Industri Kecil, Menengah dan Aneka
Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 10 Mei 2024
Istilah UMKM cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia. Singkatan dari usaha mikro, kecil, dan menengah. Jenis usaha ini juga telah diatur secara hukum melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Besar kecilnya sebuah usaha tentu saja dihitung dari omzet yang diperoleh. Selain itu, total aset dan jumlah karyawan yang dipekerjakan juga menentukan besar kecilnya usaha.
Bisnis dengan kekayaan bersih yang besar tidak dapat dikategorikan sebagai UMKM. Misalnya, perusahaan milik negara, perusahaan milik swasta dengan omzet tinggi, usaha patungan, dan usaha milik asing di Indonesia. Ingin tahu lebih banyak tentang UMKM? Simak penjelasan di bawah ini!
Apa yang dimaksud dengan UMKM?
UMKM adalah usaha yang dimiliki oleh perorangan, rumah tangga, atau badan usaha yang memiliki aset dan omset tahunan tidak lebih dari Rp500 juta. Dengan kata lain, pendapatan yang dihasilkan dari usaha tersebut relatif kecil. Tidak mengherankan jika banyak UMKM yang menjalankan bisnisnya dari rumah sendiri.
Bisnis yang dikategorikan ke dalam UMKM bisa bermacam-macam. Bisa berupa gerobak makanan, toko kelontong, atau bisnis jasa. Terkadang, ada banyak industri kecil dan minimarket yang masih bisa dikategorikan sebagai UMKM.
UMKM berperan sebagai penggerak perekonomian nasional di Indonesia. Bisnis-bisnis ini berkontribusi pada tingginya perputaran uang di pasar. Selain itu, UMKM juga turut serta dalam membantu pemerintah membuka lapangan pekerjaan.
Dengan berkembangnya teknologi, banyak UMKM yang sudah naik kelas. Sebagai pelanggan, Anda dapat bertransaksi dengan mudah. Sebagian besar UMKM sudah memiliki website bisnis dan akun media sosial untuk memudahkan orang melihat produk mereka.
Jenis-jenis UMKM
Secara umum, UMKM dibagi menjadi tiga jenis, yaitu usaha mikro, kecil, dan menengah. Simak perbedaan dan contohnya di bawah ini.
1. Usaha Mikro
Usaha mikro merupakan kategori UMKM yang paling kecil. Banyak juga yang menganggap jenis ini sebagai usaha rumahan yang dijalankan oleh individu atau rumah tangga. Dalam usaha mikro, aset berupa bangunan tempat usaha tidak termasuk dalam perhitungan.
Berdasarkan pendapatannya, usaha mikro memiliki omset tahunan paling banyak Rp300 juta, dengan aset paling banyak Rp50 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Mereka juga belum menerapkan SPK yang kompleks.
Contoh usaha mikro termasuk toko kelontong, tukang cukur, dan pedagang makanan. Usaha mikro sering kali menjalankan bisnis mereka sendiri atau dibantu oleh orang terdekat mereka. Berdasarkan jumlah karyawan, mereka tidak lebih dari lima orang.
2. Usaha Kecil
Beranjak ke unit bisnis yang lebih besar, yaitu usaha kecil. UMKM jenis ini memiliki omzet antara Rp300-Rp500 juta, dengan total penjualan tahunan hingga Rp2 miliar.
Usaha yang tergolong dalam usaha kecil antara lain bengkel motor, fotokopi, minimarket, dan usaha katering. Kemungkinan besar usaha ini dijalankan oleh perorangan dengan modal yang cukup besar. Namun, ada juga usaha kecil yang dijalankan oleh badan usaha yang beranggotakan beberapa orang.
3. Usaha Menengah
Usaha menengah merupakan jenis usaha terbesar dalam UMKM. Usaha yang diklasifikasikan sebagai usaha menengah tentu saja memiliki tingkat omset yang lebih tinggi, tetapi tidak dapat dikategorikan sebagai usaha besar. Mereka memiliki omset tahunan antara Rp500 juta hingga Rp10 miliar.
Selain itu, ciri-ciri perusahaan menengah dapat dilihat dari manajemen keuangannya. Mereka mempekerjakan tenaga profesional di bidang keuangan dan memiliki izin usaha.
Contoh perusahaan menengah adalah industri makanan kemasan, pabrik roti, dan toko perangkat keras. Bisnis ini mempekerjakan lebih banyak karyawan.
Itulah definisi dan contoh UMKM di Indonesia. Untuk mendukung perkembangan UMKM di Indonesia, BCA menginisiasi program Bangga Lokal x Bangga Buatan Indonesia sebagai bentuk dukungan terhadap UMKM lokal, mulai dari pembinaan hingga promosi.
Program ini dirancang untuk mengoptimalkan perkembangan UMKM di Indonesia. Dengan berpartisipasi dalam Bangga Lokal, UMKM juga berkesempatan untuk mendapatkan promosi melalui dukungan media dari BCA. Dukung UMKM bersama BCA sekarang juga, dukung kebanggaan lokal, kebanggaan kita semua.
Disadur dari: www.bca.co.id
Industri Kecil, Menengah dan Aneka
Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 10 Mei 2024
Tidak semua orang memahami secara mendalam tentang UKM atau Usaha Kecil Menengah.
UKM adalah singkatan dari Usaha Kecil dan Menengah, sebuah singkatan yang tidak semua orang paham. UKM merupakan kategori bisnis penting yang secara signifikan berkontribusi terhadap perekonomian masyarakat. Di bawah ini adalah penjelasan komprehensif tentang konsep usaha kecil dan menengah.
Apa itu UKM?
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, UKM adalah singkatan dari Usaha Kecil dan Menengah. Dari istilah ini saja, dapat disimpulkan bahwa UKM adalah bisnis yang beroperasi dalam skala kecil hingga menengah. Istilah "bisnis kecil" berkaitan dengan perusahaan yang didirikan secara mandiri, dengan omset tertentu, dan tanpa bantuan dari perusahaan besar. Hal ini menyiratkan bahwa UKM bukanlah anak perusahaan, perusahaan cabang, atau komponen dari perusahaan yang lebih besar dengan kantor utama yang luas dalam skala besar.
UKM diatur oleh Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008. Menurut peraturan tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ini, sebuah bisnis dikategorikan sebagai bisnis kecil jika omset tahunannya berada di kisaran 300 juta hingga 2,5 miliar rupiah, dan mempekerjakan 30 hingga 100 orang.
Di sisi lain, bisnis menengah adalah bisnis yang menghasilkan omset 2,5 miliar hingga 50 miliar rupiah per tahun. Ada perbedaan yang signifikan antara kedua kategori ini dibandingkan dengan usaha mikro, yang hanya menghasilkan omset tahunan di bawah 300 juta rupiah.
Sama halnya dengan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), tujuan dari Usaha Kecil dan Menengah adalah untuk memungkinkan para pengusaha untuk mengembangkan usaha mereka, sehingga memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional berdasarkan prinsip-prinsip keadilan ekonomi.
Kriteria Usaha Kecil dan Menengah
Setelah memahami konsep UKM, sekarang saatnya untuk mempelajari kriterianya. Selain aspek omset yang disebutkan sebelumnya, Usaha Kecil dan Menengah juga memiliki kriteria lain. Kriteria UKM ditetapkan dan diatur oleh UU No. 9 Tahun 1995. Menurut undang-undang ini, kriteria UKM adalah sebagai berikut:
- Pendapatan penjualan tahunan maksimum: Rp 1 miliar.
- Kekayaan bersih maksimum: Rp 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan yang digunakan sebagai tempat usaha).
- Tidak terafiliasi sebagai anak perusahaan atau cabang dari Usaha Menengah atau Usaha Besar, baik secara langsung maupun tidak langsung.
- Usaha dapat berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
- Kepemilikan oleh warga negara Indonesia.
Jika sebuah UKM menghasilkan omset mulai dari Rp 300 juta hingga Rp 4 miliar per tahun, pemerintah mengenakan pajak, yang disalurkan ke proyek-proyek infrastruktur. UKM wajib membayar pajak penghasilan sebesar 1%. Peraturan mengenai pemungutan pajak diatur dalam PP Nomor 46 Tahun 2013.
Kriteria tambahan untuk mengidentifikasi sebuah UKM termasuk memiliki modal untuk mesin dan peralatan sebesar Rp 70 juta atau kurang, serta risiko investasi modal/tenaga kerja sebesar Rp 625.000 atau kurang. Pengusaha UKM biasanya bergerak di berbagai industri, termasuk kerajinan tradisional dan sektor modern.
Membedakan UKM dari UMKM
UKM dan UMKM adalah entitas yang berbeda, dan sering kali secara keliru diasumsikan dapat dipertukarkan. Namun, ada perbedaan yang jelas antara keduanya seperti yang didefinisikan oleh peraturan. Berikut ini adalah pembeda utama antara UKM dan UMKM.
Usaha Mikro:
- Pendapatan penjualan tahunan maksimum: Rp300 juta.
- Kekayaan bersih maksimum: Rp 50 juta (tidak termasuk tanah atau bangunan yang digunakan sebagai tempat usaha).
- Bisnis ini didukung oleh kabupaten dan kota dan tidak memerlukan badan hukum.
Usaha Kecil:
- Pendapatan penjualan tahunan: Rp 300 juta hingga Rp 2,5 miliar.
- Kekayaan bersih: Rp 50 juta hingga Rp 500 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan yang digunakan sebagai tempat usaha).
- Memiliki badan hukum, diawasi oleh provinsi.
Usaha Menengah:
- Pendapatan penjualan tahunan: Rp2,5 miliar hingga Rp50 miliar.
- Kekayaan bersih: Lebih dari Rp 500 juta hingga Rp 10 miliar (tidak termasuk tanah dan bangunan yang digunakan sebagai tempat usaha).
- Dibina langsung oleh pemerintah pusat dan harus memiliki badan hukum.
Tips Perkembangan Bisnis UKM
UKM memiliki potensi yang signifikan untuk mendominasi pasar. Ada banyak strategi untuk memastikan keberhasilan bisnis UKM. Pemilik bisnis harus memiliki ketajaman untuk mengidentifikasi peluang. Kesuksesan dapat dicapai melalui ketekunan, ketekunan dalam menghadapi tantangan, dan ketajaman dalam mengidentifikasi pasar yang potensial untuk ditaklukkan. Ini adalah penjelasan komprehensif tentang apa yang diwakili oleh UKM. UKM memegang peranan penting di negara ini, memainkan peran krusial dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Berkembangnya UKM di masyarakat mengarah pada hadirnya berbagai solusi, termasuk kesempatan kerja. Apakah Anda siap untuk memulai membangun UKM?
Disadur dari: www.alphajwc.com
Industri Logam
Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 10 Mei 2024
Dua puluh pekerja tewas dalam sebuah ledakan di pabrik peleburan Indonesia Tsingshan Stainless Steel di Kawasan Industri Morowali di pulau Sulawesi di Indonesia pada bulan Desember lalu, yang menyoroti masalah keselamatan yang marak terjadi dalam produksi salah satu bahan baku utama untuk baterai mobil listrik.
Indonesia Tsingshan Stainless Steel adalah anak perusahaan dari Tsingshan Holding Group dari Wenzhou di provinsi Zhejian, Cina, yang dimiliki oleh miliarder Xiang Guangda.
Ledakan terjadi ketika para pekerja sedang melakukan perbaikan pada Malam Natal 2023. “Sisa terak dalam tungku” bersentuhan dengan “benda-benda yang mudah terbakar” yang menyebabkan dinding tungku runtuh, kata perusahaan dalam sebuah pernyataan resmi. Pejabat kepolisian setempat mengatakan bahwa ledakan itu sangat kuat sehingga menghancurkan tungku dan merusak bangunan. Selain korban tewas, puluhan pekerja lainnya mengalami luka-luka.
Salah satu pekerja yang tewas adalah Muhammad Taufik, seorang tukang las berusia 40 tahun. “Keluarga berduka, dia adalah pencari nafkah,” kata Parlin Hidayat, sepupu Taufik, kepada kantor berita Agence France Presse. “Mereka berharap tidak akan ada lagi kejadian seperti ini di masa depan, biarlah dia menjadi korban terakhir.”
“Lagi-lagi kita melihat bagaimana buruh dikorbankan demi mengejar keuntungan semata, kecelakaan kerja yang disebabkan oleh penyediaan peralatan keselamatan yang tidak pernah diperiksa oleh perusahaan, ditambah lagi dengan peraturan jam kerja yang sewenang-wenang, rotasi kerja yang semrawut, dan juga peralatan yang dioperasikan tanpa kontrol menjadi pemicu terjadinya kecelakaan tersebut,” kata Aulia Hakim, Kepala Advokasi dan Kampanye WALHI Sulawesi Tengah, cabang regional dari kelompok lingkungan hidup terbesar di Indonesia dalam sebuah pernyataan.
Electronics Watch memperkirakan bahwa setidaknya telah terjadi 65 insiden serupa di Sulawesi sejak tahun 2015 yang menewaskan puluhan pekerja dan melukai ratusan lainnya, karena industri nikel di pulau tersebut telah berkembang tanpa terkendali dalam satu dekade terakhir.
Ledakan nikel
Indonesia memiliki salah satu cadangan nikel terbesar di dunia. Perusahaan-perusahaan pertambangan telah mengekstraksi bijih nikel dari pulau Halmahera, Sulawesi dan Wawonii selama beberapa tahun, namun industri ini benar-benar berkembang pesat pada tahun 2014 setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melarang ekspor bijih mentah pada tahun 2014 dalam rangka mempromosikan pengolahan di dalam negeri.
Hal ini terbukti menjadi keuntungan besar bagi Tsingshan yang sudah aktif dalam industri nikel di Sulawesi dan baru saja menandatangani perjanjian untuk membangun Kawasan Industri Morowali Indonesia bekerja sama dengan mitra lokal, Bintang Delapan Minerals. Saat ini, kawasan industri Morowali mencakup hampir 10.000 hektar dengan sekitar 50 pabrik, bandara dan pelabuhan pribadi, dan bahkan dapur umum yang menyediakan 70.000 makanan per hari untuk para pekerja.
Permintaan nikel telah meroket seiring dengan penjualan mobil listrik karena logam ini merupakan komponen utama baterai lithium-ion. Sebagai contoh, pada bulan Agustus 2022, Elon Musk, CEO Tesla, menandatangani perjanjian dengan Joko Widodo, presiden Indonesia saat ini, untuk membeli produk nikel dari Indonesia senilai $5 miliar.
Antara tahun 2020 dan 2022, produksi nikel Indonesia meningkat menjadi 1,6 juta ton, hampir setengah dari produksi global. Jumlah tenaga kerja di kawasan industri Morowali meningkat hampir tiga kali lipat dari 28.000 orang pada tahun 2020.
“Jokowi hanya peduli pada pembangunan ekonomi dan mengesampingkan segalanya, termasuk lingkungan, hak asasi manusia, dan kondisi kerja,” ujar Muhamad Ikhsan, seorang peneliti senior di Paramadina Public Policy Institute di Jakarta, kepada majalah Vice. “Sektor ini berkembang sangat cepat sehingga negara dan masyarakat belum bisa mengejar industri ini. Perusahaan berkembang terlalu cepat. Mereka tidak peduli dengan kondisi kerja dan hanya peduli dengan uang.”
Dampak terhadap Pekerja
Puskesmas Bahodopi, sebuah klinik regional yang melayani Morowali, memperkirakan bahwa lebih dari separuh pasien yang mereka layani pada tahun 2022 menderita infeksi saluran pernapasan akut akibat bekerja di kawasan industri. Banyak pekerja Morowali yang diwawancarai oleh majalah Wired juga melaporkan sakit mata yang mereka yakini dipicu oleh partikel-partikel kecil yang menembus peralatan keselamatan yang dirancang dengan buruk yang disediakan oleh perusahaan.
Dan Tsingshan bukanlah satu-satunya perusahaan nikel di Sulawesi yang memiliki masalah. Kecelakaan serupa juga dilaporkan terjadi di pabrik-pabrik milik Jiangsu Delong Nickel yang memiliki anak perusahaan seperti Gunbuster Nickel Industry, pabrik Obsidian Stainless Steel, PT Dragon Virtue Nickel Industry.
Pada bulan Februari 2034, majalah Vice melaporkan bahwa puluhan pekerja telah meninggal di fasilitas Jiangsu Delong Nickel akibat ledakan yang tidak disengaja, jatuh ke dalam tong peleburan, hanyut ke laut, dan juga bunuh diri karena terlalu banyak bekerja.
Serikat pekerja di Indonesia berkampanye agar hal ini berubah. “Perusahaan harus bertanggung jawab penuh atas kecelakaan yang terjadi dan memberikan kompensasi kepada para pekerja dan keluarganya. Semua perusahaan yang berada di IMIP (Morowali Industrial Park) harus melibatkan serikat pekerja dalam meningkatkan standar keselamatan [dan] berhenti mengintimidasi pekerja yang mendokumentasikan kecelakaan di tempat kerja,” ujar Iwan Kusmawan dari serikat pekerja nasional dalam sebuah siaran pers.
Disadur dari: www.corpwatch.org
Industri Logam
Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 10 Mei 2024
Pada tahun 2024, pemerintah di seluruh dunia akan mengambil langkah-langkah proteksionis yang mengganggu aliran mineral penting, meningkatkan volatilitas harga, dan membentuk kembali rantai pasokan hilir.
Mineral penting berada di bagian hulu dari hampir semua sektor yang akan mendorong pertumbuhan, inovasi, dan keamanan nasional di abad ke-21, mulai dari energi bersih hingga komputasi canggih, bioteknologi, transportasi, dan pertahanan. Ekstraksi bahan baku penting ini didistribusikan secara asimetris di seluruh wilayah geografis, dengan satu negara menambang setidaknya setengah dari lithium (Australia), kobalt (Republik Demokratik Kongo), nikel (Indonesia), dan elemen tanah jarang (Tiongkok). Sementara itu, sekitar 60% hingga 90% dari sebagian besar mineral penting diproses dan dimurnikan di Tiongkok.
Sifat penambangan, pengolahan, dan pemurnian mineral kritis yang sangat terkonsentrasi membuat rantai pasokan mineral rentan terhadap kemacetan dan chokepoints. Tetapi tidak semua mineral penting diciptakan sama. Beberapa mineral seperti galium dan germanium-yang digunakan dalam semikonduktor dan panel surya-dapat ditukar sebagian dengan elemen lain jika terjadi kelangkaan pasokan.
Namun, yang lainnya seperti lithium dan grafit - “logam baterai” yang penting untuk produksi kendaraan listrik - kurang dapat digantikan. Rantai pasokan yang paling rentan adalah untuk logam tanah jarang yang khusus, tidak likuid, dan didominasi oleh Tiongkok seperti neodymium dan dysprosium, yang diperlukan dalam segala hal mulai dari elektronik konsumen hingga aplikasi pertahanan berteknologi tinggi.
Permintaan mineral penting telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir karena negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa telah mulai mensubsidi manufaktur domestik untuk meningkatkan sektor komputasi canggih dan energi bersih mereka di tengah meningkatnya persaingan teknologi mereka dengan Tiongkok.
Namun, kemampuan negara-negara ini untuk memenuhi lonjakan permintaan mineral yang diciptakan oleh kebijakan-kebijakan industri ini dipersulit oleh ketergantungan mereka pada mineral yang dikendalikan oleh Tiongkok. Hal ini merupakan kerentanan strategis yang begitu dalam sehingga Pentagon telah mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu secara langsung membiayai operasi penambangan dan pemurnian.
Negara-negara yang bersekutu dengan AS juga telah menandatangani kesepakatan multilateral seperti Kemitraan Keamanan Mineral yang dimaksudkan untuk meningkatkan pasokan di dalam negeri dan dari mitra dagang yang bersahabat. Namun, dalam kedua kasus tersebut, waktu tunggu yang lama untuk proyek-proyek pertambangan dan pemurnian baru memastikan bahwa upaya-upaya ini tidak akan segera memperbaiki kerentanan pasokan mereka.
Memperburuk keadaan, AS dan Uni Eropa juga telah memberlakukan pembatasan impor dalam upaya untuk mengurangi ketergantungan mereka pada China dan mempromosikan rantai pasokan yang lebih bersih. Masalah dengan strategi ini adalah bahwa mandat asal mineral yang ketat di AS dan undang-undang rantai pasokan yang bersih di Eropa - yang pertama berfokus pada keamanan nasional dan yang kedua pada standar hak asasi manusia, lingkungan, dan keberlanjutan - membatasi pengadaan mineral penting dari sumber-sumber yang dapat diterima secara geopolitik, sehingga memperparah tantangan pasokan dan meningkatkan volatilitas harga.
Ketika AS dan Eropa berebut untuk mendapatkan mineral, pemerintah di banyak negara produsen memberlakukan semakin banyak pembatasan ekspor terhadap mineral-mineral ini. Negara-negara yang berada di atas deposit bahan mentah - sebagian besar tetapi tidak hanya negara berkembang - melihat peluang sekali dalam satu generasi untuk meningkatkan posisi mereka dalam rantai pasokan terpenting di dunia untuk menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, mempertahankan keuntungan, meningkatkan rantai nilai, dan mendapatkan pengaruh kebijakan luar negeri.
Ini termasuk pemain mineral penting yang sudah mapan seperti Australia, Kanada, Chili, Republik Demokratik Kongo, Indonesia, dan Zambia, serta negara-negara dengan cadangan mineral yang belum berkembang di sub-Sahara Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah. Banyak di antara mereka telah dan akan terus memberlakukan langkah-langkah ekspor bijih mineral mentah yang menciptakan inefisiensi pasar, meningkatkan volatilitas harga, dan berisiko merusak investasi dan produksi swasta.
Sebagai akibatnya, China sedang menyempurnakan rezim kontrol ekspor untuk mempersenjatai dominasi mineralnya dengan harapan mendapatkan keuntungan dalam persaingan teknologi yang semakin meluas dengan Amerika Serikat dan sekutunya. Tahun lalu, Beijing memberlakukan pembatasan ekspor galium, germanium, dan grafit, dan pada akhir Desember, pemerintah memberlakukan larangan ekspor mesin yang digunakan untuk memurnikan dan memisahkan elemen tanah jarang.
Tahun ini, tekanan persaingan dari importir dan eksportir mineral penting akan menjadi semakin tajam seiring dengan semakin ketatnya kebijakan industri dan pembatasan perdagangan yang diterapkan oleh pemerintah.
Di sisi importir, gelombang gigafactory kendaraan listrik baru akan mulai beroperasi di seluruh Amerika Utara dan Eropa pada tahun 2024 dengan operasi yang tunduk pada persyaratan pengadaan yang ketat. Aturan Departemen Keuangan AS yang baru yang mulai berlaku pada 1 Januari yang memberlakukan pembatasan kelayakan subsidi untuk rantai pasokan EV, yang ditujukan untuk melawan dominasi Beijing dalam rantai pasokan logam baterai, akan menguji kemampuan Amerika untuk mendapatkan mineral non-Cina dan produk terkait.
Di sisi eksportir, China akan mulai memberlakukan persyaratan lisensi ekspor untuk grafit yang dibuatnya tahun lalu sebagai tanggapan atas kontrol ekspor AS terhadap industri semikonduktornya. Elemen-elemen tanah jarang bisa jadi akan menyusul. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat memperluas pembatasan ekspor nikel ke logam-logam lain seperti tembaga menjelang pemilihan presiden tahun ini; sementara Jokowi tidak mencalonkan diri lagi, calon terdepan untuk menggantikannya, Prabowo Subianto, akan memajukan nasionalisme sumber daya alam di Jakarta jika terpilih.
Dan di sub-Sahara Afrika, Tanzania akan memberlakukan larangan ekspor lithium mentah, Nigeria akan memberlakukan larangan ekspor bijih mineral yang telah disahkannya tahun lalu, dan Ghana akan mempertimbangkan kebijakan yang serupa. Langkah-langkah ini akan membatasi aliran mineral penting dan dapat mengganggu rantai pasokan penting, seperti yang dilakukan oleh produsen baterai EV Barat jika terjadi pelarangan ekspor grafit Tiongkok.
Disadur dari: www.eurasiagroup.net
Industri Kecil, Menengah dan Aneka
Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 10 Mei 2024
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu penggerak ekonomi di Indonesia. Dilansir dari Maxmanroe.com, sekitar 60% Produk Domestik Bruto (PDB) di negara kita berasal dari UMKM. Tidak hanya itu, kehadiran UMKM juga memberikan peluang kerja bagi masyarakat sehingga pengangguran dapat berkurang.
Meski berskala kecil, UMKM di Indonesia memiliki kesempatan untuk terus berkembang dan mengejar passion-nya. Sebab, ada berbagai bantuan yang bisa diakses, mulai dari bantuan modal dari Pemerintah Indonesia, pelatihan untuk meningkatkan skill, dan sosialisasi tentang bagaimana mengelola bisnis di era digital. Di Indonesia, kita bisa menemukan 6 jenis UMKM yang paling populer. Apakah UMKM Anda masuk ke dalam salah satu kategorinya? Simak penjelasannya berikut ini!
1. UMKM di bidang kuliner
Pernah mendengar anggapan bahwa bisnis kuliner adalah bisnis yang akan selalu diminati? Hal ini dikarenakan makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Oleh karena itu, penjualan makanan dan minuman akan selalu dicari. Ada berbagai macam jenis bisnis kuliner yang bisa dilakukan oleh para pengusaha UMKM, mulai dari makanan ringan, aneka minuman, hingga makanan pokok. Tentunya, semua jenis usaha kuliner tersebut memiliki ciri khasnya masing-masing, seperti cara produksi dan sistem pengemasannya.
2. UMKM yang menyediakan aneka pakaian
Seperti halnya makanan, pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Oleh karena itu, bisnis UMKM di bidang ini juga sangat digemari. Belum lagi kebutuhan pakaian manusia yang berbeda-beda. Beberapa contohnya adalah pakaian untuk beribadah, pakaian untuk bekerja, dan pakaian untuk bersantai. Selain memproduksi pakaian sendiri, UMKM di bidang fashion juga bisa menjadi reseller dan dropshipper dari produsen lain.
3. UMKM yang menyediakan kursus online/offline
Pendidikan merupakan modal utama bagi generasi muda untuk dapat berkembang dan bersaing di dunia kerja. Oleh karena itu, setiap orang berhak untuk mendapatkan pendidikan, baik secara formal maupun informal. Pebisnis UMKM yang memiliki latar belakang pendidikan dan keterampilan lainnya dapat menjadikan hal ini sebagai peluang untuk membuka usaha. Beberapa contoh lembaga pendidikan non-formal yang sering dicari adalah lembaga bahasa asing, olahraga, dan pelatihan pajak.
4. UMKM di bidang otomotif
Seiring dengan kemajuan pembangunan, perkembangan dunia otomotif di Indonesia juga semakin pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah sepeda motor dan mobil yang selalu meningkat. Para pelaku UMKM yang memiliki keahlian di bidang otomotif memanfaatkan peluang ini untuk membuka usaha sendiri. Beberapa contohnya seperti toko sparepart, jasa cuci mobil dan motor, serta jasa perbaikan kendaraan.
5. Pemilik agribisnis skala UMKM
Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki banyak lahan yang subur dan berpotensi untuk menjadi tempat tumbuhnya bahan-bahan makanan. Kebutuhan akan bahan-bahan tersebut juga memberikan peluang bagi para pengusaha agribisnis untuk mengembangkan usahanya, misalnya melalui penanaman padi, aneka sayuran, aneka buah-buahan, dan tanaman lain yang banyak dicari orang. Jika sudah berkembang dan dikenal oleh banyak orang, pelaku agribisnis skala UMKM juga bisa menjual produknya hingga ke luar negeri lho!
Meski skalanya tidak besar, UMKM bukanlah bisnis yang bisa dipandang sebelah mata karena sudah banyak UMKM yang berhasil mengembangkan, bahkan mengekspor hasil produksinya ke luar negeri. Jadikan UMKM Anda sebagai bisnis yang berkontribusi besar bagi kemajuan masyarakat bersama Cashlez yang menerima berbagai pembayaran non-tunai dan mencatat semua transaksi di toko Anda!
Disadur dari: www.cashlez.com
Industri Kecil, Menengah dan Aneka
Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 10 Mei 2024
Pemerintah terus mengembangkan dan memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berperan sebagai tulang punggung ekonomi global, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan.
Hal ini disampaikan Menkeu dalam acara 6th Annual Islamic Finance Conference yang diselenggarakan secara daring pada hari Rabu (24/08).
"Mereka (UMKM) berkontribusi 90 persen terhadap kegiatan bisnis dan berkontribusi lebih dari 50 persen terhadap penciptaan lapangan kerja di seluruh dunia. Di negara-negara berkembang, UMKM formal berkontribusi sekitar 40 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Kontribusi ini sebenarnya jauh lebih besar jika kita memasukkan UMKM informal, yang sebagian besar tidak terdaftar," ujarnya.
Menkeu mengatakan, pemulihan UMKM menjadi salah satu faktor pemulihan dan kinerja ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, rancangan program pemulihan ekonomi nasional menempatkan pemulihan UMKM sebagai salah satu pilar terpenting selain kesehatan dan perlindungan sosial.
"Indonesia memiliki 64 juta UMKM yang mewakili 99 persen dari total kegiatan usaha. Bahkan, mereka menciptakan 97 persen lapangan kerja dan berkontribusi 60 persen terhadap PDB kita," kata Sri Mulyani.
Namun demikian, Sri Mulyani mengatakan bahwa UMKM masih menghadapi sejumlah tantangan, termasuk kurangnya akses ke pasar, kurangnya sumber daya manusia yang terampil, kurangnya penggunaan teknologi canggih, dan terbatasnya akses ke layanan keuangan, yang juga diperparah oleh infrastruktur yang tidak memadai di daerah-daerah terpencil.
"Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, prioritas Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan dan memberdayakan UMKM adalah mengatasi semua aspek kelemahan tersebut," ujar Menkeu.
Menkeu menjelaskan, Pemerintah menjaga peran dan pertumbuhan UMKM dengan empat strategi.
Strategi pertama adalah membangun infrastruktur yang tidak hanya mencakup jalan raya, kereta api, jembatan, dan bandara, tetapi juga infrastruktur konektivitas digital. "Kami mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk memastikan sekitar 20.000 desa di Indonesia akan terhubung melalui Satelit Palapa Ring dan Base Transceiver Station (BTS), sehingga semua orang di pelosok akan terhubung secara digital," katanya.
Strategi kedua adalah program pembiayaan. Menurut Sri Mulyani, sekitar 18 juta UMKM di Indonesia belum memiliki akses ke pembiayaan formal dan 46 juta UMKM masih membutuhkan pembiayaan tambahan untuk modal usaha dan investasi. Oleh karena itu, Pemerintah menyediakan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kredit usaha Ultra Mikro (UMi) untuk mendukung UMKM.
Ketiga, Pemerintah terus mendukung digitalisasi UMKM dengan menargetkan untuk mendigitalisasi 40 juta UMKM pada tahun 2024. Hingga Januari 2022, sebanyak 17,2 juta UMKM telah terdigitalisasi.
Terakhir, Pemerintah juga meningkatkan sinergi dan koordinasi antara Pemerintah Pusat dengan para pemangku kepentingan, termasuk BUMN, pemerintah daerah, dan sektor swasta agar pemberdayaan UMKM dapat berjalan dengan baik dan efektif. "Dukungan Pemerintah saja tidak cukup untuk mendukung dan memberdayakan UMKM. Untuk itu, kita perlu merumuskan strategi dan meningkatkan sinergi serta koordinasi antara sektor publik, akademisi, dan swasta, termasuk dalam mengembangkan skema pembiayaan syariah bagi UMKM," ujar Menkeu. (Humas Kementerian Keuangan/PBB) (DH/MUR)
Disadur dari: setkab.go.id