Achieving Water Security in Global Change: Dealing with Associated Risk in Water Investment

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

17 Juni 2025, 12.48

pixabay.com

Mengapa Keamanan Air Menjadi Isu Strategis?

Keamanan air (water security) kini menjadi salah satu isu paling mendesak dalam pembangunan berkelanjutan di seluruh dunia. Tidak hanya karena air adalah kebutuhan dasar manusia, tetapi juga karena air menjadi penentu pertumbuhan ekonomi, kesehatan ekosistem, dan stabilitas sosial. Paper “Achieving Water Security in Global Change: Dealing with Associated Risk in Water Investment” karya Eva Mia Siska dan Kaoru Takara (2015) membedah secara mendalam tantangan dan strategi mencapai water security, khususnya di tengah tekanan perubahan global seperti pertumbuhan penduduk, perubahan iklim, dan degradasi lingkungan. Artikel ini akan mengulas temuan utama paper, menyoroti studi kasus nyata, angka-angka penting, serta memberikan analisis kritis dan relevansi dengan tren industri dan kebijakan.

Konsep Water Security: Dualitas Air sebagai Sumber dan Ancaman

Definisi dan Dimensi Water Security

Water security didefinisikan sebagai kapasitas masyarakat untuk mengamankan akses terhadap air dalam jumlah dan kualitas yang memadai untuk menopang kesehatan manusia dan ekosistem, sekaligus melindungi diri dari bahaya air seperti banjir, longsor, dan kekeringan. Konsep ini menekankan dua sisi air: sebagai sumber pertumbuhan (supportive side) dan sebagai ancaman bila tidak terkelola (destructive side)1.

  • Supportive Side: Air sebagai input utama dalam pertanian, energi, transportasi, industri, hingga pengembangan modal manusia.
  • Destructive Side: Air yang berlebih (banjir) atau kurang (kekeringan) dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menyebabkan kemiskinan.

Studi Kasus: Ethiopia dan Variabilitas Curah Hujan

Di Ethiopia, keterbatasan kapasitas penyimpanan air membuat negara ini sangat rentan terhadap variabilitas curah hujan. Data World Bank (2006) menunjukkan bahwa fluktuasi pertumbuhan GDP Ethiopia sangat berkorelasi dengan variasi curah hujan tahunan. Ketidakmampuan mengelola variabilitas air menyebabkan pertumbuhan ekonomi terhambat dan memperbesar risiko kemiskinan1.

Investasi Air: Tipping Point, Pertumbuhan Ekonomi, dan Tantangan Politik

Kerangka “Water and Growth S-Curve”

Paper ini menyoroti konsep “tipping point” dalam investasi air: negara harus berinvestasi hingga mencapai platform minimum agar air benar-benar berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Di bawah tipping point, negara dianggap water insecure dan tidak mampu memanfaatkan air untuk pertumbuhan. Setelah tipping point tercapai, investasi tambahan akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan1.

  • Negara dengan Hidrologi “Mudah”: Membutuhkan investasi lebih sedikit untuk mencapai water security.
  • Negara dengan Hidrologi “Sulit”: Harus berinvestasi jauh lebih besar agar bisa memanfaatkan air secara optimal.

Dampak Global Change: Populasi, Gaya Hidup, dan Iklim

Pertumbuhan penduduk, perubahan gaya hidup, degradasi ekosistem, dan perubahan iklim memperburuk akses air dan meningkatkan risiko kejadian ekstrem. Negara-negara berkembang menghadapi tantangan ganda: keterbatasan dana dan tekanan politik, karena investasi air jarang langsung meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebelum tipping point tercapai, sehingga seringkali tidak populer secara politik1.

Peran Pemerintah dan Swasta dalam Investasi Air

Dominasi Pemerintah dan Tantangan Investasi

Pemerintah memegang peran sentral dalam investasi awal infrastruktur air melalui sumber daya fiskal. Namun, di negara termiskin, pelaku ekonomi cenderung sangat risk-averse, lebih memilih meminimalkan risiko daripada mengejar potensi keuntungan. Akibatnya, investasi publik dalam air seringkali tertunda atau tidak memadai1.

Promosi Investasi Swasta

Untuk mengatasi keterbatasan fiskal, banyak negara kini mendorong investasi swasta dalam infrastruktur air strategis. Namun, keterlibatan swasta juga menghadapi tantangan risiko, terutama dalam konteks perubahan global yang penuh ketidakpastian1.

Model Hidro-Ekonomi: Jembatan Sains dan Kebijakan

Mengapa Model Hidro-Ekonomi Penting?

Model hidro-ekonomi menjadi alat penting untuk memahami interaksi kompleks antara variabel hidrologi, ekonomi, dan ekologi. Model ini membantu pengambil keputusan untuk:

  • Mensimulasikan dampak perubahan air terhadap ekonomi dan lingkungan.
  • Mengevaluasi berbagai skenario kebijakan dan investasi.
  • Mengidentifikasi strategi investasi “no-regret” atau “low-regret” yang tetap menguntungkan di bawah berbagai skenario perubahan iklim1.

Dimensi Model Hidro-Ekonomi

Model ini mengintegrasikan:

  • Variabel Hidrologi: Ketersediaan air, curah hujan, debit sungai, kualitas air.
  • Variabel Ekonomi: Permintaan air di sektor pertanian, energi, industri, rumah tangga.
  • Variabel Ekologi: Kesehatan ekosistem, jasa lingkungan, risiko bencana.

Studi Kasus Model Hidro-Ekonomi: Ethiopia dan Arkansas River Basin

1. Ethiopia: Dynamic General Equilibrium Model untuk Adaptasi Iklim

Robinson et al. (2012) mengembangkan model equilibrium dinamis multi-sektor yang menggabungkan model hidrologi, pertanian, transportasi, dan energi. Model ini mensimulasikan dampak lima skenario perubahan iklim (tanpa perubahan, basah, kering, global basah, global kering) hingga tahun 20501.

  • Hasil Simulasi: Adaptasi melalui investasi di pertanian, jalan, dan bendungan dapat secara signifikan mengurangi kerugian kesejahteraan dan variabilitas GDP akibat perubahan iklim.
  • Analisis Biaya-Manfaat: Investasi adaptasi yang tepat dapat menghasilkan manfaat sosial yang jauh melebihi biaya investasi, terutama jika dibandingkan dengan kerugian akibat banjir dan kekeringan.
  • Strategi Investasi: Model ini membantu pemerintah menentukan kapan investasi harus dilakukan, misal menunda investasi irreversible jika hasil simulasi antara skenario basah dan kering sangat berbeda.

2. Arkansas River Basin, AS: CGE untuk Pilihan Investasi Air

Goodman (2000) menggunakan model Computable General Equilibrium (CGE) untuk membandingkan dua opsi: membangun reservoir baru atau melakukan transfer air dari kawasan pertanian ke kota1.

  • Hasil Temuan: Transfer air dari pertanian ke kota secara temporer lebih efisien dan menguntungkan dibanding membangun reservoir baru, yang biayanya tinggi dan manfaatnya terbatas.
  • Dampak Sosial-Ekonomi: Model ini menunjukkan bahwa kebijakan yang tidak populer secara politik (misal transfer air) bisa jadi lebih rasional secara ekonomi, jika didukung analisis ilmiah yang komprehensif.
  • Relevansi: Studi ini menegaskan pentingnya basis ilmiah dalam pengambilan keputusan investasi air, terutama untuk keputusan yang berpotensi kontroversial.

Kritik dan Analisis Kritis: Keterbatasan dan Tantangan Model

Keterbatasan Model Hidro-Ekonomi

  • Keterbatasan Data: Model dinamis dan terintegrasi memerlukan data yang sangat detail dan berkualitas tinggi, yang seringkali sulit diperoleh di negara berkembang.
  • Waktu dan Sumber Daya: Pengembangan dan kalibrasi model memakan waktu dan biaya besar.
  • Keterbatasan Model Statis: Model pertumbuhan jangka panjang kurang mampu menangkap dampak kejadian ekstrem jangka pendek (banjir, kekeringan), sehingga perlu analisis dinamis yang lebih canggih1.

Tantangan Implementasi di Negara Berkembang

  • Kapasitas Teknis: Banyak negara berkembang belum memiliki kapasitas teknis memadai untuk membangun dan mengoperasikan model hidro-ekonomi canggih.
  • Keterbatasan Anggaran: Investasi dalam pengembangan model seringkali dipandang tidak prioritas dibanding kebutuhan infrastruktur fisik.
  • Keterlibatan Stakeholder: Model yang baik harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan (pemerintah, swasta, masyarakat) agar hasilnya relevan dan dapat diimplementasikan.

Relevansi dengan Tren Industri dan Kebijakan Global

1. Water Security sebagai Pilar Pembangunan Berkelanjutan

Keamanan air kini menjadi pilar utama dalam pencapaian SDGs, khususnya SDG 6 (air bersih dan sanitasi) dan SDG 13 (aksi iklim). Industri air, energi, dan pertanian kini didorong untuk mengadopsi pendekatan berbasis risiko dan investasi adaptif, bukan sekadar ekspansi infrastruktur1.

2. Digitalisasi dan Smart Water Management

Tren digitalisasi (IoT, big data, AI) membuka peluang baru untuk pemantauan air secara real-time, prediksi risiko, dan pengambilan keputusan berbasis data. Model hidro-ekonomi dapat diintegrasikan dengan teknologi digital untuk meningkatkan akurasi dan responsivitas kebijakan air.

3. Kolaborasi Multipihak dan Investasi Inovatif

Pendanaan inovatif seperti blended finance, green bonds, dan public-private partnership (PPP) kini semakin banyak digunakan untuk mendanai investasi air, terutama di negara berkembang. Kolaborasi multipihak menjadi kunci keberhasilan investasi air yang adaptif dan berkelanjutan.

Perbandingan dengan Studi Lain

1. Grey & Sadoff (2007): Water Security for Growth and Development

Studi ini menegaskan bahwa negara yang telah mencapai water security mampu menikmati pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dan inklusif. Sebaliknya, negara yang belum mencapai water security cenderung stagnan atau terhambat pertumbuhannya akibat risiko air yang tidak terkelola1.

2. Brouwer et al. (2008): Integrated Hydro-Economic Modelling

Brouwer dkk. menyoroti pentingnya model yang mampu mengintegrasikan dampak langsung dan tidak langsung perubahan kualitas air terhadap ekonomi nasional dan daerah aliran sungai. Studi ini sejalan dengan temuan Siska & Takara bahwa model hidro-ekonomi harus mampu menangkap interaksi lintas sektor dan skala1.

3. Harou et al. (2009): Future Prospects of Hydro-Economic Models

Harou dkk. menekankan perlunya pengembangan model yang lebih fleksibel, modular, dan mampu mengakomodasi ketidakpastian iklim serta kebutuhan adaptasi jangka panjang. Hal ini sejalan dengan rekomendasi paper terkait kebutuhan model yang mampu mendukung investasi “no-regret” dan “low-regret”.

Rekomendasi untuk Masa Depan Investasi Air dan Water Security

  1. Perkuat Kapasitas Teknis dan Data
    Negara berkembang perlu berinvestasi dalam pengembangan kapasitas teknis, sistem data, dan infrastruktur digital untuk mendukung pengembangan model hidro-ekonomi yang andal.
  2. Adopsi Model Dinamis dan Adaptif
    Model harus mampu mensimulasikan dampak jangka pendek dan panjang, serta mengakomodasi ketidakpastian perubahan iklim dan ekonomi.
  3. Kolaborasi Multipihak
    Libatkan pemerintah, swasta, masyarakat, dan lembaga donor dalam pengembangan dan implementasi model serta investasi air.
  4. Fokus pada Investasi “No-Regret” dan “Low-Regret”
    Prioritaskan investasi yang tetap menguntungkan di bawah berbagai skenario perubahan iklim, seperti efisiensi air, konservasi, dan adaptasi berbasis ekosistem.
  5. Integrasi dengan Kebijakan Pembangunan Nasional
    Pastikan hasil model dan rekomendasi investasi air terintegrasi dalam perencanaan pembangunan nasional dan regional.

Menuju Water Security yang Adaptif dan Berkelanjutan

Paper ini menegaskan bahwa mencapai water security di era perubahan global membutuhkan investasi strategis, pengelolaan risiko yang cermat, dan dukungan model hidro-ekonomi yang terintegrasi. Studi kasus di Ethiopia dan Arkansas River Basin memperlihatkan bagaimana model dapat membantu pengambilan keputusan investasi air yang lebih rasional, efisien, dan adaptif terhadap ketidakpastian. Tantangan utama terletak pada keterbatasan data, kapasitas teknis, dan komitmen politik, terutama di negara berkembang. Namun, dengan adopsi teknologi digital, kolaborasi multipihak, dan fokus pada investasi adaptif, masa depan water security yang inklusif dan berkelanjutan sangat mungkin diwujudkan. Paper ini menjadi rujukan penting bagi pembuat kebijakan, peneliti, dan pelaku industri yang ingin membangun masa depan air yang tangguh dan berkeadilan.

Sumber artikel :
Eva Mia Siska & Kaoru Takara. “Achieving water security in global change: dealing with associated risk in water investment.” Procedia Environmental Sciences 28 (2015): 743–749.