Pendidikan

Pengangguran Terbuka di Sumbar Didominasi Lulusan SMK

Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 10 Februari 2025


Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) mencatat bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi Sumatra Barat didominasi tamatan dari sekolah menengah kejuruan (SMK). Kepala BPS Sumbar Sugeng Arianto menyampaikan hasil Sakernas Februari 2024 itu menunjukkan kalau TPT di Sumbar sebesar 5,79% ini mengalami penurunan sebesar 0,11% poin dibandingkan Februari 2023.

"Jadi bila diperinci berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh angkatan kerja, TPT tertinggi adalah dari tamatan SMK yaitu sebesar 7,99%," katanya dikutip dari data resmi BPS. Sementara TPT yang paling rendah adalah pada pendidikan sekolah dasar (SD) ke bawah yaitu sebesar 3,57%. Bila dibandingkan Februari 2023, penurunan TPT paling tinggi terjadi pada kategori pendidikan SMK yang turun 3,03% poin menjadi sebesar 7,99%.

"Sedangkan kenaikan terbesar pada kategori pendidikan SMA yang naik 1,80% poin menjadi 7,89%," ujarnya. BPS menyampaikan untuk penduduk usia kerja mengalami tren yang cenderung meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk di Provinsi Sumbar. Dimana untuk penduduk usia kerja pada Februari 2024 sebanyak 4,38 juta orang, naik sebanyak 93,53 ribu orang dibanding Februari 2023.

Sebagian besar penduduk usia kerja merupakan angkatan kerja sebanyak 3,09 juta orang (70,44%), sisanya termasuk bukan angkatan kerja. Komposisi angkatan kerja pada Februari 2024 terdiri dari 2,91 juta orang penduduk yang bekerja dan 178,84 ribu orang pengangguran. Apabila dibandingkan Februari 2023 jumlah angkatan kerja meningkat sebanyak 86,78 ribu orang.

"Dengan demikian penduduk bekerja naik sebanyak 84,91 ribu orang dan pengangguran naik sebanyak 1,87 ribu orang," jelasnya. Dari kondisi itu melihat pada TPT perempuan sebesar 5,96%, lebih tinggi dibanding TPT laki-laki yang sebesar 5,68%. Jika dibandingkan Februari 2023, baik TPT laki-laki maupun TPT perempuan mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,12% dan 0,08% poin.

Selain itu apabila dilihat menurut daerah tempat tinggal, TPT perkotaan 7,55% lebih tinggi hampir dua kali TPT di daerah perdesaan 3,98%. Namun dibandingkan Februari 2023, TPT perkotaan dan perdesaan mengalami penurunan masing-masing 0,45% dan 0,03% poin. "Jadi pengangguran terbuka itu paling besar di perkotaan. Kenapa di pedesaan lebih kecil, karena dari segi lapangan kerjanya itu, yang dominan adalah sebagai petani," ungkap dia.

Sugeng menjelaskan melihat pada lapangan pekerjaan, adapun pekerjaan yang menyerap tenaga kerja paling banyak di Sumbar adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan yaitu sebesar 29,27%. Kemudian di perdagangan besar dan eceran sebesar 22,81% dan akomodasi dan makan minum sebesar 8,54%.

Dibandingkan Februari 2023, terjadi pergantian sektor ketiga terbesar yang sebelumnya adalah sektor industri pengolahan, menjadi sektor akomodasi makan dan minum pada Februari 2024. Tiga kategori lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja terbesar jika dibandingkan dengan Februari 2023 adalah perdagangan besar dan eceran 2,98% poin.

Serta untuk pertanian, kehutanan, dan perikanan 0,91 % poin, dan untuk konstruksi 0,53%. "Ada tiga lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan penyerapan tenaga kerja terbesar adalah jasa lainnya, industri pengolahan, dan akomodasi dan makan minum," jelas Sugeng.

Kemudian untuk tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Sumbar pada Februari 2024, Sugeng menyampaikan TPAK sebesar 70,44%, naik 0,48% poin dibanding Februari 2023. Berdasarkan jenis kelamin, TPAK laki-laki sebesar 83,11%, lebih tinggi dibanding TPAK perempuan yang sebesar 57,71%. Apabila dibandingkan Februari 2023, TPAK laki-laki mengalami peningkatan 1,77% poin, sedangkan TPAK perempuan mengalami penurunan 0,81% poin.

Sumber: sumatra.bisnis.com

 

Selengkapnya
Pengangguran Terbuka di Sumbar Didominasi Lulusan SMK

Pendidikan

Pengamat Ketenagakerjaan: Lulusan SMA dan SMK Paling Banyak Menganggur

Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 10 Februari 2025


 Peneliti dan Pengamat Ketenagakerjaan Tadjuddin Noer Effendi mengungkapkan, berdasarkan hasil kajiannya, tingkat pengangguran yang paling banyak di Indonesia berasal dari lulusan SMA dan SMK.

Dia bilang, meskipun lulusan SMK dalam pendidikannya diharapkan bisa langsung bekerja lantaran sudah dibekali dengan ilmu praktik lapangan, namun belum berdampak ketika dilepas secara profesional.

“Pengangguran kita paling banyak dari sekolah menengah baik SMA dan SMK yang diharapkan bisa bekerja sesusah lulus itu justru yang paling besar juga tingkat penganggurannya,” ujarnya dalam diskusi Pemilu 2024: Strategi Perluas Lapangan Kerja yang disiarkan FMB 9 Kominfo secara virtual. 

Menurut dia, masih kurangnya gelontoran investasi luar negeri ke Indonesia menjadi salah satu faktor minimnya penyerapan tenaga kerja dan ketersediaan lowongan pekerjaan. Dia mencontohkan, di tahun 2019, China pernah merelokasikan sebanyak 25 industri perusahaannya ke Asia. Dari total itu ada 23 industri yang dibuka di Vietnam, 1 di Malaysia dan 1 sisanya di Thailand.

Sementara Indonesia tidak menjadi negara tujuan. Padahal kesempatan itu bisa dimanfaatkan untuk membuka banyak lapangan kerja di Tanah Air. Ternyata setelah diselidiki alasan mengapa China enggan membuka usaha industrinya di Indonesia adalah lantaran sulitnya mengurus izin, kondisi politik tidak stabil, hingga kompetensi sumber daya manusianya yang tidak memadai.

Oleh sebab itu dia berharap, pemerintah bisa hadir dalam menuntaskan persoalan itu. “Karena kalau semakin banyak lulusan SMA atau SMK tapi tindakan di lapangan pekerjaan yang tersedia, kita tertinggal. Kalau kita tidak tidak mencari jalan keluar, tidak ada investasi, ya tidak ada lapangan kerja yang terbuka,” jelas dia.

Sebelumnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka per Agustus 2023 sebesar 5,32 persen. Artinya, angka pengangguran turun 0,54 persen dibandingkan Agustus 2022. Data tersebut juga menunjukkan angka pengangguran menurun 0,13 persen dibandingkan Februari 2023. Total pengangguran terbuka per Agustus 2023 sebanyak 7,86 juta orang, turun sekitar 560.000 orang dibandingkan dengan Agustus 2022.

Jumlah pengangguran terbuka di Indonesia pada Agustus 2022 mencapai 8,4 juta orang atau sekitar 6 persen dari angkatan kerja, yang jumlahnya 143 juta. Kemudian pada 27 November 2023, penurunan jumlah pengangguran disebabkan berkurangnya tingkat pengangguran di kalangan berpendidikan rendah dan menengah.

Sementara, tingkat pengangguran di kalangan berpendidikan tinggi atau berkuliah justru bertambah. Tingkat pengangguran pada kelompok yang pendidikan terakhirnya tamat SD dan SMP turun sekitar masing-masing 1 persen dibandingkan dengan setahun yang lalu. Penurunan pada kelompok yang pendidikan terakhirnya SMA angkanya lebih rendah, yakni 0,4 persen. Sedangkan pada kelompok pendidikan diploma, pengangguran meningkat 0,2 persen dan pada kelompok pendidikan terakhirnya sarjana universitas. 

Sumber: money.kompas.com
 

Selengkapnya
Pengamat Ketenagakerjaan: Lulusan SMA dan SMK Paling Banyak Menganggur

Pendidikan

Masalah Pengangguran jadi Kenyataan Pahit Lulusan SMK di Indonesia

Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 10 Februari 2025


Lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) diharapkan dapat memiliki keterampian dan keahlian khusus sehingga mereka bisa lebih cepat mendapatkan pekerjaan setelah menyelesaikan studi. Namun kenyataannya, angka pengangguran di Indonesia didominasi oleh lulusan SMK. Sebaliknya, angka pekerja di Indonesia lebih banyak diisi para lulusan SD.

Mengutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), SMK merupakan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain sederajat. Tujuan pendidikan di SMK adalah membentuk lulusan yang siap memasuki dunia kerja, dipekerjakan, atau sebagai wiraswasta.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, ada 219.485 sekolah di Indonesia pada tahun ajaran 2022/2023. Dari angka tersebut ada 14.265 SMK, yang artinya naik tipis 0,46 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 14.199 unit.

Ketidakselarasan pelajaran dengan kebutuhan

Lulusan SMK diharapkan mampu bersaing dalam mendapatkan pekerjaan. Namun kenyataan berkata sebaliknya. Menurut data BPS sampai Februari 2023 terdapat 7,99 juta pengangguran di Indonesia. Pengangguran tertinggi masih lulusan SMK sebesar 9.60 persen, sedangkan lulusan SMA 7,69 persen.

Tahun 2021, lulusan SMK tertinggi menyumbang 11,45 persen dari total 7,99 juta pengangguran di Indonesia. Tahun 2023 turun menjadi 9,60 persen. Artinya selama dua tahun terakhir upaya pemerintah menggenjot pendidikan vokasi hanya berhasil mengurangi 1,85 persen pengangguran SMK.

Menurut Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Anindito Aditomo mengatakan banyaknya angka pengangguran dari lulusan SMK disebabkan multifaktor. Pertama adalah ketersediaan lapangan kerja itu sendiri. Diakui Anindito pandemi COVID-19 berdampak pada ekonomi, tapi selain itu ketidakselaran antara pendidikan di sekolah dan kebutuhan dunia kerja juga menjadi faktor penyebab.

“Dari sisi pendidikannya sendiri masih ada miss match, ketidakselarasan. Jadi masih tidak nyambung apa yang dipelajari di SMK dengan apa yang dibutuhkan di dunia kerja,” kata Anindito.

Angka tenaga kerja lulusan SD tinggi

Di sisi lain, Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim menyayangkan ketiga calon presiden yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo tidak menyentuh isu tersebut dalam Debat Kelima Pilpres 2024. Padahal debat pamungkas itu mengangkat tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, serta kesejahteraan sosial dan inklusi.

“Menyimak debat Capres isu pendidikan, P2G menilai belum menyentuh persoalan fundamental pendidikan nasional,” katanya Satriwan.

BPS menunjukan sampai tahun 2023 secara bertingkat angkatan kerja lulusan SD 39,76 persen, lulusan SMA 19,18 persen, lulusan SMP 18,24 persen, sisanya lulusan Perguruan Tinggi D1-3 2,20 persen dan D4, S1,S2,S3 sebesar  9,13 persen. Ini artinya produktivitas tenaga kerja Indonesia masih dihasilkan lulusan SD.

“Kenapa keterserapan angkatan kerja lulusan SD masih dominan? Mestinya makin tinggi jenjangnya, maka makin besar angkatan kerjanya. Ini seharusnya bisa dijawab dalam Debat Capres, tapi tidak disentuh,” ucap Satriwan lagi.

Sementara itu, menurut Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan Dita Indah Sari mengatakan ini menjadi tantangan pemerintah dalam mengatasi pengangguran intelektual yang sekarang marak terjadi di Indonesia.

Sumber: voi.id

Selengkapnya
Masalah Pengangguran jadi Kenyataan Pahit Lulusan SMK di Indonesia

Pendidikan

Dukung Pendidikan SMK, Astra Motor Kalbar Menjadi Guru Tamu

Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 10 Februari 2025


Astra Motor selaku Main Dealer Region Kalimantan Barat berupaya untuk memberikan dukungan terhadap dunia Pendidikan di Indonesia, khususnya di Kalimantan Barat. Dalam rangka relaisasi program kerja link and match antara industry dan sekolah binaan dari Honda, salah satu wujud dukungan tersebut dilakukan melalui assessment facility dan menjadi guru tamu di SMK binaan Astra Motor Kalbar. Kegiatan tersebut di gelar di salah satu SMK Binaan Honda, yaitu SMKN 1 Sekadau.

Kegiatan ini juga merupakan wujud komitmen kerja sama antara Astra Motor Kalbar dengan SMK Negeri 1 Sekadau yang berkesinambungan untuk menyelaraskan kurikulum pendidikan di sekolah dengan dunia industri agar sejalan.

“Kunjungan ini menjadi salah satu bukti nyata dari realisasi link and match antar pendidikan dan industry, sehingga para peserta didik dapat mengetahui gambaran dari dunia industry yang akan mereka hadapi dan apa saja yang perlu dipersiapkan untuk menyongsong masa depan tersebut.” ujar Manager Technical Service Department, Iwan Hary Susilo.

Berlandaskan Chatur Dharma Astra, yang berbunyi “Menjadi Milik yang Bermanfaat Bagi Bangsa dan Negara” serta komitment Sinergi Bagi Negeri, kunjungan Astra Motor Kalimantan Barat ke SMK – SMK Binaan Honda ini merupakan wujud komitmen untuk mengamalkan dan mengimplementasikan Chatur Dharma Astra tersebut.

Selengkapnya
Dukung Pendidikan SMK, Astra Motor Kalbar Menjadi Guru Tamu

Pendidikan

Transformasi SMK Melalui Program Bantuan Pemerintah

Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 10 Februari 2025


Percepatan transformasi pendidikan vokasi terus dilakukan. Untuk mendukung percepatan transformasi pada jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK), Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggaungkan berbagai program utama dan pendukung.

Terdapat 5 program utama bantuan pemerintah yang ada pada bidang Penjaminan Mutu Implementasi Kurikulum Merdeka dan Penilaian untuk mewujudkan transformasi pendidikan SMK di Indonesia ke arah yang lebih baik. Bantuan tersebut antara lain Bantuan Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK, Bantuan Pembelajaran SMK Berbasis Industri, Bantuan SMK yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik Reguler, Bantuan SMK yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik dalam Rangka Pengimbasan, dan Bantuan SMK yang Mengembangkan Proyek Kreatif dan Kewirausahaan. Sebagai upaya untuk memberikan penguatan pemahaman program bantuan pemerintah untuk jenjang SMK tahun 2024, Direktorat SMK mengadakan webinar dengan tajuk “Sosialisasi Program Bantuan Pemerintah Tahun 2024”.

Dalam kesempatan itu, Direktur SMK, Wardani Sugiyanto, menyampaikan 3 kunci keberhasilan pendidikan vokasi. Pertama, pendidikan vokasi akan efektif dan efisien apabila penyelenggaraan pendidikannya merupakan replikasi industri. Replika inilah yang sedang disasar oleh pemerintah untuk setiap satuan pendidikan memiliki replika pembelajaran berbasis industri dalam bentuk teaching factory (Tefa).

Kunci kedua ialah pendidikan vokasi akan efektif dan efisien apabila diajar oleh guru yang profesional di bidangnya. Melalui kegiatan upskilling dan reskilling guru vokasi yang diselenggarakan oleh unit pelaksana teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi ini, diharapkan para guru SMK dapat meningkatkan kemampuan dan mengembangkan potensi sesuai bidangnya. Ke depan, untuk pengembangan guru vokasi tidak hanya dilakukan di dalam negeri, tetapi juga diarahkan untuk pengembangan guru vokasi selama 6 bulan sampai dengan 1 tahun di luar negeri.

“Ketiga, kita tidak boleh main-main dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi. Kita terus berupaya mencari kelengkapan melalui Matching Fund, pembiayaan pemerintah daerah dan pemerintah pusat,” ucap Wardani dalam keterangannya dikutip di Jakarta.

Wardani menambahkan bahwa setiap SMK harus memperkokoh Tefa. Hal ini berlaku untuk SMK yang telah menerima program SMK Pusat Keunggulan dan SMK lain yang sudah memasuki proses pengembangan keunggulannya dalam kegiatan Tefa.

“Penguatan Tefa akan diproyeksikan untuk PKL (praktik kerja lapangan) siswa. Secara bertahap nanti kita bisa kembangkan di 2025 - 2029. Selama lima tahun kita bisa mencapai 50 persen siswa PKL di Tefa-nya. Ini dorongan yang akan kita lakukan untuk lima tahun ke depan,” ucap Wardani.

Program Bantuan Pemerintah

Terdapat 5 program utama bantuan pemerintah untuk jenjang SMK pada tahun 2024 yang ada pada bidang Penjaminan Mutu Implementasi Kurikulum Merdeka dan Penilaian. Bantuan tersebut antara lain Bantuan Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK dan Bantuan Pembelajaran SMK Berbasis Industri. Bantuan sertifikasi ini diberikan dalam rangka penjaminan lulusan SMK untuk dapat diakui oleh dunia kerja, baik di dalam maupun di luar negeri.

“Harapannya dengan program bantuan ini ialah meningkatnya jumlah siswa dan lulusan SMK yang tersertifikasi sesuai dengan konsentrasi keahlian masing-masing. Program ini menyasar 85 ribu siswa dengan total anggaran 42,5 miliar rupiah. Pendaftaran untuk program dimulai pada 31 Januari s.d. 9 Maret 2024,” ucap Kurniati Restuningsih, Tim Kerja Bidang Penjaminan Mutu Implementasi Kurikulum Merdeka dan Penilaian, Direktorat SMK.

Bantuan Pembelajaran SMK Berbasis Industri diberikan untuk menyediakan model pembelajaran yang dirancang bersama dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja (Dudika) untuk pemenuhan kompetensi khusus lulusan SMK. Sasaran bantuan ini ialah untuk 25 SMK dengan total anggaran 2,5 miliar rupiah. Pendaftaran dimulai pada 31 Januari sampai 4 Mei 2024.

Kemudian untuk bantuan SMK yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik Reguler diberikan dalam rangka mengawali atau mengembangkan pengajaran berbasis Tefa sehingga menghasilkan perangkat ajar pengajaran berbasis pabrik, terselenggaranya model pembelajaran project based learning (PBL), dan mampu menghasilkan barang/jasa yang dapat diserap oleh dunia kerja. Sasaran program ini ialah 25 SMK dengan total anggaran 7,5 miliar rupiah. Pendaftaran program ini dapat dimulai sejak 31 Januari sampai 6 Maret 2024.

Berbeda dengan program sebelumnya, Program Bantuan SMK yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik dalam Rangka Pengimbasan ini ditujukan untuk SMK pelaksana program SMK PK atau SMK yang telah melaksanakan pengembangan pengajaran berbasis Tefa.

Kriteria SMK yang dimaksud ialah SMK yang berproduksi aktif serta memiliki omzet yang cukup stabil dan ingin meningkatkan layanan pengajaran berbasis pabrik. Total anggaran yang disiapkan sebesar 265 miliar rupiah untuk 265 SMK. Pendaftaran program ini dimulai dari 31 Januari sampai 27 April 2024.

Kemudian, untuk Program Bantuan SMK yang Mengembangkan Proyek Kreatif dan Kewirausahaan ditujukan untuk menumbuhkan karakter kewirausahaan siswa SMK serta untuk mendorong sekolah agar selalu berinovasi dalam mengembangkan produk kreatif yang berorientasi pada wirausaha.

“Hasil yang diharapkan ialah berkembangnya kreativitas siswa dalam mengembangkan projek yang bernilai jual, mendorong peningkatan jumlah siswa yang berwirausaha setelah lulus dari SMK dan meningkatkan. Terdapat 240 SMK yang menjadi sasaran dengan total anggaran Rp12 miliar,” ucap Laila Nasyaliyah, Tim Kerja Bidang Penjaminan Mutu Implementasi Kurikulum Merdeka dan Penilaian, Direktorat SMK.

Sumber: www.menpan.go.id

Selengkapnya
Transformasi SMK Melalui Program Bantuan Pemerintah

Pendidikan

Rahasia Kakak Beradik yang Meraih 33 Medali Olimpiade Tanpa Mengikuti Les

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 10 Februari 2025


Mischka dan Devon, yang masing-masing berumur 12 dan 11 tahun, telah meraih 33 medali dalam kompetisi matematika internasional, meskipun mereka tidak pernah mengikuti les formal. Mereka mengungkapkan dalam acara realitas Brownies di Trans TV bahwa mereka belajar sendiri dengan mencari materi tes dan jawaban soal di internet.

Menurut ibu mereka, Winnie Aoki, kedua anaknya telah memiliki minat pada matematika sejak kecil. Dalam mendidik mereka, Winnie dan suaminya selalu mendorong mereka untuk memberikan yang terbaik dalam segala hal.

Dalam waktu enam bulan, mereka berhasil meraih 33 medali olimpiade, dan mereka berbagi rahasia belajar mereka. Mischka dan Devon mengatakan bahwa mereka membuat jadwal belajar yang disesuaikan dengan jadwal sekolah mereka.

Meskipun mereka memiliki jadwal yang padat, mereka tetap menyempatkan waktu untuk bermain. Mereka sangat dekat satu sama lain dan senang menghabiskan waktu bersama di luar kegiatan belajar.

Bagi mereka, belajar dan mengikuti kompetisi matematika dan sains bukanlah beban. Mereka merasa bahagia dan menikmati setiap momen dalam perjalanan mereka.


Sumber: detik.com

Selengkapnya
Rahasia Kakak Beradik yang Meraih 33 Medali Olimpiade Tanpa Mengikuti Les
« First Previous page 42 of 46 Next Last »