalur minat yang dapat diikuti oleh mahasiswa:

  • Seni Rupa 2 Dimensi.
  • Seni Rupa 3 Dimensi.
  • Seni Rupa Intermedia.
  • Kajian Seni Rupa.

Kurikulum

  • Tahun Pertama

Semua siswa akan menjalani pendidikan di Program Persiapan Umum (TPB). Siswa akan diperkenalkan dengan berbagai mata pelajaran dasar. Selama periode ini, mahasiswa terdaftar sebagai mahasiswa fakultas/sekolah. Pada akhir tahun pertama, siswa akan memilih program studi berdasarkan minat dan prestasi akademik mereka.

  • Tahun Kedua

Siswa telah memasuki program studi yang dipilih. Pada tahun kedua, semua siswa akan melakukan eksplorasi akademik melalui mata pelajaran yang ditawarkan oleh program studi.

  • Tahun Ketiga

Mahasiswa akan mulai melakukan konseptualisasi dan peminatan bidang ilmu.

  • Tahun Keempat

Mahasiswa mulai mengerjakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana.

Prospek Kerja

Seorang alumni Seni Rupa bisa bekerja di berbagai tempat atau memilih beraneka profesi diantaranya:

  • Seniman.
  • Instansi Pemerintah atau Swasta.

Lulusan Seni Rupa bisa bekerja sebagai pengajar dan peneliti di instansi pemerintah seperti: Perguruan tinggi Negeri, Departemen Pariwisata.

  • Galeri

Galeri-galeri pemerintah maupun swasta sebagai kurator, kritikus seni.

  • Majalah Seni

Alumni Seni Rupa bisa menjadi chief editor masalah seni.

  • TV

Menjadi pengasuh acara seni dan budaya.

  • ART consultant

Alumni Seni Rupa bisa membuka sebuah usaha dibidang perencanaan karya-karya seni, seperti monumental.

  • Wiraswasta

Alumni Seni Rupa bisa menjadi art dealer dan art supply.


Sumber: itb.ac.id

Selengkapnya
Eksplore Peluang Karir dan Kurikulum dari Program Sarjana Seni Rupa di ITB
« First Previous page 624 of 909 Next Last »