Perindustrian

Mengintip Masa Depan: Proyeksi Kemandirian Industri Baja Nasional

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 23 April 2024


JAKARTA, KOMPAS.com – Bagaimana prospek industri baja nasional dan apa saja upaya Pemerintah untuk mewujudkan kemandirian industri baja nasional di masa depan? Pertanyaan tersebut penting direnungi, apalagi dengan adanya perspektif bahwa industri baja nasional yang mandiri diharapkan mampu mendukung tumbuhnya ekonomi nasional. Dengan menggunakan metode Three Circular Economy sebagai pisau analisa, sejumlah pihak optimis tujuan itu dapat segera terwujud.
 
Three Circular Economy adalah sebuah analisa umum antara peningkatan produksi dalam negeri, konsumsi produk dalam negeri, penurunan impor serta adanya investasi, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi nasional. Direktur Logam Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Budi Susanto menyampaikan penjelasan terkait hal ini. Budi Susanto mengungkapkan, Kemenperin sudah memiliki rencana induk pengembangan industri besi dan baja nasional. Rencana itu dibuat dari tahun 2015 sampai tahun 2035. Khusus untuk rencana tahun 2020-2024, target kapasitas produksi baja nasional di akhir tahun 2024 adalah sebesar 17 juta ton. 
“Di bulan ke 4 tahun 2021 ini sudah mencapai 11,7 ton. Ini juga kalau dilihat dari targetnya (2021) ini 11,9 juta ton. Jadi kita sekarang masih kekurangan 0,2 juta ton,” ujarnya dikutip dalam keterangan resmi pada Sabtu (9/10/2021). 

Ia berharap, beroperasinya fasilitas Light Section Mill (LSM) dari Gunung Rajapaksi bisa menopang pemenuhan target kapasitas produksi baja nasional. “Kemudian Cilegon karena kita sudah sebut sebagai kota baja kita juga canangkan ada cluster 10 juta ton. Ini merupakan bagian dari yang 17 juta ton. Nah ini di tahun 2019 sampai 2022 ini juga sudah ditetapkan sebesar 6,9 juta ton. Dan ini mudah-mudahan juga bisa terpenuhi,” terang Budi. Menurut data dari Badan Pusat Statistik pada 5 Agustus lalu, sektor konstruksi yang membutuhkan banyak baja dan besi sebagai material konstruksi kini tumbuh 4,42 persen. Pertumbuhan ini terjadi karena adanya realisasi belanja pemerintah untuk konstruksi yang mengalami kenaikan sebesar 50,52 persen. 

Kemudian kebijakan diskon PPnBM untuk otomotif juga mendorong pemakaian baja yang pada akhirnya meningkatkan impor besi dan baja. Sementara itu, pelaku usaha sektor industri baja khususnya baja ringan Stephanus Koeswandi mengatakan, ekonomi nasional bisa meningkat jika ada beberapa faktor pendukung seperti investasi, konsumsi, ekspor/impor dan kemajuan teknologi. “Yang kami pelajari, dari sini ekonomi nasional bisa meningkat kalau ada investasi, adanya konsumsi, dan juga ekspor-impor. Kemudian yang terakhir percaya teknologi,” terang Vice Presiden Tatalogam Group itu. 

Ia menambahkan, ada 5 strategi yang bisa dilakukan guna mencapai kemandirian industri baja nasional. Yang pertama adalah dengan menegakkan standar yang tegas dan wajib, khususnya untuk SNI dan meningkatkan TKDN.

Sumber: money.kompas.com
 

 

Selengkapnya
Mengintip Masa Depan: Proyeksi Kemandirian Industri Baja Nasional

Perindustrian

Krakatau Steel Bangkit Tahun 2022: Menghidupkan Kembali Proyek Mangkrak Blast Furnace

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 23 April 2024


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mengoperasikan proyek pabrik tanur tiup atau blast furnace pada Kuartal III-2022. Perusahaan telah mendapatkan solusi agar fasilitas atau pabrik yang tadinya mangkrak dapat kembali produktif. Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengungkapkan, sejatinya proyek blast furnace ini telah dirintis pada tahun 2008, namun baru memasuki masa konstruksi empat tahun setelahnya atau 2012. 

"Jadi jauh sebelum saya bergabung di Krakatau Steel pada akhir tahun 2018," kata Silmy dalam keterangannya, Rabu (29/09/2021).  Silmy mengaku Krakatau Steel sudah memiliki dua calon mitra strategis. Bahkan satu calon sudah menandatangani Memorandum of Agreement (MoA).

Silmy memastikan Krakatau Steel terus melakukan pembenahan di seluruh lini dan aktivitas usaha, terutama akumulasi utang perusahaan yang mencapai sebesar Rp 31 triliun.  Tren meningkatnya utang perusahaan dimulai pada tahun 2011 sampai dengan 2018 yang disebabkan beberapa hal. Salah satunya adalah pengeluaran investasi yang meleset dari rencana. Meski demikian, Silmy menyebutkan, manajemen baru Krakatau Steel telah berhasil melakukan restrukturisasi utang pada Januari 2020 sehingga beban cicilan dan bunga menjadi lebih ringan guna memperbaiki kinerja keuangan. 

Semua upaya yang dilakukan juga telah didukung dengan manajemen yang bebas korupsi di mana Krakatau Steel sudah menerapkan ISO 37001:2016 sejak bulan Agustus 2020. Hal itu sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) karena merupakan standar internasional yang dapat digunakan semua yurisdiksi serta dapat diintegrasikan dengan sistem manajemen yang sudah dimiliki Krakatau Steel saat ini. “Kaitan adanya indikasi penyimpangan atau korupsi di masa lalu tentu menjadi perhatian manajemen. Fokus saya ketika bergabung adalah mencarikan solusi dan melihat ke depan agar Krakatau Steel bisa selamat terlebih dahulu,” tegasnya.  

Untuk diketahui, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sempat menyinggung proyek mangkrak blast furnace yang menyebabkan kerugian PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mencapai 850 juta dolar AS atau sekitar Rp 13,17 triliun. Erick menegaskan bahwa dirinya akan terus mengejar pihak-pihak yang telah merugikan perusahaan negara tersebut. "Ini tidak bagus, ini akan kita kejar siapa pun yang merugikan, ini bukannya kita ingin menyalahkan siapa-siapa, tapi penegakan hukum, bisnis proses yang salah harus diperbaiki," kata Erick dalam diskusi virtual, Selasa (28/9/2021).

Sumber: www.kompas.com
 

 

Selengkapnya
Krakatau Steel Bangkit Tahun 2022: Menghidupkan Kembali Proyek Mangkrak Blast Furnace

Perindustrian

Keunggulan Terbaru dari Krakatau Steel: Mengulas Guard Rail sebagai Produk Baja Hilir Unggulan

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 23 April 2024


Nantinya, Krakatau Steel akan membuat ekosistem KRASmart Marketplace untuk industri baja di Indonesia dengan cakupan lebih luas lagi. Aplikasi KRASmart Marketplace ini sudah dapat diunduh di Google Playstore maupun App Store. 

KRASmart Marketplace merupakan salah satu cara perseroan sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk bertransformasi digital era industri 4.0. Hal ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah bahwa tahun 2021 merupakan momentum untuk bangkit menghadapi segala tantangan dan terus bertransformasi. Selain KRASmart Marketplace, program digitalisasi lainnya yang sudah dilakukan adalah Sales Go!, Digital Control Tower, KRASmart Connect, dan KRASsoptima. 

SalesGo! adalah sistem sales force berbasis cloud untuk mengendalikan kegiatan penjualan perusahaan. Untuk Digital Control Tower merupakan dashboard dan command center dalam menyajikan visualisasi data dan pengambilan keputusan yang dilakukan perusahaan dengan cepat, akurat, dan terukur. Kemudian, KRASmart Connect adalah platform B2B order to cash (O2C) untuk menyediakan visibilitas informasi dan akses order, faktur, pengiriman, serta account receivable (piutang dagang). Sementara KRASsoptima adalah mesin pembelajaran yang dapat memprediksi harga baja pada masa depan untuk penentuan produk perseroan
.
Produk ini bisa menjadi kelengkapan tambahan pada jalan dan berfungsi mencegah bagi kendaraan bermotor yang tidak dapat dikendalikan agar tak keluar dari jalur lalu lintas. Produk pagar pengaman ini juga dapat menjadi lempengan baja profil yang dipasang melintang terhadap tiang peyangga dan dipasang sejajar dengan sumbu jalan. 

“Kami menargetkan penjualan baja hilir guard rail ini dapat memenuhi kebutuhan proyek pemerintah, proyek swasta nasional, maupun untuk kebutuhan pasar ekspor,” tambah Silmy. 

Kelebihan dari produk baja hilir guard rail Krakatau Steel ini yaitu mempunyai faktor keamanan dengan kekuatan yang tinggi walaupun beratnya ringan. Pemasangannya juga mudah dan cepat sehingga dapat menghemat biaya pemasangan. Daya tahan produk ini pun memiliki umur yang panjang, desain yang dapat disesuaikan dengan kondisi lapangan, pabrikasi yang cepat, dan tahan terhadap gempa. 

“Karena diproduksi dengan akurat dan sesuai spesifikasi, maka ini menjadi salah satu produk premium dan unggulan di antara produk baja sejenis lainnya. Terlebih guard rail membutuhkan level safety yang cukup tinggi,” tambahnya. Krakatau Steel hingga saat ini telah meluncurkan sebelas produk hilirisasi termasuk produk baja guard rail ini. Produk baja hilir guard rail ini ditargetkan akan diproduksi sebesar 12.000 ton per tahun. 

Gencarnya pembangunan infrastruktur di Indonesia saat ini membuat baja guard rail ini memiliki potensi pasar yang baik. Selain program hilirisasi baja, Krakatau Steel juga akan menguatkan program digitalisasi perusahaan untuk menguatkan peningkatan penjualan. “Besok (Jumat), kami akan meluncurkan aplikasi marketplace produk baja pertama di Indonesia. Ini akan menjadi gebrakan baru bagi Krakatau Steel menjelang penghujung tahun 2021 ini,” tandas Silmy.

Sumber: www.kompas.com
 

 

Selengkapnya
Keunggulan Terbaru dari Krakatau Steel: Mengulas Guard Rail sebagai Produk Baja Hilir Unggulan

Perindustrian

Krakatau Steel Menghadirkan Kemudahan Berbelanja Baja Melalui KRASmart Marketplace

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 23 April 2024


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk meluncurkan aplikasi yang memudahkan konsumen dalam membeli produk baja yakni, KRASmart Marketplace, Jumat (26/11/2021). Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengungkapkan, ini merupakan platform yang menyediakan berbagai produk baja Krakatau Steel dan Group dari hulu hingga hilir. 

"Aplikasi ini diharapkan mampu memudahkan konsumen kami melakukan transaksi dimanapun dan kapanpun," terang Silmy dalam grand launching KRASmart Marketplace di Jakarta, Jumat (26/11/2021). Dia melanjutkan, ini sama saja seperti halnya marketplace ritel yang bisa digunakan untuk menjual consumer goods (barang jadi). 

Menurutnya, perseroan perlu membangun suatu hal terbaik bagi Indonesia karena harus menjadi negara yang harus mandiri. Sehingga, KRASmart marketplace menjadi platform transaksi digital dalam produk baja untuk pengusaha baja di tanah air.
Nantinya, Krakatau Steel akan membuat ekosistem KRASmart Marketplace untuk industri baja di Indonesia dengan cakupan lebih luas lagi. Aplikasi KRASmart Marketplace ini sudah dapat diunduh di Google Playstore maupun App Store. 

Peluncuran KRASmart Marketplace merupakan salah satu cara perseroan sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk bertransformasi digital era industri 4.0. Hal ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah bahwa tahun 2021 merupakan momentum untuk bangkit menghadapi segala tantangan dan terus bertransformasi. 

Selain KRASmart Marketplace, program digitalisasi lainnya yang sudah dilakukan adalah Sales Go!, Digital Control Tower, KRASmart Connect, dan KRASsoptima. SalesGo! adalah sistem sales force berbasis cloud untuk mengendalikan kegiatan penjualan perusahaan. Untuk Digital Control Tower merupakan dashboard dan command center dalam menyajikan visualisasi data dan pengambilan keputusan yang dilakukan perusahaan dengan cepat, akurat, dan terukur. 

Kemudian, KRASmart Connect adalah platform B2B order to cash (O2C) untuk menyediakan visibilitas informasi dan akses order, faktur, pengiriman, serta account receivable (piutang dagang). Sementara KRASsoptima adalah mesin pembelajaran yang dapat memprediksi harga baja pada masa depan untuk penentuan produk perseroan.

Sumber: www.kompas.com
 

 

Selengkapnya
Krakatau Steel Menghadirkan Kemudahan Berbelanja Baja Melalui KRASmart Marketplace

Perindustrian

Melalui Digitalisasi, Laba Bersih Krakatau Steel Melesat Menjadi Rp 1,05 Triliun

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 23 April 2024


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menorehkan laba bersih sebesar Rp 1,05 triliun per Oktober 2021. Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, laba bersih yang yang diperoleh perseroan dapat tercapai salah satunya berkat digitalisasi. "Digitalisasi yang terjadi di Krakatau Steel berdampak baik bagi peningkatan kinerjanya, sampai Oktober 2021 perusahaan mencatat laba bersih Rp 1,05 triliun," ujar dia dalam grand launching KRASmart Marketplace di Jakarta, Jumat (26/11/2021). Sementara untuk pendapatan usaha, perseroan memperoleh Rp 26,5 triliun atau naik 73,19 persen dibandingkan periode yang sama ketimbang tahun lalu sebesar Rp 15,3 triliun.

Salah satu inovasi digitalisasi yang baru saja diluncurkan oleh perseroan adalah KRASmart Marketplace. Aplikasi ini diluncurkan demi memudahkan konsumen perseroan dalam membeli produk baja Krakatau Steel dan Group dari hulu hingga hilir . Silmy mengatakan, konsumen hanya perlu mengunduh aplikasi tersebut pada Google Play Store maupun App Store "Aplikasi ini diharapkan mampu memudahkan konsumen kami melakukan transaksi dimana pun dan kapanpun," terang Silmy. KRASmart Marketplace sama saja seperti halnya marketplace ritel yang bisa digunakan untuk menjual consumer goods (barang jadi). Menurutnya, perseroan perlu membangun suatu hal terbaik bagi Indonesia karena harus menjadi negara yang harus mandiri. Sehingga, KRASmart marketplace menjadi platform transaksi digital dalam produk baja untuk pengusaha baja di tanah air. 

Nantinya, Krakatau Steel akan membuat ekosistem KRASmart Marketplace untuk industri baja di Indonesia dengan cakupan lebih luas lagi. Selain KRASmart Marketplace, program digitalisasi lainnya yang sudah dilakukan adalah Sales Go!, Digital Control Tower, KRASmart Connect, dan KRASsoptima. SalesGo! adalah sistem sales force berbasis cloud untuk mengendalikan kegiatan penjualan perusahaan. Untuk Digital Control Tower merupakan dashboard dan command center dalam menyajikan visualisasi data dan pengambilan keputusan yang dilakukan perusahaan dengan cepat, akurat, dan terukur. Kemudian, KRASmart Connect adalah platform B2B order to cash (O2C) untuk menyediakan visibilitas informasi dan akses order, faktur, pengiriman, serta account receivable (piutang dagang). Sementara KRASsoptima adalah mesin pembelajaran yang dapat memprediksi harga baja pada masa depan untuk penentuan produk perseroan.

Sumber: www.kompas.com 
 

 

Selengkapnya
Melalui Digitalisasi, Laba Bersih Krakatau Steel Melesat Menjadi Rp 1,05 Triliun

Perindustrian

Krakatau Steel dan Tatalogam Group Bersatu untuk Mewujudkan Industri Baja Berkelanjutan

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 23 April 2024


JAKARTA, KOMPAS.com – PT Krakatau Steel dan PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group) sepakat menandatangani komitmen Environmental, Social, Governance (ESG) untuk industri baja yang berkelanjutan. Direktur Komersial PT Krakatau Steel Melati Sarnita menjelaskan, baja merupakan salah satu produk daur ulang, sehingga tidak merusak lingkungan dan kehidupan masyarakat. Untuk itu, Krakatau Steel bersama PT Tata Metal Lestari sebagai salah satu produsen Baja Lapis Aluminium Seng ini berkomitmen untuk meningkatkan tata kelola yang berkelanjutan di industri baja.

Melestarikan lingkungan sebagai warisan bagi generasi yang akan datang, memang harus mulai diterapkan di industri baja. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan mengusung konsep Eco-green di sektor industri tersebut melalui pendekatan ESG. “Eco-Green akan menjadi salah satu tata kelola yang sangat kritikal di masa depan. Jadi memang Eco-Green itu bukan untuk bisnis, tapi untuk persiapan kita kepada generasi selanjutnya. Ketika kita menurunkan bumi ke mereka. Itu yang memang harus kita ingat,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip pada Kamis (23/12/2021). Melati menambahkan, industri baja memberikan multiplier yang besar untuk lingkungan dan masyarakat. Karena itu di negara-negara maju, industri baja sangat dilindungi. Bahkan industri ini dianggap sebagai industri pertahanan sebuah negara. 

“Industri baja itu dianggap sebagai industri pertahanan sebuah negara. Kita tidak bicara senjatanya, tapi dari segi pertahanan kehidupan dari lingkungan serta masyarakat di negara tersebut,” bebernya. “Jika kita lihat, negara-negara besar seperti Amerika, India, atau China itu memiliki kebijakan-kebijakan industri baja yang sangat kuat untuk melindungi industri domestiknya. Harapan kami sebagai BUMN, industri baja kita bisa membantu para pelaku usaha industri baja supaya perkuatan kebijakan itu juga bisa kita lakukan,” terangnya lagi. Pada kesempatan yang sama, Vice President PT Tata Metal Lestari Stephanus Koeswandi menjelaskan, kondisi bumi saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Karena kekhawatiran itulah, PT Tata Metal Lestari dan Tatalogam Group berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan ini. Berbagai upaya dilakukan guna mencapai target Zero Emission. 

Salah satunya dengan menerapkan industri 4.0, serta menggandeng pihak lain sehingga industri baja di tanah air ini menjadi industri yang lebih ramah lingkungan. “Jadi kami bersama PT Krakatau Steel berkolaborasi untuk menuju industri yang berkelanjutan, yang hijau, dengan pendekatan ESG. Karena kalau baja ini saya yakin kita sudah berkecukupan. Jadi tidak perlu impor lagi,” bebernya. Pada kesempatan tersebut, digelar juga acara pelepasan ekspor 2 produk ramah lingkungan karya PT Tata Metal Lestari. Kali ini, produk yang dinamakan Hijau Ubud dan Hijau Buaran ini akan diekspor ke Australia. “Kami melepas 125 ton produk Hijau Buaran dan Hijau Ubud. Dengan ekspor yang dilepas hari ini, total kita sudah ekspor 2.650 ton produk serupa dari target 5.000 ton per bulannya,” jelasnya. 

Menurutnya, masyarakat Australia sendiri saat ini sudah ada kesadaran untuk menggunakan produk yang ramah lingkungan, tepatnya sejak COP 26 digelar beberapa waktu lalu. “Jadi di COP 26 ini ada 26 negara yang berkomitmen untuk menerapkan sustainable bisnis. Jadi tidak hanya growth yang dikejar namun juga keberlangsungannya,” terang Stephanus.

Sumber: money.kompas.com
 

 

Selengkapnya
Krakatau Steel dan Tatalogam Group Bersatu untuk Mewujudkan Industri Baja Berkelanjutan
« First Previous page 18 of 35 Next Last »