Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sinergi Manajemen dan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) di Era Digital

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 20 Februari 2025


Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan aspek penting dalam dunia industri yang terus berkembang. Dengan kemajuan teknologi dan semakin kompleksnya lingkungan kerja, perusahaan perlu mengadopsi strategi K3 yang terintegrasi dengan manajemen bisnis untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, produktif, dan berkelanjutan. Paper berjudul “New Safety Paradigm: Management and Occupational Health and Safety (OHS) Synergy in the Digital Era” oleh Andika Prasetya Nugraha, Ice Irawati, Mulyadi, Septa Diana Nabella, dan Nurmayunita menyoroti bagaimana integrasi K3 dengan strategi manajemen dapat meningkatkan efisiensi operasional dan keberlanjutan bisnis.

Perusahaan dapat menyinergikan K3 dengan strategi manajemen menggunakan pendekatan berbasis teknologi dan budaya keselamatan kerja. Beberapa aspek utama yang dikaji meliputi:

  • Tantangan dalam implementasi K3 di era digital.
  • Integrasi K3 dengan strategi manajemen perusahaan.
  • Pemanfaatan teknologi digital dalam meningkatkan keselamatan kerja.
  • Studi kasus perusahaan yang berhasil mengadopsi pendekatan ini.

Penelitian ini menyoroti bahwa meskipun banyak perusahaan telah menerapkan program K3, namun sering kali masih dianggap sebagai fungsi yang terpisah, sehingga tingkat kecelakaan dan penyakit akibat kerja tetap tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang mengadopsi sinergi K3 dan manajemen secara efektif mengalami peningkatan produktivitas dan pengurangan insiden kecelakaan kerja. Beberapa temuan penting dalam penelitian ini meliputi:

  • Perusahaan yang mengadopsi sistem K3 berbasis digital mengalami penurunan kecelakaan kerja hingga 40% dalam lima tahun terakhir.
  • Pemanfaatan Internet of Things (IoT) dalam pemantauan keselamatan kerja meningkatkan deteksi dini risiko kecelakaan hingga 60%.
  • Pelatihan berbasis realitas virtual (VR) untuk keselamatan kerja meningkatkan tingkat retensi pengetahuan pekerja sebesar 35% dibandingkan metode pelatihan konvensional.
  • Perusahaan yang memiliki budaya keselamatan yang kuat menunjukkan peningkatan produktivitas sebesar 20% dibandingkan perusahaan dengan pendekatan K3 yang konvensional.

Penelitian ini memberikan wawasan mendalam mengenai bagaimana strategi K3 dapat diintegrasikan dengan manajemen bisnis untuk mencapai efisiensi operasional dan keberlanjutan. Beberapa implikasi utama dari penelitian ini adalah:

  1. Pentingnya Integrasi K3 dengan Manajemen Bisnis
    • Perusahaan harus menganggap K3 sebagai bagian dari strategi bisnis, bukan hanya sebagai kepatuhan terhadap regulasi.
    • Investasi dalam keselamatan kerja dapat mengurangi biaya kompensasi kecelakaan dan meningkatkan profitabilitas.
  2. Pemanfaatan Teknologi untuk Keselamatan Kerja
    • Penggunaan sensor IoT dan analitik data dapat membantu dalam mendeteksi potensi bahaya sebelum insiden terjadi.
    • Sistem manajemen K3 berbasis kecerdasan buatan (AI) dapat memberikan peringatan dini untuk mengurangi risiko kecelakaan.
  3. Penguatan Budaya Keselamatan
    • Kepemimpinan yang kuat dalam menerapkan budaya keselamatan dapat meningkatkan kepatuhan pekerja terhadap prosedur keselamatan.
    • Program pelatihan berbasis teknologi seperti VR dan simulasi dapat meningkatkan efektivitas dalam membangun kesadaran keselamatan kerja.
  4. Dampak terhadap Produktivitas dan Keberlanjutan Bisnis
    • Perusahaan yang mengutamakan keselamatan kerja cenderung memiliki tingkat absensi yang lebih rendah dan tingkat keterlibatan pekerja yang lebih tinggi.
    • Integrasi K3 dalam strategi keberlanjutan dapat meningkatkan citra perusahaan dan menarik lebih banyak investor.

Sinergi antara K3 dan strategi manajemen bisnis sangat penting dalam menghadapi tantangan keselamatan kerja di era digital. Dengan menerapkan teknologi modern dan membangun budaya keselamatan yang kuat, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, efisien, dan berkelanjutan.

Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk mengeksplorasi lebih dalam bagaimana kecerdasan buatan dan analitik data dapat dioptimalkan dalam strategi K3 untuk meningkatkan deteksi dini risiko keselamatan.

Sumber Artikel:
Nugraha, A. P., Irawati, I., Mulyadi, M., Nabella, S. D., & Nurmayunita, N. (2024). New Safety Paradigm: Management and Occupational Health and Safety (OHS) Synergy in the Digital Era. Postgraduate Management Journal, 4(1).

 

Selengkapnya
Sinergi Manajemen dan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) di Era Digital

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Occupational Safety and Health (OSH) di Norstat Finland Oy

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 20 Februari 2025


Keselamatan dan kesehatan kerja (OSH) merupakan faktor penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan aman.

Kondisi OSH di Norstat Finland Oy

  • Norstat telah menerapkan kebijakan keselamatan kerja yang sesuai dengan regulasi Finlandia.
  • Beberapa aspek OSH masih memerlukan perbaikan, terutama terkait ergonomi, tingkat kebisingan, dan kesehatan mental karyawan.
  • Pelatihan OSH dilakukan secara berkala, namun masih terdapat kesenjangan dalam pemahaman karyawan mengenai pentingnya keselamatan kerja.

Isu Ergonomi dan Kesehatan Fisik

  • Kursi kerja tidak ergonomis, menyebabkan gangguan pada punggung dan postur tubuh karyawan.
  • Penggunaan headphone dalam jangka panjang dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
  • Kurangnya pencahayaan alami di area kerja juga berdampak pada kesehatan mata karyawan.

Dampak Kebisingan di Lingkungan Kerja

  • Norstat memiliki lingkungan kantor terbuka (open office), yang meningkatkan tingkat kebisingan.
  • Pasar yang berada di dekat kantor sering menyebabkan gangguan kebisingan eksternal.
  • Solusi yang diterapkan: penggunaan kipas angin dan pemanas portable untuk kenyamanan suhu di ruangan kerja.

Manajemen Stres dan Kesehatan Mental

  • Karyawan sering mengalami stres akibat tekanan pekerjaan, terutama bagi pewawancara telepon.
  • Komentar negatif dari responden survei dapat berdampak pada kesehatan mental karyawan.
  • Perusahaan telah menyediakan layanan kesehatan kerja, tetapi belum ada kebijakan khusus mengenai dukungan psikologis bagi karyawan.

mplementasi Kebijakan OSH di Norstat

Salah satu rekomendasi utama dalam paper ini adalah pembuatan ruang tenang (quiet room) untuk karyawan yang membutuhkan istirahat dari lingkungan kerja yang bising. Beberapa perusahaan di sektor yang sama telah mengadopsi kebijakan ini dan mengalami peningkatan produktivitas hingga 15% setelah penerapan ruang tenang.

Dampak Ergonomi Terhadap Produktivitas

Dalam sebuah penelitian terkait, pergantian kursi dengan model ergonomis di sebuah perusahaan teknologi menyebabkan penurunan keluhan nyeri punggung sebesar 30% dalam enam bulan pertama. Hal ini menunjukkan bahwa investasi dalam peralatan kerja yang lebih baik dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Meningkatkan Ergonomi di Tempat Kerja

  • Mengganti kursi kerja dengan model ergonomis yang lebih mendukung postur tubuh.
  • Menyediakan instruksi penggunaan workstation untuk mengurangi risiko cedera akibat postur kerja yang salah.

Pengelolaan Kebisingan

  • Menerapkan kebijakan penggunaan headphone peredam bising.
  • Membuat partisi akustik untuk mengurangi kebisingan dalam ruang kerja terbuka.
  • Menjadwalkan waktu kerja fleksibel agar karyawan dapat memilih jam kerja yang lebih tenang.

Meningkatkan Kesehatan Mental Karyawan

  • Menyediakan sesi konseling rutin bagi karyawan yang mengalami stres kerja.
  • Menerapkan pelatihan manajemen stres sebagai bagian dari pelatihan OSH reguler.
  • Memungkinkan jam kerja yang lebih fleksibel untuk mengurangi tekanan kerja yang berlebihan.

Pentingnya penerapan OSH yang lebih baik di lingkungan kerja modern. Norstat Finland Oy telah menerapkan kebijakan keselamatan kerja yang sesuai dengan standar Finlandia, tetapi masih terdapat ruang untuk perbaikan, terutama dalam aspek ergonomi, pengelolaan kebisingan, dan kesehatan mental. Dengan mengadopsi rekomendasi yang diusulkan, perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan serta produktivitas secara keseluruhan.

Sumber: Kilpinen, Salla-Riina. (2019). Occupational Safety and Health: Case Study of Norstat Finland Oy. Lahti University of Applied Sciences.

Selengkapnya
Occupational Safety and Health (OSH) di Norstat Finland Oy

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Occupational Health and Safety in the Workplace: A Case of the Central Administration of the University for Development Studies, Tamale, Ghana

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 20 Februari 2025


Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di tempat kerja telah menjadi perhatian global karena dampaknya yang signifikan terhadap produktivitas, kesejahteraan karyawan, dan ekonomi nasional.

Menurut WHO (1999), kesehatan adalah "keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap, bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan." Sementara itu, International Labour Organization (ILO) mendefinisikan K3 sebagai disiplin dengan ruang lingkup luas yang mencakup promosi, pencegahan, perlindungan, dan adaptasi lingkungan kerja terhadap kebutuhan fisik dan mental pekerja.

Beberapa tantangan dalam penerapan K3 di negara-negara berkembang, termasuk Ghana, antara lain:

  • Kurangnya kebijakan K3 yang komprehensif
  • Infrastruktur dan pendanaan yang minim
  • Kurangnya tenaga ahli K3
  • Kesadaran yang rendah di kalangan pekerja dan manajemen

Namun, berbagai penelitian menunjukkan bahwa lingkungan kerja yang aman dan sehat berdampak positif pada produktivitas, mengurangi biaya kecelakaan kerja, dan meningkatkan kepuasan serta loyalitas pekerja.

Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara terhadap 120 pegawai administrasi di UDS Tamale. Wawancara ini bertujuan untuk mengeksplorasi:

  • Pemahaman karyawan tentang K3
  • Dampak kondisi kerja terhadap produktivitas
  • Pendapat manajemen tentang kesehatan dan keselamatan kerja

Pemahaman Karyawan tentang K3
Mayoritas responden (95,8%) memahami bahwa lingkungan kerja yang sehat dan aman berkontribusi pada kesejahteraan mereka. Namun, beberapa responden mengeluhkan kurangnya kebijakan formal K3 di UDS. Salah satu temuan menarik adalah bahwa pekerja hanya mengasosiasikan K3 dengan layanan medis, seperti fasilitas pengobatan yang disediakan universitas, tanpa mempertimbangkan aspek preventif lainnya.

Dampak Lingkungan Kerja terhadap Produktivitas
Semua responden (100%) sepakat bahwa kondisi kerja yang buruk berdampak negatif pada produktivitas. Beberapa contoh kasus yang diangkat dalam penelitian ini meliputi:

  • Kecelakaan kerja: Beberapa pegawai mengalami cedera akibat tergelincir atau jatuh di tempat kerja, yang menyebabkan ketidakhadiran kerja dalam jangka waktu lama.
  • Ergonomi yang buruk: Duduk dalam waktu lama tanpa peregangan menyebabkan nyeri punggung dan menurunkan produktivitas.
  • Kualitas udara dan lingkungan: Bau tak sedap dari selokan serta ventilasi yang buruk berkontribusi pada ketidaknyamanan pekerja.
  • Masalah listrik: Beberapa kantor mengalami gangguan listrik yang menghambat pekerjaan administratif.

Perspektif Manajemen tentang K3
Sebagian besar manajemen mengakui bahwa UDS belum memiliki kebijakan K3 yang komprehensif. Saat terjadi kecelakaan, biasanya dibentuk tim ad hoc untuk menyelidiki insiden tersebut, namun tidak ada upaya preventif yang sistematis. Beberapa rekomendasi dari manajemen termasuk penyediaan fasilitas kesehatan di dalam kampus dan peningkatan kesadaran tentang pentingnya keselamatan kerja.

Kurangnya Implementasi Kebijakan K3 yang Sistematis
Walaupun studi ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai memahami pentingnya K3, tidak adanya kebijakan yang sistematis menjadi tantangan utama. Dalam konteks global, banyak institusi pendidikan tinggi telah menerapkan kebijakan K3 yang mencakup pelatihan keselamatan, audit lingkungan kerja, serta program kesehatan dan kesejahteraan bagi staf.

Dampak Ekonomi dari Kecelakaan Kerja
WHO (2004) memperkirakan bahwa kurangnya perhatian terhadap K3 dapat menyebabkan kerugian ekonomi hingga 20% dari PDB nasional. Di UDS, pengeluaran untuk biaya pengobatan pegawai yang mengalami kecelakaan kerja cukup tinggi, yang seharusnya bisa diminimalisir dengan langkah-langkah preventif.

Dibutuhkan Pendekatan Holistik
Keselamatan kerja bukan hanya tanggung jawab manajemen, tetapi juga karyawan. Oleh karena itu, perlu ada sinergi antara pihak universitas dan pegawai dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman. Pelatihan rutin, inspeksi keselamatan, serta pemberian insentif bagi pegawai yang menerapkan protokol keselamatan dengan baik dapat menjadi solusi.

Rekomendasi yang dapat diimplementasikan oleh UDS untuk meningkatkan K3 meliputi:

  1. Penyusunan Kebijakan K3 yang Komprehensif

    • Membentuk komite khusus K3 untuk merancang dan mengawasi implementasi kebijakan keselamatan.
    • Menyediakan panduan keselamatan bagi pegawai dan mahasiswa.
  2. Peningkatan Infrastruktur dan Fasilitas Pendukung

    • Membangun klinik atau infirmary di kampus untuk memberikan layanan medis darurat.
    • Memastikan fasilitas kerja seperti AC, pencahayaan, dan sistem listrik dalam kondisi baik.
  3. Pelatihan dan Kesadaran K3

    • Mengadakan pelatihan keselamatan kerja secara berkala.
    • Memasukkan aspek K3 dalam orientasi pegawai baru.
  4. Evaluasi dan Pengawasan Rutin

    • Melakukan audit K3 secara berkala.
    • Mengembangkan sistem pelaporan kecelakaan kerja yang transparan dan responsif.

Pentingnya penerapan K3 di lingkungan akademik seperti UDS Tamale. Meski pegawai memiliki pemahaman yang cukup baik tentang pentingnya K3, universitas masih menghadapi tantangan besar dalam implementasi kebijakan yang sistematis dan efektif. Investasi dalam kebijakan K3 tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan pekerja tetapi juga berdampak positif terhadap produktivitas dan efisiensi institusi secara keseluruhan.

Sumber Artikel

Kuranchie-Mensah, E. B., & Mahama, V. A. (2021). Occupational Health and Safety in the Workplace: A Case of the Central Administration of the University for Development Studies, Tamale, Ghana. The International Journal of Business & Management, 9(7).

Selengkapnya
Occupational Health and Safety in the Workplace: A Case of the Central Administration of the University for Development Studies, Tamale, Ghana

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Evaluasi Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Pengendalian Bahaya dalam Industri Otomasi dan Manufaktur

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 20 Februari 2025


Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam lingkungan industri menjadi aspek yang semakin krusial, terutama di sektor otomasi dan manufaktur. Analisis checklist menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan terhadap elemen utama ISO 45001 di perusahaan yang telah tersertifikasi sangat bervariasi:

  • Persyaratan Umum: 91%
  • Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan: 95%
  • Perencanaan: 93%
  • Implementasi dan Operasi: 98%
  • Audit Internal: 98%
  • Tinjauan Manajemen: 93%

Meskipun tingkat kepatuhan cukup tinggi, penelitian ini menemukan bahwa kepatuhan administratif tidak selalu mencerminkan penerapan yang efektif dalam praktik sehari-hari.

Data dari enam perusahaan menunjukkan hasil yang beragam dalam efektivitas OHSMS terhadap tingkat kecelakaan kerja. Dari laporan yang dianalisis, tercatat:

  • 599 kasus kecelakaan di perusahaan tersertifikasi dibandingkan dengan 399 kasus di perusahaan kontrol.
  • Hanya satu dari tiga perusahaan tersertifikasi yang mengalami penurunan angka kecelakaan yang signifikan setelah implementasi ISO 45001.
  • Perusahaan dengan tingkat kepatuhan OHSMS yang tinggi masih menghadapi insiden karena lemahnya budaya keselamatan dan kurangnya keterlibatan karyawan.

Implementasi OHSMS dalam Industri Otomasi

Dalam salah satu perusahaan otomasi yang diteliti, implementasi ISO 45001 tidak selalu berbanding lurus dengan perbaikan keselamatan kerja. Perusahaan mencatat 7 kasus cedera dengan kehilangan waktu kerja (LTI), 9 kasus perawatan medis (MTC), dan 17 kasus pertolongan pertama (FAC) dalam 20 bulan terakhir.

Namun, data menunjukkan peningkatan signifikan dalam kesadaran keselamatan:

  • 830 laporan nyaris celaka (near-miss) dicatat
  • 104.167 tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman diidentifikasi dan dikoreksi
  • 582 audit sistem keselamatan kerja dilakukan
  • 48.066.469 jam kerja tercatat tanpa fatalitas

Kelebihan 

  1. Memberikan analisis mendalam tentang implementasi ISO 45001 di industri manufaktur.
  2. Studi kasus yang kuat dengan data numerik memberikan bukti empiris yang meyakinkan.
  3. Menggunakan berbagai metode statistik untuk mengevaluasi efektivitas OHSMS.

Kekurangan 

  1. Tidak ada pembahasan mendalam mengenai dampak ekonomi dari implementasi ISO 45001 terhadap produktivitas perusahaan.
  2. Tidak ada perbandingan dengan industri lain yang mungkin memiliki pola keselamatan kerja yang berbeda.
  3. Kurangnya eksplorasi faktor psikososial pekerja dalam kepatuhan terhadap prosedur keselamatan.

Rekomendasi untuk Implementasi Lebih Lanjut

  1. Meningkatkan Keterlibatan Karyawan
    • Memberikan insentif bagi pekerja yang aktif dalam pelaporan keselamatan.
    • Melibatkan pekerja dalam audit dan inspeksi keselamatan untuk meningkatkan kesadaran risiko.
  2. Integrasi Teknologi dalam Keselamatan Kerja
    • Menggunakan sensor berbasis IoT untuk mendeteksi bahaya secara real-time.
    • Mengembangkan sistem otomatisasi yang dapat mencegah insiden sebelum terjadi.
  3. Evaluasi Berkelanjutan terhadap Budaya Keselamatan
    • Menerapkan survei rutin untuk mengukur persepsi keselamatan pekerja.
    • Melakukan evaluasi efektivitas OHSMS secara berkala untuk memastikan kepatuhan yang berkelanjutan.
  4. Memperkuat Peran Manajemen dalam Keselamatan
    • Melibatkan manajemen puncak dalam kegiatan keselamatan untuk menunjukkan komitmen nyata.
    • Menyediakan pelatihan rutin bagi supervisor dalam mendukung dan menegakkan kebijakan keselamatan.

Pentingnya penerapan sistem manajemen keselamatan kerja berbasis ISO 45001 dalam industri manufaktur. Meskipun sistem ini tidak selalu menjamin pengurangan kecelakaan, penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan yang mengadopsinya mengalami peningkatan kesadaran keselamatan dan kepatuhan terhadap prosedur K3.

Namun, keberhasilan implementasi sangat bergantung pada keterlibatan pekerja, komitmen manajemen, serta evaluasi berkelanjutan terhadap efektivitas sistem. Untuk memastikan manfaat jangka panjang, perusahaan perlu beralih dari sekadar kepatuhan administratif menuju integrasi budaya keselamatan yang lebih menyeluruh.

Sumber Artikel

Chetan S & Malaviya, R. (2023). Review of Occupational Health and Safety Management System and Hazards Controls in the Motion & Industrial Automation Products Manufacturing Industries. International Journal of Advanced Research in Science, Communication and Technology (IJARSCT), 3(3), 341-357.

Selengkapnya
Evaluasi Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Pengendalian Bahaya dalam Industri Otomasi dan Manufaktur

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Implementasi Deteksi Alat Pelindung Diri Menggunakan Django dan YOLO di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paito

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 20 Februari 2025


Keselamatan dan kesehatan kerja (Occupational Safety and Health - OSH) merupakan aspek penting dalam dunia industri, terutama di lingkungan yang berisiko tinggi seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem yang dapat mendeteksi kepatuhan pekerja terhadap penggunaan APD seperti helm dan rompi keselamatan secara real-time, guna meningkatkan manajemen keselamatan kerja dan mengurangi risiko kecelakaan di tempat kerja.

Dua teknologi utama:

- YOLOv8: Algoritma deep learning terbaru untuk deteksi objek yang cepat dan akurat.

- Django: Framework berbasis Python untuk membangun antarmuka pengguna berbasis web.

Sistem dikembangkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Pengumpulan Data: Menggunakan dataset pekerja konstruksi yang memakai APD dan tidak memakai APD.
  2. Pelabelan Data: Data diklasifikasikan ke dalam empat kategori: helm, tanpa helm, rompi, dan tanpa rompi.
  3. Pelatihan Model: Model YOLOv8 dilatih menggunakan dataset yang telah diklasifikasikan.
  4. Implementasi Sistem: Model yang telah dilatih diterapkan ke dalam sistem berbasis Django untuk memantau kepatuhan penggunaan APD secara real-time.

Sistem diuji menggunakan 230 data uji dengan metrik berikut:

  • Akurasi rata-rata: 82,3%
  • mAP50 (Mean Average Precision pada 50% IoU): 81,6%
  • Presisi: 90,3%
  • Recall: 75,1%

Sistem mampu mendeteksi keberadaan APD dengan baik, ditunjukkan melalui warna bounding box:

  • Merah: Helm terdeteksi
  • Biru: Rompi terdeteksi
  • Hijau: Helm tidak terdeteksi (pelanggaran)
  • Kuning: Rompi tidak terdeteksi (pelanggaran)

PLTU Paiton, sebagai pembangkit listrik terbesar di Indonesia dengan kapasitas 4.600 MW, memiliki risiko tinggi terhadap kecelakaan kerja. Pada tahun 2018, terjadi kecelakaan kerja akibat jatuh dari lantai enam saat memindahkan material. Dengan sistem deteksi APD ini, pengawasan dapat dilakukan secara otomatis, sehingga pelanggaran dapat langsung teridentifikasi dan ditindaklanjuti.

Hasil implementasi sistem menunjukkan:

  • Penurunan potensi pelanggaran APD hingga 30% dalam dua tahun.
  • Peningkatan kepatuhan terhadap aturan keselamatan dari 70% menjadi 95% setelah implementasi sistem.

Meskipun sistem ini terbukti efektif, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi:

  • Kualitas Kamera: Sistem masih mengalami kesalahan deteksi akibat pencahayaan dan spesifikasi kamera yang rendah.
  • Kecepatan Deteksi: Sistem real-time memerlukan perangkat keras dengan spesifikasi tinggi untuk memastikan kelancaran deteksi.
  • Variasi Sudut Pengambilan Gambar: Posisi pekerja yang tidak terdeteksi dengan baik oleh kamera dapat mengurangi efektivitas sistem.

Kelebihan 

✅ Menggunakan metode YOLOv8 yang canggih dengan akurasi tinggi.
✅ Implementasi sistem berbasis Django memungkinkan deteksi real-time.
✅ Studi kasus di PLTU Paiton memberikan bukti nyata manfaat sistem ini.

Kekurangan 

❌ Sistem masih bergantung pada kualitas kamera dan pencahayaan yang baik.
❌ Tidak ada perbandingan langsung dengan metode deteksi APD lainnya seperti Mask R-CNN atau Faster R-CNN.
❌ Tidak membahas aspek biaya dan efisiensi penerapan sistem di industri lain selain PLTU.

Namun, secara keseluruhan, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam meningkatkan keselamatan kerja di industri berisiko tinggi.

Untuk meningkatkan efektivitas sistem, beberapa langkah dapat dilakukan:

  • Peningkatan Kualitas Kamera: Menggunakan kamera dengan resolusi lebih tinggi dan fitur low-light enhancement.
  • Integrasi dengan IoT: Menghubungkan sistem deteksi dengan alarm otomatis atau peringatan langsung ke supervisor.
  • Pengembangan Mobile App: Memungkinkan pengawasan melalui smartphone untuk meningkatkan aksesibilitas.
  • Pengujian di Berbagai Industri: Menerapkan sistem ini di sektor konstruksi, manufaktur, dan pertambangan untuk menguji fleksibilitasnya.

Teknologi kecerdasan buatan (AI) dapat digunakan untuk meningkatkan keselamatan kerja. Dengan implementasi YOLOv8 dan Django, sistem deteksi APD ini mampu memberikan solusi real-time yang efektif dalam mengurangi pelanggaran keselamatan di tempat kerja.

Meskipun terdapat beberapa tantangan, pendekatan yang diusulkan dalam penelitian ini membuka peluang bagi pengembangan lebih lanjut, terutama dalam integrasi dengan sistem keselamatan yang lebih luas. Dengan perbaikan yang tepat, sistem ini dapat menjadi standar baru dalam pemantauan kepatuhan terhadap APD di berbagai sektor industri.

Sumber Artikel

Nisa, K., Fajri, F. N., & Arifin, Z. (2023). Implementation of Personal Protective Equipment Detection Using Django and Yolo Web at Paiton Steam Power Plant (PLTU). Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Komputer dan Informatika (JITEKI), 9(2), 333-347.

Selengkapnya
Implementasi Deteksi Alat Pelindung Diri Menggunakan Django dan YOLO di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paito

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Faktor Keselamatan Mesin dalam Mencapai Tempat Kerja Bebas Kecelakaan

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 20 Februari 2025


Keselamatan kerja merupakan aspek fundamental dalam industri manufaktur, terutama dalam pengoperasian mesin yang memiliki potensi bahaya tinggi. Dengan menggunakan metode pemodelan persamaan struktural (Structural Equation Model – SEM) dan analisis statistik lanjutan, penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang cara meningkatkan keselamatan kerja melalui pengelolaan faktor keselamatan mesin yang lebih baik.

Analisis faktor dilakukan untuk mengekstrak faktor dominan yang mempengaruhi keselamatan mesin. Pemodelan Persamaan Struktural (SEM) menggunakan software AMOS 20 untuk memahami hubungan antar faktor keselamatan. SPSS versi 20 digunakan untuk analisis statistik deskriptif dan uji korelasi Pearson.

Tujuh faktor dominan yang mempengaruhi keselamatan mesin dalam industri manufaktur, yaitu bahaya mekanis, kondisi lingkungan, pelatihan dan prosedur, risiko dan kecelakaan, bahaya listrik, peralatan pelindung diri (PPE), serta pemeliharaan dan perbaikan.

Hubungan antara Faktor Keselamatan

Analisis korelasi menunjukkan bahwa risiko dan kecelakaan memiliki korelasi positif tinggi dengan PPE, menunjukkan bahwa penggunaan PPE yang tepat berkontribusi terhadap pengurangan kecelakaan. Pelatihan dan prosedur berkorelasi negatif dengan bahaya mekanis, mengindikasikan bahwa pelatihan yang memadai dapat mengurangi risiko bahaya mekanis. Pemeliharaan dan perbaikan berkorelasi positif dengan kondisi lingkungan, mengindikasikan bahwa lingkungan kerja yang lebih baik dapat mengurangi kebutuhan perbaikan mendadak.

Implementasi Keselamatan Mesin di Industri Suku Cadang Otomotif

Sebagai bagian dari penelitian ini, implementasi kebijakan keselamatan di sebuah pabrik suku cadang otomotif dianalisis. Hasilnya menunjukkan penurunan kecelakaan kerja sebesar 28% dalam satu tahun setelah diterapkan SOP keselamatan berbasis pelatihan intensif. Kepatuhan terhadap PPE meningkat dari 65% menjadi 90% dalam enam bulan setelah dilakukan inspeksi ketat dan penerapan sanksi bagi pelanggar. Waktu henti mesin akibat kecelakaan berkurang sebesar 40%, menunjukkan efisiensi produksi yang lebih tinggi.

Kelebihan 

Penelitian ini menggunakan metode statistik yang kuat seperti SEM untuk menganalisis hubungan antar faktor keselamatan. Studi kasus memberikan bukti nyata efektivitas kebijakan keselamatan. Data yang dikumpulkan dari berbagai kategori pekerja memberikan perspektif yang luas.

Kekurangan 

Paper ini tidak membahas faktor psikologis pekerja dalam kaitannya dengan kepatuhan terhadap prosedur keselamatan. Tidak ada perbandingan dengan industri lain untuk mengetahui apakah hasil ini dapat digeneralisasikan. Penelitian juga tidak mengeksplorasi dampak biaya dari implementasi kebijakan keselamatan yang lebih ketat.

Rekomendasi untuk Implementasi Lebih Lanjut

Untuk meningkatkan efektivitas keselamatan mesin di industri manufaktur, langkah-langkah berikut dapat diterapkan:

  1. Peningkatan Pelatihan Keselamatan
    • Menggunakan teknologi VR untuk simulasi kondisi berbahaya tanpa risiko nyata.
    • Mengadakan pelatihan reguler yang lebih interaktif dengan studi kasus nyata.
  2. Integrasi IoT dalam Pemantauan Keselamatan
    • Memasang sensor otomatis yang dapat mendeteksi penggunaan PPE dan mengingatkan pekerja jika ada pelanggaran.
    • Menggunakan sistem AI untuk menganalisis pola kecelakaan dan memberikan peringatan dini.
  3. Kebijakan Insentif dan Sanksi
    • Memberikan penghargaan bagi pekerja yang secara konsisten menerapkan keselamatan dengan baik.
    • Menerapkan sanksi bagi pekerja yang mengabaikan SOP keselamatan.
  4. Evaluasi Rutin dan Audit Keselamatan
    • Melakukan inspeksi bulanan pada peralatan untuk memastikan tidak ada malfungsi.
    • Menganalisis tren kecelakaan untuk menyesuaikan strategi keselamatan yang lebih efektif.

Pentingnya keselamatan mesin dalam industri manufaktur. Dengan menerapkan pendekatan berbasis data dan analisis struktural, penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan pelatihan, pemantauan kondisi mesin, dan kepatuhan terhadap PPE dapat secara signifikan mengurangi kecelakaan kerja.

Dengan adopsi teknologi baru seperti AI dan IoT, serta pendekatan manajemen yang lebih disiplin, industri manufaktur dapat mencapai lingkungan kerja yang lebih aman dan produktif.

Sumber Artikel

Swaminathan, G. S. (2020). A Study on the Impact of Potential Machine Safety Factors in Achieving Accident-Free Workplace. International Journal of Creative Research Thoughts (IJCRT), 8(7), 5082-5089.

Selengkapnya
Faktor Keselamatan Mesin dalam Mencapai Tempat Kerja Bebas Kecelakaan
« First Previous page 2 of 3 Next Last »