Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Optimalkan Pemanfaatan Bendungan Bintang Bano: Tantangan dan Progres Pembangunan Jaringan Irigasi

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 16 April 2024


JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian PUPR melakukan rehabilitasi peningkatan dua Daerah Irigasi (DI) untuk mengoptimalkan pemanfaatan air dari Bendungan Bintang Bano di Sumbawa Barat, NTB.

Yaitu DI Kalimantong II 2.500 hektar dan pembangunan DI Bintang Bano 4.200 hektar. Keduanya berada di hilir Bendungan Bintang Bano yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (14/01/2022).

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, bendungan multifungsi Bintang Bano manfaatnya untuk irigasi lahan pertanian seluas 6.700 hektar. Dulunya 4.200 hektar merupakan tadah hujan dan belum diolah dengan baik.

"Diharapkan dengan adanya bendungan ini akan bisa ditanami padi 2 kali dalam setahun," kata Basuki dalam keterangan pers, Sabtu (15/01/2022).

Pembangunan bendungan memang harus diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasinya. Agar bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat segera dimanfaatkan.

"Karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani," ujarnya.

Kepala BWS Nusa Tenggara I Hendra Ahyadi menambahkan, saat ini eksisting jaringan irigasi pada DI Kalimantong yang sudah ada seluas 2.500 hektar tengah dilakukan rehabilitasi pada tahun 2022.

Selain itu juga telah terkontrak 4 paket pekerjaan untuk pembangunan jaringan irigasi DI Bintang Bano seluas 4.200 hektar.

"Semuanya nanti akan menjadi satu sumber pengairan dari Bendungan Bintang Bano untuk untuk irigasi lahan pertanian seluas 6.700 hektar," kata Hendra.

Menurut dia, untuk pembangunan jaringan irigasi DI Bintang Bano seluruhnya ditargetkan akan rampung pada tahun 2023.

Berdasarkan data untuk paket 1 pembangunan jaringan irigasi DI Bintang Bano dilaksanakan oleh kontraktor PT PP dengan nilai kontrak Rp 233 miliar.

Lingkup pekerjaannya adalah pembangunan saluran irigasi sepanjang 1,93 kilometer, pekerjaan bangunan irigasi Bintang Bano.

Lalu, pekerjaan peningkatan Jaringan Irigasi Kalimantong II yang meliputi Kanan sepanjang 25,61 kilometer dan Kiri sepanjang 23,22 kilometer, pekerjaan rehab Bendung Kalimantong II, dan bangunan penunjang.

Selanjutnya untuk paket 2, pekerjaannya mencakup pembangunan Saluran Irigasi Bintang Bano sepanjang 12 kilometer, pekerjaan Talang 4 unit, dan pekerjaan penunjang.

Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Haka-Ananta, KSO dengan nilai kontrak Rp 137 miliar.

Sementara untuk paket 3 dikerjakan pembangunan Saluran Irigasi Bintang Bano sepanjang 11,33 kilometer, pekerjaan terowongan Moteng-Sekoto sepanjang 1.224 meter.

Lalu, pekerjaan talang 8 unit, dan pekerjaan penunjang. Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Nindya Karya-Lestari KSO dengan nilai kontrak Rp 238 miliar.

Terakhir, untuk paket 4 dilaksanakan pekerjaan Saluran Irigasi Bintang Bano sepanjang 20,603 kilometer, pekerjaan talang 4 unit, dan pekerjaan penunjang.

Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT. Brantas Abipraya-Taruna-Gemuntur, KSO dengan nilai kontrak Rp 174 miliar.

Sumber: kompas.com

Selengkapnya
Optimalkan Pemanfaatan Bendungan Bintang Bano: Tantangan dan Progres Pembangunan Jaringan Irigasi

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Solusi Adaptasi Terhadap Banjir Rob: Kolam Retensi sebagai Langkah Pemali Juana dalam Menghadapi Perubahan Iklim di Pesisir Utara Pulau Jawa

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 16 April 2024


JAKARTA, KOMPAS.com - Daerah-dareah di pesisir utara Pulau Jawa merupakan kawasan yang rentan terkena banjir di pesisir pantai karena masuknya air laut ke daratan atau dikenal dengan banjir rob.

Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah ini adalah membangun kolam retensi atau yang dikenal sebagai sistem long storage di daerah pantai.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Pemali Juana, Yulius dalam acara Talkshow "Apakah Kita Tangguh Terhadap Perubahan Iklim?", Rabu (27/10/2021).

Menurut Yulius, konsep penanganan rob yang akan dilakukan PJSA Pemali Juana adalah menutup saluran masuknya air dari laut, terutama di hilir sungai dengan menerapkan sistem long storage.

“Long storage ini nantinya menjadi area tampungan agar air rob agat tidak masuk ke pemukiman masyarakat. Sistem ini juga bisa digunakan untuk menampung air saat hujan deras,” jelasnya.

Air yang tertampung dalam long storage tersebut kemudian akan dikeluarkan menuju ke laut menggunakan bantuan pompa.

Bahkan saat ini telah direncakan untuk membangun kolam retensi di perbatasan Semarang-Demak yang sangat rawan terjadi banjir rob. Kolam retensi akan dibangun pada area seluas 225 hektar.

Selain pembangunan kolam retensi, Yulius mengatakan, PJSA Pemali Juana juga melakukan normalisasi sungai yakni Sungai Babon (Semarang) dan Sungai Sayung (Demak).

“Normalisasi sungai ini menjadi tugas besar bagi kami karena tampungan kedua sungai ini dinilai masih kecil. Sekarang kita telah melakukan pelebaran di saluran Sungai Sayung hingga 25 meter,” papar Yulius.

Selain di daerah Semarang dan Demak, penanganan rob juga dilakukan di Pekalongan. Salah satunya adalah penandatanganan kontrak untuk pekerjaan pengendalian rob di Sungai Lodji dan Sungai Banger.

“Dalam pengerjaan proyek ini, kami harap ada dukungan dari seluruh stakeholder dan masyarakat karena pasti ada dampak sosial yang ditimbulkan,” tambah Yulius.

Sumber: kompas.com

 

Selengkapnya
Solusi Adaptasi Terhadap Banjir Rob: Kolam Retensi sebagai Langkah Pemali Juana dalam Menghadapi Perubahan Iklim di Pesisir Utara Pulau Jawa

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Solusi Banjir Palembang: Kementerian PUPR Bangun Dua Kolam Retensi di Sungai Bendung

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 16 April 2024


JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menuntaskan pembangunan dua kolam retensi di Palembang, Sumatera Selatan.

Pembangunan dua kolam retensi dilakukan untuk mereduksi banjir akibat melimpasnya Sungai Bendung yang bermuara di Sungai Musi.

Sungai Bendung sering melimpas dan mengakibatkan genangan seluas 285 hektar karena pada saat musim hujan terjadi arus balik (backwater) dari Sungai Musi.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, perubahan iklim menjadi tantangan dalam pengelolaan sumber daya air di Indonesia.

Selain itu, pergeseran dan perubahan masa musim hujan dan kemarau dan pola hujan dengan durasi pendek namun intensitasnya tinggi kerap mengakibatkan banjir.

"Dalam pelaksanaan mitigasi dan pengurangan risiko bencana, penerapan teknologi sangat penting seperti bendungan pengendali banjir, Sabo Dam, jembatan bailey, dan rumah tahan gempa," ujar Basuki dikutip dari laman Kementerian PUPR, Jumat (29/1/2021).

Kolam retensi yang dibangun di muara Sungai Bendung seluas 0,93 hektar dengan kapasitas 30.000 meter kubik digunakan sebagai tampungan air pada musim hujan.

Kolam dilengkapi 6 pompa berkapasitas masing-masing 6.000 liter per detik dan bangunan rumah pompa dan genset.

Fungsi pompa banjir ini adalah memompa air dari Sungai Bendung menuju Sungai Musi pada saat tinggi muka air Sungai Musi lebih tinggi dari Sungai Bendung.

Lokasi pembangunan kolam dan pompa pengendali banjir berada di Jalan Aligatmir, Kecamatan Ilir Timur III, Kota Palembang.

Pekerjaan pembangunan pompa tersebut dilakukan oleh PT SAC Nusantara dan PT Basuki Rahmanta Putra dengan skema kerja sama operasi (KSO) dengan nilai kontrak Rp 233,91 miliar.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) Birendrajana mengatakan, revitalisasi Kolam Retensi Komplek Brimob di Jalan Demang Lebar Daun telah selesai dilakukan.

Revitalisasi dilakukan untuk memperluas kolam retensi hingga sekitar 3 hektar dan dilengkapi dengan sistem pompa air berkapasitas 2x250 liter per detik untuk mengalirkan kelebihan air ke aliran Sungai Sekanak.

Total anggaran pembangunannya mencapai sekitar Rp 18 miliar yang dilakukan secara bertahap sejak Tahun 2018 hingga 2019.

"Hingga saat ini revitalisasi Kolam Retensi Komplek Brimob sudah terbukti cukup efektif dimana sudah tidak lagi ada genangan di Jalan Demang Lebar Daun saat hujan turun," tutur Birendrajana.

Sumber: Artikel: kompas.com

 

Selengkapnya
Solusi Banjir Palembang: Kementerian PUPR Bangun Dua Kolam Retensi di Sungai Bendung

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Optimalkan Potensi Pertanian: Kementan Dorong Pengembangan Sistem Irigasi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Petani Tabanan

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 16 April 2024


KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menggulirkan program irigasi pertanian berupa embung dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Pertanian (RJIT) untuk sejumlah petani di Kabupaten Tabanan, Bali.

Program bantuan irigasi pertanian tersebut diklaim mampu mendorong peningkatan kesejahteraan para petani.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, produktivitas pertanian di Kabupaten Tabanan akan melonjak drastis dengan adanya saluran irigasi yang baik.

Sebab, kata dia, keberadaan air merupakan faktor penting dalam pengembangan budi daya pertanian. Tanpa air, produktivitas pertanian tidak dapat berkembang dengan maksimal.

"Dalam memenuhi kebutuhan air untuk tanaman yang diperoleh dari air hujan, sistem irigasi atau dengan sumber air permukaan menjadi solusi untuk tingkatkan produktivitas pertanian," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (10/2/2022).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menambahkan, irigasi merupakan program strategis dalam konteks pengairan lahan.

Oleh karenanya, sebut dia, irigasi pengairan pertanian harus berjalan baik. Sebab, pertanian tidak boleh terganggu oleh faktor apapun.

"Keberadaan irigasi pertanian membuat petani tak khawatir meski memasuki musim kemarau. Ini karena, irigasi akan memasok air sehingga produktivitas pertanian tetap terjaga," ucap Ali.

Selain penting bagi keberlanjutan sektor pertanian, Ali menilai, keberadaan air mampu meningkatkan indeks pertanaman (IP) petani.

Ia menjelaskan, keberadaan irigasi juga menjadi faktor penting bagi petani untuk meningkatkan produktivitas mereka.

"Ada tiga aspek dari keberadaan irigasi pertanian, yaitu produktivitas, peningkatan IP pertanian, dan meningkatnya kesejahteraan petani," imbuh Ali.

Tak hanya itu, lanjut dia, keberadaan irigasi juga menjadi faktor penting bagi petani untuk meningkatkan produktivitas mereka.

Hal tersebut terjadi lantaran irigasi dapat memberikan pasokan air stabil untuk lahan sawah, sehingga perkembangan budi daya padi petani bisa berjalan dengan baik.

"Irigasi adalah water management. Irigasi berfungsi mengatur air, baik air hujan maupun air tanah. Irigasi bukan hanya bisa dimanfaatkan untuk mengairi lahan di sawah, tetapi juga bisa untuk mendukung aktivitas lainnya," imbuh Ali.

Ia berharap, irigasi bisa dimanfaatkan untuk mendukung peningkatan pendapatan petani.

Sementara itu, Direktur Irigasi Pertanian Direktorat Jenderal (Ditjen) PSP Kementan Rahmanto berharap, irigasi pertanian tidak hanya dimanfaatkan untuk sektor tanaman pangan, tetapi juga sektor hortikultura, perkebunan, dan peternakan.

"Air adalah faktor teknis bagi terangkatnya produktivitas pertanian. Pada akhirnya, kesejahteraan petani juga meningkat," katanya.

Sumber: kompas.com

 

Selengkapnya
Optimalkan Potensi Pertanian: Kementan Dorong Pengembangan Sistem Irigasi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Petani Tabanan

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Selesai 2023, Ini 4 Paket Pengendalian Banjir Bandara NYIA

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 16 April 2024


KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mempercepat proyek baru pengendalian banjir New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Berdasarkan siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (16 Januari 2022), proyek pembangunan infrastruktur tersebut bertujuan untuk mendukung kegiatan Destinasi Wisata Prioritas Utama (DPSP) Borobudur..

Program operasional tersebut dibagi menjadi empat tahap yang dilaksanakan mulai September 2020 dan diharapkan selesai pada pertengahan tahun 2023..

Proyek tahap pertama adalah pembangunan ruas aman di sisi barat Muara Bogowonto yang dikelola kontraktor PT Bumi Karsa-Abipraya, KSO dengan nilai kontrak Rp389,9 juta. Proyek tahap pertama telah selesai 50,27%..

Selanjutnya tahap kedua, pembangunan alat pelindung diri sisi timur Sungai Bogowonto ditangani kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk-Aneka Dharma Persada, KSO dan nilai kontraknya Rp 375,5 juta. . Proyek tahap kedua telah selesai 53,77%..

Dan tahap ketiga, pembangunan infrastruktur pengendalian banjir Sungai Bogowonto dan anak-anak sungainya, dikelola oleh PT Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp337,4 miliar dan progres saat ini 47,36%..

Saat ini paket terakhir atau keempat adalah pembangunan infrastruktur pengendalian banjir Sungai Serang oleh PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk dengan nilai kontrak Rp 268 miliar dan progres saat ini sebesar 49,70%..

Sementara itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan perubahan iklim menjadi tantangan pengelolaan sumber daya air di Indonesia. Variasi dan perubahan musim hujan dan kemarau, yang diperburuk dengan durasi dan intensitas hujan lebat yang singkat, dapat menyebabkan banjir..

Selain itu, permasalahan banjir di kawasan Bandara Internasional Yogyakarta disebabkan oleh ketidakmampuan kanal-kanal di sekitarnya dalam mengendalikan banjir di sungai Bogowonto dan Serang. “Penanganan bencana, termasuk banjir, merupakan tanggung jawab kita bersama..

Dinas PUPR sesuai dengan tujuan dan fungsinya terlibat dalam proyek konstruksi. “Dalam pelaksanaan langkah-langkah mitigasi dan pengurangan kerusakan, penggunaan teknologi seperti pembangunan pertahanan terhadap banjir sangatlah penting,” ujarnya. Vasuki sudah selesai..

Sumber: kompas.com

 

Selengkapnya
Selesai 2023, Ini 4 Paket Pengendalian Banjir Bandara NYIA

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Sejarah Waduk Jatiluhur, Lokasi, dan Manfaat

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 16 April 2024


Waduk Jatiluhur berjarak 9 km dari kota Purwakarta.Bendungan Jatiluhur merupakan bendungan yang dibangun di atas Sungai Citarum dengan luas daerah tangkapan air 4.500 kilometer persegi.Pembangunan bendungan dimulai pada tahun 1957 ketika Presiden Sukarno meletakkan batu pertama, dan Presiden Soeharto membukanya pada tanggal 26 Agustus 1967.
Biaya pembangunan Bendungan Jatiluhur sebesar 230 juta dolar. Nama bendungannya adalah Ir. H. Juanda kesulitan membiayai pembangunan Bendungan Jatiluhur.Pada saat itu, Ir Juanda adalah presiden terakhir Pemerintahan dan menjabat sebagai ketua kabinet buruh (1957-1959) dan Ir. Sedijatmo terus memperjuangkan realisasi proyek Jatiluhur bersama pemerintah India dan organisasi internasional..

Akibat pembangunan Bendungan Jatiluhur, 14 desa dengan jumlah penduduk 5.002 jiwa terendam.Akibatnya penduduk berpindah ke kabupaten Bandungan dan sebagian lagi ke Kabupaten Karawang. Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani..

Waduk Jatiluhur berfungsi sebagai penyedia air irigasi dan listrik yang dikelola setiap tahunnya oleh Perum Jasa Tirta II.Bendungan Jatiluhur dilengkapi enam turbin dengan daya 187 MW, listrik sekitar 2.700 kWh per hari.Selain itu, Bendungan Jatiluhur juga berfungsi sebagai irigasi seluas 242.000 ha dan juga digunakan untuk penyediaan air permukaan, pertanian, dan pencegahan banjir..
    
Bendungan Jatiluhur sebagai Objek Wisata

Bendungan pertama di Indonesia ini menyuguhkan panorama danau seluas 8.300 ha. Resor ini memiliki banyak fasilitas rekreasi, termasuk hotel dan apartemen, bar dan restoran, lapangan tenis, ruang biliar, tempat perkemahan, kolam renang, ruang pertemuan, tempat hiburan dan olahraga air, taman bermain dan fasilitas lainnya.

Waduk Jatiluhur juga memiliki peternakan ikan terapung yang patut diacungi jempol.Siang dan malam, para tamu dapat menikmati ketenangan memancing dan memanggang.Di situs ini Anda juga dapat melihat peta satelit bumi yang dioperasikan oleh PT Indosat sebagai alat komunikasi global..

Berbagai layanan yang ditawarkan adalah Layanan Internasional gratis (ITFS), Kartu Telepon IndoSat (ICC), Langsung Internasional, dll. Lokasi Observatorium Satelit Bumi berjarak 7 km dari kota Purwakarta.Biaya masuk Kolam Air Jatiluhur Rp 25.000 per orang, biaya sepeda motor Rp 3.000 dan biaya mobil Rp 5.000. Biaya sewa perahu Rp 350.000 sekali putaran..

Sumber: bandung.kompas.com

Selengkapnya
Sejarah Waduk Jatiluhur, Lokasi, dan Manfaat
« First Previous page 42 of 52 Next Last »