Operation Research and Analysis

Penjelasan Metode optimasi stokastik, Metode untuk fungsi stokastik, dan Metode pencarian acak

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 17 Februari 2025


Metode optimasi stokastik

Pengendalian proses statistik (SPC) atau pengendalian kualitas statistik (SQC) adalah penerapan metode statistik untuk memantau dan mengendalikan kualitas suatu proses produksi. Hal ini untuk memastikan proses berjalan efisien dan menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi dan memiliki lebih sedikit limbah atau cacat. SPC dapat diterapkan pada berbagai proses dimana hasil dari “produk yang sesuai” (produk yang memenuhi spesifikasi) dapat diukur. Alat utama yang digunakan diSPC meliputi diagram proses, diagram kendali, fokus pada perbaikan berkelanjutan, dan desain eksperimen.

Contoh proses yang menerapkan SPC adalah lini produksi di bidang manufaktur.SPC harus diimplementasikan dalam dua tahap: tahap pertama adalah pembentukan awal proses dan tahap kedua adalah penggunaan proses produksi secara teratur. Pada fase kedua, keputusan harus dibuat mengenai periode pengujian, tergantung pada perubahan kondisi 5M&E (manusia, mesin, material, metode, pergerakan, lingkungan) dan tingkat keausan suku cadang yang digunakan dalam proses.

Manufaktur (suku cadang mesin, templat dan aksesori).Keuntungan SPC dibandingkan dengan metode pengendalian mutu lainnya seperti “inspeksi” adalah bahwa metode ini berfokus pada deteksi dini dan pencegahan masalah dibandingkan memperbaikinya setelah masalah terjadi. Selain mengurangi pemborosan, SPC juga dapat menghasilkan pengurangan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk. SPC mengurangi kemungkinan produk akhir perlu dikerjakan ulang atau dibuang.

Metode untuk fungsi stokastik

Data masukan acak sebagian muncul di berbagai bidang seperti estimasi dan kontrol waktu nyata, optimasi berbasis simulasi di mana simulasi Monte Carlo dilakukan sebagai perkiraan sistem nyata, dan masalah di mana kesalahan eksperimental (acak) terjadi dalam pengukuran kriteria. Dalam kasus seperti itu, mengetahui bahwa nilai fungsi terkontaminasi oleh "kebisingan" acak secara alami mengarah pada algoritma yang menggunakan alat inferensi statistik untuk memperkirakan nilai "sebenarnya" dari fungsi dan/atau keputusan optimal secara statistik tentang langkah selanjutnya yang harus dipenuhi. Metode di kelas ini meliputi:

  • pendekatan stokastik (SA), oleh Robbins dan Monro (1951)
  • penurunan gradien stokastik
  • perbedaan hingga SA oleh Kiefer dan Wolfowitz (1952)
  • gangguan simultan SA oleh Spall (1992)
  • optimasi skenario

Metode pencarian acak

Di sisi lain, meskipun kumpulan data terdiri dari pengukuran yang tepat, beberapa metode memperkenalkan keacakan ke dalam proses pencarian untuk mempercepat kemajuan. Keacakan ini juga dapat membuat metode ini kurang rentan terhadap kesalahan pemodelan. Selain itu, keacakan yang disuntikkan dapat menyebabkan metode keluar dari optimal lokal dan akhirnya mendekati optimal global. Faktanya, prinsip pengacakan ini dikenal sebagai cara sederhana dan efektif untuk mendapatkan algoritmayang bekerja hampir secara seragam pada banyak kumpulan data dan untuk berbagai masalah. Jenis metode optimasi stokastik ini meliputi:

  • simulasi anil oleh S. Kirkpatrick, C. D. Gelatt dan M. P. Vecchi (1983)
  • anil kuantum
  • Kolektif Probabilitas oleh D.H. Wolpert, S.R. Bieniawski dan D.G. Rajnarayan (2011)
  • optimasi pencarian reaktif (RSO) oleh Roberto Battiti, G. Tecchiolli (1994),
  • metode cross-entropy oleh Rubinstein dan Kroese (2004)
  • pencarian acak oleh Anatoly Zhigljavsky (1991)
  • Pencarian informasi
  • terowongan stokastik
  • tempering paralel alias pertukaran replika
  • pendakian bukit stokastik
  • algoritma kawanan
  • algoritma evolusioner
  • algoritma genetika oleh Holland (1975)
  • strategi evolusi
  • algoritma optimasi & modifikasi objek kaskade (2016)

Sebaliknya, beberapa penulis berpendapat bahwa pengacakan hanya dapat meningkatkan algoritma deterministik jika algoritma deterministik dirancang dengan buruk. Fred W. Glover berpendapat bahwa ketergantungan pada elemen acak dapat menghambat pengembangan komponen deterministik yang lebih baik dan lebih cerdas. Cara penyajian hasil algoritma optimasi stokastik (misalnya rata-rata atau bahkan N run terbaik tanpa menyebutkan variasi juga dapat menghasilkan bias positif terhadap keacakan.

Disadur dari: en.wikipedia.org

Selengkapnya
Penjelasan Metode optimasi stokastik, Metode untuk fungsi stokastik, dan Metode pencarian acak

Ilmu dan Teknologi Hayati

Bagaimana Peradaban Menyalakan Api: Kayu Bakar dan Arang

Dipublikasikan oleh Anisa pada 17 Februari 2025


1. Kayu bakar

Segala jenis kayu yang dikumpulkan untuk bahan bakar disebut kayu bakar. Biasanya, kayu bakar merupakan bahan mentah yang baru saja dikeringkan dan dicacah, sehingga menyisakan elemen kayu yang terlihat seperti kulit kayu, simpul, empulur, dan sebagainya. Setelah penebangan komersial, kayu bakar diperkirakan hanya mempunyai peran kecil dalam degradasi tanah. Melarang pengumpulan kayu bakar hanya memperburuk situasi masyarakat miskin dan gagal mengatasi masalah utama deforestasi.

Pada umumnya kayu yang digunakan sebagai kayu bakar adalah kayu. Secara umum, kayu yang terletak di atas cabang batang utama digunakan sebagai bahan bakar. Kayu digunakan sebagai bahan baku penggergajian kayu di kawasan ini. Karena bangunan kayu dan furnitur kayu memerlukan tegangan geser yang besar untuk menahan beban, maka kayu dengan tegangan geser rendah juga akan digunakan sebagai kayu bakar. Kayu diambil dari kayu dengan cara menebang, mengumpulkan dahan atau ranting pohon yang tumbang, atau membuang limbah kayu dari industri perkayuan. Untuk keperluan penyediaan kayu bakar, kayu-kayu tersebut dikelola secara bertanggung jawab di lokasi-lokasi tertentu. Namun, baik itu berupa dahan atau dahan pohon yang tumbang, kayu di hutan hujan tropis yang sangat dalam terkadang dikumpulkan langsung dari tanah. Apabila kayu digunakan di wilayah yang jauh dari lokasi penebangan, ada kemungkinan serangga—hama hutan—akan berkembang biak. Bahaya ini dikurangi dengan kayu yang dipanen di lokasi pemanenan kayu.

Penggunaan kayu bakar di dunia telah menurun pada tahun 1990an, sementara penggunaan arang meningkat dan mulai menggantikan kayu bakar. Hal ini terkait erat dengan fakta bahwa kayu bakar merupakan produk inferior dengan elastisitas negatif, artinya semakin kaya seseorang, semakin kecil kemungkinan mereka mengonsumsi kayu bakar dan beralih ke bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Namun bagi masyarakat menengah ke bawah, kayu bakar masih menjadi pilihan ketika harga bensin dan bahan bakar lainnya naik. Banyak jenis makanan lezat yang masih diolah dengan menggunakan kayu bakar di seluruh dunia, meskipun tersedia bahan bakar yang lebih bersih, nyaman, dan berkalori lebih besar. Kayu bakar masih digunakan di sejumlah lokasi karena menjadi ciri khasnya. Memasak dengan kayu bakar konon bau dan rasanya berbeda dengan memasak dengan bahan bakar lain.

Jumlah kandungan air dalam kayu bakar mempengaruhi karakteristik pembakaran dan nilai kalornya. Tergantung pada spesiesnya, kayu memiliki kadar air yang berbeda-beda. Karena kandungan airnya, kayu yang masih hijau (tapi belum kering) mungkin memiliki massa dua kali lipat massa kayu kering. Ketika kayu sudah kering dan siap digunakan, kandungan udaranya biasanya antara dua puluh dan dua puluh lima persen. Tergantung pada tingkat kelembapan kayu kering siap pakai, nilai kalor kayu kering oven dikurangi panas uap sering digunakan untuk menghitung nilai kalor kayu bakar. Jenis pohon akan mempengaruhi nilai kalor kayu bakar.

2. Arang

Setelah mengekstraksi udara dan komponen yang mudah menguap dari tumbuhan atau hewan, terbentuk residu hitam yang dikenal sebagai arang yang mengandung karbon tidak murni. Biasanya arang dibuat dengan memanaskan bahan seperti gula, kayu, tulang, dan benda lainnya. 85% hingga 98% arang, bahan berwarna hitam, ringan, mudah hancur yang menyerupai batu bara, adalah karbon; sisanya terdiri dari abu atau bahan kimia lainnya.

  • Arang kayu

Arang yang berasal dari kayu disebut arang kayu. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, arang kayu paling sering digunakan untuk memasak. Arang kayu juga dapat digunakan sebagai penyaring air, dalam bidang medis, dan untuk berbagai keperluan lainnya. Dalam hal ini kayunya belum lapuk dan masih dalam kondisi baik sehingga cocok untuk dijadikan arang kayu.

  • Arang serbuk gergaji

Serbuk gergaji yang dibakar digunakan untuk membuat arang serbuk gergaji. Serbuk gergaji seringkali mudah didapat di toko pengerjaan kayu atau pabrik penggergajian kayu. Serbuk gergaji merupakan limbah industri yang jarang dimanfaatkan oleh pemiliknya. Jadi, bisa dikatakan harganya murah. Arang serbuk gergaji dapat diubah menjadi briket arang dan sering digunakan untuk menggabungkan pupuk selain digunakan sebagai bahan bakar.

  • Arang sekam padi

Biasanya arang sekam padi digunakan sebagai bahan baku briket arang dan sebagai pupuk. Penggilingan padi menjual sekam yang dimanfaatkan. Sekam padi tidak hanya digunakan untuk membuat arang tetapi juga sering digunakan sebagai dedak pada pameran peternakan. Di pembibitan, arang sekam juga dapat digunakan sebagai bahan tanam dan pupuk. Hal ini disebabkan oleh kemampuan sekam padi dalam menyerap dan menyimpan air untuk digunakan sebagai sumber makanan.

  • Arang tempurung kelapa

Arang yang dibuat dari tempurung kelapa dikenal dengan nama arang tempurung kelapa. Sebagai sektor komersial, penggunaan arang tempurung kelapa sangatlah krusial. Hal ini disebabkan batok kelapa jarang dimanfaatkan. Tempurung kelapa dapat dimanfaatkan sebagai komponen dasar pembuatan briket arang selain dibakar secara langsung. Kelapa yang lebih tua sebaiknya digunakan untuk membuat batok kelapa sebagai arang karena lebih padat dan kandungan airnya lebih sedikit dibandingkan kelapa yang lebih muda. Arang tempurung kelapa dijual dengan harga lumayan. Sebab, selain kualitasnya yang bagus, harga batok kelapa juga mahal dan sulit didapat.

  • Abu arang

Arang yang berasal dari sisa-sisa daun atau serasah dikenal dengan sebutan arang serasah. Sampah merupakan salah satu sumber arang yang paling mudah didapat dibandingkan dengan jenis arang lainnya. Karena mudah hancur, arang serasah juga dapat digunakan untuk membuat briket arang.

  • Briket arang

Briket arang merupakan jenis arang terakhir yang banyak tersedia di masyarakat. Briket arang dibentuk dengan cara menggiling terlebih dahulu kemudian mencetak berbagai bentuk arang menggunakan campuran tepung kanji hingga sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Tujuan produksi briket arang adalah untuk memperpanjang masa pembakaran sekaligus mengurangi biaya. Arang sekam, serbuk gergaji, dan serasah merupakan beberapa jenis arang yang sering digunakan untuk membuat briket arang. Arang akan cepat habis dan ukurannya terlalu kecil untuk digunakan secara langsung. Sehingga jika dijadikan briket arang akan lebih awet. Briket arang yang terbuat dari batok kelapa yang dihancurkan adalah satu-satunya jenis yang tersedia. Tidak perlu memanfaatkan cangkang yang masih utuh sebagai briket arang.

  • Arang kulit kayu mahoni

ekstur kulit mahoni terkesan tebal dan pantang menyerah jika dipandang mata. Jika semuanya hanya ditumpuk begitu saja di halaman, sungguh disayangkan. Tempat pembakaran drum yang sama yang digunakan untuk mengolah arang kayu juga digunakan untuk membuat arang sekam mahoni. Briket arang juga bisa dibuat dari arang jenis ini. Arang kulit mahoni juga terbukti berkualitas tinggi. Ini menghasilkan sedikit asap saat dibakar. Hal ini dapat menghemat biaya karena menghasilkan nilai kalor yang sangat tinggi dan tahan lama ketika dibakar. Kedengarannya segar, arang ini terbuat dari kulit buah mahoni. Namun mengingat kualitas arang yang dihasilkan, tentu semakin banyak masyarakat yang membutuhkan dan menginginkan arang tersebut. Bisnis arang juga dapat memanfaatkan ini sebagai metode produksi alternatif.

Penggunaan arang

Awalnya, arang digunakan sebagai bubuk mesiu. Sejak itu sudah dihentikan, meskipun juga digunakan sebagai zat pereduksi dalam metalurgi. Beberapa orang suka membuat sketsa dengan arang. Namun bahan bakar adalah tujuan utama sebagian besar produk arang. Dibandingkan dengan kayu biasa, hasil pembakarannya lebih bersih.

Saat berkemah atau memanggang di luar ruangan, makanan seringkali dibakar menggunakan arang. Kebanyakan orang di sejumlah negara Afrika memasak dengan arang secara rutin. Karena arang menghasilkan karbon monoksida, memasak makanan di dalamnya menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Di sektor metalurgi, arang merupakan sumber bahan bakar sebelum Revolusi Industri. Selain itu, arang dapat digunakan sebagai bahan bakar mobil. Pada generator gas kayu, kayu atau arang dibakar untuk menggerakkan mobil dan bus. Selama Perang Dunia II, Perancis memproduksi 500.000 ton arang dan kayu untuk mobil pada tahun 1943, naik dari 50.000 ton sebelumnya.

Sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Kayu_bakar

https://id.wikipedia.org/wiki/Arang

Selengkapnya
Bagaimana Peradaban Menyalakan Api: Kayu Bakar dan Arang

Ilmu Pendidikan

Memahami Arti Habituasi: Baik atau Buruk?

Dipublikasikan oleh Anisa pada 17 Februari 2025


Reaksi yang tidak diperkuat terhadap suatu rangsangan berkurang seiring dengan paparan stimulus yang berulang atau berkepanjangan, suatu proses yang dikenal sebagai pembiasaan, yang merupakan jenis pembelajaran non-asosiatif. Misalnya, ketika makhluk hidup menyadari bahwa suara keras yang tidak terduga tidak menimbulkan dampak apa pun, mereka mungkin akan terbiasa dengan suara tersebut. Respons yang melibatkan seluruh tubuh atau hanya sistem komponen biologisnya merupakan contoh respons kebiasaan. Dari perspektif fungsional, pembiasaan diyakini mengalokasikan sumber daya kognitif ke rangsangan lain yang terkait dengan peristiwa penting secara fisiologis dengan mengurangi reaksi terhadap sinyal kecil. Dalam teknik pembiasaan, kemunduran perilaku yang terus-menerus mungkin juga disebabkan oleh efek nonspesifik seperti kelelahan, yang perlu disingkirkan jika fokusnya adalah pada pembiasaan. Karena banyak gangguan neuropsikiatri, termasuk autisme, skizofrenia, migrain, dan sindrom Tourette, menunjukkan gangguan pembiasaan terhadap berbagai jenis stimulus, baik yang sederhana maupun kompleks, pembiasaan penting dalam psikiatri dan psikopatologi.

Kata “pembiasaan” mempunyai arti lebih luas yang mencakup ketergantungan psikologis terhadap obat-obatan; makna ini dimasukkan dalam sejumlah kamus online. Istilah "pembiasaan narkoba" diciptakan oleh sekelompok ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia yang berkumpul pada tahun 1957 untuk membahas masalah kecanduan narkoba dan membedakan beberapa perilaku penggunaan narkoba dari kecanduan narkoba. Pembiasaan digambarkan sebagai "menjadi terbiasa dengan perilaku atau kondisi apa pun, termasuk penggunaan zat psikoaktif" dalam kamus terminologi WHO terkait obat-obatan dan alkohol.

Pembiasaan sebagai semacam pembelajaran non-asosiatif dapat dibedakan dari perubahan perilaku lainnya (seperti adaptasi sensorik/saraf dan kelelahan) dengan mempertimbangkan ciri-ciri pembiasaan yang telah ditemukan selama penelitian bertahun-tahun. Pada tahun 2008 dan 2009, Thompson dan Spencer memperluas daftar kualitas mereka dengan mencakup hal-hal berikut:

Respons terhadap suatu stimulus akan berkurang jika stimulus tersebut ditampilkan berulang kali. Disebutkan juga bahwa pembiasaan merupakan salah satu jenis pembelajaran implisit yang sering terjadi ketika rangsangan dihadirkan berulang kali. Meskipun sifat ini sejalan dengan gagasan pembiasaan sebagai suatu metode, sifat-sifat lain perlu ditunjukkan untuk memvalidasi pembiasaan sebagai suatu proses. Pemulihan spontan juga terlihat. Dengan kata lain, respons yang terbiasa terhadap suatu stimulus akan pulih—yakni, bertambah besar—ketika ada selang waktu yang cukup lama—jam, hari, atau minggu—di antara pemberian stimulus.

Fenomena yang dikenal sebagai "potensiasi pembiasaan" muncul dari seringnya pemberian tes pemulihan spontan. Dengan setiap percobaan pemulihan spontan terhadap fenomena ini, penurunan respons yang terjadi setelahnya semakin cepat. Juga diamati bahwa tingkat pembiasaan akan meningkat seiring dengan peningkatan frekuensi pemberian stimulus, atau interval interstimulus yang lebih pendek. Selain itu, paparan stimulus yang berkepanjangan mungkin mempunyai konsekuensi lebih lanjut pada tes perilaku di kemudian hari, seperti menunda pemulihan spontan, setelah respons yang terbiasa tidak berubah (yaitu, tidak menunjukkan penurunan lebih lanjut).

Kita akan mengamati gagasan generalisasi stimulus dan diskriminasi stimulus. Bila suatu stimulus dibiasakan satu kali maka akan terjadi pula stimulus tambahan yang identik dengannya (stimulus generalisasi). Derajat pembiasaan yang diperhatikan meningkat seiring dengan derajat kemiripan antara rangsangan baru dan rangsangan asli. Diskriminasi stimulus ditunjukkan ketika seseorang menjadi terbiasa terhadap stimulus baru yang identik dengan stimulus aslinya tetapi tidak terhadap stimulus yang berbeda. Ketika seseorang dihadapkan pada rasa jeruk nipis, misalnya, tingkat responsnya meningkat drastis jika terbiasa dengan rasa lemon. Dengan menggunakan diskriminasi stimulus, seseorang dapat mengecualikan adaptasi sensorik dan kelelahan sebagai teori potensial lainnya untuk proses pembiasaan.

Salah satu penemuan yang dibuat adalah bahwa respons pembiasaan dapat meningkat ketika, di akhir fase pembiasaan, satu kali pengenalan stimulus baru terjadi setelah reaksi terhadap stimulus yang menimbulkan menurun. "Dishabituasi" mengacu pada peningkatan respons sementara yang selalu terjadi sebagai respons terhadap stimulus pertama yang memunculkan respons tersebut (bukan terhadap stimulus baru). Bukti dishabituasi adalah alat lain yang digunakan oleh peneliti untuk mengesampingkan adaptasi sensorik dan kelelahan sebagai penjelasan potensial untuk proses pembiasaan. Dishabituasi mungkin sudah mendarah daging dalam diri seseorang. Setelah stimulus yang “mendishabituasi” diperlihatkan berulang kali, jumlah dishabituasi yang diakibatkan oleh diperkenalkannya stimulus baru mungkin berkurang.

Beberapa teknik pembiasaan tampaknya menghasilkan proses pembiasaan yang memakan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu. Kami menyebutnya sebagai pembiasaan jangka panjang. Penyakit ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan tidak menunjukkan pemulihan spontan. Pembiasaan jangka pendek dan jangka panjang dapat dibedakan dengan menggunakan sembilan atribut yang disebutkan di atas.

Sumber:

https://en.wikipedia.org

 

Selengkapnya
Memahami Arti Habituasi: Baik atau Buruk?

Sistem dan Permodelan Ekonomi

Pengertian Masyarakat serta Unsur dan Ciri-cirinya

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 17 Februari 2025


Masyarakat adalah sekelompok makhluk hidup yang terjalin erat karena sistem tertentu, tradisi tertentu, konvensi dan hukum tertentu yang sama, serta mengarah pada kehidupan kolektif. Sistem dalam masyarakat saling berhubungan antara satu manusia dengan manusia lainnya yang membentuk suatu kesatuan. Masyarakat terbagi menjadi dua golongan utama, yakni penguasa atau pengeksploitasi dan yang dikuasai atau yang dieksploitasi.Kepribadian masyarakat terbentuk melalui penggabungan individu-individu dan aksi-reaksi budaya mereka.

Pengertian

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terjalin erat karena sistem tertentu, tradisi tertentu, konvensi dan hukum tertentu yang sama, serta mengarah pada kehidupan kolektif. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang karena tuntutan kebutuhan dan pengaruh keyakinan, pikiran, serta ambisi tertentu dipersatukan dalam kehidupan kolektif. Sistem dan hukum yang terdapat dalam suatu masyarakat mencerminkan perilaku-perilaku individu karena individu-indivu tersebut terikat dengan hukum dan sistem tersebut.

Menurut antropolog Elman Service, untuk memudahkan mempelajari keanekaragaman masyarakat, masyarakat dapat dibagi menjadi empat kategori berdasarkan peningkatan ukuran populasi, sentralisasi politik, serta stratifikasi sosial, yaitu: kawanan (band), suku (tribe), kedatuan (chiefdom), dan negara (state). Jenis masyarakat paling kecil atau kawanan biasanya hanya terdiri atas beberapa kelompok, banyak diantaranya merupakan kumpulan dari satu atau beberapa keluarga besar.

Kriteria

Masyarakat merupakan sebuah sistem yang saling berhubungan antara satu manusia dengan manusia lainnya yang membentuk suatu kesatuan. Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka tidak dapat hidup sendiri dalam sebuah masyarakat. Kriteria interaksi antarmanusia dijabarkan sebagai berikut:

  1. Harus ada pelaku yang jumlahnya lebih dari satu.
  2. Ada komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol-simbol.
  3. Ada dimensi waktu (lampau, kini, mendatang) yang menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung.
  4. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan yang diperkirakan pengamat.

Masyarakat terjelma bukan karena keberadaannya di satu saat dalam perjalanan waktu. Tetapi ia hanya ada dalam waktu, ia adalah jelmaan waktu. Masyarakat ada setiap saat dari masa lalu ke masa mendatang. Kehadirannya justru melalui fase antara apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi. Dalam masyarakat kini terkandung pengaruh, bekas, dan jiplakan masa lalu serta bibit dan potensi untuk masa depan.

Fungsi

Hakikat masyarakat sesuai dengan skenario penciptaan manusia sebagai khalifah dimuka bumi, yakni tegaknya keadilan Ilahi yang berlaku untuk alam dan manusia.

Masyarakat merupakan manusia yang senantiasa berhubungan (berinteraksi) dengan manusia lain dalam suatu kelompok. Kehidupan masyarakat yang selalu berubah (dinamis) merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari.Masyarakat warga atau political society dibentuk dengan tujuan yang spesifik: menjamin hak milik pribadi dan melakukan penertiban sosial dengan menjatuhkan sanksi bagi para pelanggar peraturan.

Unsur dan Ciri-ciri

Menurut Marion Levy bahwa ada empat kriteria yang harus dipenuhi agar sebuah kelompok dapat disebut sebagai masyarakat, yaitu:

  1. Kemampuan bertahan yang melebihi masa hidup seorang anggotanya.
  2. Perekrutan seluruh atau sebagian anggotanya melalui reproduksi atau kelahiran.
  3. Adanya sistem tindakan utama yang bersifat swasembada.
  4. Kesetiaan pada suatu sistem tindakan utama secara bersama-sama.

Sedangkan menurut Soerjono Soekanto unsur-unsur pembentuk masyarakat adalah sebagai berikut:

  1. Beranggotakan dua orang atau lebih.
  2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
  3. Berhubungan dengan jangka waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang berkomunikasi, dan membuat aturan-aturan yang mengatur hubungan antar anggota masyarakat.
  4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan antar anggota masyarkat.

Menurut Soerjono Soekanto, ciri-ciri masyarakat yaitu:

  1. Hidup secara berkelompok.
  2. Melahirkan kebudayaan.
  3. Mengalami perubahan.
  4. Adanya interaksi
  5. Adanya seorang pemimpin.
  6. Memiliki stratifikasi sosial.

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling “bergaul”, atau dengan istilah ilmiah, saling “berinteraksi”. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana agar warganya dapat saling berinteraksi. Negara modern misalnya, merupakan kesatuan manusia dengan berbagai macam prasarana, yang memungkinkan para warganya untuk berinteraksi secara intensif, dan dengan frekuensi yang tinggi. Suatu negara modern mempunyai suatu jaringan komunikasi berupa jaringan jalan raya, jaringan jalan kereta api, jaringan perhubungan udara, jaringan telekomunikasi, sistem radio dan TV, berbagai macam surat kabar di tingkat nasional, suatu sistem upacara pada hari-hari raya nasional dan sebagainya. Negara dengan wilayah geografis yang lebih kecil berpotensi untuk berinteraksi secara intensif daripada negara dengan wilayah geografis yang sangat luas. Tambahan pula bila negara tersebut berupa kepulauan, seperti halnya negara kita.

Adanya prasarana untuk berinteraksi menyebabkan warga dari suatu kelompok manusia itu saling berinteraksi. Sebaliknya, bila hanya adanya suatu potensi untuk berinteraksi saja belum berarti bahwa warga dari suatu kesatuan manusia itu benar-benar akan berinteraksi. Suatu suku bangsa, misalnya saja suku bangsa Bali, mempunyai potensi untuk berinteraksi, yaitu bahasa Bali. Namun, adanya potensi itu saja tidak akan menyebabkan bahwa semua orang Bali tanpa alasan mengembangkan aktivitas yang menyebabkan suatu interaksi secara intensif di antara semua orang Bali tadi.

Hendaknya diperhatikan bahwa tidak semua kesatuan manusia yang bergaul atau berinteraksi itu merupakan masyarakat, karena suatu masyarakat harus mempunyai suatu ikatan lain yang khusus. Sekumpulan orang yang mengerumuni seorang tukang penjual jamu di pinggir jalan tidak dapat disebut sebagai suatu masyarakat. Meskipun kadang-kadang mereka juga berinteraksi secara terbatas, mereka tidak mempunyai suatu ikatan lain kecuali ikatan berupa perhatian terhadap penjual jamu tadi. Demikian juga sekumpulan manusia yang menonton suatu pertandingan sepak bola, dan sebenarnya semua kumpulan manusia penonton apapun juga, tidak disebut masyarakat. Sebaliknya, untuk sekumpulan manusia itu kita pakai istilah kerumunan. Dalam bahasa Inggris telah dipakai istilah crowd.

Ikatan yang membuat suatu kesatuan manusia menjadi suatu masyarakat adalah pola tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupannya dalam batas kesatuan itu. Lagipula, pola itu harus bersifat mantap dan kontinu, dengan perkataan lain, pola khas itu harus sudah menjadi adat istiadat yang khas. Dengan demikian, suatu asrama pelajar, suatu akademi kedinasan, atau suatu sekolah, tidak dapat kita sebut masyarakat, karena meskipun kesatuan manusia yang terdiri dari murid, guru, pegawai administrasi, serta para karyawan lain itu terikat dan diatur tingkah lakunya oleh berbagai norma dan aturan sekolah dan lain-lain, tetapi sitem normanya hanya meliputi beberapa sektor kehidupan yang terbatas saja. Sedangkan sebagai kesatuan manusia, suatu asrama atau sekolah itu hanya bersifat sementara, artinya tidak ada kontinuitasnya.

Selain ikatan adat istiadat khas yang meliputi sektor kehidupan dan kontinuitas waktu, warga suatu masyarakat harus juga mempunyai ciri lain, yaitu suatu rasa identitas bahwa mereka memang merupakan suatu kesatuan khusus yang berbeda dari kesatuan-kesatuan manusia lainnya. Ciri ini memang dimiliki oleh penghuni suatu asrama atau anggota suatu sekolah. Akan tetapi, tidak adanya sistem norma yang menyeluruh dan tidak adanya kontinuitas, menyebabkan penghuni suatu asrama atau murid suatu sekolah tidak bisa disebut masyarakat. Sebaliknya suatu negara, suatu kota, atau desa, misalnya, merupakan suatu kesatuan manusia yang memiliki keempat ciri terurai di atas, yaitu (1) interaksi antar warga-warganya, (2) adat istiadat, norma, hukum dan aturan-aturan khas yang mengatur seluruh pola tingkah laku warga negara kota atau desa; (3) kontinuitass waktu; (4) dan rasa identitas kuat yang mengikat semua warga. Itulah sebabnya suatu negara atau desa dapat kita sebut masyarakat dan kita memang sering berbicara tentang masyarakat Indonesia, masyarakat Filipina, masyarakat Medan, masyarakat Sala, masyarakat Balige, masyarakat Ciamis, atau masyarakat desa Trunyan.

Setelah uraian tadi, sekarang tiba waktunya untuk merumuskan suatu definisi mengenai konsep masyarakat untuk keperluan analisis antropologi. Dengan memperhatikan ketiga ciri terurai sebelumnya, definisi mengenai masyarakat secara khusus dapat kita rumuskan sebagai berikut: Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Definisi itu mempunyai suatu definisi yang diajukan oleh J.L. Gillin dan J.P. Gillin dalam buku mereka Cultur Sociology (1954: hlm.139), yang merumuskan bahwa masyarakat tau society adalah “……. the largest grouping in which common customs, traditions, attitudes and feelings of unity are operative”. Unsur grouping dalam definisi kita, unsur common customs dan traditions adalah unsur “adat istiadat” dan “kontinuitas” dalam definisi kita, serta unsur common attitudes and feelings of unity sama dengan unsur “identitas bersama”. Suatu tambahan dalam definisi Gillin adalah unsur (the largest) “terbesar” yang memang tidak dimuat dalam definisi kita. Walaupun demikian, konsep itu dapat diterapkan pada konsep masyarakat suatu bangsa atau negara, miisalnya konsep masyarakat Indonesia, masyarakat Filipina, masyarakat Belanda, masyarakat Amerika, dalam contoh kita sebelumnya.

Meskipun kita sering berbicara tentang konsep masyarakat dalam arti luas, seperti konsep masyarakat negara Indonesia, tetapi kenyataannya, dalam pikiran kita tidak terbayang seluruh manusia yang berjumlah +‑ 230 juta jiwa Indonesia itu. Biasanya yang terbayang dalam pikiran kita ialah lingkaran manusia Indonesia sekitar diri kita sendiri, manusia Indonesia di suatu lokasi tertentu, atau dalam ikatan suatu kelompok tertentu. Dalam bukunya, Azas-azas Sosiologi guru besar ilmu sosiologi Universitas Gadjah Mada, M.M. Djojodigoeno, membedakan antara konsep “masyarakat dalam arti yang luas dann sempit”.

Berdasarkan konsep Djojodigoeno ini dapat dikatakan masyarakat Indonesia sebagai contoh suatu “masyarakat dalam arti luas”. Sebaliknya, masyarakat yang terdiri dari warga suatu kelompok kekerabatan seperti dadia, marga, dan suku, kita anggap sebagai contoh dari suatu “masyarakat dalam arti sempit”.

Kesatuan wilayah, keatuan adat-istiadat, rasa identitas komunitas dan rasa royalitas terhadap komunitas sendiri, merupakan ciri-ciri suatu komunitas, dan pangkal dari perasaan seperti patriotism, nasionalisme dan sebagainya, yang biasanya bersangkutan dengan negara. Memang, suatu negara merupakan wujud dari suatu komunitas yang paling besar. Selain negara, keatuan-kesatuan seperti kota, desa, suatu RW atau RT, juga sesuai dengan definisi kita mengenai komunitas, yaitu: suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah yang nyata, dan berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas komunitas.

Uraian sebelumnya, kesatuan hidup manusia di suatu negara, desa atau kota, juga kita sebut “masyarakat”. Apakah dengan demikian konsep masyarakat sama dengan konsep komunitas? Kedua istilah itu memang bertumpang-tindih, tetapi istilah masyarakat adalah istilah umum bagi suatu keatuan hidup manusia, dan karena itulah bersifat luas daripada istilah komunitas. Masyarakat adlah semua kesatuan hidup manusia yang bersifat mantap dan terikat oleh satuan adat-istiadat dan rasa identitas bersama, tetapi komunitas bersifat khusus karena ciri tambahan ikatan lokasi dan kesadaran wilayah tadi.

Kategori Sosial

Masyarakat sebagai suatu kelompok manusia yang sangat umum sifatnya, mengandung kesatuan-kesatuan yang sifatnya lebih khusus, tetapi belum tentu mempunyai syarat pengukat yang sama dengan suatu masyarakat. Kesatuan sosial yang tidak mempunyai syarat pengikat itu serupa dengan “kerumunan” atau crowd yang telah kita pelajari pada sebelumnya, tidak mempunyai sifat-sifat masyarakat. Kesatuan sosial itu adalah kategori sosial (social category).

Kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri atau suatu kompleks ciri-ciri objektif yang dapat dikenakan kepada manusia-manusia itu. Ciri-ciri objektif itu biasanya dikenakan oleh pihak dari luar kategori sosial itu sendiri tanpa disadari oleh yang bersangkutan, dengan suatu maksud praktis tertentu. Misalnya, dalam masyarakat suatu negara ditentukan melalui hukumnya bahwa ada kategori warga di atas umur 18 tahun, dan kategori warga di bawah 18 tahun, dengan maksud untuk membedakan antara warga negara yang mempunyai hak pilih dan warga negara yang tidak mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum. Contoh lain adalah bahwa dalam masyarakat itu juga ada suatu kategori orang yang memiliki mobil, dan suatu kategori orang yang tidak memilikinya, dengan maksud untuk menentukan warga negara yang harus membayar sumbangan wajib dan yang bebas dari sumbangan wajibit. Serupa dengan itu, dalam suatu masyarakat dapat diadakan bermacam-macam penggolongan berdasarkan ciri-ciri objektif untuk berbagai maksud, seperti kategori pegawau negeri untuk menghitung hadiah lebaran, kategori anak di bawah umur 17 tahun untuk larangan menonton film orang dewasa, kategori pejar untuk memperkirakan pendapatan negara dari SPP dan sebagainya. Dengan demikian, tidak hanya pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu kota saja yang dapat mengadakan berbagai macam penggolongan seperti itu terhadap warga masyarakat, tetapi seorang peneliti untuk keperluan analisisnya dapat juga misalnya mengadakan berbagai macam penggolongan terhadap penduduk dari masyarakat yang menjadi objek penelitiannya tanpa disadari oleh mereka yang bersangkutan.

Kecuali persamaan ciri objektif tadi yang dikenakan kepada mereka oleh pihak luar, biasanya tidak ada unsur lain yang mengikat suatu kategori sosial. Orang-orang dalam suatu kategori soaial, misalnya semua anak di bawah 17 tahun, biasanya tidak ada suatu orientasi sosial yang mengikat mereka. Mereka juga tidak memiliki potensi yang dapat mengembangkan suatu interaksi di antara mereka sebagai keseluruhan. Mereka juga tidak mempunyai identitas (merupakan hal yang logis karena penggolongan ke dalam suatu kategori sosial itu dilakukan oleh pihak luar terhadap diri mereka, dengan ciri-ciri kriteria yang biasanya tidak mereka sadari). Suatu kategori sosial biasanya juga tidak terikat oleh kesatuan adat, sistem nilai, atau norma tertentu. Suatu kategori sosial tidak mempunyai lokasi, tidak mempunyai organisasi, tidak mempunyai pimpinan. 

Golongan

Masyarakat warga yang pertama adalah keluarga, lalu menjadi komunitas warga, meningkat menjadi masyarakat politik dan berujung pada terbentuknya institusi formal negara. Masyarakat warga ditandai dengan adanya tiga unsur: komunitas politik, pemerintahan dan hukum. Isi dari masyarakat warga adalah ketaatan pada hukum, persetujuan hidup bersama, kesetaraan dan penyelenggaraan pemerintahan. Masyarakat warga seperti roda putar hamster (hamster wheel) di mana individu terlibat dalam sirkuit tak berujung mengejar kekayaan dan penghargaan yang lebih tinggidan lebih tinggi lagi.

Sedangkan masyarakat barbar merujuk pada kehidupan yang selalu disandarkan pada hukum rimba, pada naluri-naluri alami manusia yang saling beradu satu sama lain.

Masyarakat terbagi menjadi dua golongan utama, yakni penguasa atau pengeksploitasi dan yang dikuasai atau yang dieksploitasi. Golongan penguasa dilukiskan oleh al-Qur’an sebagai golongan “mustakbirin” (orang-orang yang sombong). Sedangkan golongan yang dikuasai dilukiskan al-Qur’an sebagai golongan :mustadh’afin (yang tertindas).

Kepribadian

Kepribadian masyarakat tidak sama dengan kepribadian individu. Kepribadian ini terbentuk melalui penggabungan individu-individu dan aksi-reaksi budaya mereka. Masyarakat mempunyai sifat alami, ciri-ciri dan peraturannya sendiri, tindakan-tindakan serta reaksi-reaksinya dapat diterangkan dengan serangkaian hukum umum dan universal. Masyarakat mempunyai kepribadian independennya sendiri, karena itu hanya dapat mengatakan bahwa sejarah mempunyai suatu falsafah dan dibentuk oleh hukum dan norma.

Masyarakat warga terbentuk secara alamiah (natural inclination) yang mendorong manusia untuk membentuk kehidupan sosial dan ikatan persahabatan. Masyarakat warga terbentuk melalui logika negatif, dengan mekanisme leisure of evil: hukum dan aturan diciptakan justru untuk membatasi dan memblokir insting-insting gelap manusia. Masyarakat warga dikenal sebagai masyarakat borjuis di mana partikularitas dan individualitas jauh lebih menonjol daripada nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas. Dalam masyarakat warga, setiap orang menjadikan dirinya sebagai tujuan.

Dinamika atau perubahan masyarakat dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain:

  1. Penyebaraan informasi, meliputi pengaruh dan mekanisme media dalam menyampaikan pesan-pesan ataupun gagasan (pemikiran)
  2. Modal, antara lain sumber daya manusia ataupun modal finansial
  3. Teknologi, suatu unsur dan sekaligus faktor yang cepat berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
  4. Ideologi atau agama, keyakinan agama atau ideologi tertentu berpengaruh terhadap proses perubahan sosial
  5. Birokrasi, terutama berkaitan dengan berbagai kebijakan pemerintahan tertentu dalam membangun kekuasaannya
  6. Agen atau aktor, hal ini secara umum termasuk dalam modal sumber daya manusia, tetapi secara spesifik yang dimaksudkan adalah inisiatif-inisiatif individual dalam “mencari” kehidupan yang lebih baik.

Masyarakat Madani

Masyarakat Madani pada prinsipnya memiliki multimakna, yaitu masyarakat yang demokratis, menjunjung tinggi etika dan moralitas, transparan, toleransi, berpotensi, aspiratif, bermotivasi, berpartisipasi, konsisten memiliki bandingan, mampu berkoordinasi, sederhana, sinkron, integral, mengakui, emansipasi, dan hak asasi, namun yang paling dominan adalah masyarakat yang demokratis.

Masyarakat madani dapat melihat sesuatu secara terstruktur dan systematis untuk mencapai masyarakat yang transparant, demokratis serta dapat melihat sesuatu menjadi dari perspektif yang lebih positif bahkan disaat resesi ekonomi. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa pandemi memberikan suatu tantangan bagi masyarakat Indonesia dan mendorong kondisi masyarakat ke dalam masa resesi ekonomi. Sudah seyogyanya masyarakat dapat berpikir positif, progresif dan solutif atas segala tantangan yang datang seiring berjalannya waktu. 

Sumber:

wikipedia.org

Selengkapnya
Pengertian Masyarakat serta Unsur dan Ciri-cirinya

Arsitektur

Pemukiman Kumuh dan Akibatnya pada Lingkungan Masyarakat

Dipublikasikan oleh Anisa pada 17 Februari 2025


Permukiman kumuh adalah sebuah wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi di sebuah kota yang sebagian besar dihuni oleh penduduk miskin. Menurut Pasal 1 Ayat 13 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman, permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.

Kawasan kumuh ada di banyak kota besar di seluruh dunia. Kawasan kumuh biasanya dikaitkan dengan kemiskinan dan pengangguran tinggi. Kawasan kumuh juga dapat menjadi sumber masalah sosial seperti kriminalitas, narkotika, dan minuman keras. Karena kondisi sanitasi yang buruk, wilayah kumuh menjadi pusat masalah kesehatan di negara-negara miskin. Kendaraan seperti ambulans dan pemadam kebakaran sangat sulit dilewati di berbagai kawasan kumuh, terutama di negara-negara miskin. Selain itu, sampah bertumpuk-tumpuk karena kurangnya layanan pembuangan sampah.

Kawasan kumuh meningkat seiring dengan populasi, terutama di negara-negara berkembang. Pemerintah di seluruh dunia saat ini mencoba mengatasi masalah kawasan kumuh ini dengan membangun perumahan modern dengan sanitasi yang baik, biasanya rumah bertingkat. Tingkat kepadatan penduduk, kepemilikan lahan, dan kualitas sarana dan prasarana pada suatu daerah adalah beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menentukan apakah daerah tersebut tergolong kumuh atau tidak.

Pengentasan kawasan kumuh

Kota-kota di negara berkembang mengalami tingkat kemiskinan dan urbanisasi yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak tahun 1960an. Dampaknya adalah meluasnya kelompok permukiman kumuh yang tidak terkendali. Komunitas-komunitas yang terbelakang dan tidak terencana ini seringkali dihuni oleh penghuni liar yang tidak memiliki status dan hak hukum. Karena kurangnya akses terhadap layanan dasar perkotaan termasuk infrastruktur, pengumpulan sampah, pasokan udara, dan sanitasi, masyarakat yang tinggal di daerah kumuh lebih rentan terhadap penyakit, kejahatan, dan bencana alam.

Pemerintah telah melakukan banyak upaya untuk mengatasi masalah ini. Sayangnya, kurangnya kemauan politik, kepemimpinan yang tidak kompeten, peraturan yang tidak tepat, pasar tanah yang tidak berfungsi, dan pembatasan yang tidak tepat adalah alasan utama mengapa proyek perkotaan mereka sering gagal. Memindahkan masyarakat ke kawasan pemukiman baru, umumnya di luar kota, merupakan salah satu cara untuk menghentikan kemiskinan di wilayah metropolitan menjadi lebih buruk. Namun kelompok kumuh memang muncul di wilayah metropolitan karena lebih mudah menangkap dan mempekerjakan masyarakat miskin di sana. Oleh karena itu, tidak efektif untuk merelokasi penduduk atau mengubah fasilitas fisik mereka. Selain mengalokasikan dana untuk penghapusan permukiman kumuh dan relokasi warganya, pemerintah secara umum juga harus menyediakan dana transportasi yang akan memberikan akses prospek kerja di pusat kota.

Strategi kedua, yang disebut sebagai teknik regenerasi di Indonesia, melibatkan pembangunan kembali setelah penggusuran. Di Taman Sari Kota Bandung misalnya. Dengan strategi ini, penghuni kawasan kumuh akan direlokasi sementara, lahan akan dibersihkan, dan rumah baru akan dibangun untuk mereka di tempat yang sama. Untuk menampung lebih banyak orang, bangunan bertingkat tinggi sering kali direncanakan. Namun, pengalaman menunjukkan bahwa kepadatan hunian di gedung-gedung tinggi yang baru dibangun tidak jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan hunian yang sudah ada di pusat kota. Selain itu, pembangunan gedung-gedung bertingkat tinggi membuat rumah tangga bertingkat rendah memiliki lebih sedikit ruang di tingkat bawah untuk menjalankan pekerjaan sampingan yang menghasilkan uang ekstra.

Selain merelokasi penduduk atau mengubah tempat tinggal mereka, pilihan lain adalah meningkatkan permukiman kumuh, yang kadang-kadang disebut sebagai Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh di Indonesia. Untuk melakukan perbaikan, pertama-tama kita harus menjadikan infrastruktur yang ada—seperti retikulasi udara, drainase, sanitasi, dan listrik—sebaik-baiknya. Perbaikan biasanya tidak memerlukan pembangunan rumah karena orang dapat melakukannya sendiri; sebaliknya, pinjaman opsional diberikan untuk perbaikan rumah. Langkah-langkah lainnya termasuk menghilangkan risiko lingkungan, menawarkan imbalan atas pemeliharaan dan pengelolaan masyarakat, dan membangun sekolah dan klinik. Pengalihan hak kepemilikan rumah yang terjangkau kepada masyarakat merupakan aspek penting dari perubahan tersebut. Kepastian yang timbul dari pengalihan hak kepemilikan telah terbukti mendorong masyarakat setempat untuk berkontribusi dua hingga empat kali lebih besar dari kontribusi pemerintah terhadap perbaikan infrastruktur kawasan kumuh.

Perbaikan lahan memberikan beberapa manfaat, termasuk berkurangnya gangguan terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat dan merupakan pilihan yang lebih hemat biaya dibandingkan penghancuran dan relokasi, yang mungkin memerlukan biaya hingga sepuluh kali lipat biaya perbaikan. Dampak restorasi langsung terasa, sangat terlihat, dan secara signifikan meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin perkotaan.

Strategi lain yang kini didukung adalah konsolidasi tanah, baik secara vertikal maupun horizontal. Tujuan konsolidasi tanah adalah untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam dengan melibatkan masyarakat secara aktif dalam proses penataan kembali kepemilikan, penggunaan, dan pengelolaan tanah sesuai dengan rencana tata ruang dan upaya mengalokasikan properti untuk kepentingan umum. Secara umum, tujuan konsolidasi lahan adalah untuk merestrukturisasi tata kelola lahan masyarakat guna memaksimalkan penggunaan lahan dengan meningkatkan tingkat produksi dan efisiensi. Untuk mewujudkan kualitas lingkungan permukiman yang lebih baik, konsolidasi tanah dapat dilakukan dalam bentuk penambahan atau penataan prasarana jalan umum, penataan kawasan hijau, atau penataan bidang tanah ulayat. Sebagian dari harta milik masing-masing pemilik tanah akan disumbangkan untuk kepentingan fasilitas umum, seperti menata ulang atau memperbesar jalan raya, menciptakan ruang hijau, dan lain-lain. Keuntungan atau keuntungan yang lebih baik akan diperoleh bagi pemilik tanah, yang akan mendapatkan kembali kontribusi tanahnya dalam bentuk kenaikan harga jual tanah. Dalam konsolidasi tanah ini, bidang-bidang tanah dapat disusun sebagai berikut:

Sumber:

https://id.wikipedia.org

Selengkapnya
Pemukiman Kumuh dan Akibatnya pada Lingkungan Masyarakat

Operation Research and Analysis

Optimasi Stokastik: Pengertian, Metode Fungsi Skokastik, dan Metode Pencarian Acak

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 17 Februari 2025


Optimasi Stokastik

Metode optimasi stokastik (SO) merupakan metode optimasi yang menghasilkan dan menggunakan variabel acak. Dalam permasalahan stokastik, variabel acak muncul dalam rumusan masalah optimasi itu sendiri dan mencakup fungsi tujuan acak atau batasan acak. Metode optimasi stokastik juga mencakup metode dengan iterasi acak. Beberapa metode optimasi stokastik menggunakan iterasi acak untuk memecahkan masalah stokastik, menggabungkan kedua makna optimasi stokastik. metode optimasi stokastik menggeneralisasi metode deterministik ke masalah deterministik.

Metode fungsi stokastik

Dalam konteks analisis data, terdapat situasi di mana sebagian data masukan bersifat acak, seperti pada bidang estimasi dan kontrol waktu nyata. Selain itu, optimasi berbasis simulasi juga sering melibatkan penggunaan simulasi Monte Carlo sebagai perkiraan sistem sebenarnya. Masalah lain yang dihadapi adalah ketika terdapat kesalahan eksperimental atau kebisingan acak dalam pengukuran kriteria. Dalam kasus-kasus seperti itu, pemahaman bahwa nilai-nilai fungsi dapat terkontaminasi oleh kebisingan acak mendorong pengembangan algoritma yang menggunakan alat inferensi statistik untuk memperkirakan nilai-nilai "sebenarnya" dari fungsi dan/atau membuat keputusan optimal secara statistik terkait langkah-langkah selanjutnya.

Metode yang termasuk dalam kategori ini mencakup berbagai pendekatan seperti pendekatan stokastik (SA) oleh Robbins dan Monro (1951), penurunan gradien stokastik, SA perbedaan hingga oleh Kiefer dan Wolfowitz (1952), gangguan simultan SA oleh Spall (1992), dan optimasi skenario. Keseluruhan, metode-metode ini menyediakan kerangka kerja yang efektif untuk menangani data masukan yang bersifat acak dan kesalahan eksperimental, dengan menggunakan prinsip-prinsip inferensi statistik untuk membuat keputusan yang lebih akurat dan optimal.

Metode pencarian acak

Metode pencarian acak, sering disebut sebagai metaheuristik, memperkenalkan keacakan ke dalam proses pencarian untuk mempercepat kemajuan, terutama ketika kumpulan data terdiri dari pengukuran yang tepat. Keacakan yang diperkenalkan dapat membuat metode ini lebih toleran terhadap kesalahan pemodelan dan menghasilkan keuntungan lain, seperti memperkirakan interval fitur minimum menggunakan statistik nilai ekstrem. Selain itu, keacakan dalam proses pencarian memungkinkan kita untuk keluar dari optimal lokal dan mendekati optimal global, menjadikan prinsip pengacakan ini sebagai cara yang sederhana dan efektif untuk mengembangkan algoritma yang kinerjanya hampir pasti dan konsisten di berbagai kumpulan data dan masalah.

Beberapa metode optimasi stokastik yang menerapkan prinsip pencarian acak antara lain simulasi anil oleh S. Kirkpatrick, CD Gelatt dan MP Vecchi (1983), probabilitas kolektif oleh DH Wolpert, SR Bieniawski dan DG Rajnarayan (2011), dan algoritma genetika oleh Holland (2011). Ada pula metode lain seperti metode cross-entropy dari Rubinstein dan Kroese (2004), random search dari Anatoly Zhigljavsky (1991), dan stochastic tunneling.

Meskipun metode pencarian acak dianggap efektif, beberapa penulis berpendapat bahwa pengacakan hanya dapat meningkatkan algoritma deterministik jika algoritma deterministik dirancang dengan buruk. Ada juga argumen bahwa ketergantungan pada elemen acak dapat menghambat pengembangan komponen deterministik yang lebih cerdas dan unggul. Lebih jauh lagi, menyajikan hasil algoritma optimasi stokastik, misalnya dengan hanya mencantumkan rata-rata atau N run terbaik tanpa menyebutkan distribusi, dapat menghasilkan bias positif terhadap keacakan.

Beberapa permasalahan kompleksitas terbuka berkaitan dengan pertanyaan apakah keacakan dapat memungkinkan penyelesaian permasalahan dalam waktu yang lebih singkat, seperti pada permasalahan P = BPP.Konvergensi algoritma pencarian lokal stokastik menuju solusi optimal terkadang dapat terjadi sebagai akibat dari kemungkinan perpindahan dari satu solusi ke solusi lainnya dalam ruang pencarian pada setiap iterasi. Namun, sifat semantik penting dari algoritma pencarian lokal stokastik, termasuk kemampuannya untuk menemukan solusi optimal atau solusi dalam jarak tertentu dari nilai optimal, seringkali tidak dapat ditentukan secara umum. Hal ini disebabkan kemampuan algoritma ini untuk mensimulasikan programapa pun, terutama jika bahan dasarnya dimaksudkan sederhana.

Disadur dari : en.wikipedia.org

Selengkapnya
Optimasi Stokastik: Pengertian, Metode Fungsi Skokastik, dan Metode Pencarian Acak
« First Previous page 570 of 909 Next Last »