Badan Usaha Milik Negara
Dipublikasikan oleh Afridha Nu’ma Khoiriyah pada 25 Februari 2025
Dalam Pidato Kenegaraan Tahun 2023, Presiden Cyril Ramaphosa menegaskan kembali rekomendasi yang dibuat lebih dari sepuluh tahun yang lalu, yaitu untuk membuat undang-undang yang menyeluruh untuk meningkatkan tata kelola di badan usaha milik negara (BUMN). Presiden mengatakan: “Untuk mencapai kemajuan dalam mengatasi tantangan-tantangan mendesak yang kita hadapi, kita membutuhkan negara yang mampu dan efektif. Kelemahan terbesar kita ada pada BUMN.
Banyak BUMN kita yang berjuang dengan utang yang signifikan, kurangnya investasi di bidang infrastruktur, dampak dari pengambilalihan oleh negara, dan kurangnya keterampilan. Kami akan mengimplementasikan rekomendasi dari Dewan BUMN Presiden untuk membentuk perusahaan induk BUMN sebagai bagian dari model pemegang saham terpusat yang akan memastikan pengawasan yang efektif terhadap BUMN”.
Pada tanggal 24 Januari 2024, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memperkenalkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) B1-2024 (“RUU BUMN”) di hadapan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Singkatnya, RUU BUMN mengatur “pengembangan strategi untuk perusahaan negara nasional”, mendirikan State Asset Management SOC Ltd dengan Negara sebagai pemegang saham tunggal, dan menyediakan berbagai mekanisme untuk mengoperasionalkan visi Presiden untuk perusahaan induk bagi perusahaan-perusahaan BUMN komersial nasional.
Meskipun beberapa pihak memandang pengenalan RUU BUMN sebagai langkah positif menuju tercapainya koordinasi yang lebih baik dan sebuah tonggak penting untuk merampingkan pengawasan dan meningkatkan tata kelola BUMN, para pengkritik RUU ini mempertanyakan apakah RUU ini dapat menyelesaikan masalah-masalah yang saat ini dihadapi oleh BUMN, termasuk campur tangan politik, korupsi, dan salah urus.
Dalam artikel ini, kami akan membahas RUU BUMN dalam konteks praktik terbaik internasional mengenai tata kelola BUMN, seperti yang dikembangkan oleh Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (“OECD”). Rekomendasi Pedoman Tata Kelola Perusahaan BUMN (“Pedoman”) telah diadopsi oleh Dewan OECD pada tanggal 8 Juli 2015. Afrika Selatan berpartisipasi secara langsung dalam diskusi kelompok kerja mengenai Pedoman tersebut, yang memberikan tolok ukur yang disepakati secara internasional untuk membantu pemerintah menilai dan meningkatkan cara pelaksanaan fungsi kepemilikan di BUMN, termasuk melalui praktik-praktik terbaik dalam kerangka hukum dan peraturan untuk BUMN, profesionalisasi fungsi kepemilikan negara, dan pengaturan tata kelola perusahaan.
Menurut Pedoman tersebut, pemerintah harus berusaha untuk menciptakan kerangka kerja peraturan yang sederhana dan terstandardisasi di mana BUMN beroperasi, sambil memberikan otonomi operasional penuh kepada BUMN untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pemerintah harus menahan diri untuk tidak mengintervensi manajemen BUMN dan menghindari pendefinisian ulang tujuan BUMN dengan cara yang tidak transparan.
Peran pemerintah dalam BUMN harus mencakup:
Diwakili dalam rapat umum pemegang saham dan secara efektif menggunakan hak suara; membangun proses nominasi dewan yang terstruktur dengan baik, berbasis prestasi dan transparan; menetapkan dan memantau pelaksanaan mandat dan tujuan dewan, termasuk target keuangan, tujuan struktur modal, dan tingkat toleransi risiko; menetapkan dan memantau pelaksanaan mandat dan tujuan yang luas untuk BUMN; pemantauan, audit, dan penilaian kinerja BUMN secara teratur; mengembangkan kebijakan pengungkapan; dan menetapkan kebijakan remunerasi yang jelas untuk dewan BUMN.
Pada intinya, Pedoman ini mengusulkan bahwa meskipun kepemilikan negara atas BUMN penting untuk alokasi sumber daya yang efisien bagi masyarakat serta penyediaan barang dan jasa yang optimal, kepemilikan pemerintah atas BUMN tidak boleh meluas menjadi kontrol. BUMN harus tetap memiliki otonomi operasional untuk mencapai tujuannya, dengan tetap didukung oleh pemerintah.
RUU BUMN membentuk State Asset Management SOC Limited, yang akan memegang kepentingan kepemilikan di tiga belas perusahaan komersial utama pemerintah nasional yang dapat menjadi anak perusahaan, seperti Badan Jalan Nasional, Kantor Pos dan Transnet. RUU BUMN secara luas selaras dengan dan memperluas Undang-Undang Perusahaan, 2008, untuk memberikan efek pada sejumlah praktik terbaik internasional yang dicatat dalam Pedoman.
Sebagai contoh, cara mengukur kinerja SOC Manajemen Aset Negara dan anak perusahaannya, serta penentuan tujuan sektoral dan tujuan khusus, target keuangan dan pendanaan, perubahan kepemilikan saham, dan potensi investasi sektor swasta, akan dipandu oleh strategi nasional yang akan dikembangkan oleh Presiden.
Strategi nasional ini harus melalui konsultasi publik dan saran dari Komite Penasihat Presiden yang terdiri dari para menteri kabinet, seseorang yang ditunjuk oleh dunia usaha, seseorang yang ditunjuk oleh serikat pekerja dan para ahli sektoral di mana anak perusahaan beroperasi. Strategi nasional, yang harus ditinjau setiap lima tahun, memiliki potensi untuk menciptakan norma dan standar yang koheren, konsisten dan terkoordinasi untuk perusahaan-perusahaan komersial nasional, yang dapat dinaikkan ke status peraturan (yaitu undang-undang di bawahnya) dan dengan demikian akan melampaui kebijakan.
Inovasi signifikan lainnya dari RUU ini adalah cara penunjukan dewan direksi pertama dari SOC Manajemen Aset Negara Limited. Presiden, dalam kapasitasnya sebagai perwakilan pemegang saham, harus menentukan jumlah direktur yang akan dipilih untuk dewan direksi pertama. Setelah itu, sebuah panel independen, yang diketuai oleh seorang pensiunan hakim, bertanggung jawab penuh untuk mengembangkan dan menerapkan proses yang tepat untuk pemilihan kandidat yang akan ditunjuk oleh Presiden.
Peraturan, yang pengesahannya akan melalui konsultasi publik, akan memandu penunjukan anggota dewan di masa depan. Kesempatan untuk partisipasi publik, ditambah dengan peran terbatas bagi Presiden dalam pemilihan anggota dewan, merupakan kesempatan untuk menciptakan legitimasi melalui proses yang independen, transparan, dan partisipatif.
Dalam pandangan kami, RUU BUMN adalah sebuah dukungan terhadap pendekatan Afrika Selatan dalam menyelaraskan pengaturan tata kelola perusahaan untuk BUMN dengan praktik-praktik terbaik internasional. RUU ini menciptakan kerangka kerja standar untuk hal-hal yang dipertimbangkan dalam strategi nasional, kesempatan untuk transparansi dan konsultasi, dan pembagian hak di antara anak-anak perusahaan (misalnya, terkait dengan tanah).
Jelas, RUU ini bermaksud untuk menciptakan rezim hukum yang terpisah untuk perusahaan komersial nasional, karena Undang-Undang Manajemen Keuangan Publik, 1999 tidak akan berlaku untuk SOC Manajemen Aset Negara Limited atau anak perusahaannya. Namun, ujian sebenarnya dari RUU BUMN terletak pada rinciannya, yang sebagian besar akan menjadi subjek peraturan.
Kami mengantisipasi adanya negosiasi dan perencanaan yang signifikan yang diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan saham di perusahaan-perusahaan komersial nasional yang kompleks ke dalam State Asset Management SOC Limited, untuk mengembangkan sistem manajemen keuangan dan risiko yang baru, serta membangun struktur tata kelola yang penting. Kami tidak diragukan lagi akan menghadapi perubahan mendasar dalam lanskap BUMN.
Disadur dari: lexology.com
Seni Rupa dan Desain
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 25 Februari 2025
Seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, fungsinya, bentuknya, makna dari bentuknya, dan sebagainya), seperti tari, lukisan, ukiran. Seni meliputi banyak kegiatan manusia dalam menciptakan karya visual, audio, atau pertunjukan yang mengungkapkan imajinasi, gagasan, atau keprigelan teknik pembuatnya, untuk dihargai keindahannya atau kekuatan emosinya. Kegiatan-kegiatan tersebut pada umumnya berupa penciptaan karya seni, kritik seni, kajian sejarah seni dan estetika seni.
Peristilahan
Pengertian seni dalam bahasa Indonesia memiliki riwayat peristilahannya sendiri yang tidak sederhana, baik dipandang dari segi terminologis maupun etimologisnya. Hal ini mulanya disebabkan oleh ketiadaan padanan istilah yang pas dalam bahasa Indonesia/Melayu untuk konsep art dalam bahasa Inggris atau kunst dalam bahasa Belanda.
Asal kata
Terdapat beberapa teori yang beredar mengenai asal mula kata seni, di antaranya adalah:
Sejarah dan polemik
Terdapat permasalahan alih bahasa ketika bahasa Indonesia terpapar konsep-konsep Barat, seperti apa yang kita sebut sekarang sebagai seni, walaupun gejala kesenian telah ada sebelumnya dan istilah padanannya dapat digali dari kosakata lokal, seperti kata kagunan dalam bahasa Jawa dan kabinangkitan dalam bahasa Sunda. Memadankan kata seni untuk art atau kunst sesungguhnya terdengar sangat ganjil karena sampai abad ke-19, kata seni hanya sering digunakan pada konteks air seni yang merupakan penghalusan istilah untuk kencing. Sedangkan contoh penggunaan kata seni untuk menyebut sesuatu kecil/lembut pada konteks lainnya tidak banyak ditemukan.
Sebelum istilah seni populer seperti sekarang, istilah kunst dalam kamus Belanda-Melayu (Klinkert atau Mayer atau Badings yang terbit pada penghujung abad ke-19 atau permulaan abad ke-20) diterjemahkan menjadi hikmat, ilmu, pengetahuan, kepandaian dan ketukangan. Kamus Umum Bahasa Indonesia (terbit pertama kali 1953) oleh Purwadarminta ditengarai ialah kamus yang merekam kata seni dengan makna yang baru untuk pertama kalinya. Meskipun Purwadarminta bukanlah yang mula-mula menggunakan istilah "seni" dan "seni rupa", tetapi hal ini membuat polemik di kalangan seniman karena seakan-akan menimbulkan ketimpangan persepsi antara seni di Indonesia dan seni di Barat.
Istilah "seni rupa", "seni musik", "seni teater", "seni sastra" dll. Dalam bahasa Indonesia ditengarai memperlihatkan gejala adverbial. Gejala ini menunjukkan kata-kata penting (rupa, musik, tari, sastra) hanya sekadar kata keterangan (adverbia) untuk kata seni. Keutamaan pada istilah-istilah itu terletak pada kata "seni"-nya. Istilah "seni" sendiri dalam bahasa Indonesia tidak membawa sifat kebendaan, walaupun merupakan kata benda abstrak. Dengan demikian, semua ungkapan seni punya kedudukan sejajar. Seni menjadi istilah yang 'terbuka'. Ungkapan seni bahkan tidak dibatasi pada seni rupa, seni tari, seni musik, dan seni teater saja (dikenal menampilkan ungkapan pribadi). Deretan istilah ini bisa diperpanjang dengan seni keris, seni batik, seni ronggeng (dan sebagainya) yang dikenal sebagai kesenian di dunia tradisi. Maka, kata seni tidak memiliki bentuk dan merupakan kondisi mental yang bisa berwujud banyak hal selama memiliki gejala seni. Gejala tersebut membuat pengertian seni dalam bahasa Indonesia lebih dekat kepada estetika. Oleh karenanya, terdapat banyak kesulitan dalam menyeimbangkan perkembangan wacana seni di Indonesia dan Barat, misalkan seni tari jika diterjemahkan secara harfiah menjadi dance art mungkin tidak masuk akal bagi pemakai bahasa Inggris, juga seperti seni ukir, seni musik, dsj. Bahasa Inggris dan beberapa bahasa lain juga membedakan antara istilah art (untuk konsep seni secara umum) dan (the) arts (bidang-bidang kreatif kesenian).
Neologisme
Istilah seni kemungkinan besar ditemukan—atau lebih tepatnya dimaknai ulang—oleh S. Sudjojono melalui Persatuan Ahli Gambar Indonesia (PERSAGI) yang kala itu sangat giat mencari padanan istilah berbahasa Indonesia. Istilah baru yang juga diperkenalkan antara lain seni lukis, lukisan, pelukis, lukisan kampas (kanvas), pematung, seni rupa, cukilan, alam benda, potret diri, watak, sanggar, sketsa, etsa, seniman, telanjang dan lain-lain. Sementara itu, istilah seniman (untuk menyebut pelaku seni) muncul pada akhir 1930-an di dalam tulisan-tulisan S. Sudjojono mengenai seni lukis Indonesia. S. Sudjojono mengakui bahwa istilah ”seniman” ini pertama kali diusulkan oleh Ki Mangunsarkoro—mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Tulisan-tulisan S.Sudjojono juga membantu istilah-istilah tersebut semakin populer, khususnya buku Seni lukis, kesenian, dan seniman yang terbit pertama kali 1946.
Sejarah
Bentuk kesenian tertua yang ditemukan adalah seni rupa, yang meliputi penciptaan gambar atau benda yang sekarang digolongkan menjadi lukisan, patung, cetakan, fotografi dan media rupa lainnya. Bentuk seni seperti patung, lukisan gua, lukisan batu, dan petroglif dari zaman Paleolitikum Akhir telah ada sejak dari 40.000 tahun yang lalu. Lukisan gua di Sulawesi disebut sebagai salah satu artefak seni tertua di dunia. Akan tetapi, makna sesungguhnya dari seni tersebut masih dalam perdebatan karena kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan yang menghasilkannya. Di gua Lubang Jeriji Saleh, Kalimantan Timur, para arkeolog menemukan gambar serupa binatang sapi yang ditegaskan sebagai karya seni figuratif tertua di dunia, diperkirakan berasal dari 40 ribu hingga 52 ribu tahun lalu (periode Paleolitik Atas dan akhir zaman es), lebih tua 5000 tahun dari penemuan sebelumnya di Sulawesi. Benda seni yang disebut tertua lainnya berasal dari gua di Afrika Selatan, berusia 75.000 tahun, berbentuk rangkaian cangkang keong kecil-kecil yang dilubangi. Wadah yang kemungkinan untuk tempat cat juga ditemukan dengan usia 100.000 tahun. Cangkang kerang dengan goresan oleh Homo erectus yang ditemukan tahun 2014 dipercaya berasal dari 430.000 dan 540.000 tahun yang lalu.
Banyak tradisi besar dalam seni memiliki akar dari salah satu peradaban besar kuno, yakni Mesir Kuno, Mesopotamia, Persia, India, Tiongkok, Yunani Kuno, Romawi, juga Inka, Maya dan Olmek. Tiap-tiap pusat peradaban awal ini mengembangkan gaya khas dalam keseniannya. Dikarenakan ukuran dan usia peradaban-peradaban tersebut, terdapat lebih banyak karya seni yang terselamatkan dan lebih banyak pengaruh yang disebarluaskan kepada budaya-budaya yang datang kemudian. Sebagian dari peradaban tersebut bahkan memiliki catatan terawal bagaimana seniman bekerja. Sebagai contoh, seni zaman Yunani melihat pemujaan bentuk tubuh manusia dan pengembangan keterampilan yang berimbang untuk menunjukkan proporsi otot, ketenangan, kecantikan, dan anatomi yang tepat.
Dalam seni peradaban Bizantium dan Abad Pertengahan Barat, banyak seni berfokus pada ekspresi subjek tentang budaya Alkitab dan keagamaan, dan menggunakan gaya yang menunjukkan kemuliaan yang lebih tinggi bagi dunia surgawi, seperti penggunaan emas pada latar belakang lukisan, atau kaca dalam mosaik atau jendela, yang juga menyajikan figur-figur dalam bentuk yang ideal, berpola (datar). Namun demikian, tradisi realis klasik bertahan dalam karya-karya kecil Bizantium, dan realisme terus tumbuh dalam seni Katolik Eropa.
Seni Renaisans kemudian berkembang dengan lebih menekankan pada penggambaran realistik dunia bendawi, dan tempat manusia di dalamnya. Hal itu tercermin dari penggambaran jasmani tubuh manusia, dan perkembangan metode sistematis penggambaran jauh-dekat dari sudut pandang grafis untuk mendapatkan kesan ruang tiga dimensi.
Di Timur, penolakan seni Islami terhadap ikonografi mengakibatkan pengutamaan pada pola geometris, kaligrafi dan arsitektur. Di Timur jauh, agama juga menguasai gaya dan bentuk kesenian. India dan Tibet memperlihatkan penekanan pada patung lukis dan tarian, sedangkan lukisan agamawi meminjam banyak aturan dari kesenian patung dan cenderung memiliki warna-warna terang yang kontras dengan penekanan pada garis-garis batasnya. Sementara itu, Cina memperlihatkan banyak perkembangan bentuk seni: ukiran giok, kerajinan perunggu, tembikar (termasuk tentara terakota dari Kekaisaran Qin), syair, kaligrafi, musik, lukis, drama, fiksi, dll. Gaya seni Cina sangat beragam dari zaman ke zaman dan masing-masingnya dinamai berdasarkan dinasti yang berkuasa. Jadi, sebagai contoh, lukisan-lukisan dinasti Tang memiliki warna monokromatik dan renggang-renggang, menekankan bentang yang ideal. Akan tetapi, lukisan-lukisan dinasti Ming berwarna-warni dan padat, dan berfokus untuk bercerita dengan pengaturan latar dan komposisi.Jepang juga menamai gaya-gaya dalam kesenian mereka dengan dinasti kekaisaran juga, dan menampakkan banyak pembauran antara gaya kaligrafi dan lukis. Cetak balok kayu menjadi penting di Jepang setelah abad ke-17.
Abad Pencerahan di Barat pada abad ke-18 melihat penggambaran artistik dari sudut kepastian fisik dan rasionalnya, serta visi politik revolusioner dari dunia pasca-monarki, seperti penggambaran Blake tentang Newton sebagai geometer ilahi, atau lukisan-lukisan propaganda David. Hal ini menyebabkan penolakan Romantisisme demi gambar-gambar dari sisi emosional dan individualitas manusianya, dicontohkan dalam novel-novel Goethe. Kemudian penghujung abad ke-19 memunculkan sejumlah gerakan artistik, seperti seni akademik, simbolisme, impresionisme, dan fauvisme.
Sejarah seni abad kedua puluh adalah narasi tentang kemungkinan yang tak terbatas dan pencarian standar-standar baru, masing-masing gerakan ditumbangkan secara berurutan oleh yang datang berikutnya. Dengan demikian, ukuran-ukuran impresionisme, ekspresionisme, fauvisme, kubisme, dadaisme, surealisme, dll. tidak dapat dipertahankan jauh melampaui waktu penemuan mereka. Meningkatnya keterhubungan global sepanjang masa ini memperlihatkan pengaruh yang setara dari budaya lain ke dalam kesenian Barat. Dengan demikian, cetakan balok kayu Jepang (dipengaruhi oleh kejurugambaran Renaisans Barat) memiliki pengaruh besar pada impresionisme dan perkembangan selanjutnya. Contoh lainnya, patung-patung Afrika diambil oleh Picasso dan sampai batas tertentu oleh Matisse. Demikian pula, pada abad ke-19 dan ke-20, gagasan-gagasan Barat memiliki dampak besar pada seni di Timur seperti komunisme dan pascamodernisme yang memberikan pengaruh kuat.
Kegunaan
Seni memiliki sejumlah besar fungsi yang berbeda sepanjang sejarahnya, sehingga tujuannya sulit untuk diabstraksikan atau dikuantifikasi dengan konsep tunggal apa pun. Namun hal ini tidak menyiratkan bahwa tujuan seni adalah sesuatu yang "kabur", melainkan bahwa seni tercipta dengan memiliki banyak alasan unik dan berbeda. Beberapa kegunaan seni disediakan dalam garis besar berikut. Berbagai tujuan seni dapat dikelompokkan sesuai dengan yang tidak termotivasi, dan yang termotivasi (Lévi-Strauss). Seni memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat tradisional dan sering kali tidak hanya bersifat dekoratif atau estetis, tetapi juga memiliki fungsi-fungsi yang mendalam dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat tersebut. Berikut adalah beberapa fungsi seni dalam masyarakat tradisional:
1. Ekspresi Budaya:
- Seni memungkinkan masyarakat untuk mengekspresikan dan merayakan identitas budaya mereka. Melalui seni, tradisi, cerita rakyat, dan nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi dapat diungkapkan.
2. Ritual dan Upacara:
- Seni sering terlibat dalam ritual dan upacara keagamaan atau kehidupan sehari-hari. Misalnya, seni dapat digunakan dalam tarian, patung, atau lukisan yang memiliki makna mendalam dalam konteks upacara keagamaan atau adat istiadat.
3. Pendidikan dan Pembelajaran:
- Seni dapat menjadi sarana pendidikan dan pembelajaran. Melalui seni, pengetahuan tentang sejarah, tradisi, dan nilai-nilai masyarakat dapat disampaikan kepada generasi muda.
4. Simbolisme Sosial:
- Seni sering kali berfungsi sebagai simbol-simbol sosial yang mencerminkan hierarki, status, atau peran dalam masyarakat. Contohnya termasuk busana tradisional, hiasan dinding, atau seni ukir yang menandakan status sosial atau keanggotaan dalam suatu kelompok.
5. Pengobatan dan Kesehatan:
- Beberapa masyarakat tradisional menggunakan seni dalam konteks pengobatan dan pemulihan kesehatan. Seni bisa berupa tarian penyembuhan, seni rupa yang dianggap memiliki kekuatan penyembuhan, atau musik yang dianggap dapat mempengaruhi kesehatan seseorang.
6. Perekat Sosial:
- Seni dapat berperan sebagai perekat sosial yang menghubungkan anggota masyarakat. Pementasan teater, pertunjukan musik, atau festival budaya dapat menjadi momen di mana masyarakat berkumpul, merayakan bersama, dan memperkuat ikatan sosial.
7. Pertanian dan Keberlanjutan:
- Dalam beberapa masyarakat tradisional, seni sering terkait dengan praktik pertanian atau keberlanjutan. Misalnya, seni pertanian seperti ukiran di alat-alat pertanian atau seni tekstil yang digunakan dalam kegiatan pertanian memiliki makna simbolis dan praktis.
8. Penciptaan Barang Seni Fungsional:
- Banyak barang seni dalam masyarakat tradisional tidak hanya estetis, tetapi juga memiliki fungsi praktis. Kerajinan tangan, perhiasan, atau tekstil sering kali digunakan sehari-hari dan memiliki nilai fungsional serta artistik.
Fungsi-fungsi ini dapat bervariasi antar masyarakat tradisional, tergantung pada nilai-nilai, keyakinan, dan kebutuhan khusus masing-masing kelompok. Seni membentuk bagian integral dari kehidupan masyarakat tradisional, mencerminkan dan memperkaya warisan budaya mereka.
Kegunaan tanpa dorongan
Kegunaan seni tanpa dorongan adalah tujuan yang tak terpisahkan dalam proses menjadi manusia, melampaui diri pribadi, atau tidak memenuhi tujuan luar tertentu. Dalam pengertian ini, seni, sebagai daya cipta, adalah sesuatu yang harus dilakukan manusia sesuai dengan kodratnya (yaitu, tidak ada spesies lain yang menciptakan seni), dan karenanya melampaui kegunaan praktis.
Kegunaan dengan dorongan
Kegunaan seni dengan dorongan mengacu pada tindakan yang disengaja dan sadar dari seniman atau penciptanya. Hal ini mungkin membawa perubahan politik, untuk mengomentari suatu aspek dalam masyarakat, untuk menyampaikan emosi atau suasana hati tertentu, untuk menunjukkan psikologi pribadi, untuk menggambarkan disiplin lain, untuk (dengan seni komersial) menjual produk, atau hanya sekadar bentuk komunikasi.
Fungsi seni yang dijelaskan di atas tidak saling berdiri sendiri-sendiri, karena banyak dari mereka mungkin tumpang tindih. Misalnya, seni untuk tujuan hiburan juga dapat berupaya untuk menjual suatu produk, yaitu film atau permainan video.
Sumber: https://id.wikipedia.org/
Seni Rupa dan Desain
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 25 Februari 2025
Botani merupakan salah satu ilmu tertua di dunia. Namun seni botani belum banyak yang tahu. Era media sosial berhasil menghimpun seniman botani Indonesia untuk berkarya bersama sekaligus melestarikan kekayaan hayati Indonesia.
Seniman botani atau yang disebut dengan botani artist asal Indonesia yang tergabung dalam Indonesian Society of Botanical Artist (IDSBA) menggelar Pameran Ragam Flora Indonesia (RFI) yang keempat di Bandung bekerja sama dengan NuArt Sculpture Park mulai 19 Agustus hingga 1 Oktober 2023. Kegiatan ini bertujuan untuk merangkul masyarakat luas untuk mengenal dan memahami seni botani sekaligus merawat bersama-sama meratawat kekayaan hayati Indonesia.
Ketua IDSBA Grace Syariel menjelaskan, seni botani merupakan bagian dari seni lukis dua dimensi yang masuk ke ranah realis. Akan tetapi, tidak hanya sekadar menggamar sesuai aslinya. Semua bagian tanaman yang digambar harus sesuai dengan kajian botani. “Jadi ini gabungan daris seni dan sains,” ujarnya saat menjadi pembicara Bincang Seni Botani: Potret Cemerlang Keindahan Alam di NuArt Sculpture Park, Minggu, 20 Agustus 2023. Acara ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan RFI ke-4.
Seni botani bisa mendekatkan pengetahuan soal tanaman kepada masyarakat. Seringkali masyarakat tidak mendapatkan informasi secara menyeluruh terkait tanaman. “Tahu ya kluwek untuk membuat rawon, tapi tidak tahu buahnya seperti apa, pohonnya bagaimana. Belimbing wuluh tahu, tapi di pohonnya buahnya terletak di mana itu tidak banyak yang tahu,” katanya.
Ia menambahkan, seni botani menjadi salah satu cara konservasi tumbuhan lewat seni. Informasi tentang tumbuhan yang mulai punah akan lebih mudah dipahami masyarakat lewat seni.
Menyebarkan ilmu pengetahuan
Botani artist yang juga pendiri IDSBA Eunike Nugroho mengatakan, seni botani kini sedang bangkit. Berkat media sosial, para botani artist berkumpul dan berjejaring hingga terbentuklah IDSBA.
Sebelumnya, geliat botani artist bisa dilihat di Ameria Serikat, Inggris, juga Eropa. Tapi sekarang, Asia pun menunjukkan geliatnya. “IDSBA merupakan yang pertama di Asia Tenggara pada 2017. Sekarang perhimpunan seni botani ada juga di Singapura dan Thailand,” katanya.
Seni botani bukan sekadar seni menggambar bunga atau tanaman. Tidak semua lukisan tumbuhan bisa disebut sebagai seni botani. Seni botani haruslah menunjukkan gambar yang benar morfologisnya. “Jadi yang menilai adalah botanis. Sehingga botani artist yang baik harus jadi pembelajar yang tekun,” kata Eunike.
Botani artist tidak hanya menghasilkan karya seni. Ia juga memproduksi ilmu pengetahuan. Seorang ilustrator botani bahkan menjadi spesies baru. Kepekaan pada warnam struktur, dan tekstur membuatnya mampu mengenali spesies yang berbeda.
Eunike sendiri sudah membuktikan, karyanya tidak saja sebagai karyanya pribadi, tetapi juga bagian dari penyebaran ilmu pengetahuan. Karyanya pernah digunakan untuk jurnal ilmiah, gambar perangko, juga komersial.
Menurut dia, menjadi botani artist akan menumbuhkan kepedulian terhadap berbagai isu tentang tanaman dan lingkungan. Sadar akan persoalan perubahan iklim, ketahanan pangan, dan menumbuhkan jalinan erat dengan tumbuhan terutama yang menjadi obyek gambarnya. “Seni botani bukan hanya tentang seni tumbuhan saja, ini seni yang menumbuhkan,” ujarnya.
Menjadi botani artist tidak hanya ranah seniman atau mereka yang jago gambar. Anggota IDSBA sendiri terdiri dari beragam profesi, ada yang dosen, dokter, farmasi, dan lain sebagainya. Tidak perlu minder untuk bergabung dengan IDSBA. “Nanti saling mengajari. Iklimnya bukan kompetisi, tapi kolaborasi,” ujarnya.
Buta tanaman
Meski ilmu botani adalah yang tertua di dunia, nyatanya seni botani tidak cukup dikenal. Menurut kurator yang juga dosen seni rupa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Asep Topan, seni botani sempat mengalami penurunan, sebelum akhirnya bergeliat kembali. Salah satu pemicunya ialah semakin berkurang narasi alam. Selama periode revolusi industri, lalu urbanisasi, hubungan manusia dengan alam tidak lagi banyak dibicarakan.
Akibatnya, manusia jadi tidak terlalu mengapresiasi tanaman. Tidak menyadari kehadiran tanaman di sekitarnya. Bahkan, pengetahuan akan tanaman tidak sebanyak hewan.“Anak-anak sejak kecil dikenalkan, ini hewan apa, cirinya apa. Jarang dikenalkan pada tanaman,” ujarnya.
Manusia jadi tidak terlalu mengapresiasi tanaman. Itulah yang disebut dengan plant-blindness atau buta tanaman.
Seni botani bisa berfungsi sebagai upaya untuk memperbaiki situasi ini. Lewat seni botani, manusia kembali menghargai kekayaan flora.
“Di seni botani, bukan hanya senimannya yang ada di panggung. Tanamannya juga ada di panggung. Dia menjadi subyek juga,” katanya. Sebuah gestur kecil yang sangat penting, kata Asep, dalam pameran seni botani, nama tanaman diletakkan di atas senimannya.
Pameran 45 hari
Pameran RFI 4 yang bertajuk Spreading the Beauty of Nature dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus – 1 Oktober 2023 di NuArt Sculpture Park, Bandung. Kegiatan seperti ini tergolong jarang diselenggarakan di Bandung.
Direktur NuArt Sculpture Park Putu Tania Madiadipoera mengatakan, NuArt sebagai kawasan memiliki tiga pilar program, seni, budaya, dan alam. “Berangkat dari tiga pilar program ini, kami mengajak masyarakat untuk belajar dan mengalami berbagai ekspresi seni, mengenali juga memahami ragam budaya, serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya alam bagi manusia,” katanya.
Pada pameran ini, pengunjung disuguhi sejarah seni botani, rekam jejak IDSBA sebagai komunitas seni botani di Indonesia, serta melihat lukisan ragam tetumbuhan nusantara sebagai subjek utama.
Terdapat 60 karya yang dipamerkan dari 32 orang seniman Indonesia maupun mancanegara. Karya-karya yang dipamerkan telah melalui proses seleksi yang teliti. Melibatkan tiga juri dengan disiplin ilmu yang berbeda, yakni Jenny A. Kartawinata (seniman botani & pendiri IDSBA), Destario Metusala (botanis & peneliti BRIN), dan Fahmy Al Ghiffari Siregar (kurator NuArt). Akurasi, keterampilan, komposisi, dan kekayaan informasi botani menjadi parameter utama dalam menilai, menginterpretasi, dan mengkurasi karya yang dipamerkan.
Terbuka untuk umum
NuArt Sculpture Park dan IDSBA juga mengajak publik untuk mengikuti rangkaian program yang beririsan dengan dunia botani dan terinspirasi oleh alam selama 45 hari pameran berlangsung. Rangkaian program publik ini bervariasi mulai dari lokakarya, open studio (demo), art jam, seminar dan talkshow, hingga art tour.
Ada juga sesi Open Studio dan Art Jam yang dilaksanakan di setiap hari Sabtu. Pada Open Studio, seniman botani akan ‘berpraktik’ langsung di ruang pamer dan pengunjung dapat menyaksikan bagaimana cara mereka bekerja. Art Jam menggandeng komunitas yang terhubung dengan seni rupa dan sains, antara lain Genbi (Generasi Biologi), Kolcai (Komunitas Lukis Cat Air), Komunitas Drawing Garis Hitam, Bandung Sketchwalk, dan KPA Biocita Formica untuk berbagi informasi sesuai keahliannya yang dilanjutkan dengan membuat karya kolaborasi bersama peserta.
Selain itu, Nuart Sculpture Park dan IDSBA juga mengundang kolaborator serta narasumber ahli untuk melaksanakan lokakarya maupun seminar, yang terbuka bagi publik. Di antaranya adalah LOKUS Foundation yang akan melaksanakan lokakarya perakitan Foldscope, basic kit mikroskop ekonomis tahan air, kemudian seminar oleh Nenun Ruang mengenai arsitektur berbasis tumbuhan bambu, dan masih banyak lagi. Jadwal selengkapnya bisa disimak di website RFI ke-4.
Sumber: https://digitalmama.id/
Seni Rupa dan Desain
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 25 Februari 2025
Seni Merupakan Suatu bagian dari kehidupan kita serta seni juga diartikan sebagai arti dari kehidupan dan kemunculan Teknologi menjadi Seni Semakin berkembang.
Perkembangan seni dalam teknologi global telah menjadi fenomena yang semakin relevan dan menarik perhatian banyak orang di seluruh dunia. Seiring dengan kemajuan teknologi, seniman memiliki akses yang lebih besar ke alat dan platform baru yang memungkinkan mereka untuk bereksperimen dan menciptakan karya yang inovatif.
Pada era digital ini, seni tidak lagi terbatas pada medium tradisional seperti cat, kertas, atau patung. Teknologi memberikan kemungkinan baru untuk bereksperimen, berkolaborasi, dan menyampaikan pesan melalui berbagai medium baru seperti seni digital, seni interaktif, seni virtual, dan seni media.
penggunaan media digital. Dapat menciptakan karya seni yang unik dan interaktif. Contohnya adalah seni komputer, seni pemrograman, seni virtual reality, dan seni berbasis aplikasi. Dengan bantuan teknologi, seniman dapat mengeksplorasi lebih dalam dalam menciptakan karya yang mencerminkan dunia digital dan mengaktifkan interaksi dengan pengguna.
Penggunaan teknologi dalam seni juga melibatkan instalasi interaktif, seni kinetik, dan seni elektronik. Seniman sering kali menggunakan sensor gerakan, suara, dan cahaya untuk menciptakan pengalaman artistik yang menarik dan memikat. Misalnya, instalasi dengan proyeksi visual yang merespon gerakan atau suara yang dilakukan oleh pengunjung, memberikan pengalaman multisensori yang khas.
Pergeseran ini dalam seni juga memengaruhi cara kita mengonsumsi dan berinteraksi dengan seni. Museum dan galeri yang memamerkan seni digital dan interaktif semakin populer. Pameran seni dengan teknologi juga sering diadakan di tempat-tempat umum dan festival, memungkinkan masyarakat umum untuk lebih mendekati seni dan memahami peran teknologi dalam penciptaan karya seni kontemporer.
Perkembangan seni dalam teknologi global juga telah membuka pintu bagi kolaborasi yang lebih luas antara seniman, pengembang, ilmuwan, dan perusahaan teknologi. Kerja sama ini memungkinkan pemerasan ide dan pertukaran pengetahuan, yang menghasilkan inovasi yang lebih baik dalam seni dan teknologi. Misalnya, seniman bisa bekerja sama dengan perusahaan teknologi untuk mengembangkan peralatan dan alat baru yang memungkinkan mereka untuk menciptakan karya seni yang lebih kompleks dan menarik.
Namun, meskipun teknologi telah memberikan banyak kemajuan dalam seni, ada juga tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah kesenjangan digital, di mana tidak semua seniman memiliki akses yang sama ke teknologi dan sumber daya yang diperlukan untuk menciptakan karya seni digital. Selain itu, penggunaan teknologi juga menimbulkan pertanyaan tentang privasi dan etika dalam seni.
Secara keseluruhan, perkembangan seni dalam teknologi global menghadirkan peluang baru dan tantangan yang menarik bagi seniman. Interaksi antara seni dan teknologi terus berlanjut dan membentuk wajah seni kontemporer saat ini. Perkembangan ini juga memberikan peluang bagi masyarakat umum untuk terlibat secara langsung dengan seni dan mengalami pengalaman artistik yang inovatif.
Pendapat Para Ahli
1. Dr. Aria Mulia, Ahli Seni Media:
Menurut Dr. Aria Mulia, teknologi telah menjadi katalisator dalam mengubah lanskap seni secara global. Ia berpendapat bahwa seniman modern harus menguasai teknologi agar bisa mengekspresikan diri mereka dengan cara baru. Dengan teknologi, seniman dapat menciptakan pengalaman yang lebih interaktif dan merangsang indera pengamat. Seni media, seperti seni instalasi interaktif atau seni virtual, memungkinkan pengamat untuk terlibat secara aktif dalam karya seni, menciptakan hubungan yang lebih personal dengan karya tersebut.
2. Prof. Bambang Santoso, Ahli Seni Digital:
Prof. Bambang Santoso berpendapat bahwa teknologi telah membawa paradigma baru dalam menciptakan dan menginterpretasikan seni. Ia menekankan bahwa seni digital bukan hanya mengenai alat atau medium, tetapi juga mempengaruhi cara pandang dan pemikiran seniman. Dengan seni digital, seniman memiliki lebih banyak kebebasan untuk bereksperimen, menciptakan efek visual yang rumit, dan menyampaikan pesan yang lebih kompleks. Seni digital juga memperluas batasan seni tradisional dengan menggabungkan berbagai disiplin ilmu seperti seni, matematika, dan teknologi komputer.
3. Dr. Maya Wijaya, Ahli Seni Virtual:
Dr. Maya Wijaya berpendapat bahwa seni virtual telah membuka jalan baru bagi seniman untuk mengeksplorasi realitas yang dihasilkan oleh teknologi. Melalui seni virtual, seniman dapat menciptakan dunia baru yang masih dalam batas-batas imajinasi mereka. Ia percaya bahwa seni virtual dapat memberikan pengalaman tak terbayangkan sebelumnya, memungkinkan pengamat untuk memasuki dan berinteraksi dengan dunia karya seni tersebut. Dengan seni virtual, seniman dapat menciptakan pengalaman sensorik yang kuat dan menghadirkan inovasi tak terduga dalam seni.
Kesimpulan
Perkembangan seni dalam teknologi global telah memungkinkan para seniman untuk bereksperimen dengan medium baru dan menciptakan pengalaman seni yang lebih interaktif dan inovatif. Pendapat para ahli seperti Dr. Aria Mulia, Prof. Bambang Santoso, dan Dr. Maya Wijaya menunjukkan bahwa teknologi telah mengubah cara seniman memahami dan menciptakan seni. Melalui seni digital, seni virtual, dan seni media, seni telah mengambil langkah maju dalam menciptakan koneksi yang unik antara seniman dan pengamat.
Sumber: https://geotimes.id/
Riset dan Inovasi
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 25 Februari 2025
Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengategorikan harimau Jawa Panthera tigris sondaica sejak 1980an, dan Harimau Bali P. tigris balica telah punah berdasarkan assesment pada 2008 dari IUCN. Penampakan terakhir Harimau Jawa terkonfirmasi di Meru Betiri Taman Nasional, Jawa Timur pada 1976. Sementara saat ini, hanya Harimau Sumatera P. tigris sumatrae yang masih tersisa di Indonesia.
Kini, setelah 43 tahun harapan baru muncul. Wirdateti Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan adanya temuan sehelai rambut Harimau Jawa di pagar pembatas antara kebun rakyat dengan jalan desa Cipeundeuy, Sukabumi Selatan, Jawa Barat.
“Rambut tersebut ditemukan oleh Kalih Reksasewu atas laporan Ripi Yanuar Fajar yang berpapasan dengan hewan mirip Harimau Jawa yang dikabarkan telah punah, pada malam hari 19 Agustus 2019. Ripi adalah seorang penduduk lokal yang berdomisili di desa Cipeundeuy, Sukabumi Selatan, Jawa Barat,” tutur Peneliti yang akrab disapa Teti tersebut kepada Humas BRIN pada Minggu (24/03).
Dari serangkaian analisis DNA komprehensif yang telah dilakukan, Teti dan tim menyimpulkan sampel rambut harimau yang ditemukan di Sukabumi Selatan adalah species Panthera tigris sondaica atau Harimau Jawa. Termasuk dalam kelompok yang sama dengan spesimen Harimau Jawa koleksi Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) pada 1930.
Menurut Teti, keyakinan tersebut diperkuat oleh prosedur ilmiah lainnya yang telah dilakukan. Selain menemukan rambut, dari lokasi tersebut juga ditemukan bekas cakaran mirip harimau yang semakin menguatkan Teti untuk melakukan observasi lanjutan.
Identifikasi awal Teti bersama tim adalah melakukan studi perbandingan sampel rambut harimau yang ditemukan di Sukabumi Selatan dengan spesimen Harimau Jawa koleksi MZB. Kemudian beberapa subspesies sampel harimau lain, yaitu Harimau Bengal, Amur dan Sumatra, serta Macan Tutul Jawa yang digunakan sebagai kontrol.
“Hasil perbandingan antara sampel rambut Harimau Sukabumi menunjukkan kemiripan sebesar 97,06 % dengan Harimau Sumatera, dan 96,87 dengan Harimau Benggala. Sedangkan spesimen Harimau Jawa koleksi MZB memiliki 98,23 kemiripan dengan Harimau Sumatera,” jelas Teti.
Sementara itu, hasil studi pohon filogenetik menunjukkan sampel rambut Harimau Sukabumi dan spesimen harimau koleksi MZB berada dalam kelompok yang sama, namun terpisah dari kelompok subspesies harimau lain. Selanjutnya, Macan Tutul Jawa berdasarkan sampel yang diperoleh dari spesimen MZB.
Untuk memperkuat observasinya, Teti bersama tim juga melakukan wawancara mendalam dengan Ripi Yanuar Fajar yang melihat harimau tersebut. Wawancara dilakukan saat survei pada 15-19 Juni 2022 pada lokasi ditemukannya sampel rambut.
Teti menjelaskan, analisis genetik DNA memiliki tingkat sensitifitas yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan konservasi dan mengklarifikasi ketidakpastian taksonomi. Berikutnya, merekonstruksi filogeografi dan demografi untuk menyelidiki nenek moyang genetik subspesies.
Teti juga menambahkan, ekstraksi DNA total yang dilakukan menggunakan Dneasy Blood & Tissue Kit sesuai protokol. Protokol tersebut telah dimodifikasi dengan menambahkan proteinase, karena tingginya kandungan protein pada rambut.
“Amplifikasi PCR seluruh sitokrom b mtDNA dilakukan dengan primer khusus untuk harimau. Selanjutnya, seluruh hasil sekuens nukleotida disimpan menggunakan BioEdit dan diserahkan ke GenBank. Urutan komplemen antara primer forward dan reverse diedit menggunakan Chromas Pro. Semua urutan nukelotida dugaan Harimau Jawa dibandingkan dengan data sekuen Genbank National Center for Biotechnology Information (NCBI). Penyelarasan DNA dilakukan menggunakan Clustal X dan data dianalisis menggunakan MEGA,” jelas Teti.
Harimau Jawa merupakan hewan endemik Pulau Jawa dan tersebar luas di hutan dataran rendah, semak belukar, dan perkebunan. Sayangnya, sejak hewan ini diburu karena dianggap hewan penganggu dan habitatnya diubah menjadi lahan pertanian dan infrastruktur, keberadaanya semakin hilang.
Lalu apakah harimau jawa masih ada di alam liar? Teti menjawab kondisi tersebut masih perlu dikonfirmasi dengan studi genetik dan lapangan lebih lanjut.
Sumber: https://brin.go.id/
Pertanian
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 25 Februari 2025
Lampung termasuk wilayah penghasil kopi di Indonesia. Sejumlah kopi Lampung yang dihasilkan juga terkenal punya cita rasa yang khas dan nikmat.
Dilansir Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kopi Indonesia mencapai 794,8 ribu ton pada tahun 2022. Adapun Lampung merupakan provinsi penghasil kopi terbanyak kedua di Indonesia, dengan produksi kopinya sejumlah 124,5 ribu ton atau 15,6 persen dari total produksi kopi nasional.
Kopi bisa dibilang menjadi komoditas perkebunan unggulan Provinsi Lampung. Selain itu, sebagian besar biji kopi yang diproduksi, diekspor ke sejumlah negara-negara di dunia.
Wilayah penghasil kopi Lampung
Dengan produksi kopinya yang tak sedikit, Lampung punya area perkebunan kopi yang luas. Mengutip laman lampungprov.go.id, kebun kopi Lampung memiliki perkiraan luas 156.458 ha di tahun 2020. Berikut deretan wilayah sentra perkebunan kopi di Lampung:
1. Kabupaten Lampung Barat
Lampung Barat menjadi daerah yang punya perkebunan kopi rakyat terluas di Provinsi Lampung, yakni 54.106 ha atau sekitar 34,5 persen dari total luas perkebunan yang ada di provinsi ini.
Biji kopi yang dihasilkan wilayah Lampung Barat pun berjenis kopi robusta, dengan jumlah sebanyak 57.930 ton pada tahun 2020.
2. Kabupaten Tanggamus
Posisi kedua wilayah perkebunan kopi Lampung adalah Tanggamus. Di kabupaten ini, terdapat 41.510 ha area kebun kopi. Produksi kopi Kabupaten Tanggamus sejumlah 34.129 ton di tahun 2020.
3. Kabupaten Lampung Utara
Kabupaten Lampung Utara menyumbang produksi kopi 9.961 ton di tahun 2020. Adapun luas perkebunan kopi di Lampung Utara sebesar 25.679 ha.
4. Kabupaten Way Kanan
Way Kanan menjadi wilayah terbesar keempat penghasil kopi Lampung dengan total produksi 8.705 ton pada tahun 2020. Di kabupaten ini, area kebun kopi seluas 21.655 ha.
5. Kabupaten Pesisir Barat
Pesisir Barat juga termasuk wilayah sentra perkebunan kopi Lampung dengan kebun kopi yang ada seluas 6.704 ha, dan menghasilkan 3.466 ton kopi di tahun 2020.
Merek populer kopi Lampung
Untuk merek-merek kopi Lampung sendiri ada banyak. Tapi Pemprov Lampung sendiri memilih top 10 brand kopi bubuk robusta asli Lampung pada tahun 2022.
Masih dari laman lampungprov.go.id, kesepuluh merek kopi asli Lampung yang punya rasa dan kualitas yang terbaik, yakni Koptan, Mowning, Tugu Liwa, Naire, Kopi 49, De Lampoeng Coffee, Blikopi, DR. Koffie, Ratu Luwak, dan Lambarco.
Adapun merek Kopi Bubuk Sinar Baru Cap Bola Dunia, merupakan brand kopi Lampung kemasan tertua yang masih bertahan sejak tahun 1917. Kopi ini pula yang menjadi kebanggaan masyarakat lokal.
Selain itu, merek-merek lain seperti Kopi Robusta Semut, Kopi Lanang, Kopi Bubuk Cap Jempol Unggul, hingga EL'S Coffee juga menjadi kopi Lampung yang banyak digemari.
Itulah informasi lengkap mengenai kopi Lampung, semoga menjadi informasi bermanfaat!
Sumber: https://www.detik.com/