Rantai Pasok Resilien dan Adaptif
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 21 Februari 2025
Pendahuluan
Paper ini, yang ditulis oleh Jorge Calvo, Vanesa Berlanga Silvent, dan del Olmo Arriaga Josep Lluís, membahas pentingnya resiliensi dan kelincahan rantai pasok dalam menghadapi disrupsi global. Dengan meningkatnya ketidakpastian ekonomi, geopolitik, dan teknologi, perusahaan harus mengadopsi strategi rantai pasok yang mampu bertahan dan beradaptasi dengan cepat. Artikel ini mengkaji literatur teoretis mengenai konsep tersebut serta pendekatan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan ketahanan operasional.
Definisi dan Kerangka Konseptual
Paper ini menguraikan dua pendekatan utama dalam manajemen rantai pasok:
Kedua konsep ini sangat berkaitan dengan strategi mitigasi risiko, termasuk perencanaan sebelum gangguan, tindakan cepat saat terjadi disrupsi, serta proses pemulihan dan stabilisasi pasca-krisis.
Faktor Risiko dalam Rantai Pasok
Penulis mengidentifikasi lima kategori risiko utama yang dapat memengaruhi rantai pasok:
Studi Kasus: Dampak Krisis Global pada Rantai Pasok
Paper ini menyajikan beberapa contoh gangguan global yang telah menguji ketahanan rantai pasok:
Strategi Meningkatkan Resiliensi dan Kelincahan
Untuk menghadapi tantangan tersebut, perusahaan perlu menerapkan strategi berikut:
1. Manajemen Risiko Proaktif
2. Desain Rantai Pasok Fleksibel
3. Optimasi Logistik dan Produksi
Pengukuran Keberhasilan: KPI dalam Resiliensi Rantai Pasok
Paper ini mengidentifikasi beberapa metrik utama dalam mengukur efektivitas strategi rantai pasok:
Kritik dan Evaluasi
Meskipun artikel ini memberikan wawasan yang mendalam, ada beberapa aspek yang dapat dikembangkan lebih lanjut:
Kesimpulan
Paper ini memberikan landasan teoretis yang kuat mengenai pentingnya resiliensi dan agility dalam rantai pasok untuk menghadapi tantangan global. Dengan menerapkan strategi mitigasi risiko, perusahaan dapat meminimalkan dampak gangguan serta meningkatkan daya saing mereka dalam lingkungan bisnis yang semakin kompleks.
Sumber Artikel:
Rantai Pasok Resilien dan Adaptif
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 21 Februari 2025
Pendahuluan
Paper ini, yang ditulis oleh Alexander Andersson dan Hanna Klinga dari Chalmers University of Technology, mengeksplorasi strategi dan metrik untuk meningkatkan resiliensi rantai pasok. Dengan meningkatnya kompleksitas rantai pasok global, organisasi harus mengadopsi strategi yang dapat mengantisipasi, merespons, dan pulih dari gangguan. Studi ini memberikan kerangka kerja komprehensif berdasarkan literatur dan wawancara dengan 11 responden dari Assa Abloy Entrance Systems.
Ringkasan Isi
1. Definisi dan Faktor Penentu Resiliensi Rantai Pasok
Resiliensi rantai pasok didefinisikan sebagai kemampuan suatu sistem untuk menyerap, beradaptasi, dan pulih dari gangguan. Paper ini mengidentifikasi beberapa determinan utama:
2. Studi Kasus: Dampak Gangguan terhadap Assa Abloy Entrance Systems
Paper ini menyajikan berbagai gangguan utama yang memengaruhi rantai pasok Assa Abloy:
3. Strategi Meningkatkan Resiliensi Rantai Pasok
Paper ini mengusulkan berbagai strategi untuk meningkatkan ketahanan rantai pasok:
4. Pengukuran Resiliensi Rantai Pasok
Untuk mengevaluasi efektivitas strategi resiliensi, paper ini menyajikan 34 metrik berbasis KPI, termasuk:
Analisis dan Kritik
Paper ini menawarkan wawasan berharga dengan menyajikan strategi berbasis bukti dan studi kasus nyata. Namun, ada beberapa area yang dapat dikembangkan lebih lanjut:
Kesimpulan
Paper ini berhasil memberikan pemahaman mendalam mengenai strategi dan metrik dalam meningkatkan ketahanan rantai pasok. Studi kasus Assa Abloy Entrance Systems menjadi ilustrasi nyata bagaimana perusahaan dapat menghadapi gangguan besar dan mengembangkan strategi adaptif. Dengan menambahkan lebih banyak data kuantitatif dan mengeksplorasi peran teknologi, studi ini dapat menjadi referensi yang lebih kuat bagi akademisi dan praktisi rantai pasok.
Sumber Artikel:
Rantai Pasok Resilien dan Adaptif
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 21 Februari 2025
Pendahuluan
Di tengah dinamika pasar yang terus berubah, rantai pasok memerlukan strategi inovatif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cepat dan efisien. Paper ini, yang ditulis oleh Helena Carvalho, Susana Garrido Azevedo, dan V. Cruz-Machado, membahas integrasi pendekatan agile dan resilient untuk meningkatkan kinerja operasional dan daya saing rantai pasok. Dengan kerangka konseptual yang kuat, penelitian ini menjelaskan bagaimana kedua pendekatan tersebut dapat membantu perusahaan menghadapi gangguan dan meningkatkan keunggulan kompetitif.
Kerangka Konseptual
Penelitian ini memperkenalkan kerangka yang menghubungkan pendekatan agile dan resilient dengan kinerja rantai pasok melalui:
Pendekatan Agile
Pendekatan agile menekankan respons cepat terhadap perubahan pasar dengan mengintegrasikan teknologi informasi, pengurangan waktu siklus, dan kolaborasi dalam proses desain dan produksi. Beberapa praktik utama meliputi:
Pendekatan Resilient
Resilient menekankan kemampuan untuk pulih dari gangguan dan meminimalkan dampak negatif terhadap rantai pasok. Beberapa fitur utama adalah:
Studi Kasus
Sebuah perusahaan otomotif di Eropa yang diulas dalam penelitian ini menunjukkan bagaimana implementasi pendekatan agile dan resilient:
Kesimpulan
Paper ini menegaskan bahwa integrasi pendekatan agile dan resilient dapat memberikan nilai tambah signifikan bagi perusahaan. Kedua pendekatan ini membantu perusahaan meningkatkan fleksibilitas, visibilitas, dan kolaborasi, yang semuanya berdampak langsung pada kinerja rantai pasok dan daya saing di pasar global. Dengan kerangka konseptual yang disajikan, penelitian ini menjadi panduan praktis bagi manajer rantai pasok dalam mengembangkan strategi berbasis data untuk menghadapi tantangan modern.
Sumber Artikel:
Carvalho, H., Azevedo, S. G., & Cruz-Machado, V. Agile and resilient approaches to supply chain management: influence on performance and competitiveness.
Rantai Pasok Resilien dan Adaptif
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 21 Februari 2025
Pendahuluan
Dalam era disrupsi digital, rantai pasok yang berkelanjutan dan kompetitif menjadi kebutuhan mutlak. Paper ini, ditulis oleh Mahak Sharma, Rose Antony, Ashu Sharma, dan Tugrul Daim, mengintegrasikan elemen-elemen Industry 4.0 (I4.0), green practices (GP), agility, dan resilience ke dalam kerangka konseptual baru yang disebut IGRASS. Tujuannya adalah membangun rantai pasok pintar yang mampu menghadapi tantangan modern melalui optimalisasi teknologi dan keberlanjutan lingkungan.
Tujuan Penelitian
Kerangka IGRASS: Integrasi Pendekatan Multidimensi
IGRASS adalah pendekatan terpadu yang mencakup:
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan structural equation modelling (SEM) dan pendekatan Artificial Neural Networks (ANN) untuk mengevaluasi 234 responden dari sektor rantai pasok di Inggris. Data dikumpulkan dari Oktober 2022 hingga Januari 2023.
Hasil Penelitian
Studi Kasus: Industri Manufaktur di Inggris
Salah satu studi kasus dari penelitian ini menunjukkan bagaimana perusahaan manufaktur di Inggris berhasil:
Kesimpulan dan Implikasi
Pendekatan IGRASS memberikan peta jalan bagi perusahaan untuk menciptakan rantai pasok yang lebih pintar, hijau, dan tangguh. Paper ini menekankan bahwa integrasi teknologi digital dan praktik hijau adalah kunci keberhasilan di masa depan. Selain itu, hasil penelitian memberikan panduan praktis bagi pengelola rantai pasok untuk meningkatkan daya saing global dan keberlanjutan jangka panjang.
Sumber Artikel:
Sharma, M., Antony, R., Sharma, A., & Daim, T. Can smart supply chain bring agility and resilience for enhanced sustainable business performance?.
Rantai Pasok Resilien dan Adaptif
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 21 Februari 2025
Pendahuluan
Makalah ini mengeksplorasi bagaimana kombinasi pendekatan agile dan resilient dalam manajemen rantai pasok dapat meningkatkan kinerja operasional serta daya saing bisnis. Ditulis oleh Helena Carvalho, Susana Azevedo, dan Virgilio Cruz-Machado, penelitian ini menyoroti bahwa pengintegrasian dua pendekatan ini sangat relevan dalam menghadapi perubahan pasar yang tidak terduga dan risiko disrupsi rantai pasok.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
Pendekatan Agile dalam Rantai Pasok
Pendekatan agile difokuskan pada fleksibilitas dan kemampuan untuk merespons perubahan pasar dengan cepat.
Studi menunjukkan bahwa perusahaan yang mengadopsi praktik agile mampu:
Pendekatan Resilient dalam Rantai Pasok
Sementara agile berfokus pada respons cepat, pendekatan resilient bertujuan untuk menjaga stabilitas operasional di tengah gangguan.
Studi kasus menunjukkan bahwa perusahaan dengan rantai pasok resilient:
Konsep Sinergi Agile dan Resilient
Makalah ini menekankan bahwa kedua pendekatan tidak saling eksklusif, melainkan saling melengkapi.
Kontribusi Kerangka Kerja Konseptual
Penulis mengusulkan kerangka kerja konseptual untuk mengevaluasi pengaruh pendekatan ini terhadap:
Kesimpulan
Integrasi pendekatan agile dan resilient menjadi kunci untuk menciptakan rantai pasok yang kompetitif dan berkelanjutan. Kerangka kerja yang diusulkan memberikan panduan praktis untuk perusahaan yang ingin meningkatkan daya saing melalui pengelolaan risiko yang efektif dan respons pasar yang cepat.
Sumber Artikel:
Carvalho, H., Azevedo, S., & Cruz-Machado, V. Agile and resilient approaches to supply chain management: Influence on performance and competitiveness.
Rantai Pasok Resilien dan Adaptif
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 21 Februari 2025
Pendahuluan
Makalah ini, yang ditulis oleh Harshad Sonar et al. (2022), mengeksplorasi bagaimana paradigma lean, agile, resilient, green, dan sustainable (LARGS) dapat diintegrasikan ke dalam seleksi pemasok untuk menciptakan rantai pasok yang berkelanjutan dan tangguh. Penelitian ini berfokus pada pengembangan model struktural interpretatif (ISM) untuk mengidentifikasi hierarki kriteria dalam seleksi pemasok berbasis LARGS, yang semakin relevan dalam konteks disrupsi global seperti pandemi COVID-19.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
Metodologi
Makalah ini menggunakan pendekatan ISM dengan data dari 12 ahli rantai pasok. Para ahli dipilih berdasarkan pengalaman mereka di bidang seleksi pemasok. Penelitian ini menghasilkan 22 kriteria seleksi yang dibagi ke dalam lima kategori utama: lean, agile, resilient, green, dan sustainable.
Hasil dan Temuan Utama
Studi Kasus dan Data Pendukung
Rekomendasi Praktis
Kesimpulan
Makalah ini memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya paradigma LARGS dalam seleksi pemasok. Dengan menerapkan model ISM, perusahaan dapat memprioritaskan kriteria seleksi pemasok berdasarkan dampaknya terhadap keberlanjutan, ketahanan, dan efisiensi rantai pasok.
Sumber Artikel:
Sonar, H., Gunasekaran, A., Agrawal, S., & Roy, M. (2022). Role of lean, agile, resilient, green, and sustainable paradigm in supplier selection.