Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025
Pendahuluan
Dalam lingkungan bisnis global yang kompetitif, manajemen rantai pasokan yang efektif menjadi kunci kesuksesan perusahaan. Salah satu faktor penting dalam rantai pasokan adalah Supplier Relationship Management (SRM), yang berfokus pada kolaborasi antara perusahaan dan pemasok untuk meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing.
Penelitian ini mengkaji bagaimana kolaborasi pemasok memengaruhi kinerja perusahaan melalui lean manufacturing dan pengendalian inventaris, dengan fokus pada industri manufaktur di Pulau Jawa, Indonesia. Studi ini memberikan wawasan bagi perusahaan tentang strategi SRM yang optimal untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei terhadap 88 perusahaan manufaktur di sektor bahan kimia dan mineral non-logam di Jawa. Data dianalisis menggunakan structural equation modeling (SEM) dengan software SmartPLS untuk menguji hubungan antara kolaborasi pemasok, lean manufacturing, pengendalian inventaris, dan kinerja perusahaan.
Temuan Utama
1. Kolaborasi Pemasok Berdampak Positif terhadap Kinerja Perusahaan
2. Lean Manufacturing Tidak Secara Langsung Meningkatkan Kinerja Perusahaan
3. Pengendalian Inventaris sebagai Mediator Kunci
4. Integrasi Lean Manufacturing dan Pengendalian Inventaris Optimal
5. Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kolaborasi Pemasok
Implikasi dan Strategi Optimal untuk Perusahaan
Penelitian ini menunjukkan bahwa kolaborasi pemasok yang efektif, jika didukung oleh strategi pengendalian inventaris yang kuat, dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara signifikan.
Beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan:
Kesimpulan
Kolaborasi pemasok terbukti memiliki dampak positif terhadap kinerja perusahaan, tetapi manfaatnya akan lebih optimal jika digabungkan dengan strategi pengendalian inventaris yang kuat.
Lean manufacturing sendiri tidak memiliki dampak langsung yang signifikan terhadap kinerja perusahaan, tetapi berperan dalam meningkatkan efektivitas pengendalian inventaris.
Untuk meningkatkan daya saing, perusahaan perlu mengintegrasikan SRM dengan digitalisasi rantai pasokan, meningkatkan transparansi dengan pemasok, serta menerapkan strategi lean manufacturing dan kontrol inventaris yang lebih efektif.
Sumber : Dherma Riofiandi, Zeplin Jiwa Husada Tarigan (2022). The Effect of Supplier Collaboration on Company Performance through Lean Manufacture and Inventory Control. Petra Christian University.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025
Pendahuluan
Procurement atau pengadaan memiliki peran krusial dalam mendukung kinerja organisasi, baik di sektor publik maupun swasta. Pengadaan mencakup hingga 18,42% dari Produk Domestik Bruto (PDB) global dan menyumbang sekitar 70% dari total pengeluaran organisasi. Meskipun penting, banyak perusahaan masih menghadapi tantangan dalam meningkatkan efisiensi pengadaan, terutama dalam menjaga hubungan jangka panjang dengan pemasok.
Studi ini, yang dilakukan oleh Honest F. Kimario, Leonada R. Mwagike, dan Alex R. Kira, meneliti bagaimana kepercayaan, komitmen, dan komunikasi dalam hubungan pembeli-pemasok berpengaruh terhadap kinerja pengadaan. Dengan fokus pada perusahaan manufaktur di Tanzania, penelitian ini memberikan wawasan tentang strategi optimal dalam membangun hubungan pemasok yang efektif.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan analisis sintesis kualitatif dengan pendekatan homotetik, serta didukung oleh teori Transaction Cost Economics dan Resource Dependence Theory. Data dikumpulkan dari berbagai studi empiris dan dianalisis berdasarkan empat tema utama dalam hubungan pembeli-pemasok.
Temuan Utama
1. Kepercayaan sebagai Faktor Utama dalam Hubungan Pembeli-Pemasok
2. Peran Komitmen dalam Memperkuat Hubungan Jangka Panjang
3. Komunikasi yang Efektif sebagai Katalisator Kinerja Pengadaan
4. Tantangan dalam Meningkatkan Hubungan Pembeli-Pemasok
Meskipun manfaat hubungan pembeli-pemasok telah terbukti, penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa hambatan utama:
Implikasi dan Strategi Optimal
Berdasarkan temuan penelitian, ada beberapa strategi utama yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hubungan pembeli-pemasok dan kinerja pengadaan:
1. Meningkatkan Transparansi melalui Digitalisasi
2. Membangun Komitmen Jangka Panjang dengan Pemasok Strategis
3. Meningkatkan Komunikasi dan Kolaborasi dengan Pemasok
4. Diversifikasi Pemasok untuk Mengurangi Risiko Pasokan
Kesimpulan
Studi ini membuktikan bahwa hubungan pembeli-pemasok yang dikelola dengan baik dapat meningkatkan kinerja pengadaan secara signifikan. Kepercayaan, komitmen, dan komunikasi adalah faktor utama yang memengaruhi efektivitas hubungan pembeli-pemasok.
Untuk meningkatkan efisiensi pengadaan, perusahaan harus mengadopsi teknologi digital, memperkuat hubungan jangka panjang dengan pemasok strategis, serta menerapkan komunikasi yang lebih terbuka dan kolaboratif. Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat meminimalkan risiko dalam rantai pasokan, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan daya saing di pasar global.
Sumber Asli:
Honest F. Kimario, Leonada R. Mwagike, Alex R. Kira (2021). Buyer-Supplier Relationships and Its Influence on the Procurement Performance: Insights from Empirical Analysis. Journal of Co-operative and Business Studies (JCBS).
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025
Pendahuluan
Industri perhotelan berperan penting dalam ekonomi dan pariwisata, tetapi juga menjadi salah satu kontributor utama pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, banyak hotel mulai mengadopsi praktik green purchasing sebagai bagian dari strategi mereka untuk mengurangi dampak lingkungan.
Studi ini, yang dilakukan oleh Novia Chandra Tanuwijaya, Zeplin Jiwa Husada Tarigan, dan Hotlan Siagian, menganalisis bagaimana komitmen manajemen puncak memengaruhi kinerja perusahaan melalui green purchasing dan Supplier Relationship Management (SRM) pada hotel bintang tiga di Surabaya.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei terhadap 71 hotel bintang tiga di Surabaya, dengan tingkat respons 86% (61 hotel mengembalikan kuesioner secara valid). Data dianalisis menggunakan Partial Least Square (PLS) untuk mengevaluasi hubungan antara komitmen manajemen, green purchasing, SRM, dan kinerja perusahaan.
Temuan Utama
1. Komitmen Manajemen Puncak Meningkatkan SRM dan Kinerja Perusahaan
2. SRM Berperan Kunci dalam Green Purchasing dan Kinerja Perusahaan
3. Green Purchasing Berkontribusi pada Kinerja Perusahaan
Implikasi dan Strategi Optimal
Berdasarkan temuan penelitian, beberapa strategi utama yang dapat diterapkan oleh hotel dalam meningkatkan kinerja mereka melalui green purchasing dan SRM adalah:
1. Meningkatkan Komitmen Manajemen terhadap Green Purchasing
2. Mengembangkan Hubungan yang Lebih Kuat dengan Pemasok
3. Menggunakan Teknologi untuk Meningkatkan Efisiensi Green Purchasing
4. Menghubungkan Green Purchasing dengan Strategi Bisnis Hotel
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa komitmen manajemen puncak berperan penting dalam meningkatkan hubungan dengan pemasok (SRM) dan kinerja perusahaan. Namun, SRM-lah yang menjadi faktor kunci dalam mendorong green purchasing dan akhirnya meningkatkan kinerja perusahaan.
Hotel yang ingin meningkatkan daya saing mereka sebaiknya tidak hanya fokus pada efisiensi operasional, tetapi juga memperkuat hubungan dengan pemasok dan mengintegrasikan praktik green purchasing sebagai bagian dari strategi bisnis mereka.
Sumber Asli:
Novia Chandra Tanuwijaya, Zeplin Jiwa Husada Tarigan, Hotlan Siagian (2021). The Effect of Top Management Commitment on Firm Performance through Green Purchasing and Supplier Relationship Management in 3-Star Hotel Industry in Surabaya. Petra Christian University.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025
Pendahuluan
Perkembangan teknologi telah mengubah cara perusahaan mengelola rantai pasokan mereka. Digital procurement, atau penggunaan teknologi digital dalam proses pengadaan, semakin banyak diadopsi oleh perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan hubungan dengan pemasok.
Namun, sejauh mana digital procurement berdampak pada kepuasan pemasok (supplier satisfaction) dan keunggulan operasional (operative excellence) masih menjadi perdebatan. Studi ini, berdasarkan penelitian oleh Tommaso Liberale (2023), mengeksplorasi dampak digital procurement dalam industri kimia dan menguji apakah praktik digital procurement benar-benar meningkatkan kepuasan pemasok atau hanya memperbaiki efisiensi operasional perusahaan.
Metodologi Penelitian
Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif berbasis survei terhadap 119 pemasok di industri kimia. Data dianalisis menggunakan Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM) untuk mengevaluasi hubungan antara digital procurement, supplier satisfaction, dan operative excellence.
Temuan Utama
1. Digital Procurement Meningkatkan Operative Excellence tetapi Tidak Mempengaruhi Supplier Satisfaction
2. Preferred Customer Status (PCS) Bergantung pada Supplier Satisfaction
3. Profitabilitas dan Operative Excellence Tidak Secara Langsung Meningkatkan Supplier Satisfaction
4. Digital Capability Asymmetry Tidak Mempengaruhi Supplier Satisfaction
Implikasi dan Rekomendasi Strategis
Hasil penelitian ini memberikan beberapa wawasan penting bagi perusahaan yang ingin mengoptimalkan digital procurement dalam rantai pasokan mereka:
1. Fokus pada Hubungan Jangka Panjang dengan Pemasok
2. Gunakan Digital Procurement untuk Efisiensi, tetapi Jangan Lupakan Human Interaction
3. Digitalisasi Harus Disertai dengan Pengembangan Pemasok
4. Prioritaskan Keunggulan Operasional, tetapi Jangan Lupakan Faktor Non-Teknologi
Kesimpulan
Digital procurement memberikan manfaat besar dalam meningkatkan keunggulan operasional perusahaan, tetapi tidak secara langsung meningkatkan kepuasan pemasok. Faktor hubungan bisnis dan peluang pertumbuhan pemasok lebih berperan dalam meningkatkan supplier satisfaction, yang pada akhirnya menentukan apakah perusahaan dapat memperoleh status Preferred Customer.
Untuk mencapai manfaat maksimal dari digital procurement, perusahaan harus menggabungkan teknologi dengan strategi manajemen hubungan pemasok yang efektif. Dengan cara ini, mereka tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga membangun rantai pasokan yang lebih stabil, kolaboratif, dan kompetitif di masa depan.
Sumber Asli:
Tommaso Liberale (2023). Digital Procurement in Buyer-Supplier Relationships: The Impact on Operative Excellence and Supplier Satisfaction. University of Twente.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025
Pendahuluan
Dalam lanskap bisnis yang semakin kompetitif, manajemen hubungan pemasok (Supplier Relationship Management/SRM) berperan penting dalam menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. SRM bukan hanya soal efisiensi biaya, tetapi juga mendorong inovasi, kolaborasi strategis, dan peningkatan daya saing.
Penelitian yang dilakukan oleh Maria Ruuskanen di Lappeenranta-Lahti University of Technology LUT mengeksplorasi bagaimana SRM yang efektif dapat menciptakan nilai di berbagai tingkatan organisasi. Studi ini menyoroti manfaat, tantangan, serta praktik terbaik dalam SRM, dengan fokus pada interaksi antara pembeli dan pemasok.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini didasarkan pada wawancara dengan 10 profesional dari 9 industri berbeda, dengan tujuan memahami bagaimana penciptaan nilai terjadi melalui SRM. Hasil studi ini menegaskan bahwa hubungan pembeli-pemasok yang kuat berlandaskan pada kepercayaan, transparansi, dan berbagi informasi.
Temuan Utama
1. Segmentasi Pemasok dan Pengelolaan Hubungan yang Lebih Baik
2. Kolaborasi dengan Pemasok sebagai Kunci Inovasi
3. Transparansi dan Berbagi Informasi untuk Pengambilan Keputusan Lebih Baik
4. Pengembangan Pemasok sebagai Strategi Keunggulan Kompetitif
Strategi Optimal untuk Implementasi SRM yang Efektif
1. Mengoptimalkan Segmentasi dan Evaluasi Pemasok
2. Meningkatkan Kolaborasi Jangka Panjang
3. Menerapkan Teknologi Digital untuk Efisiensi Rantai Pasok
4. Mendorong Pengembangan Pemasok Secara Berkelanjutan
Kesimpulan
Penelitian ini menegaskan bahwa SRM bukan hanya alat manajemen rantai pasok, tetapi juga strategi bisnis yang dapat menciptakan nilai signifikan bagi perusahaan. Kepercayaan, transparansi, dan keterlibatan pemasok dalam strategi bisnis perusahaan adalah faktor utama dalam kesuksesan SRM.
Perusahaan yang ingin meningkatkan daya saing harus menerapkan SRM secara menyeluruh, mulai dari segmentasi pemasok, kolaborasi strategis, pemanfaatan teknologi, hingga pengembangan pemasok yang berkelanjutan.
Sumber : Maria Ruuskanen (2021). The Role of Effective Supplier Relationship Management in Value Creation. Lappeenranta-Lahti University of Technology LUT.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025
Pendahuluan
Dalam industri manufaktur makanan dan minuman, pengelolaan hubungan dengan pemasok (Supplier Relationship Management/SRM) menjadi faktor kunci dalam meningkatkan kinerja perusahaan. SRM yang buruk dapat menyebabkan biaya akuisisi tinggi, waktu tunggu panjang, kualitas bahan baku rendah, reputasi buruk, serta pangsa pasar dan profitabilitas yang rendah.
Penelitian oleh Fiona Wanjiku Mwangi dan Samuel Muli menyoroti pengaruh SRM terhadap kinerja organisasi di sektor manufaktur makanan dan minuman di Kiambu County, Kenya. Studi ini mengkaji empat elemen utama dalam SRM: segmentasi pemasok, kolaborasi pemasok, aliran informasi, dan pengembangan pemasok, serta dampaknya terhadap profitabilitas dan efisiensi rantai pasok.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan survei terhadap 63 perusahaan manufaktur makanan dan minuman di Kiambu County, dengan 189 responden dari departemen pengadaan, pergudangan, dan logistik. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan korelasi serta regresi linear untuk melihat hubungan antara elemen SRM dan kinerja perusahaan.
Temuan Utama
1. Segmentasi Pemasok Memengaruhi Efisiensi Operasional
2. Kolaborasi dengan Pemasok Meningkatkan Efektivitas Rantai Pasok
3. Aliran Informasi yang Efektif Meningkatkan Pengambilan Keputusan
4. Pengembangan Pemasok Berkontribusi terhadap Keunggulan Kompetitif
Implikasi dan Strategi Optimal
Berdasarkan temuan penelitian, ada beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk memaksimalkan manfaat SRM dalam industri manufaktur makanan dan minuman:
1. Optimalisasi Segmentasi Pemasok
2. Meningkatkan Kolaborasi dengan Pemasok
3. Memanfaatkan Teknologi untuk Aliran Informasi yang Lebih Baik
4. Investasi dalam Pengembangan Pemasok
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa SRM yang baik—melalui segmentasi pemasok, kolaborasi, aliran informasi yang efektif, dan pengembangan pemasok—berkontribusi langsung terhadap peningkatan kinerja perusahaan di sektor manufaktur makanan dan minuman.
Perusahaan yang ingin meningkatkan daya saingnya harus mengintegrasikan SRM ke dalam strategi bisnis mereka, memanfaatkan teknologi untuk efisiensi komunikasi, serta membangun hubungan jangka panjang dengan pemasok yang terpercaya.
Sumber : Fiona Wanjiku Mwangi, Samuel Muli (2022). Influence of Supplier Relationship Management on the Performance of Food and Beverage Manufacturing Firms in Kenya: A Survey of Kiambu County. International Journal of Business and Social Research, Volume 12, Issue 03, pp. 13-30.