Green Supply Chain Management
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025
Pendahuluan
Artikel ini menyoroti hubungan antara CSR, GSCM, dan inovasi hijau dalam meningkatkan kinerja perusahaan berdasarkan data perusahaan PROPER di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015–2019. Dengan 211 laporan tahunan, penelitian ini mengidentifikasi hubungan langsung dan tidak langsung CSR terhadap kinerja perusahaan melalui mediator GSCM dan inovasi hijau.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis data menggunakan perangkat lunak STATA. Pengukuran variabel dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
Temuan Utama
1. CSR dan GSCM
CSR memiliki hubungan signifikan dengan GSCM (t-value 3.61, p < 0.01). Perusahaan dengan praktik CSR kuat menunjukkan kemampuan lebih tinggi dalam mengintegrasikan praktik GSCM. Contoh, perusahaan manufaktur besar seperti yang terdaftar dalam PROPER mencatatkan peningkatan efisiensi logistik hingga 15% melalui integrasi rantai pasokan hijau.
2. CSR dan Kinerja Perusahaan melalui GSCM
Hasil analisis menunjukkan bahwa GSCM memediasi hubungan CSR dengan kinerja perusahaan (t-value 2.55, p < 0.05). GSCM terbukti meningkatkan kualitas produk dan efisiensi operasional, menghasilkan penghematan biaya produksi hingga 20%.
3. CSR dan Inovasi Hijau
CSR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap inovasi hijau (t-value 1.21, p > 0.10). Meskipun CSR sering mendorong inovasi hijau, kendala seperti investasi tinggi dan adopsi teknologi lambat menjadi hambatan utama.
4. Inovasi Hijau dan Kinerja Perusahaan
Tidak ditemukan hubungan signifikan antara inovasi hijau dan kinerja perusahaan (t-value -0.47, p > 0.10). Kesimpulan, implementasi inovasi hijau masih dipandang sebagai biaya tambahan daripada investasi strategis, terutama pada perusahaan yang baru mengadopsi teknologi hijau.
Studi Kasus: Perusahaan PROPER
Manufaktur A
Manufaktur B
Manufaktur C
Rekomendasi Strategis
Kesimpulan
Studi ini menegaskan pentingnya CSR dalam mendukung GSCM untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Namun, inovasi hijau membutuhkan dukungan lebih besar untuk memberikan dampak signifikan pada laba perusahaan. Temuan ini relevan bagi perusahaan yang ingin mencapai keberlanjutan jangka panjang melalui pendekatan terpadu antara tanggung jawab sosial, inovasi hijau, dan efisiensi operasional.
Sumber:
Novitasari, M., & Agustia, D. (2022). The role of green supply chain management and green innovation in the effect of corporate social responsibility on firm performance. Gestão & Produção, 29, 117.
Green Supply Chain Management
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025
Pendahuluan
Artikel "Implementing Green Supply Chain Management Practices in Organizations in Thailand: A Review in Search for Key Factors in GSCM Implementation" oleh Sayam Aroonsrimorakot dan Meena Laiphrakpam, yang diterbitkan di Journal of Thai Interdisciplinary Research pada tahun 2017, bertujuan untuk meninjau literatur GSCM di Thailand untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan implementasi GSCM di industri manufaktur Thailand, memberikan panduan untuk penelitian di masa depan.
Latar Belakang dan Motivasi
Ada peningkatan minat dalam penelitian Green Supply Chain Management (GSCM) karena bertujuan untuk inovasi lingkungan dan integrasi masalah lingkungan ke dalam manajemen rantai pasokan. Masalah lingkungan yang disebabkan oleh pemborosan dan emisi dari berbagai kegiatan rantai pasokan telah memaksa industri untuk menerapkan praktik GSCM yang bertanggung jawab.
Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah:
Metodologi Penelitian
Penelitian ini didasarkan pada sumber data sekunder yang tersedia dalam bentuk cetak, elektronik, atau sumber lain. Ini adalah metode deskriptif, menggambarkan fakta sebagaimana adanya dari tinjauan literatur yang tersedia.
Kerangka Teoretis
Artikel ini membahas konsep-konsep kunci berikut:
Hasil dan Diskusi
Faktor Kunci Implementasi GSCM
Hasil tinjauan mengidentifikasi tiga faktor kunci implementasi praktik GSCM:
Temuan Tambahan
Studi Kasus dan Angka
Kesimpulan
Artikel ini menyimpulkan bahwa implementasi GSCM dapat meningkatkan kinerja ekonomi dan lingkungan organisasi. Studi ini mengidentifikasi tiga faktor kunci keberhasilan implementasi GSCM di Thailand dan menyoroti pentingnya mengatasi biaya dan kompleksitas yang terkait dengan implementasi GSCM.
Implikasi Manajerial
Artikel ini menawarkan implikasi manajerial berikut:
Penelitian Masa Depan
Penelitian masa depan dapat fokus pada:
Daftar Pustaka
Sumber Asli Artikel:
Aroonsrimorakot, S., & Laiphrakpam, M. (2017). Implementing green supply chain management practices in organizations in Thailand: A review in search for key factors in GSCM implementation. Journal of Thai Interdisciplinary Research, 12(6), 9-13.
Green Supply Chain Management
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025
Pendahuluan
Artikel ini membahas pengaruh penerapan Green Supply Chain Management (GSCM) terhadap kinerja keberlanjutan (environmental, economic, dan social performance) pada UKM batik alami di Provinsi Yogyakarta. Studi ini menyoroti bagaimana praktik GSCM, seperti green purchasing, green manufacturing, dan environmental education, dapat mendorong keberlanjutan pada skala usaha kecil-menengah, dengan hasil yang dianalisis menggunakan metode Partial Least Square (PLS).
Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 39 UKM batik alami yang tersebar di Provinsi Yogyakarta. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan perangkat lunak SmartPLS 3.2.8. Variabel penelitian meliputi tujuh dimensi GSCM, yaitu:
Kinerja keberlanjutan diukur dalam tiga dimensi: lingkungan, ekonomi, dan sosial, menggunakan skala Likert sebagai indikator.
Temuan Utama
1. Pengaruh GSCM pada Kinerja Lingkungan
Lima dimensi GSCM terbukti memberikan dampak positif dan signifikan terhadap kinerja lingkungan UKM, yaitu:
Namun, praktik Green Distribution dan Packaging serta Investment Recovery tidak memiliki dampak signifikan karena keterbatasan teknologi dan logistik.
2. Pengaruh GSCM pada Kinerja Ekonomi
Penerapan GSCM juga berdampak positif pada kinerja ekonomi, dengan environmental education sebagai dimensi yang paling signifikan.
3. Pengaruh GSCM pada Kinerja Sosial
Dimensi Environmental Education memiliki dampak paling signifikan pada kinerja sosial melalui peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya produk ramah lingkungan.
Studi Kasus: UKM Batik Alami di Yogyakarta
UKM Batik Ramah Lingkungan
Hambatan:
Kesimpulan dan Rekomendasi
Studi ini menunjukkan bahwa praktik GSCM, terutama melalui green purchasing, green manufacturing, dan environmental education, dapat meningkatkan keberlanjutan UKM secara signifikan. Namun, investasi pada logistik hijau dan teknologi daur ulang masih menjadi tantangan. Untuk mendorong penerapan GSCM secara optimal, diperlukan:
Sumber:
Febry Anindya Hanumsari, Yuli Liestyana, Yekti Utami (2020). The Effect of Green Supply Chain Management Practices on Sustainability Performance. Jurnal REKOMEN, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
Green Supply Chain Management
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025
Pendahuluan
Artikel "The Factors Influencing Modeling of Collaborative Performance Supply Chain: A Review on Fresh Produce" oleh Edi Susanto dan Norfaridatul Akmaliah Othman, yang diterbitkan di Uncertain Supply Chain Management pada tahun 2021, bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengeksplorasi faktor-faktor keberhasilan yang memengaruhi sistem kinerja kolaborasi rantai pasok (CPS) produk segar (FPSC) terhadap aliran informasi di antara mitra sepanjang rantai, serta hubungan rantai pasok dari semua mitra di dalamnya.
Latar Belakang dan Motivasi
Hubungan rantai pasok kolaboratif merupakan proses kemitraan di mana dua atau lebih perusahaan otonom bekerja sama untuk merencanakan dan melaksanakan operasi rantai pasok untuk tujuan bersama dan saling menguntungkan. Meningkatnya tekanan yang diciptakan oleh outsourcing, globalisasi, dan inovasi cepat dalam teknologi informasi meningkatkan ketergantungan antara para pelaku. Manfaat hubungan kerja sama rantai pasok juga meningkatkan saling ketergantungan yang terkadang menjadi tidak bebas dari pelaku ke dalam rantai dan dapat menghalangi mereka untuk mengeksplorasi peluang yang lebih baik untuk mengatasi perubahan yang terjadi di pasar.
Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah:
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dengan meninjau literatur sebelumnya yang dipilih secara sengaja selama 10 tahun terakhir; makalah jurnal, konferensi, makalah kerja, dan tesis Ph.D. Menggunakan tiga langkah, langkah pertama menemukan 189 artikel. Langkah kedua adalah mendapatkan 96 artikel yang sesuai dengan topik yang diangkat. Akhirnya, langkah ketiga, menentukan 39 artikel yang dipilih sebagai topik penting yang berfokus pada area produksi segar dan dikategorikan serta dianalisis.
Kerangka Teoretis
Artikel ini membahas konsep-konsep kunci berikut:
Hasil dan Diskusi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi CPS dalam FPSC
Studi ini mengidentifikasi faktor-faktor keberhasilan yang memengaruhi CPS dalam FPSC, seperti:
Peran Struktur Informasi
Studi ini menyoroti pentingnya struktur informasi dalam memfasilitasi kolaborasi di FPSC. Struktur informasi yang efektif memungkinkan aliran informasi yang akurat dan tepat waktu antara anggota rantai pasok, yang meningkatkan pengambilan keputusan dan kinerja kolaborasi.
Studi Kasus dan Angka
Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa keberhasilan kolaborasi rantai pasok produk segar dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pengetahuan, budaya, kepercayaan, teknologi, hubungan sosial, ramah lingkungan, dan keamanan keberlanjutan. Struktur informasi memainkan peran penting dalam memfasilitasi kolaborasi yang efektif dalam rantai pasok.
Implikasi Manajerial
Artikel ini menawarkan implikasi manajerial berikut:
Penelitian Masa Depan
Penelitian masa depan dapat fokus pada:
Daftar Pustaka
Sumber Asli Artikel:
Susanto, E., & Othman, N. A. (2021). The factors influencing modeling of collaborative performance supply chain: A review on fresh produce. Uncertain Supply Chain Management, 9(2021), 373–392.
Green Supply Chain Management
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025
Pendahuluan
Artikel ini mengulas hubungan antara Green Supply Chain Management (GSCM) dan kinerja keberlanjutan selama satu dekade terakhir (2014–2023). Berlandaskan Resource-Based View (RBV), penelitian ini menekankan pentingnya integrasi keberlanjutan dalam rantai pasokan untuk meningkatkan kinerja lingkungan, ekonomi, dan sosial. Menggunakan metode analisis bibliometrik, artikel ini mengeksplorasi tema-tema baru, tren topik, kolaborasi antar penulis dan negara, serta berbagai metodologi yang relevan.
Metodologi
Penelitian ini mengumpulkan 938 dokumen terkait GSCM dan kinerja bisnis dari basis data Scopus. Analisis dilakukan menggunakan Biblioshiny pada RStudio (versi 4.4.0) untuk mengidentifikasi kata kunci, hubungan sosial, dan struktur konseptual. Tema-tema utama dianalisis melalui analisis tematik, sedangkan dampak topik dievaluasi menggunakan analisis sentralitas dan kepadatan.
Temuan Utama
1. Tema dan Topik Utama dalam GSCM
Penelitian mengidentifikasi empat tema besar yang relevan:
2. Tren Geografis dan Kolaborasi
3. Analisis Dampak GSCM terhadap Keberlanjutan
4. Inovasi dalam Metodologi Penelitian
Metode populer mencakup:
Studi Kasus: Implementasi GSCM
Manufaktur di India
Industri Transportasi di Tiongkok
Sektor Agribisnis di Brasil
Rekomendasi Strategis
Kesimpulan
Artikel ini menegaskan pentingnya GSCM sebagai pendorong utama keberlanjutan dalam bisnis. Dengan mengintegrasikan strategi hijau dalam operasi, perusahaan dapat meningkatkan daya saing sekaligus mendukung tujuan keberlanjutan global.
Sumber:
Juhi Kamra, Ambica Prakash Mani, Manu Sharma, Sudhanshu Joshi (2024). The Nexus between Green Supply Chain Management and Sustainability Performance in the Past Decade. Sustainability.
Green Supply Chain Management
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025
Pendahuluan
Artikel ini mengeksplorasi implementasi Green Supply Chain Management (GSCM) di berbagai sektor industri di India. GSCM menjadi pendekatan strategis untuk menggabungkan kelestarian lingkungan dengan efisiensi operasional dalam rantai pasokan. Studi ini menggunakan pendekatan berbasis kasus yang mencakup analisis perusahaan seperti HCL Infosystem, Tata Consultancy Services (TCS), dan Larsen & Toubro (L&T). Penelitian ini juga menyoroti tantangan, peluang, dan dampak GSCM terhadap keberlanjutan bisnis dan lingkungan.
Kerangka Konseptual GSCM
GSCM mencakup proses 4R1D: Reduce, Reuse, Recycle, Reclaim, dan Degradable, yang terintegrasi dalam seluruh siklus hidup produk, mulai dari bahan baku hingga limbah. Selain itu, pendekatan ini memanfaatkan teknologi seperti e-logistics, reverse logistics, dan green manufacturing untuk mengurangi dampak lingkungan sekaligus meningkatkan efisiensi ekonomi.
Teori Pendukung:
Temuan Utama
1. Efektivitas GSCM di India
2. Tantangan dalam Implementasi GSCM
3. Dampak Positif GSCM
Studi Kasus: Perusahaan Terkemuka di India
HCL Infosystem Limited
Tata Consultancy Services (TCS)
Larsen & Toubro (L&T)
Rekomendasi Strategis
Kesimpulan
Implementasi GSCM di India menunjukkan dampak positif terhadap lingkungan, efisiensi operasional, dan daya saing bisnis. Studi ini menekankan pentingnya kolaborasi, pelatihan, dan investasi strategis untuk menghadapi tantangan GSCM. Dengan langkah yang tepat, perusahaan di India dapat memimpin dalam keberlanjutan global melalui rantai pasokan hijau.
Sumber:
Pradeep Singh (2023). Implementation of Green Supply Chain Management Practices: Examples from India. Metropolia University of Applied Sciences.