Puluhan dokter hewan berkumpul di 1st Indonesia Animal Hospital and Clinic Expo 2017 (Inahex) yang dihelat di IPB International Center, kemarin (23/8). Selain memamerkan teknologi teranyar di dunia kedokteran hewan, hadir juga pemateri yang didatangkan langsung dari Jepang, Australia, dan Thailand.
Ketua Panitia Inahex 2017, Deni Noviana menuturkan, pameran peralatan kedokteran hewan ini merupakan yang pertama di Indonesia. Rencananya akan menjadi event rutin dua tahunan, sekaligus dies natalis IPB.
“Inisiasi awalnya, pertama, peralatan kedokteran hewan berkembang sangat pesat. Mungkin kita sudah biasa mendengar CT Scan dan MRI. Nah, kalau di luar negeri, peralatan canggih untuk hewan itu sudah biasa. Namun, di Indonesia kan masih awam,” jelas dia.
Apalagi, klinik hewan dan rumah sakit hewan di Indonesia makin banyak. di Bogor saja sudah ada RS Hewan IPB. Namun, di masing-masing rumah sakit hewan perlu standar yang baik. Sebab itu, di Inahex ini ada pemaparan soal standarisasi yang dilakukan klinik atau rumah sakit hewan. “Kegiatan ini juga merupakan pendidikan berkelanjutan. Ke depan, bukan hanya peralatan, melainkan juga teknik pengobatan terbaru kepada dokter hewan akan turut dipamerkan,” ucapnya.
Dia juga menekankan bahwa penanganan di rumah sakit hewan sangat berbeda dengan rumah sakit pada jamaknya. Pasalnya, ada yang disebut klinik mandiri, praktik bersama, rumah sakit hewan, dan rumah sakit hewan khusus. Nah, masing-masing tempat tersebut pasti memiliki standar khusus, yang berdampak ke alat. “Alatnya sudah ada sekarang, jadi, standar pelayanannya yang akan kita buat. Alat-alatnya sudah masuk di Indonesia dan telah memiliki izin,” ungkapnya.
Di Inahex 2017, ada 15 peralatan yang dipamerkan. Salah satunya berasal dari Jerman yang disebut dengan endoskopi. Teknologi ini fungsinya untuk memasukkan kamera ke dalam tubuh hewan tanpa harus melakukan pembedahan. “Di manusia sudah biasa, di hewan juga. Tapi, hanya dilakukan di rumah sakit hewan berskala besar. Hal itu tetap kita masyarakatkan dan perlu distandarkan soal endoskopi pada hewan ini,” cetusnya.
Sejatinya, teknologi endoskopi juga bisa untuk manusia. Namun, diyakininya endoskopi pada hewan jelas bukan modifikasi. Artinya, benar-benar diperuntukkan bagi hewan. Jadi, alatnya lebih mahal dibandingkan endoskopi pada manusia. “Untuk klinik hewan memang sedang berkembang dan pesat pertumbuhannya. Bukan hanya di Bogor. Seiring tingkat kepedulian masyarakat pada hewan yang juga meningkat,” urainya.
Sumber: https://www.radarbogor.id/