Pendekatan Industri dalam Penilaian Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

07 Maret 2025, 08.01

munasprok.or.id

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi faktor kunci dalam menjaga kesejahteraan pekerja dan mengurangi kecelakaan di tempat kerja. Namun, banyak perusahaan masih menghadapi tantangan dalam menerapkan metode penilaian risiko yang efektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan berbasis survei dengan melibatkan 500 usaha kecil dan mikro di sektor konstruksi, manufaktur, transportasi, serta pertanian dan perikanan. Beberapa metode utama yang digunakan dalam studi ini meliputi:

  1. Survei dan wawancara dengan pemilik dan pekerja di UKM.
  2. Analisis model penilaian risiko yang ada, termasuk metode checklist, risk matrix, dan pendekatan berbasis skor.
  3. Validasi model yang dikembangkan melalui implementasi di 7 pabrik dalam satu perusahaan.

Salah satu hasil utama dari penelitian ini adalah pengembangan model KatAlSa, yang menggabungkan berbagai pendekatan dalam penilaian risiko K3. Model ini memiliki tiga fase utama:

  • Identifikasi Bahaya: Menggunakan metode Safety Review dan Checklist yang ditemukan paling efektif dalam survei (digunakan oleh 66,8% responden).
  • Evaluasi Risiko: Menggunakan metode skoring berdasarkan tingkat probabilitas, konsekuensi, dan dampak K3.
  • Tindakan Pengendalian: Menentukan langkah mitigasi sesuai dengan kategori risiko yang diidentifikasi.

Model KatAlSa diuji pada 7 posisi kerja di 7 pabrik berbeda, dengan hasil sebagai berikut:

  • Pengurangan risiko tinggi dari 3 kasus menjadi 0 setelah implementasi model.
  • Jumlah risiko serius turun dari 126 menjadi hanya 12 kasus.
  • Peningkatan kepatuhan terhadap standar K3 hingga 85%.

Penelitian ini menemukan beberapa risiko utama yang sering muncul di tempat kerja, antara lain:

  • Bekerja di malam hari (risiko tertinggi di 3 dari 7 pabrik yang dianalisis).
  • Paparan bahan berbahaya, termasuk gas dan zat kimia beracun.
  • Kegagalan faktor manusia, seperti kurangnya perhatian akibat kelelahan kerja.
  • Risiko kebakaran dan ledakan dalam lingkungan industri.
  • Pergerakan mesin dan kendaraan yang dapat menyebabkan kecelakaan.

Beberapa tantangan yang diidentifikasi dalam penelitian ini meliputi:

  • Kurangnya sumber daya di UKM, terutama dalam pelatihan K3.
  • Tidak adanya regulasi spesifik yang mengatur metode penilaian risiko di beberapa negara.
  • Kesenjangan antara kebijakan dan implementasi di lapangan.

Implementasi KatAlSa di Perusahaan Pemanas Industri

  • Perusahaan ini memiliki 7 pabrik dengan metode produksi panas yang berbeda.
  • Posisi kerja paling berisiko adalah Machinist, yang bertanggung jawab atas pengoperasian peralatan pemanas dan pemeliharaan sistem energi.
  • Setelah implementasi model, ditemukan bahwa bahaya akibat tekanan tinggi dan suhu ekstrem dapat dikurangi dengan penguatan prosedur kerja.

Analisis Risiko di Pabrik Manufaktur

  • Perusahaan menghadapi risiko kecelakaan akibat rotasi mesin dan tekanan gas tinggi.
  • Dengan penerapan metode checklist dan risk register, jumlah kecelakaan turun 20% dalam 6 bulan pertama.

Keunggulan:

  1. Mengembangkan model berbasis industri yang dapat diterapkan di berbagai sektor.
  2. Memvalidasi metode penilaian risiko melalui implementasi di pabrik nyata.
  3. Memberikan solusi berbasis data untuk meningkatkan efektivitas program K3.

Kekurangan:

  • Terbatas pada UKM dan belum mencakup perusahaan besar.
  • Tidak membahas aspek psikososial dari risiko kerja, seperti stres dan kesejahteraan mental karyawan.
  • Masih memerlukan pengujian lebih lanjut di berbagai jenis industri.

Meningkatkan Pelatihan K3 di UKM

  • Program pelatihan berbasis digital dapat membantu UKM mengakses sumber daya K3 dengan lebih mudah.
  • Simulasi berbasis VR dapat digunakan untuk melatih pekerja dalam menghadapi risiko kerja.Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan industri dalam penilaian risiko K3, seperti model KatAlSa, dapat membantu perusahaan dalam mengurangi kecelakaan kerja dan meningkatkan keselamatan pekerja. Meskipun masih ada tantangan dalam implementasi, terutama bagi UKM, pendekatan ini memberikan solusi praktis yang dapat diterapkan secara luas. Dengan penguatan regulasi, peningkatan pelatihan, dan adopsi teknologi, sistem penilaian risiko K3 dapat menjadi lebih efektif dan memberikan manfaat jangka panjang bagi perusahaan dan pekerja.

Sumber: Hollá, K., Kuricová, A., Kočkár, S., Prievozník, P., & Dostál, F. Risk Assessment Industry Driven Approach in Occupational Health and Safety. Frontiers in Public Health, Vol. 12, 2024, Hal. 1381879.