Pendahuluan
Artikel ini membahas pengaruh penerapan Green Supply Chain Management (GSCM) terhadap kinerja keberlanjutan (environmental, economic, dan social performance) pada UKM batik alami di Provinsi Yogyakarta. Studi ini menyoroti bagaimana praktik GSCM, seperti green purchasing, green manufacturing, dan environmental education, dapat mendorong keberlanjutan pada skala usaha kecil-menengah, dengan hasil yang dianalisis menggunakan metode Partial Least Square (PLS).
Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 39 UKM batik alami yang tersebar di Provinsi Yogyakarta. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan perangkat lunak SmartPLS 3.2.8. Variabel penelitian meliputi tujuh dimensi GSCM, yaitu:
- Green Purchasing
- Green Manufacturing
- Green Marketing
- Green Distribution dan Packaging
- Internal Environmental Management
- Environmental Education
- Investment Recovery
Kinerja keberlanjutan diukur dalam tiga dimensi: lingkungan, ekonomi, dan sosial, menggunakan skala Likert sebagai indikator.
Temuan Utama
1. Pengaruh GSCM pada Kinerja Lingkungan
Lima dimensi GSCM terbukti memberikan dampak positif dan signifikan terhadap kinerja lingkungan UKM, yaitu:
- Green Purchasing: Menggunakan pewarna alami seperti daun tom, kayu mahoni, dan jolawe, membantu mengurangi limbah berbahaya.
- Green Manufacturing: Pengurangan bahan kimia dalam proses produksi menghasilkan penurunan limbah berbahaya hingga 30%.
- Environmental Education: Memberikan pelatihan lingkungan kepada karyawan meningkatkan kesadaran tentang praktik ramah lingkungan, dengan dampak paling signifikan.
Namun, praktik Green Distribution dan Packaging serta Investment Recovery tidak memiliki dampak signifikan karena keterbatasan teknologi dan logistik.
2. Pengaruh GSCM pada Kinerja Ekonomi
Penerapan GSCM juga berdampak positif pada kinerja ekonomi, dengan environmental education sebagai dimensi yang paling signifikan.
- Green Marketing: Promosi batik ramah lingkungan meningkatkan permintaan konsumen hingga 15%.
- Green Manufacturing: Efisiensi proses produksi menurunkan biaya produksi hingga 20%, meningkatkan profitabilitas.
3. Pengaruh GSCM pada Kinerja Sosial
Dimensi Environmental Education memiliki dampak paling signifikan pada kinerja sosial melalui peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya produk ramah lingkungan.
- Green Purchasing: Mendorong kolaborasi dengan pemasok lokal bahan alami, menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
- Internal Environmental Management: Mengintegrasikan kebijakan perlindungan lingkungan di seluruh operasional UKM, meningkatkan reputasi sosial.
Studi Kasus: UKM Batik Alami di Yogyakarta
UKM Batik Ramah Lingkungan
- Praktik Hijau: Penggunaan pewarna alami dan pengemasan berbahan dasar kertas.
- Hasil: Penurunan tingkat pencemaran air hingga 25%, dengan peningkatan kepuasan pelanggan.
Hambatan:
- Teknologi: Penggunaan transportasi berbahan bakar fosil masih mendominasi.
- Biaya: Pengemasan ramah lingkungan lebih mahal dibandingkan plastik.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Studi ini menunjukkan bahwa praktik GSCM, terutama melalui green purchasing, green manufacturing, dan environmental education, dapat meningkatkan keberlanjutan UKM secara signifikan. Namun, investasi pada logistik hijau dan teknologi daur ulang masih menjadi tantangan. Untuk mendorong penerapan GSCM secara optimal, diperlukan:
- Pelatihan karyawan secara berkala tentang pentingnya keberlanjutan.
- Dukungan pemerintah untuk teknologi hijau dan insentif UKM.
- Kolaborasi dengan mitra lokal untuk mempercepat adopsi praktik hijau.
Sumber:
Febry Anindya Hanumsari, Yuli Liestyana, Yekti Utami (2020). The Effect of Green Supply Chain Management Practices on Sustainability Performance. Jurnal REKOMEN, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.