Dampak Implementasi Prinsip Lean terhadap Pengurangan Limbah dalam Proyek Konstruksi di Negara Berkembang

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

08 Mei 2025, 07.32

freepik.com

Industri konstruksi di negara berkembang sering kali dibayangi oleh praktik yang tidak efisien, pemborosan sumber daya, dan biaya yang membengkak. Dalam konteks tersebut, paper berjudul Impact of Adopting Lean Principles on Construction Waste in Developing Countries karya Amr Elmalky, Shady Dokhan, dan Karim El-Dash memberikan sumbangsih penting melalui studi mendalam yang menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk menilai efektivitas prinsip Lean dalam mengurangi limbah konstruksi.

Dengan menggunakan perangkat lunak simulasi ARENA untuk mensimulasikan proses nyata pada proyek perumahan di Kairo, studi ini menawarkan data konkret yang menunjukkan pengurangan signifikan dalam limbah, peningkatan produktivitas tenaga kerja, dan efisiensi siklus waktu.

Konsep Limbah dalam Konstruksi

Studi ini memetakan limbah konstruksi ke dalam dua kategori utama:

  1. Limbah Fisik: Bahan sisa seperti baja tulangan, beton, bata, kayu, air, dan plastik.
  2. Limbah Non-Fisik: Termasuk waktu tunggu, transportasi tidak perlu, kelebihan persediaan, rework, over-processing, hingga potensi kreativitas pekerja yang tidak dimanfaatkan.

Lebih lanjut, studi mengklasifikasikan limbah ke dalam tiga bentuk:

  • Direct Conversion Waste: mencakup limbah material, tenaga, dan peralatan.
  • Noncontributory Time Waste: aktivitas tanpa nilai tambah yang tidak perlu dilakukan.
  • Contributory Time Waste: aktivitas yang menambah nilai tetapi masih dapat dioptimalkan.

Tahap Kualitatif: Survei dan Analisis Stakeholder

Survei dilakukan terhadap 133 profesional konstruksi di Mesir. Temuan penting dari fase ini menunjukkan bahwa bentuk limbah terbesar berasal dari cacat atau defect (22%), diikuti oleh keterlambatan proyek (18%) dan kelebihan persediaan bahan (15%).

Dari sisi manfaat, sebanyak 88 responden menyatakan bahwa Lean Construction efektif meningkatkan kualitas proyek, 80 orang menyebutkan penurunan biaya sebagai manfaat utama, dan 63 responden melihat keunggulan Lean dalam mempercepat durasi proyek.

Korelasi Spearman menunjukkan bahwa waktu tunggu dan aktivitas over-processing memiliki hubungan positif yang kuat, dengan koefisien 0,74. Ini menggarisbawahi pentingnya prinsip Lean dalam memangkas waktu dan meningkatkan efisiensi.

Studi Kasus: Simulasi Lean di Proyek Konstruksi Kairo

Deskripsi Proyek

Proyek perumahan yang dianalisis berlokasi di Kairo Barat, mencakup 15 gedung yang terdiri dari hotel butik dan perumahan bertingkat. Luas total proyek mencapai 45.000 meter persegi dengan struktur bangunan basement, lantai dasar, dan empat lantai di atasnya.

Tahap Awal: Simulasi Proses Nyata

Peneliti memetakan aktivitas penguatan kolom dan mengelompokkan aktivitas tersebut menjadi bernilai tambah dan tidak bernilai tambah. Proses observasi dan wawancara mendalam dilakukan untuk memastikan data lapangan akurat.

Model Simulasi dan Implementasi Lean

Menggunakan perangkat lunak ARENA versi 14, proses seperti hauling, pemotongan, pembengkokan, instalasi, inspeksi, dan rework dimodelkan. Waktu aktivitas dikalibrasi berdasarkan pengamatan lapangan dan pengolahan menggunakan Easy Fit.

Langkah Lean yang diterapkan antara lain:

  • Inspeksi dilakukan setelah tiap tahap untuk menghindari rework, sesuai konsep poka-yoke.
  • Pekerja dilatih agar memiliki kemampuan multi-skill untuk meningkatkan fleksibilitas.
  • Distribusi material diubah dari sistem batch menjadi sistem bertahap sesuai kebutuhan aktual, sesuai prinsip pull planning.
  • Visualisasi proses dan keterlibatan pekerja dalam evaluasi masalah diterapkan untuk meningkatkan akurasi dan motivasi kerja.

Hasil Perbandingan Model Tradisional dan Lean

Model Lean menghasilkan perbaikan signifikan dibandingkan proses konstruksi tradisional. Waktu proses pemotongan berhasil dikurangi sekitar 67 persen, sementara pembengkokan mengalami efisiensi hampir 21 persen. Produktivitas tenaga kerja meningkat dari 10,82 kilogram per jam menjadi 13,45 kilogram per jam, mencerminkan peningkatan efisiensi sebesar 19,6 persen. Total siklus waktu proyek juga menurun dari sekitar 177 menit menjadi 143 menit, atau efisiensi sebesar 24,4 persen.

Perbaikan ini terjadi karena pengurangan aktivitas tidak produktif dan alokasi sumber daya yang lebih efisien, baik dari sisi tenaga kerja maupun material.

Kesimpulan dan Implikasi

Studi ini memberikan bukti konkret bahwa implementasi prinsip Lean dalam konstruksi dapat:

  • Mengurangi limbah fisik dan non-fisik secara signifikan.
  • Meningkatkan produktivitas dan efisiensi pekerja.
  • Mempercepat penyelesaian proyek.
  • Menghemat biaya dan sumber daya jangka panjang.

Kesuksesan implementasi Lean sangat bergantung pada komitmen seluruh organisasi dan pelatihan yang berkelanjutan. Simulasi berbasis data juga terbukti menjadi alat yang efektif dalam merancang perbaikan proses.

Rekomendasi Praktis

  1. Gunakan simulasi perangkat lunak seperti ARENA dalam perencanaan proyek untuk memetakan potensi limbah.
  2. Terapkan pelatihan lintas fungsi (multi-skill) pada pekerja untuk meningkatkan fleksibilitas.
  3. Integrasikan sistem inspeksi berlapis untuk mengurangi rework dan defect.
  4. Dorong penggunaan data dan visualisasi proses dalam pengambilan keputusan proyek.

Sumber Artikel

Elmalky, A., Dokhan, S., & El-Dash, K. (2024). Impact of Adopting Lean Principles on Construction Waste in Developing Countries. Engineering Research Journal, 53(2), 82–93.