Kendaraan listrik (EV) adalah kendaraan yang menggunakan tenaga listrik. Ada tiga jenis utama mobil, yang biasa disebut sebagai “listrik”. Ketika kita berbicara tentang “kendaraan listrik (EV),” kita berbicara tentang kendaraan listrik baterai (BEV) dan kendaraan listrik hibrida plug-in (PHEV). Rencana mengemudi ramah lingkungan tidak mencakup mobil hibrida.
Latar belakang dan pentingnya pasar mobil listrik di Indonesia
Dalam proses industrialisasi selama 200 tahun, energi fosil telah digunakan dalam jumlah besar dan luas. Selain menciptakan peradaban industri, hal ini juga membawa produk sampingan yang semakin serius: pencemaran lingkungan, pemanasan iklim, dan kerusakan ekologi, yang secara serius mempengaruhi kelangsungan hidup dan perkembangan manusia. Kita perlu mencari produksi dan gaya hidup yang lebih ekonomis, berkelanjutan, dan lebih sejalan dengan alam dan etika sosial. Gagasan yang diakui adalah menggunakan babak baru revolusi teknologi sebagai titik tumpu dan pengembangan EV-Car sebagai titik terobosan untuk mempromosikan dan mewujudkan revolusi industri otomotif.
A. Kekurangan minyak
Seiring dengan kepemilikan mobil yang terus meningkat, begitu pula dengan permintaan minyak di seluruh dunia. Mobil dan bidang industri lainnya mengkonsumsi minyak dalam jumlah besar setiap tahun, menyebabkan minyak, sumber energi yang tidak dapat diperbarui, menurun tajam dengan laju yang sangat tinggi. Krisis minyak global menjadi semakin serius, dan hubungan antara pasokan dan permintaan energi telah berubah secara mendalam. Keterbatasan sumber daya dan sumber daya semakin meningkat, masalah ekologi dan lingkungan menjadi menonjol, dan tekanan untuk menyesuaikan struktur, meningkatkan efisiensi energi, dan memastikan keamanan energi semakin meningkat. Pengembangan energi menghadapi serangkaian masalah dan tantangan baru.
B. Pencemaran lingkungan
Memburuknya masalah lingkungan perkotaan tidak terlepas dari polusi lalu lintas perkotaan. Polusi lalu lintas tidak hanya mempengaruhi lingkungan ekologi di wilayah tersebut, tetapi juga berdampak serius pada lingkungan global. Gas buang, kebisingan, dan debu yang dihasilkan oleh lalu lintas perkotaan telah menjadi sumber utama pencemaran lingkungan perkotaan. Di kota-kota besar di seluruh dunia, gas buang yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor merupakan sumber polusi udara terbesar. Kendaraan berbahan bakar tradisional menghasilkan sejumlah besar gas berbahaya selama berkendara, yang tidak hanya mencemari lingkungan tetapi juga mempengaruhi kesehatan manusia. Polutan utama yang dipancarkan oleh knalpot mobil adalah karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), amonia oksida (NOx), timbal (Pb), partikulat halus (PM), dan sulfida. Polutan primer ini juga dapat menghasilkan polutan sekunder seperti kabut asap fotokimia dan pengendapan asam melalui reaksi kimia di atmosfer.
Menurut data terbaru yang dirilis oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, produksi mobil Indonesia mencapai 1.470.146 unit pada tahun 2022, meningkat hampir 350.000 unit dibandingkan dengan tahun 2021, dan tingkat pertumbuhan tahun ke tahun lebih dari 31%, yang mencerminkan potensi pertumbuhan yang sangat besar dari industri otomotif Indonesia.
Sebagai negara dengan populasi terpadat keempat di dunia, Indonesia memiliki populasi yang terus bertambah dari tahun ke tahun dan memiliki keuntungan demografis yang unik. Saat ini, kepemilikan mobil di Indonesia per 1.000 orang hanya 99 unit, sementara di China kepemilikan mobil per 1.000 orang telah mencapai 200 unit. Dengan peningkatan pendapatan per kapita Indonesia yang terus meningkat, Indonesia akan memasuki tahap pemasyarakatan mobil secara massal. Indonesia memiliki kondisi dasar untuk menjadi pasar yang besar untuk produksi dan penjualan mobil.
Sejak tahun 2012, Indonesia telah mencapai angka produksi tahunan sebesar satu juta mobil. Namun, epidemi COVID-19 mempengaruhi pasar mobil Indonesia pada tahun 2020. Produksi mobil domestik Indonesia turun 46,37% dari tahun ke tahun, dengan hanya 690.000 kendaraan yang diproduksi. Dengan berlalunya epidemi, produksi mobil Indonesia pada tahun 2021 segera kembali ke level jutaan, mencapai 1,12 juta unit, meningkat 62,56% dari tahun ke tahun.
Dengan pulihnya perekonomian nasional Indonesia, peningkatan pendapatan per kapita, dan dukungan kuat pemerintah Indonesia terhadap industri otomotif, terutama kendaraan energi baru, industri otomotif Indonesia diharapkan dapat semakin berkembang pesat. Dengan prospek pengembangan yang sangat besar, mempelajari perkembangan pasar kendaraan listrik di Indonesia sangat penting untuk mengetahui dampaknya terhadap lingkungan dan akan memberikan data langsung kepada para peneliti yang relevan.
Status pasar mobil di Indonesia saat ini
Karena latar belakang sosial dan budaya yang unik, keluarga Indonesia sebagian besar adalah keluarga dengan banyak orang. Jumlah penumpang dan kenyamanan penggunaan merupakan faktor penimbang yang penting saat membeli mobil. Kebijakan preferensial pemerintah Indonesia dalam hal perpajakan dan aspek lainnya juga membuat harga mobil MPV menjadi lebih terjangkau. Oleh karena itu, model MPV 7-kursi telah lama mendominasi pasar mobil penumpang di Indonesia, menguasai sekitar 30% pangsa pasar. Dalam beberapa tahun terakhir, dengan mengandalkan keunggulan seperti gaya, konfigurasi, dan kenyamanan, model SUV secara bertahap mendapatkan pangsa pasar dan saat ini merupakan segmen yang paling berkembang. Pada saat yang sama, dengan perkembangan ekonomi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pasar mobil Indonesia juga telah menunjukkan tingkat kecerdasan dan tren elektrifikasi tertentu, dan kendaraan listrik murni juga telah berkembang pesat di Indonesia.
Seperti halnya negara-negara Asia Tenggara lainnya, pasar mobil di Indonesia didominasi oleh merek-merek Jepang yang menguasai lebih dari 90% pasar. Sisanya 10% adalah merek mobil Korea, Amerika, Eropa, dan Cina, seperti merek mobil Cina Chery dan Wuling. Dongfeng Xiaokang (Penjualan).
Dari sepuluh model terlaris yang dihitung oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia pada tahun 2022, kita dapat melihat preferensi masyarakat Indonesia terhadap merek dan model mobil. Peringkat pertama adalah Honda Brio yang terjangkau. Kecuali minivan Suzuki, model lainnya adalah model MPV, dan semuanya adalah merek Jepang.
Sebagian besar mobil yang diproduksi di Indonesia adalah merek asing, terutama merek Jepang, dan mobil-mobil tersebut diproduksi di Indonesia melalui pabrik-pabrik patungan dengan mitra lokal atau pabrik yang dimiliki sepenuhnya.
Produsen mobil Cina juga telah melihat potensi pengembangan pasar mobil Indonesia sejak dini. Sejak tahun 2015, Wuling Motors telah mendirikan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki di Indonesia, dan mulai meletakkan fondasi untuk proyek tersebut pada bulan Agustus tahun itu. Proyek ini telah menghabiskan total dana sebesar US$700 juta dan telah selesai dan mulai berproduksi pada tahun 2017. Selain Wuling Motors, perusahaan domestik Dongfeng Xiaokang (sekarang berganti nama menjadi Thalys) juga telah berinvestasi di Indonesia dan mulai memproduksi mobil. Chery juga telah menerapkan produksi di Indonesia melalui perakitan. Diharapkan lebih banyak lagi merek mobil domestik yang akan memasuki pasar Indonesia di masa depan.
Saat ini, sepuluh besar produsen mobil di Indonesia sebagian besar adalah merek-merek Jepang. Lima besar semuanya adalah merek Jepang, yaitu Toyota, Daihatsu, Mitsubishi, Suzuki, dan Honda. Hyundai Motor dari Korea berada di urutan keenam dan ketujuh. Hingga peringkat kesembilan, semuanya adalah merek Jepang. Perlu dicatat bahwa Wuling Motors dari China juga masuk ke dalam sepuluh besar produsen mobil di Indonesia, yang saat ini berada di peringkat kesepuluh, dengan total 30.441 kendaraan yang diproduksi pada tahun 2022, menyumbang 2,07% dari produksi mobil Indonesia pada tahun tersebut.
Status pasar mobil listrik di Indonesia saat ini
Pada tanggal 20 Juli 2023, data statistik terkait industri otomotif Indonesia menunjukkan bahwa industri kendaraan listrik di Indonesia telah memasuki periode pertumbuhan. Pada tahun 2022, penjualan kendaraan listrik akan mencapai lebih dari 20.000 unit, meningkat lebih dari tiga kali lipat, dan penjualan diperkirakan akan melebihi 50.000 unit pada tahun 2023. Kementerian Perindustrian Indonesia sebelumnya telah mengeluarkan dokumen yang menjelaskan tujuan pengembangan produksi kendaraan listrik nasional yang mencapai 1 juta unit pada tahun 2035.
Indonesia memiliki fondasi industri otomotif yang relatif lengkap dan sumber daya mineral yang kaya. Cadangan nikel, bahan baku penting untuk baterai kendaraan listrik, mencapai 52% dari total cadangan dunia, menjadikannya salah satu produsen nikel terbesar. Indonesia menggunakan keunggulan sumber dayanya untuk mengembangkan industri manufaktur mobil dengan penuh semangat dan menganggap industri kendaraan listrik sebagai industri prioritas nasional. Presiden Indonesia Joko Widodo menunjukkan bahwa perlu untuk memanfaatkan peluang pengembangan global kendaraan listrik dan membangun ekosistem untuk seluruh rantai industri kendaraan listrik.
Untuk mendorong pengembangan industri kendaraan listrik, pemerintah Indonesia telah meluncurkan serangkaian kebijakan khusus. Pada bulan April 2024, kebijakan pengurangan pajak kendaraan listrik yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan Indonesia akan secara resmi berlaku. Tarif pajak preferensial dibagi menjadi dua tingkat. Pajak penjualan kendaraan listrik dengan tingkat lokalisasi 40% akan dikurangi dari 11% menjadi 1%, dan tingkat lokalisasi menjadi 20%. -Pajak penjualan kendaraan listrik sebesar 40% akan dikurangi menjadi 6%. Indonesia juga menetapkan bahwa kendaraan dinas yang digunakan oleh semua lembaga nasional dan kantor regional mereka akan secara bertahap dikonversi menjadi kendaraan listrik, dan jaringan pengisian kendaraan listrik nasional akan terus diperluas. Perusahaan listrik nasional Indonesia menyatakan bahwa mereka akan berusaha untuk membangun 25.000 stasiun pengisian kendaraan listrik pada tahun 2030.
Dalam hal produksi bahan baku baterai kendaraan listrik, Kawasan Industri Delong dan Kawasan Industri Qingshan yang diinvestasikan oleh perusahaan-perusahaan China telah memperkuat kerja sama dengan Indonesia dalam produksi feronikel. Perusahaan mobil Cina, Wuling, telah berkinerja baik di pasar kendaraan listrik Indonesia. Penelitian oleh lembaga pemeringkat internasional Fitch menunjukkan bahwa peningkatan penjualan kendaraan listrik di Indonesia pada tahun 2022 akan disebabkan oleh masuknya model-model yang lebih hemat biaya ke pasar, seperti Wuling “Aviation” yang dibanderol dengan harga 250 juta rupiah (1 dolar AS setara dengan 15.000 rupiah). kendaraan listrik merek Wuling digemari oleh banyak konsumen Indonesia, dengan penjualan mencapai 8.000 unit dalam waktu kurang dari setengah tahun setelah peluncurannya.
Arif Pramadana, wakil manajer umum SAIC-GM-Wuling Indonesia Automobile Co, Ltd, mengatakan: “Wuling akan memperkenalkan kendaraan energi baru ke Indonesia dan membantu Indonesia membangun sistem pendukung untuk rantai industri otomotif, dengan mempertimbangkan manfaat ekonomi dan perlindungan lingkungan yang ramah lingkungan. Investasi dari China dan Teknologi akan membantu Indonesia mengembangkan industri kendaraan listrik dengan lebih cepat dan lebih baik.”
Masa depan pasar mobil listrik Indonesia
Dilihat dari situasi aktual di Indonesia, industri otomotif selalu menjadi pilar penting bagi perekonomian Indonesia, dan kendaraan listrik, sebagai arah penting bagi pengembangan industri otomotif di masa depan, juga mendapat perhatian besar dari pemerintah Indonesia. Faktor-faktor yang mendorong pengembangan industri kendaraan listrik Indonesia yang berkelanjutan terutama mencakup aspek-aspek berikut: Pertama, Indonesia adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dengan populasi lebih dari 260 juta, sumber daya tenaga kerja yang melimpah dan biaya rendah; kedua, kepemilikan mobil per kapita Indonesia masih pada tingkat yang rendah, dan ada potensi pengembangan yang sangat besar di bidang kendaraan listrik; Selain itu, Indonesia kaya akan sumber daya bijih nikel, yang menyediakan daya yang cukup untuk pasokan bahan baku untuk sel bahan bakar; Selain itu, pemerintah Indonesia telah memperkenalkan serangkaian kebijakan yang menguntungkan untuk secara komprehensif mempromosikan Pengembangan kendaraan listrik dalam negeri. Secara keseluruhan, tren perkembangan masa depan industri kendaraan listrik Indonesia masih bagus.
Menurut “Laporan Penelitian Status Pasar Industri Kendaraan Listrik Indonesia dan Kelayakan Masuknya Perusahaan Luar Negeri pada Tahun 2021” yang dirilis oleh New Thinking Industry Research Center, di pasar global, dalam beberapa tahun terakhir, dengan kemajuan teknologi terkait dan peningkatan penerimaan masyarakat, penjualan pasar kendaraan listrik global telah mempertahankan tren pertumbuhan yang stabil, mencapai 2,21 juta unit pada tahun 2019, meningkat 10% dari tahun sebelumnya, dan proporsinya di seluruh penjualan mobil juga meningkat menjadi 2,5%. Industri ini berada dalam tahap perkembangan yang pesat. Diperkirakan penjualan kendaraan listrik global akan melebihi 11,8 juta unit pada tahun 2025. Dengan latar belakang ini, pemerintah Indonesia juga mulai aktif mendorong proses pengembangan industri kendaraan listrik dalam negeri. Meskipun pengembangan industri dalam negeri masih dalam tahap awal, namun memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan di masa depan.
Dalam rangka mendorong perkembangan yang berkelanjutan dan sehat dari seluruh industri otomotif, sekaligus mengurangi ketergantungan pada minyak impor dan mengurangi masalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh knalpot mobil, pihak berwenang Indonesia telah menetapkan kendaraan listrik sebagai area pengembangan prioritas dan memperkenalkan serangkaian kebijakan dan insentif yang menguntungkan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menarik produsen mobil asing untuk berinvestasi dan membangun pabrik di Indonesia, dan untuk terus merangsang permintaan konsumen domestik akan kendaraan listrik. Menurut rencana Kementerian Perindustrian Indonesia, Indonesia akan memproduksi 400.000 kendaraan listrik pada tahun 2025, yang merupakan 20% dari total jumlah mobil yang diproduksi di Indonesia. Selain itu, pemerintah Indonesia juga berharap Indonesia dapat menjadi pengekspor kendaraan listrik dan akan memproduksi sebagian besar kendaraan listriknya diekspor ke pasar luar negeri, dan akan menyalip Singapura dan Thailand pada tahun 2030 untuk menjadi basis produksi dan ekspor kendaraan listrik terbesar di Asia Tenggara.
Disadur dari: www.jurnalindustry.com