Pendahuluan
Dalam era persaingan global yang semakin ketat, Supplier Relationship Management (SRM) menjadi aspek krusial dalam meningkatkan efisiensi pengadaan barang dan jasa, terutama di sektor publik. SRM memungkinkan organisasi menjalin hubungan yang lebih baik dengan pemasok, meningkatkan transparansi, dan mengoptimalkan kinerja rantai pasok.
Penelitian ini menelaah bagaimana SRM memengaruhi kinerja organisasi dalam pengadaan publik dengan fokus pada studi kasus di Namibia. Berdasarkan data dari 43 responden yang bekerja di sektor pengadaan publik, penelitian ini mengidentifikasi tantangan utama dalam SRM, strategi implementasi, serta dampaknya terhadap efektivitas operasional.
Tantangan dalam Implementasi SRM di Sektor Pengadaan Publik
1. Kurangnya Kepercayaan antara Organisasi dan Pemasok
- Hanya 43% responden yang menyatakan adanya kepercayaan antara pembeli dan pemasok.
- 37% responden merasa komitmen dalam hubungan pembeli-pemasok masih lemah.
- Rendahnya kepercayaan ini menyebabkan kurangnya transparansi dan ketidakefektifan komunikasi.
2. Minimnya Integrasi Pemasok dalam Rantai Pasok
- 70% responden menyatakan bahwa integrasi pemasok dalam rantai pasok masih kurang optimal.
- Hanya 10% responden yang setuju bahwa pemasok telah terintegrasi sepenuhnya dalam proses pengadaan.
- Integrasi yang buruk menyebabkan inefisiensi dalam distribusi barang dan keterlambatan pengiriman.
3. Ketiadaan Sistem Evaluasi dan Pelatihan Pemasok
- 67% responden menyatakan bahwa tidak ada program pelatihan dan umpan balik untuk pemasok.
- Hanya 10% responden yang merasa bahwa pemasok mendapatkan dukungan yang cukup dari organisasi.
- Tanpa evaluasi berkala, kualitas pemasok sulit untuk ditingkatkan.
4. Biaya Transaksi yang Tinggi dan Kurangnya Transparansi
- 50% responden menyebut biaya transaksi yang tinggi sebagai hambatan utama dalam rantai pasok.
- 40% responden menyatakan bahwa pemasok seringkali menerapkan praktik bisnis yang oportunistik.
- Kurangnya transparansi menyebabkan pembengkakan biaya dan ketidakefisienan dalam pengadaan.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan sampel dari 50 pegawai sektor pengadaan publik, dan berhasil mengumpulkan data dari 43 responden. Data dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur dengan pertanyaan tertutup untuk mengukur efektivitas SRM dalam pengadaan publik. Analisis menggunakan metode statistik deskriptif untuk mengidentifikasi hubungan antara SRM dan kinerja organisasi.
Temuan Utama: Dampak SRM terhadap Kinerja Organisasi
1. SRM Berkontribusi pada Efisiensi Pengadaan Publik
✅ Penerapan SRM yang lebih baik dapat meningkatkan efisiensi rantai pasok hingga 20%.
✅ Kepercayaan antara organisasi dan pemasok meningkatkan kecepatan respons pengadaan.
✅ SRM berbasis data memungkinkan evaluasi pemasok yang lebih akurat.
2. Pengelolaan Pemasok yang Baik Mengurangi Biaya Transaksi
✅ Melalui SRM, biaya transaksi dapat dikurangi hingga 15%.
✅ Evaluasi berkala terhadap pemasok membantu mengidentifikasi inefisiensi dan mengurangi risiko rantai pasok.
3. Transparansi dan Pelacakan Digital Meningkatkan Akurasi Pengadaan
✅ Penerapan sistem pelacakan berbasis AI memungkinkan pengadaan yang lebih akurat.
✅ Organisasi yang memiliki sistem SRM yang kuat cenderung memiliki ketepatan waktu pengiriman barang yang lebih baik.
Studi Kasus: Implementasi SRM dalam Pengadaan Publik di Namibia
1. Dampak SRM terhadap Ketersediaan Barang di Sektor Kesehatan
- Sebelum implementasi SRM, keterlambatan pengiriman obat mencapai 30%.
- Setelah SRM diterapkan, keterlambatan berkurang menjadi 15% dalam satu tahun.
- Program evaluasi pemasok berhasil meningkatkan akurasi pengiriman obat hingga 25%.
2. Pengurangan Biaya Operasional melalui SRM
- Organisasi yang menerapkan SRM mencatat penghematan biaya pengadaan hingga 12%.
- Evaluasi pemasok berbasis kinerja memungkinkan negosiasi harga yang lebih kompetitif.
3. Meningkatkan Kepuasan Pemasok dan Efisiensi Pengadaan
- Setelah menerapkan SRM, 80% pemasok menyatakan kepuasan lebih tinggi terhadap sistem pengadaan.
- Organisasi yang memiliki hubungan baik dengan pemasok mengalami peningkatan efisiensi distribusi sebesar 18%.
Rekomendasi untuk Peningkatan SRM di Pengadaan Publik
1. Meningkatkan Kepercayaan dan Komitmen antara Organisasi dan Pemasok
✅ Membangun sistem SRM berbasis transparansi dan komunikasi terbuka.
✅ Menerapkan kontrak jangka panjang untuk pemasok yang memiliki kinerja baik.
2. Meningkatkan Integrasi Digital dalam Rantai Pasok
✅ Menggunakan AI dan IoT untuk melacak status pengadaan barang secara real-time.
✅ Menerapkan sistem evaluasi otomatis untuk meningkatkan akurasi pemantauan pemasok.
3. Menerapkan Pelatihan dan Evaluasi Pemasok secara Berkala
✅ Memberikan insentif bagi pemasok yang meningkatkan kinerja mereka berdasarkan evaluasi SRM.
✅ Membangun sistem umpan balik dua arah antara organisasi dan pemasok.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Supplier Relationship Management (SRM) yang efektif dapat meningkatkan kinerja organisasi dalam pengadaan publik.
- Penerapan SRM dapat mengurangi keterlambatan pengiriman dari 30% menjadi 15%.
- Biaya transaksi turun hingga 15% dengan sistem SRM yang lebih terstruktur.
- Evaluasi pemasok berbasis kinerja meningkatkan akurasi pengiriman barang hingga 25%.
Dengan strategi yang tepat, SRM dapat meningkatkan efisiensi operasional, memperkuat hubungan dengan pemasok, dan memastikan kelancaran rantai pasok dalam sektor pengadaan publik.
Sumber Artikel: Asa Romeo Asa, Narikutuke Naruses, Johanna Pangeiko Nautwima, Diana Tsoy. (2023). Supplier Relationship Management and Organizational Performance: A Focus on Public Procurement. International Journal of Management Science and Business Administration, 9(6), 19-28.