Lean Construction
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Mei 2025
Mesir sedang mengalami lonjakan pertumbuhan di sektor konstruksi dengan nilai pasar mencapai USD 50,78 miliar pada 2024 dan proyeksi naik menjadi USD 75,97 miliar pada 2029. Namun, pertumbuhan ini menghadapi hambatan berupa inefisiensi manajemen proyek yang memicu pemborosan, penurunan mutu, dan keterlambatan proyek. Paper berjudul Adoption of Lean Approach to Enhance Performance of Fast-Track Construction Projects karya Amr Elmalky, Shady Dokhan, dan Karim El-Dash menyelami peluang implementasi Lean Construction (LC) sebagai solusi strategis dalam meningkatkan kinerja proyek konstruksi cepat (fast-track) di Mesir.
Artikel ini menyajikan tinjauan menyeluruh tentang kesadaran, adopsi, manfaat, tantangan, dan strategi implementasi LC berdasarkan survei terhadap 133 profesional konstruksi. Penelitian ini tidak hanya memetakan kondisi eksisting, tetapi juga menyusun kerangka konseptual untuk penerapan LC dalam konteks Mesir yang unik.
Mengapa Lean Construction Relevan untuk Proyek Fast-Track?
Proyek fast-track membutuhkan keseimbangan yang cermat antara kecepatan pelaksanaan, kualitas hasil, dan efisiensi biaya. Lean Construction hadir dengan prinsip mengurangi pemborosan (waste), menciptakan aliran kerja optimal, serta meningkatkan nilai dari perspektif pelanggan. Dengan fokus pada integrasi proses, kolaborasi tim, dan visualisasi manajemen, LC terbukti dapat:
Metodologi Penelitian dan Karakteristik Responden
Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif berbasis survei dengan desain kuesioner empat bagian:
Sebanyak 133 responden dari total 149 undangan memberikan data valid. Karakteristik responden meliputi:
Hasil Temuan Kunci
1. Tingkat Kesadaran dan Adopsi Lean
2. Hambatan Implementasi LC
Responden "aware" justru lebih peka terhadap hambatan, di antaranya:
3. Manfaat LC di Tiga Dimensi (Triple Bottom Line)
a. Lingkungan
b. Ekonomi
c. Sosial
4. Pandangan terhadap Proyek Fast-Track
Framework Konseptual: 8 Langkah Lean untuk Proyek Fast-Track
Berdasarkan analisis data dan kajian literatur, penulis merumuskan kerangka implementasi LC sebagai berikut:
Kekuatan dan Implikasi Penelitian
Untuk Industri Konstruksi Mesir dan Global
Rekomendasi Strategis
Kesimpulan
Paper ini memberikan kontribusi signifikan dalam memahami hubungan antara kesadaran, adopsi, dan manfaat LC dalam konteks proyek fast-track. Dengan bukti empiris yang kuat dan framework yang terstruktur, penelitian ini menjadi acuan penting bagi pengambil kebijakan, perusahaan konstruksi, dan akademisi yang ingin mendorong efisiensi, kolaborasi, dan keberlanjutan dalam sektor konstruksi.
Sumber Artikel
Elmalky, A., Dokhan, S., & El-Dash, K. (2024). Adoption of Lean Approach to Enhance Performance of Fast-Track Construction Projects. Engineering Research Journal, 128(June), C1–C26.
Lean Construction
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Mei 2025
Industri konstruksi di negara berkembang sering kali dibayangi oleh praktik yang tidak efisien, pemborosan sumber daya, dan biaya yang membengkak. Dalam konteks tersebut, paper berjudul Impact of Adopting Lean Principles on Construction Waste in Developing Countries karya Amr Elmalky, Shady Dokhan, dan Karim El-Dash memberikan sumbangsih penting melalui studi mendalam yang menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk menilai efektivitas prinsip Lean dalam mengurangi limbah konstruksi.
Dengan menggunakan perangkat lunak simulasi ARENA untuk mensimulasikan proses nyata pada proyek perumahan di Kairo, studi ini menawarkan data konkret yang menunjukkan pengurangan signifikan dalam limbah, peningkatan produktivitas tenaga kerja, dan efisiensi siklus waktu.
Konsep Limbah dalam Konstruksi
Studi ini memetakan limbah konstruksi ke dalam dua kategori utama:
Lebih lanjut, studi mengklasifikasikan limbah ke dalam tiga bentuk:
Tahap Kualitatif: Survei dan Analisis Stakeholder
Survei dilakukan terhadap 133 profesional konstruksi di Mesir. Temuan penting dari fase ini menunjukkan bahwa bentuk limbah terbesar berasal dari cacat atau defect (22%), diikuti oleh keterlambatan proyek (18%) dan kelebihan persediaan bahan (15%).
Dari sisi manfaat, sebanyak 88 responden menyatakan bahwa Lean Construction efektif meningkatkan kualitas proyek, 80 orang menyebutkan penurunan biaya sebagai manfaat utama, dan 63 responden melihat keunggulan Lean dalam mempercepat durasi proyek.
Korelasi Spearman menunjukkan bahwa waktu tunggu dan aktivitas over-processing memiliki hubungan positif yang kuat, dengan koefisien 0,74. Ini menggarisbawahi pentingnya prinsip Lean dalam memangkas waktu dan meningkatkan efisiensi.
Studi Kasus: Simulasi Lean di Proyek Konstruksi Kairo
Deskripsi Proyek
Proyek perumahan yang dianalisis berlokasi di Kairo Barat, mencakup 15 gedung yang terdiri dari hotel butik dan perumahan bertingkat. Luas total proyek mencapai 45.000 meter persegi dengan struktur bangunan basement, lantai dasar, dan empat lantai di atasnya.
Tahap Awal: Simulasi Proses Nyata
Peneliti memetakan aktivitas penguatan kolom dan mengelompokkan aktivitas tersebut menjadi bernilai tambah dan tidak bernilai tambah. Proses observasi dan wawancara mendalam dilakukan untuk memastikan data lapangan akurat.
Model Simulasi dan Implementasi Lean
Menggunakan perangkat lunak ARENA versi 14, proses seperti hauling, pemotongan, pembengkokan, instalasi, inspeksi, dan rework dimodelkan. Waktu aktivitas dikalibrasi berdasarkan pengamatan lapangan dan pengolahan menggunakan Easy Fit.
Langkah Lean yang diterapkan antara lain:
Hasil Perbandingan Model Tradisional dan Lean
Model Lean menghasilkan perbaikan signifikan dibandingkan proses konstruksi tradisional. Waktu proses pemotongan berhasil dikurangi sekitar 67 persen, sementara pembengkokan mengalami efisiensi hampir 21 persen. Produktivitas tenaga kerja meningkat dari 10,82 kilogram per jam menjadi 13,45 kilogram per jam, mencerminkan peningkatan efisiensi sebesar 19,6 persen. Total siklus waktu proyek juga menurun dari sekitar 177 menit menjadi 143 menit, atau efisiensi sebesar 24,4 persen.
Perbaikan ini terjadi karena pengurangan aktivitas tidak produktif dan alokasi sumber daya yang lebih efisien, baik dari sisi tenaga kerja maupun material.
Kesimpulan dan Implikasi
Studi ini memberikan bukti konkret bahwa implementasi prinsip Lean dalam konstruksi dapat:
Kesuksesan implementasi Lean sangat bergantung pada komitmen seluruh organisasi dan pelatihan yang berkelanjutan. Simulasi berbasis data juga terbukti menjadi alat yang efektif dalam merancang perbaikan proses.
Rekomendasi Praktis
Sumber Artikel
Elmalky, A., Dokhan, S., & El-Dash, K. (2024). Impact of Adopting Lean Principles on Construction Waste in Developing Countries. Engineering Research Journal, 53(2), 82–93.
Building Information Modeling
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Mei 2025
Masalah Kualitas dalam BIM: Lebih dari Sekadar Kesalahan Teknis
BIM sering kali diasumsikan sebagai solusi yang "bebas kesalahan", padahal kenyataannya masih rentan terhadap berbagai kekeliruan: mulai dari informasi yang tidak lengkap, anotasi yang salah, hingga koordinasi antardisiplin yang lemah. Menurut Çandır, masalah kualitas ini bisa berdampak langsung pada keterlambatan proyek dan biaya tambahan.
Studi ini menggarisbawahi pentingnya QA/QC dalam tahap desain sebagai langkah preventif. Terlebih lagi, belum ada standar industri yang eksplisit tentang cara mengevaluasi kualitas informasi dalam BIM. Inilah celah yang coba dijembatani oleh riset ini.
Metodologi: Dari Komentar Menjadi Checklist
Langkah-langkah Utama:
Studi Kasus: Proyek Gudang 2 Lantai di Platform Revit
Proyek dan Data Komentar
Studi ini dilakukan pada sebuah proyek bangunan komposit 2 lantai, yang didesain menggunakan Autodesk Revit dan dikelola melalui BIM360. Proyek ini dijadikan tempat untuk mengumpulkan dan menganalisis 143 komentar desain.
Setelah dibersihkan dan dipecah menjadi unit komentar yang bisa ditindaklanjuti secara individual, total komentar bertambah menjadi 220. Proyek ini mengilustrasikan betapa kompleksnya komunikasi dalam fase desain, bahkan sebelum konstruksi dimulai.
Temuan Kunci: Dominasi Masalah Informasi yang Tidak Lengkap
Distribusi Komentar Berdasarkan Isi:
Dengan 95% dari komentar bersifat “dapat diperbaiki”, sangat jelas bahwa banyak masalah bisa dihindari lebih awal—jika proses QA/QC sudah dibentuk dari awal.
Eliminasi dan Otomatisasi: Mana yang Bisa Dicegah, Mana yang Harus Diperiksa Manual
Eliminasi
Komentar dianalisis apakah bisa dicegah sebelum proses review formal. Misalnya:
Namun, komentar seperti verifikasi desain atau saran baru tidak bisa diprediksi sebelumnya, dan karenanya tidak dapat dieliminasi sepenuhnya.
Otomatisasi
Komentar diklasifikasikan lebih lanjut menjadi:
Otomatisasi ini mengandalkan tools seperti plugin Revit Corbis Sniffer, meskipun tidak semua komentar bisa diperoleh dari hasil plugin tersebut.
Pengembangan Checklist QA/QC: Dari Komentar Menjadi Panduan Praktis
Checklist disusun sebagai alat pembelajaran organisasi, yang bisa diterapkan pada proyek-proyek mendatang untuk menghindari masalah serupa. Checklist ini tidak hanya terbatas pada proyek awal (gudang komposit), tapi telah diperluas melalui workshop dengan insinyur struktural untuk mencakup:
Checklist ini telah mengalami validasi internal dan pengayaan berdasarkan pengalaman nyata, menjadikannya lebih matang dan relevan.
Kritik dan Opini: Apa Kelebihan dan Keterbatasan Studi Ini?
Kelebihan
Keterbatasan
Implikasi untuk Industri Konstruksi dan Desain
Di tengah tuntutan akan efisiensi dan kualitas tinggi dalam konstruksi digital, temuan dari tesis ini sangat relevan. Beberapa implikasi praktisnya antara lain:
Kesimpulan dan Rekomendasi
Tesis ini menunjukkan bahwa dengan analisis komentar review yang sistematis, kita bisa membangun dasar yang kuat untuk QA/QC dalam BIM. Checklist bukan hanya daftar teknis, tetapi alat pembelajaran yang mempercepat peningkatan kualitas model dan efisiensi kolaborasi desain.
Rekomendasi untuk Praktisi:
Rekomendasi untuk Penelitian Lanjutan:
Penutup: Membangun Budaya Kualitas dalam Era Digital Konstruksi
Kualitas bukan sesuatu yang muncul di akhir proses desain—ia harus menjadi fondasi sejak awal. Dengan pendekatan seperti yang ditawarkan oleh Çandır, industri konstruksi dapat melangkah menuju era BIM yang tidak hanya informatif, tetapi juga akurat, andal, dan terstandarisasi.
Sumber Artikel
Çandır, Esat. QA/QC Formulation in Building Information Models via Structural Design Reviews. Middle East Technical University, 2021.
Building Information Modeling
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Mei 2025
Dalam dunia konstruksi modern yang dituntut serba cepat dan efisien, keterlambatan proyek dan pembengkakan biaya masih menjadi permasalahan utama. Salah satu pendekatan revolusioner yang berkembang untuk menjawab tantangan ini adalah Building Information Modeling (BIM). Paper "Building Information Modeling (BIM) for Construction Project Schedule Management: A Review" karya Tuan Anh Nguyen, Tu Anh Nguyen, dan The Van Tran dari Vietnam menawarkan ulasan komprehensif mengenai bagaimana BIM berperan penting dalam manajemen jadwal proyek konstruksi.
Dengan pendekatan literatur yang mendalam, artikel ini menelaah manfaat, tantangan, dan potensi BIM khususnya dalam konteks penerapan 4D BIM—dimensi waktu—yang menggabungkan model 3D dengan jadwal proyek. Penelitian ini penting tidak hanya bagi para pelaku industri di Vietnam, tetapi juga untuk negara berkembang lain yang menghadapi masalah serupa.
Konsep dan Peran BIM dalam Manajemen Jadwal
BIM bukan sekadar perangkat lunak, melainkan pendekatan manajemen informasi terintegrasi yang mencakup seluruh siklus hidup bangunan: dari desain, konstruksi, hingga pengoperasian. Informasi yang disimpan mencakup data geometris dan non-geometris (misalnya produsen, biaya, waktu pemeliharaan).
Manfaat utama BIM dalam konteks manajemen jadwal antara lain:
4D BIM: Visualisasi Jadwal Proyek Secara Dinamis
Salah satu fitur utama yang disoroti adalah 4D BIM, yaitu penggabungan data jadwal proyek (dimensi waktu) ke dalam model 3D. Dengan 4D BIM, pengguna dapat:
Penelitian ini menggarisbawahi bahwa pemanfaatan 4D BIM dalam mengelola proyek di Vietnam masih dalam tahap awal, meski potensinya besar. Proyek-proyek yang dibiayai asing lebih banyak menerapkan BIM dibanding proyek dalam negeri.
Manfaat Ekonomi dan Operasional dari BIM
Implementasi BIM menunjukkan dampak signifikan pada berbagai aspek:
Sebagai contoh, studi NIST (2004) menyebutkan bahwa masalah interoperabilitas dalam industri konstruksi AS menyebabkan kerugian sekitar $15,8 miliar per tahun, atau sekitar 3-4% dari total biaya industri. BIM mengurangi kesenjangan ini dengan integrasi data dan kolaborasi real-time.
Studi Kasus dan Praktik Implementasi
Makalah ini menyebutkan bahwa BIM banyak digunakan dalam proyek-proyek publik di Vietnam melalui unit manajemen proyek Kementerian Konstruksi. Di sana, BIM digunakan untuk mengkoordinasikan pelaksanaan proyek melalui pertemuan mingguan dan online, yang memungkinkan pemantauan progres secara efektif.
Selain itu, BIM juga telah diterapkan dalam proyek jembatan, di mana data 5D (waktu dan biaya) digunakan untuk memperkirakan pengeluaran dan mengatur logistik.
Contoh lainnya adalah pemanfaatan BIM untuk:
Tantangan dalam Implementasi BIM
Meski potensi BIM besar, penerapannya menghadapi beberapa kendala, di antaranya:
Di Vietnam, faktor manusia menjadi hambatan utama. Lulusan baru kesulitan mengikuti perkembangan teknologi, sementara staf senior enggan berubah. Oleh karena itu, solusi pelatihan internal dan reformasi kurikulum pendidikan tinggi menjadi kunci.
Rekomendasi Strategis
Berdasarkan temuan studi, beberapa rekomendasi disarankan:
Kesimpulan
BIM telah terbukti sebagai solusi efektif untuk mengatasi tantangan klasik dalam manajemen jadwal proyek konstruksi. Dengan visualisasi progres, kolaborasi yang lebih baik, dan kemampuan prediktif, BIM membantu mencegah keterlambatan, menghemat biaya, dan meningkatkan transparansi.
Namun, untuk realisasi penuh manfaat BIM, dibutuhkan pendekatan sistematis: dukungan kebijakan, pengembangan SDM, dan investasi jangka panjang dari pemerintah dan sektor swasta.
Paper ini menegaskan bahwa penerapan BIM—terutama 4D BIM—bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mutlak di era digital konstruksi. Jika Vietnam berhasil mengatasi tantangan yang ada, bukan tidak mungkin negara ini akan menjadi pelopor BIM di kawasan Asia Tenggara.
Sumber Artikel
Nguyen, Tuan Anh; Nguyen, Tu Anh; Tran, The Van. (2024). Building Information Modeling (BIM) for Construction Project Schedule Management: A Review. Engineering, Technology & Applied Science Research, Vol. 14, No. 2, pp. 13133–13142.
Lean Construction
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Mei 2025
Di tengah upaya industri konstruksi Indonesia mengejar efisiensi dan daya saing global, Lean Construction (LC) hadir sebagai pendekatan yang menjanjikan. LC bukan sekadar metode teknis, tetapi filosofi manajemen yang berorientasi pada peningkatan nilai (value) dan pengurangan pemborosan (waste). Dalam konteks tersebut, artikel berjudul Evaluasi Waste dan Implementasi Lean Construction Proyek Gedung Kampus X oleh Suripto dan Ajeng Renita Susanti dari Politeknik Negeri Jakarta menjadi kontribusi penting dalam memperkaya praktik LC di tingkat lokal.
Artikel ini mengangkat studi kasus nyata pembangunan gedung kampus dan menyoroti secara sistematis bentuk-bentuk waste yang terjadi, serta menilai efektivitas penerapan tools LC—khususnya Last Planner System (LPS). Dengan pendekatan kuantitatif dan wawancara lapangan, penulis menyuguhkan gambaran konkret tentang apa yang berhasil dan apa yang belum optimal.
Konsep Waste dan Lean Construction
Lean Construction berakar dari filosofi lean manufacturing Toyota, dan dalam konteks konstruksi, bertujuan untuk mengeliminasi kegiatan yang tidak memberi nilai tambah. Kategori waste utama menurut Koskela (2000) meliputi:
Dengan pendekatan seperti value stream mapping, flow, pull system, dan continuous improvement, LC berupaya menjadikan proses konstruksi lebih ramping dan responsif.
Metodologi: Kombinasi Borda dan Wawancara
Studi ini menggunakan metode campuran:
Hasil diolah dengan spreadsheet dan disajikan dalam bentuk deskriptif analitis.
Temuan Utama: Inappropriate Processing sebagai Waste Dominan
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa bentuk waste paling dominan di proyek gedung Kampus X adalah Inappropriate Processing dengan nilai 36 poin (18% dari total). Ini diikuti oleh:
Studi Kasus Faktor Penyebab Waste
Evaluasi Implementasi Lean Construction Tools
Studi ini menemukan bahwa meskipun sebagian besar tools LC sudah diterapkan, masih terdapat kekurangan signifikan, terutama pada aspek komunikasi visual.
1. Last Planner System (LPS)
Telah diterapkan dengan lengkap:
LPS terbukti membantu koordinasi tim dan pengendalian proyek, khususnya dalam meminimalkan penundaan.
2. Increased Visualization
Belum diterapkan. Hal ini menjadi salah satu penyebab utama waste jenis Inappropriate Processing karena komunikasi non-verbal di lapangan tidak optimal.
3. Daily Huddle Meetings
Dilakukan dua minggu sekali, belum secara harian. Padahal dalam prinsip LC, komunikasi harian sangat disarankan untuk respon cepat terhadap masalah lapangan.
4. First-run Studies
Sudah dilakukan melalui simulasi BIM (menggunakan Autodesk Revit), tapi belum menjadi praktik rutin.
5. 5S Process (Visual Workplace)
Telah diterapkan, mulai dari Seiri hingga Shitsuke. Ini membantu penataan tempat kerja yang lebih efisien.
6. Fail-Safe for Quality and Safety
Dilakukan secara aktif melalui inspeksi material dan peralatan.
Kritik dan Analisis Tambahan
Kelebihan Studi
Keterbatasan
Rekomendasi untuk Penerapan Lean Construction Lebih Baik
Kesimpulan
Penelitian ini menegaskan bahwa keberhasilan implementasi Lean Construction sangat dipengaruhi oleh konsistensi penerapan tools dan kualitas komunikasi tim proyek. Waste terbesar dalam studi ini, yaitu Inappropriate Processing, terjadi karena kurangnya komunikasi visual dan ketidaksesuaian prosedur.
Sebaliknya, minimnya waste pada kategori Non-Utilized Talent menunjukkan bahwa alat seperti Fail-safe for Quality and Safety efektif dalam memastikan kompetensi SDM.
Dengan evaluasi mendalam terhadap variabel waste dan penerapan LC tools, studi ini memberikan model yang aplikatif untuk proyek serupa di Indonesia. Langkah selanjutnya adalah memperluas studi ke proyek infrastruktur dan mengukur dampak finansial serta temporal dari penerapan Lean secara menyeluruh.
Sumber Artikel
Suripto & Ajeng Renita Susanti. (2021). Evaluasi Waste dan Implementasi Lean Construction Proyek Gedung Kampus X. Jurnal Rivet (Riset dan Invensi Teknologi), Vol. 01 No.02, Teknik Sipil - Universitas Dharma Andalas.
Lean Construction
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Mei 2025
Lean Construction adalah pendekatan yang bertujuan untuk mengurangi segala bentuk pemborosan—baik material, waktu, maupun tenaga kerja—dalam proses konstruksi. Lean menitikberatkan pada penciptaan nilai (value) dan penghilangan aktivitas non-produktif.
Jenis waste yang umumnya muncul dalam proyek konstruksi mencakup:
Dengan adopsi prinsip lean seperti Just-in-Time, Last Planner System, Kaizen, dan Value Stream Mapping, industri konstruksi bisa meniru kesuksesan efisiensi seperti yang pernah dicapai Toyota Production System di sektor manufaktur.
Metodologi Penelitian: Gabungan Survei, Wawancara dan Analisis Statistik
Penelitian dilakukan di Distrik Bushenyi, Uganda, dengan pendekatan campuran (mixed methods). Metode yang digunakan antara lain:
Teknik sampling yang digunakan meliputi purposive dan stratified sampling untuk memastikan keberagaman responden dan proyek yang dikaji.
Temuan Utama dan Studi Kasus
Profil Responden
Tren Praktik Konstruksi Lokal
Faktor paling signifikan menurut masing-masing profesi:
Menariknya, seluruh kelompok profesi menganggap "pertimbangan iklim" sebagai faktor paling tidak signifikan, yang menunjukkan rendahnya perhatian terhadap aspek keberlanjutan lingkungan.
Prinsip Lean yang Dianggap Efektif
Tantangan Implementasi Lean
Namun, kolaborasi dan kepemilikan proyek tidak dianggap sebagai tantangan besar oleh mayoritas responden.
Dampak Lean terhadap Kinerja Proyek
Analisis Statistik: Korelasi dan Konsistensi Penilaian
Dengan menggunakan Spearman Rank Correlation, ditemukan korelasi positif yang kuat antara Project Manager dan Property Surveyor dalam menilai dampak lean terhadap kinerja proyek (r = 0,879).
Namun, korelasi negatif ditemukan antara Civil Engineer dan Property Surveyor (r = -0,257) saat menilai praktik lean yang efektif, menandakan perbedaan sudut pandang signifikan.
Hal ini menegaskan bahwa implementasi lean perlu disesuaikan dengan peran dan tanggung jawab masing-masing stakeholder.
Kritik dan Evaluasi
Kekuatan Penelitian
Kelemahan dan Batasan
Rekomendasi Praktis dan Strategis
Kesimpulan
Studi ini memberikan wawasan penting mengenai dinamika penerapan lean construction di Uganda. Dengan merinci manfaat, tantangan, dan persepsi lintas profesi, penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan yang fleksibel dan berbasis kolaborasi dalam mengimplementasikan lean.
Hasilnya tidak hanya relevan untuk Bushenyi District, tetapi juga dapat menjadi referensi bagi wilayah lain di negara berkembang dengan kondisi serupa. Untuk langkah ke depan, diperlukan studi lanjutan berbasis waktu (longitudinal), evaluasi dampak ekonomi, serta penyusunan kebijakan yang mendukung adopsi lean secara luas.
Sumber Artikel
Njideka Maryclara Aguome, George Uwadiegwu Alaneme, Bamidele Charles Olaiya & Mustapha Muhammad Lawan (2024). Evaluation of Lean Construction Practices for Improving Construction Project Delivery: Case Study of Bushenyi District, Uganda. Cogent Engineering, 11(1), 2365902.