Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025
Pendahuluan
Industri manufaktur di Kenya menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan performa bisnisnya. Salah satu faktor kunci yang menentukan keberhasilan industri ini adalah Supplier Relationship Management (SRM)—strategi dalam mengelola hubungan dengan pemasok untuk meningkatkan efisiensi rantai pasokan. Penelitian ini membahas pengaruh SRM terhadap kinerja perusahaan manufaktur di Kenya, menggunakan data dari 160 responden dari 461 perusahaan.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan inferensial dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang dianalisis menggunakan SPSS. Korelasi Pearson dan regresi digunakan untuk mengukur dampak SRM terhadap performa industri manufaktur.
Temuan Utama
1. Supplier Relationship Management dan Kinerja Manufaktur
2. Elemen Kunci dalam SRM
Tiga aspek utama yang diteliti dalam manajemen hubungan dengan pemasok adalah:
3. Kualitas dan Sertifikasi sebagai Faktor Moderasi
4. Tantangan yang Dihadapi Perusahaan Manufaktur
Meskipun SRM memiliki dampak positif, ada beberapa kendala yang masih menjadi tantangan bagi industri manufaktur di Kenya:
Implikasi dan Rekomendasi
Berdasarkan temuan ini, ada beberapa langkah strategis yang bisa diterapkan oleh perusahaan manufaktur untuk meningkatkan kinerja mereka melalui SRM:
Kesimpulan
Studi ini membuktikan bahwa Supplier Relationship Management memiliki dampak signifikan terhadap kinerja industri manufaktur di Kenya. Namun, untuk mendapatkan manfaat maksimal, perusahaan harus lebih aktif dalam kolaborasi strategis, pengembangan pemasok, serta penerapan teknologi dan transparansi dalam komunikasi. Dengan pendekatan yang lebih terintegrasi, industri manufaktur dapat meningkatkan daya saing dan pertumbuhan bisnisnya.
Sumber Asli:
Kimwaki, B. M., Ngugi, P. K., & Odhiambo, R. (2022). Supplier Relationship Management and Performance of Manufacturing Firms in Kenya. International Journal of Recent Innovations in Academic Research, 6(3), 16-26.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025
Pendahuluan
Manajemen hubungan pemasok atau Supplier Relationship Management (SRM) telah menjadi faktor utama dalam meningkatkan efisiensi rantai pasok di sektor publik. SRM memungkinkan organisasi mengelola pemasok secara lebih efektif, meningkatkan transparansi, dan mempercepat pengadaan. Namun, dalam pemerintahan daerah, tantangan seperti kurangnya transparansi, integritas, dan akuntabilitas dalam pengadaan sering kali menghambat efektivitas SRM.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak SRM dan etika pengadaan terhadap kinerja rantai pasok di pemerintahan daerah Kenya, menggunakan studi empiris dari 112 pegawai pengadaan di berbagai pemerintah daerah di Nyanza, Kenya.
Tantangan dalam Implementasi SRM di Pemerintahan Daerah
1. Kurangnya Transparansi dalam Hubungan dengan Pemasok
2. Minimnya Evaluasi Kinerja Pemasok
3. Biaya Transaksi yang Tinggi dan Inefisiensi dalam Pengadaan
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan survey terhadap 112 pegawai pengadaan di berbagai pemerintah daerah Kenya.
Temuan Utama: Pengaruh SRM dan Etika Pengadaan terhadap Kinerja Rantai Pasok
1. Hubungan Positif antara SRM dan Kinerja Rantai Pasok
2. Etika Pengadaan sebagai Faktor Moderator
3. Pengelolaan Pemasok yang Lebih Baik Mengurangi Biaya Transaksi
Studi Kasus: Implementasi SRM dalam Pemerintahan Daerah di Kenya
1. Peningkatan Efisiensi dalam Pengadaan Barang Publik
2. Pengurangan Biaya Operasional melalui Evaluasi Pemasok
3. Kepuasan Pemasok terhadap Proses Pengadaan yang Lebih Transparan
Rekomendasi untuk Peningkatan SRM dan Etika Pengadaan
1. Meningkatkan Transparansi dalam Pengadaan Publik
2. Menerapkan Evaluasi Pemasok secara Berkala
3. Meningkatkan Kapasitas Pegawai Pengadaan
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi SRM yang efektif, didukung dengan prinsip etika pengadaan yang kuat, dapat meningkatkan efisiensi rantai pasok di pemerintahan daerah Kenya.
Dengan strategi yang tepat, pemerintah daerah dapat mengoptimalkan efisiensi pengadaan, meningkatkan transparansi, dan memperkuat hubungan dengan pemasok.
Sumber Artikel:
Otieno Kevin, Jackline Akoth Odero. (2023). Supplier Relationship Management Practices, Procurement Ethics and Supply Chain Performance in County Governments. Journal of Business and Social Review in Emerging Economies, 9(2), 63-72.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025
Pendahuluan
Dalam era persaingan global yang semakin ketat, Supplier Relationship Management (SRM) menjadi aspek krusial dalam meningkatkan efisiensi pengadaan barang dan jasa, terutama di sektor publik. SRM memungkinkan organisasi menjalin hubungan yang lebih baik dengan pemasok, meningkatkan transparansi, dan mengoptimalkan kinerja rantai pasok.
Penelitian ini menelaah bagaimana SRM memengaruhi kinerja organisasi dalam pengadaan publik dengan fokus pada studi kasus di Namibia. Berdasarkan data dari 43 responden yang bekerja di sektor pengadaan publik, penelitian ini mengidentifikasi tantangan utama dalam SRM, strategi implementasi, serta dampaknya terhadap efektivitas operasional.
Tantangan dalam Implementasi SRM di Sektor Pengadaan Publik
1. Kurangnya Kepercayaan antara Organisasi dan Pemasok
2. Minimnya Integrasi Pemasok dalam Rantai Pasok
3. Ketiadaan Sistem Evaluasi dan Pelatihan Pemasok
4. Biaya Transaksi yang Tinggi dan Kurangnya Transparansi
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan sampel dari 50 pegawai sektor pengadaan publik, dan berhasil mengumpulkan data dari 43 responden. Data dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur dengan pertanyaan tertutup untuk mengukur efektivitas SRM dalam pengadaan publik. Analisis menggunakan metode statistik deskriptif untuk mengidentifikasi hubungan antara SRM dan kinerja organisasi.
Temuan Utama: Dampak SRM terhadap Kinerja Organisasi
1. SRM Berkontribusi pada Efisiensi Pengadaan Publik
✅ Penerapan SRM yang lebih baik dapat meningkatkan efisiensi rantai pasok hingga 20%.
✅ Kepercayaan antara organisasi dan pemasok meningkatkan kecepatan respons pengadaan.
✅ SRM berbasis data memungkinkan evaluasi pemasok yang lebih akurat.
2. Pengelolaan Pemasok yang Baik Mengurangi Biaya Transaksi
✅ Melalui SRM, biaya transaksi dapat dikurangi hingga 15%.
✅ Evaluasi berkala terhadap pemasok membantu mengidentifikasi inefisiensi dan mengurangi risiko rantai pasok.
3. Transparansi dan Pelacakan Digital Meningkatkan Akurasi Pengadaan
✅ Penerapan sistem pelacakan berbasis AI memungkinkan pengadaan yang lebih akurat.
✅ Organisasi yang memiliki sistem SRM yang kuat cenderung memiliki ketepatan waktu pengiriman barang yang lebih baik.
Studi Kasus: Implementasi SRM dalam Pengadaan Publik di Namibia
1. Dampak SRM terhadap Ketersediaan Barang di Sektor Kesehatan
2. Pengurangan Biaya Operasional melalui SRM
3. Meningkatkan Kepuasan Pemasok dan Efisiensi Pengadaan
Rekomendasi untuk Peningkatan SRM di Pengadaan Publik
1. Meningkatkan Kepercayaan dan Komitmen antara Organisasi dan Pemasok
✅ Membangun sistem SRM berbasis transparansi dan komunikasi terbuka.
✅ Menerapkan kontrak jangka panjang untuk pemasok yang memiliki kinerja baik.
2. Meningkatkan Integrasi Digital dalam Rantai Pasok
✅ Menggunakan AI dan IoT untuk melacak status pengadaan barang secara real-time.
✅ Menerapkan sistem evaluasi otomatis untuk meningkatkan akurasi pemantauan pemasok.
3. Menerapkan Pelatihan dan Evaluasi Pemasok secara Berkala
✅ Memberikan insentif bagi pemasok yang meningkatkan kinerja mereka berdasarkan evaluasi SRM.
✅ Membangun sistem umpan balik dua arah antara organisasi dan pemasok.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Supplier Relationship Management (SRM) yang efektif dapat meningkatkan kinerja organisasi dalam pengadaan publik.
Dengan strategi yang tepat, SRM dapat meningkatkan efisiensi operasional, memperkuat hubungan dengan pemasok, dan memastikan kelancaran rantai pasok dalam sektor pengadaan publik.
Sumber Artikel: Asa Romeo Asa, Narikutuke Naruses, Johanna Pangeiko Nautwima, Diana Tsoy. (2023). Supplier Relationship Management and Organizational Performance: A Focus on Public Procurement. International Journal of Management Science and Business Administration, 9(6), 19-28.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025
Pendahuluan
Dalam dunia bisnis modern, manajemen hubungan pemasok atau Supplier Relationship Management (SRM) menjadi strategi penting dalam mengelola rantai pasok. SRM bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, mengoptimalkan integrasi pemasok, dan mengurangi risiko rantai pasok.
Penelitian ini membahas implementasi SRM dalam industri teknik global melalui studi kasus pada sebuah perusahaan teknik internasional di Denmark. Dengan menggunakan metode longitudinal case study, penelitian ini menganalisis strategi integrasi pemasok dari sistem lokal ke global, serta bagaimana perusahaan dapat menerapkan SRM untuk meningkatkan kinerja pemasok dan membangun hubungan bisnis yang lebih kuat.
Tantangan dalam Implementasi SRM di Industri Teknik Global
1. Kompleksitas Integrasi Pemasok Global
2. Ketidakseimbangan antara Globalisasi dan Kebutuhan Lokal
3. Tantangan dalam Pengurangan Jumlah Pemasok
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus longitudinal yang dilakukan dari Maret 2019 hingga Juli 2022 di sebuah perusahaan teknik global. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan manajer rantai pasok, analisis dokumen internal, dan observasi langsung dalam implementasi SRM. Analisis menggunakan model kualitatif dengan metode grounded theory untuk memahami pola hubungan pemasok dan dampaknya terhadap kinerja rantai pasok.
Hasil Penelitian: Strategi Implementasi SRM yang Efektif
1. Integrasi Basis Pemasok dari Sistem Lokal ke Global
2. Peningkatan Kinerja Pemasok melalui SRM
3. Pengurangan Risiko Operasional dan Efisiensi Biaya
Studi Kasus: Implementasi SRM dalam Industri Teknik Global
1. Pengurangan Jumlah Pemasok secara Bertahap
2. Penggunaan Dashboard Performa untuk Evaluasi Pemasok
3. Peningkatan Hubungan Jangka Panjang dengan Pemasok Strategis
Rekomendasi untuk Meningkatkan Implementasi SRM
1. Optimalisasi Strategi Pengelolaan Pemasok
2. Penggunaan Teknologi untuk Meningkatkan Transparansi
3. Membangun Kemitraan Jangka Panjang dengan Pemasok
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi SRM yang efektif dapat meningkatkan efisiensi rantai pasok dalam industri teknik global. Strategi supplier prioritization lebih efektif dibandingkan metode pemangkasan pemasok secara langsung. Penggunaan sistem evaluasi berbasis data meningkatkan transparansi dan akurasi pengelolaan pemasok. Hubungan jangka panjang dengan pemasok strategis menghasilkan efisiensi biaya dan ketahanan rantai pasok yang lebih baik.
Dengan menerapkan SRM yang terstruktur dan berbasis teknologi, perusahaan teknik global dapat mengoptimalkan hubungan dengan pemasok dan menciptakan rantai pasok yang lebih tangguh serta efisien.
Sumber Artikel: Andersen, Bjørn Skjønning. (2022). Implementing Supplier Relationship Management in the Global Engineering Industry. Technical University of Denmark.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025
Pendahuluan
Organisasi Big Science (BSOs) seperti CERN dan Hubble Space Telescope memainkan peran penting dalam inovasi ilmiah dan teknologi. Namun, apakah pemasok yang bekerja dengan BSOs benar-benar mendapatkan keuntungan dari hubungan ini? Studi oleh Xin Weng (2021) dari Uppsala University mengeksplorasi nilai yang dirasakan pemasok (Supplier-Perceived Value/SPV) dalam hubungan mereka dengan BSOs.
Penelitian ini membahas manfaat inovasi, peluang pasar, serta tantangan yang dihadapi pemasok dalam memenuhi standar tinggi organisasi sains besar. Dengan analisis data dari 38 pemasok Big Science di Swedia, penelitian ini memberikan wawasan penting bagi perusahaan yang ingin terlibat dalam proyek-proyek ilmiah besar.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif berbasis survei dengan 38 pemasok Big Science di Swedia sebagai responden. Analisis dilakukan menggunakan multiple regression dan independent t-test, untuk mengevaluasi hubungan antara fungsi SRM dan nilai yang dirasakan oleh pemasok.
Temuan Utama
1. Hubungan dengan BSOs Meningkatkan Nilai Pasar dan Reputasi Pemasok
2. Manfaat Inovasi dan Pengembangan Produk
3. Proses Produksi dan Manajemen Kualitas Pemasok Mengalami Perubahan Signifikan
4. Tantangan dalam Hubungan Pemasok dengan BSOs
Meskipun banyak keuntungan, penelitian ini menemukan beberapa tantangan utama:
Analisis dan Implikasi
Penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan dengan BSOs dapat memberikan keuntungan dalam hal reputasi, inovasi, dan peningkatan kualitas produk, tetapi pemasok perlu memahami bahwa keuntungan finansial langsung sering kali terbatas.
Beberapa strategi yang dapat dilakukan pemasok untuk memaksimalkan manfaat dari hubungan dengan BSOs meliputi:
Kesimpulan
Supplier Relationship Management (SRM) dalam organisasi Big Science dapat meningkatkan reputasi pemasok, mendorong inovasi, serta meningkatkan kualitas produksi. Namun, pemasok harus menghadapi tantangan seperti biaya adaptasi tinggi dan kurangnya kesinambungan kontrak. Oleh karena itu, pemasok perlu mengembangkan strategi jangka panjang untuk memaksimalkan manfaat dari hubungan dengan BSOs dan mendiversifikasi produk mereka untuk pasar lain.
Sumber Asli:
Xin Weng (2021). Supplier-Perceived Value in Big-Science-Supplier Relationships – What Can Suppliers Gain from Delivering to Big-Science Organizations?. Uppsala University.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025
Pendahuluan
Dalam era persaingan bisnis yang semakin ketat, efektivitas rantai pasokan menjadi faktor utama keberhasilan perusahaan. Supplier Relationship Management (SRM) telah terbukti meningkatkan keandalan pengiriman, mengurangi biaya, mendukung inovasi, dan mengelola risiko. Namun, implementasi SRM tidak selalu seragam di semua industri. Studi ini membandingkan bagaimana berbagai perusahaan industri di Finlandia menerapkan SRM, menyoroti perbedaan praktik, nilai yang diciptakan, serta tantangan yang dihadapi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif, dengan data dari empat perusahaan lintas sektor melalui wawancara semi-terstruktur. Analisis ini memberikan wawasan penting bagi perusahaan yang ingin meningkatkan strategi manajemen pemasok mereka.
Metodologi Penelitian
Studi ini mengumpulkan data melalui wawancara dengan delapan karyawan dari empat perusahaan industri yang berbeda di Finlandia. Sektor yang diteliti meliputi industri logam, elektronik, dan makanan. Data dianalisis menggunakan pendekatan content analysis untuk mengidentifikasi pola dalam praktik SRM, faktor penciptaan nilai, serta hambatan yang dihadapi perusahaan.
Temuan Utama
1. Perbedaan Praktik SRM di Berbagai Sektor
Setiap industri memiliki pendekatan yang berbeda dalam mengelola pemasok:
2. Faktor-Faktor Penciptaan Nilai dalam SRM
Penelitian mengidentifikasi beberapa faktor utama yang menciptakan nilai dalam hubungan dengan pemasok:
3. Tantangan dalam Implementasi SRM
Meskipun SRM membawa manfaat besar, terdapat beberapa hambatan yang dihadapi perusahaan:
Analisis dan Implikasi
Temuan studi ini menunjukkan bahwa SRM bukan sekadar proses administratif, tetapi strategi bisnis yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Perusahaan yang menerapkan pendekatan berbasis data, membangun hubungan jangka panjang, dan mengadopsi teknologi digital mampu mengoptimalkan rantai pasokan mereka dengan lebih efektif.
Bagi industri yang masih menghadapi tantangan dalam implementasi SRM, berinvestasi dalam digitalisasi, meningkatkan transparansi komunikasi, dan mengadopsi strategi segmentasi pemasok dapat membantu mengatasi hambatan yang ada.
Rekomendasi untuk Optimalisasi SRM
Kesimpulan
Supplier Relationship Management (SRM) memainkan peran krusial dalam meningkatkan efisiensi, inovasi, dan stabilitas rantai pasokan di berbagai sektor industri di Finlandia. Studi ini menunjukkan bahwa setiap industri memiliki pendekatan unik dalam SRM, tergantung pada kebutuhan dan tantangan spesifiknya.
Untuk mencapai keunggulan kompetitif, perusahaan perlu mengoptimalkan strategi SRM mereka melalui digitalisasi, evaluasi pemasok yang lebih efektif, dan penguatan hubungan jangka panjang dengan mitra strategis. Dengan menerapkan rekomendasi dari studi ini, industri di Finlandia dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar global.
Sumber Asli: Siiri Leppänen (2023). Examining and Comparing Supplier Relationship Management Practices in Industrial Companies Across Sectors in Finland. Lappeenranta–Lahti University of Technology LUT.