Perubahan Iklim
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 13 Juni 2025
Hubungan Kompleks antara Iklim dan Pembangunan
Bab ini menyoroti hubungan timbal balik yang kompleks antara pembangunan berkelanjutan, pengentasan kemiskinan, pengurangan ketimpangan, dan tindakan iklim dalam konteks pembatasan pemanasan global hingga 1,5°C di atas tingkat pra-industri. Pembatasan ini dinilai dapat mengurangi risiko kemiskinan dan ketimpangan secara signifikan, serta memudahkan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Dampak Pemanasan 1,5°C terhadap Kemiskinan dan Ketimpangan
Sinergi dan Trade-Off antara Adaptasi, Mitigasi, dan Pembangunan Berkelanjutan
Jalur Pembangunan Berkelanjutan Menuju Dunia 1,5°C
Studi Kasus: Praktik Berbasis Komunitas dan Ekosistem
Tantangan dan Kondisi untuk Mencapai Tujuan
Opini dan Kritik
Jalan Menuju Masa Depan yang Adil dan Berkelanjutan
Pembatasan pemanasan global hingga 1,5°C membuka peluang besar untuk mengurangi kemiskinan dan ketimpangan, serta mempercepat pencapaian SDGs. Namun, ini menuntut transformasi sosial-ekonomi yang mendalam, penguatan kapasitas adaptasi, dan kebijakan inklusif yang mengatasi ketidaksetaraan. Pendekatan holistik yang mengintegrasikan adaptasi, mitigasi, dan pembangunan berkelanjutan menjadi kunci untuk masa depan yang lebih adil dan lestari.
Sumber Artikel
Roy, J., Tschakert, P., Waisman, H., Abdul Halim, S., Antwi-Agyei, P., Dasgupta, P., Hayward, B., Kanninen, M., Liverman, D., Okereke, C., Pinho, P.F., Riahi, K., Suarez Rodriguez, A.G. (2018). Sustainable Development, Poverty Eradication and Reducing Inequalities. In: Global Warming of 1.5°C. An IPCC Special Report on the impacts of global warming of 1.5°C above pre-industrial levels and related global greenhouse gas emission pathways, in the context of strengthening the global response to the threat of climate change, sustainable development, and efforts to eradicate poverty. Masson-Delmotte, V. et al. (eds.). In Press.
Sumber Daya Air
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 13 Juni 2025
Pentingnya Tata Kelola Air untuk Masa Depan Asia
Asia adalah benua terluas dan terpadat di dunia, dengan sekitar 60% populasi global dan 32% sumber daya air tawar dunia. Namun, kawasan ini menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan air yang berkelanjutan, terutama di negara-negara berkembang yang mengalami urbanisasi cepat, pertumbuhan industri, dan perubahan iklim. Tata kelola air (Water Governance/WG) menjadi kunci utama untuk mengatasi masalah ini dan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 6 tentang air bersih dan sanitasi.
Paper ini melakukan tinjauan sistematis literatur WG di Asia selama 2000-2020, mengidentifikasi isu-isu utama, kerangka kerja yang digunakan, dan merekomendasikan model tata kelola yang efektif.
Tinjauan Sistematis dan Analisis Literatur
Penulis menggunakan metode PRISMA untuk menyeleksi 350 dokumen dari database Scopus dan sumber lain, kemudian menyaring menjadi 145 publikasi yang relevan. Studi ini mencakup artikel peer-reviewed, laporan institusi, dan literatur abu-abu (gray literature) yang membahas WG di Asia.
Tren dan Distribusi Studi WG di Asia
Definisi dan Konsep Tata Kelola Air
Isu Utama dalam Tata Kelola Air di Asia
1. Pengelolaan Air Lintas Batas (Transboundary Water Management/TWM)
2. Manajemen Irigasi
3. Kualitas Air
4. Nexus Air-Pangan-Energi-Iklim
Kerangka dan Model Tata Kelola yang Digunakan
Tantangan Umum Tata Kelola Air di Asia
Rekomendasi dan Jalan ke Depan
Studi Kasus dan Contoh Nyata
Kesimpulan: Tata Kelola Air sebagai Pilar Pencapaian SDG di Asia
Paper ini menegaskan bahwa tata kelola air yang efektif dan adaptif adalah kunci untuk mengatasi tantangan air di Asia dan mencapai SDG 6. Dengan kerangka kerja yang tepat, penguatan kelembagaan, dan kolaborasi lintas sektor serta negara, kawasan ini dapat mengelola sumber daya airnya secara berkelanjutan. Studi ini menjadi referensi penting bagi pembuat kebijakan, akademisi, dan praktisi yang ingin memahami dan memperbaiki tata kelola air di Asia.
Sumber Artikel (Bahasa Asli)
Nguyen Hong Duc, Pankaj Kumar, Pham Tam Long, Gowhar Meraj, Pham Phuong Lan, Mansour Almazroui, Ram Avtar. (2024). A Systematic Review of Water Governance in Asian Countries: Challenges, Frameworks, and Pathways Toward Sustainable Development Goals. Earth Systems and Environment. https://doi.org/10.1007/s41748-024-00385-1
Sumber Daya Air
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 13 Juni 2025
Kompleksitas Perjalanan Kebijakan Air dalam Era Globalisasi
Paper ini mengulas evolusi dan dinamika penyebaran kebijakan air di berbagai negara dan konteks melalui empat generasi pendekatan riset: difusi, transfer, translasi, dan branding. Dengan mengkaji literatur luas dan studi kasus empiris, Farhad Mukhtarov menawarkan pemahaman mendalam tentang bagaimana kebijakan air tidak hanya berpindah, tapi juga berubah dan dibentuk ulang oleh konteks lokal dan kekuatan global.
Kerangka Teoritis dan Metodologi
Penulis membedakan empat generasi riset kebijakan air:
Metode yang digunakan adalah narrative review dengan pencarian literatur kritis dan analisis konseptual.
Temuan Utama dan Studi Kasus
Difusi Kebijakan Air
Transfer Kebijakan Air
Translasi Kebijakan Air
Branding Kebijakan Air: Global Hydro-Hubs (GHHs)
Analisis Kritis: Kekuatan, Kelemahan, dan Peluang
Kekuatan
Kelemahan
Peluang
Relevansi dengan Tren Global dan Industri
Kesimpulan: Memahami dan Mengelola Perjalanan Kebijakan Air di Dunia Global
Farhad Mukhtarov dalam paper ini berhasil memberikan gambaran menyeluruh tentang bagaimana kebijakan air bergerak, berubah, dan dibentuk ulang di berbagai belahan dunia. Dari difusi yang lebih struktural, transfer yang politis, translasi yang kontekstual, hingga branding yang strategis, setiap pendekatan menawarkan wawasan unik. Tantangan terbesar adalah mengintegrasikan pendekatan-pendekatan ini untuk menghasilkan kebijakan air yang efektif, adil, dan berkelanjutan.
Sumber Artikel (Bahasa Asli)
Mukhtarov, F. (2022). A review of water policies on the move: Diffusion, transfer, translation or branding? Water Alternatives, 15(2), 290-306.
Sumber Daya Air
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 13 Juni 2025
Peran Vital Irigasi dalam Ketahanan Pangan Global
Irigasi memegang peranan penting dalam ketahanan pangan dunia, menghasilkan sekitar 40% produksi pangan global meskipun hanya mengairi 20% lahan pertanian. Namun, irigasi juga merupakan pengguna air terbesar, menyerap hampir 47% air tawar yang diambil dari sumber permukaan dan air tanah. Dengan tekanan bertambah dari pertumbuhan populasi, urbanisasi, dan perubahan pola konsumsi, serta ancaman perubahan iklim, sektor irigasi menghadapi tantangan besar.
Dokumen ini menyajikan pendekatan Climate-Smart Irrigation (CSI) sebagai bagian integral dari Climate-Smart Agriculture (CSA), yang bertujuan meningkatkan produktivitas, membangun ketahanan terhadap perubahan iklim, dan mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dari sistem irigasi.
Konsep Climate-Smart Irrigation (CSI)
CSI bukan sekadar teknik irigasi, melainkan pendekatan holistik yang menggabungkan:
CSI menekankan bahwa praktik irigasi harus disesuaikan dengan konteks agroklimatik dan sosial-ekonomi lokal, serta didukung oleh kebijakan, kelembagaan, dan teknologi yang tepat.
Tantangan Utama Sektor Irigasi di Era Perubahan Iklim
Pilar Utama CSI dan Implementasinya
1. Peningkatan Produktivitas dan Pendapatan Petani
2. Adaptasi terhadap Perubahan Iklim
3. Mitigasi Emisi Gas Rumah Kaca
Studi Kasus Penting dalam Dokumen
1. “Misión Posible II” di Spanyol
2. Pengembangan Pertanian Resilien di Kavre, Nepal
3. Pelestarian Danau Urmia di Iran
4. Informasi Irigasi untuk Petani di Sub-Sahara Afrika
5. Citizen Science di Agroforestry Andes
Analisis dan Nilai Tambah Paper
Kritik dan Tantangan
Menuju Irigasi Cerdas Iklim untuk Ketahanan Pangan Berkelanjutan
Dokumen ini menjadi referensi penting yang menggabungkan ilmu pengetahuan, praktik terbaik, dan strategi kebijakan untuk menghadapi tantangan irigasi di era perubahan iklim. Climate-Smart Irrigation bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal tata kelola, kapasitas, dan kolaborasi multi-level. Dengan pendekatan ini, sektor irigasi dapat meningkatkan produktivitas, memperkuat ketahanan, dan mengurangi jejak karbon, mendukung pencapaian SDG 2, 6, dan 13 secara simultan.
Sumber Artikel
Batchelor, C., Schnetzer, J. (2018). Compendium on Climate-Smart Irrigation: Concepts, evidence and options for a climate-smart approach to improving the performance of irrigated cropping systems. Global Alliance for Climate-Smart Agriculture, Food and Agriculture Organization of the United Nations, Rome.
Sumber Daya Air
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 13 Juni 2025
Kompleksitas dan Pentingnya Pengembangan Kapasitas di Sektor Air
Paper ini membahas secara mendalam konsep dan praktik pengembangan kapasitas (Capacity Development/CD) dalam sektor pengelolaan air. Pengembangan kapasitas tidak hanya soal peningkatan keterampilan individu, tetapi juga tentang membangun lingkungan yang kondusif agar pengetahuan dan kemampuan tersebut dapat diterapkan secara efektif. Dalam konteks sektor air yang kompleks dan dinamis, pengembangan kapasitas menjadi prasyarat utama agar pengelolaan air dapat berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan sosial, ekonomi, dan iklim.
Konsep dan Definisi Kapasitas
Tantangan dalam Pengembangan Kapasitas Sektor Air
Kerangka Pengembangan Kapasitas: Tiga Tingkatan
Studi Kasus dan Contoh Praktik
Teknologi dan Metode Pembelajaran Modern
Evaluasi dan Indikator Pengembangan Kapasitas
Opini dan Kritik
Pengembangan Kapasitas sebagai Pilar Keberlanjutan Sektor Air
Pengembangan kapasitas adalah fondasi utama untuk pengelolaan air yang efektif, adaptif, dan berkelanjutan. Dengan pendekatan yang holistik meliputi individu, organisasi, dan lingkungan pendukung, sektor air dapat menghadapi tantangan kompleks seperti perubahan iklim, urbanisasi, dan tekanan sosial ekonomi. Investasi berkelanjutan dalam pendidikan, pelatihan, teknologi, dan reformasi kelembagaan sangat penting untuk memastikan ketersediaan air yang aman dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Sumber Artikel
Blokland, M.W., Alaerts, G.J., Kaspersma, J.M., Hare, M. (2009). Capacity Development for Improved Water Management. UNESCO-IHE / UNW-DPC. Delft / Bonn.
Perubahan Iklim
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 13 Juni 2025
Tantangan dan Peluang di Dunia yang Memanas
Bab ini mengkaji hubungan kompleks antara pembangunan berkelanjutan, pengentasan kemiskinan, pengurangan ketimpangan, dan tindakan iklim dalam konteks pembatasan pemanasan global hingga 1,5°C di atas tingkat pra-industri. Laporan ini menegaskan bahwa membatasi pemanasan pada 1,5°C dibanding 2°C dapat secara signifikan mengurangi risiko kemiskinan, ketimpangan, dan dampak buruk iklim lainnya, sekaligus memudahkan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Dampak Pemanasan 1,5°C terhadap Kemiskinan dan Ketimpangan
Sinergi dan Trade-Off antara Adaptasi, Mitigasi, dan Pembangunan Berkelanjutan
Jalur Pembangunan Berkelanjutan Menuju Dunia 1,5°C
Studi Kasus: Praktik Berbasis Komunitas dan Ekosistem
Tantangan dan Kondisi untuk Mencapai Tujuan
Opini dan Kritik
Jalan Menuju Masa Depan yang Adil dan Berkelanjutan
Pembatasan pemanasan global hingga 1,5°C membuka peluang besar untuk mengurangi kemiskinan dan ketimpangan, serta mempercepat pencapaian SDGs. Namun, ini menuntut transformasi sosial-ekonomi yang mendalam, penguatan kapasitas adaptasi, dan kebijakan inklusif yang mengatasi ketidaksetaraan. Pendekatan holistik yang mengintegrasikan adaptasi, mitigasi, dan pembangunan berkelanjutan menjadi kunci untuk masa depan yang lebih adil dan lestari.
Sumber Artikel
Roy, J., Tschakert, P., Waisman, H., Abdul Halim, S., Antwi-Agyei, P., Dasgupta, P., Hayward, B., Kanninen, M., Liverman, D., Okereke, C., Pinho, P.F., Riahi, K., dan Suarez Rodriguez, A.G. (2018). Sustainable Development, Poverty Eradication and Reducing Inequalities. In: Global Warming of 1.5°C. An IPCC Special Report on the impacts of global warming of 1.5°C above pre-industrial levels and related global greenhouse gas emission pathways, in the context of strengthening the global response to the threat of climate change, sustainable development, and efforts to eradicate poverty. Masson-Delmotte, V. et al. (eds.). In Press.