Pertambangan dan Perminyakan
Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj pada 14 April 2025
Jakarta, 20/09/2023 KemenkeJakartau – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa sebagai salah satu sumber pasokan energi yang utama, sektor minyak dan gas (migas) mendapatkan tekanan yang cukup besar. Di tengah kontestasi geopolitik, migas menjadi salah satu komoditas strategis yang dijadikan instrumen ketegangan geopolitik tersebut. Di sisi lain, sektor migas juga menjadi perhatian utama para aktivitis perubahan iklim.
“Anda terjepit di antara dua pergeseran dan persaingan global yang sangat kuat yaitu masalah geopolitik dan perubahan iklim. Indonesia adalah negara yang besar. Kita harus bisa merespon hal tersebut,” ungkap Menkeu dalam Acara The 4th International Convention on Indonesian Oil and Gas 2023 di Bali, Rabu (20/09).
Menkeu mengatakan bahwa sebagai negara yang memiliki potensi migas sangat besar, kondisi geopolitik dan perubahan iklim perlu direspon secara tepat dan seimbang. Pemerintah pun akan terus memberikan berbagai dukungan untuk meningkatkan kinerja migas di Indonesia.
“Alat fiskal kita berupa insentif perpajakan di tingkat produsen, dalam bentuk subsidi kepada konsumen, serta perbaikan rezim. Ini merupakan bukti bahwa Indonesia akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk memperbaiki iklim investasi,” jelas Menkeu.
Selain itu, Menkeu memaparkan langkah perbaikan iklim investasi dilakukan dengan perbaikan data. Pemerintah dan SKK Migas menyediakan lebih banyak data dan transparansi mengenai potensi sumber daya di Indonesia.
Pemerintah juga sedang merevisi beberapa peraturan dalam rangka memperbaiki dan adaptif bagi industri migas termasuk dengan mempertimbangkan teknologi baru seperti carbon capture untuk mencapai ketahanan energi, namun pada saat yang sama menyediakan energi yang lebih ramah lingkungan dan rendah emisi.
“Jadi merancang dan melaksanakan transisi sangatlah penting tidak hanya untuk masa depan perekonomian Indonesia, namun juga untuk kesejahteraan perekonomian global. Kami akan terus menyempurnakan skenario peta jalan karena kami juga memahami bahwa teknologi akan terus berubah,” pungkas Menkeu.
Sumber: www.kemenkeu.go.id
Pertambangan dan Perminyakan
Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj pada 14 April 2025
Industri hulu migas berhasil membukukan investasi sebesar US$5,7 miliar selama semester I tahun 2023. Capaian ini meningkat 21% jika dibandingkan dengan investasi pada semester I tahun 2022 yang berada pada angka US$4,7 miliar.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat menyampaikan keterangan pers tentang kinerja tengah tahun industri hulu migas, Selasa (18/7) menyampaikan pertumbuhan investasi ini terbilang signifikan jika dibandingkan dengan kenaikan investasi global yang hanya mencapai 5,4 persen. Ini merupakan tren positif untuk iklim investasi hulu migas di Indonesia.
Sampai dengan akhir tahun 2023, investasi diharapkan akan menyentuh angka US$15,5 miliar atau lebih tinggi 28% dibanding realisasi investasi tahun 2022 yang mencapai US$12,1 miliar. Jika berhasil diwujudkan, maka investasi di tahun ini akan menjadi capaian tertinggi selama lima tahun terakhir.
Dwi mengatakan peningkatan tren investasi merupakan respons investor terhadap perbaikan sistem fiskal dan enabler investasi yang dilakukan oleh pemerintah. Namun, dari aspek legal dan kontraktual, investor masih mengharapkan perbaikan terutama terkait undang-undang migas yang perlu segera diselesaikan.
Dari sisi teknis operasional, peningkatan investasi hulu migas masih terkendala pengeboran sumur karena safety stand down, ketersediaan rig dan tenaga kerja. Namun, peningkatan tren investasi hulu migas secara global diharapkan akan terus mendorong peningkatan investasi di Indonesia. Dwi menambahkan peningkatan investasi menjadi sangat penting untuk meningkatkan eksplorasi dan memastikan production no decline.
Di kesempatan yang sama, Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf menyampaikan bahwa selama Semester I tahun 2023 ini, industri hulu migas berhasil mencapai tingkat Reserves Replacement Ratio (RRR) 52,9% dengan penambahan cadangan sebesar 340 MMBOE. Capaian RRR Semester 1 ini jauh diatas target RRR Semester 1 tahun 2023 yang sebesar 19%, dan sampai akhir tahun RRR diharapkan akan mencapai 138,3 persen. Pada Semester I 2023 ini, industri hulu migas juga telah menyumbang penerimaan negara sebesar US$6,8 miliar atau sekitar Rp.99,9 triliun.
Deputi Eksplorasi Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja, Benny Lubiantara, pada kesempatan yang sama menyampaikan bahwa penemuan eksplorasi tahun 2023 menghasilkan total sumberdaya 216 MMBOE. Dari 11 sumur eksplorasi, 6 sumur telah selesai, 6 discovery, 1 sumur belum di test dan 4 sumur masih on going.
Deputi Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo menyampaikan bahwa SKK Migas juga menargetkan 11 proyek hulu migas untuk onstream di tahun 2023. Proyek-proyek ini diharapkan akan menambah kapasitas produksi sebesar 19.077 BOPD dan 454 MMSCFD. Sebagian besar proyek tersebut akan Onstream pada Q3 dan Q4 tahun 2023 dengan capex sebesar US$ 709,2 juta atau setara Rp. 10,64 triliun.
Selain itu, dalam rangka mendukung penurunan emisi karbon, Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudi Satwiko menyampaikan bahwa industri hulu migas juga telah melakukan sejumlah langkah yang telah dilakukan antara lain pilot project teknologi Huff and Puff dan inisiasi teknologi CCS-CCUS, manajemen penggunaan energi, pengurangan fugitive emission, zero routine flaring, formulasi kebijakan dan kegiatan penghijauan’ ujar Rudi.
Terkait dengan penghijauan, hingga semester I 2023, industri hulu migas telah menanam 446 ribu pohon. Kegiatan tersebut akan terus dilakukan bersama KKKS dan melibatkan stakeholder di wilayah operasi dan diakhir tahun kita harapkan mencapai lebih dari 2 juta pohon yang akan ditanam.
Sekretaris SKK Migas, Shinta Damayanti, menambahkan bahwa dalam waktu dekat SKK Migas akan melangsungkan kegiatan “one two trees”, one employee two trees dimana setiap pekerja industri hulu migas akan melakukan penanaman 2 pohon sebagai bentuk kepedulian dan dukungan industri hulu migas dalam rangka Low Carbon Initiative.
Shinta juga menyampaikan rencana penyelenggaraan 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2023 pada tanggal 20 – 22 September 2023 di Bali dengan tema “Advancing Security Through Sustainable Oil and Gas Exploration and Development”. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi ajang koordinasi bagi seluruh stakeholder untuk bersama – sama meng unlock policy dan enabler untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi dan produksi, serta mendorong pertumbuhan investasi dan pada akhirnya meningkatkan ketahanan energi untuk pertumbuhan ekonomi.
Sumber: www.skkmigas.go.id
Pertambangan dan Perminyakan
Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj pada 14 April 2025
Indonesia sedang berada dalam masa transisi menuju penggunaan energi bersih dengan mencanangkan target Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Sejalan dengan hal itu, porsi energi bersih dalam bauran energi nasional terus meningkat. Meski demikian, penggunaan energi yang bersumber dari energi fosil, seperti minyak dan gas bumi (migas) akan tetap digunakan. Hingga target NZE tercapai di 2060, energi yang bersumber dari hidrokarbon, khususnya gas bumi, masih memegang peranan penting sebagai penopang ketahanan energi nasional.
Merujuk pada Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), gas bumi diamanatkan untuk digunakan secara optimum. Hal ini dikarenakan gas bumi dipandang sebagai sumber energi fosil yang relatif lebih bersih dibanding minyak bumi.
Dalam target bauran energi 2015-2050, persentase pemanfaatan gas bumi ditetapkan paling sedikit 22 persen di 2025 dan minimal 24 persen di 2050. Menilik porsi alokasi gas bumi yang semakin besar serta kebutuhan energi yang kian meningkat seiring peningkatan pertumbuhan ekonomi, Indonesia harus bisa memenuhi kebutuhan gas di sektor domestik.
Berdasarkan proyeksi yang tertuang dalam RUEN, kebutuhan gas di 2025 diperkirakan mencapai 44,8 million ton oil equivalent (MTOE). Di 2050, volume kebutuhan gas diperkirakan naik menjadi 113,9 MTOE.
Guna mencukupi kebutuhan tersebut, dibutuhkan pasokan gas bumi sebesar 89,5 MTOE atau setara 9.786,7 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) di 2025 dan 242,9 MTOE atau setara 27.013,1 MMSCFD di 2050.
Agar pasokan energi yang bersumber dari gas bumi tetap terjamin, RUEN mengamanatkan pengurangan porsi ekspor gas bumi menjadi kurang dari 20 persen di 2025 dan penghentian ekspor gas bumi paling lambat di 2026. Amanat itu dijalankan dengan menjamin penyerapan produksi gas dalam negeri untuk industri yang terintegrasi hulu-hilir, transportasi, dan sektor lainnya.
Sejauh ini, gas bumi yang diproduksikan oleh lapangan-lapangan migas di Indonesia sudah terserap sebesar 65 persen untuk sektor domestik. “Terkait gas, termasuk LNG (liquefied natural gas), sektor hulu migas berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri terlebih dulu,” kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto di Jakarta, Senin (14/8/2023).
Selain memperbesar porsi alokasi gas bagi domestik, investasi di hulu migas untuk menemukan cadangan gas baru juga perlu ditingkatkan. Dari segi cadangan, potensi gas bumi Indonesia masih cukup menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) per Mei 2023, cadangan gas alam Indonesia mencapai 54,83 TCF.Apabila proyek-proyek pengembangan lapangan gas berjalan sesuai rencana, Indonesia diperkirakan mampu mencukupi kebutuhan gas domestik.
“Setelah 2030, kemampuan dukungan industri hulu migas untuk pemenuhan kebutuhan gas domestik menjadi semakin kuat seiring dengan selesainya Proyek Abadi Masela yang dijadwalkan onstream di 2029,” kata Dwi.
Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi, mengungkapkan, produksi gas dari lapangan-lapangan migas di Indonesia masih sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan oleh pasar dalam negeri, termasuk sektor industri yang memiliki peranan besar dalam menggerakkan roda perekonomian. Jaminan ketersediaan pasokan gas bagi industri, terutama industri pengolahan, menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh investor sebelum menanamkan modal di suatu daerah atau kawasan di Indonesia.
“Kami akan terus mendorong industri dalam negeri untuk bisa memanfaatkan gas kita,” kata Kurnia.
Hanya saja, masih ada beberapa tantangan agar produksi gas nasional bisa terserap secara optimal oleh sektor domestik. Penguatan infrastruktur yang mampu mendukung pemrosesan, distribusi dan penerimaan gas ke pasar domestik masih dibutuhkan.
Perlu juga adanya kebijakan-kebijakan yang mendukung pengembangan lapangan-lapangan gas sehingga kebutuhan gas bumi selama masa transisi energi bisa terpenuhi. “Apabila investasi untuk pengembangan gas, termasuk infrastruktur pendukung, tidak dimulai dari sekarang, pada satu titik di masa depan, Indonesia bisa menjadi net importer gas,” kata Country Head Indonesia Rystad Energy, Sofwan Hadi.
Guna membangun sinergi dengan para pemangku kepentingan terkait pemanfaatan gas di sektor domestik, SKK Migas menggelar The 4th International Convention on Indonesia Upstream Oil and Gas 2023 (ICIOG 2023) yang akan dilaksanakan di Nusa Dua, Bali pada 20-23 September 2023. Tahun ini, ICIOG mengusung tema “Advancing Energy Security Through Sustainable Oil and Gas Exploration and Development”.
ICIOG 2023 diharapkan bisa menjadi wadah bagi para pelaku usaha dan pemangku kepentingan di industri hulu migas untuk mengidentifikasi isu-isu yang masih menjadi tantangan dalam upaya meningkatkan penyerapan gas oleh sektor domestik, sekaligus mencari solusi dan menentukan tindak lanjut atas isu-isu yang ada.
Sumber: ekonomi.republika.co.id
Pertambangan dan Perminyakan
Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj pada 14 April 2025
Secara umum, terdapat lima tahapan dalam kegiatan industri migas (minyak dan gas), yakni eksplorasi, produksi, pengolahan, transportasi, dan pemasaran. Lima kegiatan pokok tersebut dapat dibagi menjadi dua sektor, yaitu kegiatan hulu migas (upstream) dan hilir migas (downstream).
Hulu migas adalah bagian proses produksi migas yang terjadi sebelum migas sampai ke konsumen akhir. Sedangkan, hilir migas merupakan tahap akhir yang meliputi kegiatan pengolahan, transportasi, dan pemasaran.
Di Indonesia, kegiatan hulu migas dilaksanakan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di bawah pembinaan, koordinasi, dan pengawasan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Tahapan Kegiatan Hulu Migas
Dikutip dari laman resmi ESDM, kegiatan hulu migas mencakup kegiatan eksplorasi, pengembangan lapangan migas, produksi/ eksploitasi, serta lifting minyak bumi atau gas alam. Berikut penjelasan dari masing-masing tahapan tersebut.
1. Eksplorasi
Kegiatan hulu migas diawali dengan eksplorasi, yaitu proses pencarian minyak dalam perut bumi. Dalam kegiatan eksplorasi migas, badan usaha yang telah memperoleh kontrak kerja sama dengan pemerintah memulai pencarian migas dengan melakukan survei geologi (pemetaan) dan geofisika.
Survei geologi dilakukan untuk mencari tahu struktur batuan di lapisan bawah tanah, sedangkan survei geofisika bertujuan untuk memahami karakteristik batuan. Dengan demikian, lokasi potensial dari cadangan minyak dan gas bumi pun dapat ditemukan.
Kemudian, proses eksplorasi dilanjutkan dengan survei seismik untuk mencari cebakan. Untuk memastikan apakah cebakan tersebut berisi migas atau tidak, perlu dilakukan pengeboran. Pengeboran pada satu titik cebakan umumnya memakan waktu 1-4 bulan.
jika eksplorasi berhasil, maka dapat dikonfirmasi adanya hidrokarbon (minyak dan/atau gas bumi), sifat batuan (porositas dan permeabilitas) serta kandungan (saturasi) migas. Setelah migas berhasil ditemukan, proses produksi migas pun siap dilakukan.
2. Produksi Migas
Produksi migas adalah proses pengangkatan migas ke permukaan bumi. Proses ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:
3. Lifting Migas
Kegiatan hulu migas diakhiri dengan proses lifting, yaitu penyerahan minyak atau gas bumi dari produsen kepada pembeli. Proses perhitungan lifting migas dilaksanakan secara transparan oleh SKK Migas.
Sumber: kumparan.com
Pertambangan dan Perminyakan
Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj pada 14 April 2025
Gas alam nyatanya sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat banyak manfaat gas alam yang mendukung berbagai keperluan, mulai dari industri hingga rumah tangga. Dalam modul Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas 9 oleh Nurul Hidayati, S.Pd. (2022:192) gas alam ini merupakan bahan bakar fosil yang berbentuk gas, yang terdiri dari senyawa hydrogen juga karbon. Gas alam juga menjadi komponen vital sebagai sumber energi dunia. Hal ini disebakan gas alam merupakan sumber energi yang mendukung perindustrian, hal-hal komersial, hingga pembangkit listrik.
Manfaat Gas Alam untuk Kehidupan
Manfaat gas alam bagi kehidupan sangatlah penting. Di Indonesia sendiri terdapat 3 jenis gas alam yang ditemukan, yaiti LNG, LPG, dan CNG. Setiap jenis gas alam tersebut memiliki manfaatnya masing-masing. Karena menjadi salah satu komoditi yang banyak dibutuhkan berbagai negara, simak manfaat gas alam berikut ini:
1. Bahan bakar
Manfaat gas alam yang pertama adalah sebagai bahan bakar. Pemanfaatannya biasanya digunakan pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Uap (PLTG/PLTU). Selain itu juga dapat digunakan sebagai bahan bakar industri ringan, menengah, berat, hingga kendaraan. Sebenarnya gas alam dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif bensin dan solar. Sebab gas alam dianggap sebagai energi yang ramah lingkungan yang tidak menghasilkan gas buangan berbahaya.
2. Sumber energi alternatif
Selain menjadi pengganti solar ataupun bensin, gas alam juga dapat dijadikan energi alternatif untuk kebutuhan rumah tangga seperti alat pendingin atau pemanas. Dengan begitu, penggunaan listrik rumah tangga dapat diminimalkan. Gas alam yang merupakan energi alternatif memiliki keunggulan yaitu ramah lingkungan. Namun, juga memiliki kekurangan, seperti berbentuk gas, sehingga pengolahannya lebih sulit dari pada mengolah minyak bumi.
3. Bahan baku
Manfaat gas alam terakhir adalah menjadi bahan baku berbagai macam produk. Contohnya adalah bahan baku pembuatan pupuk, metanol, petrokimia, plastik, obat-obatan, cat, hingga foto film. Tak hanya itu, gas alam juga dibutuhkan dalam pembuatan minuman bersoda, hujan buatan, dry ice pengawet makanan, industri besi tulang, sampai bahan pemadam api.
Dengan manfaatnya yang beragam, gas alam memainkan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari dan industri, meskipun pengolahan dan penggunaannya masih menimbulkan tantangan teknis tertentu.
Sumber: kumparan.com
Pertambangan dan Perminyakan
Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj pada 14 April 2025
INDONESIA terkenal akan kekayaan sumber daya alam (SDA), termasuk gas alam yang dihasilkan. Menurut Direktorat Jenderal Minyak Bumi dan Gas Bumi, dalam Statistik Minyak Bumi dan Gas Semester I (2021), cadangan gas alam yang dimiliki Indonesia adalah sebanyak 43.569 miliar kaki kubik persegi. Presiden Jokowi mengatakan Indonesia akan berinvestasi pada blok gas Mnazi Bay, sebuah negara yang dipimpin Presiden Samia Suluhu Hassaan. Indonesia bahkan akan menjadi pemilik saham mayoritas di blok gas Mnazi Bay. Blok Mnazi Bay terletak pada wilayah Mtwara, Tanzania Selatan.
Dengan luas sekitar 756 kilometer persegi, kepemilikan saham blok ini terbagi dari Maurel & Prom 48,06%, Tanzania Petroleum Development Corporation 20%, dan Wentworth Resource 31,94%. Maurel & Prom merupakan sebuah perusahaan minyak asal Prancis dan menjadi salah satu anak usaha dari PT Pertamina International (PIEP). Penasaran daerah apa saja yang menjadi penghasil gas alam di Indonesia? Berikut penjelasannya!
Pengertian Gas Alam
Gas alam merupakan bahan bakar fosil dalam wujud gas yang terbentuk dari sisa-sisa hewan, tanaman, serta mikroorganisme. Sisa-sisa tersebut tersimpan selama jutaan tahun di bawah permukaan bumi. Indonesia sendiri dikenal sebagai negara yang memiliki kekayaan flora dan fauna. Alasan tersebut yang menjadikan negara Indonesia memiliki banyak pertambangan yang memproduksi bahan bakar fosil ini.
Sumber energi ini memiliki persamaan dengan minyak mentah dan batubara yang berasal dari sisa tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Akan tetapi, gas bumi memiliki intensitas karbon yang lebih rendah. Oleh karena itu gas alam dinilai lebih bersih serta lebih aman dibandingkan minyak mentah dan batubara. Saat ini, daerah penghasil gas alam baik di Indonesia maupun luar negeri menjadi penyuplai energi dunia.
Sehingga tidak heran jika produksinya terus dilakukan baik itu di daratan maupun lepas pantai (offshore). Indonesia melakukan pengeboran sumber energi tersebut berada di lepas pantai. Sama halnya dengan minyak mentah dan batubara, gas alam termasuk sumber energi tidak terbarukan. Sehingga cadangan yang tersimpan dapat habis apabila dieksploitasi secara rutin.
Manfaat Gas Alam
Eksplorasi serta eksploitasi pada sumber alam yang dilakukan tentu memberikan suatu manfaat untuk kehidupan manusia. Berikut terdapat beberapa manfaat dari gas alam yang perlu kamu ketahui, sebagai berikut!
- Sebagai komoditas ekspor pada bidang energi
Daerah yang menghasilkan gas alam tidak hanya memproduksi sumber energi tersebut untuk kebutuhan dalam negeri saja. Liquified Natural Gas alias gas alam cair menjadi salah satu komoditas energi yang diekspor ke berbagai negara.
- Sebagai bahan bakar
Hasil dari pengolahan sumber energi tersebut banyak digunakan sebagai bahan bakar pada pembangkit listrik seperti PLTU dan PLTG. Selain itu, dapat dipakai sebagai bahan bakar industri hingga kendaraan.
- Sebagai bahan baku
Selain memberi manfaat untuk bahan bakar, energi yang dihasilkan oleh gas alam juga dapat dimanfaatkan untuk bahan baku kebutuhan industri. Misalnya pembuatan pupuk, plastik, cat, dan berbagai industri lainnya. Pembuatan obat-obatan hingga produk makanan juga terkadang melibatkan energi tersebut.
Daerah Penghasil Gas Alam
1. Maluku
Daerah penghasil gas alam di Indonesia terletak pada Maluku. Pada Februari 2023 lalu, SKK Migas menemukan cadangan gas di Pulau Seram, Maluku. Sumur gas terletak di Wilayah Kerja (WK) Seram Non-Bula, Desa Seti, Kecamatan Seram Utara Timur Seti.
Potensi cadangan gas bumi di Pulau Seram masih cukup besar dan setidaknya potensi cadangan mencapai bisa mencapai 5 miliar barel. Kementerian ESDM menyebut, Maluku memiliki cadangan gas alam atau gas bumi terbuktik sebesar 13.988 miliar kaki kubik persegi.
2. Papua
Selain menjadi daerah dengan penghasil minyak dan timah terbesar di Indonesia, daerah ini menjadi salah satu penyimpan gas alam terbesar. Papua memiliki cadangan gas alam/gas bumi terbukti sebesar 11.412 miliar kaki kubik.
3. Sumatra Selatan
Daerah penghasil gas alam terbesar di Indonesia adalah Maluku dan Papua. Namun, beberapa daerah memiliki cadangan gas bumi besar walaupun di bawah 5.000 miliar kaki kubik persegi. Salah satu daerah tersebut adalah Sumatra Selatan yang menyimpan cadangan gas bumi sebesar 4.428 miliar kaki kubik persegi. Contoh daerah pada daerah Sumsel yang menyimpan gas alam, yakni Lahat, Ogan Komering Ulu, Muara Enim, dan Musi Banyuasin.
4. Sulawesi
Menyusul Sumatra Selatan, Sulawesi menjadi daerah penghasil gas alam terbesar lainnya. Sulawesi menyimpan cadangan gas bumi/ gas alam terbukti sebesar 3.223 miliar kaki kubik persegi. Contoh daerah penghasil gas alam di Sulawesi adalah Bone, Ogan Komering Ulu, dan Sengkang.
5. Kalimantan
Daerah penghasil gas alam terbesar selanjutnya adalah Kalimantan. Kalimantan menyimpan cadangan gas alam sebesar 2.924 miliar kaki kubik persegi. Contoh daerah penghasil gas alam pada daerah ini meliputi Berau, Mahakam, dan Muara Bakau.
Sumber: mediaindonesia.com