Analisis Praktik Sustainable Supply Chain Management: Kategori, Solusi, dan Kendala di Berbagai Industri

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

20 Februari 2025, 11.02

unplash.com

Pendahuluan

Artikel ini memberikan analisis sistematis komprehensif terhadap praktik Sustainable Supply Chain Management (SSCM) di berbagai industri. Berdasarkan analisis 86 studi yang mencakup 789 praktik, penelitian ini mengkategorikan SSCM menjadi 38 sub-praktik dalam 11 kategori utama. Artikel ini tidak hanya membahas solusi yang diterapkan di berbagai sektor industri tetapi juga memberikan framework terkini untuk pengembangan keberlanjutan dalam supply chain.

Metodologi Penelitian

Penelitian menggunakan pendekatan systematic literature review melalui database Scopus. Sebanyak 86 artikel terpilih dianalisis berdasarkan frekuensi sitasi dan relevansi terhadap SSCM. Proses analisis terdiri dari empat tahap:

  1. Pemilihan studi berdasarkan kata kunci seperti "supply chain management" dan "sustainability."
  2. Analisis deskriptif terhadap praktik-praktik yang ditemukan.
  3. Penyusunan framework untuk mengklasifikasi praktik keberlanjutan.
  4. Evaluasi praktik dan industri terkait.

Temuan Utama

1. Framework Kategori Utama SSCM
Praktik keberlanjutan diklasifikasikan ke dalam 11 kategori, antara lain:

  • Manufaktur Hijau: Pengurangan energi dan limbah melalui teknologi modern.
  • Desain Berkelanjutan: Produk ramah lingkungan dan proses minim emisi.
  • Logistik Hijau: Penggunaan energi terbarukan dalam transportasi.
  • Manajemen Informasi: Pemanfaatan teknologi seperti IoT dan blockchain.
  • Etika dan Tanggung Jawab Sosial: Fokus pada hak asasi manusia dan keadilan dalam rantai pasokan.

2. Distribusi Praktik Berdasarkan Industri
Sebagian besar praktik SSCM diterapkan pada industri manufaktur (33%), tekstil (22%), dan otomotif (12%). Industri makanan, minyak, dan gas juga memberikan kontribusi signifikan. India (15 studi) menjadi negara dengan kontribusi tertinggi, diikuti oleh Cina, Inggris, dan Jerman.

3. Solusi dan Kendala SSCM
Studi mengidentifikasi solusi seperti:

  • Lean Manufacturing: Penurunan waktu tunggu produksi hingga 15%.
  • Penerapan ISO 14000: Standar lingkungan yang mengurangi limbah industri.
    Namun, kendala seperti kurangnya sumber daya finansial dan keterbatasan teknologi sering menghambat implementasi SSCM di negara berkembang.

Studi Kasus

Industri Tekstil di Asia

  • Praktik: Penggunaan pewarna alami dan pengurangan bahan kimia.
  • Hasil: Penurunan polusi air hingga 30% dan peningkatan reputasi merek.

Industri Otomotif Eropa

  • Praktik: Penggunaan IoT untuk pelacakan karbon di transportasi.
  • Hasil: Efisiensi logistik meningkat hingga 20%.

Kesimpulan

Framework SSCM yang dikembangkan dalam artikel ini menyediakan panduan strategis untuk transformasi rantai pasokan menjadi lebih berkelanjutan. Integrasi teknologi, seperti blockchain dan IoT, serta dukungan regulasi pemerintah menjadi kunci keberhasilan. Namun, penelitian masa depan perlu memperluas fokus ke sektor yang kurang terwakili, seperti rumah tangga dan farmasi.

Sumber:
Shekarian, E., Ijadi, B., Zare, A., Majava, J. (2022). Sustainable Supply Chain Management: A Comprehensive Systematic Review of Industrial Practices. Sustainability, 14, 7892.