Perindustrian

Hambatan Transisi Energi di Eropa: Tantangan Pasokan Bahan Baku yang Terbatas

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 25 Februari 2025


KOMPAS.com - Dekarbonisasi atau pembatasan emisi karbon dioksida adalah proses yang rumit karena harus merancang ulang jalannya kegiatan perekonomian. Saat ini, sistem energi netral iklim membutuhkan sejumlah besar bahan baku penting untuk menginstalasi dan menyimpan energi terbarukan. 

Kian ambisiusnya target penanggulangan perubahan iklim dan naiknya harga bahan baku telah membuat investasi energi terbarukan menjadi lebih mahal dan lebih rentan terhadap ketegangan geopolitik. Masalah pandemi, investasi, rantai pasokan, dan logistik juga ikut memperburuk situasi. 

Baru-baru ini dilaporkan bahwa harga panel surya yang sebagian besar diproduksi di China lebih mahal dan sulit ditemukan di pasaran. Para ahli pun memprediksi masalah ini akan tetap ada dalam beberapa tahun mendatang

Harga komoditas terus bergejolak

"Harga sejumlah bahan baku meningkat signifikan dalam beberapa bulan terakhir, tetapi tentu saja harga minyak dan gas alam juga meningkat secara signifikan," Direktur Pusat Inovasi dan Teknologi IRENA, Dolf Gielen, mengatakan kepada DW. IRENA adalah Badan Energi Terbarukan Internasional. 

Pakar perencanaan energi ini juga menambahkan bahwa permintaan bahan baku yang lebih tinggi didorong oleh besarnya permintaan bahan baku terkait produksi mobil elektrik "karena banyak pabrik baterai baru sedang dibangun.

" Ia menambahkan bahwa ketidakpastian tetap ada, antara lain dapat berupa bentuk dan material dasar pembuatan generasi baterai masa depan. "Seperti apa baterainya, tepatnya, masih menjadi tanda tanya," kata Gielen.

"Beberapa tahun yang lalu, semua orang berbicara tentang kobalt, tetapi sekarang sepertinya jumlah kobalt yang dibutuhkan jauh lebih rendah daripada yang diperkirakan sebelumnya. Masa depan campuran bahan katoda masih belum pasti.

" Setidaknya butuh beberapa tahun dan perencanaan keamanan jangka panjang untuk mewujudkan proyek-proyek pertambangan skala besar, terutama mengingat volatilitas harga yang tinggi. Tahun 2017 harga litium anjlok, tetapi dalam beberapa bulan terakhir harganya melonjak ke level rekor baru. Menurut Gielen, kita harus terbiasa dengan fluktuasi seperti itu.

Perburuan sumber litium dan nikel 

"Mengenai litium, kita butuh lima kali lebih banyak dalam penambangan pada dekade ini, tetapi ada banyak kapasitas baru yang dikembangkan," ujar Gielen. 

Litium adalah material yang paling banyak dibutuhkan terutama untuk produksi baterai. Material ini tersedia di beberapa daerah. Penambangan litium itu sendiri bukanlah faktor strategis yang besar, tetapi lebih kepada pemrosesannya, tambah Gielen. "China punya posisi dominan dalam pemrosesan litium menjadi baterai, dan perusahaan China membeli banyak pasokan litium baru.

" Dalam jangka menengah, ketegangan geopolitik terkait litium kemungkinan besar dapat diatasi melalui fasilitas penambangan dan pemrosesan baru di Uni Eropa (UE). Peluang pasokan ada di Republik Ceko, Portugal, Spanyol, dan Jerman serta di negara-negara Eropa lain termasuk Inggris dan Serbia. Namun proyek pertambangan baru sulit diterima oleh warga lokal. 

Nikel adalah mineral mentah utama lainnya untuk baterai. "Indonesia akan menjadi produsen utama nikel, menggantikan Filipina di posisi teratas," kata Gielen. "China kembali memproses sebagian besar sumber dayanya. Indonesia memberlakukan kebijakan lama dan mengharuskan nikel diproses langsung di dalam negeri. Jadi, China dan Indonesia akan mendominasi pasar nikel.”

Secara keseluruhan, permintaan nikel diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dalam 10 tahun ke depan. UE memiliki simpanan nikelnya sendiri, termasuk di Finlandia dan di Kaledonia Baru. 

Material tanah jarang, ada di mana? Tanah jarang atau rare earth, juga diperlukan untuk membuat magnet. Mineral ini jadi bagian ketiga dalam teka-teki transisi energi ini. China berada di depan Eropa dan Amerika, kata Beata Javorcik, Kepala Ekonom di European Bank for Reconstruction and Development. 

"Pada 2010 China telah menguasai lebih dari 90% penambangan tanah jarang," kata Javorcik kepada DW. "Negara ini mengejutkan dunia dengan memberlakukan pembatasan ekspor. AS dan UE menentang keputusan itu dan menang, tetapi masih ada beberapa kekhawatiran bahwa pembatasan ekspor mungkin akan kembali berlaku." 

China bukan satu-satunya negara yang memberlakukan pembatasan ekspor. "Meskipun pembatasan ekspor adalah ilegal menurut aturan WTO, itu tetap terjadi," kata Javorcik. Ekonom yang berbasis di London ini menjelaskan bahwa ikatan internasional yang kuat adalah kunci agar pasar bahan baku yang minim ini bisa tetap berfungsi dengan baik. 

Selain hubungan rumit antara AS dan China, ketegangan juga mungkin muncul sebagai konsekuensi dari upaya UE untuk menghindari kebocoran karbon. Ini memicu perilaku perusahaan untuk memindahkan produksi mereka yang intensif karbon ke luar negeri tempat mereka mungkin menemukan standar yang lebih longgar. 

Opsi dan alternatif bagi UE 

Sejumlah institusi di UE juga tengah mengerjakan beberapa program untuk mendukung penciptaan rantai pasokan lokal yang digerakkan oleh pasar untuk produksi baterai. 

Awal bulan ini, perusahaan Neo Performance Materials asal Kanada mengumumkan rencana investasi pada tanah jarang di Estonia. Pemasok bahan canggih ini juga berencana memproduksi magnet permanen pada 2024. 

Terlepas dari investasi baru-baru ini, UE masih bergantung pada impor logam tanah jarang, dan baterai. Namun blok ini kuat di sektor energi angin. 

"Sekitar 99 persen turbin angin yang dipasang di Eropa diproduksi di benua ini. Karena perusahaan-perusahaan Eropa memimpin di bidang ini, kita dapat menetapkan standar teknologi internasional," kata Alexander Vandenberghe, manajer penelitian dan inovasi di Association Wind Europe. Ia menambahkan bahwa turbin angin tidak akan berubah drastis dalam beberapa tahun ke depan. 

Karena itu, kebutuhan industri angin untuk bahan baku kritis dapat direncanakan sebelumnya, dan ini menciptakan kepastian di sektor pertambangan. Namun di sisi lain, industri angin UE sangat bergantung pada impor tanah jarang. Kenaikan harga yang drastis dapat memperlambat ekspansi sektor ini. 

Selama lima tahun ke depan, sektor angin Eropa kemungkinan akan menderita meskipun ada produksi dalam negeri. "Harga bahan baku yang tinggi saat ini mempersulit perusahaan energi angin di Eropa," Manajer Komunikasi Wind Europe, Christoph Zipf.

Sumber: www.kompas.com

 

Selengkapnya
Hambatan Transisi Energi di Eropa: Tantangan Pasokan Bahan Baku yang Terbatas

Perindustrian

Yiho Holding Group Ekspansi: Menggali Potensi Nikel dengan Tiga Tambang Baru di Sulawesi

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 25 Februari 2025


JAKARTA, KOMPAS.com - Penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia yang dinilai lebih baik ketimbang Singapura, dan Amerika Serikat, dinilai merupakan kesempatan yang bagus bagi para investor untuk melakukan ekspansi bisnis. 

Salah satunya adalah New Yi-Ho Holding Group yang mengumumkan sejumlah rencana strategis untuk mengembangkan bisnisnya di Tanah Air. 

Perusahaan internasional yang berbasis di Beijing, China, ini akan mengembangkan pertambangan nikel di tiga lokasi di Pulau Sulawesi. 

CEO Yiho Jakarta Real Estate Development Richard Oh memastikan hal itu saat menjawab pertanyaan Kompas.com, Selasa (13/12/2021).

Menurut Richard, saat ini perusahaan mengincar tiga izin usaha pertambahan (IUP) untuk mendukung rencana ekspansi. 
"Kami mengalokasikan dana 50 juta dollar AS (setara Rp 710 miliar) untuk satu IUP. Ke depan, ada tiga IUP sedang kami incar untuk diakuisisi," ungkap Richard. 

Dia menjelaskan, pertambahan atau mining memang merupakan salah satu dari lima pilar bisnis perusahaan, selain properti/real estat, pariwisata, pendidikan, dan investasi keuangan. 

Di sektor properti/real estat Yiho Jakarta Real Estate Development tengah mengembangkan Sentosa Park. 

Di atas lahan 10 hektar, Yiho Jakarta Real Estate Development akan membangun sebanyak 1.053 unit dalam beberapa tahap. Siloso District yang merupakan tahap 1, mencakup 212 unit. 

Harga perdana rumah yang ditawarkan mulai dari Rp 878 juta (sudah termasuk PPN), untuk tipe 4 dengan luas tanah 4x11 dan luas bangunan 80 meter persegi. 

Selain itu, juga tersedia tipe 5 dengan ukuran luas tanah 5x11 dan luas bangunan 92 meter persegi, yang dipasarkan dengan harga mulai dari Rp 1,078 miliar (sudah termasuk PPN).

Sentosa Park berada dalam Kawasan Tangerang New City seluas 2.600 hektar dengan infrastruktur yang lengkap dan terintegrasi. 

Di kawasan tersebut, akan dibangun mal, area komersial, rumah sakit, sekolah, tempat ibadah, dan Central Park. 

Pengembangan akses, infrastuktur, dan fasilitas kawasan tentunya akan semakin meningkatkan nilai kawasan Tangerang New City sebagai kawasan hunian, investasi, bisnis, dan komersial. 

Sales and Marketing Director Hammy Sugiharto menambahkan, untuk seluruh 1.053 unit rumah akan dibangun dalam lima tahun ke depan. 

"Target penjualannya sekitar Rp 1,1 triliun," cetus Hammy. 

Adapun groundbreaking Siloso District telah dimulai pada 5 Oktober 2021, dan akan diserahterimakan pada akhir 2022 mendatang. 

Selain pertambangan dan Sentosa Park, Yiho Jakarta Real Estate Development juga tengah dalam proses finalisasi pembelian lahan di Kota Jakarta yang akan dikembangkan menjadi mixed use development. 

Sumber: www.kompas.com

Selengkapnya
Yiho Holding Group Ekspansi: Menggali Potensi Nikel dengan Tiga Tambang Baru di Sulawesi

Perindustrian

Optimisme PAM Mineral: Bisnis Bijih Nikel Berpotensi Laba Tinggi, Proyeksi Kenaikan Hingga 263%

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 25 Februari 2025


JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan laporan keuangan interim akhir tahun 2020, PT PAM Mineral Tbk (NICL) membukukan penjualan senilai Rp 195,44 miliar dan laba komprehensif periode berjalan sebesar Rp 28,45 miliar. 

Sementara laba usaha perseroan tercatat sebesar Rp 33,57 miliar, dibandingkan rugi usaha sebesar Rp 16,5 miliar pada bulan Desember 2019. 

Direktur Utama PAM Mineral Ruddy Tjanaka menilai, kondisi itu jauh lebih baik dibandingkan dengan kinerja perseroan di tahun 2019, yang mana saat itu perseroan masih mencatatkan kerugian komprehensif sebesar Rp 14,07 miliar di tahun 2019.

"Kenaikan laba usaha yang cukup signifikan tersebut disebabkan kenaikan pendapatan penjualan dari anak perusahaan, IBM yang cukup signifikan. Perseroan optimis penjualan nikel maupun laba usaha konsolidasi akan meningkat tajam pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya," jelas Ruddy dalam keterangan tertulis, Jumat (30/7/2021). 

Sedangkan pada tahun ini, PAM Mineral menargetkan meraup laba bersih sebesar Rp 103 miliar atau meroket sebesar 263,46 persen dari laba bersih konsolidasi tahun 2020 yang diprediksikan sebesar Rp 28,45 miliar. 

Dari sisi penjualan, volume penjualan diproyeksikan mencapai 1,8 juta metric ton (MT) pada tahun ini, naik 87,04 persen dari realisasi penjualan pada 2020 sebesar 695.034 metric ton. 

Ruddy optimistis bisnis nikel yang bersumber dari anak usaha NICL yakni PT Indrabakti Mustika (IBM) ke depan cukup menjanjikan. Ini seiring dengan tingginya permintaan bijih nikel di pasar domestik serta kecenderungan harga nikel yang semakin meningkat.

Terlebih, pemerintah sedang mengembangkan industri dan ekosistem kendaraan listrik melalui pembentukan holding BUMN baterai Indonesia yang bekerja sama dengan produsen mobil listrik dunia, LG Chem (Korea) dan CATL (China). 

Pabrik baterai tersebut ditargetkan untuk mulai beroperasi pada 2023. 

Oleh karena itu, nikel berkadar rendah akan banyak dibutuhkan untuk campuran dengan jenis logam cobalt sebagai bahan baku baterai. 

Di sisi lain, permintaan bijih nikel berkadar tinggi juga terus meningkat, terutama karena adanya industri pengolahan atau smelter. 

Dengan eksplorasi yang terus menerus dilakukan, NICL berkeyakinan dapat memiliki sumber daya 28 juta ton lebih bijih nikel. 

Dari 28 juta bijih nikel tersebut, lanjut Ruddy, tidak semua memiliki kadar tinggi namun juga terdapat bijih nikel dengan kadar rendah. 

Selain bijih nikel kadar tinggi, Perseroan saat ini juga telah melakukan penjualan bijih nikel kadar rendah ke smelter yang ada. 

Untuk rencana jangka pendek, perseroan berupaya memenuhi target sebanyak 1,8 juta metric ton bijih nikel sesuai Rencana Kerja Anggaran Biaya (RKAB). 

Untuk jangka menengah dan panjang, perseroan memiliki strategi menambah cadangan dengan cara mengakuisisi ataupun mencari tambang baru. Dengan demikian, pertumbuhan kinerja perseroan bisa lebih tinggi lagi. 

Baru-baru ini, PAM Mineral melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dengan melepas sebanyak 2 miliar saham kepada publik. 

Besaran saham itu setara dengan 20,7 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Dengan harga IPO sebesar Rp 100 per saham, perseroan menerima dana segar Rp 200 miliar.

Sumber: money.kompas.com

 

Selengkapnya
Optimisme PAM Mineral: Bisnis Bijih Nikel Berpotensi Laba Tinggi, Proyeksi Kenaikan Hingga 263%

Ekonomi dan Bisnis

Peran Penting Akuntansi Biaya dalam Mendorong Profitabilitas di Bidang Manufaktur

Dipublikasikan oleh Afridha Nu’ma Khoiriyah pada 25 Februari 2025


Wawasan utama
Meskipun banyak eksekutif manufaktur memahami fungsi penting dari sistem biaya yang kuat, metode perhitungan dan interpretasi hasil sering kali menjadi tantangan yang signifikan.
Sistem akuntansi biaya yang efektif adalah sistem yang - semaksimal mungkin - menyelaraskan kumpulan biaya dengan pendorong perilaku dan menggabungkan konsep pemanfaatan kapasitas dan efisiensi.
Kesalahpahaman tentang penetapan biaya dapat menyebabkan kesalahan penetapan biaya dan keputusan bisnis yang buruk.

Perlu bantuan untuk meningkatkan profitabilitas dan menyempurnakan pendekatan akuntansi biaya anda?

Akuntansi biaya adalah disiplin ilmu khusus yang tidak selalu ditemukan dalam kekuatan departemen akuntansi perusahaan manufaktur. Para pemimpin mungkin memiliki gambaran tentang bagaimana kinerja perusahaan mereka secara keseluruhan, tetapi mereka mungkin tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang bagian mana dari bisnis mereka (pelanggan, produk, lini produksi) yang membantu atau mengganggu kinerja secara keseluruhan. Tinjau informasi utama untuk membantu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Anda tentang konsep biaya dasar, bagaimana produsen menggunakan informasi biaya, dan kesalahan umum yang dibuat dalam interpretasi perhitungan biaya.

Akuntansi biaya dan penggunaan praktisnya
Akuntansi biaya adalah metode pengalokasian biaya yang terkait dengan produksi. Fokus artikel ini adalah pada penetapan biaya yang digunakan untuk analisis internal dan pengambilan keputusan. Metode biaya untuk pelaporan keuangan eksternal mungkin berbeda.

Penggunaan umum perhitungan biaya untuk tujuan internal meliputi:

  • Membantu menetapkan harga
  • Mendorong keputusan strategi bisnis
  • Memantau produksi
  • Meskipun kompleksitas perhitungan biaya sangat bervariasi, tergantung pada informasi yang tersedia dan seluk-beluk perusahaan, ada beberapa konsep dan definisi dasar yang perlu dirangkum.

Kumpulan biaya
Pengelompokan biaya adalah pengelompokan semua pengeluaran yang teridentifikasi (biaya) yang terkait dengan produksi.

Biaya biasanya masuk ke dalam salah satu dari empat kategori dasar:

  • Biaya langsung - Biaya material dan tenaga kerja yang secara langsung terkait dengan produksi suatu unit.
  • Biaya variabel - Biaya yang dikeluarkan yang berfluktuasi terkait dengan tingkat produksi.
  • Biaya overhead - Biaya tidak langsung yang terjadi selama proses produksi yang tidak dapat secara langsung dikaitkan dengan suatu pekerjaan.

Biaya tetap - Biaya yang dapat diprediksi dan konsisten pada rentang produksi yang relevan. Beberapa biaya tetap yang biasanya signifikan yang termasuk dalam model penetapan biaya adalah:

  • Penyusutan peralatan
  • Sewa atau penyusutan fasilitas
  • Tenaga kerja administratif
  • Asuransi bisnis
  • Pajak properti
  • Pemicu biaya

Pemicu biaya adalah faktor model penetapan biaya yang digunakan untuk menerapkan biaya dalam kumpulan biaya ke unit produksi. Pertanyaan yang sering muncul adalah biaya apa saja yang harus dimasukkan sebagai bagian dari alokasi dan biaya apa saja yang harus dikeluarkan. Meskipun jawaban atas pertanyaan ini tergantung pada tujuan perhitungan, sebagian besar sistem biaya internal akan mempertimbangkan semua biaya perusahaan.

Sistem akuntansi biaya yang efektif adalah sistem yang - semaksimal mungkin - menyelaraskan kelompok biaya dengan pendorong perilaku dan menggabungkan konsep pemanfaatan kapasitas dan peningkatan efisiensi. Ketika menyusun sistem akuntansi biaya, pertimbangkan untuk berkolaborasi dengan tim yang terdiri dari para profesional operasional dan akuntansi biaya yang berpengalaman.

Enam kesalahan umum dalam penetapan biaya
Berikut adalah beberapa kesalahpahaman dasar yang sering ditemui oleh para pemimpin bisnis ketika menggunakan atau menerapkan penetapan biaya.

1. Tidak memahami perbedaan antara pelaporan prinsip akuntansi berterima umum (GAAP) dan akuntansi biaya manajemen

Penentuan biaya yang dilakukan untuk pelaporan GAAP terutama dilakukan untuk tujuan pelaporan keuangan eksternal, sedangkan akuntansi biaya manajemen dilakukan untuk tujuan menyediakan informasi manajemen untuk pengambilan keputusan operasional. Keduanya sangat berharga bagi para pemimpin bisnis, tetapi sering disalahartikan sebagai hal yang sama.

2. Penyederhanaan yang berlebihan

Titik awal untuk banyak perhitungan biaya didasarkan pada perhitungan matematis sederhana yang menerapkan sekumpulan kecil kumpulan biaya untuk produksi menggunakan penggerak biaya tunggal (misalnya, jam kerja langsung). Tantangan dalam melakukan perhitungan matematis sederhana adalah hasilnya dapat dengan mudah disalahpahami - karena kedua sisi perhitungan dapat berubah.

3. Tidak memperhitungkan kelebihan kapasitas dan mengasumsikan efisiensi yang optimal

Perhitungan biaya sering kali bergantung pada asumsi yang salah bahwa tingkat produksi saat ini adalah kapasitas penuh dan bahwa rencana tersebut beroperasi pada efisiensi yang konsisten dengan entitas lain di pasar. Jika sebuah organisasi tidak beroperasi pada kapasitas penuh atau memiliki tantangan efisiensi yang signifikan, penting untuk mempertimbangkan biaya dari faktor-faktor ini dalam perhitungan biaya.

Kurangnya pemanfaatan mungkin lebih tepat dipisahkan ke dalam ember biayanya sendiri daripada berdampak pada semua elemen biaya dari area bisnis yang diukur (kurang dimanfaatkan sering kali merupakan masalah penjualan, bukan biaya yang harus ditingkatkan oleh produksi). Kegagalan dalam memahami dan mengelola dampak biaya dari underutilization secara tepat dapat menyebabkan kesimpulan yang salah dan mempengaruhi keputusan bisnis yang buruk.

4. Tidak mengumpulkan atau melacak data yang akurat

Menerapkan infrastruktur teknologi yang canggih adalah investasi yang terkadang diabaikan oleh perusahaan manufaktur. Perhitungan biaya pada umumnya sangat dipengaruhi oleh akurasi serta waktu dari data produksi.

Keterjangkauan teknologi untuk melacak, menyusun, dan melaporkan data produksi semakin membaik dan harus menjadi bagian dari strategi transformasi digital perusahaan manufaktur. Pertimbangkan perangkat keras dan perangkat lunak serta sumber daya profesional untuk mengimplementasikan, menyusun, dan menginterpretasikan data.

5. Mengandalkan penetapan biaya sebagai satu-satunya penentu harga

Meskipun memahami biaya suatu produk adalah bagian penting dalam menetapkan harga jual, setidaknya sama pentingnya untuk mempertimbangkan kondisi pasar. Tidaklah praktis bagi sebuah organisasi untuk menaikkan atau menurunkan harga hanya berdasarkan hasil perhitungan biaya.

6. Gagal memantau perubahan dalam struktur atau perilaku biaya

Penting untuk terus mengevaluasi kembali bagaimana perhitungan biaya dilakukan dan bagaimana penerapannya pada praktik bisnis saat ini. Kejadian seperti perubahan dalam bauran produk, peningkatan efisiensi dalam operasi, perubahan kapasitas, dan faktor lainnya dapat memengaruhi perhitungan biaya. Di sinilah model nilai tambah pendapatan merupakan lensa yang berdampak untuk mengevaluasi bisnis Anda.

Sistem akuntansi biaya yang dirancang dengan baik dapat digunakan oleh para pengambil keputusan untuk mendorong profitabilitas.

Profitabilitas dan penetapan biaya berjalan beriringan

kesalahpahaman tentang penetapan biaya dapat menyebabkan kesalahan penetapan biaya dan keputusan bisnis yang buruk. Dalam skenario terburuk, perusahaan manufaktur menghilangkan produk yang sedikit menguntungkan atau bahkan tidak menguntungkan, dan mengalokasikan kembali biaya tetap yang ditanggung oleh produk tersebut ke produk yang tersisa.

Hal ini dapat menimbulkan persepsi bahwa sesuatu harus dilakukan untuk meningkatkan profitabilitas produk yang tersisa. Pada akhirnya, bisnis akan menaikkan harga dan kehilangan bisnis karena tidak kompetitif di pasar mereka.

Bagaimana kami dapat membantu
Konsultan akuntansi biaya CLA telah membantu ribuan klien menerapkan sistem akuntansi biaya yang solid, termasuk otomatisasi dan alat Power BI untuk melakukan analisis profitabilitas pada inventaris saat ini dan pesanan yang masuk. Baik Anda adalah produsen yang sudah mapan maupun bisnis yang baru berkembang, kami dapat memberikan bantuan yang Anda butuhkan untuk membantu memperkuat hasil keuangan dan meningkatkan produktivitas.

Disadur dari: claconnect.com

Selengkapnya
Peran Penting Akuntansi Biaya dalam Mendorong Profitabilitas di Bidang Manufaktur

Ekonomi dan Bisnis

17 Praktik Terbaik Manajemen Biaya Manufaktur

Dipublikasikan oleh Afridha Nu’ma Khoiriyah pada 25 Februari 2025


Sebagai salah satu komponen terpenting dari kesejahteraan finansial produsen, manajemen biaya produksi adalah praktik menganalisis dan menurunkan biaya untuk memproduksi barang manufaktur. Visibilitas yang diberikan oleh manajemen biaya produksi yang kuat menghasilkan strategi penetapan harga yang menguntungkan, dan disiplin untuk terus meningkatkan efisiensi proses dan praktik pengadaan barang akan menghasilkan keputusan bisnis yang lebih baik dan kinerja laba yang lebih baik.

Apa yang dimaksud dengan biaya manufaktur?
Biaya manufaktur adalah biaya yang terkait dengan pembuatan produk jadi. Biasanya, biaya produksi dibagi menjadi tiga kategori utama:

  • Bahan langsung, yang merupakan biaya untuk bahan baku yang akan digunakan untuk membuat produk.
  • Tenaga kerja langsung, yaitu biaya staf untuk membayar mereka yang secara langsung memproduksi atau mengawasi produksi di lantai pabrik.
  • Overhead pabrik, yaitu biaya tidak langsung yang terkait dengan produksi pendukung, termasuk segala sesuatu mulai dari biaya tenaga kerja tidak langsung di kantor pusat hingga penyusutan peralatan.
  • Berbagai metode penetapan biaya tersedia untuk menentukan input biaya produksi, dan produsen dapat menggunakannya untuk menghitung total biaya per unit atau penilaian inventaris. Misalnya, ketika menggunakan biaya variabel, juga dikenal sebagai biaya langsung, produsen tidak memasukkan biaya overhead produksi dari perhitungan. Sementara itu, biaya absorpsi memperhitungkan biaya overhead ke harga per unit. Meskipun absorption costing lebih disukai untuk pelaporan keuangan eksternal di bawah kerangka kerja akuntansi, seperti Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP), biaya variabel dapat bermanfaat untuk analisis internal yang membantu mendorong keputusan bisnis di sekitar margin dan titik impas.

Metode penetapan biaya lainnya untuk manufaktur meliputi penetapan biaya proses, yang melacak biaya proses tertentu selama satu atau beberapa tahap produksi; penetapan biaya target, yang dimulai dengan harga jual produk yang ditargetkan dan bekerja mundur untuk menentukan biaya; dan penetapan biaya berdasarkan aktivitas, yang menggabungkan biaya di seluruh proses produksi berdasarkan aktivitas yang masuk ke dalam proses tersebut, yang secara ideal menciptakan gambaran yang lebih jelas tentang biaya tidak langsung yang terkait dengan produksi.

Apa itu manajemen biaya manufaktur?
Manajemen biaya manufaktur adalah praktik membangun visibilitas ke dalam biaya manufaktur dan menggunakan data ini untuk membuat keputusan bisnis dengan informasi yang lebih baik untuk mendapatkan, mengangkut, dan menyimpan bahan mentah secara lebih efektif, merampingkan proses manufaktur, mengelola tenaga kerja manufaktur secara lebih efektif, dan mengurangi limbah. Manajemen biaya produksi yang efektif tidak hanya tentang menurunkan biaya produksi - tetapi juga terkait erat dengan manajemen harga dan dapat membantu mendorong diskusi bisnis tentang kinerja dan kelayakan produk saat ini dan yang diusulkan. Jika dilakukan dengan baik, manajemen biaya produksi memungkinkan untuk melakukan analisis margin yang canggih dan pada akhirnya memaksimalkan keuntungan bagi bisnis.

Hal-hal penting yang perlu diperhatikan

  1. Produsen bergantung pada manajemen biaya produksi untuk memaksimalkan profitabilitas mereka.
  2. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
  3. Manajemen biaya manufaktur melacak biaya di ketiga kategori ini dan mencari cara untuk menurunkan biaya secara bertahap.
  4. Beberapa area umum yang menjadi fokus produsen untuk mengelola biaya adalah manajemen rantai pasokan, manajemen inventaris, manajemen tenaga kerja, pengurangan limbah, dan efisiensi proses.
  5. Manajemen biaya produksi menginformasikan keputusan penetapan harga dan dapat membantu pemimpin bisnis memutuskan produk dan fitur mana yang akan diprioritaskan dari waktu ke waktu.

Penjelasan manajemen biaya manufaktur
Manajemen biaya manufaktur adalah upaya lintas disiplin ilmu yang mencakup fungsi akuntansi untuk melacak biaya yang digunakan untuk memproduksi barang, serta manajemen aktif sumber bahan, tenaga kerja, dan proses yang berkontribusi terhadap biaya produksi. Produsen terkemuka terus mencari peningkatan dalam proses manufaktur mereka yang membantu mereka mengelola biaya secara lebih efektif tanpa mempengaruhi kualitas produk jadi. Beberapa praktik terbaik yang umum dalam manajemen biaya manufaktur cenderung berkisar pada kategori aktivitas berikut:

Vendor dan manajemen rantai pasokan untuk bahan baku

  • Manajemen persediaan
  • Efisiensi dan keberlanjutan energi
  • Manajemen proses
  • Manajemen dan penjadwalan tenaga kerja
  • Pengurangan limbah

Aktivitas-aktivitas ini sering kali sangat saling terkait dan kompleks dalam hubungannya satu sama lain, itulah sebabnya organisasi menggunakan kerangka kerja manajemen seperti lean manufacturing atau manajemen kualitas total untuk mengatur simfoni efisiensi biaya, visibilitas, dan perubahan inkremental pada cara menyelesaikan sesuatu.

Selain itu, organisasi bergantung pada pengumpulan data, akuntansi, dan analitik yang kuat untuk memantau input biaya secara real time, meramalkan bagaimana potensi perubahan dapat berdampak pada biaya, dan melacak bagaimana perubahan pada proses yang pada akhirnya berdampak pada biaya dari waktu ke waktu. Kemampuan analitik dan akuntansi ini juga merupakan bagian integral dalam memanfaatkan manajemen biaya manufaktur untuk membuat keputusan bisnis yang lebih baik tentang penetapan harga, waktu dan volume produksi, dan apakah akan memproduksi barang tertentu berdasarkan permintaan pasar dan target profitabilitas atau tidak.

Pentingnya manajemen biaya manufaktur
Manajemen biaya manufaktur sangat penting bagi produsen yang canggih untuk membuat keputusan bisnis yang berpengetahuan luas yang akan memaksimalkan profitabilitas mereka. Manajemen biaya produksi yang efektif dapat membantu organisasi dengan tugas-tugas berikut:

  • Mengidentifikasi praktik-praktik pemborosan dan memaksimalkan penggunaan bahan baku.
  • Mengelola hubungan dengan vendor secara lebih aktif dan menstabilkan biaya bahan baku dari waktu ke waktu.
  • Meminimalkan kelebihan atau kekurangan produksi.
  • Hindari biaya penyimpanan untuk bahan baku dan persediaan barang jadi.
  • Mempekerjakan dan menjadwalkan pekerja dengan tepat berdasarkan permintaan produksi.
  • Membuat keputusan harga dan penawaran berdasarkan data, bukan perasaan.
  • Menjaga kualitas dan kepuasan pelanggan sambil menurunkan biaya.
  • Pada saat terjadi hambatan ekonomi seperti inflasi atau ketersediaan bahan baku atau tenaga kerja yang tidak konsisten, manajemen biaya mungkin tidak serta merta menurunkan biaya, tetapi pasti dapat membantu produsen memaksimalkan marginnya.

Contoh biaya manufaktur
Seperti disebutkan di atas, biaya produksi dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori berbeda: bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead produksi. Biaya-biaya ini dimasukkan ke dalam biaya persediaan dan pada akhirnya mengalir melalui harga pokok penjualan. Berikut ini adalah contoh jenis-jenis biaya yang termasuk dalam setiap kategori.

Bahan langsung
Bahan langsung adalah komponen yang diubah menjadi barang jadi, dapat dikaitkan dengan produk, dan ditetapkan berdasarkan bahan aktual yang digunakan. Hal ini dapat mencakup bahan sisa dan pembusukan yang terjadi selama produksi. Sebagai contoh, produsen pakaian akan memasukkan kapas, wol, dan benang ke dalam biaya bahan langsung. Produsen mobil akan mengeluarkan biaya bahan langsung untuk bahan seperti baja, karet, dan kulit. Persediaan yang digunakan dalam produksi tetapi tidak diubah menjadi produk jadi - misalnya minyak untuk melumasi peralatan produksi - tidak termasuk dalam bahan langsung, melainkan dianggap sebagai bagian dari overhead.

Tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah upah dan pajak penggajian terkait yang dibayarkan oleh produsen untuk kru produksi di lantai pabrik, termasuk operator mesin, karyawan lini perakitan, dan supervisor pabrik yang mengerjakan suatu produk. Dalam beberapa perhitungan, biaya ini termasuk tunjangan yang dibayarkan kepada karyawan tenaga kerja langsung. Tenaga kerja langsung tidak termasuk biaya untuk tenaga kerja pendukung pabrik, seperti insinyur industri, desainer, dan sebagainya. Biaya tenaga kerja tidak langsung ini termasuk dalam biaya overhead pabrik.

Overhead pabrik
Overhead pabrik adalah kategori biaya umum untuk semua biaya yang terkait dengan operasi manufaktur yang tidak dianggap sebagai biaya bahan atau tenaga kerja langsung. Ini termasuk biaya tenaga kerja tidak langsung untuk pekerja yang mengelola fungsi manufaktur, seperti kontrol kualitas dan desain industri, serta untuk personel kantor belakang, seperti akuntansi dan hukum. Ini juga termasuk bahan tidak langsung, seperti komponen dan persediaan kecil. Overhead manufaktur juga mencakup biaya fasilitas dan peralatan, sehingga kategori ini mencakup sewa fasilitas, penyusutan peralatan, suku cadang, dan pemeliharaan. Juga termasuk dalam kategori ini adalah utilitas, asuransi dan pajak, serta persediaan pabrik yang digunakan secara langsung dalam produk jadi.

infografis manajemen biaya produksi
Overhead pabrik adalah kategori biaya umum untuk semua biaya yang terkait dengan operasi manufaktur yang tidak dianggap sebagai biaya bahan atau tenaga kerja langsung. Manajemen biaya manufaktur dapat dicapai melalui sejumlah cara. Berikut ini adalah 17 praktik terbaik yang biasanya digunakan oleh produsen untuk mendapatkan wawasan dan kontrol yang lebih baik atas biaya produksi mereka.

1. Menerapkan manufaktur ramping
Manufaktur ramping dan manajemen inventaris ramping memberikan prinsip-prinsip panduan untuk mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi dalam proses manufaktur. Manufaktur ramping dapat membantu perusahaan menekan biaya produksi yang tidak perlu dengan membatasi produksi berlebih, memangkas waktu menganggur, dan memangkas biaya bahan baku dari waktu ke waktu dengan membatasi jumlah yang terbuang karena cacat atau kesalahan pembelian. Beberapa ciri khas dari pola produksi lean manufacturing adalah perencanaan permintaan yang cermat, standarisasi proses, dan penekanan pada persediaan dan manajemen produksi yang tepat waktu.

2. Menerapkan manajemen kualitas total (TQM)
Tujuan utama manajemen kualitas total (TQM) adalah untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pendekatan yang menekankan peningkatan berkelanjutan dan disiplin kualitas yang dilakukan oleh semua karyawan di perusahaan manufaktur. Dalam perjalanannya, metodologi sistematis TQM untuk manajemen kualitas dapat menghasilkan penghematan biaya produksi yang signifikan. Toko-toko manufaktur TQM cenderung berfokus pada pemikiran proses dengan memecah manufaktur menjadi serangkaian langkah fungsional atau proses yang bekerja bersama sebagai bagian dari sistem bisnis yang lebih luas. Proses dilacak dengan cermat, dan data kinerja terus digunakan untuk mengidentifikasi peluang untuk perbaikan dan untuk menilai apakah perubahan menghasilkan hasil yang menguntungkan.

3. Gunakan biaya berbasis aktivitas (ABC)
Activity-Based Costing (ABC) memudahkan produsen untuk melacak dan menganalisis biaya tidak langsung terhadap proses bisnis manufaktur tertentu secara lebih rinci daripada teknik akuntansi biaya tradisional. Dengan menggunakan ABC, produsen dapat mengidentifikasi dan menghubungkan biaya proses lintas departemen yang mendukung lini produksi tertentu. Hal ini dapat meningkatkan visibilitas ke dalam biaya tidak langsung yang masih dapat meningkatkan total biaya unit bahkan ketika upaya dilakukan untuk menurunkan biaya langsung untuk bahan atau tenaga kerja melalui metode seperti lean manufacturing atau TQM.

4. Menerapkan Sistem Persediaan Just-In-Time (JIT)
Sebuah komponen kunci dari lean manufacturing, manajemen persediaan just-in-time (JIT) adalah proses yang dirancang untuk mendatangkan bahan baku sedekat mungkin dengan waktu produksi dan memproduksi jumlah minimum persediaan jadi untuk memenuhi permintaan pasar. Jika dilakukan dengan benar, manajemen persediaan JIT mengurangi pemborosan dan meningkatkan arus kas dengan menghindari kelebihan produksi, meminimalkan kelebihan stok dan biaya penyimpanan, serta memastikan bahwa uang tunai tidak terikat pada bahan baku yang berlebih atau persediaan yang tidak terjual. Manajemen persediaan JIT yang efektif membutuhkan sistem persediaan yang dapat mendukung proses JIT dengan visibilitas persediaan secara real-time, kemampuan manajemen permintaan yang kuat, dan hubungan yang kuat dengan pemasok untuk koordinasi pengiriman material yang diatur dengan baik.

5. Mengoptimalkan manajemen rantai pasokan
Optimalisasi manajemen rantai pasokan dapat secara dramatis meningkatkan manajemen biaya produksi, mulai dari sumber dan pengadaan hingga pergudangan dan distribusi. Hal yang mendasar dari strategi optimalisasi rantai pasokan adalah peningkatan pemantauan dan analisis, serta peningkatan otomatisasi. Di sisi analitik, hal ini berarti terus memantau metrik, termasuk perputaran bahan baku dan inventaris, kapasitas gudang, biaya penyimpanan, dan efisiensi transportasi - dan mengingat skala dan kecepatan data yang terlibat, hal ini juga berarti menggunakan teknik analitik data besar untuk mendapatkan wawasan dari metrik tersebut. Sementara itu, meningkatkan otomatisasi di berbagai bidang seperti pemrosesan pesanan, operasi gudang, dan penjadwalan transportasi dapat sangat meningkatkan efisiensi dalam ekosistem rantai pasokan.

6. Berinvestasi dalam teknologi modern
Entah mereka menyebutnya transformasi digital, Industri 4.0, atau revolusi industri keempat, para pemimpin manufaktur yang melakukan investasi bersama dalam teknologi modern mendorong keuntungan finansial yang sangat besar bagi perusahaan mereka. Menurut sebuah studi terbaru dari McKinsey, produsen mesin dan peralatan mencapai penghematan biaya antara 5% hingga 20% melalui investasi transformasi digital yang didukung oleh cloud. Investasi ini mencakup investasi yang luas dalam sensor industri internet of things (IIoT) pada peralatan manufaktur untuk meningkatkan visibilitas dan biaya perawatan yang lebih rendah; otomatisasi robotik di lantai pabrik; penggunaan kembaran digital untuk memacu peningkatan proses dan desain; serta investasi dalam pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan untuk meningkatkan analisis data manufaktur.

7. Tinjau dan sesuaikan harga produk secara teratur
Manajemen biaya manufaktur tidak boleh terjadi dalam ruang hampa karena terkait erat dengan manajemen harga. Untuk mendapatkan hasil maksimal dari praktik manajemen biaya, produsen harus menggunakan peningkatan visibilitas mereka ke dalam pertimbangan biaya untuk membuat keputusan penetapan harga yang lebih baik. Ini berarti secara teratur meninjau dan menyesuaikan harga produk. Tentu saja, biaya bukan satu-satunya faktor yang berpengaruh, tetapi biaya memainkan peran besar dalam strategi pengoptimalan harga secara keseluruhan.

8. Kembangkan budaya perbaikan berkelanjutan
Hanya ada begitu banyak taktik yang dapat digunakan perusahaan untuk menekan biaya bahan baku di bidang manufaktur. Namun ada banyak sekali langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan efisiensi operasional dalam proses produksi dan menurunkan limbah, biaya tenaga kerja, dan biaya tidak langsung lainnya dari waktu ke waktu. Perubahan besar dan revolusioner membawa banyak risiko, itulah sebabnya mengapa begitu banyak kerangka kerja manajemen manufaktur yang unggul, seperti lean manufacturing dan TQM, sangat berfokus pada peningkatan yang konsisten dan berkelanjutan. Menumbuhkan budaya perbaikan berkelanjutan dapat membantu produsen meningkatkan komunikasi, mengurangi silo dan kemacetan di antara departemen, serta merespons metrik kinerja dengan ide-ide untuk perubahan inkremental yang dapat menurunkan biaya.

9. Merangkul efisiensi dan keberlanjutan energi
Upaya produsen untuk menurunkan emisi karbon, meningkatkan efisiensi energi, dan meningkatkan keberlanjutan tidak hanya baik untuk menyempurnakan narasi lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) bagi investor dan pelanggan. Upaya keberlanjutan ini juga dapat sangat membantu dalam mengoptimalkan biaya di lingkungan manufaktur. Produsen terkemuka di industri yang memasang peralatan yang lebih hemat energi dan menerapkan proses untuk menghemat energi dan mendorong keberlanjutan dapat mengaitkan investasi ini dengan manajemen biaya dengan melacak tujuan dan metrik yang tepat. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan membangun tujuan dan aktivitas keberlanjutan berdasarkan akronim SMART, yang merupakan singkatan dari spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu.

10. Lakukan pembandingan dan analisis secara teratur
Melakukan tolok ukur biaya secara teratur di seluruh kategori input biaya yang umum adalah cara yang baik bagi produsen untuk membandingkan biaya mereka dengan biaya rekan-rekan di industri. Terlibat dalam analisis dan tolok ukur secara teratur dapat membantu produsen mendapatkan pemeriksaan suhu pepatah tentang seberapa baik kinerja mereka dalam manajemen biaya dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan. Beberapa metrik umum yang digunakan untuk analisis dan pembandingan industri termasuk pemanfaatan kapasitas, pencapaian jadwal, hasil produksi, biaya pembelian, upah, dan total biaya produksi per $1.000 pendapatan.

11. Karyawan lintas pelatihan
Perputaran karyawan dan brain drain dapat secara dramatis meningkatkan biaya produksi dari waktu ke waktu. Merekrut dan melatih karyawan manufaktur yang sangat terspesialisasi adalah upaya yang mahal. Perusahaan manufaktur dapat mengoptimalkan biaya dalam jangka panjang dengan melakukan pelatihan silang karyawan. Dari sisi retensi dan manajemen tenaga kerja, hal ini dapat membangun kaderisasi karyawan yang lebih fleksibel untuk mengisi kekosongan yang ada. Selain itu, pelatihan silang dapat mendorong kolaborasi yang lebih besar di antara peran-peran yang dapat meminimalkan gesekan antar departemen, meningkatkan komunikasi, dan memperlancar proses dengan cara mengurangi biaya tidak langsung yang belum tentu terlihat di neraca.

12. Pertimbangkan untuk mengalihdayakan aktivitas non-inti
Outsourcing yang efektif dapat menjadi alat yang sangat berharga bagi produsen untuk mengelola biaya tenaga kerja dan meningkatkan efisiensi. Dengan membawa spesialis pihak ketiga untuk menangani peran dan proses yang berada di luar kompetensi inti mereka, produsen dapat fokus pada kekuatan mereka. Mengalihdayakan aktivitas non-inti juga memungkinkan untuk meningkatkan operasi manufaktur secara lebih fleksibel dengan biaya modal yang lebih sedikit.

13. Meningkatkan pemeliharaan preventif
Pemeliharaan preventif adalah aspek penting dari manajemen biaya untuk bisnis apa pun, tetapi sangat penting bagi produsen. Menetapkan prosedur pemeliharaan preventif yang efektif dan menggunakan analitik prediktif serta sistem digital canggih lainnya untuk mengelola pemeliharaan sangat penting untuk tidak hanya meningkatkan efisiensi dan masa pakai sistem manufaktur yang mahal, tetapi juga menghindari waktu henti yang tidak direncanakan. Memaksimalkan waktu kerja adalah bagian penting dari manajemen biaya manufaktur, yang menjadikan pemeliharaan preventif sebagai komponen utama dari strategi manajemen biaya.

14. Tinjau portofolio produk
Manajemen biaya manufaktur penting tidak hanya dalam menurunkan biaya, tetapi juga dalam membantu produsen membuat keputusan bisnis yang baik tentang produk mana yang masuk akal untuk diproduksi sejak awal. Perusahaan harus memasukkan data manajemen biaya produksi ke dalam tinjauan berkelanjutan terhadap portofolio produk mereka untuk menginformasikan pengambilan keputusan tentang volume produksi, waktu, desain produk, harga, dan perencanaan akhir masa pakai produk mereka.

15. Mengadopsi pendekatan penganggaran berbasis nol
Sering kali kontroversial dan terkadang digunakan dengan palu yang terlalu berat, penganggaran berbasis nol tetap merupakan pendekatan yang digunakan oleh beberapa produsen untuk menurunkan biaya produksi secara drastis. Gagasan di balik penganggaran berbasis nol adalah bahwa setiap pengeluaran harus dijustifikasi dari awal, mata anggaran per mata anggaran, pada awal siklus anggaran. Pengeluaran dibenarkan berdasarkan kebutuhan yang dirasionalisasi dan norma-norma industri. Hal ini berbeda dengan penganggaran tradisional, yang biasanya menetapkan mata anggaran berdasarkan siklus anggaran sebelumnya. Penganggaran berbasis nol memaksa perusahaan untuk secara kritis mengevaluasi dan menjustifikasi setiap pengeluaran, yang dapat menghasilkan alokasi sumber daya yang lebih efisien dan pengurangan biaya. Pendekatan ini memastikan bahwa dana yang dianggarkan dialokasikan berdasarkan kebutuhan dan prioritas saat ini, bukan hanya melanjutkan pola pengeluaran masa lalu.

16. Mendorong komunikasi terbuka
Salah satu prinsip dasar dari lean manufacturing adalah ide kolaborasi lintas perusahaan, di mana tim bekerja sama secara erat dengan menggunakan data, wawasan, dan pengambilan keputusan bersama. Membangun saluran komunikasi yang lebih terbuka dapat membantu produsen mengurangi gesekan organisasi yang meningkatkan biaya tidak langsung melalui kemacetan, kesalahan pemborosan, dan proses yang tidak efisien. Dalam hal mengelola biaya secara aktif, bagian dari komunikasi terbuka adalah menghancurkan silo data. Tim yang relevan harus memiliki wawasan tentang data waktu nyata dari perencanaan sumber daya perusahaan (ERP), manajemen hubungan pelanggan (CRM), dan sistem penjualan, di antara yang lainnya, untuk membantu mereka meramalkan dan membuat rencana dengan tepat.

17. Gunakan analisis prediktif
Analisis prediktif sering kali menjadi pendorong utama untuk inisiatif transformasi digital di perusahaan manufaktur. Produsen dapat menggunakan analisis prediktif untuk membantu mereka memperkuat manajemen biaya di beberapa bidang yang sangat penting. Misalnya, analitik prediktif dapat menganalisis pola permintaan historis, tren pasar, dan musim untuk memprediksi permintaan produk di masa depan. Hal ini juga dapat membantu mengoptimalkan tingkat inventaris dengan memperkirakan kapan dan berapa banyak bahan baku atau barang jadi yang harus disimpan.

Disadur dari: netsuite.com

Selengkapnya
17 Praktik Terbaik Manajemen Biaya Manufaktur

Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Biaya Manufaktur Kemampuan Penting Bagi Produsen

Dipublikasikan oleh Afridha Nu’ma Khoiriyah pada 25 Februari 2025


Tantangan manajemen biaya manufaktur
Menerapkan berbagai praktik terbaik ini bukanlah tugas yang sepele. Bahkan dalam kondisi terbaik sekalipun, produsen dapat mengalami kesulitan untuk menemukan dan melacak biaya produksi mereka secara akurat dan mengidentifikasi di mana harus memprioritaskan penyesuaian untuk mendapatkan dampak finansial terkuat. Hal yang semakin memperumit masalah adalah sejumlah faktor tantangan lainnya, termasuk yang berikut ini:

Dinamika pasar yang berubah
Entah disebabkan oleh gejolak geopolitik atau tren ekonomi makro, dinamika pasar selalu berubah. Beberapa tantangan yang dihadapi produsen saat ini termasuk gangguan bakat tenaga kerja, kekurangan bahan baku penting, kesulitan logistik rantai pasokan yang disebabkan oleh kemacetan pelabuhan, dan prospek ekonomi yang lemah. Semua faktor ini berdampak pada biaya produksi dan membutuhkan pertimbangan yang cermat dan manajemen aktif untuk mengatasinya.

Gangguan rantai pasokan
Gangguan rantai pasokan telah menjadi masalah yang membayangi produsen dan konsumen dalam ekonomi global pasca pandemi saat ini. Studi Deloitte baru-baru ini mencatat bahwa 80% eksekutif manufaktur melaporkan mengalami dampak yang berat atau sangat berat dari gangguan dalam rantai pasokan mereka dalam 12 hingga 18 bulan terakhir. Ketika produsen menavigasi lingkungan rantai pasokan yang menantang, ketersediaan bahan baku yang tidak konsisten mendatangkan malapetaka pada pendekatan manajemen inventaris JIT yang dikelola dengan baik yang mendukung praktik manajemen biaya dan menyebabkan inefisiensi logistik yang berdampak pada biaya.

Harga bahan baku yang berfluktuasi
Naik atau turun, harga bahan baku yang berfluktuasi dapat menghambat kemampuan produsen untuk merencanakan dan mengelola biaya langsung produksi secara tepat dari waktu ke waktu. Analitik real-time dapat membantu mereka melacak biaya bahan baku yang berubah-ubah dan mengelola sumber bahan baku sebagai respons terhadap perubahan biaya.

Mempertahankan kualitas produk sekaligus memangkas biaya
Meskipun mungkin tergoda untuk memangkas biaya hingga habis-habisan, produsen harus selalu mengelola biaya dengan fokus pada kepuasan pelanggan. Ini berarti mengelola biaya bersamaan dengan kualitas, itulah sebabnya mengapa lean manufacturing merupakan pendekatan yang disukai untuk manajemen biaya manufaktur.

Tren masa depan dalam manajemen biaya manufaktur
Manajemen biaya manufaktur sudah menjadi ceruk keuangan yang sangat terspesialisasi yang biasanya dipimpin oleh akuntan biaya manufaktur yang berkualifikasi yang memiliki kredensial akuntan manajemen bersertifikat (CMA) atau akuntan publik bersertifikat (CPA). Karena proses manufaktur terus tumbuh lebih kompleks dan merasakan dampak transformasi digital dan otomatisasi, manajemen biaya manufaktur harus mengimbanginya. Produsen yang secara efektif memanfaatkan kecerdasan buatan, perangkat analisis data, dan otomatisasi akan lebih siap untuk mengukur kinerja biaya secara real time, membuat peramalan yang lebih canggih, dan mengelola rantai pasokan secara lebih efektif dalam skala besar.

Kemampuan semacam ini akan menjadi sangat penting karena akuntan biaya manufaktur kemungkinan akan menghadapi hambatan ekonomi dalam waktu dekat saat mereka mengelola persediaan JIT. Harga dan ketersediaan bahan baku yang tidak konsisten, bersama dengan kekurangan tenaga kerja dan kendala rantai pasokan lainnya, akan menambah variabel ke dalam persamaan biaya yang akan membutuhkan fleksibilitas dan perencanaan kontinjensi yang paling baik dilayani oleh aliran data yang akurat dan tepat waktu, serta kemampuan analisis yang kuat.

Optimalkan arus kas dan minimalkan biaya dengan perangkat lunak akuntansi NetSuite
Dari gangguan rantai pasokan hingga pengetatan ekonomi, produsen diminta untuk mengelola biaya mereka dalam lingkungan yang semakin tidak stabil. Software akuntansi Cloud NetSuite menyediakan fondasi akuntansi yang solid bagi produsen untuk menerapkan kontrol dan pelaporan keuangan otomatis untuk mendukung aktivitas manajemen biaya manufaktur. Platform cloud ini menawarkan wawasan real-time kepada produsen tentang metrik keuangan yang menjadi bahan analisis biaya. Sementara itu, organisasi industri dapat meningkatkan kekuatan NetSuite Cloud Accounting dengan NetSuite for Manufacturing, yang dibuat khusus untuk produsen yang ingin mengoptimalkan arus kas dan meminimalkan biaya dari satu platform. Solusi ERP cloud manufaktur ini menyediakan alat yang memudahkan untuk mengelola pengadaan, merencanakan produksi, dan mengarahkan proses manufaktur secara terpadu.

Manajemen biaya manufaktur adalah kemampuan penting bagi produsen untuk memaksimalkan profitabilitas operasi mereka. Jika dilakukan dengan baik, manajemen biaya produksi tidak hanya menurunkan biaya. Praktik ini juga menginformasikan penetapan harga dan memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik saat memprioritaskan barang yang paling menguntungkan untuk produksi dari waktu ke waktu.

Pertanyaan umum manajemen biaya manufaktur

  1. Bagaimana anda mengelola biaya di bidang manufaktur? produsen cenderung menggunakan kombinasi praktik akuntansi yang kuat, analisis data, dan kerangka kerja manajemen, seperti lean manufacturing, untuk melacak dan mengelola biaya di bidang manufaktur.
  2. Apa saja biaya dasar manufaktur? biaya dasar yang digunakan untuk membuat produk termasuk biaya bahan baku; biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung dalam mendesain, memproduksi, dan mengirimkan produk; dan biaya overhead manufaktur.
  3. Apa saja contoh biaya produksi? beberapa contoh biaya produksi adalah biaya untuk membeli bahan baku, upah pekearja pabrik, sewa fasilitas pabrik, biaya peralatan, persediaan selain bahan baku, biaya teknologi dan IT, serta asuransi dan pajak.
  4. Apa saja tiga komponen biaya produksi? tiga komponen biaya produksi adalah bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.

Disadur dari: netsuite.com

Selengkapnya
Manajemen Biaya Manufaktur Kemampuan Penting Bagi Produsen
« First Previous page 724 of 1.279 Next Last »