Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 10 Mei 2025
Perusahaan yang beroperasi dengan bahan berbahaya memiliki tantangan besar dalam memastikan keselamatan kerja dan kepatuhan terhadap regulasi industri. Studi oleh József Lakatos dan Ágota Drégelyi-Kiss (2023) membandingkan berbagai Safety Management Systems (SMS), termasuk Occupational Health and Safety Management System (OHSMS) berdasarkan ISO 45001, Process Safety Management (PSM), dan Safety Management System (SMS) yang diwajibkan oleh hukum. Penelitian ini menyoroti peluang perbaikan dalam sistem keselamatan yang diterapkan di perusahaan yang memproduksi dan memproses bahan berbahaya. Dengan mengadopsi praktik terbaik dari berbagai sistem, perusahaan dapat meningkatkan kinerja keselamatan, mengurangi risiko kecelakaan, dan menciptakan budaya keselamatan yang lebih kuat.
Perbandingan Sistem Manajemen Keselamatan
1. Occupational Health and Safety Management System (OHSMS) – ISO 45001
2. Process Safety Management (PSM)
3. Safety Management System (SMS) berdasarkan Regulasi Hukum
Studi Kasus dan Data Statistik
Elemen Kunci dalam Sistem Manajemen Keselamatan
Rekomendasi untuk Meningkatkan Efisiensi SMS
Kesimpulan
Studi ini menunjukkan bahwa tidak ada satu sistem keselamatan yang sempurna, tetapi dengan menggabungkan elemen terbaik dari OHSMS, PSM, dan SMS berbasis regulasi, perusahaan dapat meningkatkan keselamatan operasional dan kepatuhan terhadap hukum. Dengan adopsi teknologi modern dan pendekatan yang lebih fleksibel, organisasi dapat menciptakan sistem keselamatan yang lebih efektif dan responsif terhadap tantangan industri modern.
Sumber: Lakatos, J., & Drégelyi-Kiss, Á. (2023). ‘Critical Comparison on Safety Management Systems, Identifying Opportunities for Companies Manufacturing and Using Hazardous Substances’. Interdisciplinary Description of Complex Systems, 21(1), 114-130.
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 10 Mei 2025
Industri yang berisiko tinggi seperti konstruksi, manufaktur baja, minyak dan gas, serta penerbangan menghadapi tantangan besar dalam keselamatan kerja. Siyuan Song dan Ibukun Awolusi (2020) dalam penelitiannya menyoroti bagaimana manajemen keselamatan industri harus mengadopsi strategi inovatif dan proaktif untuk mengurangi cedera di tempat kerja dan meningkatkan keselamatan pekerja. Artikel ini menekankan bahwa pendekatan berbasis data dan teknologi terbaru dapat mempercepat pencapaian lingkungan kerja yang lebih aman.
Faktor Risiko dalam Keselamatan Industri
1. Industri dengan Tingkat Cedera Tinggi
2. Kurangnya Pengukuran Keselamatan yang Efektif
Studi Kasus dan Data Statistik
Pendekatan Proaktif dalam Manajemen Keselamatan
1. Penerapan Budaya Keselamatan yang Kuat
2. Penggunaan Indikator Keselamatan Proaktif
3. Teknologi untuk Keselamatan Kerja
Tantangan dalam Implementasi Strategi Proaktif
Rekomendasi untuk Meningkatkan Manajemen Keselamatan
Kesimpulan
Pendekatan proaktif dalam manajemen keselamatan industri terbukti lebih efektif dibanding metode reaktif tradisional. Dengan mengintegrasikan teknologi terbaru, membangun budaya keselamatan yang kuat, dan menggunakan indikator leading, perusahaan dapat mengurangi tingkat kecelakaan dan meningkatkan keselamatan pekerja secara signifikan.
Sumber: Song, S., & Awolusi, I. (2020). ‘Industrial Safety Management Using Innovative and Proactive Strategies’. IntechOpen.
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 10 Mei 2025
Industri modern semakin mengandalkan teknologi canggih untuk mengelola keselamatan kerja. Antonio Javier Nakhal Akel, Nicola Paltrinieri, dan Riccardo Patriarca (2023) dalam penelitian mereka menyoroti bagaimana Business Analytics (BA) dapat digunakan untuk meningkatkan manajemen keselamatan di sektor industri yang berisiko tinggi. Dengan menggunakan data dari sistem pelaporan kecelakaan industri seperti eMARS (Major Hazardous Event Reporting System), penelitian ini menunjukkan bagaimana analisis berbasis data dapat membantu dalam mengidentifikasi pola bahaya dan meningkatkan mitigasi risiko.
Peran Business Analytics dalam Keselamatan Industri
1. Transformasi Data Menjadi Keputusan Keselamatan
2. Penerapan eMARS sebagai Basis Data Keselamatan
Studi Kasus dan Data Statistik
Pendekatan Business Analytics dalam Manajemen Keselamatan
1. Descriptive Analytics (Analisis Deskriptif)
2. Predictive Analytics (Analisis Prediktif)
3. Prescriptive Analytics (Analisis Preskriptif)
Tantangan dalam Implementasi Business Analytics
Rekomendasi untuk Optimalisasi Business Analytics dalam Keselamatan Industri
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa Business Analytics dapat secara signifikan meningkatkan keselamatan industri dengan menganalisis data kecelakaan secara sistematis. Dengan pendekatan yang lebih proaktif melalui descriptive, predictive, dan prescriptive analytics, perusahaan dapat mengurangi risiko kecelakaan dan meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi keselamatan.
Sumber: Nakhal, A. J., Paltrinieri, N., & Patriarca, R. (2023). ‘Business Analytics to Advance Industrial Safety Management’. In Engineering Reliability and Risk Assessment, Chapter 11, Elsevier.
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 10 Mei 2025
Manajemen keselamatan dalam industri penerbangan menjadi prioritas utama dalam menjaga keberlangsungan operasional yang aman dan efisien. Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System/SMS) adalah kerangka kerja yang mencakup prosedur, dokumentasi, serta sistem pengetahuan untuk mengontrol dan meningkatkan kinerja keselamatan suatu organisasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Sybert Stroeve, Job Smeltink, dan Barry Kirwan dalam jurnal Safety tahun 2022 mengkaji cara-cara menilai dan meningkatkan sistem manajemen keselamatan dalam industri penerbangan. Dengan menggunakan alat penilaian tingkat kematangan SMS serta pendekatan berbasis faktor manusia, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu diperbaiki dalam sistem keselamatan organisasi penerbangan.
Studi ini menggunakan pendekatan berbasis Hesitant Fuzzy Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk mengevaluasi tingkat kematangan SMS. Pendekatan ini memungkinkan organisasi penerbangan untuk mengidentifikasi kelemahan dalam sistem keselamatannya dan mengembangkan strategi perbaikan yang lebih efektif. Penelitian ini juga membandingkan berbagai metode manajemen keselamatan yang digunakan oleh organisasi penerbangan di Eropa.
Komponen Utama Sistem Manajemen Keselamatan (SMS)
Menurut ICAO (International Civil Aviation Organization), SMS terdiri dari empat komponen utama:
Penelitian ini menerapkan model evaluasi SMS pada beberapa organisasi penerbangan, termasuk maskapai, bandara, dan penyedia layanan navigasi udara di Eropa. Hasil studi menunjukkan beberapa temuan penting:
Berdasarkan temuan penelitian ini, beberapa strategi utama disarankan untuk meningkatkan efektivitas SMS dalam industri penerbangan:
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan SMS yang efektif sangat bergantung pada keterlibatan manajemen, integrasi teknologi, serta faktor manusia dalam organisasi penerbangan. Dengan meningkatkan aspek-aspek ini, industri penerbangan dapat secara signifikan mengurangi insiden keselamatan dan meningkatkan efisiensi operasional.
Sumber Asli
Stroeve, S., Smeltink, J., & Kirwan, B. Assessing and Advancing Safety Management in Aviation. Safety 2022, 8(20). https://doi.org/10.3390/safety8020020
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 10 Mei 2025
Keselamatan kerja merupakan salah satu isu penting dalam dunia ketenagakerjaan, terutama di industri yang memiliki risiko tinggi seperti telekomunikasi. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Chandrakantan Subramaniam, Faridahwati Mohd. Shamsudin, dan Ahmad Said Ibrahim Alshuaibi menginvestigasi persepsi karyawan terhadap keselamatan kerja dan kepatuhan terhadap aturan keselamatan di sebuah perusahaan telekomunikasi besar di Malaysia. Dengan menggunakan metode Partial Least Square – Structural Equation Modeling (PLS-SEM), penelitian ini mengungkap faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam kepatuhan terhadap keselamatan kerja.
Penelitian ini melibatkan 135 karyawan teknis di perusahaan telekomunikasi Malaysia yang bekerja dalam lingkungan berisiko tinggi. Survei dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai persepsi keselamatan kerja dan bagaimana persepsi ini berkontribusi terhadap kepatuhan terhadap aturan keselamatan. Model yang digunakan terdiri dari lima aspek utama persepsi karyawan:
Hasil analisis menunjukkan bahwa praktik keselamatan oleh manajemen merupakan prediktor paling signifikan dalam mempengaruhi kepatuhan karyawan terhadap aturan keselamatan.
1. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kepatuhan Keselamatan
Dari lima aspek yang dianalisis, tiga faktor utama yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan terhadap keselamatan kerja adalah praktik keselamatan manajemen, keselamatan rekan kerja, dan keselamatan dalam pekerjaan. Praktik keselamatan manajemen memiliki pengaruh paling besar terhadap kepatuhan karyawan, disusul oleh peran rekan kerja dalam membangun budaya keselamatan. Persepsi karyawan terhadap keselamatan dalam pekerjaan mereka juga turut memengaruhi kepatuhan terhadap aturan keselamatan.
Sebaliknya, dua faktor lainnya, yaitu keselamatan supervisor dan kepuasan terhadap program keselamatan, tidak menunjukkan hubungan signifikan terhadap kepatuhan karyawan.
2. Statistik Kecelakaan Kerja di Industri Telekomunikasi Malaysia
Data dari Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Malaysia (DOSH) menunjukkan tren kecelakaan kerja yang meningkat dalam sektor transportasi, penyimpanan, dan telekomunikasi. Pada tahun 2007, terdapat beberapa kasus kecelakaan yang dilaporkan, dengan angka cedera ringan dan kematian yang relatif rendah. Namun, pada tahun 2014, jumlah kecelakaan meningkat secara signifikan, menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kebijakan keselamatan di tempat kerja.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa rekomendasi untuk meningkatkan keselamatan kerja di industri telekomunikasi:
Kesimpulan
Penelitian ini mengungkap bahwa praktik keselamatan oleh manajemen adalah faktor paling signifikan dalam meningkatkan kepatuhan karyawan terhadap keselamatan kerja. Selain itu, budaya keselamatan yang kuat di antara rekan kerja juga memainkan peran penting. Sebagai rekomendasi, manajemen harus lebih aktif dalam mendukung dan mengawasi kebijakan keselamatan serta meningkatkan pelatihan keselamatan yang lebih relevan dengan risiko di tempat kerja.
Sumber Asli
Subramaniam, C., Shamsudin, F. M., & Alshuaibi, A. S. I. Investigating Employee Perceptions of Workplace Safety and Safety Compliance Using PLS-SEM among Technical Employees in Malaysia. Journal of Applied Structural Equation Modeling, 1(1), 44-61, June 2017.
Keselamatan Kerja
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 10 Mei 2025
Keselamatan dalam industri transportasi merupakan prioritas utama yang tidak dapat diabaikan. Dengan kompleksitas operasional serta berbagai risiko yang melekat, organisasi di sektor ini terus mencari cara untuk meningkatkan manajemen risiko dan proses pengambilan keputusan. Salah satu pendekatan yang semakin banyak diterapkan adalah Safety Management System (SMS).
Penelitian oleh Kathleen Fox dalam tesisnya di Lund University berjudul How has the implementation of Safety Management Systems (SMS) in the transportation industry impacted on risk management and decision-making? menyoroti bagaimana SMS telah memengaruhi pengelolaan risiko dan pengambilan keputusan di sektor transportasi. Studi ini mengulas laporan investigasi kecelakaan dari Transportation Safety Board of Canada (TSB) yang melibatkan operator yang telah atau sedang menerapkan SMS. Selain itu, penelitian ini membahas tantangan dan manfaat dari implementasi SMS serta dampaknya dalam menciptakan lingkungan keselamatan yang lebih baik.
Latar Belakang dan Teori Dasar
1. Manajemen Risiko dalam Industri Transportasi
Dalam industri transportasi, pengambilan keputusan oleh manajer sering kali melibatkan prioritas yang saling bertentangan, seperti keselamatan, efisiensi operasional, dan keuntungan finansial. Seiring dengan meningkatnya regulasi keselamatan, banyak perusahaan mulai menerapkan SMS sebagai pendekatan sistematis untuk mengelola risiko.
Fox mengacu pada berbagai teori yang mendukung implementasi SMS, seperti model pengambilan keputusan oleh March (1994) dan konsep High-Reliability Organizations (HRO). HRO adalah organisasi yang secara konsisten berhasil menghindari kegagalan meskipun beroperasi dalam kondisi berisiko tinggi, seperti dalam penerbangan dan lalu lintas udara.
2. Definisi dan Komponen Safety Management System (SMS)
SMS didefinisikan sebagai kerangka kerja sistematis untuk mengelola risiko keselamatan, yang mencakup:
SMS telah diadopsi secara luas di berbagai sektor transportasi, termasuk penerbangan, perkapalan, dan perkeretaapian.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menganalisis laporan investigasi kecelakaan dari TSB Kanada. Laporan-laporan ini memberikan wawasan mengenai bagaimana kelemahan dalam manajemen risiko dan pengambilan keputusan berkontribusi terhadap kecelakaan. Selain itu, Fox juga melakukan wawancara dengan para manajer dan ahli industri untuk memahami tantangan serta keberhasilan dalam implementasi SMS.
Hasil dan Temuan Utama
1. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan SMS
Studi ini menemukan bahwa keberhasilan implementasi SMS bergantung pada beberapa faktor kunci:
2. Studi Kasus dari Laporan Investigasi TSB
Fox mengulas berbagai kecelakaan yang terjadi di Kanada, di mana kurangnya penerapan SMS atau kelemahan dalam sistem ini berkontribusi terhadap insiden serius.
Dari studi kasus ini, Fox menyoroti bahwa kegagalan dalam mengelola risiko sering kali terjadi karena adanya tekanan operasional, kurangnya sumber daya, atau ketidakseimbangan antara prioritas keselamatan dan efisiensi bisnis.
3. Tantangan dalam Implementasi SMS
Meskipun SMS memiliki manfaat besar, penerapannya juga menghadapi berbagai tantangan:
Implikasi dan Rekomendasi
Fox menyimpulkan bahwa implementasi SMS yang sukses dapat mengurangi risiko kecelakaan secara signifikan dan meningkatkan efisiensi operasional. Untuk memperbaiki sistem ini, ia memberikan beberapa rekomendasi:
Kesimpulan
Studi ini menunjukkan bahwa SMS merupakan alat yang efektif dalam mengelola risiko keselamatan di industri transportasi. Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada komitmen manajemen, budaya keselamatan, dan sumber daya yang tersedia. Dengan menerapkan sistem ini secara konsisten, organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan efisien.
Sumber Asli
Fox, Kathleen. How has the implementation of Safety Management Systems (SMS) in the transportation industry impacted on risk management and decision-making? Thesis submitted in partial fulfillment of the requirements for the MSc in Human Factors and System Safety, Lund University, Sweden, 2009.