Keselamatan Kerja

Hazards Arising from Working in Confined Spaces

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 05 Maret 2025


Bekerja di ruang terbatas (confined spaces) membawa risiko tinggi yang sering kali berujung pada kecelakaan kerja serius, bahkan fatal. Ruang terbatas didefinisikan sebagai area yang:

  • Cukup besar untuk dimasuki pekerja.
  • Memiliki akses masuk dan keluar yang terbatas.
  • Tidak dirancang untuk hunian permanen.

Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa 56% pekerja tidak memahami konsep ruang terbatas, yang mencerminkan rendahnya kesadaran terhadap risiko yang ada. Kurangnya Kesadaran dan Pelatihan Keselamatan

  • 81% pekerja tidak pernah menjalani pelatihan sebelum masuk ruang terbatas.
  • Faktor penyebab utama adalah kurangnya kesadaran perusahaan terhadap pentingnya pelatihan dan rendahnya anggaran untuk program keselamatan.

Minimnya Identifikasi Bahaya dan Pemantauan Atmosfer

  • 82% pekerja memasuki ruang terbatas tanpa identifikasi bahaya terlebih dahulu.
  • 0% pemantauan atmosfer dilakukan sebelum atau selama masuk ke dalam ruang terbatas.
  • Lebih dari 80% ruang terbatas memiliki potensi bahaya atmosfer, termasuk defisiensi oksigen dan gas beracun seperti hidrogen sulfida dan metana.

Prosedur Keselamatan yang Tidak Memadai

  • Hanya 56,3% pekerja yang mendapatkan izin tertulis untuk memasuki ruang terbatas.
  • 37,5% pekerja mengalami kesulitan saat memasuki ruang terbatas akibat kurangnya alat pelindung diri (APD), penerangan yang buruk, dan komunikasi yang tidak efektif.
  • 43% pekerja mengalami kecelakaan, baik luka ringan hingga kehilangan kesadaran.

Studi Kasus: Insiden di Kawasan Industri Khartoum Utara

Seorang pekerja yang memasuki tangki penyimpanan tanpa ventilasi yang memadai mengalami pingsan akibat kadar oksigen yang rendah. Tidak adanya prosedur penyelamatan menyebabkan keterlambatan dalam pertolongan pertama, yang hampir berakibat fatal. Dalam sebuah pabrik kimia, pekerja yang melakukan perawatan pada pipa mengalami paparan gas hidrogen sulfida. Karena tidak ada pemantauan atmosfer, pekerja mengalami sesak napas dan harus dievakuasi dalam kondisi kritis.

Rekomendasi untuk Meningkatkan Keselamatan

  1. Meningkatkan Pelatihan dan Kesadaran Pekerja
    • Pelatihan wajib sebelum masuk ke ruang terbatas.
    • Simulasi keadaan darurat secara berkala.
  2. Implementasi Pemantauan Atmosfer
    • Penggunaan sensor gas otomatis sebelum dan selama pekerjaan berlangsung.
    • Ventilasi mekanis untuk mengurangi risiko atmosfer beracun.
  3. Penerapan Sistem Izin Kerja (Permit-to-Work System)
    • Setiap pekerja harus memiliki izin tertulis sebelum memasuki ruang terbatas.
    • Supervisi ketat untuk memastikan semua prosedur dipatuhi.
  4. Prosedur Darurat yang Efektif
    • Tim penyelamat harus siap dan memiliki akses ke peralatan keselamatan.
    • Waktu respon harus kurang dari 3 menit setelah kehilangan kontak dengan pekerja di dalam ruang terbatas.

Pentingnya implementasi prosedur keselamatan kerja di ruang terbatas. Minimnya pelatihan, pemantauan atmosfer, dan prosedur darurat yang tidak efektif menjadi penyebab utama kecelakaan kerja di kawasan industri Khartoum Utara. Dengan menerapkan standar keselamatan yang lebih ketat, perusahaan dapat mengurangi risiko kecelakaan dan meningkatkan kesejahteraan pekerja.

Sumber Asli Artikel

Sarah M. Abdalwhab, Kamal Eldin E. Yassin, Hazards Arising from Working in Confined Spaces: Case Study Khartoum North Industrial Area, Sudan, University of Khartoum Engineering Journal, Vol. 5 Issue 1, February 2015.

Selengkapnya
Hazards Arising from Working in Confined Spaces

Keselamatan Kerja

Tinjauan Terkini tentang Standar Terkait Penilaian Risiko untuk Ruang Terbatas

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 05 Maret 2025


Ruang terbatas (confined spaces) merupakan area kerja dengan tingkat risiko tinggi yang membutuhkan standar keselamatan ketat. ISO 31000 memberikan panduan umum tentang prinsip, kerangka kerja, dan proses manajemen risiko. Standar ini membantu organisasi dalam mengembangkan sistem manajemen risiko yang lebih komprehensif. Namun, ISO 31000 tidak secara spesifik membahas penilaian risiko dalam ruang terbatas, sehingga membutuhkan referensi tambahan agar lebih aplikatif. ISO 31010 melengkapi ISO 31000 dengan teknik spesifik untuk menilai risiko. Standar ini mencakup metode seperti Fishbone Diagram dan Cause and Effect Analysis yang dapat diterapkan untuk menilai bahaya dalam ruang terbatas. Teknik-teknik ini memungkinkan organisasi untuk memilih pendekatan penilaian yang paling sesuai dengan kondisi kerja mereka.

Keselamatan Mesin dan Pengurangan Risiko

ISO 12100 berfokus pada strategi perancangan untuk mengurangi risiko dalam penggunaan mesin. Pendekatan tiga langkahnya—desain aman, perlindungan tambahan, dan informasi penggunaan—dapat diadaptasi untuk meningkatkan keamanan dalam ruang terbatas. Misalnya, strategi ini dapat digunakan dalam penyusunan prosedur kerja dan pemilihan alat pelindung diri (APD).

ISO 14120:2002 – Desain dan Konstruksi Pelindung Mesin

Standar ini menetapkan prinsip dasar dalam merancang pelindung tetap dan bergerak untuk mesin. Meskipun lebih relevan untuk perlindungan mekanis, beberapa elemen seperti pemilihan bahan dan ketahanan terhadap getaran dapat diterapkan dalam pengelolaan risiko di ruang terbatas, terutama terkait pemakaian alat berat dan peralatan listrik.

Standar Keselamatan Ruang Terbatas

AS 2865 secara khusus membahas keselamatan dalam ruang terbatas. Standar ini mencakup identifikasi bahaya, metode penilaian risiko, kontrol atmosfer, prosedur darurat, serta pelatihan pekerja. Dibandingkan dengan standar lainnya, AS 2865 paling relevan untuk pekerjaan di ruang terbatas karena memberikan panduan operasional yang lebih rinci.

Dalam penelitian ini, beberapa studi kasus digunakan untuk menunjukkan bagaimana standar ini dapat diterapkan dalam industri. Sebagai contoh, sebuah studi oleh Peg Wilson dan Qingsheng Wang (2013) mengusulkan protokol untuk menentukan kapasitas ruang terbatas berdasarkan ukuran pintu keluar, jarak akses, dan potensi bahaya. Selain itu, penelitian oleh Vienney dkk. (2015) menunjukkan bahwa kombinasi ISO 31010 dan AS 2865 dapat meningkatkan efektivitas sistem izin masuk (entry permit system).

Berdasarkan perbandingan standar, AS 2865 merupakan referensi terbaik untuk pengelolaan keselamatan di ruang terbatas, sementara ISO 31010 sangat berguna dalam pemilihan teknik penilaian risiko. Untuk meningkatkan keselamatan di industri, organisasi dapat mengadopsi kombinasi dari beberapa standar, misalnya:

  • Menggunakan ISO 31000 sebagai kerangka kerja manajemen risiko.
  • Menerapkan teknik dari ISO 31010 untuk penilaian risiko yang lebih akurat.
  • Mengadaptasi strategi dari ISO 12100 dan ISO 14120 untuk meningkatkan keselamatan peralatan.
  • Mengadopsi AS 2865 sebagai panduan utama untuk keselamatan di ruang terbatas.

Dengan pendekatan ini, risiko di ruang terbatas dapat diminimalkan, sehingga menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan sesuai dengan regulasi internasional.

Sumber Artikel: Zamree Amin, Roslina Mohammad, Norazli Othman, Astuty Amrin, Saárdin Abdul Aziz, dan Nurazean Maarop. Recent Review on Standards Related to Risk Assessment for Confined Spaces. International Journal of Mechanical Engineering and Technology 9(1), 2018, pp. 950–969.

Selengkapnya
Tinjauan Terkini tentang Standar Terkait Penilaian Risiko untuk Ruang Terbatas

Keselamatan Kerja

Analisis Risiko Pekerjaan Hot Working dalam Ruang Terbatas pada Perbaikan Kapal LPG Tanker

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 05 Maret 2025


Pekerjaan dalam ruang terbatas (confined space) di industri perkapalan, khususnya dalam proses perbaikan kapal, menghadirkan berbagai risiko yang dapat membahayakan keselamatan pekerja. Karakteristik ruang terbatas dalam perbaikan kapal dan mengklasifikasikan risiko ke dalam tujuh kategori bahaya. Dengan menggunakan metode Confined Space Risk Analysis (CRSA) dan Bowtie Analysis, penelitian ini menguraikan penyebab, dampak, serta strategi mitigasi untuk mengurangi potensi kecelakaan yang dapat terjadi dalam pekerjaan hot working.

Bahaya dalam pekerjaan hot working ke dalam tujuh kategori risiko utama:

  1. Atmosfer berbahaya – Kekurangan oksigen, gas beracun, asap pengelasan.
  2. Bahan kimia – Residu bahan bakar, uap kimia berbahaya.
  3. Biologi – Risiko paparan bakteri atau mikroorganisme dalam tangki penyimpanan.
  4. Ergonomi – Ruang gerak terbatas yang meningkatkan risiko cedera.
  5. Jatuh dan tergelincir – Akses masuk yang sulit dan penerangan yang kurang memadai.
  6. Bahaya fisik – Suhu tinggi dan radiasi panas dari proses hot working.
  7. Bahaya mekanis – Peralatan berat seperti tabung gas dan mesin pemotong.

Risiko utama dalam pekerjaan hot working di ruang terbatas meliputi:

  • Akumulasi gas beracun (CO, H₂S) yang dapat menyebabkan sesak napas hingga kematian.
  • Potensi kebakaran dan ledakan akibat penggunaan gas dan percikan api dari proses pengelasan.
  • Cedera akibat jatuh dan tergelincir, terutama saat masuk atau keluar dari tangki kapal.

Salah satu insiden yang dianalisis dalam studi ini melibatkan kecelakaan di tangki penyimpanan LPG, di mana seorang pekerja mengalami keracunan gas akibat kegagalan sistem ventilasi. Penyebab utama kecelakaan ini adalah:

  • Kurangnya deteksi atmosfer sebelum memasuki ruang terbatas.
  • Tidak adanya sistem ventilasi yang memadai selama pekerjaan berlangsung.
  • Penggunaan APD yang tidak sesuai standar.

Sebelum tindakan pengendalian diterapkan, penelitian ini menemukan bahwa:

  • 32 risiko berada dalam kategori ekstrem.
  • 31 risiko tergolong tinggi.
  • 13 risiko masuk dalam kategori menengah.

Setelah implementasi langkah mitigasi, terjadi penurunan risiko yang signifikan:

  • Risiko ekstrem berkurang dari 32 menjadi 15.
  • Risiko tinggi berkurang dari 31 menjadi 33 risiko menengah.
  • 28 risiko dikategorikan sebagai risiko rendah setelah pengendalian diterapkan.

Kelebihan

Menggunakan pendekatan berbasis data dengan metode CRSA dan Bowtie Analysis untuk mengevaluasi risiko. Menyajikan studi kasus nyata yang memperjelas dampak dari kurangnya mitigasi risiko. Menawarkan rekomendasi konkret untuk meningkatkan keselamatan kerja di ruang terbatas.

Kekurangan

Tidak membahas perbandingan efektivitas metode mitigasi dengan standar internasional lainnya. Tidak ada analisis dampak ekonomi dari kecelakaan dalam ruang terbatas. Kurangnya eksplorasi terkait teknologi baru seperti sensor IoT dalam pengawasan atmosfer ruang terbatas.

Beberapa langkah perbaikan yang direkomendasikan adalah:

  1. Meningkatkan Deteksi Atmosfer dan Ventilasi, Menggunakan sensor gas otomatis untuk mendeteksi kadar oksigen dan gas beracun. Meningkatkan sistem ventilasi aktif untuk memastikan sirkulasi udara yang baik.
  2. Optimalisasi Pelatihan dan Kesadaran Keselamatan, Mengadakan simulasi keadaan darurat setiap tiga bulan untuk meningkatkan kesiapsiagaan pekerja. Mewajibkan sertifikasi keselamatan ruang terbatas bagi semua pekerja yang bertugas.
  3. Pemanfaatan Teknologi untuk Pengawasan, Memasang CCTV di area ruang terbatas untuk memantau kondisi pekerja secara real-time. Mengembangkan sistem peringatan dini berbasis AI untuk mendeteksi potensi bahaya sebelum insiden terjadi.
  4. Pengetatan Regulasi dan Audit Keselamatan, Melakukan audit keselamatan rutin untuk memastikan kepatuhan terhadap standar internasional. Mengembangkan database insiden nasional untuk meningkatkan pembelajaran dari kecelakaan sebelumnya.

Mengenai risiko dalam pekerjaan hot working di ruang terbatas pada perbaikan kapal LPG tanker. Dengan menggunakan metode Confined Space Risk Analysis dan Bowtie Analysis, penelitian ini berhasil mengidentifikasi 50 potensi bahaya dengan total 76 tingkat risiko sebelum pengendalian diterapkan. Penerapan strategi mitigasi yang lebih efektif, peningkatan pelatihan keselamatan, serta pemanfaatan teknologi pengawasan dapat secara signifikan mengurangi angka kecelakaan kerja dalam ruang terbatas. Implementasi langkah-langkah ini sangat penting bagi industri perkapalan untuk meningkatkan standar keselamatan dan kesehatan kerja.

Sumber Artikel

Dhanistha, W. L., Silvianita, & Roshi, M. (2023). Risk Analysis of Hot Working in Confined Space Using Confined Space Risk Analysis (CRSA) and Bowtie Analysis Method on LPG Tanker Repair Process. Maritime Technology and Society, 2(1), 22-27.

Selengkapnya
Analisis Risiko Pekerjaan Hot Working dalam Ruang Terbatas pada Perbaikan Kapal LPG Tanker

Keselamatan Kerja

Analisis Prosedur Keselamatan Kerja dalam Ruang Terbatas pada Perbaikan Tangki CPO di PT. Tunggal Perkasa Plantations

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 05 Maret 2025


Keselamatan kerja dalam ruang terbatas (confined spaces) merupakan tantangan besar di berbagai industri, terutama dalam sektor perkebunan dan manufaktur. Penelitian ini menyoroti bagaimana kurangnya penerapan sistem K3 yang optimal dapat meningkatkan risiko kecelakaan kerja, serta perlunya pengawasan yang lebih ketat untuk memastikan keselamatan pekerja di ruang terbatas.

Prosedur keselamatan kerja di ruang terbatas masih jauh dari optimal. Beberapa temuan utama meliputi:

  • Tidak adanya sertifikasi K3 untuk pekerja yang terlibat dalam perbaikan tangki CPO.
  • Identifikasi bahaya tidak dilakukan secara menyeluruh, terutama terkait kadar gas beracun dan ventilasi udara.
  • Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) masih kurang memadai
  • Kurangnya prosedur tanggap darurat

Beberapa insiden diidentifikasi sebagai bukti kurangnya penerapan sistem K3:

  • Kasus sesak napas akibat kadar oksigen rendah di dalam tangki
  • Kasus kecelakaan akibat tidak adanya pemantauan atmosfer
  • Kecelakaan fatal di industri terkait

Menurut data internasional, antara tahun 2005 hingga 2009 terdapat 481 kematian akibat kecelakaan kerja dalam ruang terbatas, dengan rata-rata 96 kematian per tahun atau 2 kematian per minggu. Insiden ini terjadi di berbagai sektor, terutama konstruksi, perbaikan, dan pembersihan. Di Indonesia, kasus kecelakaan kerja akibat gas beracun dalam ruang terbatas juga sering terjadi, seperti di Riau dan Sukabumi, di mana pekerja meninggal akibat paparan gas berbahaya dalam sumur atau tangki industri.

Kelebihan 

Menyediakan wawasan empiris dari industri perkebunan mengenai tantangan keselamatan dalam ruang terbatas. Menggunakan metode triangulasi data untuk memastikan validitas hasil penelitian. Menyajikan studi kasus nyata yang memperjelas dampak dari kurangnya prosedur keselamatan kerja.

Kekurangan

Tidak ada perbandingan dengan industri lain yang memiliki ruang terbatas, seperti pertambangan atau manufaktur berat. Minimnya data kuantitatif mengenai jumlah kecelakaan kerja di PT. Tunggal Perkasa Plantations. Kurangnya rekomendasi terkait pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan keselamatan dalam ruang terbatas.

Rekomendasi untuk Implementasi

  1. Peningkatan Kepatuhan terhadap Regulasi K3
  2. Optimasi Sistem Pemantauan Atmosfer
  3. Penyediaan APD yang Memadai
  4. Peningkatan Kesadaran dan Pelatihan Keselamatan
  5. Penggunaan Teknologi dalam Pengawasan

Gambaran mendalam mengenai implementasi prosedur keselamatan kerja dalam ruang terbatas di PT. Tunggal Perkasa Plantations Air Molek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat banyak kelemahan dalam sistem keselamatan kerja, terutama dalam aspek sertifikasi pekerja, identifikasi bahaya, dan penggunaan APD yang sesuai. Dengan mengadopsi rekomendasi yang telah disebutkan, perusahaan dapat meningkatkan tingkat keselamatan pekerja dan mengurangi risiko kecelakaan di ruang terbatas secara signifikan. Penerapan teknologi, pelatihan yang lebih intensif, serta pengawasan yang lebih ketat adalah kunci utama dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan sesuai dengan standar regulasi yang berlaku.

Sumber Artikel

Masribut, & Clinton, S. (2016). Analisis Prosedur Pelaksanaan pada Pekerjaan di Ruang Terbatas (Confined Spaces) pada Perbaikan Tangki CPO di PT. Tunggal Perkasa Plantations Air Molek. AL-TAMIMI KESMAS, 5(2), 41-48.

 

Selengkapnya
Analisis Prosedur Keselamatan Kerja dalam Ruang Terbatas pada Perbaikan Tangki CPO di PT. Tunggal Perkasa Plantations

Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja di Ruang Terbatas bagi Pekerja Layanan Air di Malaysia

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 05 Maret 2025


Pekerjaan di ruang terbatas (confined space) merupakan tantangan besar dalam dunia industri, terutama dalam sektor layanan air. Penelitian ini mengungkapkan bahwa meskipun sebagian besar pekerja memiliki pemahaman yang cukup baik tentang risiko kerja di ruang terbatas, masih ada aspek yang perlu ditingkatkan dalam penerapan praktik keselamatan. Studi ini penting karena menunjukkan hubungan antara pengetahuan, sikap, dan praktik keselamatan dalam mencegah kecelakaan kerja.

Penelitian ini menggunakan metode studi cross-sectional dengan 207 pekerja layanan air yang bekerja di ruang terbatas di Malaysia Tengah. Data dikumpulkan melalui kuesioner dalam bahasa Melayu yang sudah divalidasi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

  • Statistik deskriptif 
  • Uji Chi-Square 
  • Regresi logistik 

Penelitian ini menemukan bahwa:

  • 67,1% pekerja memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai keselamatan kerja di ruang terbatas.
  • 65,7% pekerja memiliki sikap positif terhadap keselamatan kerja.
  • 60,4% pekerja menerapkan praktik keselamatan yang baik.

Berdasarkan analisis regresi logistik, ditemukan beberapa faktor utama yang mempengaruhi keselamatan kerja:

  • Usia ≥30 tahun meningkatkan kemungkinan memiliki pengetahuan yang baik dengan Adjusted OR 2.793 (p = 0.008).
  • Pekerja yang sudah menikah lebih mungkin memiliki sikap positif terhadap keselamatan kerja (Adjusted OR 4.126, p < 0.001).
  • Sikap positif menjadi faktor utama yang mempengaruhi praktik keselamatan kerja (Adjusted OR 1.878, p = 0.036).

Sebanyak 83,6% pekerja tidak menyadari bahwa ventilasi harus tetap menyala selama bekerja di ruang terbatas, bukan hanya saat awal pekerjaan. Hal ini menunjukkan kurangnya pemahaman tentang pentingnya sirkulasi udara yang berkelanjutan untuk mencegah akumulasi gas beracun. Mayoritas pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti helm (78,3%), sarung tangan (61,8%), dan pelindung mata (57,5%). Namun, hanya 36,2% pekerja yang selalu menggunakan tali pengaman, yang menjadi perhatian serius karena dapat meningkatkan risiko kecelakaan.

Menurut data Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Malaysia, terjadi 45 kasus kecelakaan fatal di ruang terbatas antara tahun 2009-2019, yang sebagian besar disebabkan oleh kurangnya kesadaran akan prosedur keselamatan. Seorang pekerja mengalami kecelakaan fatal akibat gas metana yang terakumulasi di ruang terbatas tanpa ventilasi yang memadai. Insiden ini menunjukkan pentingnya pemeriksaan kadar gas sebelum memasuki ruang terbatas. Seorang teknisi kehilangan kesadaran saat membersihkan saluran air bawah tanah. Pemeriksaan setelah kejadian menunjukkan bahwa kadar oksigen di dalam ruang hanya 17%, jauh di bawah standar aman 19,5%.

Kelebihan 

Studi ini menggunakan data kuantitatif yang kuat dari pekerja di sektor layanan air, memberikan gambaran nyata tentang kondisi kerja mereka. Regresi logistik digunakan untuk menentukan faktor-faktor utama yang mempengaruhi keselamatan kerja. Paper ini memberikan rekomendasi berbasis data untuk meningkatkan keselamatan pekerja di ruang terbatas.

Kekurangan 

Tidak ada pembahasan mendalam tentang perbandingan dengan industri lain di luar sektor layanan air. Kurangnya analisis mengenai efektivitas program pelatihan yang telah diterapkan oleh perusahaan. Tidak ada pembahasan tentang dampak jangka panjang dari paparan gas beracun terhadap kesehatan pekerja.

Rekomendasi untuk Implementasi di Lapangan

Beberapa langkah dapat diterapkan untuk meningkatkan keselamatan kerja di ruang terbatas:

1. Peningkatan Pelatihan dan Kesadaran Pekerja

Mewajibkan pelatihan deteksi gas beracun dan ventilasi yang aman sebelum pekerja memasuki ruang terbatas. Mengadakan simulasi keadaan darurat setiap enam bulan untuk meningkatkan kesiapan pekerja menghadapi kecelakaan.

2. Penerapan Teknologi Pemantauan Keselamatan

Menggunakan sensor otomatis untuk mendeteksi kadar oksigen dan gas beracun secara real-time. Mengembangkan drone inspeksi untuk memantau kondisi ruang terbatas sebelum pekerja masuk.

3. Regulasi dan Audit Keselamatan yang Lebih Ketat

Melakukan audit keselamatan tahunan untuk memastikan kepatuhan terhadap standar keselamatan ruang terbatas. Menerapkan sistem insentif keselamatan, di mana pekerja yang mematuhi SOP keselamatan mendapatkan penghargaan.

Keselamatan kerja di ruang terbatas dalam industri layanan air di Malaysia. Meskipun tingkat pengetahuan dan sikap pekerja terhadap keselamatan tergolong baik, masih terdapat tantangan dalam implementasi praktik keselamatan yang ketat. Faktor utama yang mempengaruhi praktik keselamatan adalah usia, status pernikahan, dan sikap positif pekerja terhadap keselamatan kerja. Selain itu, kurangnya kesadaran tentang pentingnya ventilasi dan penggunaan alat pelindung diri menjadi aspek yang perlu diperbaiki. Dengan meningkatkan pelatihan, pemantauan atmosfer, dan regulasi keselamatan, diharapkan angka kecelakaan di ruang terbatas dapat ditekan secara signifikan.

Sumber

Ngah, H.; Mohd Hairon, S.; Hamzah, N.A.; Noordin, S.; Shafei, M.N. (2022). Assessment of Knowledge, Attitude, and Practice on Safe Working in Confined Space among Male Water Services Workers in the Central Region of Malaysia. International Journal of Environmental Research and Public Health, 19(7416).

 

Selengkapnya
Keselamatan Kerja di Ruang Terbatas bagi Pekerja Layanan Air di Malaysia

Keselamatan Kerja

Evaluasi dan Perbandingan Metode Penilaian Risiko dalam Ruang Terbatas Berdasarkan ICOP 2010 dan ISO 31010

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 05 Maret 2025


Keselamatan kerja dalam ruang terbatas (confined space) merupakan tantangan besar bagi industri, terutama di sektor manufaktur, minyak dan gas, serta konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelemahan dalam sistem penilaian risiko ICOP 2010 dan memberikan rekomendasi perbaikan dengan menggunakan pendekatan yang lebih terstruktur sesuai dengan ISO 31010. Dengan analisis mendalam terhadap metode seperti Checklist, Risk Scale, Bowtie Analysis, dan Risk Assessment Model, penelitian ini memberikan perspektif yang lebih luas tentang bagaimana perusahaan dapat meningkatkan efektivitas sistem manajemen risiko mereka.

Penelitian ini dilakukan melalui:

Analisis literatur tentang metode penilaian risiko yang digunakan dalam industri ruang terbatas. Studi perbandingan antara pendekatan penilaian risiko dalam ICOP 2010 dan ISO 31010. Pemetaan alat penilaian risiko dari jurnal-jurnal terkait untuk mengidentifikasi kesenjangan dan peluang perbaikan dalam ICOP 2010.

ICOP 2010 mengklasifikasikan proses penilaian risiko dalam lima bagian utama:

  1. Pekerjaan yang akan dilakukan (Work to be undertaken).
  2. Metode yang dapat digunakan (Range of possible methods).
  3. Identifikasi bahaya yang ada (Present hazards).
  4. Metode spesifik yang digunakan untuk pekerjaan tertentu (Actual method details).
  5. Prosedur penyelamatan dan layanan darurat (Rescue and emergency services).

ISO 31010, di sisi lain, memiliki empat tahap utama dalam penilaian risiko:

  1. Identifikasi risiko (Risk Identification – RI).
  2. Analisis risiko (Risk Analysis – RA).
  3. Evaluasi risiko (Risk Evaluation – RE).
  4. Penanganan risiko (Risk Treatment – RT).

Penelitian ini menemukan bahwa metode yang digunakan dalam ICOP 2010 memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

Kurangnya spesifikasi dalam metode identifikasi bahaya, sehingga beberapa faktor risiko potensial dapat terlewat. Tidak adanya pendekatan berbasis skala probabilitas dan dampak, yang menyebabkan kesulitan dalam menentukan tingkat risiko secara kuantitatif. Kurangnya integrasi dengan metode mitigasi yang spesifik, seperti Bowtie Analysis atau Proportional Risk Assessment. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa insiden di ruang terbatas masih menjadi masalah utama di Malaysia. Berdasarkan data Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Malaysia (DOSH), terdapat lebih dari 50 kasus kecelakaan fatal di ruang terbatas antara 2009 hingga 2019. Penyebab utama adalah Kurangnya kesadaran dan kompetensi pekerja. Tidak adanya dokumen penilaian risiko yang memadai sebelum memasuki ruang terbatas. Minimnya prosedur penyelamatan yang terdokumentasi dengan baik.

Penelitian ini membandingkan metode penilaian risiko dalam ICOP 2010 dengan ISO 31010 dan menemukan bahwa beberapa metode dalam ICOP 2010 perlu diperbarui untuk meningkatkan efektivitasnya. Berikut adalah beberapa temuan utama:

  • ISO 31010 lebih rinci dalam mengklasifikasikan risiko dengan pendekatan berbasis probabilitas dan dampak.
  • ICOP 2010 masih menggunakan pendekatan umum tanpa model kuantitatif yang jelas.
  • ISO 31010 lebih fleksibel dengan berbagai metode penilaian risiko seperti Checklist, Ishikawa Diagram, dan Risk Matrix, sedangkan ICOP 2010 hanya mengandalkan dokumentasi sederhana.

Kelebihan 

Menyediakan analisis berbasis data yang kuat tentang metode penilaian risiko dalam ruang terbatas. Memberikan pemetaan yang jelas antara ICOP 2010 dan standar internasional ISO 31010. Menyajikan solusi berbasis jurnal ilmiah terkait peningkatan efektivitas metode penilaian risiko.

Kekurangan 

Tidak melakukan uji coba langsung terhadap penerapan metode yang diusulkan. Belum membahas implementasi teknologi dalam mitigasi risiko ruang terbatas. Tidak ada analisis dampak ekonomi dari kecelakaan di ruang terbatas.

Beberapa langkah perbaikan yang direkomendasikan adalah:

  1. Integrasi Metode Penilaian Risiko yang Lebih Canggih, Menggunakan Bowtie Analysis untuk menghubungkan penyebab kecelakaan dengan konsekuensinya. Mengadopsi Risk Estimation Model untuk memperkirakan dampak kecelakaan dalam ruang terbatas.
  2. Peningkatan Dokumentasi dan Regulasi, Memastikan setiap pekerjaan dalam ruang terbatas memiliki dokumen risiko yang lebih spesifik. Mengembangkan standar nasional yang lebih mendetail, mirip dengan pendekatan ISO 31010.
  3. Penggunaan Teknologi dalam Mitigasi Risiko, Implementasi sensor gas otomatis untuk mendeteksi potensi bahaya atmosfer di ruang terbatas. Pemanfaatan sistem pemantauan real-time untuk meningkatkan keselamatan pekerja.
  4. Peningkatan Pelatihan dan Kesadaran Keselamatan, Menyediakan pelatihan berbasis skenario nyata untuk pekerja yang akan memasuki ruang terbatas. Mengadakan drill penyelamatan berkala untuk memastikan kesiapsiagaan dalam keadaan darurat.

Perbedaan metode penilaian risiko antara ICOP 2010 dan ISO 31010, serta bagaimana pendekatan yang lebih komprehensif dapat meningkatkan keselamatan kerja dalam ruang terbatas. Dengan mengadopsi metode yang lebih canggih, seperti Bowtie Analysis dan Risk Estimation Model, industri di Malaysia dapat mengurangi jumlah kecelakaan fatal di ruang terbatas dan meningkatkan standar keselamatan kerja secara keseluruhan. Dengan menerapkan rekomendasi yang disebutkan, perusahaan dapat meningkatkan kepatuhan terhadap standar internasional dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman bagi pekerja di ruang terbatas.

Sumber Artikel

Amin, Z., Mohammad, R., & Othman, N. (2020). Review and Comparison of Confined Space Risk Assessment Tools Practised by Industry Code of Practice for Safe Working in Confined Space of Malaysia, 2010 (ICOP 2010). Journal of Advanced Research in Business and Management Studies, 18(1), 16-23.

 

Selengkapnya
Evaluasi dan Perbandingan Metode Penilaian Risiko dalam Ruang Terbatas Berdasarkan ICOP 2010 dan ISO 31010
« First Previous page 10 of 11 Next Last »