Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 13 Maret 2025
Manajemen keselamatan dalam industri berisiko tinggi sering kali mengandalkan Safety Management System (SMS) sebagai landasan utama dalam mengurangi insiden dan meningkatkan keselamatan operasional. Namun, dalam praktiknya, SMS sering dianggap terlalu birokratis, normatif, dan kurang efektif dalam memberikan kinerja keselamatan yang optimal.
Konsep Safety Fractal dan Evolusi SMS
1. Kritik terhadap Implementasi SMS
2. Dari Manajemen Reaktif ke Pendekatan Resilien
Tingkat Efektivitas SMS dalam Industri Berisiko Tinggi
Implementasi Safety Fractal dalam Manajemen Keselamatan
1. Integrasi Sistem Manajemen Keselamatan dengan Proses Operasional
2. Pendekatan Hierarkis dalam Manajemen Keselamatan
3. Manajemen Risiko yang Lebih Dinamis
Tantangan dalam Implementasi Extended Safety Fractal
Rekomendasi untuk Meningkatkan Keselamatan dengan Safety Fractal
Kesimpulan
Konsep Extended Safety Fractal menawarkan pendekatan baru dalam manajemen keselamatan yang lebih adaptif, prediktif, dan terintegrasi dengan operasi organisasi. Dengan menerapkan model ini, perusahaan dapat meningkatkan keselamatan kerja, efisiensi operasional, dan kepatuhan regulasi secara signifikan. Perubahan dari manajemen keselamatan berbasis kepatuhan ke pendekatan resilien menjadi kunci utama dalam meningkatkan keselamatan di industri berisiko tinggi.
Sumber: Accou, B., & Reniers, G. (2020). ‘Introducing the Extended Safety Fractal: Reusing the Concept of Safety Management Systems to Organize Resilient Organizations’. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(5478), 1-19.
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 13 Maret 2025
Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja menjadi masalah global yang menyebabkan dampak signifikan bagi individu, organisasi, dan masyarakat. Studi oleh Päivi Hämäläinen (2010) mengembangkan model untuk memperkirakan jumlah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja secara global, serta dampaknya terhadap berbagai sektor industri. Penelitian ini menyoroti bagaimana pencatatan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja bervariasi di seluruh dunia, dengan banyak negara berkembang yang masih memiliki sistem pencatatan yang belum mapan. Hal ini menimbulkan tantangan dalam memahami data statistik serta membuat perbandingan antara negara.
Temuan Utama dan Studi Kasus
1. Estimasi Jumlah Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
2. Kategori Penyakit Akibat Kerja
3. Dampak Globalisasi terhadap Keselamatan Kerja
Tantangan dalam Pengelolaan Keselamatan Kerja
Rekomendasi untuk Meningkatkan Keselamatan Kerja Global
Kesimpulan
Studi ini menegaskan bahwa kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja merupakan tantangan global yang memerlukan pendekatan sistematis dalam pencatatan, pencegahan, dan regulasi. Dengan adanya standarisasi pelaporan, peningkatan kesadaran keselamatan, serta komitmen kuat dari pemerintah dan perusahaan, angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat ditekan secara signifikan.
Sumber: Hämäläinen, P. (2010). ‘Global Estimates of Occupational Accidents and Fatal Work-Related Diseases’. Tampere University of Technology, Publication 917.
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 13 Maret 2025
Keselamatan kerja merupakan aspek yang sangat penting dalam industri, terutama dalam lingkungan kerja yang memiliki risiko tinggi terhadap kecelakaan mata. Salah satu bentuk perlindungan yang digunakan adalah kacamata keselamatan sebagai bagian dari Alat Pelindung Diri (APD). Namun, banyak pekerja yang enggan menggunakan kacamata keselamatan secara konsisten. Penelitian oleh Bazán Deza (2022) meneliti bagaimana kualitas kacamata keselamatan, kesadaran pekerja terhadap keselamatan diri (self-care), serta kondisi kerja mempengaruhi penerimaan penggunaan kacamata keselamatan.
Studi Kasus dan Data Statistik
Penelitian ini dilakukan di sebuah organisasi industri yang memiliki tingkat risiko tinggi terhadap cedera mata. Beberapa temuan utama dari studi ini meliputi:
Dari hasil uji hipotesis menggunakan uji chi-square (X² < 0,05), ditemukan bahwa kualitas kacamata keselamatan dan kesadaran pekerja memiliki pengaruh signifikan terhadap penerimaan penggunaan APD.
Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Kacamata Keselamatan
1. Kualitas Kacamata Keselamatan
2. Kesadaran Pekerja terhadap Keselamatan (Self-Care)
3. Kondisi Kerja dan Pengaruh Ergonomi
Strategi Meningkatkan Kepatuhan Penggunaan APD
Untuk meningkatkan kepatuhan pekerja dalam menggunakan kacamata keselamatan, beberapa rekomendasi dapat diterapkan:
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa penerimaan penggunaan kacamata keselamatan dipengaruhi oleh kualitas APD, kesadaran pekerja, serta kondisi kerja. Dengan peningkatan standar kualitas kacamata keselamatan, edukasi keselamatan yang lebih baik, serta pengawasan yang ketat, kepatuhan terhadap penggunaan APD dapat ditingkatkan secara signifikan.
Sumber: Bazán Deza, R. G. (2022). ‘Impact of Quality and Self-Care on The Acceptance of Safety Glasses in an Organization’. Industrial Data, 25(2), 233-259. Universidad Nacional Mayor de San Marcos, Lima, Perú.
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 13 Maret 2025
Keselamatan kerja di sektor kesehatan publik menjadi tantangan utama bagi tenaga medis dan petugas kesehatan. Penelitian ini mengkaji berbagai risiko yang dihadapi tenaga kesehatan, antara lain:
Dari 195 studi yang dianalisis, hanya 7 artikel yang memenuhi kriteria penelitian dan memberikan informasi mendalam mengenai risiko kerja di sektor kesehatan publik.
Penelitian ini menemukan bahwa tenaga kesehatan di area perkotaan mengalami stres kerja lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang bekerja di daerah pedesaan. Faktor lingkungan kerja seperti keadilan dalam organisasi dan sistem kompensasi berpengaruh langsung terhadap tingkat burnout dan kepuasan kerja. Terdapat kekurangan dalam kerangka hukum yang menyebabkan ketidakseimbangan dalam distribusi tanggung jawab dan perlindungan tenaga kerja.
Rekomendasi untuk Meningkatkan Keselamatan Kerja
Pentingnya pengelolaan risiko kerja di sektor kesehatan publik Yunani. Dengan peningkatan regulasi, pelatihan keselamatan, serta penyediaan APD yang lebih baik, tenaga kesehatan dapat bekerja dalam kondisi yang lebih aman dan produktif.
Sumber Artikel:
Adamopoulos, I. P. & Syrou, N. F. "Workplace Safety and Occupational Health Job Risks Hazards in Public Health Sector in Greece." European Journal of Environment and Public Health, 6(2), em0118, 2022.
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 12 Maret 2025
Industri yang berisiko tinggi seperti konstruksi, manufaktur baja, minyak dan gas, serta penerbangan menghadapi tantangan besar dalam keselamatan kerja. Siyuan Song dan Ibukun Awolusi (2020) dalam penelitiannya menyoroti bagaimana manajemen keselamatan industri harus mengadopsi strategi inovatif dan proaktif untuk mengurangi cedera di tempat kerja dan meningkatkan keselamatan pekerja. Artikel ini menekankan bahwa pendekatan berbasis data dan teknologi terbaru dapat mempercepat pencapaian lingkungan kerja yang lebih aman.
Faktor Risiko dalam Keselamatan Industri
1. Industri dengan Tingkat Cedera Tinggi
2. Kurangnya Pengukuran Keselamatan yang Efektif
Studi Kasus dan Data Statistik
Pendekatan Proaktif dalam Manajemen Keselamatan
1. Penerapan Budaya Keselamatan yang Kuat
2. Penggunaan Indikator Keselamatan Proaktif
3. Teknologi untuk Keselamatan Kerja
Tantangan dalam Implementasi Strategi Proaktif
Rekomendasi untuk Meningkatkan Manajemen Keselamatan
Kesimpulan
Pendekatan proaktif dalam manajemen keselamatan industri terbukti lebih efektif dibanding metode reaktif tradisional. Dengan mengintegrasikan teknologi terbaru, membangun budaya keselamatan yang kuat, dan menggunakan indikator leading, perusahaan dapat mengurangi tingkat kecelakaan dan meningkatkan keselamatan pekerja secara signifikan.
Sumber: Song, S., & Awolusi, I. (2020). ‘Industrial Safety Management Using Innovative and Proactive Strategies’. IntechOpen.
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 12 Maret 2025
Bahaya keselamatan di tempat kerja merupakan aspek penting yang harus diperhatikan untuk mencegah cedera dan kerugian finansial. Dalam studi ini, penulis mengkaji definisi bahaya keselamatan yang beragam dan sering kali membingungkan dalam literatur yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk:
Penelitian ini melibatkan 350 pemilik atau manajer usaha kecil di tiga provinsi utama Afrika Selatan: Gauteng, KwaZulu-Natal, dan Western Cape. Usaha kecil yang diteliti memiliki pendapatan tahunan kurang dari R10 juta dan jumlah karyawan kurang dari 50 orang. Hasil survei menunjukkan bahwa banyak pemilik usaha kecil:
Penelitian ini mengelompokkan bahaya keselamatan ke dalam beberapa kategori, termasuk:
Menurut penelitian ini, bahaya keselamatan harus memiliki karakteristik berikut:
Tantangan dan Rekomendasi
1. Kurangnya Kesadaran dan Pelatihan
2. Minimnya Kepatuhan terhadap Regulasi
3. Kurangnya Infrastruktur Keselamatan
Wawasan ilmiah tentang bahaya keselamatan dan urgensi peningkatan pemahaman di kalangan pemilik usaha kecil. Dengan pendekatan berbasis sains, diharapkan kebijakan keselamatan dapat lebih efektif dalam mengurangi risiko kecelakaan kerja.
Sumber Artikel:
Esterhuyzen, E. & Louw, L.B. "Fundamentals of Safety Hazards: A Scientific Perspective." Jàmbá: Journal of Disaster Risk Studies 11(1), 2019, a675.