Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025
Pendahuluan
Dalam era persaingan global yang semakin ketat, Supplier Relationship Management (SRM) menjadi aspek krusial dalam meningkatkan efisiensi pengadaan barang dan jasa, terutama di sektor publik. SRM memungkinkan organisasi menjalin hubungan yang lebih baik dengan pemasok, meningkatkan transparansi, dan mengoptimalkan kinerja rantai pasok.
Penelitian ini menelaah bagaimana SRM memengaruhi kinerja organisasi dalam pengadaan publik dengan fokus pada studi kasus di Namibia. Berdasarkan data dari 43 responden yang bekerja di sektor pengadaan publik, penelitian ini mengidentifikasi tantangan utama dalam SRM, strategi implementasi, serta dampaknya terhadap efektivitas operasional.
Tantangan dalam Implementasi SRM di Sektor Pengadaan Publik
1. Kurangnya Kepercayaan antara Organisasi dan Pemasok
2. Minimnya Integrasi Pemasok dalam Rantai Pasok
3. Ketiadaan Sistem Evaluasi dan Pelatihan Pemasok
4. Biaya Transaksi yang Tinggi dan Kurangnya Transparansi
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan sampel dari 50 pegawai sektor pengadaan publik, dan berhasil mengumpulkan data dari 43 responden. Data dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur dengan pertanyaan tertutup untuk mengukur efektivitas SRM dalam pengadaan publik. Analisis menggunakan metode statistik deskriptif untuk mengidentifikasi hubungan antara SRM dan kinerja organisasi.
Temuan Utama: Dampak SRM terhadap Kinerja Organisasi
1. SRM Berkontribusi pada Efisiensi Pengadaan Publik
✅ Penerapan SRM yang lebih baik dapat meningkatkan efisiensi rantai pasok hingga 20%.
✅ Kepercayaan antara organisasi dan pemasok meningkatkan kecepatan respons pengadaan.
✅ SRM berbasis data memungkinkan evaluasi pemasok yang lebih akurat.
2. Pengelolaan Pemasok yang Baik Mengurangi Biaya Transaksi
✅ Melalui SRM, biaya transaksi dapat dikurangi hingga 15%.
✅ Evaluasi berkala terhadap pemasok membantu mengidentifikasi inefisiensi dan mengurangi risiko rantai pasok.
3. Transparansi dan Pelacakan Digital Meningkatkan Akurasi Pengadaan
✅ Penerapan sistem pelacakan berbasis AI memungkinkan pengadaan yang lebih akurat.
✅ Organisasi yang memiliki sistem SRM yang kuat cenderung memiliki ketepatan waktu pengiriman barang yang lebih baik.
Studi Kasus: Implementasi SRM dalam Pengadaan Publik di Namibia
1. Dampak SRM terhadap Ketersediaan Barang di Sektor Kesehatan
2. Pengurangan Biaya Operasional melalui SRM
3. Meningkatkan Kepuasan Pemasok dan Efisiensi Pengadaan
Rekomendasi untuk Peningkatan SRM di Pengadaan Publik
1. Meningkatkan Kepercayaan dan Komitmen antara Organisasi dan Pemasok
✅ Membangun sistem SRM berbasis transparansi dan komunikasi terbuka.
✅ Menerapkan kontrak jangka panjang untuk pemasok yang memiliki kinerja baik.
2. Meningkatkan Integrasi Digital dalam Rantai Pasok
✅ Menggunakan AI dan IoT untuk melacak status pengadaan barang secara real-time.
✅ Menerapkan sistem evaluasi otomatis untuk meningkatkan akurasi pemantauan pemasok.
3. Menerapkan Pelatihan dan Evaluasi Pemasok secara Berkala
✅ Memberikan insentif bagi pemasok yang meningkatkan kinerja mereka berdasarkan evaluasi SRM.
✅ Membangun sistem umpan balik dua arah antara organisasi dan pemasok.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Supplier Relationship Management (SRM) yang efektif dapat meningkatkan kinerja organisasi dalam pengadaan publik.
Dengan strategi yang tepat, SRM dapat meningkatkan efisiensi operasional, memperkuat hubungan dengan pemasok, dan memastikan kelancaran rantai pasok dalam sektor pengadaan publik.
Sumber Artikel: Asa Romeo Asa, Narikutuke Naruses, Johanna Pangeiko Nautwima, Diana Tsoy. (2023). Supplier Relationship Management and Organizational Performance: A Focus on Public Procurement. International Journal of Management Science and Business Administration, 9(6), 19-28.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025
Pendahuluan
Dalam dunia bisnis modern, manajemen hubungan pemasok atau Supplier Relationship Management (SRM) menjadi strategi penting dalam mengelola rantai pasok. SRM bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, mengoptimalkan integrasi pemasok, dan mengurangi risiko rantai pasok.
Penelitian ini membahas implementasi SRM dalam industri teknik global melalui studi kasus pada sebuah perusahaan teknik internasional di Denmark. Dengan menggunakan metode longitudinal case study, penelitian ini menganalisis strategi integrasi pemasok dari sistem lokal ke global, serta bagaimana perusahaan dapat menerapkan SRM untuk meningkatkan kinerja pemasok dan membangun hubungan bisnis yang lebih kuat.
Tantangan dalam Implementasi SRM di Industri Teknik Global
1. Kompleksitas Integrasi Pemasok Global
2. Ketidakseimbangan antara Globalisasi dan Kebutuhan Lokal
3. Tantangan dalam Pengurangan Jumlah Pemasok
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus longitudinal yang dilakukan dari Maret 2019 hingga Juli 2022 di sebuah perusahaan teknik global. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan manajer rantai pasok, analisis dokumen internal, dan observasi langsung dalam implementasi SRM. Analisis menggunakan model kualitatif dengan metode grounded theory untuk memahami pola hubungan pemasok dan dampaknya terhadap kinerja rantai pasok.
Hasil Penelitian: Strategi Implementasi SRM yang Efektif
1. Integrasi Basis Pemasok dari Sistem Lokal ke Global
2. Peningkatan Kinerja Pemasok melalui SRM
3. Pengurangan Risiko Operasional dan Efisiensi Biaya
Studi Kasus: Implementasi SRM dalam Industri Teknik Global
1. Pengurangan Jumlah Pemasok secara Bertahap
2. Penggunaan Dashboard Performa untuk Evaluasi Pemasok
3. Peningkatan Hubungan Jangka Panjang dengan Pemasok Strategis
Rekomendasi untuk Meningkatkan Implementasi SRM
1. Optimalisasi Strategi Pengelolaan Pemasok
2. Penggunaan Teknologi untuk Meningkatkan Transparansi
3. Membangun Kemitraan Jangka Panjang dengan Pemasok
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi SRM yang efektif dapat meningkatkan efisiensi rantai pasok dalam industri teknik global. Strategi supplier prioritization lebih efektif dibandingkan metode pemangkasan pemasok secara langsung. Penggunaan sistem evaluasi berbasis data meningkatkan transparansi dan akurasi pengelolaan pemasok. Hubungan jangka panjang dengan pemasok strategis menghasilkan efisiensi biaya dan ketahanan rantai pasok yang lebih baik.
Dengan menerapkan SRM yang terstruktur dan berbasis teknologi, perusahaan teknik global dapat mengoptimalkan hubungan dengan pemasok dan menciptakan rantai pasok yang lebih tangguh serta efisien.
Sumber Artikel: Andersen, Bjørn Skjønning. (2022). Implementing Supplier Relationship Management in the Global Engineering Industry. Technical University of Denmark.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025
Pendahuluan
Organisasi Big Science (BSOs) seperti CERN dan Hubble Space Telescope memainkan peran penting dalam inovasi ilmiah dan teknologi. Namun, apakah pemasok yang bekerja dengan BSOs benar-benar mendapatkan keuntungan dari hubungan ini? Studi oleh Xin Weng (2021) dari Uppsala University mengeksplorasi nilai yang dirasakan pemasok (Supplier-Perceived Value/SPV) dalam hubungan mereka dengan BSOs.
Penelitian ini membahas manfaat inovasi, peluang pasar, serta tantangan yang dihadapi pemasok dalam memenuhi standar tinggi organisasi sains besar. Dengan analisis data dari 38 pemasok Big Science di Swedia, penelitian ini memberikan wawasan penting bagi perusahaan yang ingin terlibat dalam proyek-proyek ilmiah besar.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif berbasis survei dengan 38 pemasok Big Science di Swedia sebagai responden. Analisis dilakukan menggunakan multiple regression dan independent t-test, untuk mengevaluasi hubungan antara fungsi SRM dan nilai yang dirasakan oleh pemasok.
Temuan Utama
1. Hubungan dengan BSOs Meningkatkan Nilai Pasar dan Reputasi Pemasok
2. Manfaat Inovasi dan Pengembangan Produk
3. Proses Produksi dan Manajemen Kualitas Pemasok Mengalami Perubahan Signifikan
4. Tantangan dalam Hubungan Pemasok dengan BSOs
Meskipun banyak keuntungan, penelitian ini menemukan beberapa tantangan utama:
Analisis dan Implikasi
Penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan dengan BSOs dapat memberikan keuntungan dalam hal reputasi, inovasi, dan peningkatan kualitas produk, tetapi pemasok perlu memahami bahwa keuntungan finansial langsung sering kali terbatas.
Beberapa strategi yang dapat dilakukan pemasok untuk memaksimalkan manfaat dari hubungan dengan BSOs meliputi:
Kesimpulan
Supplier Relationship Management (SRM) dalam organisasi Big Science dapat meningkatkan reputasi pemasok, mendorong inovasi, serta meningkatkan kualitas produksi. Namun, pemasok harus menghadapi tantangan seperti biaya adaptasi tinggi dan kurangnya kesinambungan kontrak. Oleh karena itu, pemasok perlu mengembangkan strategi jangka panjang untuk memaksimalkan manfaat dari hubungan dengan BSOs dan mendiversifikasi produk mereka untuk pasar lain.
Sumber Asli:
Xin Weng (2021). Supplier-Perceived Value in Big-Science-Supplier Relationships – What Can Suppliers Gain from Delivering to Big-Science Organizations?. Uppsala University.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025
Pendahuluan
Dalam era persaingan bisnis yang semakin ketat, efektivitas rantai pasokan menjadi faktor utama keberhasilan perusahaan. Supplier Relationship Management (SRM) telah terbukti meningkatkan keandalan pengiriman, mengurangi biaya, mendukung inovasi, dan mengelola risiko. Namun, implementasi SRM tidak selalu seragam di semua industri. Studi ini membandingkan bagaimana berbagai perusahaan industri di Finlandia menerapkan SRM, menyoroti perbedaan praktik, nilai yang diciptakan, serta tantangan yang dihadapi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif, dengan data dari empat perusahaan lintas sektor melalui wawancara semi-terstruktur. Analisis ini memberikan wawasan penting bagi perusahaan yang ingin meningkatkan strategi manajemen pemasok mereka.
Metodologi Penelitian
Studi ini mengumpulkan data melalui wawancara dengan delapan karyawan dari empat perusahaan industri yang berbeda di Finlandia. Sektor yang diteliti meliputi industri logam, elektronik, dan makanan. Data dianalisis menggunakan pendekatan content analysis untuk mengidentifikasi pola dalam praktik SRM, faktor penciptaan nilai, serta hambatan yang dihadapi perusahaan.
Temuan Utama
1. Perbedaan Praktik SRM di Berbagai Sektor
Setiap industri memiliki pendekatan yang berbeda dalam mengelola pemasok:
2. Faktor-Faktor Penciptaan Nilai dalam SRM
Penelitian mengidentifikasi beberapa faktor utama yang menciptakan nilai dalam hubungan dengan pemasok:
3. Tantangan dalam Implementasi SRM
Meskipun SRM membawa manfaat besar, terdapat beberapa hambatan yang dihadapi perusahaan:
Analisis dan Implikasi
Temuan studi ini menunjukkan bahwa SRM bukan sekadar proses administratif, tetapi strategi bisnis yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Perusahaan yang menerapkan pendekatan berbasis data, membangun hubungan jangka panjang, dan mengadopsi teknologi digital mampu mengoptimalkan rantai pasokan mereka dengan lebih efektif.
Bagi industri yang masih menghadapi tantangan dalam implementasi SRM, berinvestasi dalam digitalisasi, meningkatkan transparansi komunikasi, dan mengadopsi strategi segmentasi pemasok dapat membantu mengatasi hambatan yang ada.
Rekomendasi untuk Optimalisasi SRM
Kesimpulan
Supplier Relationship Management (SRM) memainkan peran krusial dalam meningkatkan efisiensi, inovasi, dan stabilitas rantai pasokan di berbagai sektor industri di Finlandia. Studi ini menunjukkan bahwa setiap industri memiliki pendekatan unik dalam SRM, tergantung pada kebutuhan dan tantangan spesifiknya.
Untuk mencapai keunggulan kompetitif, perusahaan perlu mengoptimalkan strategi SRM mereka melalui digitalisasi, evaluasi pemasok yang lebih efektif, dan penguatan hubungan jangka panjang dengan mitra strategis. Dengan menerapkan rekomendasi dari studi ini, industri di Finlandia dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar global.
Sumber Asli: Siiri Leppänen (2023). Examining and Comparing Supplier Relationship Management Practices in Industrial Companies Across Sectors in Finland. Lappeenranta–Lahti University of Technology LUT.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025
Pendahuluan
Dalam lingkungan bisnis global yang kompetitif, manajemen rantai pasokan yang efektif menjadi kunci kesuksesan perusahaan. Salah satu faktor penting dalam rantai pasokan adalah Supplier Relationship Management (SRM), yang berfokus pada kolaborasi antara perusahaan dan pemasok untuk meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing.
Penelitian ini mengkaji bagaimana kolaborasi pemasok memengaruhi kinerja perusahaan melalui lean manufacturing dan pengendalian inventaris, dengan fokus pada industri manufaktur di Pulau Jawa, Indonesia. Studi ini memberikan wawasan bagi perusahaan tentang strategi SRM yang optimal untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei terhadap 88 perusahaan manufaktur di sektor bahan kimia dan mineral non-logam di Jawa. Data dianalisis menggunakan structural equation modeling (SEM) dengan software SmartPLS untuk menguji hubungan antara kolaborasi pemasok, lean manufacturing, pengendalian inventaris, dan kinerja perusahaan.
Temuan Utama
1. Kolaborasi Pemasok Berdampak Positif terhadap Kinerja Perusahaan
2. Lean Manufacturing Tidak Secara Langsung Meningkatkan Kinerja Perusahaan
3. Pengendalian Inventaris sebagai Mediator Kunci
4. Integrasi Lean Manufacturing dan Pengendalian Inventaris Optimal
5. Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kolaborasi Pemasok
Implikasi dan Strategi Optimal untuk Perusahaan
Penelitian ini menunjukkan bahwa kolaborasi pemasok yang efektif, jika didukung oleh strategi pengendalian inventaris yang kuat, dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara signifikan.
Beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan:
Kesimpulan
Kolaborasi pemasok terbukti memiliki dampak positif terhadap kinerja perusahaan, tetapi manfaatnya akan lebih optimal jika digabungkan dengan strategi pengendalian inventaris yang kuat.
Lean manufacturing sendiri tidak memiliki dampak langsung yang signifikan terhadap kinerja perusahaan, tetapi berperan dalam meningkatkan efektivitas pengendalian inventaris.
Untuk meningkatkan daya saing, perusahaan perlu mengintegrasikan SRM dengan digitalisasi rantai pasokan, meningkatkan transparansi dengan pemasok, serta menerapkan strategi lean manufacturing dan kontrol inventaris yang lebih efektif.
Sumber : Dherma Riofiandi, Zeplin Jiwa Husada Tarigan (2022). The Effect of Supplier Collaboration on Company Performance through Lean Manufacture and Inventory Control. Petra Christian University.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025
Pendahuluan
Procurement atau pengadaan memiliki peran krusial dalam mendukung kinerja organisasi, baik di sektor publik maupun swasta. Pengadaan mencakup hingga 18,42% dari Produk Domestik Bruto (PDB) global dan menyumbang sekitar 70% dari total pengeluaran organisasi. Meskipun penting, banyak perusahaan masih menghadapi tantangan dalam meningkatkan efisiensi pengadaan, terutama dalam menjaga hubungan jangka panjang dengan pemasok.
Studi ini, yang dilakukan oleh Honest F. Kimario, Leonada R. Mwagike, dan Alex R. Kira, meneliti bagaimana kepercayaan, komitmen, dan komunikasi dalam hubungan pembeli-pemasok berpengaruh terhadap kinerja pengadaan. Dengan fokus pada perusahaan manufaktur di Tanzania, penelitian ini memberikan wawasan tentang strategi optimal dalam membangun hubungan pemasok yang efektif.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan analisis sintesis kualitatif dengan pendekatan homotetik, serta didukung oleh teori Transaction Cost Economics dan Resource Dependence Theory. Data dikumpulkan dari berbagai studi empiris dan dianalisis berdasarkan empat tema utama dalam hubungan pembeli-pemasok.
Temuan Utama
1. Kepercayaan sebagai Faktor Utama dalam Hubungan Pembeli-Pemasok
2. Peran Komitmen dalam Memperkuat Hubungan Jangka Panjang
3. Komunikasi yang Efektif sebagai Katalisator Kinerja Pengadaan
4. Tantangan dalam Meningkatkan Hubungan Pembeli-Pemasok
Meskipun manfaat hubungan pembeli-pemasok telah terbukti, penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa hambatan utama:
Implikasi dan Strategi Optimal
Berdasarkan temuan penelitian, ada beberapa strategi utama yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hubungan pembeli-pemasok dan kinerja pengadaan:
1. Meningkatkan Transparansi melalui Digitalisasi
2. Membangun Komitmen Jangka Panjang dengan Pemasok Strategis
3. Meningkatkan Komunikasi dan Kolaborasi dengan Pemasok
4. Diversifikasi Pemasok untuk Mengurangi Risiko Pasokan
Kesimpulan
Studi ini membuktikan bahwa hubungan pembeli-pemasok yang dikelola dengan baik dapat meningkatkan kinerja pengadaan secara signifikan. Kepercayaan, komitmen, dan komunikasi adalah faktor utama yang memengaruhi efektivitas hubungan pembeli-pemasok.
Untuk meningkatkan efisiensi pengadaan, perusahaan harus mengadopsi teknologi digital, memperkuat hubungan jangka panjang dengan pemasok strategis, serta menerapkan komunikasi yang lebih terbuka dan kolaboratif. Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat meminimalkan risiko dalam rantai pasokan, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan daya saing di pasar global.
Sumber Asli:
Honest F. Kimario, Leonada R. Mwagike, Alex R. Kira (2021). Buyer-Supplier Relationships and Its Influence on the Procurement Performance: Insights from Empirical Analysis. Journal of Co-operative and Business Studies (JCBS).