Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Gimnastiyar Luthfi aji pada 12 Juni 2024
Selama tahun 2021, program Padat Karya Tunai (PKT) bidang Cipta Karya telah menyerap 417.381 orang tenaga kerja. Untuk realisasi keuangan PKT bidang Cipta Karya, dana yang terserap sebesar Rp 5,53 triliun atau 99,49 persen dari alokasi tahun lalu yakni Rp 5,56 triliun.
Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Diana Kusumatuti mengatakan, untuk progres fisik PKT tahun lalu mencapai 99,27 persen. "Perlu kami sampaikan, realisasi keuangan kegiatan Ditjen Cipta Karya , khususnya PKT, yaitu 99,49 persen dan fisiknya 99,27 persen. Menyerap tenaga kerja sebanyak 417.381 orang," jelas Diana dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI.
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam PKT Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR yakni Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas)/Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) perdesaan yang dilakukan di 5.809 lokasi. Kemudian, Sanitasi Perdesaan Padat Karya dilaksanakan di 1.771 lokasi dan Sanitasi Pondok Pesantren/Lembaga Pendidikan Keagamaan di 5.419 lokasi.
Lalu, program Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R) dilaksanakan di 182 lokasi, Program Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) di 1.500 lokasi, juga Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di 2.105 lokasi. Selain itu, ada kontraktual proyek dengan pola padat karya yang pelaksanaannya dilakukan di 1.237 lokasi.
Di samping program PKT, Ditjen Cipta Karya juga menjalankan beberapa program lainnya pada tahun lalu dengan realisasi anggaran Rp 24,94 triliun. Angka tersebut menerminkan 96,41 persen dari total alokasi anggaran yang diberikan pada tahun 2021 yakni Rp 26,34 triliun.
Ini terdiri dari air minum Rp 6,99 triliun, sanitasi Rp 5,15 triliun, dan kawasan permukiman Rp 4,81 triliun. Lalu, rehabilitasi dan renovasi sarana olahraga dan pasar Rp 1,21 triliun, bangunan gedung Rp 2,5 triliun, serta rehabilitasi sarana dan prasarana pendidikan Rp 4,28 triliun.
Sumber: kompas.com
Pertanian
Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi pada 12 Juni 2024
Sayur atau sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan nabati yang biasanya mengandung kadar air yang tinggi, yang dapat dikonsumsi setelah dimasak atau diolah dengan teknik tertentu, atau dalam keadaan segar. Istilah untuk kumpulan berbagai jenis sayur adalah sayur-sayuran atau sayur-mayur. Pengolahan sayur-mayur dapat dilakukan dengan cara beragam. Sayur merupakan makanan yang sehat untuk dikonsumsi. Sayuran berperan penting bagi manusia karena memiliki kandungan lemak dan karbohidrat yang rendah, tetapi tinggi vitamin, mineral dan serat makanan yang penting bagi kesehatan. Banyak ahli gizi mendorong orang untuk mengonsumsi banyak buah dan sayuran dengan merekomendasikan konsumsi lima porsi atau lebih dalam sehari. Awalnya, manusia mengumpulkan sayuran dari alam liar oleh pemburu-pengumpul sebelum adanya sistem pertanian.
Sayuran mulai dibudidayakan di beberapa bagian dunia, selama periode 10.000 SM sampai 7.000 SM. Banyak petani pedesaan di Afrika, Asia, Amerika Selatan, dan di tempat lain mempraktikkan sistem pertanian ini untuk menghasilkan makanan yang cukup dan menukar hasil panen yang dipertukarkan dengan barang lain. Hal ini diiringi cara hidup mereka dengan mengembangkan pertanian baru. Pada awalnya, sistem pertanian dengan mengidentifikasi tumbuhan yang berguna diupayakan untuk tumbuh dan tumbuhan yang tidak diinginkan disingkirkan. Cina adalah produsen sayuran terbesar, dan perdagangan global produk pertanian memungkinkan konsumen untuk membeli sayuran yang ditanam di negara-negara yang jauh. Skala produksi bervariasi dari petani subsisten yang memasok kebutuhan pangan keluarga mereka, hingga agribisnis dengan areal luas tanaman produk tunggal.
Etimologi
Kata vegetable pertama kali tercatat di Inggris pada awal abad ke-15. Kata tersebut berasal dari bahasa Prancis Kuno yang awalnya digunakan untuk menyebut semua tanaman. Kata tersebut diserap bahasa Latin Abad Pertengahan vegetabile atau vegetabilis dari kata vegetō ("berkembang") + -ābilis yang berarti "tumbuh, berkembang" (yaitu tanaman). Kata tersebut merupakan hasil perubahan semantik dari bahasa Latin Akhir yang berarti "menghidupkan, mempercepat. Secara umum, kata sayur merupakan segala sesuatu yang berasal dari tumbuhan yang dapat (tapi tidak harus) dimasak, atau dengan kata lain disayur. Istilah "sayur" tidak diberi batasan secara ilmiah. Sebagian besar sayur mencakup bagian-bagian vegetatif dari tumbuhan, yang umumnya berupa daun (dan biasanya beserta tangkainya), tetapi dapat pula berupa batang muda (mis. rebung), umbi batang (mis. kentang), atau umbi akar (mis. wortel ). Sementara yang lainnya berasal dari organ generatif, yang umumnya berupa polong-polongan (mis. buncis dan kapri), tetapi dapat juga berupa bunga (mis. kecombrang dan turi) atau buah utuh (misalnya terung dan tomat). Terdapat pula bagian-bagian khas dari beberapa tumbuhan yang juga tergolong sebagai sayur-sayuran, seperti tongkol jagung muda (baby corn) dan jantung pisang. Selain itu, cendawan atau jamur besar yang dapat dimakan juga digolongkan sebagai sayur, meskipun secara taksonomi bukan tumbuhan.
Terminologi
Secara terminologi, "sayuran" dapat bervariasi karena banyak bagian tanaman yang ada di dunia, seperti akar, umbi-umbian, batang, daun, atau bagian bunga yang dapat dikonsumsi sebagai makanan. Dalam arti luas, istilah sayuran sebagai kata sifat berarti "berasal dari tumbuhan". Secara khusus, istilah sayuran dapat didefinisikan sebagai "tumbuhan apapun yang bagiannya dapat dimakan". Kemudian dalam arti sekunder menjadi "bagian yang dapat dimakan dari tumbuhan". Definisi yang lebih tepat adalah "setiap bagian tanaman yang dapat dikonsumsi sebagai makanan kecuali buah atau biji, tetapi termasuk buah matang yang dimakan sebagai makanan utama". Selain dari definisi itu, jamur yang dapat dikonsumsi (seperti jamur pangan) dan rumput laut, walau bukan bagian dari tumbuhan, sering dikelompokkan sebagai sayuran.
Dalam dunia kuliner, buah-buahan, meskipun mengandung banyak air, secara eksklusif dianggap terpisah dari kelompok sayur-sayuran terutama bagi buah-buahan yang rasanya manis. Definisi buah dalam dunia kuliner berbeda dengan buah dalam ilmu botani, sehingga beberapa makanan yang termasuk buah menurut ilmu botani, dianggap sebagai sayur dalam kuliner. Beberapa makanan tersebut sebagai contoh adalah terung, paprika, dan tomat. Biji-bijian dan sebagian dari kacang-kacangan juga dianggap sebagai terpisah dari sayur-mayur. Beberapa bagian tumbuhan yang dapat digunakan sebagai sumber pengobatan, bumbu masak, atau rempah-rempah juga terkadang (tapi tidak semua) dianggap terpisah dari sayur-sayuran.
Karena tradisi dan cara penyajian makanan yang berbeda di setiap negara, penggolongan sayur-mayur juga berbeda pada masing-masing negara. Misalnya, avokad yang sering dianggap sebagai sayur di negara-negara barat karena sering menjadi pendamping selada, tetapi dianggap buah di Indonesia karena sering dibuat sebagai jus.
Sejarah
Manusia dulunya adalah pemburu-pengumpul sebelum adanya sistem pertanian. Mereka mencari bangkai hewan dan berburu untuk mendapatkan makanan. Mereka juga mencari buah-buahan, kacang-kacangan, batang, dedaunan, dan umbi-umbian yang dapat dimakan. Pertamanan hutan dengan membuka lahan di hutan tropis diyakini menjadi awal mula sistem pertanian dengan mengidentifikasi tumbuhan yang berguna diupayakan untuk tumbuh dan tumbuhan yang tidak diinginkan disingkirkan. Kemudian berikutnya dilakukan pemuliaan tanaman melalui pemilihan galur dengan sifat yang diinginkan seperti buah besar dan perkembangan yang kuat. Kemudian bukti pertama domestikasi serealia seperti gandum dan barli ditemukan di Hilal Subur di Timur Tengah. Kemungkinan besar manusia di seluruh dunia mulai bertani antara pada 10.000 SM hingga 7.000 SM. Banyak petani pedesaan di Afrika, Asia, Amerika Selatan, dan di tempat lain mempraktikkan pertanian subsisten saat ini, menggunakan bidang tanah mereka untuk menghasilkan makanan yang cukup untuk keluarga mereka sambil memperdagangkan hasil panen yang berlebih untuk dipertukarkan dengan barang lain.
Sejarah mencatat, orang kaya telah mampu membeli makanan yang bervariasi seperti daging, sayuran, dan buah. Namun, daging adalah makanan mewah bagi orang miskin. Mereka hanya mengonsumsi makanan hambar yang sebagian besar terdiri dari beras, gandum hitam, gandum, barli, milet, atau jagung. Penambahan sayuran memberikan variasi pada makanan. Suku Aztec di Amerika Tengah menanam tomat, alpukat, kacang-kacangan, paprika, waluh, labu, kacang tanah, antara lain, untuk melengkapi tortilla dan bubur mereka. Suku Inca di Peru mengonsumsi jagung di dataran rendah dan kentang di dataran tinggi sebagai makanan pokok. Untuk melengkapi makanan mereka, mereka mengonsumsi biji kinoa, paprika, tomat, dan alpukat.
Di Cina kuno, makanan pokok di selatan adalah nasi, dan makanan pokok di utara adalah gandum, yang dibuat menjadi pangsit, mie, dan panekuk. Sayuran yang digunakan sebagai lauk antara lain ubi jalar, kedelai, kara oncet, lobak, daun bawang, dan bawang putih. Makanan pokok orang Mesir kuno adalah roti, yang sering terkontaminasi oleh pasir yang membuat gigi mereka terkikis. Daging merupakan makanan mewah, tetapi ikan masih cukup sering dikonsumsi. Kemudian dihidangkan dengan berbagai sayuran, termasuk zukini, kacang babi, lentil, bawang bombai, bawang prei, bawang putih, lobak dan selada.
Roti adalah makanan pokok di Yunani kuno, bersama dengan keju kambing, zaitun, buah ara, ikan, dan terkadang daging. Bawang bombai, bawang merah, bawang putih, kubis, melon, dan lentil termasuk sayuran yang dibudidayakan. Di Romawi Kuno, mereka memakan Bubur kental dibuat dari gandum atau biji-bijian dengan lauk sayuran hijau tanpa daging dan ikan. Orang Romawi menanam kacang babi, kacang polong, bawang bombai, dan lobak, serta memakan daun bit, bukan akarnya.
Beberapa sayuran umum
Ekologi tempat tumbuh
Tempat tumbuhnya sayuran secara ekologi dapat dibedakan menjadi tiga berdasarkan ketinggian tempat tumbuhnya dari permukaan laut. Adapun ekologi tempat tumbuhnya yakni 1) Dataran rendah yang juga dikenal dengan dataran aluvial merupakan bentuk muka bumi yang relatif datar dan ada di daerah rendah yang mempunyai ketinggian kurang dari 350 meter di atas permukaan laut. Ciri khas kawasan dataran rendah adalah udaranya yang panas dan ketersediaan air cukup, 2) Dataran medium merupakan bentuk muka bumi pada dataran tempat tumbuhnya di daerah sedang dengan ketinggian antara 350 – 700 meter di atas permukaan laut. Tanah pada dataran tanah ini terbagi mejadi dataran medium andisol dan latosol, dan 3) Dataran tinggi merupakan bentuk muka bumi dengan dataran luas dan terletak di daerah tinggi atau biasanya di pegunungan yang rendah dengan kisaran ketinggian lebih dari 700 meter di atas permukaan laut. Dataran tinggi ini dicirkan dengan amplitudo suhu harian dan tahunan besar, kelembapan udara sangat rendah dan curah hujan rendah. Jenis tanah pada dataran tinggi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu andisol, inceptisol dan entisol.
Ekologis tempat tumbuh sayuran sangat penting dalam pemberantasan hama yaitu memberantas gulma, hama atau penyakit dengan cara merubah lingkungan. Dalam pemberantasan pengganggu ini biasanya digunakan zat kimia seperti pestisida nabati. Jenis pestisida secara selektif dipilih yang paling efektif dan hanya mematikan jenis hama pengganggu atau penyakit sesuai sasaran dan mempunyai daya racun tinggi tanpa merusak tanaman yang dibudidayakan sehingga nutrisi tanaman (sayur) tetap terjaga.
Sayuran berperan penting bagi manusia karena memiliki kandungan lemak dan karbohidrat yang rendah, tetapi tinggi vitamin (vitamin A, vitamin C, dan vitamin E), mineral dan serat makanan yang penting bagi kesehatan.
Sayuran pada makanan dapat membantu penurunan kejadian kanker, stroke, penyakit kardiovaskular, dan penyakit kronis lainnya. Suatu penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan dengan individu yang makan kurang dari tiga porsi buah dan sayuran di tiap hari, atau seseorang yang makan lebih dari lima porsi memiliki risiko terkena penyakit jantung koroner atau stroke akan lebih rendah yakni sekitar 20%. Kandungan nutrisi pada sayuran sangat bervariasi, dapat mengandung sejumlah protein walau umumnya mengandung sedikit lemak, dan dapat mengandung vitamin seperti vitamin A, vitamin C, kemudian provitamin, karbohidrat, serat, natrium, kalium, kalsium, zat besi, serta mineral lainnya.
Sayuran dapat dikonsumsi dengan cara beragam, baik sebagai hidangan utama (seperti capcay atau tumis kangkung), hidangan pembuka dan penutup (seperti salad), atau hidangan sampingan (seperti kubis, semanggi pada makanan lalapan ). Adapun cara pengolahan yakni melalui perebusan, pengukusan, penggorengan, penyangraian, penumisan atau pun dengan menambahkan atau mencampur dengan bahan makanan lain seperti dalam hidangan lalap dan selada.
Di Amerika Serikat, buah dan sayuran, terutama sayuran hijau, telah dikaitkan dengan lebih dari setengah kejadian keseluruhan infeksi gastrointestinal yang disebabkan norovirus. Makanan ini biasanya dikonsumsi mentah dan dapat terkontaminasi selama proses pengolahan makanan. Saat menangani makanan mentah, kebersihan sangat penting, dan produk tersebut harus dibersihkan, ditangani, dan disimpan dengan benar untuk menghindari kontaminasi.
USDA merekomendasikan agar orang Amerika mengonsumsi lima hingga sembilan porsi buah dan sayuran per hari. Jumlah keseluruhan yang dikonsumsi bervariasi menurut usia dan jenis kelamin, dan didasarkan pada ukuran porsi biasa serta komposisi nutrisi umum. Kentang tidak dihitung karena sebagian besar merupakan sumber pati. Satu porsi sebagian besar sayuran dan jus sayuran adalah setengah cangkir, yang bisa dimakan mentah atau dimasak. Satu porsi sayuran berdaun hijau, seperti selada dan bayam, biasanya satu cangkir penuh. Karena tidak ada satu pun buah atau sayuran yang dapat memberikan semua nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan yang baik, berbagai jenis makanan harus dipilih.
Produksi
Sejak dahulu sayuran telah menjadi bagian dari makanan manusia yang bisa dikonsumsi. Sayuran dapat berupa makanan pokok tetapi kebanyakan digunakan sebagai bahan tambahan dan penambah variasi pada makanan dengan cita rasa yang unik dan pada waktu bersamaan juga menambahkan nutrisi yang diperlukan untuk kesehatan. Sistem budidaya penanaman mengikuti pola yang sama yakni 1) penyiapan atau pengolahan tanah untuk penanaman dengan menggemburkan tanah, kemudian menyiangi lahan, 2) menaburkan kompos atau pupuk kandang, 3) Membuat lubang dan jarak tanaman, penyemaian benih serta penaburan benih, 4) merawat tanaman muda saat tumbuh dengan mencegah pertumbuhan ilalang, mengendalikan hama, dan menyediakan air yang cukup untuk menjaga kelembapan tanah, 5) memanen hasil tanaman yang siap panen, dan 6) menyimpan ataupun memasarkan hasil panen atau memakannya selagi sayuran segar dari tanah.
Jenis tanah yang berbeda sesuai dengan tanaman yang berbeda dan cenderung lebih cocok di daerah beriklim sedang. Tanah berpasir cenderung mengering dengan cepat sehingga lebih ideal untuk tanaman di musim semi, sedangkan tanah liat berat cenderung menahan kelembapan yang lebih baik sehingga lebih ideal untuk tanaman di akhir musim. Penggunaan bulu domba, cloches, mulsa plastik, polytunnels, dan rumah kaca dapat memperpanjang musim pertumbuhan. Iklim, khususnya pola curah hujan, membatasi produksi sayuran di lokasi yang lebih panas, sedangkan suhu dan panjang hari membatasi produktivitas di zona beriklim sedang.
Dalam skala kecil, sekop, garpu tanah, dan cangkul adalah alat pilihan, sedangkan pertanian komersial memiliki akses ke berbagai peralatan mekanis. Diantaranya, selain traktor juga termasuk bajak, garu, bor, transplanter, kultivator, peralatan irigasi, dan pemanen. Dengan sistem pemantauan komputer, pencari GPS, dan program self-steer untuk robot otonom, teknik baru merevolusi operasi budidaya yang terlibat dalam menanam sayuran, memberikan manfaat ekonomi.
Panen merupakan istilah umum yang digunakan dalam kegiatan bercocok tanam dan menandai berakhirnya kegiatan di sebuah lahan. Namun, istilah ini memiliki arti yang lebih luas, karena dapat dipakai pula dalam budi daya ikan atau berbagai jenis objek usaha tani lainnya, seperti jamur, udang, alga atau gulma laut, dan hasil hutan (kayu maupun non-kayu). Panen dapat dilakukan dengan dua metode pemanenan keseluruhan (total) dan pemanenan sebagian (selektif). Jangka waktu dari pemanenan didasarkan pada pertumbuhan tiap tanaman. Apabila tanaman semakin subur, maka waktu panen akan semakin cepat
Sumber air dan makanan sayuran terputus saat dipanen. Itu terus terjadi, kehilangan kelembapan dalam prosesnya, seperti yang terlihat pada layunya tanaman berdaun hijau. Sayuran umbi-umbian memiliki masa simpan yang lebih lama jika dipanen saat masak sepenuhnya, tetapi mereka juga dapat dibiarkan di tanah dan dipanen seiring waktu. Pemanenan harus dilakukan dengan cara yang tidak merugikan tanaman untuk mencegah rusaknya tanaman sehingga perlunya penanganan pascapanen, yang dapat mencegah kerusakan material melalui pengawetan, penyimpanan yang teratur, dan pendinginan, disorot di sini. Karena bahan memiliki sifat yang mudah rusak. Hal inilah sehingga dibutuhkan penanganan pascapanen yang dilakukan dengan hati-hati.[66] Bawang bombai, bawang merah dan bawang putih dapat dikeringkan di ladang selama beberapa hari, sedangkan tanaman umbi-umbian seperti kentang mendapat manfaat dari tahapan pematangan secara singkat dalam kondisi hangat dan lembap serta kulit menebal dan mengeras. Penilaian harus dilakukan sebelum penjualan atau penyimpanan untuk membuang barang yang rusak dan memilih produk berdasarkan kualitas, ukuran, kematangan, dan warna.
Perawatan pascapanen yang tepat bermanfaat bagi semua sayuran. Selama periode penyimpanan, sebagian besar sayuran dan makanan yang mudah rusak akan membusuk. Di negara-negara berkembang tanpa fasilitas penyimpanan dingin yang memadai, kerugian ini bisa mencapai tiga puluh hingga lima puluh persen. Kerusakan ini disebabkan oleh jamur, mikroorganisme, dan hama yang mempengaruhi kelembapan.
Penyimpanan jangka pendek dan jangka panjang keduanya merupakan pilihan.Karena sebagian besar sayuran mudah rusak, penyimpanan jangka pendek selama beberapa hari memungkinkan fleksibilitas penjualan. Sayuran berdaun kehilangan kelembapannya selama penyimpanan, dan vitamin C di dalamnya terdegradasi dengan cepat. Beberapa produk, seperti kentang dan bawang, tetap baik dan dapat dijual ketika harga yang lebih tinggi tersedia; dengan memperpanjang musim penjualan, volume total hasil panen yang lebih besar dapat dijual. Sebagian besar tanaman memprioritaskan penyimpanan makanan berkualitas tinggi, mempertahankan tingkat kelembapan yang tinggi, dan menjaga produk di tempat teduh jika penyimpanan berpendingin tidak tersedia.
Aplikasi rantai dingin yang efektif adalah faktor terpenting dalam penyimpanan pascapanen yang tepat yang bertujuan untuk memperpanjang dan mempertahankan umur simpan sehingga komoditas pangan terjaga. Sayuran termasuk kembang kol, terong, selada, lobak, bayam, kentang, dan tomat mendapat manfaat dari penyimpanan dingin, dengan suhu ideal yang bervariasi berdasarkan varietas tanaman. Pendinginan evaporatif adalah contoh teknologi pengontrol suhu yang tidak memerlukan penggunaan listrik. Perkembangan mikroba dapat dihambat dan umur simpan diperpanjang dengan menyimpan buah-buahan dan sayuran di lingkungan yang terkendali dengan jumlah karbon dioksida atau oksigen yang tinggi.
Sayuran dan produk pertanian lainnya dapat diiradiasi dengan radiasi pengion untuk melindunginya dari infeksi mikroba dan kerusakan serangga, serta kerusakan fisik. Ini memiliki kemampuan untuk memperpanjang umur penyimpanan makanan tanpa mempengaruhi karakteristiknya.
Sayuran diawetkan untuk memperpanjang umur simpannya sehingga bisa dimakan atau dijual. Tujuannya adalah untuk memanen makanan yang paling enak dan sehat, dan untuk menjaga kualitas makanan selama mungkin. Penyebab utama kerusakan pada sayuran setelah panen adalah aktivitas enzim yang terjadi secara alami dan pembusukan yang disebabkan oleh mikroba. Pengalengan dan pembekuan adalah cara yang paling umum, dan sayuran yang diawetkan dengan cara ini memiliki nilai gizi yang sebanding dengan sayuran segar dalam hal karotenoid, vitamin E, mineral, dan serat makanan.
Enzim dalam sayuran dinonaktifkan dan mikroorganisme yang ada dihancurkan oleh panas selama proses pengalengan. Kaleng yang terutup rapat dapat mengeluarkan udara dari makanan untuk mencegah makanan membusuk. Untuk menghindari kerusakan mekanis pada produk dan untuk mempertahankan rasa sebanyak mungkin, digunakan panas terendah yang diperlukan dan waktu pemrosesan terpendek. Setelah itu, kaleng dapat disimpan pada suhu kamar untuk waktu yang lama.
Untuk waktu yang singkat, membekukan sayuran dan menjaga suhunya di bawah -10°C (14°F) dapat menghindari pembusukan, meskipun penyimpanan jangka panjang memerlukan suhu -18°C (0°F). Kerja enzim yang ada pada sayuran akan dihambat, dan blansing dapat digunakan sebagai teknik memasak sayuran siap saji dengan ukuran yang sesuai sebelum pembekuan sehingga menghindari cita rasa kurang enak. Pada suhu tersebut, tidak semua bakteri akan dihilangkan, oleh karena itu sayuran harus digunakan sesegera mungkin setelah dicairkan. Jika tidak, mikroba apa pun yang ada dapat tumbuh.
Beberapa sayuran, seperti tomat, jamur, dan kacang-kacangan, secara tradisional dikeringkan di bawah sinar matahari, dengan buah direntangkan di atas rak dan dibalik secara berkala. Pendekatan ini memiliki berbagai kelemahan, termasuk ketidakmampuan untuk mengontrol laju pengeringan, pembusukan saat pengeringan yang lamban, kontaminasi oleh kotoran, kebasahan hujan, dan serangan hewan pengerat, burung, dan serangga. Pengering bertenaga surya dapat membantu mengurangi kelemahan ini. Selama penyimpanan, makanan kering harus dijaga agar tidak menyerap kembali kelembapan.
Cina menjadi sebuah negara penghasil sayuran terbesar dengan lebih dari setengah produksinya di dunia. Kemudian diikuti India, Amerika Serikat, Turki, Iran, dan Mesir adalah produsen terbesar berikutnya. Cina mempunyai lahan terluas dikhususkan untuk produksi sayuran, sedangkan rata-rata hasil panen per hektare tertinggi diperoleh di Spanyol dan Korea Selatan.
Standar keamanan
Alasan keamanan, CDC merekomendasikan penanganan buah dan sayuran yang tepat untuk mengurangi risiko kontaminasi makanan dan keracunan makanan. Pilih buah dan sayuran segar dengan hati-hati. Di toko, sayuran dan buah-buahan tidak boleh rusak, dan sayuran yang tidak dipotong harus didinginkan atau dikelilingi dengan es batu. Buah dan sayuran harus dicuci sebelum dimakan. Semua ini harus dilakukan dengan benar sebelum memasak atau makan untuk menghindari efek negatif. Buah-buahan dan sayuran harus disimpan secara terpisah dari makanan mentah (seperti daging, unggas, dan makanan laut) dan semua peralatan atau permukaan memasak (seperti talenan) yang mungkin bersentuhan dengannya. Buah dan sayuran, jika tidak dimaksudkan untuk dimasak, harus dibuang jika terkena daging mentah, unggas, makanan laut, atau telur. Semua buah dan sayur yang telah dipotong, dikupas, atau dimasak harus didinginkan dalam waktu 2 jam. Setelah waktu tertentu, bakteri berbahaya dapat tumbuh dan meningkatkan risiko keracunan makanan.
Organisasi Standardisasi Internasional (ISO) menetapkan beberapa standar internasional untuk memastikan bahwa produk dan layanan yang berhubungan dengan buah-buahan dan sayur-sayuran aman, terpercaya, dan berkualitas baik. ISO 1991-1:1982 mendaftar nama ilmiah dari 61 spesies yang umum dijadikan sebagai sayur beserta nama umumnya dalam Bahasa Inggris, Prancis, dan Rusia. ISO 67.080.20 memberikan panduan mengenai penyimpanan dan pengangkutan sayuran dan produk turunannya.
Sumber: https://id.wikipedia.org/
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Gimnastiyar Luthfi aji pada 12 Juni 2024
Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendapatkan pagu anggaran sebesar Rp 12,51 triliun pada tahun 2022. Hal ini sebagaimana ditetapkan dalam Surat Menteri Keuangan (Menkeu) Pemberitahuan Penyusunan dan Penetapan Daftar Isian Paket Anggaran (DIPA) Induk Kementerian/Lembaga (K/L) tertanggal 5 November 2020. Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti mengungkapkan hal ini saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI.
"Pagu Ditjen Cipta Karya tahun 2022 sesuai dengan Surat Menkeu tanggal 5 November 2022 mengenai penetapan DIPA Induk Kementerian/Lembaga adalah sebesar Rp 12,51 triliun," tegas Diana. Tak jauh berbeda dengan program tahun 2021, anggaran yang diperoleh Ditjen Cipta Karya tahun ini akan diperuntukkan untuk beberapa sektor.
Ini dimulai dari kebutuhan air minum sebesar Rp 2,34 triliun yang terdiri dari pembangunan dan peningkatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) sebesar 1.637 liter per detik. Kemudian, perluasan SPAM sebesar 144.254 sambungan rumah (SR), optimalisasi SPAM 350 SR, serta SPAM berbasis masyarakat 276.600 SR.
Untuk penataan kawasan permukiman, anggaran yang dikucurkan senilai Rp 2,17 triliun, antara lain permukiman kumuh perkotaan yang ditangani secara terpadu seluas 802 hektar dan pembangunan infrastruktur berbasis masyarakat. Pembangunan infrastruktur berbasis masyarakat ini merupakan Program Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) yang dilaksanakan di 450 kecamatan, serta Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di 265 kelurahan. Lalu, pembangunan, rehabilitasi, dan renovasi sarana prasarana (sarpas) pendidikan Rp 2,53 triliun.
Ini terdiri dari rehabilitasi dan renovasi sarpas sekolah atau madrasah yang tersebar di 696 sekolah di seluruh Indonesia, serta pembanguna dan rehabilitasi 22 unit Perguruan Tinggi Negeri/Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTN/PTKIN). Selanjutnya, pembangunan, rehabilitasi, dan renovasi sarana olahraga dan pasar dengan total nilai Rp 1,02 triliun.
Untuk sanitasi sebesar Rp 1,96 triliun akan digunakan untuk pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik sebesar 8.410 kartu keluarga (KK), sistem pengelolaan persampahan 21.000 KK, dan sanitasi berbasis masyarakat 95.930 KK.
Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR juga mengalokasikan anggaran senilai Rp 1,26 triliun dalam pembangunan gedung. Ini antara lain dalam pembangunan penyelenggaraan bangunan gedung sebesar 65.458 meter persegi dan pengembangan penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan di 19 kawasan. Adapun anggaran Rp 1,23 triliun dikucurkan bagi dukungan manajemen lainnya.
Sumber: kompas.com
Pertahanan
Dipublikasikan oleh Natasya Anggita Saputri pada 12 Juni 2024
Taktik perang adalah cabang ilmu militer berurusan dengan manuver rinci untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh strategi. Taktik juga merupakan rencana untuk mencapai tujuan tertentu. Taktik perang adalah penggunaan kekuatan bersenjata untuk menjalankan pertempuran. Taktik perang sebagai ilmu dan seni tentang pelaksanaan manuver pasukan dan penggunaan alat senjata untuk memenangkan pertempuran.
Strategi medan tempur, terkenal dengan istilah taktik. Merumuskan dan melaksanakan taktik adalah sangat penting dalam sebuah pertempuran karena sebuah negara pun masih bisa kalah dalam medan pertempuran meskipun strategi perang yang sudah terkoordinasi baik, strategi militer yang tepat, dan strategi operasi yang terancang baik.
Konsep
Sebelum abad ke-19, banyak taktik yang terbatas pada medan perang, seperti bagaimana manuver terbaik selama pertempuran di medan terbuka. Dalam pemikiran militer saat ini, taktik adalah tingkat terendah perencanaan, melibatkan unit-unit kecil mulai dari beberapa puluh hingga beberapa ratus orang.
Unit tersebut disusun dalam formasi, terdiri dari tiga tingkat perencanaan yaitu
Ketiganya mempunyai hubungan timbal balik.
Ada taktik khusus untuk berbagai situasi, mulai dari mengamankan ruangan atau bangunan, untuk operasi skala besar seperti membangun superioritas udara di atas suatu wilayah. Taktik militer bekerja pada semua tingkat komando, dari individu dan kelompok, sampai seluruh angkatan bersenjata.
Jenis Taktik
Serangan
Serangan adalah sebuah operasi militer yang berusaha melalui agresif angkatan bersenjata untuk menduduki wilayah, memperoleh atau mencapai tujuan strategis yang lebih besar, operasional atau tujuan taktis. Istilah lain untuk sebuah serangan yang sering dipakai oleh media adalah invasi. Pada dasarnya serangan dilakukan dengan kekuatan fisik. Serangan dapat dilakukan dengan kekuatan lain seperti kekuatan ekonomi, kekuatan budaya, kekuatan politik dan kekuatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Serangan itu dianggap sebagai sarana unggulan untuk menghasilkan kemenangan dan dapat dilancarkan di darat, di laut atau di udara.
Kekuatan Darat
sunting
Serangan angkatan darat, sebagai kekuatan darat, seperti kavaleri(pasukan berkuda) Mongol yang bergerak dari markasnya di Asia Tengah dan berhasil merebut dan menguasai banyak bagian di Eropa dan Asia. Begitu pula dengan Napoleon Bonaparte, Kaisar Prancis pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 memiliki kemampuan untuk menyusun kekuatan darat yang menguasai hampir seluruh Eropa dan kandas ketika menyerang Rusia.
Pengembangan serangan Napoleon pada tingkat strategi bahwa operasi serangan dapat dilakukan dengan operasi garis dalam yaitu mengkonsentrasikan serangan terhadap bagian lemah dari musuh sambil memberikan perlawanan seperlunya terhadap kekuatan utama serangan musuh. Kecepatan gerak dan daya pukul yang tinggi merupakan kunci sukses operasi garis dalam. Cara berperang Napoleon seperti ini yang menjadi bahan dan dasar bagi penyusun teori ilmu perang. Pengembangan pada tingkat operasi dan taktik terdapat beberapa bentuk:
Kekuatan Laut
Serangan angkatan laut, sebagai kekuatan maritim, seperti Jepang menyerang Pearl Harbor, dapat memiliki implikasi luas bagi strategi nasional, dan memerlukan komitmen logistik yang signifikan untuk menghancurkan kemampuan angkatan laut musuh. Juga dapat digunakan untuk memblokade logistik musuh, seperti Pertempuran Atlantik kedua (1939-1945). Serangan angkatan laut juga dapat taktis di alam seperti Operasi Coronado IX yang dilakukan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat Mobile Riverine Force selama Perang Vietnam. Pengembangan pada tingkat operasi dan taktik terdapat beberapa bentuk:
Kekuatan Udara
Pertahanan merupakan kondisi yang temporal untuk melawan usaha penyerang dengan menghentikan momentum serangannya. Pertahanan memiliki beberapa kegunaan dalam bidang aplikasi militer. Ketika diterapkan pada unit militer, pertahanan menyiratkan penggunaan taktik bertahan. Pada perencanaan operasi militer, strategi pertahanan adalah kebijakan mencegah serangan, atau meminimalkan kerusakan serangan, oleh kekuatan-kekuatan strategis.
Pertahanan merupakan kondisi untuk menyiapkan diri agar dapat melakukan serangan terhadap penyerang. Untuk memperkuat posisi pertahanan, pertahanan disusun untuk menguasai medan yang dapat mempersulit penyerang seperti di lereng, di bukit dan di belakang sungai atau dibentuk perbentengan. Untuk mencegah keberhasilan penyerang melakukan serangan lambung atau melingkar, maka pertahanan disusun mendalam yaitu kekuatan pertahanan tidak ditempatkan di garis depan saja.
Ketika belum ada senjata api, posisi pasukan panah ditempatkan di belakang pasukan infanteri (pejalan kaki) untuk menembaki pasukan penyerang yang mendekat.
Jika penyerang berhasil maju terus maka pasukan infanteri bangkit menyerbu pasukan penyerang untuk saling berkelahi dan membunuh.
Jika penyerang menggerakkan pasukan kavaleri (pasukan berkuda) untuk menyerang lambung maka pihak pertahanan menyambut serangan tersebut dengan menggerakkan pasukan kavaleri (pasukan berkuda). Setelah ada senjata api, pasukan artileri menempatkan meriamnya di belakang posisi pertahanan pasukan infanteri yang berada di garis depan. Kondisi seperti ditentukan oleh kemampuan Panglima Perang, sebagai seniman perang, untuk menggerakkan pasukan dengan jumlah dan waktu yang tepat, seperti Napoleon.
Kekuatan Darat
Pengembangan pada tingkat operasi dan taktik terdapat beberapa bentuk:
Kekuatan Laut
Pengembangan pada tingkat operasi dan taktik terdapat beberapa bentuk:
Kekuatan Udara
Pengembangan pada tingkat operasi dan taktik terdapat beberapa bentuk:
Pertahanan ke Serangan Balasan
Pengembangan pada tingkat operasi dan taktik terdapat beberapa cara.
Pertahanan harus diakhiri Serangan Balasan
Pertahanan tidak hanya bertujuan menahan penyerang, melainkan juga untuk memenangkan perang atau pertempuran. Setiap pertahanan harus mampu melakukan serangan balasan. Pertahanan mengalahkan serangan kalau dapat melakukan serangan balasan terhadap penyerang dan mengalahkannya . Hanya dengan demikian sumber ancaman baik ancaman militer maupun ancaman nonmiliter dapat ditiadakan. Bila pertahanan tak mampu melakukan serangan balasan maka terjadi perang statis, tidak ada yang menang dan yang kalah seperti perang di Eropa Barat menjadi perang parit (perang Jerman - Prancis) dalam perang dunia I. Perang ini berakhir setelah Inggris membantu Prancis dengan menggunakan tank untuk menembus pertahanan musuh.
Kehebatan dominasi serangan tentara Jerman melalui tim tank-infanteri-zeni ditambah bantuan udara (blitzkrieg) dapat diatasi secara memuaskan oleh pertahanan Uni Soviet melalui serangan balasan, meskipun setelah Uni Soviet mengalami banyak kegagalan dan kekalahan sebelumnya.
Kemenangan tersebut akibat dari inovasi taktik Uni Soviet yaitu menggunakan lapangan ranjau untuk mengurangi kebebasan gerak tank; memperbanyak senjata antitank pada pasukan infanteri; pasukan arteleri menembaki daerah belakang dan garis komunikasi penyerang untuk mempersulit pelaksanaan logistik yang diperlukan gerak maju tank.; dan menyiapkan pasukan tank untuk menghancurkan pasukan tank penyerang yang tertahan gerak majunya. Sejak inovasi taktik Uni Soviet, Serangan tidak unggul lagi atas pertahanan.
Menggagalkan usaha Konsolidasi Penyerang
Jika serangan balasan tidak menyelesaikan konflik dengan kemenangan di pihak pertahanan, maka harus menggagalkan usaha penyerang mengadakan konsolidasi. Penggagalan konsolidasi dilakukan dengan gangguan militer, berupa pertahanan wilayah, dan melakukan usaha diplomasi dan memobilisasi dukungan negara-negara lain yang membantu kepentingan pihak pertahanan. Serangan Jerman terhadap Uni Soviet dalam Operasi Barbarossa mulai tanggal 22 Juni 1941 merupakan contoh perang darat dan keberhasilan pihak pertahanan mengalahkan penyerang dengan melakukan serangan balasan.
Sumber: id.wikipedia.org
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Gimnastiyar Luthfi aji pada 12 Juni 2024
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menuntaskan penataan Ruang Terbuka Publik (RTP) Pantai Bebas Parapat di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Kepala Balai Pengembangan Prasarana Wilayah (BPPW) Sumatera Utara Syafriel Tansier mengatakan, Pantai Bebas Parapat memiliki daya tarik keindahan pemandangan Danau Toba, dilansir dari laman resmi Kementerian PUPR.
Penataan RTP ini dikerjakan di atas lahan seluas sekitar 10.150 meter persegi oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumatera Utara Direktorat Jenderal Cipta Karya. Adapun pekerjaan dimulai sejak tanggal 21 Oktober 2020 dan baru berhasil dirampungkan pada tanggal 3 November 2021. Proyek yang dilaksanakan oleh PT Wijaya Karya Bangun Gedung (WIKA) dengan PT Yodya Karya (Persero) KSO PT Saranabudi Prakarsaripta sebagai konsultan ini menelan dana sebesar Rp 84,6 miliar.
“Lingkup pekerjaannya meliputi, penataan kawasan panarah Silangit,” ujar Syarief. Sedangkantai bebas, penataan ruang terbuka publik Parapat, pembangunan gerbang KSPN arah Medan, dan pembangunan gerbang KSPN untuk fasilitas yang dapat dinikmati oleh pengunjung, meliputi wahana skateboard, jogging area, spot selfie yang tentunya dipadukan dengan hamparan semenanjung Pantai Parapat.
Lebih lanjut, Pantai Bebas Parapat yang berlokasi di Kota Wisata Parapat tersebut berjarak sejauh 186 kilometer dari Kota Medan atau sekitar 3 jam 25 menit waktu tempuh melalui Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi. Tidak hanya itu, Syarief kembali menjelaskan bahwa saat ini juga terdapat sejumlah penataan kawasan di Danau Toba yang direncanakan selesai pada akhir tahun ini.
Salah satu proyek yang masih dikejar penyelesaiannya tersebut adalah penataan Kampung Ulos Huta Raja dan Huta Siallagan di Kabupaten Samosir. Terkait hal ini, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa pemerintah telah menyusun Program Pengembangan KSPN Danau Toba secara terpadu.
“Untuk pariwisata, pertama yang harus diperbaiki infrastrukturnya, kemudian amenities dan event, baru promosi besar-besaran. Itu yang harus kita jaga betul. Kalau hal itu tidak siap, wisatawan akan datang sekali saja dan tidak kembali lagi,” jelas Basuki. Oleh karena itu, prinsip penataan yang diterapkan di kawasan ini adalah dengan merubah wajah kawasan dengan cepat, terpadu dan memberikan dampak bagi ekonomi lokal hingga nasional.
Sumber: kompas.com
Pertanian
Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi pada 12 Juni 2024
Buncis adalah biji dari beberapa tanaman dalam keluarga Fabaceae, yang digunakan sebagai sayuran untuk makanan manusia atau hewan. Buncis dapat dimasak dengan berbagai cara, termasuk direbus, digoreng, dan dipanggang, dan digunakan dalam banyak hidangan tradisional di seluruh dunia.
Terminologi
Kata “buncis” dan serumpunnya dalam bahasa Jerman (misalnya Bohne Jerman) telah digunakan secara umum dalam bahasa Jerman Barat sejak sebelum abad ke-12, mengacu pada kacang polong, buncis, dan biji polong lainnya. Ini jauh sebelum genus Phaseolus dari Dunia Baru dikenal di Eropa. Dengan adanya pertukaran tanaman domestik antara Eropa dan Amerika, penggunaan kata tersebut diperluas ke biji Phaseolus yang terbawa polong, seperti kacang polong dan kacang panjang, serta genus Vigna yang terkait. Istilah ini telah lama digunakan secara umum untuk banyak biji lain yang memiliki bentuk serupa, seperti kedelai Dunia Lama, kacang polong, kacang polong lainnya, dan lupin, dan bahkan untuk biji-biji yang memiliki kemiripan yang lebih kecil, seperti biji kopi, biji vanili, biji jarak, dan biji kakao. Dengan demikian, istilah “biji” dalam penggunaan umum dapat merujuk pada sejumlah spesies yang berbeda.
Biji yang disebut “kacang-kacangan” sering kali dimasukkan di antara tanaman yang disebut “kacang-kacangan” (polong-polongan), meskipun kata-kata tersebut tidak selalu dapat dipertukarkan (penggunaan bervariasi menurut varietas tanaman dan wilayah). Kedua istilah tersebut, kacang-kacangan dan polong-polongan, biasanya diperuntukkan bagi tanaman biji-bijian dan dengan demikian mengecualikan kacang-kacangan yang memiliki biji kecil dan digunakan secara eksklusif untuk tujuan non-biji-bijian (hijauan, jerami, dan silase), seperti semanggi dan alfalfa. Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) mendefinisikan “Kacang-kacangan, kering” (kode item 176) hanya berlaku untuk spesies Phaseolus.
Ini adalah salah satu dari berbagai contoh bagaimana pengertian kata yang lebih sempit yang diberlakukan dalam peraturan perdagangan atau botani sering kali hidup berdampingan dalam bahasa alami dengan pengertian yang lebih luas dalam penggunaan kuliner dan penggunaan umum; contoh umum lainnya adalah pengertian sempit dari kata kacang dan pengertian yang lebih luas dari kata kacang, serta fakta bahwa tomat adalah buah, secara botani, tetapi sering kali diperlakukan sebagai sayuran dalam kuliner dan penggunaan umum. Sejalan dengan itu, detail penggunaan lainnya adalah bahwa beberapa spesies tanaman yang kadang-kadang disebut kacang, termasuk Vigna angularis (kacang azuki), mungo (gram hitam), radiata (gram hijau), dan aconitifolia (kacang ngengat), dulunya diklasifikasikan sebagai Phaseolus tetapi kemudian diklasifikasikan ulang-tetapi revisi taksonomi tidak sepenuhnya menghentikan penggunaan pengertian yang sudah mapan dalam penggunaan umum.
Budidaya
Tidak seperti kacang polong yang berkerabat dekat, buncis merupakan tanaman musim panas yang membutuhkan suhu hangat untuk tumbuh. Kacang-kacangan mampu memfiksasi nitrogen sehingga membutuhkan lebih sedikit pupuk daripada kebanyakan tanaman. Kematangan biasanya 55-60 hari dari penanaman hingga panen. Saat polong buncis matang, warnanya akan menguning dan mengering, dan biji di dalamnya berubah dari hijau menjadi warna matang yang dimilikinya saat matang. Banyak buncis yang merambat, karena itu tanaman ini membutuhkan penyangga eksternal, yang dapat berupa “kandang buncis” atau tiang khusus. Penduduk asli Amerika biasanya menanamnya bersama jagung dan labu (yang disebut Three Sisters), dengan batang jagung yang tinggi berfungsi sebagai penopang buncis.
Belakangan ini, telah dikembangkan apa yang disebut “bush bean” yang tidak membutuhkan penyangga dan semua polongnya berkembang secara bersamaan (berlawanan dengan kacang polong yang berkembang secara bertahap). Hal ini membuat buncis lebih praktis untuk produksi komersial.
Sejarah
Buncis merupakan salah satu tanaman yang paling lama dibudidayakan dalam sejarah. Buncis, yang juga disebut kacang fava, dalam keadaan liar berukuran sebesar kuku jari tangan, dan pertama kali dikumpulkan di Afganistan dan kaki bukit Himalaya. Bentuk awal yang dibudidayakan ditanam di Thailand sejak awal milenium ketujuh sebelum masehi, mendahului keramik. Kacang-kacangan dititipkan kepada orang mati di Mesir kuno. Baru pada milenium kedua sebelum masehi, buncis yang dibudidayakan dan berbiji besar muncul di wilayah Aegea, Iberia, dan Eropa bagian tengah. Dalam Iliad (abad ke-8 SM), ada penyebutan sepintas tentang kacang dan buncis yang dilemparkan ke lantai pengirikan.
Kacang-kacangan yang diketahui paling tua di Amerika ditemukan di Gua Guitarrero, sebuah situs arkeologi di Peru, dan berasal dari sekitar milenium kedua sebelum masehi. Analisis genetik kacang Phaseolus menunjukkan bahwa kacang ini berasal dari Mesoamerika, dan kemudian menyebar ke selatan, bersama dengan jagung dan labu, tanaman pendamping tradisional.
Sebagian besar jenis kacang-kacangan yang biasa dimakan saat ini adalah bagian dari genus Phaseolus, yang berasal dari Amerika. Orang Eropa pertama yang menemukan kacang ini adalah Christopher Columbus, ketika menjelajahi daerah yang mungkin adalah Bahama, dan melihat kacang ini tumbuh di ladang. Lima jenis kacang Phaseolus telah didomestikasi oleh masyarakat pra-Columbus: kacang biasa (P. vulgaris) yang ditanam dari Chili ke bagian utara yang sekarang menjadi Amerika Serikat; dan kacang lima dan sieva (P. lunatus); serta kacang tepari yang kurang tersebar luas (P. acutifolius), kacang pelari merah (P. coccineus), dan kacang polianthus.
Salah satu penggunaan kacang-kacangan yang terdokumentasi dengan baik oleh orang-orang pra-Columbus hingga ke utara pesisir Atlantik adalah metode budidaya tanaman pendamping “Three Sisters”: Banyak suku yang menanam kacang bersama dengan jagung atau “jagung”, dan labu. Jagung tidak ditanam dalam barisan seperti yang dilakukan oleh pertanian Eropa, tetapi dalam bentuk kotak-kotak/heksagonal di ladang, dalam petak-petak terpisah yang masing-masing terdiri dari satu hingga enam batang. Kacang akan ditanam di sekitar pangkal batang yang sedang tumbuh, dan akan merambat ke atas seiring dengan pertumbuhan batang. Semua kacang Amerika pada waktu itu adalah tanaman merambat; “kacang semak” dibudidayakan baru-baru ini. Batang jagung akan berfungsi sebagai teralis untuk tanaman kacang, dan kacang akan menyediakan nitrogen yang sangat dibutuhkan untuk jagung. Labu akan ditanam di ruang-ruang di antara petak-petak jagung di ladang. Labu akan memberikan sedikit perlindungan dari sinar matahari oleh jagung, menaungi tanah dan mengurangi penguapan, dan mencegah banyak hewan menyerang jagung dan buncis karena tanaman merambatnya yang kasar dan berbulu serta daunnya yang lebar dan kaku membuat hewan seperti rusa dan rakun sulit atau tidak nyaman untuk melewatinya, burung gagak hinggap, dan juga menjadi penghalang bagi hewan lain.
Marga dan spesies yang umum
Sebagian besar makanan yang kita sebut “kacang-kacangan”, “polong-polongan”, “lentil”, dan “kacang-kacangan” termasuk dalam famili yang sama, Fabaceae (tanaman polong-polongan), tetapi berasal dari marga dan spesies yang berbeda, berasal dari berbagai negara yang berbeda dan tersebar di seluruh dunia, bergantung pada kemampuan beradaptasinya. Banyak varietas yang dimakan segar (seluruh polong, dan biji yang belum matang mungkin ada di dalamnya) atau dikupas (biji yang belum matang, biji yang matang dan segar, atau biji yang matang dan kering). Banyak kacang-kacangan yang terlihat mirip, dan telah dinaturalisasi di berbagai lokasi di seluruh dunia, yang sering kali menyebabkan nama-nama yang mirip untuk spesies yang berbeda.
Penyimpanan benih kacang-kacangan
Pada tahun 2023, Gudang Benih Global Svalbard Norwegia menyimpan lebih dari 40.000 aksesi spesies kacang Phaseolus.
Properti
Beberapa jenis kacang mentah mengandung racun yang berbahaya dan tidak berasa: lektin phytohaemagglutinin, yang harus dihilangkan dengan cara dimasak. Kacang merah sangat beracun, tetapi jenis kacang lainnya juga memiliki risiko keracunan makanan. Bahkan dalam jumlah kecil (4 atau 5 kacang mentah) dapat menyebabkan sakit perut yang parah, muntah, dan diare. Risiko ini tidak berlaku untuk kacang kalengan karena sudah dimasak. Metode yang disarankan adalah merebus kacang setidaknya selama sepuluh menit; kacang yang kurang matang mungkin lebih beracun daripada kacang mentah.
Memasak kacang, tanpa mendidihkannya, di dalam slow cooker dengan suhu di bawah titik didih tidak dapat menghancurkan racun. Sebuah kasus keracunan oleh kacang mentega yang digunakan untuk membuat falafel telah dilaporkan; kacang-kacangan tersebut digunakan sebagai pengganti kacang polong atau buncis tradisional, direndam dan digiling tanpa direbus, dijadikan roti, dan digoreng dangkal.
Keracunan kacang tidak dikenal dalam komunitas medis, dan banyak kasus yang mungkin salah didiagnosis atau tidak pernah dilaporkan; angka-angka tampaknya tidak tersedia. Dalam kasus Layanan Informasi Racun Nasional Inggris, yang hanya tersedia untuk para profesional kesehatan, bahaya kacang selain kacang merah tidak ditandai pada tahun 2008.
Fermentasi digunakan di beberapa bagian Afrika untuk meningkatkan nilai gizi kacang-kacangan dengan menghilangkan racun. Fermentasi yang murah meningkatkan dampak gizi tepung dari kacang kering dan meningkatkan daya cerna, menurut penelitian yang ditulis bersama oleh Emire Shimelis, dari Program Teknik Pangan di Universitas Addis Ababa.[36] Kacang merupakan sumber utama protein makanan di Kenya, Malawi, Tanzania, Uganda, dan Zambia.
Biasanya tauge dibuat dengan membiarkan beberapa jenis kacang, biasanya kacang hijau, berkecambah dalam kondisi lembab dan hangat; tauge dapat digunakan sebagai bahan masakan, atau dimakan mentah atau dimasak sebentar. Ada banyak wabah penyakit akibat kontaminasi bakteri, sering kali oleh salmonella, listeria, dan Escherichia coli, dari tauge yang tidak dimasak dengan sempurna, beberapa menyebabkan kematian yang signifikan.
Perut kembung
Banyak kacang-kacangan yang dapat dimakan, termasuk kacang panjang, kacang merah, kacang merah, dan kedelai, mengandung oligosakarida (terutama rafinosa dan stakiosa), sejenis molekul gula yang juga ditemukan dalam kubis. Enzim anti-oligosakarida diperlukan untuk mencerna molekul gula ini dengan baik. Karena saluran pencernaan manusia normal tidak mengandung enzim anti-oligosakarida, oligosakarida yang dikonsumsi biasanya dicerna oleh bakteri di usus besar. Proses pencernaan ini menghasilkan gas, seperti metana sebagai produk sampingan, yang kemudian dikeluarkan sebagai perut kembung.
Produksi
Data produksi kacang-kacangan diterbitkan oleh FAO dalam tiga kategori:
Berikut ini adalah ringkasan data FAO.
Tanaman utama dari “Kacang-kacangan, Total (kering)” adalah “Kacang-kacangan, kering [176]” 26,83 juta ton, “Kacang polong, kering [187]” 14,36 juta ton, “Kacang polong kering [191]” 12,09 juta ton, “Kacang polong sapi [195]” 6,99 juta ton, “Kacang-kacangan [201]” 6,32 juta ton, “Kacang polong merpati [197]” 4,49 juta ton, “Kacang polong, kacang kuda [181]” 4,46 juta ton. Secara umum, konsumsi kacang-kacangan per kapita telah menurun sejak tahun 1961. Pengecualiannya adalah lentil dan kacang tunggak.
Produsen teratas, kacang-kacangan, total [1726]
(juta metrik ton)
Pemimpin dunia dalam produksi kacang-kacangan kering (Phaseolus spp) adalah India, diikuti oleh Myanmar (Burma) dan Brasil. Di Afrika, produsen terpenting adalah Tanzania.
Sepuluh produsen kacang kering (Phaseolus spp) teratas, 2020
Tidak ada simbol = angka resmi, P = angka resmi, F = estimasi FAO, * = data tidak resmi/semi resmi/cermin, C = angka yang dihitung A = agregat (bisa termasuk angka resmi, semi resmi atau estimasi)
Sumber: Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO)
Disadur dari: https://en.wikipedia.org/