Investasi

Realisasi Investasi Rp1.418,9 Triliun di Tahun 2023 Melampaui Target

Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 17 Mei 2024


Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat realisasi investasi pada tahun 2023 mencapai Rp1.418,9 triliun, melampaui target Rp1.400 triliun, dengan jumlah penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.823.543 orang.

“Pada tahun 2023, presiden meningkatkan target kami menjadi Rp1.400 triliun, dan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), targetnya adalah Rp1.099,8 triliun (sekitar US$69,98 miliar), dan alhamdulillah, kami berhasil mencapai Rp1.418,9 triliun,” ujar Menteri Penanaman Modal Bahlil Lahadia.

Lahadia menyampaikan hal tersebut saat menyampaikan paparan realisasi investasi tahun 2023 di Jakarta, Rabu.

Pencapaian investasi selama periode Januari-Desember 2023 tumbuh 17,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan capaian Rp1.207,2 triliun (sekitar 76,82 miliar dolar AS) pada 2022.

Realisasi investasi pada tahun 2023 terdiri dari penanaman modal asing sebesar Rp744 triliun (sekitar US$47,33 miliar), atau 52,4 persen dari total investasi, dan penanaman modal dalam negeri sebesar Rp674,9 triliun (sekitar US$42,94 miliar), atau 47,6 persen dari total investasi.

Secara tahunan, investasi asing telah tumbuh sebesar 13,7 persen pada tahun 2023, sementara investasi dalam negeri mencatat pertumbuhan sebesar 22,1 persen.

Menurut catatan kementerian, investasi pada tahun 2023 tersebar di lima sektor utama: industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatan; transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi; pertambangan; perumahan, industri, dan perkantoran; serta industri kimia dan farmasi.

Lima besar daerah yang mencatatkan investasi terbanyak pada tahun 2023 adalah Jawa Barat, Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, dan Banten.

Sementara itu, lima negara dengan investasi terbanyak di Indonesia adalah Singapura, Tiongkok, Hong Kong, Jepang, dan Malaysia.

Pada kuartal keempat tahun 2023, realisasi investasi telah mencapai Rp365,8 triliun (sekitar US$23,27 miliar), tumbuh 16,2 persen yoy, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 457.895 orang.

Realisasi investasi terdiri dari penanaman modal asing sebesar Rp184,4 triliun (sekitar US$11,73 miliar) dan penanaman modal dalam negeri sebesar Rp181,4 triliun (sekitar US$11,54 miliar).

Realisasi investasi asing tumbuh 5,3% yoy pada periode tersebut, sementara investasi dalam negeri mencatatkan pertumbuhan 29,9% yoy.

“Investasi dalam negeri tumbuh sangat baik pada periode ini,” kata Menteri.

Selama periode tersebut, lima sektor utama adalah industri logam dasar, barang logam, barang galian bukan mesin dan peralatannya; pertambangan; transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi; industri kimia dan farmasi; serta perumahan, kawasan industri, dan perkantoran.

Wilayah yang mencatatkan investasi terbanyak selama triwulan IV tahun 2023 adalah Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Tengah, dan Banten.

Lima negara dengan investasi terbanyak di Indonesia pada periode tersebut adalah Singapura, Tiongkok, Malaysia, Jepang, dan Hong Kong.

Disadur dari: en.antaranews.com

Selengkapnya
Realisasi Investasi Rp1.418,9 Triliun di Tahun 2023 Melampaui Target

Investasi

5 Alasan Mengapa Anda Harus Berinvestasi di Indonesia Saat Ini

Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 17 Mei 2024


Khususnya, ekonomi Indonesia telah menunjukkan ketahanan yang patut dipuji, dengan tingkat pertumbuhan tahunan yang konsisten di atas 5% selama dua dekade terakhir. Pengecualiannya adalah kontraksi ekonomi sebesar 2,07% pada tahun 2020 selama pandemi, yang menandai penurunan pertama sejak terjadinya krisis keuangan Asia pada tahun 1998.

1. Pertumbuhan ekonomi yang stabil sebesar >5% (y/y).

Saat ini, Indonesia adalah negara dengan perekonomian terbesar ke-16 di dunia, dengan PDB melebihi US$1 triliun. Estimasi McKinsey & Company mengindikasikan bahwa pada tahun 2030, Indonesia diperkirakan akan menempati posisi ke-7 sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Perlu dicatat bahwa di antara negara-negara Asia Tenggara, Indonesia adalah satu-satunya perwakilan dalam G20.

Selama dua dekade terakhir, Indonesia telah menikmati stabilitas ekonomi, dengan pertumbuhan tahunan yang konsisten di atas 5%. Namun, pada tahun 2020 selama pandemi COVID-19, Indonesia mengalami kontraksi sebesar 2,07%, yang menandai penurunan pertama sejak krisis keuangan yang melanda Asia pada tahun 1998.

2. Upah yang kompetitif dan dapat diprediksi

Upah minimum provinsi 2022: 2.012.220 Rupiah - 5.158.310 Rupiah per bulan*
Pertumbuhan upah minimum provinsi di Indonesia ditentukan oleh formula yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 78/2015.
Upah Minimum Tahun Baru = (Upah Minimum Tahun Lama x {Laju Inflasi Nasional Tahunan + Laju Pertumbuhan PDB Nasional Tahunan})

3. Lebih dari 130 juta tenaga kerja terdidik 

Indonesia menempati peringkat ke-4 sebagai negara terpadat di dunia, dengan jumlah penduduk 272 juta jiwa pada tahun 2020. Dua pertiga dari populasi ini termasuk dalam kelompok usia kerja, yang berkontribusi pada angkatan kerja yang dinamis di Indonesia. Selain itu, usia rata-rata penduduk Indonesia adalah 28 tahun, yang mencerminkan profil demografis yang dinamis dan berjiwa muda.

4. Kebijakan terbuka untuk investasi internasional

  • Sebagian besar bidang usaha terbuka untuk 100% kepemilikan asing

Konsep bidang usaha yang berkaitan dengan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dirangkum dalam “daftar negatif investasi”. Khususnya, revisi Peraturan Presiden No. 44/2016 tentang penanaman modal telah memperluas cakupan bidang usaha yang tersedia untuk PMA, mendorong peningkatan peluang.

  • Minimum PMA sebesar Rp10 miliar

Dengan modal disetor minimum Rp2,5 miliar (US$175.000) untuk Perseroan Terbatas (PT) (catatan: US$1 = Rp14.500)

  • PMA dan PMDN memperoleh izin investasi melalui sistem Online Single Submission (OSS)

Layanan investasi disediakan di Pusat Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di tingkat pusat dan daerah.

  • Didirikan dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT)

Bentuk lain yang diizinkan untuk entitas asing adalah Kantor Perwakilan Asing, yang mencakup perdagangan umum, minyak dan gas, dan jasa konstruksi. Selain itu, pilihan untuk mendirikan Yayasan atau Bentuk Usaha Tetap (BUT) juga tersedia.

  • Diperbolehkan mempekerjakan ekspatriat
  • Jaminan tidak ada pengambilalihan
  • Jaminan untuk mentransfer dan memulangkan secara bebas

Modal/saham, dividen, bunga, royalti, dan laba (cabang); dikenakan With Holding Tax (WHT)

Harus mempertimbangkan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR), menghormati budaya lokal dan melestarikan lingkungan

5. Populasi kelas menengah yang mudah dan meningkat 

Banyak orang Indonesia yang bergabung dengan kelompok kelas menengah. Faktanya, Indonesia memiliki salah satu kelas menengah dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Mereka sebagian besar adalah pembeli yang muda, optimis, dan canggih.

Menurut Bank Dunia, orang-orang dengan pengeluaran harian antara US$7,75-US$38 diklasifikasikan sebagai kelas menengah. Ada 52 juta orang Indonesia yang termasuk dalam kelompok kelas menengah konkret.

Kelompok lainnya adalah kelas menengah yang bercita-cita tinggi dengan pengeluaran antara US$3,3-US$7,75 per hari. Sekitar 115 juta orang Indonesia termasuk dalam kategori ini.

Disadur dari: kemlu.go.id

Selengkapnya
5 Alasan Mengapa Anda Harus Berinvestasi di Indonesia Saat Ini

Pemerintah Regional

Mengapresiasi Keberhasilan Operasi TNI dan Mendorong Pembangunan Sulawesi Tengah yang Lebih Maju

Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 17 Mei 2024


REPUBLIKA.CO.ID, Sebagai wakil rakyat yang sekaligus putra daerah Sulawesi Tengah, saya jelas bersyukur atas keberhasilan operasi TNI dalam memburu Ali Kalora. Pada tataran lebih mendasar lagi, saya ingin mengapresiasi ketangguhan masyarakat di sekian banyak kabupaten di Sulteng.

Selama bertahun-tahun mereka berada dalam situasi teror oleh Ali Kalora dan komplotannya. Namun selama itu pula mereka mampu bertahan dengan tetap bekerja dan beribadah. Dan kini, kedahsyatan TNI semoga semakin melipatgandakan semangat masyarakat Sulawesi Tengah untuk terus memajukan tanah persadanya.

Pada satu sisi, kita berbangga hati menyaksikan keberhasilan operasi TNI/POLRI di Poso. Pada sisi lain, kita berduka karena sekian banyak personel TNI dan warga sipil gugur di tangan KKB Papua. Dua gambaran kontras itu patut disikapi secara konkret dengan menaikkan anggaran operasi TNI hingga ke besaran yang menjamin efektivitas kerja mereka. Baik operasi TNI di wilayah damai maupun di wilayah tempur semisal Poso dan Papua.

Seiring dengan situasi Sulteng yang diharapkan kini sudah jauh lebih kondusif, saya menyemangati Pemerintah Daerah baik provinsi maupun kabupaten kota untuk memacu pembangunan Sulteng lebih kencang lagi. Kerja-kerja daerah dan pusat perlu disinergikan, dan saya yang diamanahi untuk berkantor di DPD RI insya Allah akan menjembatani semua pihak dengan sebaik-baiknya.

Pembangunan Sulteng harus digiatkan demi kesejahteraan utamanya masyarakat Sulteng sendiri. Seluruh pemangku kepentingan, antara lain pemerintah daerah serta anggota DPD dan pemerintah pusat, perlu serius duduk bersama menciptakan ketentuan-ketentuan tentang bagaimana, pertama, kekayaan bumi Sulteng digali dan diolah oleh SDM Sulteng dengan tata kelola yang baik. Kedua hasil bumi Sulteng dikelola secara lebih proporsional dengan--sekali lagi--memaksimalkannya terutama bagi kesejahteraan segenap masyarakat Sulteng sendiri.

Toh dunia tahu betapa Sulteng merupakan penghasil nikel terbesar di dunia. Untuk itu, gagasan dibentuknya "koalisi" antarsesama daerah berpenghasilan tambang besar  perlu selekasnya direalisasikan. Ini merupakan media perjuangan yang baik guna menekan pusat dana bagi hasil (DBH) pertambangan lebih besar diperoleh daerah ketimbang pusat.

Di samping pertambangan, Sulteng memiliki potensi kuat untuk mengembangkan sektor pariwisatanya. Ke depan, halal tourism yang bertumpu pada kekuatan layanan dan teknologi merupakan wajah pariwisata yang tidak hanya profitable tapi juga bisa mempertahankan kepribadian dan kearifan masyarakat Sulteng.

Situasi keamanan dan ketertiban Sulteng yang kian hari kian kokoh, disertai gairah membangun yang menyala-nyala menumbuhkan optimisme bahwa Sulteng akan menjadi salah satu provinsi paling kaya se-Indonesia dengan kontribusi terbesar bagi pusat.

Sumber: www.republika.co.id

Selengkapnya
Mengapresiasi Keberhasilan Operasi TNI dan Mendorong Pembangunan Sulawesi Tengah yang Lebih Maju

Industri Otomotif

Perkembangan Pasar Mobil Listrik di Indonesia

Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 17 Mei 2024


Kendaraan listrik (EV) adalah kendaraan yang menggunakan tenaga listrik. Ada tiga jenis utama mobil, yang biasa disebut sebagai “listrik”. Ketika kita berbicara tentang “kendaraan listrik (EV),” kita berbicara tentang kendaraan listrik baterai (BEV) dan kendaraan listrik hibrida plug-in (PHEV). Rencana mengemudi ramah lingkungan tidak mencakup mobil hibrida.

Latar belakang dan pentingnya pasar mobil listrik di Indonesia

Dalam proses industrialisasi selama 200 tahun, energi fosil telah digunakan dalam jumlah besar dan luas. Selain menciptakan peradaban industri, hal ini juga membawa produk sampingan yang semakin serius: pencemaran lingkungan, pemanasan iklim, dan kerusakan ekologi, yang secara serius mempengaruhi kelangsungan hidup dan perkembangan manusia. Kita perlu mencari produksi dan gaya hidup yang lebih ekonomis, berkelanjutan, dan lebih sejalan dengan alam dan etika sosial. Gagasan yang diakui adalah menggunakan babak baru revolusi teknologi sebagai titik tumpu dan pengembangan EV-Car sebagai titik terobosan untuk mempromosikan dan mewujudkan revolusi industri otomotif.

A. Kekurangan minyak

Seiring dengan kepemilikan mobil yang terus meningkat, begitu pula dengan permintaan minyak di seluruh dunia. Mobil dan bidang industri lainnya mengkonsumsi minyak dalam jumlah besar setiap tahun, menyebabkan minyak, sumber energi yang tidak dapat diperbarui, menurun tajam dengan laju yang sangat tinggi. Krisis minyak global menjadi semakin serius, dan hubungan antara pasokan dan permintaan energi telah berubah secara mendalam. Keterbatasan sumber daya dan sumber daya semakin meningkat, masalah ekologi dan lingkungan menjadi menonjol, dan tekanan untuk menyesuaikan struktur, meningkatkan efisiensi energi, dan memastikan keamanan energi semakin meningkat. Pengembangan energi menghadapi serangkaian masalah dan tantangan baru.

B. Pencemaran lingkungan

Memburuknya masalah lingkungan perkotaan tidak terlepas dari polusi lalu lintas perkotaan. Polusi lalu lintas tidak hanya mempengaruhi lingkungan ekologi di wilayah tersebut, tetapi juga berdampak serius pada lingkungan global. Gas buang, kebisingan, dan debu yang dihasilkan oleh lalu lintas perkotaan telah menjadi sumber utama pencemaran lingkungan perkotaan. Di kota-kota besar di seluruh dunia, gas buang yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor merupakan sumber polusi udara terbesar. Kendaraan berbahan bakar tradisional menghasilkan sejumlah besar gas berbahaya selama berkendara, yang tidak hanya mencemari lingkungan tetapi juga mempengaruhi kesehatan manusia. Polutan utama yang dipancarkan oleh knalpot mobil adalah karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), amonia oksida (NOx), timbal (Pb), partikulat halus (PM), dan sulfida. Polutan primer ini juga dapat menghasilkan polutan sekunder seperti kabut asap fotokimia dan pengendapan asam melalui reaksi kimia di atmosfer.

Menurut data terbaru yang dirilis oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, produksi mobil Indonesia mencapai 1.470.146 unit pada tahun 2022, meningkat hampir 350.000 unit dibandingkan dengan tahun 2021, dan tingkat pertumbuhan tahun ke tahun lebih dari 31%, yang mencerminkan potensi pertumbuhan yang sangat besar dari industri otomotif Indonesia.

Sebagai negara dengan populasi terpadat keempat di dunia, Indonesia memiliki populasi yang terus bertambah dari tahun ke tahun dan memiliki keuntungan demografis yang unik. Saat ini, kepemilikan mobil di Indonesia per 1.000 orang hanya 99 unit, sementara di China kepemilikan mobil per 1.000 orang telah mencapai 200 unit. Dengan peningkatan pendapatan per kapita Indonesia yang terus meningkat, Indonesia akan memasuki tahap pemasyarakatan mobil secara massal. Indonesia memiliki kondisi dasar untuk menjadi pasar yang besar untuk produksi dan penjualan mobil.

Sejak tahun 2012, Indonesia telah mencapai angka produksi tahunan sebesar satu juta mobil. Namun, epidemi COVID-19 mempengaruhi pasar mobil Indonesia pada tahun 2020. Produksi mobil domestik Indonesia turun 46,37% dari tahun ke tahun, dengan hanya 690.000 kendaraan yang diproduksi. Dengan berlalunya epidemi, produksi mobil Indonesia pada tahun 2021 segera kembali ke level jutaan, mencapai 1,12 juta unit, meningkat 62,56% dari tahun ke tahun.

Dengan pulihnya perekonomian nasional Indonesia, peningkatan pendapatan per kapita, dan dukungan kuat pemerintah Indonesia terhadap industri otomotif, terutama kendaraan energi baru, industri otomotif Indonesia diharapkan dapat semakin berkembang pesat. Dengan prospek pengembangan yang sangat besar, mempelajari perkembangan pasar kendaraan listrik di Indonesia sangat penting untuk mengetahui dampaknya terhadap lingkungan dan akan memberikan data langsung kepada para peneliti yang relevan.

Status pasar mobil di Indonesia saat ini

Karena latar belakang sosial dan budaya yang unik, keluarga Indonesia sebagian besar adalah keluarga dengan banyak orang. Jumlah penumpang dan kenyamanan penggunaan merupakan faktor penimbang yang penting saat membeli mobil. Kebijakan preferensial pemerintah Indonesia dalam hal perpajakan dan aspek lainnya juga membuat harga mobil MPV menjadi lebih terjangkau. Oleh karena itu, model MPV 7-kursi telah lama mendominasi pasar mobil penumpang di Indonesia, menguasai sekitar 30% pangsa pasar. Dalam beberapa tahun terakhir, dengan mengandalkan keunggulan seperti gaya, konfigurasi, dan kenyamanan, model SUV secara bertahap mendapatkan pangsa pasar dan saat ini merupakan segmen yang paling berkembang. Pada saat yang sama, dengan perkembangan ekonomi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pasar mobil Indonesia juga telah menunjukkan tingkat kecerdasan dan tren elektrifikasi tertentu, dan kendaraan listrik murni juga telah berkembang pesat di Indonesia.

Seperti halnya negara-negara Asia Tenggara lainnya, pasar mobil di Indonesia didominasi oleh merek-merek Jepang yang menguasai lebih dari 90% pasar. Sisanya 10% adalah merek mobil Korea, Amerika, Eropa, dan Cina, seperti merek mobil Cina Chery dan Wuling. Dongfeng Xiaokang (Penjualan).

Dari sepuluh model terlaris yang dihitung oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia pada tahun 2022, kita dapat melihat preferensi masyarakat Indonesia terhadap merek dan model mobil. Peringkat pertama adalah Honda Brio yang terjangkau. Kecuali minivan Suzuki, model lainnya adalah model MPV, dan semuanya adalah merek Jepang.

Sebagian besar mobil yang diproduksi di Indonesia adalah merek asing, terutama merek Jepang, dan mobil-mobil tersebut diproduksi di Indonesia melalui pabrik-pabrik patungan dengan mitra lokal atau pabrik yang dimiliki sepenuhnya.

Produsen mobil Cina juga telah melihat potensi pengembangan pasar mobil Indonesia sejak dini. Sejak tahun 2015, Wuling Motors telah mendirikan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki di Indonesia, dan mulai meletakkan fondasi untuk proyek tersebut pada bulan Agustus tahun itu. Proyek ini telah menghabiskan total dana sebesar US$700 juta dan telah selesai dan mulai berproduksi pada tahun 2017. Selain Wuling Motors, perusahaan domestik Dongfeng Xiaokang (sekarang berganti nama menjadi Thalys) juga telah berinvestasi di Indonesia dan mulai memproduksi mobil. Chery juga telah menerapkan produksi di Indonesia melalui perakitan. Diharapkan lebih banyak lagi merek mobil domestik yang akan memasuki pasar Indonesia di masa depan.

Saat ini, sepuluh besar produsen mobil di Indonesia sebagian besar adalah merek-merek Jepang. Lima besar semuanya adalah merek Jepang, yaitu Toyota, Daihatsu, Mitsubishi, Suzuki, dan Honda. Hyundai Motor dari Korea berada di urutan keenam dan ketujuh. Hingga peringkat kesembilan, semuanya adalah merek Jepang. Perlu dicatat bahwa Wuling Motors dari China juga masuk ke dalam sepuluh besar produsen mobil di Indonesia, yang saat ini berada di peringkat kesepuluh, dengan total 30.441 kendaraan yang diproduksi pada tahun 2022, menyumbang 2,07% dari produksi mobil Indonesia pada tahun tersebut.

Status pasar mobil listrik di Indonesia saat ini

Pada tanggal 20 Juli 2023, data statistik terkait industri otomotif Indonesia menunjukkan bahwa industri kendaraan listrik di Indonesia telah memasuki periode pertumbuhan. Pada tahun 2022, penjualan kendaraan listrik akan mencapai lebih dari 20.000 unit, meningkat lebih dari tiga kali lipat, dan penjualan diperkirakan akan melebihi 50.000 unit pada tahun 2023. Kementerian Perindustrian Indonesia sebelumnya telah mengeluarkan dokumen yang menjelaskan tujuan pengembangan produksi kendaraan listrik nasional yang mencapai 1 juta unit pada tahun 2035.

Indonesia memiliki fondasi industri otomotif yang relatif lengkap dan sumber daya mineral yang kaya. Cadangan nikel, bahan baku penting untuk baterai kendaraan listrik, mencapai 52% dari total cadangan dunia, menjadikannya salah satu produsen nikel terbesar. Indonesia menggunakan keunggulan sumber dayanya untuk mengembangkan industri manufaktur mobil dengan penuh semangat dan menganggap industri kendaraan listrik sebagai industri prioritas nasional. Presiden Indonesia Joko Widodo menunjukkan bahwa perlu untuk memanfaatkan peluang pengembangan global kendaraan listrik dan membangun ekosistem untuk seluruh rantai industri kendaraan listrik.

Untuk mendorong pengembangan industri kendaraan listrik, pemerintah Indonesia telah meluncurkan serangkaian kebijakan khusus. Pada bulan April 2024, kebijakan pengurangan pajak kendaraan listrik yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan Indonesia akan secara resmi berlaku. Tarif pajak preferensial dibagi menjadi dua tingkat. Pajak penjualan kendaraan listrik dengan tingkat lokalisasi 40% akan dikurangi dari 11% menjadi 1%, dan tingkat lokalisasi menjadi 20%. -Pajak penjualan kendaraan listrik sebesar 40% akan dikurangi menjadi 6%. Indonesia juga menetapkan bahwa kendaraan dinas yang digunakan oleh semua lembaga nasional dan kantor regional mereka akan secara bertahap dikonversi menjadi kendaraan listrik, dan jaringan pengisian kendaraan listrik nasional akan terus diperluas. Perusahaan listrik nasional Indonesia menyatakan bahwa mereka akan berusaha untuk membangun 25.000 stasiun pengisian kendaraan listrik pada tahun 2030.

Dalam hal produksi bahan baku baterai kendaraan listrik, Kawasan Industri Delong dan Kawasan Industri Qingshan yang diinvestasikan oleh perusahaan-perusahaan China telah memperkuat kerja sama dengan Indonesia dalam produksi feronikel. Perusahaan mobil Cina, Wuling, telah berkinerja baik di pasar kendaraan listrik Indonesia. Penelitian oleh lembaga pemeringkat internasional Fitch menunjukkan bahwa peningkatan penjualan kendaraan listrik di Indonesia pada tahun 2022 akan disebabkan oleh masuknya model-model yang lebih hemat biaya ke pasar, seperti Wuling “Aviation” yang dibanderol dengan harga 250 juta rupiah (1 dolar AS setara dengan 15.000 rupiah). kendaraan listrik merek Wuling digemari oleh banyak konsumen Indonesia, dengan penjualan mencapai 8.000 unit dalam waktu kurang dari setengah tahun setelah peluncurannya.

Arif Pramadana, wakil manajer umum SAIC-GM-Wuling Indonesia Automobile Co, Ltd, mengatakan: “Wuling akan memperkenalkan kendaraan energi baru ke Indonesia dan membantu Indonesia membangun sistem pendukung untuk rantai industri otomotif, dengan mempertimbangkan manfaat ekonomi dan perlindungan lingkungan yang ramah lingkungan. Investasi dari China dan Teknologi akan membantu Indonesia mengembangkan industri kendaraan listrik dengan lebih cepat dan lebih baik.”

Masa depan pasar mobil listrik Indonesia

Dilihat dari situasi aktual di Indonesia, industri otomotif selalu menjadi pilar penting bagi perekonomian Indonesia, dan kendaraan listrik, sebagai arah penting bagi pengembangan industri otomotif di masa depan, juga mendapat perhatian besar dari pemerintah Indonesia. Faktor-faktor yang mendorong pengembangan industri kendaraan listrik Indonesia yang berkelanjutan terutama mencakup aspek-aspek berikut: Pertama, Indonesia adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dengan populasi lebih dari 260 juta, sumber daya tenaga kerja yang melimpah dan biaya rendah; kedua, kepemilikan mobil per kapita Indonesia masih pada tingkat yang rendah, dan ada potensi pengembangan yang sangat besar di bidang kendaraan listrik; Selain itu, Indonesia kaya akan sumber daya bijih nikel, yang menyediakan daya yang cukup untuk pasokan bahan baku untuk sel bahan bakar; Selain itu, pemerintah Indonesia telah memperkenalkan serangkaian kebijakan yang menguntungkan untuk secara komprehensif mempromosikan Pengembangan kendaraan listrik dalam negeri. Secara keseluruhan, tren perkembangan masa depan industri kendaraan listrik Indonesia masih bagus.

Menurut “Laporan Penelitian Status Pasar Industri Kendaraan Listrik Indonesia dan Kelayakan Masuknya Perusahaan Luar Negeri pada Tahun 2021” yang dirilis oleh New Thinking Industry Research Center, di pasar global, dalam beberapa tahun terakhir, dengan kemajuan teknologi terkait dan peningkatan penerimaan masyarakat, penjualan pasar kendaraan listrik global telah mempertahankan tren pertumbuhan yang stabil, mencapai 2,21 juta unit pada tahun 2019, meningkat 10% dari tahun sebelumnya, dan proporsinya di seluruh penjualan mobil juga meningkat menjadi 2,5%. Industri ini berada dalam tahap perkembangan yang pesat. Diperkirakan penjualan kendaraan listrik global akan melebihi 11,8 juta unit pada tahun 2025. Dengan latar belakang ini, pemerintah Indonesia juga mulai aktif mendorong proses pengembangan industri kendaraan listrik dalam negeri. Meskipun pengembangan industri dalam negeri masih dalam tahap awal, namun memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan di masa depan.

Dalam rangka mendorong perkembangan yang berkelanjutan dan sehat dari seluruh industri otomotif, sekaligus mengurangi ketergantungan pada minyak impor dan mengurangi masalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh knalpot mobil, pihak berwenang Indonesia telah menetapkan kendaraan listrik sebagai area pengembangan prioritas dan memperkenalkan serangkaian kebijakan dan insentif yang menguntungkan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menarik produsen mobil asing untuk berinvestasi dan membangun pabrik di Indonesia, dan untuk terus merangsang permintaan konsumen domestik akan kendaraan listrik. Menurut rencana Kementerian Perindustrian Indonesia, Indonesia akan memproduksi 400.000 kendaraan listrik pada tahun 2025, yang merupakan 20% dari total jumlah mobil yang diproduksi di Indonesia. Selain itu, pemerintah Indonesia juga berharap Indonesia dapat menjadi pengekspor kendaraan listrik dan akan memproduksi sebagian besar kendaraan listriknya diekspor ke pasar luar negeri, dan akan menyalip Singapura dan Thailand pada tahun 2030 untuk menjadi basis produksi dan ekspor kendaraan listrik terbesar di Asia Tenggara.

Disadur dari: www.jurnalindustry.com

Selengkapnya
Perkembangan Pasar Mobil Listrik di Indonesia

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Tergerus Aliran Sungai, Jembatan Gantung Sukadana Kuningan Ditargetkan Selesai Rekonstruksi dalam 4 Bulan

Dipublikasikan oleh Natasya Anggita Saputri pada 17 Mei 2024


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga tengah melakukan langkah pengamanan aset dan mempersiapkan rencana penanganan Jembatan Gantung Sukadana di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat yang tergerus aliran sungai yang deras saat banjir pada Kamis lalu. Pembangunan kembali (rekonstruksi) jembatan diharapkan akan meningkatkan konektivitas masyarakat yang tinggal di Kecamatan Ciawigebang dan Japara Kabupaten Kuningan serta Kecamatan Serdong Kabupaten Cirebon.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VI Jakarta Ditjen Bina Marga, Hari Suko Setiono mengatakan, tim Kementerian PUPR telah meninjau langsung di lapangan untuk mempersiapkan pembongkaran Jembatan Sukadana sebagai langkah pengamanan aset agar kondisi jembatan tidak semakin rusak.

"Kami juga membuat rencana penanganan baik terhadap daerah aliran air sungai, bangunan pengaman maupun rekonstruksi jembatan gantungnya," kata Hari Suko.

Upaya penanganan permanen yang akan dilakukan oleh BBPJN VI Jakarta agar jembatan dapat berfungsi seperti semula sebagai penguhubung Desa Patapan dengan Desa Loji yang menjadi akses antara Kabupaten Indramayu dengan Kuningan dan Kabupaten Cirebon. Adapun pelaksanaan rekonstruksi jembatan ditargetkan selesai dalam 4 bulan.

"Selama masa rekonstruksi, jalan akses ke luar masuk Desa Sukadana melalui jalan yang hanya dapat dilalui orang dan kendaraan roda dua," ujar Hari.

Keberadaan jembatan gantung sangat penting untuk menggerakan sektor rill dan dapat mempertahankan daya beli masyarakat serta mengurangi pengangguran di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global akibat pandemi COVID-19 yang terjadi sekarang.

Konstruksi Jembatan Sukadana merupakan jembatan gantung simetris dengan panjang bentang 120 meter. Pondasi jembatan menggunakan desain sumuran tunggal berdiameter 3,5 meter dengan kedalaman 6 meter.

Berdasarkan desain, posisi pangkal jembatan sudah ditempatkan sesuai standar sehingga berjarak paling sedikit 10 meter dari bibir sungai. Hujan lebat yang terus mengguyur wilayah utara Jawa Barat sejak awal April 2020 mengakibatkan meningkatnya volume aliran Sungai Cibatu. Perubahan pola aliran sungai tersebut menggerus pangkal jembatan pada struktur pondasi.

Pada bulan April 2020,  pondasi jembatan tergerus aliran sungai, sehingga konstruksi jembatan runtuh. Insiden tersebut mengakibat satu warga terluka dan tidak ada korban jiwa. Akses utama menuju desa terdekat juga tertutup tanah longsor.

Pemerintah Daerah tengah mempersiapkan jalur alternatif untuk mendukung kegiatan sehari-hari masyarakat selama proses perbaikan. Selain menjadi akses penghubung antar desa, jembatan gantung tersebut juga berpotensi menggerakkan ekonomi lokal seperti pertanian dan UMKM. 

 

Sumber: pu.go.id

Selengkapnya
Tergerus Aliran Sungai, Jembatan Gantung Sukadana Kuningan Ditargetkan Selesai Rekonstruksi dalam 4 Bulan

Pendidikan

Kemendikbud Luncurkan Program Sertifikasi Kompetensi Mahasiswa Vokasi untuk Meningkatkan Potensi dan Kompetensi

Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani pada 17 Mei 2024


KOMPAS.com – Melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Vokasi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan program sertifikasi kompetensi dan profesi. Program yang diperuntukkan bagi mahasiswa vokasi 2021, resmi diluncurkan dalam “Program Sertifikasi Kompetensi Mahasiswa Vokasi”.

Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi, Beny Bandanadjaya mengharapkan, bantuan tersebut dapat meningkatkan potensi dan kompetensi bagi mahasiswa vokasi. “Dengan adanya bantuan ini, kami berharap dapat memfasilitasi hak mahasiswa, yaitu hak sertifikasi kompetensi,” ujar Beny dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com. Program bantuan sertifikasi kompetensi bagi mahasiswa vokasi juga diharapkan bisa melahirkan lulusan mahasiswa vokasi yang kompeten dan profesional sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

Adapun tujuan dari program tersebut memiliki adalah meningkatkan penyerapan lulusan pendidikan tinggi dalam pasar kerja lokal dan nasional. Selain itu, lulusan mahasiswa vokasi juga diharapkan mampu berdaya saing secara global dalam pasar kerja internasional. Program sertifikasi kompetensi dan profesi ini menargetkan sekitar 12.000 mahasiswa untuk dapat memperoleh bantuan dalam kurun waktu pelaksanaan mulai Maret-November 2021.

Sementara itu, sejumlah bidang yang akan difokuskan dalam program sertifikasi kompetensi yaitu bidang permesinan, konstruksi, ekonomi kreatif, pariwisata, industri jasa, dan bidang lain yang mendukung empat fokus bidang itu.

Sebagai informasi, bagi mahasiswa pendidikan tinggi vokasi yang ingin mendaftar program tersebut akan melalui berbagai prosedur tahapan yang telah ditetapkan Dikti Vokasi dan Profesi.

Beberapa persyaratan yang ditetapkan untuk mengikuti program ini, antara lain; berlaku bagi mahasiswa Diploma II minimal menginjak semester tiga, Diploma III minimal semester lima, serta mahasiswa Diploma IV minimal semester tujuh.

Selanjutnya, nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) juga menjadi salah satu penilaian bagi mahasiswa pendidikan tinggi vokasi yang mendaftar program tersebut. Adapun standar nilai IPK mahasiswa yang dapat mengikuti program sertifikasi dan profesi adalah 2,75 dalam skala angka 4.

Sumber: www.kompas.com

Selengkapnya
Kemendikbud Luncurkan Program Sertifikasi Kompetensi Mahasiswa Vokasi untuk Meningkatkan Potensi dan Kompetensi
« First Previous page 631 of 835 Next Last »