Rantai Pasok Resilien dan Adaptif
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 21 Februari 2025
Pendahuluan
Dalam lingkungan bisnis yang terus berubah, manajemen rantai pasok (Supply Chain Management/SCM) menjadi elemen penting untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Model Lean dan Agile kini banyak digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas dalam SCM. Paper ini mengkaji pengaruh penerapan model Lean dan Agile dalam rantai pasok serta bagaimana kombinasi keduanya dapat meningkatkan resiliensi, kecepatan, dan adaptabilitas operasional.
Konsep Lean dan Agile dalam Supply Chain
Metodologi Penelitian
Paper ini melakukan studi literatur terhadap berbagai penelitian mengenai implementasi Lean dan Agile dalam SCM. Penelitian ini mengidentifikasi studi kasus dari berbagai industri, mengukur keberhasilan implementasi, dan membahas tantangan serta peluang penerapannya.
Studi Kasus & Data Empiris
1. Industri Otomotif – Volkswagen Autoeuropa
2. Industri Makanan – Nestlé
3. Industri Farmasi – AstraZeneca
Tantangan & Solusi Implementasi
Kesimpulan & Rekomendasi
Paper ini menegaskan bahwa kombinasi Lean dan Agile dalam rantai pasok dapat meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas secara signifikan. Untuk keberhasilan implementasi, perusahaan perlu:
✅ Mengoptimalkan proses Lean di bagian produksi dan pengadaan.
✅ Mengadopsi Agile dalam distribusi dan layanan pelanggan.
✅ Menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan visibilitas dan respons rantai pasok.
Sumber Artikel: Hassani, Youssef; Ceaușu, Ioana; Iordache, Adrian (2020). Lean and Agile Model Implementation for Managing the Supply Chain. Proceedings of the 14th International Conference on Business Excellence, Bucharest University of Economic Studies, pp. 847-858.
Rantai Pasok Resilien dan Adaptif
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 21 Februari 2025
Pendahuluan
Dalam era globalisasi, rantai pasok menghadapi tantangan besar akibat disrupsi seperti pandemi, bencana alam, dan konflik geopolitik. Gangguan ini menyebabkan keterlambatan pengiriman, peningkatan biaya, dan bahkan kegagalan operasional. Paper ini mengusulkan solusi berbasis visualisasi interaktif untuk meningkatkan resiliensi rantai pasok, membantu manajemen mengambil keputusan berbasis data secara cepat dan akurat.
Konsep Visualisasi Interaktif dalam Rantai Pasok
Penelitian ini berfokus pada penggunaan visualisasi interaktif dalam pengambilan keputusan rantai pasok. Model yang dikembangkan terdiri dari:
Metodologi & Studi Kasus
Paper ini menguji efektivitas visualisasi interaktif dalam dua skenario utama menggunakan data dari perusahaan manufaktur multinasional:
1. Skenario Gangguan Jaringan Transportasi
2. Skenario Penggunaan Mode Transportasi Alternatif
Tantangan Implementasi Visualisasi Rantai Pasok
Kesimpulan & Rekomendasi
Penelitian ini menunjukkan bahwa visualisasi interaktif dapat meningkatkan resiliensi rantai pasok dengan memungkinkan analisis skenario secara cepat dan akurat. Tiga rekomendasi utama bagi perusahaan adalah:
✅ Diversifikasi jalur transportasi untuk menghindari ketergantungan pada satu mode.
✅ Gunakan model visualisasi interaktif untuk memetakan gangguan potensial sebelum terjadi.
✅ Optimalkan pengambilan keputusan berbasis data dengan mengadopsi AI dan machine learning dalam perencanaan rantai pasok.
Sumber Artikel:
Tripathi, Prabhakar (2021). Building Resilient Supply Chain using Interactive Visualization. Massachusetts Institute of Technology, Master of Science in Engineering & Management Thesis.
Rantai Pasok Resilien dan Adaptif
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 21 Februari 2025
Pendahuluan
Rantai pasok manufaktur menghadapi tantangan besar akibat disrupsi global, seperti pandemi, krisis ekonomi, dan konflik geopolitik. Untuk menghadapi ini, strategic sourcing menjadi faktor penting dalam membangun resiliensi rantai pasok. Paper ini meneliti pengaruh strategic sourcing terhadap resiliensi rantai pasok di Kenya, dengan fokus pada kolaborasi, seleksi pemasok, dan diversifikasi sumber daya.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional survey dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Sampel terdiri dari 62 perusahaan manufaktur di Kenya yang tergabung dalam Kenya Association of Manufacturers (KAM). Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan SPSS versi 24.
Temuan Utama
1. Kolaborasi dalam Rantai Pasok
Implikasi:
Kolaborasi meningkatkan kecepatan respons terhadap gangguan rantai pasok dan memastikan pemulihan lebih cepat dari krisis.
2. Diversifikasi Basis Pemasok
Implikasi:
Multipel sourcing mengurangi risiko ketergantungan pada satu pemasok, yang dapat menyebabkan gangguan besar saat terjadi krisis.
3. Kriteria Seleksi Pemasok
Implikasi:
Seleksi pemasok berbasis kualitas dan kapasitas meningkatkan efisiensi rantai pasok dan memastikan kinerja yang konsisten.
Analisis Statistik
Analisis regresi menunjukkan bahwa strategic sourcing berkontribusi sebesar 9,9% terhadap peningkatan resiliensi rantai pasok. Model ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 unit dalam strategic sourcing meningkatkan resiliensi rantai pasok sebesar 0,338 unit.
Kesimpulan & Rekomendasi
Strategic sourcing memiliki pengaruh signifikan terhadap resiliensi rantai pasok. Dengan menerapkan kolaborasi, multipel sourcing, dan seleksi pemasok berbasis kualitas, perusahaan dapat mengurangi risiko gangguan rantai pasok.
Rekomendasi untuk Manajer:
✅ Terapkan strategi kolaboratif dengan pemasok untuk meningkatkan transparansi pasok.
✅ Gunakan multipel sourcing untuk mengurangi ketergantungan pada satu pemasok.
✅ Seleksi pemasok berdasarkan kapasitas produksi dan kualitas produk.
Sumber Artikel:
Arani, Wycliffe, Mukulu, Elegwa, Waiganjo, Esther, & Wambua, Julius (2016). Strategic Sourcing an Antecedent of Supply Chain Resilience in Manufacturing Firms in Kenya. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, Vol. 6, No. 10.
Rantai Pasok Resilien dan Adaptif
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 21 Februari 2025
Pendahuluan
Dalam dunia yang terus berubah, rantai pasok (supply chain/SC) perlu beradaptasi dengan tantangan global seperti pandemi dan disrupsi ekonomi. Paper ini memperkenalkan Viable Supply Chain (VSC), model rantai pasok yang menggabungkan agility, resilience, dan sustainability agar dapat bertahan dalam berbagai kondisi. Studi ini memberikan wawasan bagaimana bisnis dapat membangun rantai pasok yang lebih tangguh untuk menghadapi masa depan.
Konsep Viable Supply Chain (VSC)
Viability dalam supply chain didefinisikan sebagai kemampuan untuk bertahan dan beradaptasi dalam lingkungan yang berubah melalui redesign struktur dan replanning performa jangka panjang. VSC menggabungkan tiga elemen utama:
Metodologi & Studi Kasus
Paper ini mengacu pada berbagai penelitian terdahulu dan memberikan analisis tentang bagaimana perusahaan di berbagai industri menerapkan strategi VSC. Beberapa contoh kasus yang diangkat:
Tantangan dan Solusi Implementasi VSC
Kesimpulan dan Rekomendasi
Paper ini menegaskan bahwa Viable Supply Chain (VSC) adalah masa depan rantai pasok global. Dengan kombinasi agility, resilience, dan sustainability, perusahaan dapat menghadapi disrupsi besar seperti pandemi, perubahan iklim, dan krisis ekonomi. Rekomendasi utama bagi bisnis adalah:
Sumber Artikel:
Ivanov, Dmitry (2020). Viable supply chain model: integrating agility, resilience and sustainability perspectives—lessons from and thinking beyond the COVID-19 pandemic. Annals of Operations Research, Vol. 319, Iss. 1, pp. 1411-1431.
Rantai Pasok Resilien dan Adaptif
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 21 Februari 2025
Pendahuluan
Paper ini, yang ditulis oleh Angwi Rose Samba, membahas gangguan rantai pasok (SCD), manajemen risiko rantai pasok (SCRM), dan ketahanan rantai pasok (SCRES) dengan studi kasus Polycom Inc.. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi tantangan industri selama pandemi COVID-19 dan merancang strategi proaktif untuk mengatasi gangguan di masa depan.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode campuran (hybrid research method):
Studi Kasus: Dampak COVID-19 pada Polycom Inc.
Polycom Inc. mengalami berbagai gangguan akibat pandemi, meliputi:
Strategi Meningkatkan Ketahanan Rantai Pasok
1. Peningkatan Visibilitas dan Responsivitas
2. Diversifikasi dan Redundansi Rantai Pasok
3. Transformasi Digital dalam Rantai Pasok
Temuan Utama dan Implikasi Manajemen
Kritik dan Evaluasi
Beberapa kelemahan dalam penelitian ini:
Kesimpulan
Paper ini menegaskan bahwa kombinasi strategi ketahanan rantai pasok dan transformasi digital sangat penting untuk menghadapi gangguan global. Dengan menerapkan solusi berbasis teknologi, perusahaan dapat meminimalkan risiko, meningkatkan efisiensi operasional, dan memastikan keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.
Sumber Artikel: