Perhubungan

Mengapa Selat Malaka Dikenal sebagai Jalur Sutra?

Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E. pada 30 Juni 2022


Selat Malaka adalah sebuah selat yang terletak di antara Semenanjung Melayu dan Pulau Sumatera, Indonesia.

Sejak zaman kuno, peran Selat Malaka begitu penting bagi kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara, seperti Sriwijaya, Majapahit, Kerajaan Cola, dan beberapa kerajaan lainnya.

Pasalnya, letaknya sangat strategis, karena berada dalam jalur pelayaran penting di dunia. Bahkan, Selat Malaka dikenal sebagai Jalur Sutra.

Lantas, mengapa Selat Malaka dikenal sebagai Jalur Sutra?
 

Sejarah Jalur Sutra

Jalur Sutra merupakan jalur perdagangan internasional kuno, yang menghubungkan peradaban China di timur, dengan dunia Barat.

Jalur ini dihubungkan oleh para pedagang, biarawan, pendeta, ulama, prajurit, dan berbagai kalangan dengan menggunakan karavan atau kapal.

Penamaan Jalur Sutra mengacu pada perdagangan sutra semasa Dinasti Han pada 206 SM-220 M, karena saat itu hanya China yang memproduksi sutra.

Jalur Sutra terdiri dari dua bagian, yaitu rute utara dan selatan. Rute utara melewati Bulgar-Kipchak ke Eropa Timur dan Semenanjung Crimea, kemudian menuju ke Laut Hitam, Laut Marmara, dan Balkan ke Venezia.

Sedangkan rute selatan melewati Turkestan-Khorasan menuju Mesopotamia dan Anatolia, kemudian ke Antiokia di Selatan Anatolia menuju ke Laut Tengah atau melewati Levant ke Mesir dan Afrika Utara.

Dalam perkembangannya, Jalur Sutra tidak hanya menghubungkan pedagang dari barat dan timur, tetapi juga memiliki peran dalam pertukaran budaya, agama, dan ilmu pengetahuan.

Selain Jalur Sutra Darat, ada juga Jalur Sutra Maritim atau Jalur Sutra Laut, yang menghubungkan daratan China dengan negara Barat.

Jalur Sutra Maritim melewati sejumlah laut dan samudra, seperti Laut China Selatan, Selat Malaka, Samudra Hindia, Teluk Benggala, Laut Arab, Teluk Persia, dan Laut Merah.

Rute ini bertahan bersamaan dengan perdagangan maritim di Asia Tenggara yang terkenal dengan kekayaan rempah-rempahnya.
 

Selat Malaka adalah Jalur Sutra

Selat Malaka dikenal sebagai Jalur Sutra karena jalurnya memang menghubungkan perdagangan antara Timur dan Barat.

Seperti disinggung sebelumnya, Jalur Sutra Laut melewati sejumlah laut dan samudra, seperti Laut China Selatan, Selat Malaka, Samudra Hindia, Teluk Benggala, Laut Arab, Teluk Persia, dan Laut Merah. Selat Malaka, yang berada di perbatasan Nusantara dan Semenanjung Malaya, adalah daerah yang strategis dalam perdagangan internasional.

Sejak zaman kuno, di Selat Malaka terdapat ratusan pelabuhan dan kapal yang melintas dari daratan China menuju Barat ataupun sebaliknya.

Peran Selat Malaka bagi kerajaan yang berdiri di sekitarnya pun sangat vital, karena menjadi sumber pendapatan, seperti Sriwijaya misalnya.

Seiring kemajuan teknologi pelayaran, peran Selat Malaka, yang berada di jalur pelayaran internasional, semakin penting.

Pasalnya, banyak pedagang Eropa yang berlayar menuju ke Timur melalui Tanjung Harapan, Jazirah Arab, terus ke pesisir anak benua India, untuk kemudian menuju daratan China melalui Selat Malaka.

Selat Malaka, yang menjadi bagian dari Jalur Sutra Laut, lebih disukai para pedagang karena lebih aman dan efisien daripada Jalur Sutra Darat.

Secara otomatis, hal ini membuat Selat Malaka menjadi salah satu selat yang paling ramai dan sibuk.

Di sepanjang Selat Malaka, akhirnya semakin banyak tumbuh pelabuhan, yang berkembang menjadi kota-kota bandar perdagangan.

Dalam perkembangannya, Selat Malaka pun menjadi tempat pertukaran budaya.


Sumber Artikel: kompas.com

Selengkapnya
Mengapa Selat Malaka Dikenal sebagai Jalur Sutra?

Perhubungan

Bus Listrik

Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E. pada 29 Juni 2022


Bus Listrik (bahasa Inggris: Electric Bus) adalah kendaraan bus yang dapat menyimpan energi listriknya pada kendaraan itu sendiri atau dapat disuplai terus menerus dari sumber eksternal.

Bus listrik menyimpan tenaga listrik yang dibutuhkan di dalam baterai, atau disuplai terus menerus dari sumber eksternal. Sebagian besar bus yang menyimpan listrik adalah bus listrik baterai (yang sebagian besar akan dibahas dalam artikel ini), di mana motor listrik memperoleh energi dari paket baterai terpasang, meskipun contoh mode penyimpanan lain memang ada, seperti gyrobus yang menggunakan penyimpanan flywheel energy storage. Ketika listrik tidak disimpan, listrik akan disuplai melalui kontak dengan sumber daya luar. Misalnya seperti listrik aliran atas seperti di bus troli, atau dengan konduktor non-kontak di tanah, seperti di kendaraan listrik online.

Pada tahun 2019, Tiongkok merupakan 99% pengguna terbesar bus listrik di dunia dengan lebih dari 421.000 bus listrik yang beroperasi di jalanan dan menguasai 17% penggunaanya sebagai armada transportasi publik di dalam negeri Tiongkok. Sebagai perbandingan, Amerika Serikat memiliki 300 bus listrik, dan Eropa memiliki 2.250 bus listrik.
 

Bus Listrik di Indonesia
 


Bus Listrik Transjakarta Tipe BYD K9 dari Tiongkok
 

Kemunculan bus listrik di Indonesia pertama kali adalah pada pertengahan tahun 2020 di mana pada waktu itu Transjakarta menguji coba dua buah bus listrik tipe BYD K9 & BYD C6 dari Tiongkok. Sedangkan pengoperasian resminya diperkirakan pada akhir tahun 2021.

Indonesia telah mempunyai tiga pabrik yang mampu memproduksi bus listrik di dalam negeri, dengan kapasitas produksi sekitar 1.000 unit per tahun. Industri tersebut antara lain PT. Mobil Anak Bangsa (MAB) yang diinisiasi Moeldoko, PT. Industri Kereta Api (INKA), dan PT. Kendaraan Listrik Indonesia (KLI). Ketiga produsen itu sudah menggunakan teknologi penggerak ECE, hybridplugin hybridfuel cell, yang juga sudah ada dalam peta jalan Kementerian Perindustrian. Pemerintah juga serius membangun jaringan stasiun pengisian energi listrik untuk kendaraan listrik juga pabrik baterai yang akan dibangun pada tahun ini.

Transjakarta berencana akan mengoperasikan 100 unit bus listrik mulai tahun 2022. Sebelumnya sebanyak 40 tenaga penguji kendaraan mebgikuti pelatuhan uji kir bus listrik. Hal ini merupakan bagian dari upaya elektrifikasi transportasi dan kendaraan secara umum di Jakarta.
 

Galeri Bus Listrik di Beberapa Negara

Bus listrik di Kanada
Bus Listrik di Kanada

 

Bus listrik di Moskwa, Rusia
Bus Listrik di Moskwa, Rusia

 

Bus listrik di Eindhoven, Belanda
Bus Listrik di Eindhoven, Belanda

 

Bus listrik di Berlin, Jerman
Bus Listrik di Berlin, Jerman

 

Bus listrik di Adelaide, Australia
Bus Listrik di Adelaide, Australia

 

Bus listrik di Shanghai, Tiongkok
Bus Listrik di Shanghai, Tiongkok

 

Bus listrik di Hunan, Tiongkok
Bus Listrik di Hunan, Tiongkok

 

Bus listrik di Shinjuku, Jepang
Bus Listrik di Shinjuku, Jepang

 

Bus listrik Rapid KL di Malaysia
Bus Listrik Rapid KL di Malaysia

 

Bus listrik di Singapura
Bus Listrik di Singapura


Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Bus Listrik

Energi dan Sumber Daya Mineral

Peneliti Ungkap Fakta Zealandia, Benua 'Hilang' yang Ditemukan Tenggelam

Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E. pada 29 Juni 2022


Benua yang lama tersembunyi di bawah laut bernama Zealandia atau Te Riu-a-Maui dalam bahasa Maori berada di bawah Selandia Baru. Untuk mengungkap lebih jauh, para peneliti kemudian melakukan ekspedisi pemetaan samudra untuk menggambarkan batas-batas dari benua Zealandia agar terlihat lebih jelas.
 

Memiliki Luas 4,9 Juta Kilometer Persegi

Menurut lembaga riset GNS Science, dengan daratan seluas 4,9 juta kilometer, benua Zealandia akan terlihat bentuk dasar lautannya secara jelas dengan pemetaan detail.

Dengan pemetaan detail ini, bisa memberi pengetahuan tektonik Selandia Baru serta dapat membantu menelusuri asal muasal terbentuknya Zealandia.

"Kami telah membuat peta ini untuk memberikan gambaran yang akurat, lengkap, dan terkini tentang geologi Selandia Baru dan wilayah Pasifik barat daya - lebih baik daripada yang kami miliki sebelumnya," kata Dr Nick Mortimer, kepala riset di GNS Science.
 

Terpisah dari Benua Besar Gondwana

Benua ini juga disebut sebagai Zealandia atau Te Riu-a-Maui dalam bahasa Maori, penduduk asli Selandia Baru. Diduga Zealandia terbentuk sekitar 85 juta tahun silam Zealandia saat terpisah dari Gondwana.
 

Disebut sebagai Benua pada 2017

Pada tahun 1990-an, benua Zealandia pertama kali ditemukan oleh para ilmuwan. Namun, baru disebut dan dijadikan sebagai benua ke-8 pada tahun 2017.

Nama Zealandia sendiri pertama kali diberikan oleh ahli geofisika, Bruce Luyendyk pada tahun 1995. Bisa disebut sebagai benua karena ilmuwan menemukan area yang cukup besar pada wilayah Zealandia.
 

95% Tenggelam di Bawah Laut

Sementara itu, mengutip NBC, tanah benua Zealandia hampir 95% tenggelam di kedalaman lautan Pasifik.

Meski sebagian besar Zealandia berada di bawah laut, tapi beberapa bagiannya masih berada di atas, membentuk Selandia Baru dan beberapa pulau kecil.

Zealandia juga disebut menyimpan sejumlah besar deposit mineral, bahan bakar fosil, dan ladang gas alam di mana sebagian besar sumber daya tersebut berada di bawah yurisdiksi Selandia Baru.
 

Lokasi Nenek Moyang Penguin

Peneliti tak hanya memetakan benua secara detail tapi juga meneliti eksistensi makhluk yang diduga banyak berkeliaran di sana, seperti penguin purba.

Penguin ini bahkan disebut-sebut peneliti sebagai nenek moyang dari seluruh penguin modern yang ada saat ini.

Pada Agustus 2020 silam, fosil berusia 3 juta tahun dalam kondisi yang bagus, ditemukan di salah satu pulau Selandia Baru.

Ilmuwan kemudian mengidentifikasinya sebagai spesies penguin berjambul yang belum diketahui sebelumnya dan dinamai sebagai Eudyptes atatu.

"Eudyptes atatu memberikan informasi baru pada evolusi penguin dan menguatkan pentingnya Zealandia dalam evolusi burung laut," tulis ilmuwan di jurnal Paleontology World, seperti dikutip dari Mashable Asia.

Dengan temuan fosil baru itu, peneliti kemudian menyimpulkan sebuah petunjuk bahwa benua Zealandia merupakan lokasi nenek moyang penguin.


Sumber Artikel: detik.com

Selengkapnya
Peneliti Ungkap Fakta Zealandia, Benua 'Hilang' yang Ditemukan Tenggelam

Energi dan Sumber Daya Mineral

Inti Bumi Mendingin Lebih Cepat, Pertanda Apa?

Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E. pada 29 Juni 2022


Inti Bumi, bagian dalam Bumi yang sangat panas, perlahan mendingin. Tapi seberapa cepat tepatnya inti Bumi mendingin, masih belum diketahui.

Dengan mempelajari seberapa baik mineral umum Bumi dalam menghantarkan panas, para peneliti dari Carnegie dan ETH Zurich telah menemukan bahwa interior planet kita mungkin mendingin lebih cepat dari yang kita duga.

Dikutip dari New Atlas, waktu yang dibutuhkan inti Bumi untuk mendingin adalah sebuah misteri. Namun para ilmuwan dalam studi baru ini mencari beberapa jawaban dengan menyelidiki mineral kunci yang disebut bridgmanite.

Lapisan batas antara inti luar dan mantel bawah Bumi sebagian besar terdiri dari bridgmanite. Jadi, mempelajari seberapa baik mineral menghantarkan panas dapat memiliki implikasi besar bagi planet ini. Masalahnya adalah, mengumpulkan pengukuran ini sulit dilakukan di lab.

Karenanya, para peneliti menempatkan sampel bridgmanite dalam sel berlian yang dipanaskan menggunakan sistem laser untuk mensimulasikan tekanan dan suhu yang intens jauh di dalam Bumi. Kemudian, mereka mengukur konduktivitas termal bridgmanite melalui sistem penyerapan optik.

Tim menemukan bahwa bridgmanite sekitar 1,5 kali lebih baik dalam menghantarkan panas daripada yang telah lama diperkirakan. Ini pada gilirannya akan berarti bahwa panas lebih mudah berpindah dari inti ke dalam mantel, mempercepat laju pendinginan bagian dalam Bumi.

Hal ini bisa menjadi lebih cepat dari waktu ke waktu. Saat bridgmanite mendingin, ia berubah menjadi mineral lain yang disebut post-perovskite, yang merupakan konduktor panas yang bahkan lebih efisien. Ketika mineral baru ini mulai mendominasi batas, Bumi bagian dalam bisa mendingin lebih cepat lagi.

"Hasil kami bisa memberi kami perspektif baru tentang evolusi dinamika Bumi. Mereka memperkirakan bahwa Bumi, seperti planet berbatu lainnya Merkurius dan Mars, mendingin dan menjadi tidak aktif jauh lebih cepat dari yang diperkirakan," kata Motohiko Murakami, penulis studi tersebut.
 

Jika Inti Bumi Mendingin

Kita membutuhkan pusat planet untuk tetap panas sehingga dapat melindungi Bumi dari angin Matahari dan puing-puing yang berpotensi berbahaya.

Jika inti Bumi mendingin, planet ini akan menjadi dingin dan mati. Bumi juga akan diliputi kegelapan, karena pembangkit listrik menarik panas radiasi dari kerak Bumi dan menggunakannya untuk memanaskan air, uap yang menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik.

Pendinginan juga bisa membuat kita kehilangan perisai magnetik di sekitar planet yang diciptakan oleh panas dari inti. Perisai ini melindungi Bumi dari radiasi kosmik.

Perisai dibuat oleh proses konveksi yang disebabkan oleh besi yang terus bergerak. Seperti planet itu sendiri, inti Bumi terus berputar. Beberapa ilmuwan berpikir inti Bumi bergerak lebih cepat daripada bagian planet lainnya.

Gesekan mengubah energi kinetik menjadi energi listrik dan magnet yang membentuk medan, yang membelokkan partikel bermuatan berbahaya yang berasal dari matahari menuju kutub utara dan selatan.

Seberapa besar kehilangan medan magnet akan mengubah kehidupan di Bumi tidak jelas. Ada yang mengatakan Bumi bisa mengalami serangan gelombang radioaktif yang akan membuat planet menjadi terlalu panas dan membuatnya tidak dapat dihuni.

Informasi lain menunjukkan kemungkinan peningkatan intensitas sinar Matahari yang diyakini menyebabkan kanker. Pengamat juga mengatakan kita bisa mengalami angin Matahari menyapu semua lautan, danau dan sungai seperti yang terjadi di Mars dan Venus.

Para peneliti tidak dapat memastikan berapa lama proses pendinginan inti Bumi berlangsung. Penting untuk dicatat bahwa percepatan ini terjadi pada skala waktu geologis. Interior Bumi mungkin mendingin lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya, tetapi itu masih akan terjadi selama miliaran tahun.


Sumber Artikel: inet.detik.com

Selengkapnya
Inti Bumi Mendingin Lebih Cepat, Pertanda Apa?

Energi dan Sumber Daya Mineral

Jawa dan Sumatera Wilayah Rawan Gempa Tektonik, Ini Penjelasan Pakar Unpad

Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E. pada 29 Juni 2022


Pernah bertanya-tanya mengapa wilayah Selatan Jawa akhir-akhirnya terjadi gempa bumi? Salah satu penyebab terkuat tentu karena Indonesia berada pada kawasan lempeng yang terus bergerak. Pergerakan lempeng tektonik ini merupakan pemicu terjadinya gempa bumi.

Dosen Departemen Geologi Sains Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Dr. Iyan Haryanto, Ir., MT, menjelaskan, secara ilmu geologi, Indonesia berada pada batas-batas lempeng yang satu sama lain terus bergerak.

"Di sebelah barat, batas lempeng tersebut mulai dari sebelah barat Sumatera, lalu menerus ke selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga Maluku," ucapnya seperti dikutip laman resmi Unpad, Rabu (19/1/2022).

Berikut beberapa hal yang harus diketahui tentang wilayah rawan gempa tektonik di Jawa dan Sumatera.

 

A. Penyebab Rawan Gempa Wilayah Jawa dan Sumatera

Beberapa daerah di wilayah batas lempeng tersebut, dekat dengan zona subduksi, atau batas lempeng tektonik yang sifatnya menunjam antara lempeng oseanik dengan lempeng kontinen.

Artinya, batas pertemuan dari dua lempeng ini merupakan kawasan yang aktif secara tektonik.

"Jadi jelas kalau Sumatera dan Jawa rawan terhadap peristiwa gempa tektonik, karena berada pada batas lempeng yang aktif," terang Iyan.
 

B. Pergerakan Sesar Aktif

Selain berada pada zona subduksi, pulau Sumatera dan Jawa banyak memiliki struktur sesar aktif. Pergerakan sesar aktif juga memicu terjadinya gempa tektonik atau gempa bumi yang terjadi karena aktivitas tektonik.

Oleh karena itu, menurut Iyan, peristiwa gempa tektonik di Sumatera dan Jawa pada khususnya diakibatkan oleh pergerakan aktivitas lempeng di zona subduksi atau berkaitan dengan aktivitas sesar aktif, atau pula kombinasi di antara keduanya.

"Sesar aktif di daratan juga berperan mempercepat perambatan getaran akibat gempa di lautan. Hal ini yang menjadi faktor mengapa suatu gempa bumi bisa terasa hingga wilayah yang cukup jauh dari titik gempanya," paparnya.
 

C. Berada di Kawasan Prisma Akresi

Dosen Geologi Unpad juga menjelaskan peristiwa gempa di kawasan Banten selatan beberapa hari lalu yang terjadi secara berturut-turut.

Menurutnya, jika dilihat dari pusat gempa, posisinya berada di kawasan yang disebut prisma akresi.

"Prisma akresi merupakan wilayah yang rawan terjadi gempa bumi karena berada di atas pusat-pusat gempa," ucapnya.

Wilayah ini merupakan kumpulan dari sesar-sesar naik, atau sesar yang mengangkat akibat proses penumbukan/penunjaman yang terjadi. Jika salah satu patahan menunjam ke bawah, maka di sisi satunya akan terangkat akibat proses penunjaman tersebut.

Salah satu wilayah Indonesia yang berada di kawasan sesar akresi adalah Pulau Nias di Sumatera Utara.

"Jika di Sumatera, prisma akresi ini muncul menjadi pulau, kalau di selatan Jawa belum membentuk pulau," katanya menambahkan.
 

D. Bagaimana Cara Mengatasi Wilayah Rawan Gempa?

Sementara itu, untuk wilayah yang berada pada kawasan rawan gempa tektonik, Iyan mengatakan bahwa pengetahuan masyarakat akan mitigasi kebencanaan harus diperkuat.

Karena jika minim pengetahuan mitigasi bencana akan berdampak fatal saat bencana terjadi.

"Masyarakat yang ada di Pulau Jawa, khususnya, tidak bisa terhindar dari banyaknya peristiwa gempa bumi," ungkapnya Iyan.

Sosialisasi mengenai pengetahuan sesar hingga tindakan perlindungan dasar ketika bencana terjadi harus terus digalakkan kepada masyarakat.

"Termasuk ketika gempa bumi yang diikuti tsunami, misalnya, masyarakat harus memahami tanda-tanda akan terjadinya tsunami itu," pungkasnya.


Sumber Artikel: detik.com

Selengkapnya
Jawa dan Sumatera Wilayah Rawan Gempa Tektonik, Ini Penjelasan Pakar Unpad

Energi dan Sumber Daya Mineral

Mengenal Jozef Zwierzycki, Pembuat Peta Geologi Pertama Indonesia

Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E. pada 29 Juni 2022


Jozef Zwierzycki merupakan ilmuwan yang berpengaruh dalam perkembangan dunia geologi, baik di Indonesia maupun di Polandia. Sejarah dan sumbangsihnya pun masih apresiasi oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) hingga kini.


Siapa itu Jozef Zwierzyck?

Jozef Zwierzyck merupakan geolog yang lahir pada 12 Maret 1888 di Krobia, Polandia dari keluarga berada. Jozef lulus dari sekolah umum (Jerman) kelas pada tahun 1909 dan melanjutkan pendidikannya di Berlin.

Ia mendapatkan beasiswa dari sebuah yayasan di Polandia karena prestasinya untuk belajar teknik pertambangan di Akademi Pertambangan di Berlin hingga 1914.

Saat yang berbarengan ia juga belajar geologi di Universitas Berlin yang sekarang dikenal dengan nama Alexander von Humboldt University. Ia terlibat dalam penelitian palaentologi dari material yang dikumpulkan ekspedisi Tendaguru di Danau Tanganyika, Afrika Timur.

Pada 1913 ia mendapat gelar doktor dalam penelitiannya di ekspedisi Tendaguru. Setahun kemudian dia juga berhasil menuntaskan studi pertambangannya.


Pembuat Peta Geologi Pertama Indonesia

Saat terjadi mobilisisasi perang pada 1914, Wilhelm von Branca menganjurkan Zwierzycki yang saat itu berusia 26 tahun untuk melamar posisi penjelajah geologi di Hindia Belanda.

Ia diterima mulai Mei 1914 dan menjadi pegawai Belanda untuk survei geologi di Hindia Belanda. Menumpang kapal Rembrandt, Zwierzycki meninggalkan Hamburg pada akhir Juni 1914 menuju Jawa.
 

Peta Geotektonik Hindia Belanda (Indonesia) yang dibuat Jozef Zwierzycki pada 1930

Peta Geotektonik Hindia Belanda (Indonesia) yang dibuat Jozef Zwierzycki pada 1930 (Foto: Dok. DR. J.T van Gorsel)
 

Dilansir dari situs resmi Kedutaan Besar Polandia untuk Indonesia, pada tahun 1914-1938, Józef Zwierzycki melaksanakan riset ilmiah di Hindia Belanda.

Berawal dari seorang karyawan Dutch Geological Survey (Survey Geologi Belanda), Zwierzycki pada akhirnya menjadi direktur di perusahaan tersebut.

Zwierzycki mempunyai sumbangsih besar yakni membuat peta geologis pertama wilayah Indonesia sekarang. Peta geologis sendiri merupakan informasi data geologi suatu daerah/wilayah/kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala.

Zwierzycki membuat peta geologi Sumatera bagian Utara pada 1914-1919, kemudian Papua bagian barat pada 1920-1922, Sulawesi bagian Timur pada 1924, Jambi pada 1925, dan Sumatera Selatan pada 1927-1932.

Tak hanya membuat peta, beliau juga berperan dalam penemuan deposit minyak dan gas, serta timah, emas, dan perak.

"Zwierzycki merupakan figur penting dalam sejarah eksplorasi geologi awal di Indonesia," ujar R.P. Koesoemadinata, guru besar (emiritus) geologi Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam webinar Prof. Jozef Zwierzycki Biography Bridging Indonesian and Polish Soil and History, Rabu (25/5/2021).


Pengajar di TH Bandung (kini ITB)

Tak hanya memberi sumbangsih di bidang geologi saja, Zwierzycki juga pernah tinggal di Bandung dan mengajar di Technische Hoogeschool (TH) yang sekarang menjadi ITB.

Rektor ITB Reini Wirahadikusumah mengatakan Zwierzycki memiliki sumbangsih penting dan cara untuk terus mengingatnya adalah dengan cara mengisahkan kembali perjuangan beliau semasa hidup.

"Kita semua bisa belajar dari pengalamannya saat menghadapi masa-masa sulit selama Perang Dunia II. Dia dengan berani melarikan diri dari Auschwitz, dan segera setelah itu dia terus melanjutkan hasratnya untuk melakukan aktivitas geologi" ujarnya.


Sumber Artikel: detik.com

Selengkapnya
Mengenal Jozef Zwierzycki, Pembuat Peta Geologi Pertama Indonesia
« First Previous page 725 of 773 Next Last »