Farmasi

Dorong TKDN: Kemenperin dan BUMN Perkuat Industri Farmasi

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 12 Maret 2025


Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bareng Kementerian BUMN melalui PT Surveyor Indonesia mendorong peningkatan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada industri farmasi dalam negeri.
Untuk mendorong hal tersebut, Kemenperin melalui Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) akan menambah aturan dalam rangka memfasilitasi sertifikat TKDN.

"Pada Tahun Anggaran 2021 ini kami memfasilitasi sertifikat TKDN sebanyak 9.000 sertifikat dengan aturan kurang lebih sebanyak Rp 112 miliar. Alhamdulilah waktu ini telah terlampau & bahkan lebih. Tahun depan kami merencanakan menambah aturan itu,” ujar Kepala Pusat P3DN Nila Kumalasari dalam informasi tertulisnya, Selasa (16/11/2021).
Sementara itu, Direktur Komersial PT Surveyor Indonesia Saifudin Wijaya membicarakan hambatan yang dihadapi dalam tunjangan profesi TKDN pada dalam industri farmasi.

"Proses tunjangan profesi TKDN sebenarnya tak banyak kendala, apalagi telah terdapat self assessment. Kendalanya justru perkara kerahasiaan. Surveyor Indonesia menjadi verifikator, telah berkomitmen buat menjaga kerahasiaan tadi lewat NDA (Non-Disclosure Agreement) yang ditandatangani bersama,” celoteh dia.

Oleh sebab itu, lanjut Saifudin, pihaknya sudah melakukan pembuktian buat industri farmasi menurut bobot, bukan perhitungan cost base. Diharapkan dengan metode tadi mampu mengurangi hambatan yang dihadapi.
"Harapannya dengan sistem pembobotan dapat menjaga kerahasiaan formula obat dari proses sampai bahan standar yang dinilai,” ujarnya.

Di sisi lain, Direktur Produksi & Distribusi Farmasi Kementerian Kesehatan Agusdini Banun mengakui bahwa ketika ini industri farmasi pada Indonesia belum sepenuhnya mandiri. Industri farmasi dalam negeri dari beliau ketika ini masih bergantung dengan negara lain dalam hal bahan standar obat-obatan.
"Indonesia waktu ini masih sangat rentan dengan kemandirian, dalam arti kemandirian terhadap bahan standar obat & alat kesehatan. Oleh sebab itu, Kementerian Kesehatan & Kementerian Perindustrian bekerja sama mendorong kemandirian tersebut," ungkapnya.

Sedangkan itu, Presiden Direktur PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia Pamian Siregar berharap supaya kebijakan mengenai TKDN pada industri farmasi ini dapat terus dikembangkan. Hal ini perlu dilakukan supaya dapat bersaing dengan produk luar negeri.

"Saat ini, yang kita lihat dari objektif TKDN ini merupakan buat mendorong kemandirian industri sebagai akibatnya mampu mendorong bahan standar obat pada dalam negeri. Karena itu kami berharap kebijakan mengenai TKDN pada industri farmasi ini dapat terus dikembangkan sebagai akibatnya dapat bersaing dengan produk impor dari segi harga," ungkap dia.

Disadur dari: money.kompas.com 

Selengkapnya
Dorong TKDN: Kemenperin dan BUMN Perkuat Industri Farmasi

Farmasi

Langkah Menuju Kemandirian: Industri Farmasi Indonesia Berkomitmen Gunakan Bahan Baku Lokal

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 12 Maret 2025


Kementerian Keuangan, Perindustrian, dan Energi mengumumkan industri farmasi dalam negeri siap menggunakan bahan baku farmasi (BBO) yang diproduksi lima perusahaan dalam negeri, termasuk Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP). “Industri manufaktur farmasi siap menggunakan BBO in-house berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain stabilitas BBO, keakuratan persyaratan BBO, konsistensi BBO, evaluasi, lead time dan harga yang kompetitif”. Muhammad Khayam, Direktur Jenderal Departemen Industri Kimia, Material dan Tekstil (IKFT), menyampaikan hal tersebut dalam sambutannya di Jakarta, Minggu (12/12).

Khayam melaporkan bahwa KFSP mampu memproduksi 11 molekul BBO komersial, antara lain Clopidogrel, Simvastatin, Atorvastatin, Rosuvastatin, Entecavir, Lamivudine, Zidovudine, Efavirenz, Tenofovir, Remdesivir, dan Povidone Iodine. Saat ini, 11 BBO lainnya sedang disempurnakan, termasuk candesartan, valsartan, amlodipine, glimepiride, bisoprolol, RIFampin, paracetamol, pantoprazole, risperidone, meloxicam, dan telmisartan. Saat ini industri BBO lainnya adalah PT Ferron Par Pharmaceutical yang memproduksi BBO Omeprazole Injection, PT Riasima Abadi Farma yang memproduksi BBO Paracetamol, PT Kalbio Global Medika, dan PT Daewoong Infion yang memproduksi BBO Erythropoietin. Banyak industri yang sudah memulai pengujian BBO oleh KFSP sehingga dapat mengubah sumber BBO dari impor ke lokal.

Tindakan lain yang akan dilakukan antara lain menetapkan prioritas pengembangan dan mendukung implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0 bagi industri farmasi, menetapkan insentif yang lebih baik untuk mendorong investasi di sektor farmasi, dan membangun fasilitas baru manufaktur farmasi Indonesia. (OMAI) .) pengembangan, dll. Barang Milik Industri Kimia (BBKK) Kementerian Perindustrian. Selain itu, kami menata lokasi industri untuk sektor industri farmasi untuk mendukung terciptanya ekosistem yang lebih baik.

Selanjutnya, Peraturan Menteri Perdagangan, Perindustrian dan Energi No. 16 Tahun 2020 tentang Aturan dan Tata Cara Penghitungan Nilai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) Obat. Dengan diberlakukannya undang-undang ini, statistik TKDN obat tidak lagi menggunakan metode berbasis harga, melainkan menggunakan metode berbasis proses. Penghitungan nilai TKDN obat olahan dilakukan dengan pembobotan 50% untuk kandungan bahan baku bahan aktif farmasi (API), 30% untuk proses penelitian dan pengembangan, dan 15% untuk proses produksi. persen dan nilai defaultnya adalah 5 persen.

"Langkah ini tidak hanya mendorong pengembangan industri BBO, tetapi juga membantu meningkatkan penelitian dan pengembangan obat-obatan baru dan mempercepat program pengurangan impor untuk mendukung kesehatan obat"; kemudian berhenti.

Sumber: news.republika.co.id

Selengkapnya
Langkah Menuju Kemandirian: Industri Farmasi Indonesia Berkomitmen Gunakan Bahan Baku Lokal

Farmasi

Dampak Tingginya Impor Bahan Baku Terhadap Kesehatan Industri Farmasi

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 12 Maret 2025


Direktur Utama PT Biofarma (Persero) Honesti Basyir mengatakan industri farmasi dalam negeri kurang baik, terutama dari segi penyakit. Hal ini tidak lepas dari besarnya impor bahan baku medis hingga 90%.
“Di masa pandemi, tentu semua negara punya produk yang sama. Ya, negara yang punya teknologi untuk memproduksi bahan baku, akan punya barang untuk negaranya,” kata e Honesti pekan lalu. Ia mengatakan, Indonesia harus banyak belajar mengenai kemandirian kesehatan nasional. Honesti yakin masih banyak ruang untuk perbaikan di sektor kesehatan Indonesia.

"Di masa pandemi ini kita merasakan betapa terisolasinya kita di bidang kesehatan. Banyak permasalahan yang harus diselesaikan. Pelayanan kesehatan tidak hanya terkait dengan kesehatan, tetapi dengan perekonomian, dengan masyarakat dan dengan kehidupan," Honesti dikatakan. Anda dapat mengendalikan COVID-19. Dia mengatakan epidemi ini memotivasi dirinya untuk bekerja keras mempercepat kemandirian kesehatan.
“Baru setahun yang lalu pembatasan ini dilakukan, dan kemudian epidemi pecah. Selain reformasi, kita juga berada di garda depan dalam pengendalian epidemi,” ujarnya.

Honesti Pharmaceutical Holding mengumumkan mulai membuat portofolio dengan membagi fokus masing-masing BUMN: Biopharma fokus pada produksi vaksin dan antisera, India Pharma fokus pada produksi alat kesehatan dan herbal, Kimia Pharma fokus pada bahan kimia dan jasa farmasi. mulai memproduksi obat untuk pengobatan COVID-19. Honesti mengatakan perusahaan obat tersebut berupaya mendukung kemandirian kesehatan nasional.
“Kemandirian pelayanan kesehatan harus kita ciptakan agar tidak terus bergantung pada bahan baku impor. Lanjut Honesti.
Honesti menghargai upaya mewujudkan kemandirian negara dapat dicapai melalui kerjasama berbagai pihak. kelompok,". Perusahaan pemerintah dan swasta, hingga 200 perusahaan farmasi di Indonesia, berdasarkan impor bahan baku farmasi dari 90% menjadi 70% pada tahun 2024, kata Honesti.

Honesti tidak bisa melepaskan tingginya impor bahan baku medis dengan mentalitas lebih murah mendatangkan investasi sendiri. Mahalnya biaya produksi obat memang bisa ditekan jika kita menggandeng industri kimia dasar di sektor hulu.
“Kami berharap dapat memberikan dukungan agar bahan kimia dasar dapat digunakan untuk memproduksi bahan baku obat-obatan,” ujarnya.

Sumber: www.republika.co.id

Selengkapnya
Dampak Tingginya Impor Bahan Baku Terhadap Kesehatan Industri Farmasi

Farmasi

Proyeksi Stabil Pertumbuhan Industri Farmasi Global

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 12 Maret 2025


Moody's, lembaga pemeringkat kredit multinasional, memperkirakan industri farmasi global akan terus tumbuh meskipun wabah COVID-19 telah melanda banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Menurut Moody's, pertumbuhan EBITDA industri farmasi akan meningkat sebesar 2 hingga 4 persen selama 12 hingga 18 bulan ke depan, naik sedikit dari perkiraan sebelumnya sebesar 1 hingga 3 persen.

Meskipun durasi dan tingkat keparahan epidemi masih sulit diprediksi, penggunaan intervensi medis terus meningkat. Selain itu, meskipun banyak perusahaan mengembangkan berbagai produk yang dapat menyembuhkan atau mencegah penyebaran virus corona, situasi keuangan mereka masih belum menentu karena banyak faktor terkait, termasuk tingkat harga, persaingan, dan durasi epidemi.

Terkait industri farmasi dalam negeri, Mantan Anggota Komite ke-9 DPR RI Sri Wulan meminta industri farmasi dalam negeri tetap menggunakan bahan baku lokal. “Kita kaya akan bahan mentah, tapi kita tidak memanfaatkannya dengan baik karena kita mengimpor hampir 95% bahan mentah kita. “Kandungan lokal hanya menyumbang 4-5%,” ujarnya. kata Sri Wulan.
Menurut Sri Wulan, menjadi tantangan bagi industri farmasi Indonesia untuk memproduksi obat dari sumber daya lokal. Untuk itu diharapkan kebijakan pemerintah dapat mengatasi kendala tersebut.

Pulau Madura, dekat Kota Surabaya dan terkenal dengan produksi garamnya, dijadikan contoh, namun permasalahannya adalah kurangnya akses terhadap teknologi yang dapat membuat garam Madura memenuhi standar medis. Bahan baku .
Ia mengatakan pemerintah dapat meningkatkan peluang penelitian untuk memanfaatkan berbagai obat-obatan dalam negeri dengan tepat.

Saat ini Kementerian Perdagangan, Perindustrian, dan Energi sedang melakukan penelitian obat dan kosmetika berbasis sumber daya alam lokal untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku Balai Besar Pengemasan Kimia (BBKK) Jakarta. Direktur Institut Ekonomi dan Perdagangan Industri Korea mengatakan, "Kami akan melakukan ini dengan membangun struktur pengembangan obat tanaman yang sesuai dengan standar CPOTB menggunakan komputer sederhana dan teknologi 4.0 sebagai model industri obat alami." (BPPI) Doddy Rahadi, Kementerian Perindustrian.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja industri kimia, farmasi, dan oriental pada triwulan I tahun 2020 mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik yaitu sebesar 5,59%. “Namun, kami terus bekerja keras untuk mengurangi impor dari sektor farmasi,” kata Doddy.

Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Farmasi dan Kesehatan Indonesia, departemen dan instansi terkait harus bersinergi untuk mengembangkan industri farmasi yang mandiri dan berdaya saing.

Sumber: ekonomi.republika.co.id

Selengkapnya
Proyeksi Stabil Pertumbuhan Industri Farmasi Global

Keselamatan Kebakaran

Studi Kasus Keselamatan Kebakaran di Industri

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 11 Maret 2025


Keselamatan kebakaran di industri merupakan aspek kritis yang harus diperhatikan untuk melindungi pekerja, aset, dan operasi bisnis. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan menganalisis berbagai metode keselamatan kebakaran yang diterapkan di industri. Beberapa aspek utama yang dikaji meliputi:

  • Identifikasi penyebab kebakaran industri
  • Evaluasi sistem proteksi kebakaran
  • Implementasi teknologi modern seperti IoT dan Machine Learning
  • Strategi manajemen risiko dan prosedur tanggap darurat

Berdasarkan analisis data, penyebab utama kebakaran industri meliputi:

  1. Debu yang mudah terbakar – sering diabaikan, tetapi menjadi penyebab kebakaran besar di industri makanan, farmasi, dan logam.
  2. Pekerjaan panas (hot work) – aktivitas seperti pengelasan dan pemotongan logam dapat memicu percikan api yang menyebabkan kebakaran.
  3. Cairan dan gas yang mudah terbakar – sering ditemukan di industri kimia dan perminyakan.
  4. Kabel listrik yang tidak memenuhi standar – korsleting listrik merupakan penyebab umum kebakaran industri.
  5. Kerusakan mesin dan peralatan – gesekan antar komponen mesin dapat menghasilkan panas yang memicu kebakaran jika tidak dipelihara dengan baik.

Paper ini meninjau berbagai sistem proteksi kebakaran yang digunakan di industri, termasuk:

  • Detektor kebakaran berbasis IoT yang memungkinkan respons lebih cepat terhadap insiden kebakaran.
  • Sistem pemadam api otomatis seperti sprinkler dan fire suppression systems.
  • Sistem alarm kebakaran yang terintegrasi untuk peringatan dini.
  • Pelatihan keselamatan kebakaran bagi pekerja untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat.

Paper ini mengusulkan penerapan teknologi terbaru dalam keselamatan kebakaran, termasuk:

  • IoT-enabled fire detectors – memungkinkan deteksi dini kebakaran melalui sensor yang terhubung dengan jaringan internet.
  • Sistem notifikasi massa – mempercepat komunikasi darurat untuk evakuasi lebih efisien.
  • Machine learning dalam analisis risiko kebakaran – membantu mengidentifikasi pola yang meningkatkan potensi kebakaran di industri.

Paper ini menyajikan data kecelakaan kebakaran di India antara tahun 2014–2017:

  • 4222 insiden akibat mesin
  • 1363 kecelakaan umum
  • 882 kebakaran akibat petasan
  • 741 kebakaran di industri
  • 6300 total korban jiwa akibat kebakaran

Dari data ini, terlihat bahwa kebakaran industri masih menjadi tantangan besar dan memerlukan pendekatan lebih ketat dalam penerapan sistem keselamatan kebakaran.

Kesimpulan

  1. Keselamatan kebakaran harus menjadi prioritas utama dalam industri untuk melindungi pekerja dan aset.
  2. Penyebab utama kebakaran industri termasuk debu yang mudah terbakar, pekerjaan panas, dan korsleting listrik.
  3. Implementasi teknologi seperti IoT dan Machine Learning dapat meningkatkan efektivitas pencegahan kebakaran.
  4. Data kecelakaan menunjukkan bahwa masih ada banyak kelemahan dalam sistem proteksi kebakaran industri yang perlu diperbaiki.

Saran

  1. Industri harus meningkatkan sistem pemantauan kebakaran berbasis IoT untuk deteksi dini yang lebih akurat.
  2. Pelatihan keselamatan kebakaran harus dilakukan secara berkala agar pekerja lebih siap menghadapi situasi darurat.
  3. Inspeksi dan perawatan sistem proteksi kebakaran harus lebih ketat untuk mencegah kerusakan yang dapat menyebabkan kebakaran.
  4. Perusahaan harus mengadopsi teknologi prediktif untuk menganalisis pola risiko kebakaran dan mengambil tindakan pencegahan lebih awal.

Sumber Artikel

G. Nani Babu, P. Devi Supriya, P. Victor Spenner. A Case Study on Fire and Safety in Industries. IJIRSET, Vol. 13, Issue 5, May 2024.

 

Selengkapnya
Studi Kasus Keselamatan Kebakaran di Industri

Keselamatan Kebakaran

Kesadaran dan Praktik Keselamatan Kebakaran di Kalangan Siswa STEM di Sekolah Menengah Publik di Filipina

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 11 Maret 2025


Keselamatan kebakaran merupakan bagian penting dalam mitigasi bencana, namun sering kali kurang mendapatkan perhatian dalam sistem pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, komparatif, dan korelasional untuk menilai kesadaran dan praktik keselamatan kebakaran di kalangan siswa kelas 12 STEM. Sampel penelitian terdiri dari 94 siswa yang dipilih secara acak dari sekolah menengah di Filipina bagian tengah. Metode pengumpulan data meliputi kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, serta analisis statistik menggunakan Mann-Whitney U test dan Spearman Rank correlation.

Variabel yang Dikaji

  • Kesadaran sebelum, selama, dan setelah kebakaran
  • Praktik keselamatan kebakaran di sekolah
  • Perbandingan berdasarkan jenis kelamin dan pendapatan keluarga
  • Hubungan antara kesadaran dan praktik keselamatan kebakaran

Tingkat Kesadaran Keselamatan Kebakaran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memiliki kesadaran tinggi terhadap keselamatan kebakaran dengan nilai rata-rata kesadaran sebesar 4,46 (SD=0,52) dari skala 5. Tidak ditemukan perbedaan signifikan dalam kesadaran keselamatan kebakaran berdasarkan jenis kelamin dan pendapatan keluarga, yang menunjukkan bahwa faktor demografis tidak berpengaruh besar terhadap pemahaman siswa mengenai keselamatan kebakaran.

Meskipun kesadaran siswa cukup tinggi, praktik keselamatan kebakaran yang mereka lakukan masih perlu ditingkatkan. Nilai rata-rata praktik keselamatan kebakaran adalah 4,14 (SD=0,57). Beberapa temuan utama:

  • Siswa memahami pentingnya pemadaman listrik sebelum meninggalkan kelas.
  • Namun, dalam simulasi kebakaran, banyak siswa tidak mengikuti jalur evakuasi yang telah ditentukan.
  • Fire drill kurang efektif karena tidak melibatkan penggunaan alat pemadam kebakaran.

Hubungan antara Kesadaran dan Praktik Keselamatan Kebakaran

Terdapat korelasi signifikan antara kesadaran dan praktik keselamatan kebakaran dengan nilai korelasi rs = 0,625 (p=0,000). Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kesadaran lebih tinggi tentang keselamatan kebakaran cenderung lebih patuh dalam menerapkan prosedur keselamatan yang benar.

Data menunjukkan bahwa selama tahun ajaran 2009-2018, terdapat 15.662 insiden kebakaran di sekolah-sekolah Filipina, dengan mayoritas terjadi di wilayah Visayas. Salah satu penyebab utama kebakaran adalah kelalaian dalam penggunaan peralatan listrik dan kurangnya pemeliharaan terhadap bahan mudah terbakar. Insiden ini menegaskan pentingnya peningkatan kesadaran dan praktik keselamatan kebakaran di lingkungan sekolah.

Kesimpulan

  1. Kesadaran keselamatan kebakaran di kalangan siswa STEM sangat tinggi, tetapi masih ada kesenjangan dalam praktik yang mereka terapkan.
  2. Tidak ada perbedaan signifikan dalam kesadaran dan praktik keselamatan kebakaran berdasarkan jenis kelamin atau pendapatan keluarga.
  3. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kesadaran dan praktik keselamatan kebakaran, yang menunjukkan bahwa peningkatan kesadaran dapat mendorong praktik yang lebih baik.

Saran

  1. Peningkatan efektivitas fire drill, dengan menambahkan latihan penggunaan alat pemadam kebakaran.
  2. Meningkatkan sosialisasi tentang pentingnya mengikuti jalur evakuasi yang benar.
  3. Penggunaan teknologi seperti aplikasi edukasi kebakaran berbasis IoT untuk memperkuat kesadaran siswa.
  4. Kerja sama dengan otoritas pemadam kebakaran setempat untuk memberikan pelatihan langsung kepada siswa.

Sumber Artikel

Michelle Delaliarte, Joji Davila Linaugo, & Dennis Villasor Madrigal. Fire Safety Awareness and Practices of Science, Technology, Engineering, and Mathematics Students in a Philippine Public Secondary School. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, March 2024, 14(1), 175-188.

Selengkapnya
Kesadaran dan Praktik Keselamatan Kebakaran di Kalangan Siswa STEM di Sekolah Menengah Publik di Filipina
« First Previous page 624 of 1.326 Next Last »