Integrasi Lean, Agility, dan Resilience dalam Rantai Pasok: Studi Kinerja Ritel Makanan di Arab Saudi

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

21 Februari 2025, 15.03

unplash.com

Pendahuluan

Paper ini, yang ditulis oleh Abdullah Mohammed Alharbi, membahas dampak dari supply chain leanness (efisiensi), agility (kelincahan), dan resilience (ketahanan) terhadap kinerja ritel makanan di Arab Saudi. Studi ini mengkaji bagaimana ketiga elemen ini dapat diintegrasikan untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan sektor ritel makanan.

Kerangka Konseptual dan Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan teori kapabilitas dinamis untuk mengembangkan model konseptual. Studi dilakukan melalui metode campuran (mixed-methods):

  • Studi kualitatif: Wawancara dengan 15 pengambil keputusan di sektor ritel makanan.
  • Studi kuantitatif: Survei terhadap 296 responden dari departemen rantai pasok dan logistik.
  • Analisis data menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) berbasis Partial Least Squares (PLS) untuk menguji hubungan antara variabel.

Studi Kasus: Tantangan Rantai Pasok di Sektor Ritel Makanan

  • Pandemi COVID-19 – Menyebabkan gangguan distribusi makanan dan kenaikan harga hingga 252%.
  • Krisis Keuangan 2008 – Mengakibatkan penurunan produksi pangan sebesar 42,3%.
  • Ketergantungan ImporArab Saudi mengimpor lebih dari 80% kebutuhan pangannya, membuatnya rentan terhadap gangguan global.

Penelitian ini menunjukkan bahwa agility dan resilience berperan penting dalam menjaga stabilitas rantai pasok di tengah krisis.

Strategi Meningkatkan Efisiensi, Kelincahan, dan Ketahanan Rantai Pasok

1. Lean Supply Chain untuk Efisiensi

  • Just-in-Time (JIT) untuk mengurangi pemborosan stok.
  • Optimasi transportasi dan distribusi guna menekan biaya operasional.

2. Agile Supply Chain untuk Respons Cepat

  • Penggunaan teknologi AI dalam analisis permintaan pelanggan.
  • Diversifikasi pemasok untuk menghindari ketergantungan berlebihan pada satu sumber.

3. Resilient Supply Chain untuk Ketahanan Jangka Panjang

  • Investasi dalam penyimpanan dan distribusi berbasis blockchain untuk meningkatkan transparansi.
  • Strategi multi-sourcing guna memastikan ketersediaan bahan baku.

Temuan Utama dan Implikasi bagi Manajemen Rantai Pasok

  • Leanness dan agility berkontribusi signifikan terhadap peningkatan efisiensi biaya dalam industri ritel makanan.
  • Agility menjadi faktor mediasi utama dalam hubungan antara leanness dan resilience.
  • Resilience memiliki dampak langsung terbesar terhadap kinerja ritel, menunjukkan bahwa kemampuan bertahan dan pulih dari gangguan lebih krusial dibandingkan hanya efisiensi.

Kritik dan Evaluasi

Beberapa keterbatasan dari penelitian ini:

  • Kurangnya eksplorasi mengenai digitalisasi rantai pasok – Peran IoT dan big data belum dianalisis secara mendalam.
  • Fokus hanya pada sektor ritel makanan – Studi lebih lanjut diperlukan untuk sektor lain seperti farmasi dan manufaktur.
  • Tidak mempertimbangkan kebijakan pemerintah sebagai faktor eksternal – Kebijakan impor dan tarif dapat memengaruhi efisiensi rantai pasok.

Kesimpulan

Penelitian ini menegaskan bahwa kombinasi lean, agility, dan resilience sangat penting untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan sektor ritel makanan. Dengan menerapkan strategi yang tepat, perusahaan dapat mengurangi risiko, meningkatkan efisiensi operasional, dan memastikan stabilitas rantai pasok dalam jangka panjang.

Sumber Artikel:

  • Alharbi, A. M. (2022). Effects of Lean, Agile and Resilient Supply Chain on Retail Performance – The Case of Food Sector in Saudi Arabia. Curtin University.