Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kolaborasi dalam Rantai Pasok Produk Segar

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

20 Februari 2025, 10.22

unplash.com

Pendahuluan

Artikel "The Factors Influencing Modeling of Collaborative Performance Supply Chain: A Review on Fresh Produce" oleh Edi Susanto dan Norfaridatul Akmaliah Othman, yang diterbitkan di Uncertain Supply Chain Management pada tahun 2021, bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengeksplorasi faktor-faktor keberhasilan yang memengaruhi sistem kinerja kolaborasi rantai pasok (CPS) produk segar (FPSC) terhadap aliran informasi di antara mitra sepanjang rantai, serta hubungan rantai pasok dari semua mitra di dalamnya.

Latar Belakang dan Motivasi

Hubungan rantai pasok kolaboratif merupakan proses kemitraan di mana dua atau lebih perusahaan otonom bekerja sama untuk merencanakan dan melaksanakan operasi rantai pasok untuk tujuan bersama dan saling menguntungkan. Meningkatnya tekanan yang diciptakan oleh outsourcing, globalisasi, dan inovasi cepat dalam teknologi informasi meningkatkan ketergantungan antara para pelaku. Manfaat hubungan kerja sama rantai pasok juga meningkatkan saling ketergantungan yang terkadang menjadi tidak bebas dari pelaku ke dalam rantai dan dapat menghalangi mereka untuk mengeksplorasi peluang yang lebih baik untuk mengatasi perubahan yang terjadi di pasar.

Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah:

  1. Mengidentifikasi dan mengeksplorasi faktor-faktor keberhasilan yang memengaruhi CPS dalam FPSC.
  2. Mengidentifikasi peran yang dimainkan oleh struktur informasi pada tingkat perencanaan kolaborasi rantai pasok.
  3. Memberikan wawasan kebijakan kepada para pemangku kepentingan di berbagai negara untuk menganalisis implementasi yang berlaku.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dengan meninjau literatur sebelumnya yang dipilih secara sengaja selama 10 tahun terakhir; makalah jurnal, konferensi, makalah kerja, dan tesis Ph.D. Menggunakan tiga langkah, langkah pertama menemukan 189 artikel. Langkah kedua adalah mendapatkan 96 artikel yang sesuai dengan topik yang diangkat. Akhirnya, langkah ketiga, menentukan 39 artikel yang dipilih sebagai topik penting yang berfokus pada area produksi segar dan dikategorikan serta dianalisis.

Kerangka Teoretis

Artikel ini membahas konsep-konsep kunci berikut:

  • Supply Chain Collaboration (SCC): Hubungan di mana dua atau lebih perusahaan otonom bekerja sama untuk merencanakan dan melaksanakan operasi rantai pasok untuk tujuan bersama dan saling menguntungkan.
  • Collaborative Performance System (CPS): Sistem untuk mengukur dan meningkatkan kinerja kolaborasi dalam rantai pasok.
  • Fresh Produce Supply Chain (FPSC): Rantai pasok yang berfokus pada produk-produk segar seperti buah-buahan dan sayuran.
  • Information Structure: Struktur informasi yang memfasilitasi aliran informasi antara anggota rantai pasok.

Hasil dan Diskusi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi CPS dalam FPSC

Studi ini mengidentifikasi faktor-faktor keberhasilan yang memengaruhi CPS dalam FPSC, seperti:

  1. Pengetahuan tentang manfaat sistem kinerja kolaborasi.
  2. Keengganan untuk berubah.
  3. Budaya kolaborasi.
  4. Kepercayaan.
  5. Teknologi dan informasi.
  6. Hubungan sosial.
  7. Ramah lingkungan.
  8. Keamanan dan keselamatan keberlanjutan.

Peran Struktur Informasi

Studi ini menyoroti pentingnya struktur informasi dalam memfasilitasi kolaborasi di FPSC. Struktur informasi yang efektif memungkinkan aliran informasi yang akurat dan tepat waktu antara anggota rantai pasok, yang meningkatkan pengambilan keputusan dan kinerja kolaborasi.

Studi Kasus dan Angka

  • Menurut Kementerian Pertanian Indonesia, dari tahun 2015-2019, produksi komoditas sayuran meningkat dari 11.63 juta menjadi 12.78 juta ton atau naik sekitar 9.87%, dan buah-buahan dari 19.85 juta ton menjadi 24.39 juta ton atau naik sekitar 22.89%.
  • Sementara di rantai berikutnya, seperti di toko grosir, ada pertumbuhan jumlah gerai sebesar 13.5% dari tahun 2016 terhadap 2011 atau sekitar 17 ribu gerai (Global Agriculture Network, 2017).

Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa keberhasilan kolaborasi rantai pasok produk segar dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pengetahuan, budaya, kepercayaan, teknologi, hubungan sosial, ramah lingkungan, dan keamanan keberlanjutan. Struktur informasi memainkan peran penting dalam memfasilitasi kolaborasi yang efektif dalam rantai pasok.

Implikasi Manajerial

Artikel ini menawarkan implikasi manajerial berikut:

  • Perusahaan yang terlibat dalam FPSC perlu fokus pada pengembangan dan pemeliharaan faktor-faktor keberhasilan yang diidentifikasi dalam penelitian ini.
  • Perusahaan perlu berinvestasi dalam teknologi dan infrastruktur informasi yang memfasilitasi aliran informasi yang efektif antara anggota rantai pasok.
  • Kolaborasi dan kepercayaan antara anggota rantai pasok perlu dipromosikan untuk meningkatkan kinerja kolaborasi.

Penelitian Masa Depan

Penelitian masa depan dapat fokus pada:

  • Analisis lebih mendalam tentang dampak faktor-faktor keberhasilan pada kinerja CPS dalam FPSC.
  • Pengembangan model untuk mengukur dan meningkatkan kinerja kolaborasi dalam FPSC.
  • Studi komparatif tentang CPS dalam FPSC di berbagai negara dan wilayah.

Daftar Pustaka

  • Susanto, E., & Othman, N. A. (2021). The factors influencing modeling of collaborative performance supply chain: A review on fresh produce. Uncertain Supply Chain Management, 9(2021), 373–392.

Sumber Asli Artikel:

Susanto, E., & Othman, N. A. (2021). The factors influencing modeling of collaborative performance supply chain: A review on fresh produce. Uncertain Supply Chain Management, 9(2021), 373–392.