Green Supply Chain Management

Implementasi Green Supply Chain Management dan Kinerja Keberlanjutan di Sektor Manufaktur Malaysia: Fokus pada Manajemen Lingkungan Internal dan Reverse Logistics

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025


Artikel "Green Supply Chain Management Practice and Performance of Manufacturing Companies in Batu Pahat, Johor" oleh Alina Shamsuddin, Wan Nurul Karimah Wan Ahmad, dan Leong Chun Peng, yang diterbitkan di International Journal of Supply Chain Management pada Februari 2020, membahas tentang praktik Green Supply Chain Management (GSCM) dan kinerja keberlanjutan perusahaan manufaktur di Batu Pahat, Johor, Malaysia. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik GSCM dan kinerja keberlanjutan melalui survei di antara perusahaan manufaktur, serta membandingkan praktik dan kinerja dua perusahaan studi kasus menggunakan data yang dikumpulkan dari wawancara.

Latar Belakang dan Motivasi

Isu-isu lingkungan seperti polusi udara dan air meningkat karena pertumbuhan pesat modernisasi industri, terutama di industri manufaktur. Industri ini dianggap sebagai salah satu sumber utama masalah lingkungan. Praktik GSCM dapat membantu perusahaan dalam industri ini meningkatkan kinerja keberlanjutan perusahaan melalui pengurangan risiko lingkungan, serta memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan. Di Malaysia, para peneliti lebih fokus pada praktik manajemen lingkungan internal seperti implementasi ISO 14001, dan jumlah penelitian tentang praktik GSCM masih rendah.

Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah:

  1. Mengeksplorasi praktik GSCM dan kinerja keberlanjutan melalui survei di antara perusahaan manufaktur di Batu Pahat, Johor.
  2. Membandingkan praktik dan kinerja dua perusahaan studi kasus menggunakan data yang dikumpulkan dari wawancara.
  3. Mengidentifikasi tingkat implementasi GSCM dan kinerja keberlanjutan perusahaan manufaktur.
  4. Memberikan panduan untuk peningkatan dan pengambilan keputusan di masa depan oleh perusahaan manufaktur.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan metode campuran (mixed-method) untuk memahami praktik GSCM dan kinerja keberlanjutan perusahaan manufaktur di Batu Pahat, Johor. Data dikumpulkan menggunakan survei online di antara perusahaan-perusahaan, di mana sampel dipilih menggunakan simple random sampling. Selain itu, wawancara dilakukan di dua perusahaan sampel, yaitu satu perusahaan furnitur lokal dan yang lainnya adalah perusahaan multinasional yang memproduksi produk listrik dan elektronik. Data dari survei dan wawancara dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan pattern matching.

Kerangka Teoretis

Artikel ini membahas konsep-konsep kunci berikut:

  • Green Supply Chain Management (GSCM): Alat yang berguna untuk meningkatkan kinerja keberlanjutan perusahaan melalui pengurangan risiko lingkungan yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan.
  • Internal Environmental Management (IEM): Praktik manajemen lingkungan di dalam organisasi, termasuk komitmen manajemen puncak terhadap GSCM, kerja sama lintas fungsi untuk perbaikan lingkungan, total quality environment management, kepatuhan lingkungan, program audit, dan implementasi sistem manajemen lingkungan.
  • Cooperation with Customer (CC): Praktik yang mengharuskan perusahaan bekerja sama dengan pelanggan untuk merancang proses produksi yang lebih bersih yang menghasilkan produk yang berkelanjutan secara lingkungan.
  • Eco-Design (ECO): Upaya untuk mengintegrasikan atribut ekologis dan tuntutan stakeholder dalam desain dan pengembangan produk serta proses.
  • Reverse Logistic (RL): Tindakan yang diambil oleh organisasi untuk mengumpulkan produk dan material limbah dari pelanggan mereka untuk tujuan penggunaan kembali atau daur ulang.
  • Firm Sustainability Performance: Kinerja perusahaan dalam hal lingkungan dan ekonomi.

Hasil dan Diskusi

Hasil Survei

Hasil survei menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur di Batu Pahat memiliki tingkat implementasi GSCM dan kinerja keberlanjutan yang moderat. Praktik GSCM yang harus lebih difokuskan oleh perusahaan adalah manajemen lingkungan internal (IEM) dan reverse logistics (RL).

Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan dengan dua perusahaan:

  1. Perusahaan Furnitur Lokal: Perusahaan ini menunjukkan komitmen yang kuat terhadap praktik GSCM, terutama dalam hal penggunaan bahan baku yang berkelanjutan dan pengelolaan limbah.
  2. Perusahaan Multinasional (Produk Elektronik): Perusahaan ini memiliki sistem manajemen lingkungan yang lebih canggih dan berfokus pada pengurangan emisi dan penggunaan energi.

Statistik Penting

  • Mayoritas perusahaan yang terlibat dalam survei adalah UKM dengan pendapatan tahunan kurang dari RM25 juta.
  • Nilai rata-rata tertinggi adalah Cooperation with Customers (CC) dan Eco-Design (ECO), yaitu 3.42.
  • Tingkat respons survei adalah 25.42%, dengan 15 kuesioner valid yang dikembalikan.

Kesimpulan

Artikel ini menyimpulkan bahwa perusahaan manufaktur di Batu Pahat, Johor memiliki tingkat implementasi GSCM dan kinerja keberlanjutan yang moderat. Perusahaan harus lebih fokus pada manajemen lingkungan internal dan reverse logistics untuk meningkatkan kinerja keberlanjutan mereka. Temuan ini dapat digunakan sebagai panduan untuk peningkatan dan pengambilan keputusan di masa depan oleh perusahaan manufaktur.

Implikasi Manajerial

Artikel ini menawarkan implikasi manajerial berikut:

  • Perusahaan manufaktur harus memprioritaskan manajemen lingkungan internal dan reverse logistics untuk meningkatkan kinerja GSCM mereka.
  • Perusahaan harus mempertimbangkan untuk mengadopsi sertifikasi ISO 14001 untuk meningkatkan praktik manajemen lingkungan mereka.
  • Kerja sama dengan pelanggan dan fokus pada desain ramah lingkungan dapat membantu perusahaan mencapai keberlanjutan yang lebih besar.

Penelitian Masa Depan

Penelitian masa depan dapat fokus pada:

  • Analisis lebih mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi GSCM dan kinerja keberlanjutan perusahaan manufaktur.
  • Studi tentang dampak GSCM pada kinerja rantai pasok secara keseluruhan.
  • Perbandingan implementasi GSCM di berbagai industri dan negara.

Daftar Pustaka

  • Shamsuddin, A., Ahmad, W. N. K. W., & Peng, L. C. (2020). Green Supply Chain Management Practice and Performance of Manufacturing Companies in Batu Pahat, Johor. International Journal of Supply Chain Management, 9(1), 475-480.

Sumber Asli Artikel:

Shamsuddin, A., Ahmad, W. N. K. W., & Peng, L. C. (2020). Green Supply Chain Management Practice and Performance of Manufacturing Companies in Batu Pahat, Johor. International Journal of Supply Chain Management, 9(1), 475-480.

Selengkapnya
Implementasi Green Supply Chain Management dan Kinerja Keberlanjutan di Sektor Manufaktur Malaysia: Fokus pada Manajemen Lingkungan Internal dan Reverse Logistics

Green Supply Chain Management

Analisis Dampak Corporate Social Responsibility, Green Supply Chain Management, dan Inovasi Hijau terhadap Kinerja Perusahaan: Studi Kasus Data PROPER 2015–2019

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025


Pendahuluan

Artikel ini menyoroti hubungan antara CSR, GSCM, dan inovasi hijau dalam meningkatkan kinerja perusahaan berdasarkan data perusahaan PROPER di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015–2019. Dengan 211 laporan tahunan, penelitian ini mengidentifikasi hubungan langsung dan tidak langsung CSR terhadap kinerja perusahaan melalui mediator GSCM dan inovasi hijau.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis data menggunakan perangkat lunak STATA. Pengukuran variabel dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

  1. CSR diukur berdasarkan standar pelaporan GRI (Global Reporting Initiative).
  2. GSCM dinilai melalui indikator seperti penggunaan ISO 14000, distribusi hijau, dan daur ulang.
  3. Inovasi Hijau melibatkan teknologi ramah lingkungan dan bahan daur ulang.
  4. Kinerja Perusahaan dinilai dari indikator ROA (Return on Assets) dan efisiensi operasional.

Temuan Utama

1. CSR dan GSCM
CSR memiliki hubungan signifikan dengan GSCM (t-value 3.61, p < 0.01). Perusahaan dengan praktik CSR kuat menunjukkan kemampuan lebih tinggi dalam mengintegrasikan praktik GSCM. Contoh, perusahaan manufaktur besar seperti yang terdaftar dalam PROPER mencatatkan peningkatan efisiensi logistik hingga 15% melalui integrasi rantai pasokan hijau.

2. CSR dan Kinerja Perusahaan melalui GSCM
Hasil analisis menunjukkan bahwa GSCM memediasi hubungan CSR dengan kinerja perusahaan (t-value 2.55, p < 0.05). GSCM terbukti meningkatkan kualitas produk dan efisiensi operasional, menghasilkan penghematan biaya produksi hingga 20%.

3. CSR dan Inovasi Hijau
CSR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap inovasi hijau (t-value 1.21, p > 0.10). Meskipun CSR sering mendorong inovasi hijau, kendala seperti investasi tinggi dan adopsi teknologi lambat menjadi hambatan utama.

4. Inovasi Hijau dan Kinerja Perusahaan
Tidak ditemukan hubungan signifikan antara inovasi hijau dan kinerja perusahaan (t-value -0.47, p > 0.10). Kesimpulan, implementasi inovasi hijau masih dipandang sebagai biaya tambahan daripada investasi strategis, terutama pada perusahaan yang baru mengadopsi teknologi hijau.

Studi Kasus: Perusahaan PROPER

Manufaktur A

  • CSR Praktik: Pelaporan keberlanjutan berbasis GRI.
  • Dampak: Meningkatkan reputasi dan daya tarik investor ramah lingkungan.

Manufaktur B

  • GSCM Praktik: Distribusi hijau melalui pengurangan emisi kendaraan.
  • Dampak: Penurunan emisi karbon hingga 30%.

Manufaktur C

  • Inovasi Hijau: Mengadopsi teknologi energi terbarukan.
  • Dampak: Pengurangan biaya energi sebesar 25% namun belum signifikan terhadap laba bersih.

Rekomendasi Strategis

  1. Peningkatan Kolaborasi GSCM:
    Perusahaan dapat bekerja sama dengan pemasok untuk mempercepat adopsi standar hijau, termasuk implementasi ISO 14000.
  2. Dukungan Kebijakan Pemerintah:
    Memberikan insentif untuk perusahaan yang mengintegrasikan inovasi hijau.
  3. Pelatihan SDM Berkelanjutan:
    Melatih karyawan untuk memahami pentingnya inovasi hijau dan efisiensi operasional berbasis keberlanjutan.

Kesimpulan

Studi ini menegaskan pentingnya CSR dalam mendukung GSCM untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Namun, inovasi hijau membutuhkan dukungan lebih besar untuk memberikan dampak signifikan pada laba perusahaan. Temuan ini relevan bagi perusahaan yang ingin mencapai keberlanjutan jangka panjang melalui pendekatan terpadu antara tanggung jawab sosial, inovasi hijau, dan efisiensi operasional.

Sumber:
Novitasari, M., & Agustia, D. (2022). The role of green supply chain management and green innovation in the effect of corporate social responsibility on firm performance. Gestão & Produção, 29, 117.

 

Selengkapnya
Analisis Dampak Corporate Social Responsibility, Green Supply Chain Management, dan Inovasi Hijau terhadap Kinerja Perusahaan: Studi Kasus Data PROPER 2015–2019

Green Supply Chain Management

Implementasi Praktik Manajemen Rantai Pasok Hijau di Thailand: Mengidentifikasi Faktor Kunci untuk Keberhasilan GSCM di Sektor Manufaktur

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025


Pendahuluan

Artikel "Implementing Green Supply Chain Management Practices in Organizations in Thailand: A Review in Search for Key Factors in GSCM Implementation" oleh Sayam Aroonsrimorakot dan Meena Laiphrakpam, yang diterbitkan di Journal of Thai Interdisciplinary Research pada tahun 2017, bertujuan untuk meninjau literatur GSCM di Thailand untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan implementasi GSCM di industri manufaktur Thailand, memberikan panduan untuk penelitian di masa depan.

Latar Belakang dan Motivasi

Ada peningkatan minat dalam penelitian Green Supply Chain Management (GSCM) karena bertujuan untuk inovasi lingkungan dan integrasi masalah lingkungan ke dalam manajemen rantai pasokan. Masalah lingkungan yang disebabkan oleh pemborosan dan emisi dari berbagai kegiatan rantai pasokan telah memaksa industri untuk menerapkan praktik GSCM yang bertanggung jawab.

Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah:

  1. Mengidentifikasi faktor-faktor kunci untuk mengadopsi dan mengimplementasikan praktik GSCM di industri manufaktur di Thailand.
  2. Memberikan pentingnya dan panduan untuk arah penelitian di masa depan di organisasi manufaktur Thailand.
  3. Menemukan keterbatasan dalam mengimplementasikan GSCM di organisasi di Thailand.
  4. Menyarankan atau merekomendasikan arah untuk penelitian dan implementasi GSCM lebih lanjut.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada sumber data sekunder yang tersedia dalam bentuk cetak, elektronik, atau sumber lain. Ini adalah metode deskriptif, menggambarkan fakta sebagaimana adanya dari tinjauan literatur yang tersedia.

Kerangka Teoretis

Artikel ini membahas konsep-konsep kunci berikut:

  • Green Supply Chain Management (GSCM): Praktik meningkatkan kinerja lingkungan dengan mengintegrasikan ke dalam manajemen rantai pasokan, termasuk desain produk, sumber dan pemilihan material, proses manufaktur, pengiriman produk akhir ke konsumen, dan manajemen akhir masa pakai produk.
  • Green Manufacturing Technology Practice: Upaya sistematis untuk mengurangi produksi limbah atau memenuhi kemampuan tertinggi dengan langkah-langkah untuk menciptakan lingkungan yang bersahabat.
  • Green Logistics Practice: Praktik yang berfokus pada daur ulang yang tepat atau penggunaan kembali barang-barang yang dikembalikan dari pelanggan.
  • Green Sourcing Strategy: Strategi yang memastikan bahwa pemasok juga mengikuti praktik ramah lingkungan.

Hasil dan Diskusi

Faktor Kunci Implementasi GSCM

Hasil tinjauan mengidentifikasi tiga faktor kunci implementasi praktik GSCM:

  1. Praktik Teknologi Manufaktur Hijau: Faktor terpenting untuk implementasi yang berhasil di industri elektronik Thailand.
  2. Praktik Logistik Hijau: Fokus pada daur ulang yang tepat atau penggunaan kembali barang-barang yang dikembalikan dari pelanggan.
  3. Strategi Sumber Hijau: Memastikan bahwa pemasok juga mengikuti praktik ramah lingkungan.

Temuan Tambahan

  • Biaya dan kompleksitas tampaknya menjadi hambatan utama untuk implementasi GSCM yang sukses.
  • Praktik manufaktur hijau dan praktik logistik hijau sangat berkorelasi dengan kinerja keuangan.

Studi Kasus dan Angka

  • Industri elektronik memainkan peran penting dalam ekonomi Thailand, dengan pendapatan dari ekspor suku cadang elektronik ke pasar internasional sebesar 8.143,97 juta USD pada Januari 2014.
  • Kementerian Perindustrian Thailand telah meluncurkan Industri Hijau untuk mempromosikan pertumbuhan dan pengembangan industri yang ramah lingkungan.
  • Perusahaan yang terdaftar dalam proyek Industri Hijau akan disertifikasi dan dievaluasi tentang pertimbangan hijau dalam organisasi mereka.

Kesimpulan

Artikel ini menyimpulkan bahwa implementasi GSCM dapat meningkatkan kinerja ekonomi dan lingkungan organisasi. Studi ini mengidentifikasi tiga faktor kunci keberhasilan implementasi GSCM di Thailand dan menyoroti pentingnya mengatasi biaya dan kompleksitas yang terkait dengan implementasi GSCM.

Implikasi Manajerial

Artikel ini menawarkan implikasi manajerial berikut:

  • Organisasi harus fokus pada implementasi praktik teknologi manufaktur hijau, praktik logistik hijau, dan strategi sumber hijau untuk meningkatkan kinerja lingkungan dan keuangan mereka.
  • Organisasi harus mengatasi biaya dan kompleksitas yang terkait dengan implementasi GSCM untuk memastikan implementasi yang berhasil.
  • Pemerintah harus mempromosikan proyek industri hijau untuk menciptakan peluang bisnis dengan meningkatkan orang, meningkatkan berbasis pengetahuan, teknologi, inovasi, dan kreativitas berdasarkan konsep industri manufaktur yang ramah lingkungan.

Penelitian Masa Depan

Penelitian masa depan dapat fokus pada:

  • Analisis lebih mendalam tentang dampak faktor-faktor keberhasilan pada kinerja organisasi.
  • Pengembangan model untuk mengukur dan meningkatkan kinerja GSCM.
  • Studi komparatif tentang implementasi GSCM di berbagai industri dan negara.

Daftar Pustaka

  • Aroonsrimorakot, S., & Laiphrakpam, M. (2017). Implementing green supply chain management practices in organizations in Thailand: A review in search for key factors in GSCM implementation. Journal of Thai Interdisciplinary Research, 12(6), 9-13.

Sumber Asli Artikel:

Aroonsrimorakot, S., & Laiphrakpam, M. (2017). Implementing green supply chain management practices in organizations in Thailand: A review in search for key factors in GSCM implementation. Journal of Thai Interdisciplinary Research, 12(6), 9-13.

Selengkapnya
Implementasi Praktik Manajemen Rantai Pasok Hijau di Thailand: Mengidentifikasi Faktor Kunci untuk Keberhasilan GSCM di Sektor Manufaktur

Green Supply Chain Management

Menganalisis Dampak Green Supply Chain Management terhadap Keberlanjutan Usaha Kecil dan Menengah Batik Alami di Yogyakarta: Strategi Hijau dan Kinerja Ekonomi, Lingkungan, serta Sosial

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025


Pendahuluan

Artikel ini membahas pengaruh penerapan Green Supply Chain Management (GSCM) terhadap kinerja keberlanjutan (environmental, economic, dan social performance) pada UKM batik alami di Provinsi Yogyakarta. Studi ini menyoroti bagaimana praktik GSCM, seperti green purchasing, green manufacturing, dan environmental education, dapat mendorong keberlanjutan pada skala usaha kecil-menengah, dengan hasil yang dianalisis menggunakan metode Partial Least Square (PLS).

Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 39 UKM batik alami yang tersebar di Provinsi Yogyakarta. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan perangkat lunak SmartPLS 3.2.8. Variabel penelitian meliputi tujuh dimensi GSCM, yaitu:

  1. Green Purchasing
  2. Green Manufacturing
  3. Green Marketing
  4. Green Distribution dan Packaging
  5. Internal Environmental Management
  6. Environmental Education
  7. Investment Recovery

Kinerja keberlanjutan diukur dalam tiga dimensi: lingkungan, ekonomi, dan sosial, menggunakan skala Likert sebagai indikator.

Temuan Utama

1. Pengaruh GSCM pada Kinerja Lingkungan
Lima dimensi GSCM terbukti memberikan dampak positif dan signifikan terhadap kinerja lingkungan UKM, yaitu:

  • Green Purchasing: Menggunakan pewarna alami seperti daun tom, kayu mahoni, dan jolawe, membantu mengurangi limbah berbahaya.
  • Green Manufacturing: Pengurangan bahan kimia dalam proses produksi menghasilkan penurunan limbah berbahaya hingga 30%.
  • Environmental Education: Memberikan pelatihan lingkungan kepada karyawan meningkatkan kesadaran tentang praktik ramah lingkungan, dengan dampak paling signifikan.

Namun, praktik Green Distribution dan Packaging serta Investment Recovery tidak memiliki dampak signifikan karena keterbatasan teknologi dan logistik.

2. Pengaruh GSCM pada Kinerja Ekonomi
Penerapan GSCM juga berdampak positif pada kinerja ekonomi, dengan environmental education sebagai dimensi yang paling signifikan.

  • Green Marketing: Promosi batik ramah lingkungan meningkatkan permintaan konsumen hingga 15%.
  • Green Manufacturing: Efisiensi proses produksi menurunkan biaya produksi hingga 20%, meningkatkan profitabilitas.

3. Pengaruh GSCM pada Kinerja Sosial
Dimensi Environmental Education memiliki dampak paling signifikan pada kinerja sosial melalui peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya produk ramah lingkungan.

  • Green Purchasing: Mendorong kolaborasi dengan pemasok lokal bahan alami, menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
  • Internal Environmental Management: Mengintegrasikan kebijakan perlindungan lingkungan di seluruh operasional UKM, meningkatkan reputasi sosial.

Studi Kasus: UKM Batik Alami di Yogyakarta

UKM Batik Ramah Lingkungan

  • Praktik Hijau: Penggunaan pewarna alami dan pengemasan berbahan dasar kertas.
  • Hasil: Penurunan tingkat pencemaran air hingga 25%, dengan peningkatan kepuasan pelanggan.

Hambatan:

  • Teknologi: Penggunaan transportasi berbahan bakar fosil masih mendominasi.
  • Biaya: Pengemasan ramah lingkungan lebih mahal dibandingkan plastik.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Studi ini menunjukkan bahwa praktik GSCM, terutama melalui green purchasing, green manufacturing, dan environmental education, dapat meningkatkan keberlanjutan UKM secara signifikan. Namun, investasi pada logistik hijau dan teknologi daur ulang masih menjadi tantangan. Untuk mendorong penerapan GSCM secara optimal, diperlukan:

  1. Pelatihan karyawan secara berkala tentang pentingnya keberlanjutan.
  2. Dukungan pemerintah untuk teknologi hijau dan insentif UKM.
  3. Kolaborasi dengan mitra lokal untuk mempercepat adopsi praktik hijau.

Sumber:
Febry Anindya Hanumsari, Yuli Liestyana, Yekti Utami (2020). The Effect of Green Supply Chain Management Practices on Sustainability Performance. Jurnal REKOMEN, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

 

Selengkapnya
Menganalisis Dampak Green Supply Chain Management terhadap Keberlanjutan Usaha Kecil dan Menengah Batik Alami di Yogyakarta: Strategi Hijau dan Kinerja Ekonomi, Lingkungan, serta Sosial

Green Supply Chain Management

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kolaborasi dalam Rantai Pasok Produk Segar

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025


Pendahuluan

Artikel "The Factors Influencing Modeling of Collaborative Performance Supply Chain: A Review on Fresh Produce" oleh Edi Susanto dan Norfaridatul Akmaliah Othman, yang diterbitkan di Uncertain Supply Chain Management pada tahun 2021, bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengeksplorasi faktor-faktor keberhasilan yang memengaruhi sistem kinerja kolaborasi rantai pasok (CPS) produk segar (FPSC) terhadap aliran informasi di antara mitra sepanjang rantai, serta hubungan rantai pasok dari semua mitra di dalamnya.

Latar Belakang dan Motivasi

Hubungan rantai pasok kolaboratif merupakan proses kemitraan di mana dua atau lebih perusahaan otonom bekerja sama untuk merencanakan dan melaksanakan operasi rantai pasok untuk tujuan bersama dan saling menguntungkan. Meningkatnya tekanan yang diciptakan oleh outsourcing, globalisasi, dan inovasi cepat dalam teknologi informasi meningkatkan ketergantungan antara para pelaku. Manfaat hubungan kerja sama rantai pasok juga meningkatkan saling ketergantungan yang terkadang menjadi tidak bebas dari pelaku ke dalam rantai dan dapat menghalangi mereka untuk mengeksplorasi peluang yang lebih baik untuk mengatasi perubahan yang terjadi di pasar.

Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah:

  1. Mengidentifikasi dan mengeksplorasi faktor-faktor keberhasilan yang memengaruhi CPS dalam FPSC.
  2. Mengidentifikasi peran yang dimainkan oleh struktur informasi pada tingkat perencanaan kolaborasi rantai pasok.
  3. Memberikan wawasan kebijakan kepada para pemangku kepentingan di berbagai negara untuk menganalisis implementasi yang berlaku.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dengan meninjau literatur sebelumnya yang dipilih secara sengaja selama 10 tahun terakhir; makalah jurnal, konferensi, makalah kerja, dan tesis Ph.D. Menggunakan tiga langkah, langkah pertama menemukan 189 artikel. Langkah kedua adalah mendapatkan 96 artikel yang sesuai dengan topik yang diangkat. Akhirnya, langkah ketiga, menentukan 39 artikel yang dipilih sebagai topik penting yang berfokus pada area produksi segar dan dikategorikan serta dianalisis.

Kerangka Teoretis

Artikel ini membahas konsep-konsep kunci berikut:

  • Supply Chain Collaboration (SCC): Hubungan di mana dua atau lebih perusahaan otonom bekerja sama untuk merencanakan dan melaksanakan operasi rantai pasok untuk tujuan bersama dan saling menguntungkan.
  • Collaborative Performance System (CPS): Sistem untuk mengukur dan meningkatkan kinerja kolaborasi dalam rantai pasok.
  • Fresh Produce Supply Chain (FPSC): Rantai pasok yang berfokus pada produk-produk segar seperti buah-buahan dan sayuran.
  • Information Structure: Struktur informasi yang memfasilitasi aliran informasi antara anggota rantai pasok.

Hasil dan Diskusi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi CPS dalam FPSC

Studi ini mengidentifikasi faktor-faktor keberhasilan yang memengaruhi CPS dalam FPSC, seperti:

  1. Pengetahuan tentang manfaat sistem kinerja kolaborasi.
  2. Keengganan untuk berubah.
  3. Budaya kolaborasi.
  4. Kepercayaan.
  5. Teknologi dan informasi.
  6. Hubungan sosial.
  7. Ramah lingkungan.
  8. Keamanan dan keselamatan keberlanjutan.

Peran Struktur Informasi

Studi ini menyoroti pentingnya struktur informasi dalam memfasilitasi kolaborasi di FPSC. Struktur informasi yang efektif memungkinkan aliran informasi yang akurat dan tepat waktu antara anggota rantai pasok, yang meningkatkan pengambilan keputusan dan kinerja kolaborasi.

Studi Kasus dan Angka

  • Menurut Kementerian Pertanian Indonesia, dari tahun 2015-2019, produksi komoditas sayuran meningkat dari 11.63 juta menjadi 12.78 juta ton atau naik sekitar 9.87%, dan buah-buahan dari 19.85 juta ton menjadi 24.39 juta ton atau naik sekitar 22.89%.
  • Sementara di rantai berikutnya, seperti di toko grosir, ada pertumbuhan jumlah gerai sebesar 13.5% dari tahun 2016 terhadap 2011 atau sekitar 17 ribu gerai (Global Agriculture Network, 2017).

Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa keberhasilan kolaborasi rantai pasok produk segar dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pengetahuan, budaya, kepercayaan, teknologi, hubungan sosial, ramah lingkungan, dan keamanan keberlanjutan. Struktur informasi memainkan peran penting dalam memfasilitasi kolaborasi yang efektif dalam rantai pasok.

Implikasi Manajerial

Artikel ini menawarkan implikasi manajerial berikut:

  • Perusahaan yang terlibat dalam FPSC perlu fokus pada pengembangan dan pemeliharaan faktor-faktor keberhasilan yang diidentifikasi dalam penelitian ini.
  • Perusahaan perlu berinvestasi dalam teknologi dan infrastruktur informasi yang memfasilitasi aliran informasi yang efektif antara anggota rantai pasok.
  • Kolaborasi dan kepercayaan antara anggota rantai pasok perlu dipromosikan untuk meningkatkan kinerja kolaborasi.

Penelitian Masa Depan

Penelitian masa depan dapat fokus pada:

  • Analisis lebih mendalam tentang dampak faktor-faktor keberhasilan pada kinerja CPS dalam FPSC.
  • Pengembangan model untuk mengukur dan meningkatkan kinerja kolaborasi dalam FPSC.
  • Studi komparatif tentang CPS dalam FPSC di berbagai negara dan wilayah.

Daftar Pustaka

  • Susanto, E., & Othman, N. A. (2021). The factors influencing modeling of collaborative performance supply chain: A review on fresh produce. Uncertain Supply Chain Management, 9(2021), 373–392.

Sumber Asli Artikel:

Susanto, E., & Othman, N. A. (2021). The factors influencing modeling of collaborative performance supply chain: A review on fresh produce. Uncertain Supply Chain Management, 9(2021), 373–392.

Selengkapnya
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kolaborasi dalam Rantai Pasok Produk Segar

Ekonomi dan Bisnis

Apa Itu Rekayasa Keuangan? (Definisi, Jenis, dan Pertanyaan Umum)

Dipublikasikan oleh Afridha Nu’ma Khoiriyah pada 20 Februari 2025


Rekayasa keuangan adalah bidang multidisiplin yang terdiri dari metode rekayasa, teori keuangan, alat matematika, dan praktik pemrograman. Ada banyak manfaat dari pekerjaan ini, termasuk penghasilan tinggi, bersama dengan beberapa tantangan. Jika Anda memiliki minat di bidang ini, mengetahui apa saja yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini dan persyaratannya dapat membantu Anda menentukan apakah ini adalah karier yang ingin Anda kejar.

Dalam artikel ini, kami menjawab pertanyaan, “Apa itu rekayasa keuangan?”, membahas apa yang dilakukan seorang profesional dalam pekerjaan ini, menguraikan tanggung jawab dan keterampilan utama mereka, berbagi jenis-jenis rekayasa keuangan, dan menjawab beberapa pertanyaan umum.

Apa itu rekayasa finansial?
Jawaban dari pertanyaan “Apa itu rekayasa keuangan?” adalah bahwa hal ini mengacu pada penerapan berbagai model matematika untuk melakukan analisis ilmiah terhadap faktor-faktor ekonomi. Tujuan utamanya adalah untuk mengoptimalkan bagaimana bisnis di berbagai industri keuangan mereka. Para profesional di bidang ini menggunakan berbagai teknik untuk membantu pengambilan keputusan terkait menabung, berinvestasi, meminjamkan, dan mengelola risiko.

Meskipun pekerjaan di bidang teknik keuangan dapat memiliki banyak jabatan lain, banyak posisi yang membutuhkan pengetahuan tentang teknik keuangan. Misalnya, seseorang dalam peran ini dapat bekerja sebagai trader, manajer investasi, atau manajer risiko. Karier ini dapat menekankan berbagai elemen, termasuk:

  • Mengembangkan model kuantitatif baru untuk analisis data keuangan
  • Memasukkan metode ini ke dalam proses perencanaan perusahaan
  • Membangun perangkat lunak untuk pengembangan dan pengelolaan metode ini
  • Memberi saran kepada klien tentang cara-cara untuk meningkatkan perencanaan keuangan mereka
  • Memperkirakan perilaku pasar sambil memperhitungkan risiko dan manfaat yang melekat pada perdagangan dan investasi

Apa yang dilakukan seorang insinyur keuangan?
Insinyur keuangan mengembangkan model simulasi aktivitas pasar yang dapat meramalkan risiko keuangan, menggunakan alat bantu matematika dan teknik pemrograman komputer. Berdasarkan data pasar historis dan penelitian, para profesional ini merancang model simulasi untuk analisis dan memprediksi perilaku pasar di masa depan. Mereka dapat menggunakan perhitungan ini untuk menjelaskan risiko keuangan dan memperdagangkan atau menginvestasikan modal atas nama perusahaan mereka. Jika akurat, perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari investasi dan rencana prediksi ini.

Biasanya, perusahaan mempekerjakan insinyur keuangan jika mereka secara teratur berdagang atau menghasilkan keuntungan menggunakan pasar. Organisasi semacam itu umumnya adalah perusahaan manajemen aset, perusahaan asuransi, bank investasi, atau mereka yang memiliki dana lindung nilai. Mereka mempekerjakan para profesional ini untuk manajemen portofolio, manajemen risiko, dan perdagangan eksklusif serta untuk penyediaan bantuan lain yang relevan bagi departemen keuangan.

Tanggung jawab utama seorang insinyur keuangan
Tanggung jawab spesifik seseorang di bidang ini bervariasi sesuai dengan posisi dan perusahaan, tetapi berikut ini adalah beberapa tugas utama yang dapat Anda harapkan untuk dilakukan dalam banyak peran:

  • Mengembangkan modul keuangan: Membuat simulasi pasar keuangan adalah tanggung jawab mendasar bagi insinyur keuangan. Mereka menggunakan teknologi dan data untuk perhitungan matematis untuk mengembangkan algoritma prediksi pasar yang akurat.
  • Membantu bisnis dalam pengambilan keputusan keuangan: Para profesional ini menerapkan kesimpulan data yang diperoleh untuk membantu organisasi mengurangi risiko keuangan. Misalnya, mereka dapat membuat rekomendasi berdasarkan data mengenai kapan dan bagaimana cara berinvestasi, menabung, dan mengambil pinjaman.
  • Mengamati pasar saham: Hal ini sangat penting bagi para insinyur keuangan karena perubahan di pasar saham dapat secara signifikan memengaruhi rekomendasi mereka. Mereka memantau pasar dan saham individu secara cermat untuk memperkirakan fluktuasi harga dan membuat keputusan investasi yang bijak.
  • Memberi saran peningkatan teknologi: Biasanya, banyak lulusan berkolaborasi dengan para insinyur dan penguji untuk memilih, menilai, dan membangun teknologi internal. Biasanya, mereka berusaha mengembangkan alat untuk pemodelan dan analisis, terkadang mengandalkan kecerdasan buatan untuk membantu mengembangkan algoritme yang efisien.

Jenis rekayasa keuangan
Rekayasa keuangan mencakup berbagai jenis perdagangan, dan masing-masing membutuhkan metode analisis dan perkiraan pasar yang berbeda. Berikut ini adalah jenis-jenis dasar yang mungkin Anda temui:                                                                                                                                                                                                                                                                                                        
Perdagangan derivatif                                                                                                                                                                                  Praktik ini berkembang ketika para insinyur keuangan mencari strategi baru untuk memaksimalkan profit. Gaya trading ini tidak memiliki nilai moneter langsung dalam hal perjanjian keuangan. Perjanjian ini mungkin berkaitan dengan aset, indeks, atau suku bunga. Nilai derivatif bergantung pada kinerja aset acuan dari waktu ke waktu. Insinyur keuangan dapat menggunakan jenis perdagangan ini untuk meningkatkan potensi keuntungan perusahaan.

Perdagangan pasar valuta asing
Insinyur keuangan dapat mengambil manfaat dari pasar global dengan menggunakan jenis perdagangan ini. Nilai tukar mata uang mendominasi pasar valuta asing. Umumnya, sebuah perusahaan memegang berbagai jenis mata uang asing. Membuat prediksi terkait nilai tukar memungkinkan seorang profesional untuk menentukan kapan nilai mata uang cenderung naik atau turun. Hal ini sangat membantu bisnis karena broker yang terkait dapat menggunakan prediksi ini untuk memperdagangkan mata uang, sehingga memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian.

Keterampilan utama seorang insinyur keuangan
Berikut adalah beberapa kemampuan yang bisa Anda pertimbangkan untuk dipelajari untuk membantu Anda sukses dalam peran di bidang ini:
                                                                                                                                                                                                                Pemrograman komputer
Ini adalah keterampilan penting bagi seorang insinyur keuangan untuk digunakan saat mengembangkan model simulasi pasar. Hal ini penting untuk memprediksi dan menganalisis perilaku pasar keuangan. Perusahaan mungkin lebih memilih kandidat dengan kemampuan ini karena sangat berguna untuk manajemen risiko modal. Mempelajari coding dan debugging dapat membantu Anda meningkatkan kemampuan pemrograman. Pertimbangkan untuk mendaftar di kursus pemrograman online singkat untuk mendapatkan saran dan bantuan dari para ahli.
 

Komunikasi yang efektif
Ini adalah keahlian utama bagi insinyur keuangan untuk menyampaikan pemikiran, ide, dan pendapat profesional mereka kepada manajemen dan eksekutif tingkat atas. Hal ini juga membantu mereka mengidentifikasi tren keuangan yang sedang berkembang dan memecahkan masalah dengan lebih efektif. Anda dapat melatih dan meningkatkan kompetensi komunikasi Anda dengan mencoba menjelaskan isu-isu kompleks kepada mereka yang tidak terbiasa dengan isu-isu tersebut. Hal ini juga dapat membantu Anda meningkatkan kemampuan mendengarkan dengan penuh perhatian, kesabaran, dan kejernihan suara.

Matematika
Seorang insinyur keuangan secara teratur menggunakan keterampilan matematika untuk menguji dan menerapkan strategi analisis risiko modal dan penghasil laba baru. Memiliki mental matematika yang kuat serta pengetahuan teoretis dan statistik penting bagi para profesional ini untuk memprediksi perilaku pasar secara akurat, sehingga meningkatkan kemungkinan perdagangan yang menguntungkan. Ada kursus dan pelatihan yang tersedia untuk membantu Anda meningkatkan kemampuan matematika Anda.

Ilmu komputer
Ini adalah keahlian penting bagi insinyur keuangan. Ilmu ini memungkinkan mereka mengembangkan algoritme yang dapat digunakan untuk mendeteksi dan mengamati tren data yang muncul. Mereka juga dapat menerapkan otomatisasi, yang mempercepat proses perdagangan dan analisis data yang mereka lakukan. Pertimbangkan untuk memanfaatkan sumber daya online untuk berlatih dan meningkatkan kemampuan ilmu komputer Anda.

Pemikiran logis
Seorang insinyur keuangan membutuhkan proses berpikir logis untuk memecahkan masalah dan manajemen risiko. Mereka mendekati keuangan dengan pola pikir analitis, ilmiah, dan matematis. Memiliki kemampuan analitis yang kuat membantu para profesional ini menganalisis tren dan aktivitas pasar. Anda bisa mempertimbangkan membaca buku edukasi tentang pemikiran kritis atau bermain game pemecahan masalah, seperti teka-teki berbasis angka, untuk meningkatkan kemampuan ini.
 

Pengetahuan tentang ekonomi
Ini sangat membantu bagi semua insinyur keuangan, karena memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan pasar, yang dapat menginformasikan keputusan penting. Pengetahuan ini juga membantu dalam pengembangan rencana strategis tambahan dan resolusi alternatif terhadap pembaruan pasar atau modifikasi kontrak. Pengetahuan tentang ekonomi sangat penting untuk memahami dampak politik dan hubungan masyarakat terhadap pasar, dan memandu para profesional dalam membuat prakiraan. Anda bisa membaca jurnal dan buku ekonomi untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang ekonomi.

Pertanyaan umum terkait rekayasa finansial
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum terkait teknik keuangan yang dapat membantu Anda mempelajari lebih lanjut tentang profesi ini:

Apa saja gelar teknik keuangan yang tersedia?
Anda bisa mempertimbangkan untuk meraih gelar sarjana, master, atau doktor di bidang teknik keuangan. Ada banyak perguruan tinggi yang menawarkan program-program ini, dan Anda dapat memilih perguruan tinggi dan program yang sesuai dengan rencana karier Anda. Silabus program ini mencakup matematika, statistik, ekonomi, konsep keuangan dan manajemen risiko, serta teknik yang digunakan oleh lembaga keuangan dan produk keuangan.

Bidang pekerjaan apa saja yang tersedia setelah lulus sebagai insinyur keuangan?
Umumnya, lulusan bekerja di perusahaan asuransi, perusahaan manajemen aset, hedge fund, bank investasi, dan perusahaan keuangan lainnya. Mereka sering bekerja sebagai analis keuangan, manajer risiko, manajer portofolio dan manajer aset. Teknik keuangan mempersiapkan mahasiswa untuk berbagai bidang pekerjaan, termasuk regulasi keuangan, keuangan perusahaan, manajemen portofolio, perdagangan, manajemen aset, akuntansi, teknik data, keuangan internasional dan administrasi keuangan.

Apa perbedaan antara gelar Master of Business Administration (MBA) di bidang keuangan dan Bachelor of Technology (BTech) di bidang teknik keuangan?
Meskipun MBA di bidang keuangan dan BTech di bidang teknik keuangan keduanya berfokus pada bidang yang sama, MBA di bidang keuangan melibatkan studi tentang konsep dan teori keuangan dan cara Anda dapat menggunakannya di pasar saat ini, sedangkan BTech di bidang teknik keuangan terdiri dari analisis dan studi kuantitatif serta penggunaannya di bidang keuangan. Rekayasa keuangan mencakup beberapa latar belakang teknis dan mencakup mata pelajaran seperti pembelajaran mesin dalam rekayasa keuangan, sekuritas derivatif, metode kuantitatif, dan ekonomi keuangan. Manajemen keuangan mencakup latar belakang keuangan dan akuntansi dan berisi mata kuliah seperti teori keuangan, peraturan dan etika, pasar keuangan dan analisis.

Disadur dari: in.indeed.com

Selengkapnya
Apa Itu Rekayasa Keuangan? (Definisi, Jenis, dan Pertanyaan Umum)
« First Previous page 629 of 1.119 Next Last »