Badan Usaha Milik Negara
Dipublikasikan oleh Nurul Aeni Azizah Sari pada 08 Mei 2024
Tempo.co, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan kementeriannya akan melebur tujuh BUMN atau perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur ke dalam tiga induk usaha (holding).
“Kami sedang dalam proses penggabungan tujuh perusahaan menjadi tiga perusahaan induk,” katanya di Jakarta, pada hari Selasa, 19 Maret. Tujuh perusahaan konstruksi tersebut adalah Hutama Karya, Waskita, PP, Wijaya Karya, Brantas Abipraya, Adhi Karya, dan Nindya Karya.
Erick mengatakan bahwa penggabungan ini bertujuan untuk meningkatkan tata kelola perusahaan konstruksi negara. Kementerian PUPR telah mulai mengklasifikasikan dan mengelompokkan perusahaan-perusahaan tersebut agar dapat fokus pada tugas masing-masing.
Dia menguraikan bahwa Brantas Abipraya, Adhi Karya, dan Nindya Karya akan digabungkan untuk fokus pada proyek-proyek air, kereta api, dan proyek-proyek pembangunan lainnya, sementara Hutama Karya dan Waskita akan digabungkan untuk mengerjakan proyek-proyek jalan tol, non-tol, gedung, dan komersial perumahan.
“Wika (Wijaya Karya) dan PP tidak akan fokus pada pembangunan jalan tol, tetapi pelabuhan dan bandara. Namun mereka tetap mengerjakan proyek-proyek konstruksi perumahan karena ini adalah aset mereka sebelumnya,” jelas Erick. Dia menegaskan bahwa PP akan menjadi perusahaan induk untuk penggabungan dengan Wijaya Karya.
Menurut Erick, Kementerian BUMN akan terus mendorong konsolidasi agar perusahaan-perusahaan negara memiliki spesialisasi dan keahlian, sehingga kinerjanya lebih efisien. Sebelumnya, Erick Thohir mengungkapkan bahwa hanya akan ada 30 BUMN yang akan fokus pada tugasnya masing-masing dan kementerian masih memiliki waktu untuk melakukan konsolidasi hingga Oktober 2024 atau sebelum masa jabatannya berakhir.
Disadur dari: en.tempo.co
Badan Usaha Milik Negara
Dipublikasikan oleh Nurul Aeni Azizah Sari pada 08 Mei 2024
Komite Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya hari ini menyimpulkan tinjauannya terhadap laporan periodik kedua Indonesia, dengan para Ahli Komite memberikan pujian kepada negara atas keberhasilan pemilihan umum baru-baru ini, sambil mengajukan pertanyaan mengenai undang-undang penciptaan lapangan kerja dan kebebasan beragama di Indonesia.
Seree Nonthasoot, Ahli Komite dan Ketua Gugus Tugas, mengucapkan selamat kepada Indonesia atas pemilihan umum yang sukses pada tanggal 14 Februari lalu. Dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa, 17.000 pulau, dan merupakan negara dengan perekonomian terbesar di antara 10 anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), keberhasilan demokrasi di Indonesia sangat penting bagi Komite.
Nonthasoot mengatakan bahwa undang-undang penciptaan lapangan kerja tahun 2023 melonggarkan persyaratan peraturan tentang undang-undang kehutanan dengan menghapus cadangan minimum 30 persen dari daerah aliran sungai dan wilayah pulau sebagai lahan hutan, yang akan digunakan untuk mencegah bencana seperti banjir dan tanah longsor.
Hal ini menjadi masalah karena melonggarkan sejumlah persyaratan untuk keberlanjutan, termasuk perlindungan dari bencana alam. Pendekatan hak asasi manusia harus selalu dihormati. Dapatkah Negara pihak mengklarifikasi perkembangan yang kontradiktif ini? Ahli lain bertanya apakah legislasi omnibus law berdampak buruk pada masyarakat adat Papua? Bagaimana Negara peserta menangani konflik-konflik semacam ini?
Seorang Ahli Komite mengatakan bahwa selama tiga tahun terakhir, terdapat kurangnya konsistensi dalam menangani masalah-masalah agama, termasuk pendekatan diskriminatif terhadap dokumentasi pernikahan antar agama. Dapatkah Negara pihak menjelaskan situasi ini? Apa dasar pemikiran di balik peraturan-peraturan tersebut? Ahli lain bertanya apa gunanya hanya mencerminkan salah satu dari enam agama yang ada dalam pernikahan? Dapatkah seseorang mengubah denominasi agama dengan mudah? Pilihan apa yang dimiliki oleh mereka yang berasal dari kelompok agama lain?
Delegasi tersebut mengatakan bahwa omnibus law adalah seperangkat kerangka kerja yang komprehensif, yang diformulasikan untuk menstimulasi ekonomi Indonesia dan menarik investasi asing. Undang-undang ini memberikan kepastian hukum untuk ketenagakerjaan, sekaligus mencakup serangkaian ketentuan ketenagakerjaan yang luas. Pemberlakuan undang-undang ini telah berhasil meningkatkan investasi asing di Indonesia. Undang-undang tersebut telah mengalami peninjauan kembali. Sesuai dengan undang-undang tersebut, Pemerintah dapat membatalkan izin usaha apabila sebuah perusahaan terbukti melanggar persyaratan lingkungan.
Delegasi tersebut mengatakan bahwa pernikahan beda agama di Indonesia merupakan topik diskusi yang kompleks. Pernikahan di Indonesia tidak hanya merupakan peristiwa sipil, tetapi juga peristiwa keagamaan. Indonesia mengakui enam agama resmi, dan undang-undang perkawinan bertujuan untuk mendorong keberagaman agama. Sebagaimana diamanatkan oleh keputusan Mahkamah Konstitusi, para penganut sistem kepercayaan tradisional dapat mendaftarkan identitas agama mereka di kartu identitas mereka, yang telah mencegah diskriminasi karena keyakinan agama. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengakses semua layanan publik.
Tri Tharyat, Wakil Menteri Luar Negeri untuk Kerja Sama Multilateral di Kementerian Luar Negeri Indonesia dan ketua delegasi yang mempresentasikan laporan tersebut, mengatakan bahwa pada tahun 2022 dan 2023, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,31 persen dan 5,05 persen.
Tingkat pengangguran turun dari 5,86 persen pada Agustus 2022 menjadi 5,32 persen pada Agustus 2023. Di bidang hak atas tanah, Indonesia telah membuat kemajuan yang signifikan dalam memilah-milah klaim tanah yang tumpang tindih dan mendigitalisasi pendaftaran tanah. Dari tahun 2019 hingga 2023, sekitar 9,1 juta hektar tanah telah disertifikasi. Indonesia berkomitmen kuat untuk melanjutkan program reformasi agraria untuk melindungi hak-hak seluruh warga negara.
Sebagai penutup, Bapak Nonthasoot mengatakan bahwa ada dua isu utama yang perlu disoroti untuk Indonesia. Keseimbangan antara kesejahteraan dan pembangunan tampaknya merupakan kompromi besar. Isu besar lainnya adalah alokasi sumber daya. Dalam kedua kasus tersebut, penting untuk menggarisbawahi pengarusutamaan partisipasi dan pendekatan berbasis hak asasi manusia.
Bapak Tharyat menyampaikan penghargaan kepada Komite atas kesempatan untuk terlibat dalam dialog yang konstruktif. Indonesia berkomitmen untuk memastikan bahwa hasil dari dialog tersebut dapat diwujudkan dan berkontribusi pada perubahan positif dalam meningkatkan hak asasi manusia.
Delegasi Indonesia terdiri dari perwakilan dari Kementerian Luar Negeri; Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan; Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional; Kementerian Agraria dan Tata Ruang; Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mahkamah Agung; Sekretariat Kabinet; dan Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa.
Semua dokumen yang berkaitan dengan kerja Komite, termasuk laporan yang disampaikan oleh Negara-negara peserta, dapat dilihat di halaman web sesi ini. Siaran web dari pertemuan-pertemuan sidang dapat ditemukan di siniOpens in new window, dan ringkasan pertemuan dapat ditemukan di siniOpens in new window. Komite selanjutnya akan mengadakan pertemuan terbuka pada pukul 15.00 pada hari Rabu, 21 Februari, untuk memulai pertimbangannya atas laporan periodik ketujuh Swedia (E/C.12/SWE/7)Terbuka di jendela baru.
Laporan komite akan membahas laporan periodik kedua dari Indonesia (E/C.12/IDN/2)Membuka di jendela baru.
Presentasi laporan
Tri Tharyat, Wakil Menteri Luar Negeri untuk Kerja Sama Multilateral di Kementerian Luar Negeri Indonesia dan ketua delegasi Indonesia, mengatakan bahwa pandemi COVID-19 telah memberikan tantangan yang signifikan terhadap upaya Indonesia dalam mempromosikan hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya.
Namun, melalui serangkaian langkah kebijakan, Indonesia telah mampu mengelola dampak pandemi dan pulih dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat serta tingkat pengangguran dan kemiskinan yang menurun. Pada tahun 2022 dan 2023, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,31 persen dan 5,05 persen. Tingkat pengangguran turun dari 5,86 persen pada Agustus 2022 menjadi 5,32 persen pada Agustus 2023. Tingkat kemiskinan ekstrem turun dari 3,5 persen pada tahun 2021 menjadi 2,5 persen pada tahun 2022.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memuji Indonesia dalam penanganan pandemi melalui program vaksinasi nasional. Sekitar 200 juta orang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19 secara gratis, sementara 174 juta orang telah menerima dosis kedua. Berbagai aspek pemenuhan hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya telah diintegrasikan ke dalam rencana pembangunan nasional Indonesia, rencana aksi nasional hak asasi manusia, dan strategi nasional bisnis dan hak asasi manusia yang baru-baru ini disahkan.
UU No. 11 Tahun 2020 tentang penciptaan lapangan kerja, atau omnibus law, merupakan undang-undang komprehensif yang bertujuan untuk memperkuat ekonomi Indonesia, menarik investasi asing, dan menciptakan lapangan kerja. Terlepas dari kritik, undang-undang tersebut telah membawa dampak positif bagi perekonomian, lingkungan bisnis, perlindungan lingkungan, dan pembangunan Indonesia secara keseluruhan.
Selama periode Januari 2021 hingga Maret 2022, aliran investasi asing langsung ke Indonesia meningkat 29,4 persen, dibandingkan dengan periode Juni 2019 hingga September 2020. Sistem peradilan Indonesia menyediakan sarana untuk mengajukan permohonan peninjauan kembali peraturan perundang-undangan, termasuk omnibus law.
Di bidang hak atas tanah, Indonesia telah membuat kemajuan yang signifikan dalam memilah-milah klaim tanah yang tumpang tindih dan mendigitalisasi pendaftaran tanah. Dari tahun 2019 hingga 2023, sekitar 9,1 juta hektar tanah telah disertifikasi. Indonesia berkomitmen kuat untuk melanjutkan program reformasi agraria untuk melindungi hak-hak semua warga negara. Bapak Tharyat menyimpulkan dengan mengatakan bahwa delegasi Indonesia siap untuk terlibat dalam dialog konstruktif dengan Komite dan mempertimbangkan rekomendasi Komite yang akan datang.
Pertanyaan dari para ahli komite
Ahli Komite dan Ketua Gugus Tugas, mengucapkan selamat kepada Indonesia atas keberhasilan pemilihan umum pada tanggal 14 Februari. Dengan lebih dari 270 juta penduduk, 17.000 pulau dan merupakan negara dengan ekonomi terbesar di antara 10 anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, keberhasilan demokrasi di Indonesia merupakan hal yang penting bagi Komite.
Dapatkah Negara Pihak menjelaskan apakah ada kebijakan atau praktek pelatihan hak asasi manusia, termasuk pelatihan mengenai mekanisme hak asasi manusia internasional untuk para hakim di berbagai tingkatan dari tingkat kotamadya, propinsi sampai ibukota Jakarta, dan juga untuk para hakim di pengadilan khusus, khususnya pengadilan hak asasi manusia? Kapan Indonesia akan mengaksesi Konvensi Penghilangan Paksa dan meratifikasi Protokol Opsional Kovenan?
Dapatkah Negara pihak mengkonfirmasi upayanya untuk memperkuat kapasitas kelembagaan lembaga hak asasi manusia nasional, termasuk ketersediaan anggaran yang memadai dan sumber daya manusia yang berkualitas? Komite mencatat dengan prihatin bahwa uji tuntas hak asasi manusia yang bersifat wajib tidak ada dalam strategi nasional Negara pihak. Dapatkah informasi diberikan mengenai apakah Indonesia akan mewajibkan semua badan usaha milik negaranya untuk melakukan dan menyediakan secara terbuka hasil uji tuntas hak asasi manusia atas kebijakan dan proyek-proyek mereka?
Komite prihatin dengan kurangnya prioritas terhadap sektor dan kelompok yang rentan. Masyarakat adat hanya disebutkan secara sepintas dalam strategi tersebut dan juga kurangnya rencana aksi terkait masyarakat yang terkena dampak, tanah dan sumber daya alam. Apakah isu-isu ini akan diprioritaskan kembali atau diimplementasikan oleh satuan tugas nasional dan regional untuk bisnis dan hak asasi manusia?
Undang-undang penciptaan lapangan kerja tahun 2023 melonggarkan persyaratan peraturan tentang undang-undang kehutanan dengan menghapus cadangan minimum 30 persen dari daerah aliran sungai dan wilayah pulau sebagai lahan hutan, yang akan digunakan untuk mencegah bencana seperti banjir dan tanah longsor. Dapatkah Negara pihak menjelaskan perkembangan yang kontradiktif ini? Apakah militerisasi telah menjadi tren umum dan bagaimana Indonesia berniat untuk memastikan bahwa militerisasi tidak digunakan untuk mengancam masyarakat sipil, terutama pembela HAM, dalam proyek-proyek pembangunan berskala besar?
Apakah komitmen Indonesia terhadap pengurangan batu bara masih berlaku? Langkah-langkah apa yang akan digunakan oleh negara pihak untuk mengimplementasikan kesepakatan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara tentang polusi asap lintas batas? Bagaimana Indonesia berencana untuk meminimalisir deforestasi dan perusakan pesisir di lokasi ibu kota baru? Apa tanggapan Negara pihak terhadap seruan untuk melindungi masyarakat pesisir dan daerah padat penduduk di pedalaman dari kenaikan permukaan air laut dan potensi banjir? Apakah Indonesia berencana untuk menerapkan mekanisme alokasi sumber daya yang kuat untuk meningkatkan pemberian layanan dan kualitas layanan publik dasar seperti dalam kasus layanan kesehatan di daerah pedesaan? Apakah revisi UU KPK telah melemahkan fungsi KPK?
Pelanggaran berat hak asasi manusia telah dilaporkan terjadi terhadap masyarakat adat Papua di provinsi Papua, Papua Barat, Papua Tengah, dan Pegunungan Papua. Bagaimana perkembangan RUU Masyarakat Adat yang telah terhenti di parlemen selama hampir satu dekade? Komite telah mengetahui bahwa banyak pengungsi internal di Papua Barat telah hidup dalam keadaan tidak menentu tanpa akses yang layak ke layanan kesehatan dan pendidikan. Bisakah klarifikasi tentang masalah ini diberikan? Dapatkah diberikan informasi terbaru mengenai situasi 1.000 pengungsi Rohingya di Aceh?
Komite prihatin dengan laporan-laporan mengenai terapi konversi yang telah dipaksakan kepada banyak orang lesbian, gay, biseksual, transgender dan interseks di Indonesia? Dapatkah Negara peserta menjelaskan hal ini dan memberikan rencana untuk mengatasi masalah ini? Sejak pertama kali diperkenalkan di Sumatera Barat pada tahun 2001, Indonesia telah memberlakukan 120 peraturan daerah yang mewajibkan jilbab. Dapatkah Negara pihak mengklarifikasi hal ini.
Disadur dari: ungeneva.org
Badan Usaha Milik Negara
Dipublikasikan oleh Nurul Aeni Azizah Sari pada 08 Mei 2024
Washington - Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen dan Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati menandatangani Indonesia Infrastructure and Finance Compact senilai Rp 10,2 triliun ($698 juta) - sebuah kerjasama lima tahun antara Millennium Challenge Corporation (MCC) dari pemerintah Amerika Serikat dan Pemerintah Indonesia, dengan kontribusi Rp 9,5 triliun ($649 juta) dari Amerika Serikat dan Rp 718 milyar ($49 juta) dari Pemerintah Indonesia.
(CEO) MCC, Alice Albright, turut hadir dalam acara penandatanganan kerjasama ini di Dana Moneter Internasional bersama dengan perwakilan dari pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia. “Kemitraan ini merepresentasikan keyakinan bersama antara Amerika Serikat dan Indonesia terhadap demokrasi dan pertumbuhan ekonomi yang digerakkan oleh inovasi,” ujar Yellen, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Direktur MCC.
“Kemitraan ini akan mendukung Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan Indonesia, dan pengembangan c tahan iklim yang memenuhi standar Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global (PGII) - yang diumumkan bersama oleh kedua presiden kami pada KTT Pemimpin G20.”
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia mempekerjakan hampir 97 persen tenaga kerja di Indonesia dan menyumbang sekitar 57 persen dari total PDB. Seiring dengan upaya Indonesia untuk terus berinvestasi di sektor manufaktur dan ekspor berbasis komoditas, infrastruktur berkualitas tinggi dibutuhkan untuk mengangkut pekerja dan barang.
“MCC bangga dengan hubungan kami selama hampir 20 tahun dengan Pemerintah Indonesia,” ujar CEO Albright. “Dengan investasi ini, kami akan bekerja sama dalam proyek-proyek yang bernilai total lebih dari $1 miliar. Kesepakatan yang ditandatangani hari ini akan berfokus pada keberlanjutan dan skalabilitas, meningkatkan ketahanan Indonesia terhadap perubahan iklim dan goncangan eksternal lainnya, serta menciptakan lebih banyak kesempatan bagi para pelaku usaha untuk mengakses modal pasar.”
Indonesia Infrastructure and Finance Compact bertujuan untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi infrastruktur transportasi dan logistik serta UMKM di Indonesia, terutama yang dimiliki oleh perempuan. “Indonesia mengambil langkah penting untuk membangun lingkungan keuangan yang kuat, mendorong pertumbuhan ekonomi yang bermanfaat bagi semua orang,” tambah Menteri Mulyani. “Saya sangat antusias untuk melihat bagaimana upaya bersama kita akan terus memperkuat ketahanan ekonomi bagi generasi Indonesia saat ini dan masa depan.”
Indonesia Kompak Infrastruktur dan Keuangan terdiri dari tiga proyek:
MCC dan Pemerintah Indonesia pertama kali bermitra pada tahun 2006 dengan program ambang batas senilai $55 juta untuk mengurangi korupsi dan meningkatkan tingkat imunisasi. Pada tahun 2011, MCC dan Pemerintah Indonesia kembali bermitra melalui program MCC - Indonesia Kompatibel senilai 474 juta dolar AS yang difokuskan pada bidang kesehatan dan gizi, pengelolaan lahan dan energi yang berkelanjutan, serta pengadaan barang dan jasa pemerintah yang dimodernisasi.
Millennium Challenge Corporation (MCC) adalah sebuah lembaga independen pemerintah Amerika Serikat yang bekerja untuk mengurangi kemiskinan global melalui pertumbuhan ekonomi. Dibentuk pada tahun 2004, MCC memberikan hibah dan bantuan dengan jangka waktu terbatas kepada negara-negara yang memenuhi standar yang ketat untuk tata kelola pemerintahan yang baik, memerangi korupsi dan menghormati hak-hak demokratis.
Disadur dari: id.usembassy.gov
Badan Usaha Milik Negara
Dipublikasikan oleh Nurul Aeni Azizah Sari pada 08 Mei 2024
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, memiliki rencana ambisius untuk memposisikan Indonesia sebagai pusat data center terkemuka di Asia Tenggara. Visi ini melibatkan dorongan dari perusahaan milik negara PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) untuk menjalin kemitraan di kawasan ASEAN.
Erick percaya bahwa target ini dapat dipercepat dengan memanfaatkan 166 proyek kerja sama yang saat ini ada di Asia Tenggara. Lebih lanjut, 73 dari proyek-proyek tersebut masih dalam tahap potensial, dengan total nilai yang diperkirakan mencapai US$17,8 miliar. “Jika kita tidak menyiapkan infrastruktur data center, maka akan menjadi masalah di masa depan. Salah satu cara kami mengatasinya adalah melalui kemitraan dengan Telkom dan Telkomsel di Asia Tenggara,” kata Erick di Hotel Mulia, Selasa, 5 September 2023.
Menjadi pemain kunci
Erick yakin bahwa Telkom pada akhirnya akan menjadi salah satu pemain utama dalam industri data center di Asia Tenggara. Ia menilai tujuan ini dapat dicapai, terutama karena anak perusahaan Telkom, PT PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel, telah menjadi bisnis menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara.
Meskipun demikian, Erick menekankan bahwa Indonesia tidak boleh hanya menjadi pasar di Asia Tenggara, tetapi harus menjadi pemain kunci dalam bisnis ini. Oleh karena itu, ia berniat untuk meningkatkan jumlah BUMN yang dapat bersaing di tingkat global.“Target Kementerian BUMN untuk tahun 2024-2034 adalah memiliki lebih banyak perusahaan BUMN yang dapat bersaing di tingkat global,” katanya.
Fokus pada energi terbarukan
Selain data center, Erick berencana untuk memanfaatkan beberapa dari 166 proyek di Asia Tenggara yang berfokus pada energi terbarukan. Menurutnya, salah satu pengembangan dalam negeri dalam industri energi terbarukan adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga surya terapung.
Erick menghitung, pembangkit listrik tenaga surya terapung milik PT Masdar Mitra Solar Radiance dapat ditingkatkan dari sekitar 130.000 megawatt menjadi 1 juta megawatt atau 1 gigawatt. Hal ini dikarenakan adanya relaksasi pembatasan luas danau yang dapat dimanfaatkan, meningkat dari 15% menjadi 25%. “Bayangkan, danau-danau kita bisa menjadi tempat yang ramah untuk menghasilkan energi baru terbarukan. Kami membuka investasi ini di dalam negeri,” kata Erick.
Dana yang dibutuhkan cukup besar
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo, atau Jokowi, memperkirakan bahwa dana yang dibutuhkan untuk transisi energi di kawasan ASEAN mencapai $29,4 triliun, atau sekitar Rp 448 kuadriliun. Modal yang cukup besar ini dapat diperoleh melalui skema pembiayaan inovatif yang melibatkan kemitraan yang saling menguntungkan dan berkelanjutan. Jokowi juga mendorong negara-negara anggota ASEAN untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan hilirisasi industri dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV). Ia meyakini bahwa kedua strategi ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi ASEAN.
Disadur dari: indonesiabusinesspost.com
Badan Usaha Milik Negara
Dipublikasikan oleh Nurul Aeni Azizah Sari pada 08 Mei 2024
Oeh Siwage Dharma Negara & Agustinus Prasetyantoko Presiden Indonesia Joko Widodo (R), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (L), Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir (kedua R), dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (ketiga R) menaiki kereta api ringan (LRT) baru Jakarta pada 3 Agustus 2023, menjelang operasi publik sistem transit yang dijadwalkan akan dimulai akhir bulan ini. (Foto oleh ADEK BERRY / AFP)
Ringkasan eksekutif
Pembangunan infrastruktur memainkan peran penting dalam meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia dan mendukung ambisi Indonesia untuk menjadi salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada tahun 2045. Lebih dari US$400 miliar dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan infrastruktur Indonesia hingga tahun 2024. Dana negara hanya dapat berkontribusi sekitar 30% dari total angka tersebut. Untuk menutup kesenjangan ini, pemerintah telah mengundang
Investasi sektor swasta dan mendorong kemitraan pemerintah-swasta (KPS) untuk sejumlah proyek infrastruktur. Dalam praktiknya, menarik investasi sektor swasta ke dalam proyek-proyek tersebut dapat menjadi tantangan tersendiri. Untuk mempercepat proses konstruksi, Pemerintah menugaskan beberapa badan usaha milik negara (BUMN), yang dikenal sebagai BUMN Karya, untuk memimpin pembangunan dan pengoperasian berbagai proyek infrastruktur yang dianggap 'strategis'. BUMN-BUMN ini telah mengalami penurunan kondisi keuangan sejak pandemi COVID-19, dan ada kemungkinan besar mereka membutuhkan lebih banyak suntikan modal negara untuk tetap bertahan.
Penting untuk mengurangi beban BUMN melalui restrukturisasi atau penjualan aset dan meningkatkan tata kelola perusahaan mereka. Mengizinkan investor internasional atau perusahaan konstruksi dan operasi untuk menjadi pemegang saham dapat membantu mengurangi ketergantungan BUMN-BUMN ini pada anggaran pemerintah. Selain itu, pemerintah juga perlu memperhatikan risiko utang BUMN terhadap perekonomian Indonesia, posisi kredit, dan kepercayaan investor. Siwage Dharma Negara adalah Senior sesama di ISEAS - Yusof Ishak Institute. Agustinus Prasetyantoko adalah Senior Fellow di Atma Jaya Institut kebijakan publik, Jakarta. Kedua penulis mengucapkan terima kasih kepada Manggi Habir, Tham Siew Yean, dan Cassey Lee atas komentar mereka terhadap draf sebelumnya.
Perspektif ISEAS 2023/100, 20 Desember 2023
Pendahuluan
Sejak awal masa kepresidenannya, Presiden Joko “Jokowi” Widodo gencar membangun infrastruktur di berbagai wilayah di Indonesia. Pembangunan infrastruktur ini bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pembangunan yang lebih merata, terutama di pulau-pulau terluar.
Lebih dari Rp 3.000 triliun (sekitar US$ 192 miliar) telah dihabiskan untuk proyek-proyek infrastruktur sejak Presiden Jokowi menjabat pada tahun 2014 (Gambar 1). Dana negara ini telah digunakan untuk membangun jalan raya dan jalan tol, bendungan, bandara dan pelabuhan, serta pembangkit listrik di seluruh Indonesia. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan bahwa Indonesia membutuhkan Rp 6.445 triliun untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan infrastruktur hingga 2024.[1] Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, pemerintah hanya dapat menyediakan Rp 2.385 triliun atau 37% dari total yang dibutuhkan, dan sisanya harus dipenuhi oleh investor swasta.[2]
Pemerintah telah mendorong kemitraan pemerintah-swasta (KPS) dan mengundang investor swasta dalam dan luar negeri untuk sejumlah proyek infrastruktur. Namun, pada praktiknya, sebagian besar proyek infrastruktur dibangun dan dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), seringkali dengan dukungan keuangan dari pemerintah. Bagi pemerintah, strategi tercepat untuk mempercepat pembangunan infrastruktur adalah dengan menugaskan BUMN. Mengundang investor asing atau mencari bantuan dari mitra asing membutuhkan waktu dan prosedur yang lebih lama, sehingga menunda rencana pemerintah. Proyek-proyek yang didanai dengan skema PPP masih terbatas, sebagian besar di sektor energi, yang lebih menarik bagi sektor swasta. Tantangan terbesar bagi partisipasi swasta dalam proyek-proyek tertentu yang diusulkan oleh pemerintah adalah keandalan dan profitabilitas. Beberapa proyek mengalami kemajuan yang sangat lambat karena masalah-masalah tertentu, seperti pembebasan lahan atau peraturan yang tidak jelas.
Gambar 1: Pengeluaran infrastruktur meningkat secara signifikan selama era Jokowi
Catatan: Angka tahun 2023 adalah alokasi anggaran.
Sumber: Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
Penugasan negara kepada BUMN untuk membangun berbagai proyek infrastruktur memiliki beberapa implikasi terhadap arus kas BUMN dan ruang fiskal pemerintah. Implikasi-implikasi tersebut sering kali tidak dipahami dengan baik, dan tulisan ini berusaha untuk menjelaskannya dengan melihat tiga studi kasus BUMN besar Indonesia yang bertanggung jawab atas pembangunan infrastruktur nasional. Mereka adalah PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (ketiga perusahaan BUMN ini sering disebut BUMN Karya).[3] PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk merupakan kontraktor utama untuk banyak proyek jalan tol di Indonesia. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, di sisi lain, adalah kontraktor utama untuk proyek-proyek bendungan. Waskita Karya dan Wijaya Karya tercatat di Bursa Efek Indonesia, yang berarti BUMN ini hanya dimiliki sebagian oleh pemerintah. Namun, Hutama Karya sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah. Terakhir, kami ingin memeriksa kewajiban keuangan mereka dan potensi risiko yang ditimbulkannya terhadap sektor fiskal dan keuangan.
Penugasan negara dan peningkatan beban
Untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di seluruh negeri, Presiden Jokowi melalui Kementerian BUMN menugaskan beberapa perusahaan negara untuk “memimpin” pembangunan sejumlah “proyek strategis. Biasanya ada dua jenis proyek infrastruktur yang melibatkan BUMN Karya. Pertama, BUMN Karya dikontrak untuk membangun infrastruktur dan kemudian dibayar oleh pemerintah setelah mereka menyelesaikan proyek dan memenuhi spesifikasi. Kedua adalah apa yang dikenal sebagai Build, Operate and Transfer (BOT) setelah beberapa tahun. Jenis proyek yang pertama (bangun saja) lebih mudah.
Selama pandemi COVID-19, banyak dari proyek-proyek ini tertunda, sehingga perusahaan-perusahaan tersebut tidak dapat menerima pembayaran dari pemerintah. Namun, bahkan ketika perusahaan-perusahaan tersebut akhirnya menyelesaikan proyeknya, pembayaran dari pemerintah seringkali terlambat. Selain itu, pandemi juga menyebabkan pembengkakan biaya yang merugikan profitabilitas perusahaan. Pengaturan BOT lebih kompleks karena mengharuskan perusahaan untuk mengoperasikan proyek dan mendapatkan bayaran dari pendapatan yang dihasilkan dari operasi proyek. Pengaturan ini sebagian besar terkait dengan jalan tol. Pada praktiknya, proyek-proyek jalan tol yang menguntungkan (dengan volume lalu lintas yang signifikan) sering diberikan kepada perusahaan jalan tol negara PT Jasa Marga, meninggalkan BUMN Karya dengan proyek-proyek jalan tol yang kurang menarik.
Sebagai contoh, Waskita ditugaskan untuk membangun jalan tol Trans-Jawa dan Sumatera. Sebagian besar, Waskita mengambil alih proyek-proyek jalan tol swasta yang mangkrak dan tidak lagi menguntungkan dari sudut pandang investor swasta. Secara total, Waskita mengakuisisi 12 ruas tol mangkrak dari sektor swasta dari tahun 2015 hingga 2017. Demikian juga, Hutama Karya menerima penugasan khusus untuk membangun ruas-ruas jalan tol Trans-Sumatera. Akibatnya, liabilitas perusahaan meningkat pesat. Tidak seperti Waskita Karya, Hutama Karya menerima suntikan modal negara, atau PMN (Penyertaan Modal Negara).
Gambar 2: Penugasan pemerintah meningkatkan liabilitas BUMN Karya
Sumber: Laporan tahunan perusahaan
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua BUMN yang menjalankan proyek-proyek infrastruktur menerima penyertaan modal negara (PMN). PMN adalah suntikan modal tambahan yang diberikan untuk proyek atau tujuan tertentu. Alokasi PMN diusulkan oleh pemerintah dan membutuhkan persetujuan DPR. Dengan demikian, penentuan BUMN mana yang dapat menerima PMN merupakan kebijaksanaan politik pemerintah dan DPR. Menteri BUMN dan Menteri Keuangan, setelah berkonsultasi dengan DPR, mencapai kesepakatan bersama tentang BUMN mana yang harus diberikan PMN.
BUMN-BUMN strategis yang memiliki beban utang yang terlalu tinggi dan yang peringkatnya diturunkan ke tingkat yang tidak berkelanjutan adalah BUMN yang mendapatkan PMN, atau suntikan modal, melalui APBN. BUMN yang lebih sehat biasanya tidak mendapatkan PMN. BUMN-BUMN yang tidak mendapatkan PMN harus menggunakan keuangan mereka sendiri, seringkali dengan berutang; dan hal ini rentan terhadap perubahan suku bunga. Kenaikan suku bunga meningkatkan biaya untuk membayar utang yang ada atau mendapatkan pinjaman baru. Selain itu, peringkat kredit BUMN juga dapat mempengaruhi aksesnya ke pasar utang dan biaya pinjaman. Peringkat kredit yang lebih rendah dapat mengakibatkan suku bunga utang yang lebih tinggi.
Gambar 2 menunjukkan tiga BUMN infrastruktur terbesar yang menghadapi peningkatan liabilitas karena penugasan pemerintah untuk membangun berbagai proyek infrastruktur. Jadi, apa implikasi keuangan dari meningkatnya liabilitas BUMN?
Implikasi keuangan
Menanggapi memburuknya kesehatan keuangan BUMN Karya, pemerintah melalui Kementerian Keuangan mengalokasikan Rp 28,16 triliun dalam APBN 2024 untuk mendukung BUMN ini dengan penyertaan modal negara (PMN). Kebijakan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur pada masa transisi kepemimpinan berikutnya pada Oktober 2024.
Untuk proyek-proyek infrastruktur, PMN akan dialokasikan kepada PT Hutama Karya (Persero) sebesar Rp 18,6 triliun dan PT Wijaya Karya Tbk sebesar Rp 6 triliun. Namun, PT Waskita Karya (Persero) Tbk tidak akan menerima PMN karena masalah internal terkait tuduhan penipuan dan beberapa praktik manajemen yang buruk.
Di antara tiga BUMN Karya, yaitu PT Waskita Karya (WSKT), PT Wijaya Karya (WIKA), dan PT Hutama Karya (HK), HK memiliki aset terbesar, yaitu Rp 156 triliun, diikuti oleh Waskita yang memiliki total aset Rp 98 triliun, dan WIKA dengan total aset Rp 75 triliun (Gambar 3). Nilai aset BUMN Karya telah meningkat secara signifikan seiring dengan pembangunan infrastruktur yang masif di Indonesia.
Gambar 3: Nilai Total Aset BUMN Karya
Sumber: Laporan tahunan perusahaan
Menariknya, nilai aset Waskita telah menurun sejak tahun 2019. Pada tahun 2019, aset Waskita (Rp 122 triliun) lebih besar dari HK (Rp 93 triliun). Namun pada tahun 2022, aset HK telah melampaui aset Waskita. Berdasarkan laporan keuangannya, pendapatan Waskita mulai menurun pada tahun 2019. Pada tahun 2019, Waskita membukukan kerugian sebesar Rp 2,8 triliun, yang pada tahun 2020 meningkat menjadi Rp 9,2 triliun. Ekuitas perusahaan juga mengalami penurunan sejak tahun 2019 (Gambar 4). Menurut manajemen Waskita, kerugian tersebut disebabkan oleh penurunan pendapatan akibat pandemi COVID-19 dan biaya nilai tukar atas kewajiban mereka.
Gambar 4: Situasi Keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk
Sumber: Laporan tahunan PT Waskita Karya (Persero) Tbk
Baru-baru ini, Waskita menghadapi beberapa masalah yang rumit mulai dari utang yang tinggi dan peningkatan kerugian hingga korupsi internal dan pembatalan PMN. Perdagangan saham Waskita dihentikan pada Mei 2023 setelah perusahaan gagal melakukan pembayaran kupon obligasi tepat waktu. Otoritas Bursa Efek Indonesia sekarang mempertimbangkan untuk menghapus saham perusahaan dari pasar karena tidak adanya perbaikan yang signifikan.[8] Beberapa perusahaan juga telah menggugat Waskita atas keterlambatan pembayaran utang.
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, dalam sebuah pernyataan publik pada September 2021, menyatakan bahwa peningkatan liabilitas Waskita disebabkan oleh penugasan dari pemerintah untuk memimpin beberapa proyek infrastruktur.[10] Tingginya beban utang mencapai puncaknya pada tahun 2019 setelah Waskita mengakuisisi beberapa ruas tol dari pihak swasta dari tahun 2015 hingga 2017 (Gambar 4). Pada tahun tersebut, utang Waskita mencapai Rp 70,9 triliun; utang ini terdiri dari pinjaman bank dan obligasi, serta utang sekitar Rp 20 triliun kepada para vendor. Selain itu, pandemi COVID-19 telah memperburuk kondisi keuangan perusahaan karena penurunan pendapatan, banyak proyek yang tertunda, dan pembengkakan biaya.
Berdasarkan kasus Waskita, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kesehatan keuangan BUMN. Masalah keuangan Waskita diperburuk oleh tata kelola yang buruk di dalam perusahaan. Mantan Direktur Utama Waskita ditetapkan sebagai tersangka atas tuduhan korupsi terkait penyelewengan penggunaan anak perusahaan (PT Waskita Beton Precas) pada tahun 2016-2020.11 Kasus ini membuat harga saham perusahaan turun secara drastis (Gambar 4) sekitar 6%, sehingga memaksa otoritas pasar untuk menghentikan sementara perdagangan untuk melindungi para pemegang sahamnya.
Gambar 5: Situasi Keuangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Sumber: Laporan tahunan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Faktanya, semua BUMN karya mengalami penurunan pendapatan akibat pandemi COVID-19. Laba mereka turun secara signifikan karena penundaan pembangunan proyek. WIKA, yang bisnis intinya adalah real estat dan properti, telah mengalami kerugian finansial sejak pandemi (Gambar 5). Saat ini WIKA sedang mengajukan penundaan pembayaran kewajiban pokok dan bunga kepada para krediturnya. Perusahaan ini akan menerima PMN sebesar Rp 6 triliun untuk mengatasi kesulitan keuangannya. Penyertaan modal negara ini terkait dengan pembengkakan biaya dalam proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), di mana WIKA ikut berpartisipasi.[13] Sejauh ini, dukungan negara ini mungkin cukup bagi WIKA untuk mempertahankan struktur modalnya.
Bersama dengan tiga BUMN Karya lainnya, WIKA telah menjadi pemain utama dalam pembangunan ibu kota baru (IKN) Nusantara di provinsi Kalimantan Timur.[14] WIKA bertanggung jawab atas dua konstruksi utama, yaitu tempat tinggal untuk para pekerja dan kantor untuk kementerian koordinator untuk urusan kemaritiman dan investasi. Total proyek ini bernilai sekitar Rp 1,3 triliun.
Kondisi keuangan HK juga memburuk, meskipun tidak separah Waskita. Mulai tahun 2020, HK mengalami kerugian besar-besaran. Hal ini terus berlanjut hingga tahun 2022 (Gambar 6). Penyebab utama kerugiannya adalah rendahnya pendapatan dari proyek jalan tol Trans Sumatera. Proyek ini diprakarsai oleh pemerintah sebagai proyek strategis, dan oleh karena itu, pendapatan tidak menjadi pertimbangan utama dalam pembangunannya. Volume lalu lintas di Trans Sumatera sangat rendah, sehingga tidak menarik minat sektor swasta untuk proyek ini. [15] Meskipun demikian, pemerintah mendorong proyek ini untuk meningkatkan konektivitas dan mobilitas orang, dan untuk merangsang kegiatan ekonomi di seluruh pulau. Peningkatan kegiatan ekonomi pada gilirannya akan meningkatkan volume lalu lintas yang pada akhirnya akan menarik investasi swasta.
Gambar 6: Situasi Keuangan PT Hutama Karya (Persero) Tbk
Sumber: Laporan tahunan PT Hutama Karya (Persero) Tbk
Pendapatan dari proyek Trans Sumatera tidak mencukupi untuk menutupi biaya operasional HK. Hal ini terjadi bersamaan dengan proyek-proyek lain yang tidak menguntungkan yang telah dikerjakan oleh perusahaan. Akibatnya, HK harus meningkatkan keuangannya dengan mengajukan lebih banyak utang. Kondisi ini tercermin dari kinerja keuangannya, di mana HK membukukan kerugian yang cukup signifikan sekitar Rp 1,4 triliun. Untuk menyelamatkan HK, pemerintah memutuskan untuk menambah penyertaan modal negara (PMN) di perusahaan tersebut. HK juga terlibat dalam beberapa proyek IKN senilai sekitar Rp 4,3 triliun, yang meliputi jalan tol, kantor kementerian, serta perumahan untuk aparatur sipil negara dan pasukan pengamanan presiden.
Potensi resiko terhadap perekonomian
BUMN memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia. Jadi, utang yang berlebihan di pihak mereka dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan ekonomi secara keseluruhan. Contohnya, jika BUMN tidak mampu membayar utang mereka, pemerintah harus turun tangan untuk menalangi mereka. Hal ini dapat membebani keuangan pemerintah, menyebabkan defisit anggaran, dan berpotensi meningkatkan utang publik.
Kesulitan keuangan BUMN yang terlilit utang juga dapat mendistorsi harga, karena pemerintah memberikan subsidi atau penyertaan modal negara agar perusahaan-perusahaan ini tetap bertahan. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan pasar dan misalokasi sumber daya. Terlebih lagi, selama pemerintahan Jokowi, kita telah melihat bagaimana BUMN menyerap sebagian besar kredit yang tersedia, menghambat investasi swasta dan pertumbuhan ekonomi, dan memadati pinjaman sektor swasta.
Peringkat kredit pemerintah Indonesia berpotensi terpengaruh jika utang BUMN menjadi beban serius bagi pemerintah. Peringkat kredit yang lebih rendah dapat mengakibatkan biaya pinjaman yang lebih tinggi bagi pemerintah dan sektor swasta. Selain itu, jika sebuah BUMN besar seperti Waskita gagal membayar utang, hal ini dapat merembet ke BUMN lain dan sistem keuangan negara. Hal ini dapat menyebabkan risiko sistemik dan ketidakstabilan keuangan. Pada gilirannya, gagal bayar BUMN yang besar yang menyebabkan kesulitan keuangan dapat mengikis kepercayaan investor terhadap negara dan menyebabkan pelarian modal dan mengurangi investasi asing langsung.
Oleh karena itu, utang BUMN harus dikelola dengan hati-hati. Jika berlebihan, hal ini dapat berdampak buruk pada stabilitas keuangan dan menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang negara. Terlalu banyak penugasan negara yang diberikan kepada BUMN tentu akan membebani sumber daya fiskal yang terbatas, sehingga mengurangi kemampuan pemerintah untuk berinvestasi pada program-program penting lainnya. Pemerintah harus lebih berhati-hati dalam berinvestasi pada proyek-proyek infrastruktur.
Dari sudut pandang pemerintah, menugaskan BUMN untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek infrastruktur seperti jalan tol, bandara, bendungan, pembangkit listrik, dan rel kereta api memiliki keuntungan dalam jangka pendek. Mengharapkan sektor swasta untuk memimpin proyek-proyek pembangunan infrastruktur tidaklah realistis, terutama jika proyek tersebut dimaksudkan untuk mendorong pembangunan di daerah-daerah yang kurang padat penduduk dan kurang menguntungkan. Oleh karena itu, untuk pembangunan strategis, BUMN memainkan peran utama. Namun, dalam jangka panjang, penting untuk mengembangkan peta jalan dan mendefinisikan sektor mana yang harus melibatkan BUMN dan sektor mana yang harus melibatkan sektor swasta, mitra nasional dan/atau internasional. Menugaskan BUMN bukan berarti mengabaikan manajemen risiko dan tata kelola yang hati-hati. Faktanya, tata kelola yang baik sangat penting untuk meminimalisir kecurangan dan perilaku korup yang berkaitan dengan proyek infrastruktur.
Kesimpulan
Mengelola utang BUMN dapat menjadi isu politik yang kontroversial. Sangat mengkhawatirkan bahwa BUMN yang diberi mandat untuk fokus pada proyek-proyek infrastruktur mengalami masalah pembiayaan yang serius yang menghambat daya saing dan keberlanjutan mereka. Pemerintah perlu menghindari tingkat utang BUMN yang tinggi untuk mendanai proyek-proyek yang bermotif politik dan tidak produktif, dengan manfaat yang tidak jelas.
Faktanya, salah satu kandidat Presiden telah menyoroti bahwa pembangunan infrastruktur besar-besaran tanpa pemikiran yang matang di bawah pemerintahan saat ini telah menempatkan BUMN Karya dalam kondisi keuangan yang kritis. Dia lebih lanjut mengatakan bahwa faktor utama yang menyebabkan BUMN Karya 'tutup buku' adalah tata kelola yang buruk.
Kurangnya independensi dari pihak manajemen BUMN Karya untuk menerima atau menolak sebuah proyek, dan untuk menentukan kriteria apa saja yang harus dipenuhi sebelum membangun proyek tersebut adalah alasan lain untuk kesulitan keuangan mereka saat ini. Manajemen hanya memiliki sedikit wewenang dalam hal ini, dan harus mengikuti perintah pemerintah. Salah satu solusi untuk hal ini adalah dengan mengundang investor internasional atau perusahaan konstruksi dan operasi ke dalam proyek-proyek tersebut sebagai pemegang saham.
Disadur dari:
Kami melihat dari tiga kasus BUMN Karya bahwa kurangnya transparansi dalam utang BUMN dapat menjadi risiko tersendiri. Terdapat kebutuhan untuk menyediakan informasi yang jelas mengenai tingkat dan persyaratan pinjaman BUMN; hal ini penting untuk menilai dan mengelola risiko secara efektif. Untuk menghentikan memburuknya utang BUMN lebih lanjut, pemerintah perlu membangun mekanisme pengawasan dan tata kelola yang kuat dan mengadopsi kebijakan fiskal dan moneter yang hati-hati.
Untuk mengatasi utang BUMN yang terus meningkat, diperlukan kombinasi antara restrukturisasi keuangan, perbaikan operasional, dan mungkin privatisasi atau penjualan aset (seperti yang terjadi pada INA). Penting untuk menyeimbangkan peran strategis BUMN dan keberlanjutan keuangan mereka untuk meminimalkan risiko terhadap kesehatan fiskal negara secara keseluruhan.
Peran Otoritas Investasi Indonesia (INA) dapat lebih ditingkatkan dengan partisipasinya dalam proyek-proyek strategis. Waskita telah melepas dua ruas jalan tol dan menyiapkan empat ruas jalan tol lainnya untuk diambil alih oleh INA. Hal ini akan membuat kondisi keuangannya menjadi lebih sehat. Inisiatif lainnya adalah penggunaan Pembiayaan Infrastruktur Non-Anggaran Pemerintah (PINA) yang lebih baik.
PINA diprakarsai oleh Bappenas untuk proyek-proyek strategis dan prioritas, terutama di sektor infrastruktur. Pembiayaan PINA dapat berasal dari pasar modal, dana kelolaan, asuransi, perbankan, dan pembiayaan lain yang sah. Beberapa proyek telah menggunakan skema PINA, seperti jalan tol Sumatera Utara dan Bandara Internasional Yogyakarta di Kulan Progo. Pada dasarnya, PINA menawarkan pembiayaan kreatif dengan mencocokkan kebutuhan investor tertentu dengan skema pembiayaan tertentu, melalui instrumen hibrida, dana penyertaan terbatas, dan pembiayaan rantai pasok yang disesuaikan. Skema-skema ini dapat dikembangkan dan diperluas untuk proyek-proyek infrastruktur di masa depan.
Disadur dari: iseas.edu.sg
Badan Usaha Milik Negara
Dipublikasikan oleh Nurul Aeni Azizah Sari pada 08 Mei 2024
Mbabane, 7 Agustus 2023 - Restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) utama di Eswatini akan menciptakan peluang baru bagi sektor swasta dan mempercepat pertumbuhan ekonomi, demikian laporan Bank Dunia yang dirilis hari ini. Membuat BUMN menjadi lebih efisien akan mengurangi ketergantungan mereka pada pendanaan publik dan mendorong pertumbuhan yang dipimpin oleh sektor swasta, yang sangat dibutuhkan untuk menyerap angkatan kerja muda yang terus bertambah, menurut laporan tersebut.
Perekonomian Eswatini menghadapi pertumbuhan yang rendah, defisit fiskal yang tinggi, dan BUMN yang tidak menguntungkan dalam beberapa tahun terakhir. Edisi pertama dari Eswatini Economic Update - Meningkatkan Permainan dengan BUMN yang Efisien, menyoroti bahwa BUMN menyediakan layanan infrastruktur dasar untuk bisnis dan rumah tangga, dan dengan demikian, meningkatkan kinerja mereka akan mendukung aktivitas sektor swasta.
Laporan ini menganalisis perkembangan ekonomi global dan domestik baru-baru ini dan menilai prospek jangka pendek dan menengah Eswatini. Laporan ini juga mengkaji peran BUMN dalam meningkatkan kinerja ekonomi, mengevaluasi kontribusi mereka terhadap perekonomian, mengidentifikasi keterbatasan, dan mengusulkan bidang-bidang dan tindakan-tindakan reformasi. Laporan ini menyoroti kebutuhan mendesak akan tindakan untuk mencapai aspirasi sosial-ekonomi, mengurangi kemiskinan, dan mengatasi tingkat pengangguran yang tinggi.
“Bank Dunia siap mendukung Eswatini dalam mengimplementasikan reformasi ini dan mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan merangkul perubahan-perubahan transformatif ini, Eswatini dapat memetakan arah untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup seluruh warganya, dan menjamin masa depan yang sejahtera,” kata Marie Francoise Marie-Nelly, Country Director Bank Dunia untuk Eswatini, Botswana, Lesotho, Namibia, dan Afrika Selatan.
“Edisi pertama Eswatini Economic Update merupakan landasan yang baik untuk perumusan kebijakan berbasis data. Rekomendasi-rekomendasi yang diberikan selaras dengan tujuan kami untuk beralih ke model pertumbuhan yang dipimpin oleh sektor swasta yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan tangguh, seperti yang tercermin dalam Kerangka Kerja Kemitraan Negara Bank Dunia untuk Kerajaan Eswatini,” ujar Yang Terhormat Thambo Gina, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Eswatini.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa Eswatini mengalami peningkatan ekonomi yang singkat setelah pandemi COVID-19, tetapi pertumbuhannya melambat. Sebelum pandemi, ekonomi tumbuh pada tingkat tahunan rata-rata 2,1 persen dari tahun 2015 hingga 2019. Namun, tantangan seperti basis ekonomi yang sempit, sektor publik yang besar, peraturan pemerintah yang rumit, serta lingkungan sosial-politik dan eksternal yang terkendala menghambat pertumbuhan yang berkelanjutan.
Pada tahun 2023, faktor domestik, termasuk ketidakpastian sosial-politik dan reformasi yang lambat, terus menghambat pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan melambat lebih lanjut pada tahun 2023 dan 2024. Kenaikan harga memperparah tantangan-tantangan ini, yang berdampak buruk pada kesejahteraan rumah tangga dan meningkatkan kemiskinan. Guncangan eksternal, seperti perang di Ukraina, berkontribusi pada kenaikan inflasi menjadi 4,8% pada tahun 2022. Untuk mengurangi tekanan inflasi, bank sentral memperketat kebijakan moneter dengan meningkatkan tingkat diskonto dari 4 persen menjadi 7,5 persen (di atas suku bunga sebelum pandemi COVID-19) antara awal tahun 2022 dan Juli 2023.
“Pemerintah Eswatini menyambut baik laporan ini, karena kami bertekad untuk menerapkan serangkaian reformasi kebijakan untuk membuka potensi sektor swasta dan meningkatkan efisiensi BUMN. Mengingat pendapatan Southern Africa Customs Union (SACU) yang lebih tinggi pada tahun 2023, pembentukan Dana Stabilisasi Pendapatan SACU akan membantu mengurangi guncangan tak terduga di masa depan dan mendorong stabilitas makroekonomi,” ujar Yang Terhormat Neal Rijkenberg, Menteri Keuangan Eswatini.
Untuk mengatasi berbagai tantangan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, laporan ini mengusulkan tiga tindakan kebijakan:
Reformasi BUMN akan membantu meningkatkan penyediaan layanan dan menciptakan peluang baru bagi sektor swasta, mengatasi ketidakseimbangan fiskal, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Untuk BUMN, ada tiga arah khusus yang diusulkan:
Disadur dari: worldbank.org