Reliability Block Diagram
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 13 Maret 2025
Pendahuluan
Dalam industri perkeretaapian modern, keandalan, ketersediaan, pemeliharaan, dan keselamatan (Reliability, Availability, Maintainability, and Safety – RAMS) menjadi aspek krusial dalam memastikan efisiensi operasional dan keselamatan penumpang. Mun Gyu Park, dalam disertasinya di University of Birmingham, membahas pentingnya integrasi manajemen RAMS ke dalam rekayasa sistem perkeretaapian.
Studi ini menyoroti tantangan yang dihadapi industri dalam menerapkan RAMS secara efektif dan bagaimana pendekatan berbasis sistem dapat mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu studi kasus dalam penelitian ini adalah analisis risiko sistem rem pneumatik kereta api, yang memberikan wawasan mendalam tentang metode pengelolaan kegagalan sistem perkeretaapian.
Konsep Manajemen RAMS dalam Perkeretaapian
Manajemen RAMS bertujuan untuk meningkatkan kinerja operasional, mengurangi risiko kecelakaan, dan memastikan efisiensi biaya dalam pengelolaan infrastruktur rel. Tiga pendekatan utama dalam penerapan RAMS meliputi:
Studi Kasus: Analisis Risiko Sistem Rem Pneumatik
Dalam penelitian ini, Mun Gyu Park menggunakan analisis risiko berbasis FMEA dan FTA untuk mengevaluasi sistem rem pneumatik pada kereta api. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa:
Dampak Implementasi RAMS dalam Industri Perkeretaapian
Implementasi RAMS yang efektif dapat memberikan dampak signifikan terhadap operasional perkeretaapian:
✅ Peningkatan Keandalan: Mengurangi downtime dan meningkatkan ketepatan waktu layanan.
✅ Efisiensi Biaya: Optimalisasi strategi pemeliharaan dapat menghemat biaya operasional hingga 30%.
✅ Keselamatan yang Lebih Baik: Manajemen risiko yang baik dapat menurunkan insiden kegagalan sistem hingga 50%.
Kesimpulan
Penelitian ini menegaskan bahwa penerapan RAMS dalam sistem perkeretaapian tidak hanya meningkatkan keandalan dan keselamatan, tetapi juga berkontribusi pada efisiensi biaya dan optimalisasi operasional. Dengan pendekatan berbasis sistem, industri perkeretaapian dapat merancang strategi yang lebih efektif dalam mengelola risiko dan meningkatkan kinerja transportasi rel di masa depan.
Sumber : Park, Mun Gyu. (2013). RAMS Management of Railway Systems: Integration of RAMS Management into Railway Systems Engineering. University of Birmingham.
Pertanian
Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj pada 13 Maret 2025
Tepung jagung, tepung maizena, atau maizena starch (bahasa Inggris Amerika) adalah tepung yang berasal dari biji jagung, diperoleh dari endosperma biji-bijian. Tepung maizena biasanya digunakan sebagai bahan makanan untuk mengentalkan saus dan sup, serta untuk memproduksi sirup dan gula. Tepung maizena serbaguna dan mudah diproses, membuatnya berharga dalam berbagai aplikasi industri seperti perekat, produk kertas, bahan anti lengket, dan manufaktur tekstil. Selain itu, tepung maizena juga memiliki kegunaan medis, termasuk menyediakan glukosa bagi individu dengan penyakit penyimpanan glikogen.
Namun, seperti banyak produk pembentuk debu lainnya, tepung maizena dapat mudah terbakar dan berbahaya dalam jumlah besar, yang berpotensi menyebabkan ledakan debu. Ketika dicampur dengan cairan, tepung maizena dapat berubah menjadi cairan non-Newtonian. Sebagai contoh, pencampuran dengan air akan menghasilkan zat yang biasa disebut oobleck, sedangkan pencampuran dengan minyak akan menghasilkan cairan elektrorheologi (ER). Fenomena ini ditunjukkan oleh campuran yang disebut "lendir tepung maizena".
Sejarah Singkat
Hingga tahun 1851, pati jagung digunakan terutama untuk menganji cucian dan untuk keperluan industri lainnya.[rujukan] Sebuah metode untuk memproduksi pati kuliner murni dari jagung dipatenkan oleh John Polson dari Brown & Polson, di Paisley, Skotlandia pada tahun 1854. Produk ini dijual dengan nama "Tepung Jagung yang Dipatenkan". Brown & Polson adalah produsen kain muslin yang telah memproduksi tepung kanji untuk industri selendang Paisley dan kelak menjadi produsen tepung kanji terbesar di Inggris.
Penggunaan Tepung Jagung
Meskipun terutama digunakan dalam masakan dan rumah tangga, pati jagung menemukan beragam aplikasi di berbagai industri, berfungsi sebagai bahan kimia tambahan dalam produk tertentu dan bahkan digunakan dalam perawatan medis untuk penyakit tertentu.
Penggunaan Kuliner
Dalam memasak, pati jagung berfungsi sebagai bahan pengental pada makanan berbasis cairan seperti sup, saus, kuah, dan puding. Biasanya, pati jagung dicampur dengan cairan bersuhu lebih rendah untuk membuat pasta atau bubur, lebih disukai daripada tepung karena kemampuannya menghasilkan campuran yang tembus cahaya saat dipanaskan di atas suhu 203 ° F (95 ° C). Proses pemanasan ini, yang dikenal sebagai gelatinisasi pati, menyebabkan rantai molekul terurai dan membentuk jaring, mengentalkan cairan. Namun, perebusan yang terlalu lama dapat memecah molekul-molekul ini, menghasilkan konsistensi yang lebih encer. Selain itu, tepung maizena biasanya ditambahkan sebagai agen anticaking pada gula bubuk.
Aplikasi Non-Kuliner
Selain untuk keperluan kuliner, tepung jagung juga dapat ditemukan di berbagai produk non-makanan. Ini bisa menjadi bahan dalam bedak bayi dan digunakan dalam pembuatan bioplastik, seperti PLA yang digunakan dalam pencetakan 3D. Selain itu, pati jagung berfungsi sebagai komponen dalam produksi perekat, menawarkan sedikit kilau pada saat pengeringan dibandingkan dengan pati gandum. Ini juga digunakan dalam konservasi buku dan kertas untuk tujuan perekat.
Penggunaan Medis
Di bidang medis, pati jagung berfungsi sebagai agen anti lengket pada produk lateks alami seperti kondom, diafragma, dan sarung tangan medis. Selain itu, pati jagung memainkan peran penting dalam memasok glukosa kepada individu dengan penyakit penyimpanan glikogen, membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Pati jagung dapat diberikan pada bayi berusia 6-12 bulan untuk mencegah fluktuasi glukosa..
Pembuatan
Jagung mengalami proses perendaman yang berlangsung antara 30 hingga 48 jam, di mana jagung mengalami sedikit fermentasi. Setelah itu, kuman diekstraksi dari endosperma, dan kedua komponen digiling secara terpisah selagi masih direndam. Selanjutnya, pati diekstraksi dari setiap komponen melalui proses pencucian. Pati kemudian dipisahkan dari cairan jagung, bibit sereal, serat, dan gluten jagung, terutama dengan menggunakan hidrosiklon dan sentrifugal, sebelum dikeringkan. (Produk sampingan dari setiap tahap digunakan untuk produksi pakan ternak atau untuk pembuatan minyak jagung dan produk lainnya). Prosedur ini dikenal sebagai penggilingan basah. Terakhir, pati dapat mengalami modifikasi yang disesuaikan dengan tujuan tertentu.
Disadur dari: en.wikipedia.org
Reliability Block Diagram
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 13 Maret 2025
Pendahuluan
Dalam dunia manufaktur yang semakin kompetitif, efisiensi operasional menjadi kunci utama untuk mempertahankan keunggulan bisnis. Buku Operations Management yang diedit oleh Massimiliano M. Schiraldi membahas berbagai teknik dan strategi dalam manajemen operasi, termasuk penerapan World Class Manufacturing (WCM). Salah satu bab yang menarik adalah studi kasus implementasi WCM dalam industri otomotif, khususnya pada Fiat Group Automobiles, yang berfokus pada peningkatan produktivitas, pengurangan pemborosan, dan optimasi proses produksi.
Konsep World Class Manufacturing (WCM)
WCM adalah pendekatan yang menekankan pada peningkatan terus-menerus dalam sistem manufaktur untuk mencapai efisiensi maksimal. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Richard J. Schonberger pada 1980-an dan telah berkembang dengan berbagai metodologi seperti Kaizen, Just-In-Time, dan Total Productive Maintenance (TPM).
Fiat Group Automobiles mengadaptasi WCM dengan dua pilar utama: teknis dan manajerial. Pilar teknis mencakup aspek seperti keselamatan, perawatan mesin, logistik, dan pengendalian kualitas. Sementara itu, pilar manajerial berfokus pada kepemimpinan, pengorganisasian tenaga kerja, dan alokasi sumber daya.
Studi Kasus: Implementasi WCM di Fiat Group Automobiles
Fiat menerapkan WCM dalam lini produksi mereka dengan beberapa langkah strategis:
Hasil dan Dampak
Setelah penerapan WCM, Fiat berhasil meningkatkan produktivitas hingga 75% dan meningkatkan ergonomi kerja sebesar 85%. Pengoptimalan alur logistik juga mengurangi waktu tunggu serta biaya penyimpanan bahan baku.
Kesimpulan
Studi kasus ini membuktikan bahwa penerapan WCM dapat memberikan dampak signifikan terhadap kinerja operasional sebuah perusahaan manufaktur. Dengan mengadopsi strategi berbasis data dan perbaikan berkelanjutan, perusahaan dapat mencapai efisiensi tinggi, mengurangi pemborosan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Sumber: De Felice, F., Petrillo, A., & Monfreda, S. (2013). Improving Operations Performance with World Class Manufacturing Technique: A Case in Automotive Industry. Dalam M. M. Schiraldi (Ed.), Operations Management. InTech.
Pertanian
Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj pada 13 Maret 2025
Padi (Oryza sativa) adalah salah satu tanaman yang sangat penting dalam pertanian. Meskipun biasanya mengacu pada tanaman budidaya, istilah "padi" juga digunakan untuk beberapa jenis tanaman dari genus yang sama, yang dikenal sebagai padi liar. Padi diyakini berasal dari wilayah India atau Indocina dan diperkirakan masuk ke Indonesia oleh nenek moyang yang bermigrasi dari Asia daratan sekitar tahun 1500 SM.
Ciri-ciri Tanaman Padi
Padi termasuk ke dalam keluarga padi-padian atau poaceae. Ini adalah tanaman tahunan yang memiliki akar serabut dan batang yang sangat pendek. Struktur batangnya mirip dengan rangkaian pelepah daun yang saling menopang daun yang berbentuk lanset dan berwarna hijau muda hingga hijau tua. Daun-daunnya memiliki urat yang sejajar dan ditutupi oleh rambut pendek yang jarang. Bagian bunga tersusun dalam tipe malai bercabang dengan satuan bunga disebut floret yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula. Buahnya berbentuk bulir atau kariopsis yang hampir bulat hingga lonjong, dengan ukuran berkisar antara 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang biasa disebut sekam. Struktur utama yang dikonsumsi dari padi adalah jenis endosperma.
Reproduksi Padi
Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan kepala putik (stigma) yang bercabang dua berbentuk sikat botol. Kedua organ seksual ini biasanya siap untuk bereproduksi secara bersamaan. Kadang-kadang, kepala sari akan keluar dari palea dan lemma setelah masak. Dalam hal reproduksi, padi adalah tanaman yang melakukan penyerbukan sendiri, karena lebih dari 95% serbuk sari membuahi sel telur dari tanaman yang sama. Setelah pembuahan terjadi, zigot dan inti polar yang telah dibuahi akan segera membelah diri. Zigot akan berkembang menjadi embrio sementara inti polar akan menjadi endosperma. Pada tahap perkembangan selanjutnya, sebagian besar bulir padi akan mengandung pati di bagian endosperma, yang merupakan sumber gizi bagi tanaman muda.
Genetika dan Pemuliaan Tanaman Padi: Meningkatkan Produksi dan Kualitas
Tanaman padi, dengan nama latin Oryza sativa, telah menjadi salah satu tanaman budidaya paling penting dalam sejarah peradaban manusia. Dengan latar belakang sejarah yang kaya, pemuliaan dan penelitian genetika pada padi telah memainkan peran vital dalam memenuhi kebutuhan pangan dunia.
Genetika dan Struktur Padi
Padi memiliki genom yang terdiri dari 12 kromosom, dan sebagai tanaman diploid, setiap sel padi memiliki 12 pasang kromosom. Struktur genom padi yang relatif kecil, berkisar antara 1.6 hingga 2.3 × 10^8 pasangan basa (bp), telah menjadikannya sebagai organisme model dalam studi genetika tumbuhan.
Evolusi Pemuliaan Padi
Pemuliaan padi telah dilakukan sejak manusia pertama kali membudidayakan tanaman ini. Berbagai macam varietas lokal telah dikenal, seperti 'Rajalele' dari Klaten atau 'Pandanwangi' dari Cianjur di Indonesia. Kemajuan dalam pemuliaan menjadi lebih sistematis dengan berdirinya IRRI di Filipina sebagai bagian dari gerakan modernisasi pertanian dunia yang dikenal sebagai Revolusi Hijau. Inovasi ini memunculkan berbagai kultivar padi modern, seperti 'IR5' dan 'IR8', yang memiliki potensi hasil tinggi untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia.
Inovasi Melalui Bioteknologi
Dengan hadirnya bioteknologi dan rekayasa genetika pada tahun 1980-an, upaya perbaikan kualitas padi semakin berkembang. Berbagai tim peneliti telah mengembangkan padi transgenik yang mampu menghasilkan toksin bagi hama pemakan bulir padi, serta "Padi Emas" (Golden Rice) yang menghasilkan provitamin A untuk mengatasi defisiensi vitamin A di negara-negara berkembang.
Keanekaragaman Genetik dan Budidaya
Ada dua spesies padi yang dibudidayakan secara massal: Oryza sativa dari Asia dan O. glaberrima dari Afrika Barat. Di samping itu, ada juga subspesies minor yang adaptif secara lokal, seperti aus dan aromatic. Pengembangan padi hibrida juga telah dilakukan untuk meningkatkan potensi hasil. Selain itu, padi juga memiliki berbagai jenis berdasarkan kualitas nasi, seperti padi pera, ketan, dan padi wangi. Dengan upaya pemuliaan yang terus-menerus, padi terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan pangan global. Keanekaragaman genetiknya dan inovasi dalam rekayasa genetika membuka peluang baru untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas padi di masa depan.
Berbagai Aspek Budidaya Padi
Praktik budidaya padi telah dikenal manusia selama ribuan tahun dan melibatkan beberapa sistem yang berbeda.
Budidaya Padi Sawah: Diperkirakan dimulai di lembah Sungai Yangtse di Tiongkok, budidaya padi sawah adalah metode yang paling umum digunakan. Ini melibatkan penggenangan lahan untuk pertumbuhan tanaman.
Budidaya Padi Lahan Kering: Lebih tua dari budidaya sawah, sistem ini dikenal manusia sejak zaman kuno. Tanaman ditanam di lahan yang tidak tergenang air.
Budidaya Padi Rawa: Dilakukan di daerah rawa-rawa, seperti di beberapa bagian Pulau Kalimantan. Tanaman padi harus dapat beradaptasi dengan perubahan kedalaman air yang ekstrem.
Budidaya Gogo Rancah (Gora): Merupakan modifikasi dari budidaya lahan kering dan berhasil diterapkan di Pulau Lombok, yang hanya memiliki musim hujan singkat. Ini melibatkan penggunaan rancah atau tanggul kecil untuk menampung air.
Setiap sistem budidaya membutuhkan kultivar yang cocok dengan kondisi lingkungan masing-masing. Kultivar yang sesuai untuk lahan kering dikenal sebagai padi gogo. Proses bercocok tanam padi meliputi berbagai tahap, termasuk persemaian, penanaman atau pemindahan bibit, pemeliharaan tanaman seperti pengairan, penyiangan, perlindungan tanaman, dan pemupukan, serta panen. Selain itu, pemilihan kultivar yang tepat, pemrosesan biji, dan penyimpanan juga merupakan bagian penting dari budidaya padi.
Pengolahan gabah menjadi nasi
Setelah panen, gabah dipisahkan dari jerami dengan cara dipukul atau menggunakan mesin pemisah. Gabah yang terlepas kemudian dijemur, biasanya selama tiga sampai tujuh hari, sebelum disimpan atau digiling. Gabah kering yang telah siap untuk digiling disebut Gabah Kering Giling (GKG), yang merupakan bentuk penjualan untuk ekspor atau perdagangan besar.
Proses penggilingan menghasilkan beras yang terpisah dari sekam. Hasil sampingan termasuk sekam yang bisa digunakan sebagai bahan bakar, merang untuk jerami atau kerajinan, bekatul yang kaya akan vitamin B untuk makanan tambahan, dan dedak untuk pakan ternak. Beras dapat diolah menjadi nasi dengan cara dikukus atau ditim. Pengukusan bisa dilakukan dengan berbagai bungkus, seperti daun kelapa muda, daun pisang, atau menggunakan bumbung bambu seperti dalam pembuatan lemang. Beras juga bisa dijadikan minuman penyegar atau obat balur untuk meredakan rasa pegal.
Produksi Padi Dan Perdagangan Dunia
Negara produsen padi terkemuka adalah Republik Rakyat Tiongkok (28% dari total produksi dunia), India (21%), dan Indonesia (9%). Namun hanya sebagian kecil produksi padi dunia yang diperdagangkan antar negara (hanya 5%-6% dari total produksi dunia). Thailand merupakan pengekspor padi utama (26% dari total padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Vietnam (15%) dan Amerika Serikat (11%). Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia (14% dari padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Bangladesh (4%), dan Brasil (3%).Produksi padi Indonesia pada 2006 adalah 54 juta ton, kemudian tahun 2007 adalah 57 juta ton (angka ramalan III), meleset dari target semula yang 60 juta ton akibat terjadinya kekeringan yang disebabkan gejala ENSO.
Sumber: id.wikipedia.org
Pertanian
Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj pada 13 Maret 2025
Labu kuning atau Cucurbita moschata, spesies yang berasal dari Amerika Tengah atau Amerika Selatan bagian utara, termasuk varietas yang umumnya dikenal sebagai labu atau labu musim dingin. Dibandingkan dengan varietas C. maxima dan C. pepo, varietas C. moschata umumnya menunjukkan toleransi yang lebih baik terhadap iklim panas dan lembab serta menunjukkan ketahanan yang baik terhadap penyakit dan hama, terutama hama labu. Campuran pai labu yang tersedia secara komersial sering kali dibuat dari varietas C. moschata.
Spesies asli dari genus labu tersebar luas di seluruh Amerika sebelum campur tangan manusia. Meskipun diklasifikasikan dalam satu genus, C. moschata dapat melakukan hibridisasi dengan spesies lain, menunjukkan diversifikasi spesies Cucurbita yang relatif baru dibandingkan dengan genera terkait seperti Cucumis dan Citrullus. Semua spesies labu berasal dari Belahan Bumi Barat, dengan C. moschata merupakan tanaman merambat yang berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah. Varietas seperti labu blackberry, labu crookneck musim dingin, labu pai Jepang, dan labu keju besar adalah perwakilan dari C. moschata. Bersama C. pepo, labu ini diyakini berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah. Kedua spesies ini, mirip dengan jagung dan kacang-kacangan, memiliki arti penting sebagai tanaman pangan bagi masyarakat adat di wilayah tersebut, dengan bunga, biji matang, dan daging buah yang dikonsumsi di beberapa daerah.
Sebelum penjajahan Eropa, C. moschata dan C. pepo dibudidayakan secara luas di seluruh Amerika Utara oleh suku-suku asli Amerika. Tidak seperti kacang-kacangan, yang menyebar ke Amerika Selatan dari wilayah yang sama, labu tidak mencapai Amerika Selatan dan tetap dibudidayakan terutama oleh penduduk asli di seluruh wilayah yang sekarang dikenal sebagai Amerika Serikat. Banyak suku, terutama di wilayah Barat, terus membudidayakan berbagai varietas labu dan labu yang tahan banting yang tidak umum ditemukan di pasar komersial.
Varietas Labu Kuning
Kultivar labu termasuk:
Contoh Gambar Labu Kuning
Disadur dari: en.wikipedia.org
Pertanian
Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj pada 13 Maret 2025
Dalam pertanian, budi daya merupakan kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat/hasil panennya. Kegiatan budi daya dapat dianggap sebagai inti dari usaha tani. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budi daya adalah "usaha yg bermanfaat dan memberi hasil".
Usaha budi daya tanaman mengandalkan penggunaan tanah atau media lainnya di suatu lahan untuk membesarkan tanaman dan lalu memanen bagiannya yang bernilai ekonomi. Bagian ini dapat berupa biji, buah/bulir, daun, bunga, batang, tunas, serta semua bagian lain yang bernilai ekonomi. Kegiatan budi daya tanaman yang dilakukan dengan media tanah dikenal pula sebagai bercocok tanam (bahasa Belanda: akkerbouw). Termasuk dalam "tanaman" di sini adalah gulma laut serta sejumlah fungi penghasil jamur pangan.
Budi daya hewan (husbandry) melibatkan usaha pembesaran bakalan (hewan muda) atau bibit/benih (termasuk benur dan nener pada budi daya perikanan) pada suatu lahan tertentu selama beberapa waktu untuk kemudian dijual, disembelih untuk dimanfaatkan daging serta bagian tubuh lainnya, diambil telurnya, atau diperah susunya (pada peternakan susu). Proses pengolahan produk budi daya ini biasanya bukan bagian dari budi daya sendiri tetapi masih dianggap sebagai mata rantai usaha tani ternak itu. Budi daya hewan dikategorikan ke dalam peternakan dan budi daya perikanan.
Budi daya hewan menurut Peraturan presiden Republik Indonesia No 48 ahun 2013 Tentang Budi Daya Hewan Peliharaan adalah "usaha yang dilakukan di suatu tempat tertentu pada suatu kawasan budi daya secara berkesinambungan untuk hewan peliharaan dan produk hewan".
Pembudidayaan ikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan adalah "kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/ atau mengawetkannya."
Ada pula hewan yang melakukan budi daya, yaitu beberapa jenis semut dan rayap. Rayap dan semut memelihara beberapa jenis fungi sebagai bahan pakan bagi larvanya. Semut juga diketahui "menernakkan" kutu daun (aphid) untuk mengambil cairan yang dikeluarkan kutu yang dipeliharanya.
Sumber: id.wikipedia.org