Pertanian
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 21 Februari 2025
Pandemi memaksa bangsa Indonesia untuk menggunakan teknologi e-commerce sehingga orang tidak perlu keluar rumah dan mengurangi penyebaran COVID-19. Hal ini telah diterapkan pada dunia kedokteran manusia, yaitu melalui telemedicine. Pasien dapat berkonsultasi dengan mudah tanpa perlu pergi ke layanan kesehatan secara langsung. World Health Organization (WHO) (2010) mendefinisikan telemedicine sebagai healing at a distance yang berarti penyembuhan dari jauh. WHO juga menyatakan terdapat empat elemen yang berhubungan erat dengan telemedicine, di antaranya: 1) bertujuan untuk memberikan dukungan klinis, 2) dimaksudkan untuk mengatasi hambatan geografis dan menghubungkan pengguna yang tidak berada di lokasi fisik yang sama, 3) melibatkan penggunaan berbagai jenis teknologi informasi dan komunikasi, dan 4) bertujuan untuk meningkatkan kesehatan. Pada bidang kesehatan manusia, pelayanan telemedicine diselenggarakan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Telemedicine Antar Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Menurut Pasal 1 Ayat 1 Permenkes 20/2019, telemedicine adalah pemberian pelayanan kesehatan jarak jauh oleh profesional kesehatan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, meliputi pertukaran informasi diagnosis, pengobatan, pencegahan penyakit dan cedera, penelitian dan evaluasi, dan pendidikan berkelanjutan penyedia layanan kesehatan untuk kepentingan peningkatan kesehatan individu dan masyarakat.
American Veterinary Medical Association (AVMA) menggolongkan telemedicine bersama teleconsulting, telemonitoring, teleadvice, teletriage, serta electronic prescribing sebagai subkategori dari telehealth. Telehealth merupakan istilah yang menjelaskan seluruh cakupan penggunaan teknologi untuk menyampaikan informasi kesehatan, edukasi, dan perawatan secara jarak jauh. Menurut kebijakan yang ditetapkan oleh AVMA, telemedicine di kedokteran hewan hanya dapat dilakukan bila sudah terbentuk Veterinarian-Client-Patient Relationship (VCPR) atau hubungan antara Dokter Hewan-Klien-Pasien. Selain itu, dasar hukum pelaksanaan telemedicine di Amerika Serikat juga diatur oleh hukum di setiap negara bagian. Telemedicine untuk dokter hewan di Indonesia meskipun masih belum banyak dikenal masyarakat, namun telah ada dalam praktiknya. Dokter hewan dalam mengaplikasikan telemedicine tentunya memiliki tantangan tersendiri, pada bagian pemeriksaan misalnya, dokter hewan tidak bisa secara langsung menilai kondisi pasiennya melainkan hanya dari keterangan pemilik hewan. Tidak hanya itu, bidang kerja dokter hewan yang luas juga menjadi faktor unik dalam pelaksanaan telemedicine.
Keuntungan
Tentunya penerapan telemedicine menawarkan beberapa keuntungan. Salah satunya ialah menekan risiko penyebaran COVID-19 di lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan hewan. Jalur penularan ini dapat terjadi baik di klinik, rumah sakit, puskeswan maupun lingkungan fasilitas kesehatan hewan lainnya. Tidak hanya risiko penularan antara dokter hewan dan klien di ruang pemeriksaan, ruang tunggu juga berpotensi sebagai lokasi penyebaran COVID-19 antara klien satu dan yang lainnya. Perlu diperhatikan bahwa selain berinteraksi dengan tim pelayan kesehatan hewan (dokter hewan, paramedis dan resepsionis), pada masa pandemi ini klien berisiko terpapar penyakit dari lingkungan umum di luar kediamannya. Pelayanan kesehatan hewan melalui telemedicine akan menekan risiko penyebaran COVID-19 karena klien tidak perlu berinteraksi secara langsung dengan dokter hewan dan timnya. Klien juga dapat menerima layanan kesehatan tanpa meninggalkan tempat tinggalnya. Dengan ini, potensi penyebaran COVID-19 dapat ditekan melalui pengalihan metode pelayanan kesehatan hewan dari langsung menjadi tidak langsung.
Lebih lanjut, penerapan telemedicine juga berpotensi meningkatkan pelayanan kesehatan hewan di Indonesia. Meskipun menempati peringkat tinggi untuk total penduduk, jumlah dokter hewan di Indonesia berdasarkan CIVAS (2019) berkisar di angka 13.000 yang berarti masih jauh dari cukup. Persebaran profesi ini juga belum merata, dilihat dari fakta bahwa enam dari sebelas perguruan tinggi dengan program kedokteran hewan terletak di pulau Jawa. Dokter hewan merupakan tenaga kesehatan yang berkualifikasi untuk memberikan pelayanan kesehatan pada hewan, meliputi: hewan kesayangan, ternak besar, unggas, satwa liar, satwa akuatik, dan sebagainya. Tidak terbatas pada praktik mandiri, dokter hewan memiliki peran penting di masyarakat melalui sektor pemerintahan, swasta, konservasi dan lainnya. Ketimpangan proporsi antara jumlah, persebaran dan kebutuhan dokter hewan di Indonesia menyebabkan rendahnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan hewan yang berkualitas.
Aksesibilitas yang rendah cenderung mendorong pemilik hewan atau klien untuk mencari solusi dari sumber yang lebih mudah dijumpai. Alih-alih berkonsultasi dengan dokter hewan, media sosial seringkali menjadi referensi bagi para pemilik hewan. Apabila tidak berlandaskan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan, informasi dari media sosial akan menyebabkan misinformasi yang dapat berkembang menjadi miskonsepsi. Kesalahan informasi dan kesalahan pemahaman tentang kesehatan hewan dapat membahayakan keselamatan dan kesejahteraan hewan tersebut. Interaksi antara masyarakat dan dokter hewan cenderung lebih rendah ketika akses pelayanan kesehatan hewan tidak mudah didapat. Akibatnya, masyarakat tidak terbiasa dengan konsep mengunjungi tenaga kesehatan hewan profesional ketika hewannya sakit, terlebih lagi untuk tindakan preventif seperti vaksinasi. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, telemedicine dapat meningkatkan aksesibilitas pelayanan kesehatan hewan untuk masyarakat. Pemilik hewan dapat menghubungi dokter hewan melalui berbagai jalur komunikasi untuk mendapatkan informasi yang dapat dipercaya. Oleh sebab itu, keselamatan dan kesejahteraan hewan akan lebih terjamin.
Tantangan
Berbagai keuntungan di atas tidak dapat serta-merta diraih tanpa adanya halang rintang mengingat dokter hewan merupakan profesi penyedia jasa kesehatan yang unik dengan bidang kerja yang sangat luas serta beragam. Beberapa tantangan tersebut di antaranya:
1. Sulitnya menegakkan diagnosis tanpa pemeriksaan secara langsung.
Diagnosis merupakan aspek esensial dalam pelayanan kesehatan. Berbekal diagnosis yang tepat, seorang dokter dapat menentukan prognosis dan rencana terapi yang sesuai. Proses diagnostik klinik meliputi pengumpulan anamnesis serta pemeriksaan fisik yang menyeluruh (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi, membaui, mengukur) diikuti dengan pemeriksaan laboratorium klinik dan alat diagnostik lain untuk peneguhan diagnosis. Telemedicine membatasi kemampuan dokter untuk melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien, sehingga diagnosis melalui metode ini hanya dapat ditentukan berdasarkan informasi verbal yang disampaikan.
Perbedaan mendasar antara kedokteran manusia dan kedokteran hewan terletak pada subjek pasien yang dilayani. Manusia dapat mengkomunikasikan keluhannya secara langsung kepada dokter, sedangkan hewan tidak demikian. Saat melakukan telemedicine, dokter hewan mengandalkan keterangan klien sebagai satu-satunya sumber informasi kondisi pasien. Perlu digaris bawahi, klien pada umumnya tidak memiliki kualifikasi untuk mengidentifikasi kelainan anatomis dan fisiologis. Akibatnya, klien berpotensi menyampaikan informasi yang tidak selaras dengan keadaan pasien sebenarnya. Problematika ini dapat menyebabkan kesalahan diagnosis. Oleh sebab itu, dokter hewan harus melakukan proses diagnostik klinik secara utuh yang tidak dapat dijalankan melalui telemedicine.
2. Adanya risiko penyalahgunaan obat hewan dan rekam medis pasien.
Seiring zaman, cara-cara dalam melancarkan kejahatan pun turut berkembang. Kebutuhan yang semakin meningkat juga menimbulkan banyak fenomena sosial. Hadirnya telemedicine juga dapat membuka peluang kejahatan baru, dalam hal ini penyalahgunaan obat hewan dan rekam medis pasien. Penyalahgunaan ini dapat berupa pemberian dosis obat yang tidak sesuai diagnosis dokter hewan, perdagangkan obat hewan tanpa pengawasan, pembocoran data rekam medis pasien dan lain-lain. Hal ini juga dipengaruhi oleh sistem keamanan dan keselamatan data dari platform telemedicine yang digunakan. Maka dari itu batasan-batasan serta platform yang akan digunakan dalam telemedicine untuk praktik dokter hewan harus dikaji lebih dalam.
3. Perlu regulasi yang mengatur tata laksana telemedicine di bidang veteriner
Regulasi yang tegas dan mengikat dibutuhkan untuk menjamin keamanan pasien, klien dan dokter hewan yang menggunakan layanan telemedicine. Pelaksanaan telemedicine untuk bidang kesehatan manusia di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Telemedicine antar Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Permenkes ini mengatur mulai cakupan pelayanan telemedicine, pihak penyelenggara, pihak pemberi konsultasi, pihak peminta konsultasi, hak dan kewajiban tiap-tiap pihak, hingga pembinaan dan pengawasan pelaksanaannya.
Regulasi tersebut nantinya akan berfungsi sebagai jaminan perlindungan bagi pasien, klien dan dokter hewan. Sebagai negara yang telah lebih dulu mengatur telemedicine di bidang veteriner, Amerika Serikat dapat dijadikan sebagai salah satu referensi. Menurut kebijakan AVMA, layanan telemedicine untuk praktik dokter hewan hanya dapat dilaksanakan apabila telah terbentuk Veterinarian-Client-Patient Relationship (VCPR) atau hubungan antara dokter hewan-klien-pasien yang berarti dokter hewan pernah secara langsung menangani pasien tersebut. Berbekal VCPR, dokter hewan diharapkan telah memiliki data yang memadai untuk melayani konsultasi, menetapkan diagnosa dan memberikan terapi. Tanpa VCPR, kecuali dalam kasus gawat darurat, dokter hewan tidak diperkenankan untuk menentukan diagnosis dan terapi yang spesifik. Selain regulasi etika yang ditetapkan oleh AVMA, pelaksanaan telemedicine untuk praktik dokter hewan di Amerika Serikat juga telah diatur oleh hukum yang berlaku di masing-masing negara bagian.
Pada praktiknya, layanan telemedicine sudah banyak dilakukan oleh dokter hewan di Indonesia. Produk perkembangan teknologi komunikasi seperti WhatsApp menyediakan fitur text message dan video call yang marak digunakan klien untuk berkonsultasi serta digunakan dokter hewan untuk melakukan follow up. Namun keterbatasan jumlah dan tidak meratanya persebaran dokter hewan menjadi kendala tersendiri bagi Indonesia dalam menerapkan sistem telemedicine yang berdasar pada VCPR.
Sumber: https://unair.ac.id/
Pertanian
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 21 Februari 2025
Geliat startup di Indonesia sampai saat ini terbilang semakin berkembang pesat dari tahun ke tahunnya. Menariknya, perkembangan startup tersebut bergerak di berbagai bidang, tidak terkecuali startup peternakan dan pertanian. Adanya kesadaran dari generasi muda Indonesia terhadap pentingnya pasokan ketersediaan pangan memicu kreativitas yang sangat luar biasa.
Berawal dari sebuah masalah yang dihadapi para peternak dan petani. Kemudian memicu kaum milenial sehingga memberikan sumbangsih ide, gagasan, dan inovasi untuk menjawab masalah yang ada. Berikut ini beberapa penjelasan mengenai contoh-contoh startup peternakan dan pertanian di Indonesia.
Daftar Startup Peternakan
1. Angon
Angon merupakan startup bidang peternakan di Indonesia yang termasuk unique marketplace di mana seseorang bisa melakukan jual beli dan beternak secara online. Berlokasi di Semarang, angon memulai debutnya dalam bidang startup peternakan sejak 28 Oktober 2016. Bergerak di bidang jasa peternakan online, angon berusaha menghubungkan peternak rakyat dengan masyarakat yang menginginkan beternak tetapi tidak memiliki lahan, waktu dan keterampilan khusus beternak.
Adapun jenis ternak yang dikelola yaitu berupa sapi, kambing dan domba. Cara kerjanya melalui aplikasi angon yang telah tersedia di Play Store. Di mana nantinya pengguna hanya perlu membeli ternak melalui aplikasi, sedangkan mitra peternak rakyat sebagai tempat penitipan sementara sebelum ternak tersebut diambil member.
Menurut keterangan di website resminya angon.id, sampai saat ini kurang lebih sudah ada 11.000 hewan ternak yang diternakkan di Sentra Peternakan Rakyat yang tersebar di berbagai daerah.
2. Kandang.in
Berbeda dengan angon yang merupakan unique marketplace, kandangin merupakan startup peternakan yang menghimpun dana melalui website kemudian menyalurkannya ke proyek peternakan di Indonesia. Menariknya, kandangin menerapkan sistem syariah dalam proses kegiatan yang dilakukan. Terdapat dua pihak yaitu pemberi modal dan pengelola peternakan.
Adapun keuntungan yang akan diperoleh yaitu berdasarkan kesepakatan kontrak yang disepakati sebelumnya. Apabila terjadi kerugian, maka sepenuhnya ditanggung pemilik modal selama kerugian tersebut bukan akibat dari kelalaian pengelola.
Sebaliknya, apabila pengelola berbuat curang atau lalai sehingga mengakibatkan kerugian, maka pengelolalah yang akan bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Sampai saat ini sudah ada 520 pemilik modal yang berkontribusi dengan total dana tersalurkan hingga lebih dari Rp 4.9 miliar.
Dengan adanya startup peternakan yang bergerak di bidang permodalan seperti ini, setidaknya lebih dari 130 peternak terberdayakan.
3. Chickin
Berbeda dengan angon dan kandangin, chickin merupakan startup peternakan yang bergerak di bidang ternak ayam broiler. Melalui pengembangan sistem perkandangan yang berbasis IoT, menjadikan chickin sebagai startup bidang peternakan yang dapat mengontrol sistem kandang secara otomatis melalui sebuah aplikasi. Dengan begitu, peternak dapat menghemat listrik hingga Rp 397 juta dan pakan hingga Rp 1.7 miliar. Sehingga efisiensi peternakan menjadi lebih tinggi daripada beternak secara tradisional.
Selain itu, dalam aplikasi chickin juga memiliki fitur update harga ayam broiler setiap harinya, sehingga para peternak dapat memantau perkembangan harga secara terintegerasi. Melalui inovasi tersebut, 1 September 2021 chickin menempati “Top 3 Pertamuda Seed and Scale” yang diselenggarakan oleh pertamina.
Daftar Startup Pertanian
1. Sayurbox
Sayurbox merupakan startup pertanian yang menghubungkan petani lokal dengan konsumen. Melalui konsep Farm-to-Table, mempermudah pengiriman hasil tani ke depan pintu rumah konsumen dengan harga yang terjangkau dan bersahabat bagi petani. Dengan konsep tersebut, hasil produksi pertanian seperti buah dan sayuran menjadi lebih segar.
Selain itu, adanya startup pertanian seperti sayurbox sebagai tempat penjualan hasil tani membuat petani lokal menjadi mampu bersaing dengan produk impor.
2. iGrow
iGrow adalah startup pertanian yang ada di Indonesia dengan konsep menghubungkan investor (pemberi modal) dan petani (penerima modal). Dalam hal ini pemberi modal menginginkan bertani tetapi tidak memiliki skill pertanian juga lahan.
Dari sisi lain para petani mempunyai kemampuan mengelola pertanian dan memiliki lahan. Namun modal untuk menjalankan produksi pertanian terhambat karena kurangnya modal.
Melalui sistem yang dikembangkan iGrow inilah lebih dari 7500 petani dapat mengelola lahan seluas 2500 hektar dengan hasil panen yang berkualitas. Dengan begitu, para petani, pemilik lahan, dan pemilik modal memperoleh penghasilan yang layak.
3. Habibi Garden
Habibi garden adalah startup pertanian yang memanfaatkan teknologi dalam proses berkegiatan pertanian. Sejalan dengan visinya untuk membangun peradaban melalui IoT agriculture, perusahaan rintisan ini menghadirkan solusi dalam perawatan tanaman berbasis IoT. Hanya melalui aplikasi yang dikembangkan, para petani dapat dengan mudah memperoleh data-data dari lingkungan pertanian yang sedang digarap.
Data-data tersebut antara lain suhu, tekanan udara, intensitas cahaya, kandungan nutrisi dll. Dengan memperoleh data-data tersebut, maka para petani dapat dengan mudah mengambil keputusan secara efektif. Pada akhirnya dapat mengurangi biaya kesalahan, meningkatkan produktivitas pertanian, dan yang terpenting menghindari gagal panen.
Itulah sedikit penjelasan mengenai beberapa startup peternakan dan pertanian yang terdapat di Indonesia. Semoga dengan berkembangnya usaha rintisan di bidang pertanian dan peternakan dapat meningkatkan daya saing hasil tani dan ternak petani lokal dengan produk impor.
Sumber: https://www.budidaya.id/
Pertanian
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 21 Februari 2025
Apa itu jurusan peternakan?
Jurusan Peternakan mempelajari tentang berbagai hal yang berhubungan dengan peternakan. Program studi yang satu ini akan membekali para mahasiswanya dengan ilmu dan juga teknologi pengembangan peternakan, industri peternakan, dan kegiatan agrobisnis yang ramah lingkungan, bisa berkarya secara mandiri, bekerja di lembaga swasta atau instansi pemerintah baik dalam bidang ilmu, penelitian, serta penerapannya. Mahasiswa yang ada di Jurusan Peternakan nantinya juga akan belajar tentang teknologi produksi, teknologi pakan, teknologi pengolahan, dan manajemen serta perencanaan usaha.
Kenapa jurusan peternakan?
Jurusan Peternakan ini sangat cocok untuk kamu yang suka dengan pelajaran biologi dan familiar dengan hewan. Tak hanya itu saja, untuk mempelajri berbagai ilmu di dalam jurusan ini, kamu juga harus mempunyai kemampuan menghafal yang baik. Di dalam jurusan ini, kamu dapat mempelajari tentang cara meningkatkan produktifitas dan mutu genetik di peternakan dengan menggunakan teknologi yang modern. Dengan begitu, kamu bisa menghasilkan daging yang lebih sehat dan banyak, mempercepat populasi hewan ternak dengan cara yang baik, memperoleh susu murni dari hewan ternak yang berkualitas, dan lainnya, serta pelajaran lain yang ada di jurusan kedokteran.
Keahlian jurusan peternakan
Pemahaman biologi
Pemahaman kimia
Kemampuan meneliti
Kemampuan melakukan analisis
Kemampuan berpikir kritis
Kemampuan berpikir terstruktur
Kebutuhan lulusan jurusan peternakan
Dunia peternakan memang menawarkan peluang usaha yang cukup luas dan besar di pasaran. Setelah lulus dari Jurusan Budidaya Ternak, kamu bisa bekerja di industri produksi peternakan, industri pakan ternak, industri obat hewan, dan masih banyak lagi. Peluang kerja di instansi pemerintahan juga terbuka lebar, seperti misalnya di Kementrian Pertanian, Kementrian Koperasi, Kementrian Perindustrian, dan Kementrian Lingkungan Hidup. Kemudian, kamu juga bisa bekerja di lembaga pendidikan dan lembaga riset yang memerlukan lulusan dari Jurusan Peternakan.
Perkuliahan dan mata kuliah jurusan peternakan
Mata Kuliah Jurusan Peternakan
Berikut ini adalah mata kuliah yang akan kamu pelajari di Jurusan Peternakan:
1. Mikrobiologi
2. Kimia Biofisik
3. Ilmu Ekonomi Peternakan
4. Genetika
5. Biokimia
6. Anatomi Ternak
7. Agrostologi
8. Ilmu Ternak Potong
9. Ilmu Ternak Unggas
10. Ilmu Reproduksi Ternak
11. Ilmu Fisiologi Ternak
12. Ekofisiologi Tanaman Makanan Ternak
13. Ilmu Nutrisi Ternak
14. Ilmu Daging
15. Ilmu Tingkah Laku Ternak
16. Perundang-undangan dan Kebijakan Peternakan
17. Ilmu Ternak Perah
18. Bahan Pakan dan Formulasi Ransum
19. Manajemen Usaha Ternak
20. Agribisnis Peternakan
21. Ilmu Tanaman Makanan Ternak
22. Teknologi Pengolahan Hasil Ternak
23. Manajemen Ternak Potong & Kerja
24. Manajemen Ternak Unggas
25. Manajemen Ternak Perah
26. Nutrisi Ternak Non Ruminansia
27. Lingkungan dan Tingkah Laku Ternak
28. Mutu dan Kemanan Hasil Ternak
Karakter siswa yang sesuai di jurusan peternakan
Teliti
Tekun
Detil
Terstruktur
Senang berhitung
Berwawasan luas
Senang bekerja sendiri
Senang melakukan riset
Universitas terbaik jurusan peternakan
Berikut ini adalah universitas terbaik untuk Jurusan Peternakan di Indonesia:
Prospek kerja jurusan peternakan
Tugas dari seorang Manajer Produksi Industri adalah memimpin koordinasi, perencanaan, dan juga kontrol proses produksi. Selain itu, Manajer Produksi Industri juga bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan kepada staf lain yang terlibat di dalam produksi, sehingga keseluruhan proses produksi berjalan secara efisien.
Tugas dari Peneliti Hewan yaitu mengadakan riset genetika, nutrisi, reproduksi, pertumbuhan, dan juga perkembangan dari hewan ternak ataupun hewan buas dalam negeri.
Bertugas untuk merencanakan, mengarahkan, atau mengkoordinasikan manajemen atau operasi dari pertanian, peternakan, rumah kaca, operasi akuakultur, pembibitan, traktat kayu, atau perusahaan pertanian lainnya.
Bertugas untuk memilih dan mengembangbiakkan hewan sesuai dengan silsilahnya, karakteristiknya, serta keturunannya, dan bertanggung jawab untuk mencatat/merekam suhu, interval kelahiran, serta keturunan.
Pertanyaan umum yang sering ditanyakan
Apa yang dipelajari di Jurusan Peternakan?
Mempelajari tentang ilmu dan teknologi pengembangan peternakan, industri peternakan, dan kegiatan agrobisnis yang ramah lingkungan.
Apa prospek kerja untuk para lulusannya?
Profesi di bidang Industri produksi peternakan, industri pakan ternak, industri pengolahan limbah ternak, dinas peternakan, lembaga pemerintahan, dan lain sebagainya.
Apa saja Jurusan yang serupa dengan Jurusan Peternakan?
Jurusan Agribisnis, Produksi Ternak, Teknologi Hasil Perikanan, Manajemen Bisnis Unggas, Teknologi Industri Pertanian, dan lainnya.
Sumber: https://www.gramedia.com/
Pertanian
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025
Sudah cukup banyak peternak sapi saat ini memanfaatkan teknologi modern untuk mendapatkan hasil ternak yang lebih berkualitas. Ya, dengan menerapkan sistem peternakan sapi moden, kualitas bagus dari produk sapi bisa didapatkan secara konsisten.
Belum lagi produksi yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan peternakan sapi secara tradisional. Seperti diketahui, daging sapi hingga saat ini menjadi sumber utama protein hewani bagi masyarakat kita. Tidak heran kalau masyarakat kita cukup banyak yang berprofesi sebagai peternak sapi.
Nah, beternak sapi dengan metode modern memiliki beberapa keunggulan yang sulit dicapai jika Anda menerapkan metode beternak sapi secara tradisional. Di bawah ini, kami informasikan sejumlah keunggulan menerapkan peternakan sapi modern. Tapi sebelumnya, Anda perlu tahu dulu nih ciri-ciri peternakan sapi modern.
Ciri-ciri peternakan sapi modern
Peternakan sapi modern adalah metode beternak sapi yang mengandalkan cara-cara dan teknologi modern. Pada umumnya, beternak sapi secara modern diterapkan di kawasan perkotaan dan negara maju, di berbagai daerah di Indonesia juga banyak kok yang menerapkan metode beternak ini.
Berikut ciri-ciri metode beternak sapi secara modern yang perlu Anda ketahui:
1. Menggunakan kandang atau ladang
Sapi yang diternak secara modern ditempatkan di kandang atau ladang. Hal ini berbeda dengan peternakan tradisional yang biasanya menempatkan sapi di lahan alami, seperti padang rumput untuk mencari makan sendiri.
Bukan tanpa tujuan, sapi yang diternak secara modern ditempatkan di kandang atau ladang. Tujuan utamanya yakni agar peternak lebih mudah melakukan perawatan dan pengawasan terhadap hewan ternak sapi yang dipeliharanya.
2. Diberi pakan buatan
Tentunya pakan yang diberikan oleh peternak harus memenuhi kebutuhan nutrisi sapi. Peternakan sapi tradisional lebih mengandalkan pakan alami seperti rumput dan dedaunan, yang mana sapi dibiarkan untuk mencarinya sendiri.
Sementara itu, sapi yang diternak secara modern lebih sering menggunakan pakan buatan. Pakan buatan ini biasanya terbuat dari bahan utama kedelai, jagung dan tepung tulang. Selain itu, sebenarnya masih banyak ‘racikan’ pakan buatan yang bagus dan bernutrisi tinggi untuk sapi.
3. Menggunakan teknologi modern
Hampir semua hal yang berkaitan dengan peternakan menggunakan peralatan-peralatan berteknologi modern. Penggunaan peralatan berteknologi modern ini, tentu saja, dapat mempermudah dan mempercepat proses ternak sapi.
Beberapa peralatan berteknologi modern yang biasa digunakan di antaranya mesin pengaduk sapi dan pengendali suhu kandang sapi. Sementara itu, peternakan sapi tradisional tidak mengandalkan peralatan-peralatan berteknologi canggih alias lebih sering mengandalkan tenaga manual.
Keunggulan Menerapkan Peternakan Sapi Modern
Sekarang Anda sudah tahu nih ciri-ciri metode beternak sapi secara modern. Selanjutnya Anda perlu mengetahui keunggulan dari menerapkan metode beternak ini, berikut di antaranya:
1. Menghasilkan produksi tinggi
Keunggulan menerapkan peternakan sapi modern yang pertama yakni dapat menghasilkan produksi yang lebih tinggi daripada peternakan sapi tradisional. Hal ini dikarenakan oleh penggunakan teknologi canggih yang dapat menunjang perawatan sapi secara optimal.
Dalam kata lain, produksi yang dihasilkan dari peternakan sapi tradisional cenderung lebih rendah dibandingkan peternakan sapi modern. Hal ini dikarenakan perawatan sapi masih mengandalkan tenaga manusia yang terbatas dan biayanya tinggi.
2. Menghasilkan sapi berkualitas
Sapi yang diternak dengan bantuan teknologi modern pasti berkualitas. Bahkan, kualitasnya dari waktu ke waktu akan selalu konsisten.
Hal ini berbeda dengan sapi yang diternak secara tradisional. Peternakan tradisional ini sering kali menghasilkan sapi yang kualitasnya bervariasi.
Pemberian pakan buatan yang bagus menjadi salah satu faktor sapi yang diternak secara modern berkualitas tinggi dan konsisten dari ke waktu. Jadi, di era saat ini, penting sekali sapi ternak diberikan pakan buatan bernutrisi tinggi.
3. Kesehatan sapi terjamin
Anda harus tahu bahwa kesehatan sapi yang diternak secara modern lebih terjamin. Ya, peternakan sapi modern pasti menerapkan standar kesehatan dan sanitasi yang tinggi. Sehingga, daging sapi termasuk juga susu yang diproduksi darinya pasti aman dikonsumsi.
Sementara itu, peternakan sapi tradisional cenderung kurang menerapkan standar kesehatan dan sanitasi dengan baik. Hal ini dapat meningkatkan risiko sapi terkena infeksi dan/atau penyakit. Sehingga, daging sapi termasuk susu yang diproduksi darinya mungkin saja kurang layak dikonsumsi.
Meski begitu, metode ternak sapi modern juga memiliki kekurangan. Anda juga perlu tahu nih kekurangan dari metode ternak ini.
Pertama, metode ternak sapi modern membutuhkan biaya yang lebih mahal dibandingkan metode ternak sapi secara tradisional. Hal ini dikarenakan oleh penggunaan sejumlah peralatan berteknologi tinggi secara intens untuk menunjang pertumbuhan sapi.
Kedua, metode ternak sapi modern membutuhkan lahan yang besar dan limbahnya cenderung lebih banyak dari sapi yang diternak secara tradisional. Ini bisa saja merugikan lingkungan di sekitar peternakan sapi karena adanya pencemaran air, pencemaran udara dan lainnya.
Itulah penjelasan tentang keunggulan menerapkan peternakan sapi modern. Semoga wawasan ini bermanfaat untuk Anda.
Sumber: https://www.kanjabung.com/
Pertanian
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025
Kontribusi sektor peternakan pada Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan publikasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) dilihat dari PDB triwulan atas dasar harga konstan tahun 2021-2022 yaitu berkontribusi sebesar Rp 167,63 triliun dan pada triwulan ke-1 2022 berkontribusi 46,06 triliun. Dari data tersebut bisa terlihat, pada kuartal I 2022 peternakan memberikan kontribusi 6,92% (year on year/yoy).
Masih dari sumber yang sama, tercatat bahwa Jawa Barat menduduki peringkat pertama sebagai perusahaan ternak besar dan kecil di Indonesia. Pada 2022 terdapat 22 perusahaan, meningkat 1 unit dibandingkan tahun 2021.
Apa itu Peternakan?
Menurut Wikipedia, peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan pemeliharaan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.
Secara umum, pasti kamu sudah tahu peran peternakan. Ya, yang paling banyak orang tahu yaitu memenuhi kebutuhan pangan khususnya protein hewani dan juga sumber pendapatan atau peluang kerja. Akan tetapi, masih ada peran lain dari peternakan seperti memenuhi usaha pertanian yang berkelanjutan dan perbaikan lingkungan hidup serta menghindari masyarakat dari kemiskinan.
Pada kenyataanya, peran untuk memenuhi kebutuhan pangan dari segi angka konsumsi daging di Indonesia masih rendah. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata konsumsi daging sapi/kerbau di Indonesia sebesar 0,009 kilogram (kg) per kapita per minggu selama periode 2017-2021.
Jenis-Jenis Peternakan
Jenis-jenis ternak di Indonesia terbagi kedalam beberapa kategori, di antaranya:
Yang tergolong dalam kategori ternak besar di antaranya sapi potong, sapi perah, kerbau, dan kuda. Menurut laporan Badan Pusat Statistik “Peternakan dalam Angka 2022” berikut angka terkait populasi ternak besar di Indonesia:
Yang tergolong dalam ternak kecil antara lain kambing, domba, dan babi. Untuk kambing dibedakan dalam 3 jenis antara lain kambing lokal, kambing asli, dan kambing import. Masih dari hasil riset Badan Pusat Statistik, berikut ini angka populasi untuk ternak kecil di Indonesia.
Ayam dan itik termasuk dalam kategori ternak unggas. Termasuk segala jenis ayam misalkan ayam petelur, ayam buras, dan pedaging. Pun begitu dengan itik misalkan itik manila.
Yang termasuk dalam aneka ternak di antaranya kelinci dan burung puyuh.
Ciri-Ciri Usaha Peternakan Indonesia
Jenis-jenis ternak bisa juga dikatakan sebagai ciri-ciri usaha peternakan dilihat dari populasinya. Ada lagi, ciri-ciri peternakan berdasarkan cara yang terjadi dari masa ke masa.
Peternakan tradisional adalah sistem pemeliharaan ternak yang telah digunakan selama berabad-abad. Cara ini ditandai dengan penggunaan metode berteknologi rendah dan fokus pada peternakan berkelanjutan. Sistem peternakan tradisional sering dijumpai di negara-negara berkembang, di mana mereka menjadi sumber makanan dan pendapatan penting bagi masyarakat pedesaan.
Adapun ciri-cirinya antara lain:
Salah satu bentuk peternakan yang dilakukan dalam skala kecil. Cara ini sering dilakukan oleh individu atau keluarga yang memelihara ternak untuk digunakan sendiri. Peternakan di halaman belakang atau backyard bisa menjadi cara yang berkelanjutan untuk menghasilkan makanan, tetapi penting untuk mempertimbangkan dengan hati-hati kebutuhan hewan dan dampaknya terhadap lingkungan.
Adapun ciri-ciri dari usaha peternakan backyard antara lain:
Bentuk peternakan yang dilakukan dalam skala besar. Ditandai dengan penggunaan metode teknologi tinggi dan fokus pada efisiensi. Sistem pertanian modern sering dijumpai di negara-negara maju, di mana mereka menjadi sumber makanan penting bagi sejumlah besar orang.
Peternakan Indonesia Berkembang Cepat
2018 lalu, Presiden Joko Widodo dalam acara “Indo Livestock” Pameran Peternakan yang diadakan di Jakarta menjelaskan bahwa komoditas peternakan Indonesia sudah banyak diekspor ke berbagai negara seperti Jepang, Vietnam, dan Malaysia. Selain itu, di bidang industri peternakan, ayam kampung sudah dapat menghasilkan sampai 100 ribu day old chicken (DOC).
Di bidang teknologi peternakan, inseminasi buatan dan transfer embrio di Indonesia sudah diakui oleh negara lain. Teknologi inseminasi buatan dan transfer embrio tersebut dapat meningkatkan rata-rata populasi ternak Indonesia sebesar 8 persen.
Terkait penyakit, peternakan di Indonesia belum sepenuhnya bebas dari penyakit misalkan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), hal ini bisa disiasati dengan memasifkan pelaksanaan vaksinasi, dan juga pendataan ternak.
Sumber: https://www.pasarmikro.id/
Pertanian
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025
Puluhan dokter hewan berkumpul di 1st Indonesia Animal Hospital and Clinic Expo 2017 (Inahex) yang dihelat di IPB International Center, kemarin (23/8). Selain memamerkan teknologi teranyar di dunia kedokteran hewan, hadir juga pemateri yang didatangkan langsung dari Jepang, Australia, dan Thailand.
Ketua Panitia Inahex 2017, Deni Noviana menuturkan, pameran peralatan kedokteran hewan ini merupakan yang pertama di Indonesia. Rencananya akan menjadi event rutin dua tahunan, sekaligus dies natalis IPB.
“Inisiasi awalnya, pertama, peralatan kedokteran hewan berkembang sangat pesat. Mungkin kita sudah biasa mendengar CT Scan dan MRI. Nah, kalau di luar negeri, peralatan canggih untuk hewan itu sudah biasa. Namun, di Indonesia kan masih awam,” jelas dia.
Apalagi, klinik hewan dan rumah sakit hewan di Indonesia makin banyak. di Bogor saja sudah ada RS Hewan IPB. Namun, di masing-masing rumah sakit hewan perlu standar yang baik. Sebab itu, di Inahex ini ada pemaparan soal standarisasi yang dilakukan klinik atau rumah sakit hewan. “Kegiatan ini juga merupakan pendidikan berkelanjutan. Ke depan, bukan hanya peralatan, melainkan juga teknik pengobatan terbaru kepada dokter hewan akan turut dipamerkan,” ucapnya.
Dia juga menekankan bahwa penanganan di rumah sakit hewan sangat berbeda dengan rumah sakit pada jamaknya. Pasalnya, ada yang disebut klinik mandiri, praktik bersama, rumah sakit hewan, dan rumah sakit hewan khusus. Nah, masing-masing tempat tersebut pasti memiliki standar khusus, yang berdampak ke alat. “Alatnya sudah ada sekarang, jadi, standar pelayanannya yang akan kita buat. Alat-alatnya sudah masuk di Indonesia dan telah memiliki izin,” ungkapnya.
Di Inahex 2017, ada 15 peralatan yang dipamerkan. Salah satunya berasal dari Jerman yang disebut dengan endoskopi. Teknologi ini fungsinya untuk memasukkan kamera ke dalam tubuh hewan tanpa harus melakukan pembedahan. “Di manusia sudah biasa, di hewan juga. Tapi, hanya dilakukan di rumah sakit hewan berskala besar. Hal itu tetap kita masyarakatkan dan perlu distandarkan soal endoskopi pada hewan ini,” cetusnya.
Sejatinya, teknologi endoskopi juga bisa untuk manusia. Namun, diyakininya endoskopi pada hewan jelas bukan modifikasi. Artinya, benar-benar diperuntukkan bagi hewan. Jadi, alatnya lebih mahal dibandingkan endoskopi pada manusia. “Untuk klinik hewan memang sedang berkembang dan pesat pertumbuhannya. Bukan hanya di Bogor. Seiring tingkat kepedulian masyarakat pada hewan yang juga meningkat,” urainya.
Sumber: https://www.radarbogor.id/