Evaluasi Praktik Lean Construction untuk Meningkatkan Proyek Konstruksi di Uganda

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

08 Mei 2025, 07.27

freepik.com

Lean Construction adalah pendekatan yang bertujuan untuk mengurangi segala bentuk pemborosan—baik material, waktu, maupun tenaga kerja—dalam proses konstruksi. Lean menitikberatkan pada penciptaan nilai (value) dan penghilangan aktivitas non-produktif.

Jenis waste yang umumnya muncul dalam proyek konstruksi mencakup:

  • Overproduction
  • Waiting
  • Unnecessary transport
  • Overprocessing
  • Excessive inventory
  • Unnecessary motion
  • Defects

Dengan adopsi prinsip lean seperti Just-in-Time, Last Planner System, Kaizen, dan Value Stream Mapping, industri konstruksi bisa meniru kesuksesan efisiensi seperti yang pernah dicapai Toyota Production System di sektor manufaktur.

Metodologi Penelitian: Gabungan Survei, Wawancara dan Analisis Statistik

Penelitian dilakukan di Distrik Bushenyi, Uganda, dengan pendekatan campuran (mixed methods). Metode yang digunakan antara lain:

  • Survei terhadap 105 responden yang terdiri dari civil engineer, project manager, klien, dan property surveyor.
  • Wawancara terstruktur untuk menggali insight kualitatif.
  • Analisis statistik menggunakan metode Relative Importance Index (RII) dan Spearman Rank Correlation untuk mengukur konsistensi penilaian antar kelompok.

Teknik sampling yang digunakan meliputi purposive dan stratified sampling untuk memastikan keberagaman responden dan proyek yang dikaji.

Temuan Utama dan Studi Kasus

Profil Responden

  • 62,86% responden adalah laki-laki, 37,14% perempuan.
  • Mayoritas (49,52%) berusia 36–45 tahun.
  • 60% memiliki pengalaman kerja 0–10 tahun.
  • 52,38% memiliki gelar B.Sc, 28,57% Diploma, dan sisanya M.Sc dan Ph.D.

Tren Praktik Konstruksi Lokal

Faktor paling signifikan menurut masing-masing profesi:

  • Property Surveyor: Keterbatasan teknologi.
  • Klien: Penggunaan material lokal.
  • Civil Engineer: Teknik kerja intensif tenaga kerja.
  • Project Manager: Manajemen proyek.

Menariknya, seluruh kelompok profesi menganggap "pertimbangan iklim" sebagai faktor paling tidak signifikan, yang menunjukkan rendahnya perhatian terhadap aspek keberlanjutan lingkungan.

Prinsip Lean yang Dianggap Efektif

  • Waste Reduction dan Reducing Variability dianggap paling penting oleh Project Manager dan Property Surveyor.
  • Flow and Pull paling diapresiasi oleh Civil Engineer.
  • Decentralized Decision Making dinilai kurang penting oleh hampir semua profesi kecuali klien.

Tantangan Implementasi Lean

  • Kurangnya pelatihan menjadi hambatan utama menurut klien.
  • Resistensi terhadap perubahan dominan di kalangan Civil Engineer.
  • Keterbatasan data dan metrik jadi perhatian Project Manager.
  • Ukuran kesuksesan proyek dinilai sulit diukur oleh Property Surveyor.

Namun, kolaborasi dan kepemilikan proyek tidak dianggap sebagai tantangan besar oleh mayoritas responden.

Dampak Lean terhadap Kinerja Proyek

  • Pengurangan limbah menjadi manfaat paling signifikan menurut semua profesi.
  • Keberlanjutan dan pengendalian biaya juga mendapat skor tinggi.
  • Keamanan kerja dan keunggulan kompetitif dianggap paling rendah kontribusinya.

Analisis Statistik: Korelasi dan Konsistensi Penilaian

Dengan menggunakan Spearman Rank Correlation, ditemukan korelasi positif yang kuat antara Project Manager dan Property Surveyor dalam menilai dampak lean terhadap kinerja proyek (r = 0,879).

Namun, korelasi negatif ditemukan antara Civil Engineer dan Property Surveyor (r = -0,257) saat menilai praktik lean yang efektif, menandakan perbedaan sudut pandang signifikan.

Hal ini menegaskan bahwa implementasi lean perlu disesuaikan dengan peran dan tanggung jawab masing-masing stakeholder.

Kritik dan Evaluasi

Kekuatan Penelitian

  • Menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif secara terpadu.
  • Menyertakan berbagai profesi dalam industri konstruksi.
  • Menggunakan alat analisis statistik untuk objektivitas.

Kelemahan dan Batasan

  • Studi hanya dilakukan di satu distrik sehingga generalisasi terbatas.
  • Tidak mengevaluasi dampak finansial secara langsung.
  • Implementasi lean belum diobservasi secara longitudinal.

Rekomendasi Praktis dan Strategis

  1. Pelatihan Lean Massal: Tingkatkan pemahaman lintas peran melalui program pelatihan reguler.
  2. Sistem Manajemen Visual dan Digitalisasi: Implementasikan alat seperti Kanban digital dan dashboard proyek.
  3. Pemetaan Nilai dan Kaizen: Terapkan Value Stream Mapping dan perbaikan berkelanjutan secara sistematis.
  4. Libatkan Frontline Worker: Dorong pengambilan keputusan terdesentralisasi agar tim merasa memiliki proyek.
  5. Integrasi Lean dengan Regulasi Pemerintah: Perlu payung hukum atau kebijakan nasional untuk mendukung penerapan lean.

Kesimpulan

Studi ini memberikan wawasan penting mengenai dinamika penerapan lean construction di Uganda. Dengan merinci manfaat, tantangan, dan persepsi lintas profesi, penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan yang fleksibel dan berbasis kolaborasi dalam mengimplementasikan lean.

Hasilnya tidak hanya relevan untuk Bushenyi District, tetapi juga dapat menjadi referensi bagi wilayah lain di negara berkembang dengan kondisi serupa. Untuk langkah ke depan, diperlukan studi lanjutan berbasis waktu (longitudinal), evaluasi dampak ekonomi, serta penyusunan kebijakan yang mendukung adopsi lean secara luas.

Sumber Artikel

Njideka Maryclara Aguome, George Uwadiegwu Alaneme, Bamidele Charles Olaiya & Mustapha Muhammad Lawan (2024). Evaluation of Lean Construction Practices for Improving Construction Project Delivery: Case Study of Bushenyi District, Uganda. Cogent Engineering, 11(1), 2365902.