Kesadaran dan Praktik Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Fasilitas Kesehatan di Uasin Gishu, Kenya

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

11 Maret 2025, 10.16

pexels.com

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan aspek krusial dalam industri kesehatan karena tenaga medis menghadapi berbagai risiko pekerjaan, mulai dari paparan penyakit menular hingga cedera akibat alat medis. Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif dengan 191 responden, yang terdiri dari tenaga kesehatan di 6 rumah sakit sub-kabupaten dan satu rumah sakit rujukan di Uasin Gishu. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif serta korelasi inferensial untuk mengukur hubungan antara kesadaran K3 dan praktik yang diterapkan.

Kesadaran akan K3 di Fasilitas Kesehatan

  • 84% responden mengetahui adanya program K3, tetapi masih ada 16% yang tidak menyadari keberadaannya.
  • 88% responden menyatakan bahwa pedoman K3 tersedia di fasilitas mereka, namun sebagian besar merasa bahwa pemahamannya masih perlu ditingkatkan.

Sumber Informasi K3

  • 40% tenaga medis mendapatkan informasi K3 melalui seminar dan lokakarya.
  • 35% mempelajari K3 dari pelatihan di sekolah medis.
  • 17% mendapatkan informasi dari poster di fasilitas kesehatan.
  • Hanya 1% yang memperoleh informasi dari media elektronik dan internet, menunjukkan kurangnya pemanfaatan teknologi dalam penyebaran informasi K3.

Jenis Bahaya di Fasilitas Kesehatan

Penelitian ini mengidentifikasi beberapa kategori bahaya utama yang dihadapi tenaga medis:

  • Bahaya Biologis:
    • 65% tenaga kesehatan terpapar penyakit yang ditularkan melalui udara.
    • 63% mengalami cedera akibat benda tajam seperti jarum suntik.
    • 50% berisiko tertular infeksi dari pasien.
    • 39% mengalami luka akibat kontaminasi spesimen medis.
  • Bahaya Non-Biologis:
    • 64% mengalami stres kerja yang tinggi.
    • 51% terpapar tumpahan bahan kimia di tempat kerja.
    • 50% mengalami alergi akibat paparan zat tertentu.
    • 38% mengalami pelecehan verbal dan fisik dari pasien atau keluarga pasien.

Tingkat Praktik Keselamatan di Tempat Kerja

  • 89% perawat, 17% dokter, dan 21% tenaga laboratorium mengetahui pedoman K3, tetapi penerapannya masih belum optimal.
  • Ada korelasi positif antara kesadaran K3 dan praktik keselamatan, seperti frekuensi mencuci tangan (r=0.321, p<0.01) dan penggunaan sarung tangan saat bekerja (r=0.374, p<0.01).
  • Sebagian besar tenaga kesehatan melaporkan insiden kecelakaan kerja, tetapi pelaporan resmi masih rendah.

Efektivitas Pelatihan K3 di Rumah Sakit Rujukan Uasin Gishu

  • Sejak diterapkannya pelatihan K3 secara berkala, insiden cedera akibat benda tajam berkurang 30% dalam dua tahun terakhir.
  • Penggunaan alat pelindung diri (APD) meningkat dari 70% menjadi 90% di kalangan tenaga medis.

Dampak Stres Kerja terhadap Kinerja di Fasilitas Kesehatan

  • 64% tenaga kesehatan melaporkan mengalami stres kerja yang berdampak pada produktivitas mereka.
  • Kelelahan dan kurangnya waktu istirahat meningkatkan risiko kesalahan medis.

Kurangnya Penggunaan Prosedur Pencegahan Infeksi di Klinik Pedesaan

  • Hanya 50% klinik di wilayah pedesaan memiliki sistem pembuangan limbah medis yang sesuai.
  • Pelatihan terkait penggunaan APD lebih jarang diberikan dibandingkan di rumah sakit perkotaan.

Keunggulan:

  1. Menggunakan data empiris dengan sampel yang cukup besar untuk mendapatkan gambaran yang akurat tentang kondisi K3 di sektor kesehatan Kenya.
  2. Membahas berbagai aspek K3 secara komprehensif, mulai dari kesadaran hingga implementasi praktik keselamatan.
  3. Menawarkan solusi berbasis kebijakan yang dapat diadopsi oleh pemerintah daerah dan otoritas kesehatan.

Kelemahan:

  • Kurangnya analisis terhadap kebijakan nasional Kenya terkait K3 di sektor kesehatan, sehingga sulit untuk melihat efektivitas regulasi yang ada.
  • Minimnya perbandingan dengan negara lain, yang bisa menjadi acuan bagi perbaikan sistem K3 di Kenya.
  • Tidak menyoroti penggunaan teknologi dalam meningkatkan keselamatan kerja, seperti sistem pemantauan otomatis atau aplikasi digital untuk pelaporan insiden.

Rekomendasi untuk Peningkatan K3

  1. Peningkatan Pelatihan dan Kesadaran K3
    • Pemerintah daerah dan rumah sakit harus mengadakan pelatihan rutin bagi tenaga kesehatan.
    • Kampanye kesadaran K3 harus diperluas melalui media sosial dan platform digital.
  2. Penyediaan Fasilitas dan Peralatan Kesehatan yang Lebih Baik
    • Rumah sakit harus memastikan ketersediaan APD yang cukup untuk semua tenaga medis.
    • Sistem pembuangan limbah medis harus ditingkatkan, terutama di daerah pedesaan.
  3. Peningkatan Pengawasan dan Regulasi K3
    • Otoritas kesehatan harus melakukan inspeksi rutin di fasilitas kesehatan untuk memastikan kepatuhan terhadap standar K3.
    • Pemerintah perlu memperbarui regulasi K3 agar lebih sesuai dengan kondisi di lapangan.

Kesadaran akan K3 di fasilitas kesehatan di Uasin Gishu cukup tinggi (84% tenaga medis menyadari pentingnya K3), implementasi praktik keselamatan masih menghadapi berbagai tantangan. Dengan peningkatan pelatihan, penyediaan fasilitas yang lebih baik, dan penguatan regulasi, sistem K3 di sektor kesehatan Kenya dapat ditingkatkan secara signifikan. Implementasi yang lebih baik akan membantu mengurangi cedera kerja, meningkatkan kesejahteraan tenaga medis, dan pada akhirnya meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat.

Sumber: Bett, D. K., Njogu, P., & Karanja, B. Assessment of Occupational Safety and Health Awareness and Practices in Public Health Facilities Uasin Gishu County, Kenya. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences, Vol. 18, No. 8, 2019, Hal. 42-50.