Riset dan Inovasi

Periset BRIN Kembangkan Nanopartikel Berbahan Lokal untuk Terapi Kanker Paru

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 25 Februari 2025


Kanker menjadi penyebab kematian kedua tertinggi di dunia. Menurut Agensi Internasional untuk Riset Kanker (IARC WHO) sekitar 9,95 juta jiwa meninggal pada tahun 2020. Di mana kanker paru merupakan jenis kanker dengan angka kematian tertinggi yakni mencapai 1,79 Juta jiwa. 

Untuk itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi (PRTPR) dan Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimetri (PRTRRB) melakukan Riset Pengembangan Nanopartikel Hidroksiapatit-Zirkonium (Zr Dopped HAp) Berbasis Bahan Lokal Indonesia untuk Terapi Fotodinamik Kanker Paru. 

Salah satu tim periset PRTRRB BRIN, Muhamad Basit Febrian menjelaskan bahwa Photodynamic therapy (PDT) sebagai terapi kanker memanfaatkan cytotoxic ROS untuk menghancurkan sel kanker. “Cancer specific photosensitizer (PS) akan terakumulasi pada organ yang terdapat sel kanker. Setelah akumulasi terjadi, penyinaran dilakukan untuk memicu munculnya ROS yang akan menghancurkan sel kanker,” jelasnya. 

Pengembangan metode terapi kanker paru dengan teknik fotodinamik menggunakan material hidroksiapatit dan zirkonium dapat dikembangkan dari bahan baku berupa Zirkonium yang melimpah di Indonesia. 

“Zirkon yang tersebar di Indonesia khususnya yang berada di Kepulauan Bangka-Belitung dan Kalimantan belum banyak digunakan untuk bahan maju bernilai tinggi,” ungkap Peneliti Ahli Utama PRTPR BRIN, Dani Gustaman Syarif, dalam Evaluasi RISPRO Invitasi oleh tim LPDP Kementerian Keuangan di BRIN Kawasan Kerja Bersama (KKB Tamansari), Senin (18/03).

Sementara itu ketersediaan hidroksiapatit juga melimpah di alam, terutama pada biomassa dari tulang hewan. Hidroksiapatit nanopartikel (HAp-N) sebagai material host sangat cocok digunakan untuk doping logam sebagai drug deliver. Penggunaan teknik PDT dengan menggunakan HAp-N dan logam hafnium telah dilakukan pada hewan model kanker paru.

“Hewan model kanker tersebut kemudian diberikan penyinaran dengan sinar gamma pada fasilitas radioterapi. Metode PDT ini terbukti menghambat laju pertumbuhan dan menghancurkan sel tumor paru lebih cepat. Selain hafnium, alternatif material lain yang dapat digunakan adalah zirkonium (Zr),” ungkap Isa yang juga periset PRTRRB saat menjelaskan terkait proses pembuatan hewan model kanker. 

Isa menyebutkan, kombinasi antara zirconium-hidroksiapatit nanopartikel (Zr-HAp nanopartikel) dan radiasi gamma, diharapkan mampu menjadi salah satu metode alternatif pada terapi sel kanker paru yang efektif. 

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa PDT banyak digunakan pada terapi kanker yang terletak  sekitar lapisan kulit, dengan limitasi daya tembus cahaya tampak yang pendek. Penggunaan sinar berdaya tembus tinggi seperti sinar-X atau gamma banyak digunakan pada radioterapi, karena dapat menjangkau organ dalam. Sinar berdaya tembus tinggi mampu memicu efek fotodinamik pada PDT, terutama kanker paru. 

“Pemanfaatan logam zirkonium sebagai substitusi hafnium merupakan golongan unsur yang sama dengan hafnium sehingga memiliki sifat kimia yang mirip. Biokompatibilitasnya yang baik diharapkan memiliki efek terapi yang lebih baik terhadap kanker paru. Penggunaan HAp-Zr bertanda radioaktif untuk studi biodistribusi pada hewan normal dan hewan model kanker dengan teknik nuklir dapat mempercepat pengembangan obat,” jelas Isa.

Dani menambahkan bahwa pada tahun ketiga pengembangan ini didapatkan hasil HApZr yang terbukti memiliki potensi sebagai fotosensitizer untuk terapi fotodinamik pada kanker paru secara in-vitro dan in-vivo. 

“Pada uji toksisitas akut menunjukkan tidak ada kematian dan gejala klinis yang muncul. Namun potensi adanya sifat hepatotoksik perlu menjadi perhatian. Kedepannya perlu dilakukan uji toksisitas sub-akut dan kronis dengan jumlah hewan lebih banyak pada waktu pengujian yang lebih panjang sebagai pra-syarat uji klinis,” tutur Dani.

Di akhir, Kepala PRTPR BRIN, Irawan Sugoro dan Kepala PRTRRB BRIN, Tita Puspitasari berharap agar riset ini dapat memberikan manfaat untuk masyarakat dan adanya masukan serta saran dari tim evaluasi untuk kesempurnaan kegiatan riset kedepannya.

Sumber: https://brin.go.id/

Selengkapnya
Periset BRIN Kembangkan Nanopartikel Berbahan Lokal untuk Terapi Kanker Paru

Riset dan Inovasi

Peneliti BRIN Ingatkan Sejumlah Dampak Penurunan Populasi Amfibi

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 25 Februari 2025


Menurut laporan Global Amphibian Assessment (GAA1) yang dirilis Daftar Merah IUCN  (International Union for Conservation of Nature) terhadap 8011 jenis amfibi di dunia, amfibi merupakan kelompok vertebrata yang paling terancam secara global. Pembiaran terhadap penurunan populasi amfibi di dunia akan mengakibatkan kepunahan spesies amfibi tertentu yang berdampak bagi manusia. Hal tersebut diungkap oleh Direktur Sekretariat Kewenangan Ilmiah Keanekaragaman Hayati (SKIKH), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Amir Hamidy. 

Peneliti bidang herpetologi tersebut menambahkan, amfibi dapat mengendalikan populasi serangga. Sehingga kepunahan amfibi akan berdampak pada naiknya populasi serangga yang berpengaruh pada kesehatan manusia dan kegagalan panen pertanian. 

Tak hanya itu, menurut para ahli, perlindungan dan restorasi amfibi juga dapat menjadi solusi terhadap krisis iklim, karena hewan berdarah dingin tersebut membantu menjaga keseimbangan ekosistem di lingkungan tetap sehat.

“Kondisi ini tentu perlu mendapat perhatian. Diperlukan mekanisme untuk penilaian sistematis terhadap risiko kepunahan spesies secara berkala untuk memberikan informasi terkini terkait penentuan prioritas, perencanaan dan pemantauan tindakan konservasi,” ungkap Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN tersebut. 

Faktor penyebab penurunan populasi amfibi

Amir menjelaskan, dalam artikel yang ditulis bersama tim dan dirilis pada jurnal Nature 01 Desember 2023 lalu, ancaman yang terdokumentasi adalah hilangnya jenis dan degradasi habitat. 

Ia menerangkan, penyebab terbesar penurunan populasi global amfibi diakibatkan kerusakan habitat akibat aktifitas pertanian (77% spesies terkena dampak), aktivitas pemanenan kayu dan tanaman (53%), dan pembangunan infrastruktur (40%). Sementara itu dampak perubahan iklim (29%) dan penyakit (29%) juga berkontribusi terhadap tren penurunan populasi amfibi secara global.

“Tercatat, sebelum tahun 2004 penurunan populasi amfibi sekitar 90% disebabkan oleh penyakit dan kehilangan habitat. Namun, saat ini perubahan iklim juga menyebabkan penurunan populasi amfibi,” ungkapnya.

Amir menambahkan, jumlah amfibi punah yang terdokumentasikan terus bertambah, yakni 23 jenis pada tahun 1980, 10 jenis pada tahun 2004, dan 4 jenis punah pada tahun 2022. Sehingga jumlah jenis amfibi yang punah secara global tercatat sebanyak 37 jenis. 

Contoh nyata kepunahan tersebut terjadi pada tahun 1990, yaitu terjadinya penurunan jumlah yang cepat untuk katak jenis Atelopus chiriquiensis dan Taudactylus acutirostris akibat penyakit. Sementara itu, jenis Craugastor myllomyllon dan Pseudoeurycea exspectata terakhir terlihat pada tahun 1970 dan dikabarkan punah akibat ekspansi pertanian.

Tak hanya itu, dalam publikasi ini juga menyebutkan terdapat 8.011 spesies amfibi telah memperbarui statusnya dalam Daftar Merah IUCN. Indeks Daftar Merah IUCN yang diperbarui melaporkan status amfibi memburuk secara global, khususnya salamander. 

“Andai saja Daftar Merah IUCN diperbarui pada skala yang sama pada tahun 1970an seperti saat ini, (maka) kita dapat menelusuri pandemi penyakit amfibi yang melanda 20 tahun sebelum penyakit tersebut menghancurkan populasi mereka,” imbuh Amir. 

Upaya konservasi untuk menyelamatkan amfibi

Dalam artikel tersebut, Amir juga menginformasikan, saat ini konsentrasi terbesar spesies yang terancam berada di Kepulauan Karibia, Mesoamerika, Andes Tropis, pegunungan dan hutan di Kamerun Barat dan Nigeria Timur, Madagaskar, Ghats Barat dan Sri Lanka. 

Tak hanya itu, spesies lainnya yang terdapat di Hutan Atlantik Brasil bagian selatan, Pegunungan Busur Timur Tanzania, Tiongkok tengah dan selatan, dan Pegunungan Annamite bagian selatan Vietnam juga mengalami hal serupa. 

“Untuk mengatasi ancaman tersebut, diperlukan beberapa upaya konservasi tertentu untuk mengatasi dampak perubahan iklim terhadap spesies tertentu, khususnya untuk spesies yang diidentifikasi mempunyai risiko serius mengalami penurunan populasi. 

Studi ini juga menyarankan perlunya prioritas konservasi amfibi untuk perlindungan habitat yang efektif, karena akan berkontribusi terhadap jumlah perbaikan terbesar sejak tahun 1980. Upaya konservasi juga dapat dilakukan dengan mengintegrasikan tindakan ex situ terutama untuk 798 spesies terancam punah yang ada di lokasi risiko kepunahan tertinggi. 

“Amfibi tidak seperti hewan lainnya, ia bernapas melalui sebagian kulitnya. Kondisi tersebut menjadikan mereka jauh lebih sensitif terhadap faktor lingkungan, seperti penyakit, polusi, bahan kimia beracun, radiasi ultraviolet, perubahan iklim dan perusakan habitat,” imbuh Amir. 

Untuk menghadapi ancaman eksplotasi lahan dalam bentuk perluasan pertanian dan peternakan perlu dilakukan perlindungan situs penting secara global bagi amfibi, termasuk Situs Alliance for Zero Extinction dan Kawasan Keanekaragaman Hayati Utama. Upaya ini dilakukan untuk menjaga habitat yang tersisa bagi spesies yang terancam atau terbatas secara geografis.

Sementara itu, untuk menghindari pandemi amfibi global gelombang kedua akibat jamur Batrachochytrium dendrobatidis dan B. salamandrivorans, perlu dikembangkan manajemen penyakit yang praktis. 

“Kemauan politik (political will) dan komitmen dari pihak terkait serta peningkatan investasi juga sangat diperlukan untuk membalikkan tren populasi amfibi yang terus menurun,” ujar Amir. 

Target konservasi keanekaragaman hayati diperlukan untuk kelangsungan hidup mereka di masa depan. Defisiensi data (909 spesies) masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kepunahan risiko dan kebutuhan konservasinya. 

Secara umum, peningkatan pemantauan populasi di seluruh dunia juga sangat penting untuk tindakan konservasi dan penilaian ulang di masa depan untuk mengatasi krisis kepunahan amfibi yang sedang berlangsung dan implikasinya terhadap krisis keanekaragaman hayati.

Sumber: https://brin.go.id/

Selengkapnya
Peneliti BRIN Ingatkan Sejumlah Dampak Penurunan Populasi Amfibi

Pertanian

Teknologi Pencitraan pada Layanan Kesehatan Hewan

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 25 Februari 2025


Era digital 4.0 menuntut manusia untuk terus berkembang dan hidup berdampingan dengan teknologi di berbagai bidang, termasuk bidang kesehatan hewan. Hal ini mendorong manusia untuk menciptakan langkah strategi dan inovasi untuk peningkatan pelayanan kesehatan hewan. RSHP Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB University telah mengembangkan layanan kesehatan hewan baru yang berbasiskan teknologi pencitraan. Teknologi pencitraan merupakan salah satu teknik yang dapat melihat bagian organ tubuh tanpa harus melakukan pembedahan atau sifatnya non invasif, misalnya penggunaan untuk melihat jantung, bayang-bayang hati, usus, dan organ tubuh lainnya.

Beberapa contoh teknologi pencitraan yang dapat digunakan untuk pelayanan kesehatan hewan adalah Rontgen atau X-ray yang memanfaatkan energi radiasi sinar-X, USG yang memanfaatkan gelombang suara frekuensi tinggi dan CT Scan dimana penggunaannya adalah dengan memasukan hewan ke alat CT Scan yang berbentuk seperti tabung. Teknologi CT Scan juga menggunakan energi radiasi sinar-X seperti pada rontgen. Sementara itu, Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Prof Drh Deni Noviana, PhD, DAiCVIM menjelaskan bahwa, “Teknologi pencitraan sangat bermanfaat untuk  mendiagnosis penyakit, peneguhan diagnosis dan perkembangan kesembuhan suatu pengobatan.” Ujarnya, Jumat (22/1).

Saat pemeriksaan pertama, biasanya dokter hewan akan memberikan dugaan penyakit pada hewan. Diagnosis dapat diteguhkan atau dipastikan dengan memanfaatkan teknologi pencitraan. Selain itu, teknologi pencitraan dapat dimanfaatkan untuk proses implantasi seperti pengamatan saat implantasi yaitu pengamatan organ dalam tubuh hewan apakah berfungsi dengan baik atau tidak, dan pengamatan pasca implantasi.

Sementara itu, IPB University terus mengembangkan teknologi pencitraan untuk peningkatan pelayanan kesehatan hewan yang prima dan menyesuaikan perkembangan dan kemajuan IPTEKS. Saat ini IPB University sudah memiliki alat rontgen, USG 2,3, dan 4 dimensi, USG warna, serta fluoroskopi. Alat-alat tersebut biasa digunakan  pada hewan besar, seperti Badak. Teknologi pencitraan tersebut sering digunakan untuk melihat bagaimana perkembangan organ reproduksi, sel telur, dan perkembangan anak. Selain itu juga sering digunakan untuk melihat bagaimana reproduksi mamalia laut seperti dugong dan lumba-lumba. Beberapa kasus penyakit yang paling banyak ditemukan dengan menggunakan USG pada kucing dan anjing adalah gangguan hepatobilier, gangguan sistem kardiovaskular, dan gangguan sistem reproduksi dan perkemihan.

Terdapat pelayanan Kardiologi Center Service (Pusat Pelayanan Jantung Hewan) yang didalamnya terdapat layanan kesehatan USG dan X-ray. Kedua layanan tersebut memiliki perbedaan manfaat yang digunakan untuk mengindikasi penyakit pada hewan. USG digunakan untuk melihat keadaan semua organ dalam hewan yang dapat memberikan gambaran struktur anatomi jantung secara langsung tanpa memasukkan alat ke dalam tubuh dan tanpa menyebabkan kerusakan kulit atau rongga tubuh. Namun, teknologi USG tidak dapat melihat kondisi tulang hewan yang cukup keras karena memiliki matriks kolagen  sebesar 85-90% dari protein tulang, protein non kolagen dan kalsium. Pemeriksaan tulang dan lubang pada paru-paru dapat dilakukan menggunakan teknologi X-ray. Prof Drh Deni Noviana, PhD, DAiCVIM juga menuturkan bahwa hampir semua organ bisa dicitrakan dengan teknologi pencitraan.

Selain beberapa layanan di atas, RSHP FKH IPB University juga mengembangkan layanan DIC (Diagnosis Imagine Center), pelayanan ini sangat efektif dan efisien karena pasien cukup melakukan rontgen di klinik terdekat kemudian gambar hasil rontgen dikirim dan akan dianalisa diagnosisnya oleh spesialis di RSHP FKH IPB University. Perlu diperhatikan dalam hal pengambilan gambar sehingga diagnosis dapat dilakukan secara tepat. RSHP FKH IPB University juga mengembangkan layanan Telemedicine yaitu konsultasi masalah kesehatan hewan dengan menggunakan teknologi komunikasi jarak jauh. Telemedicine  dapat dilakukan secara interaktif melalui voice call maupun video call.

Penggunaan teknologi pencitraan tidak boleh digunakan secara sembarangan dan  harus dilakukan dengan arif dan bijaksana yang aman baik bagi hewan, manusia dan lingkungan. Penggunaan teknologi ini telah diatur dan diawasi oleh BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) dengan melakukan pengawasan terhadap instalasi nuklir, kebocoran radiasi, orang yang menggunakan alat serta kalibrasi alat. Sementara itu, BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) bertugas untuk mengadakan pelatihan dan menerbitkan SIM (Surat Izin Menggunakan). FKH IPB University mempunyai dua orang petugas proteksi radiasi (PPR). RSHP FKH IPB University aktif dalam menyebarluaskan informasi terkait fasilitas dan layanan melalui website, facebook, instagram dan youtube(Himasiera).

Pelatihan yang berkaitan:
1. CPD Online Diagnostik Ultrasonografi Jantung pada Anjing dan Kucing (Basic) 06 Februari 2021
2. Workshop Elektrokardiografi pada Anjing dan Kucing (Basic) 17 Februari 2021
3. Workshop Diagnostik Ultrasonografi Jantung pada Hewan Kecil (Basic) 18 Maret 2021
4. CPD Online Diagnostik Ultrasonografi Abdomen pada Hewan Kecil (Basic) 29 Mei 2021
5. Workshop Diagnostik Ultrasonografi Abdomen pada Hewan Kecil (Basic) 10 Juni 2021
6. Diagnostik Ultrasonografi Abdomen pada Hewan Kecil (Intermediate) 29 – 30 Juni 2021
7. Diagnostik Radiografi Thorak pada Hewan Kecil (Basic) 30 – 31 Juli 2021
8. Diagnostik Radiografi Abdomen pada Hewan Kecil (Basic) 17 – 18 September 2021
9. Paramedis: Tata Laksana Pengambilan Radiografi 29 – 30 September 2021

Sumber: https://blog.ipbtraining.com/

Selengkapnya
Teknologi Pencitraan pada Layanan Kesehatan Hewan

Pertanian

Kementan Dorong Penguatan Industri Peternakan Berbasis Teknologi

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 25 Februari 2025


Kementerian Pertanian mendorong berkembangnya industri peternakan dan kesehatan hewan di Indonesia, sehingga nantinya akan berdampak terhadap peningkatan PDB peternakan pada khususnya dan pertanian pada umumnya. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, Nasrullah saat mewakili Wakil Menteri Pertanian usai membuka pameran The 6th International Livestock, Dairy, Meat Processing and Aquaculture Exposition (ILDEX) Indonesia 2023 di di ICE BSD Tangerang pada hari ini Rabu (20/09).

Ia menyampaikan bisnis di bidang peternakan dan kesehatan hewan memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan seiring dengan kebutuhan masyarakat akan pangan terutama protein hewani. “Melalui penerapan inovasi teknologi dapat menghasilkan produk yang lebih efisien sehingga menciptakan iklim usaha peternakan yang sehat dan kompetitif.” terangnya.

Lanjutnya untuk mencapai penerapan teknologi tersebut salah satunya adalah dengan tersedianya modal dan investasi. Pemerintah melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah merealisasikan kredit bagi pengembangan usaha pertanian sebesar Rp. 113,43 T kepada 2,74 juta debitur pada tahun 2022. Namun demikian pengembangan skala usaha tersebut masih perlu didukung oleh investasi PMDN dan PMA.

“Kementan terus mendorong investasi sub sektor peternakan, terutama untuk bidang pembibitan dan industri hilir untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditi peternakan”terangnya.

Lanjutnya lagi Ia menuturkan bahwa secara umum Indonesia sudah menuju swasembada protein hewani, bahkan telah mampu ekspor. Kinerja ekspor subsektor peternakan pada periode Januari – Juli* Tahun 2023 (angka sementara) tercatat senilai USD 790,7 juta setara Rp. 11.8 T dengan pertumbuhan nilai ekspor meningkat sebesar 9,26% dan pertumbuhan volume ekspor meningkat 17,28% dibandingkan periode yang sama Tahun 2022.

“Ekspor komoditas peternakan kita seperti: sarang burung walet, madu, pakan ternak, telur tetas, DOC, daging ayam olahan, kambing, domba dan obat hewan telah berhasil menembus lebih dari 98 negara tujuan.“ terangnya.

Menurutnya, Ini membuktikan bahwa industri peternakan memiliki potensi untuk terus berkembang. Hal ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pencapaian nilai ekspor subsektor peternakan tahun 2022 mencapai Rp. 17,7 T mengalami peningkatan sebesar 13,5% dibandingkan tahun 2021. “Capaian ekspor subsektor peternakan di Indonesia terus bergerak positif.” ucapnya.

Penyelenggaraan Pameran ILDEX 2023

Kementerian Pertanian mengapresiasi penyelenggaraan ILDEX yang berlangsung selama 3 hari ini, sebagai salah satu bentuk pameran peternakan berskala international di Indonesia, mampu melakukan promosi berbagai produk dan kemajuan teknologi di bidang peternakan dan kesehatan hewan, dan menjadi ajang bertemunya stakeholder peternakan baik dari dalam maupun luar negeri, untuk melakukan transaksi bisnis.

“Oleh karena itu melalui penyelenggaraan ILDEX, diharapkan dapat menjadi stimulasi bagi perkembangan dunia usaha peternakan dan kesehatan hewan di Indonesia.” harapnya.

Sementara itu, Marketing Director Permata Kreasi Media, Ruri Sarasono mengatakan, ILDEX, selain sebagai ajaran promosi, pameran ini juga menjadi edukasi bagi perkembangan ilmu, teknologi, dan produk peternakan serta kesehatan hewan dari hasil pengembangan riset teknologi yang dilakukan di Tanah Air.

“Tahun ini ILDEX Indonesia mencatatkan lebih dari 250 exhibitor dari 25 negara, dan ditargetkan akan dihadiri kurang lebih 10.000 pengunjung, sehingga memberikan peluang untuk membicarakan bisnis dalam ajang ini. “ ungkapnya.

Sumber: https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Selengkapnya
Kementan Dorong Penguatan Industri Peternakan Berbasis Teknologi

Perindustrian

Hilirisasi Nikel sebagai Pendorong Penciptaan Lapangan Kerja di Daerah

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 25 Februari 2025


Selain untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah, Proyek Strategis Nasional (PSN) juga diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Oleh karena itu, Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 dan Permenko Nomor 7 Tahun 2021 menetapkan 22 Smelter dalam Program Pembangunan Smelter untuk mendorong hilirisasi tambang.

Salah satu Program Pembangunan Smelter dilakukan oleh PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) di Kawasan Industri Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. VDNI  membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian komoditas nikel.

Adapun pekerjaan pembangunan smelter dan PLTU PT VDNI telah selesai pada Desember 2019 dan Desember 2020. Fasilitas pengolahan dan pemurnian PT VDNI bersama dengan PT Obsidian Stainless Steel yang menghasilkan end product berupa Nickel Pig Iron (10%-12% Ni).

Koordinator PMO KPPIP Sektor Energi, Yudi Adhi Purnama, menjelaskan, pembangunan Kawasan Industri di Morosi bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan sosial ekonomi. Apabila telah beroperasi secara penuh, Kawasan Industri di Morosi potensial menyerap tenaga kerja sebesar 60.000 orang di Kabupaten Konawe.

“Penyerapan tenaga kerja tersebut diyakini akan meningkatkan kegiatan ekonomi di daerah sekitarnya sehingga diharapkan dapat memicu pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di wilayah tersebut,” kata Yudi usai kunjungan kerja ke Program Pembangunan Smelter PT Virtue Dragon Nickel Industry yang berada di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara pada 16 November 2021.

Hingga 1 November 2021, tercatat jumlah tenaga kerja PT VDNI mencapai 6824 orang dengan proporsi 93% laki-laki dan 7% perempuan. Penyerapan tenaga kerja PT VDNI menyumbang 11,37% dari target serapan tenaga kerja di Kawasan Industri Morosi. Tenaga kerja yang bekerja di VDNI saat ini didominasi 42% dari Kabupaten Konawe, 16% dari luar Kabupaten Konawe tetapi masih dari Sulawesi Utara, dan 41% dari luar Provinsi Sulawesi Utara.

“Hal ini menunjukkan bahwa sejumlah 58% pekerja di VDNI memaksimalkan sumber daya manusia dari daerah setempat. Diharapkan hal ini dapat menumbuhkan perekonomian daerah,” ujar Yudi.

Sebagai informasi, Indonesia menghasilkan Nikel berjenis laterit yang sebagian besar terdapat di Pulau Sulawesi dan Maluku Utara. Nikel laterit terbagi ke dalam dua jenis, yakni kadar rendah yang disebut limonit dan kadar tinggi yang disebut saprolit.

Merujuk data di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), nikel saprolit yang didefinisikan sebagai bijih nikel berkadar di atas 1.7% Ni, jumlah cadangan terbuktinya sebesar 772 juta ton. Bijih nikel tipe saprolit ini umumnya diolah dengan teknologi pirometalurgi atau peleburan. Sebagian besar produk akhirnya berupa Ferronickel (Feni) dan Nickel Pig Iron (NPI) yang merupakan nikel kelas dua.

Pada tahun 2020, PT VDNI mengolah bijih (ore) nikel sebanyak 7.28 juta ton. Saat ini kapasitas produksi mencapai 1 juta ton, sedangkan produksi baru mencapai 674 ribu ton Feronikel (FeNi).

Untuk memenuhi kebutuhan listriknya, PT VDNI juga membangun PLTU dengan kapasitas total sebesar 530 MW. Kapasitas power plant meliputi 2x30MW, 4x60MW, dan 2x125MW. Perlu diketahui, PT VDNI menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace yang terdepan dan ramah lingkungan.

Teknologi smelter saat ini juga sudah berkembang, sehingga dapat mengolah bijih nikel dengan kadar yang lebih rendah.

“Kegiatan eksplorasi dan menambah cadangan baru perlu dipertimbangkan mengingat jumlah cadangan nikel saprolit yang tersisa untuk delapan hingga sepuluh tahun ke depan. Selain itu, pengolahan bijih limonit yang menghasilkan nikel kelas satu juga sangat dibutuhkan. Terutama untuk pengembangan industri hilir berskala vital dan strategis, salah satunya industri baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV),” kata Yudi.

Adapun proses pengolahan nikel dari awal sampai menghasilkan produk akhir Nickel Pig Iron (NPI) memerlukan beberapa langkah sebagai berikut:

Diagram Proses Produksi Feronikel

Berdasarkan penjelasan dari PT Virtue Dragon Nickel Indonesia (VDNI) dan Kementerian ESDM, bijih nikel disimpan pada stockpile kemudian dipindahkan dengan menggunakan conveyor ke rotary dryer. Selanjutnya, produk dari rotary dryer masuk ke dalam proses kalsinasi dengan menggunakan rotary kiln pada suhu sekitar 800-900 derajat Celcius.

Rotary kiln merupakan suatu reaktor berbentuk silinder panjang, berputar, dipasang dengan sudut kemiringan tertentu yang berfungsi untuk meningkatkan temperatur nikel sampai suhu yang tinggi. Proses kalsinasi bertujuan untuk eliminasi air bebas yang tersisa dan eliminasi air kristal, pemanasan awal bijih dan reduksi sebagian besar unsur nikel dan pengontrolan terhadap reduksi besi. Hasil pengolahan dan proses kalsinasi kemudian dilebur di dalam electric furnace pada temperatur sekitar 1500-1600 derajat Celcius untuk menghasilkan feronikel.

Hasil proses electric furnace smelting kemudian didinginkan dan dicetak sesuai dengan bentuk yang diinginkan berupa feronikel. Feronikel adalah logam paduan antara besi dan nikel, di mana kandungan  nikel bervariasi dari 25-45 persen. Feronikel digunakan sebagai bahan pemadu dalam pembuatan baja.

Nikel dan logam kromium merupakan unsur logam pemadu yang terdapat di dalam baja tahan karat. Juga terdapat limbah nikel (slag) yang merupakan sejenis batuan hasil pembuangan dari pembakaran feronikel, berwarna kelabu perak dan memiliki sifat-sifat menyerupai batu dan unsur silikat serta kapur yang terkandung didalamnya cukup tinggi.

Sumber: kppip.go.id

 

Selengkapnya
Hilirisasi Nikel sebagai Pendorong Penciptaan Lapangan Kerja di Daerah

Kemaritiman

PT PAL Raih Lisensi Eksklusif: Menyongsong Era Kapal Perang Canggih Bersama Inggris

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 25 Februari 2025


SURYA.co.id - PT PAL (Persero) mendapatkan lisensi untuk memproduksi kapal perang fregat dari perusahaan Inggris, Babcock. Fregat merupakan jenis kapal perang berukuran sedang yang dapat bermanuver dengan lincah dan cepat.

Kerja sama itu ditandai dengan penandatangan perjanjian oleh CEO Babcock David Lockwood dan CEO PT PAL Kaharuddin Djenod dalam acara Defense and Security Equipment International (DSEI) 2021 di London, Inggris pada Kamis (16/9/2021). Penandatanganan kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Inggris tersebut disaksikan oleh Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto dan Menteri Pertahanan Inggris Hob Ben Wallace.

Mengutip keterangan tertulis Babcock, Jumat (17/9/2021), PT PAL akan memproduksi dua fregat Arrowhead 140 (AH140) di pabriknya yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur. Pembuatan kapal akan dilakukan dengan desain khusus serta spesifikasi yang sesuai kebutuhan Angkatan Laut Indonesia.

David mengatakan, lewat kesepakatan kapal fregat Arrowhead 140 akan dibuat di Indonesia dengan melibatkan tenaga kerja lokal. Sehingga diharapkan berkontribusi langsung pada nilai sosial dan ekonomi industri kapal Indonesia. “Ini adalah hari yang membanggakan bagi tim Babcock dan PT PAL, karena kami menandatangani lisensi desain dengan PT PAL untuk dua fregat baru bagi Angkatan Laut Indonesia," ungkapnya.

Sementara itu, Ben Wallace mengatakan, dirinya mengapresiasi kerja sama yang dilakukan kedua negara melalui Babcock dan PT PAL. Menurutnya, hal ini sekaligus menandakan eratnya hubungan Inggris dengan Indonesia. "Ini menandakan kekuatan hubungan pertahanan Inggris dengan Indonesia. Kedepannya angkatan laut kedua negara akan mengoperasikan fregat terkemuka dunia, dan akan bekerja sama secara erat untuk melindungi kepentingan bersama di seluruh dunia," ujar dia.

Babcock, perusahaan kedirgantaraan, pertahanan dan keamanan yang berbasis di Inggris, memang telah bekerja sama dengan Pemerintah Inggris untuk mempromosikan fregat Arrowhead 140 ke pasar global. Desain dasar fregat Arrowhead 140 pun dapat dikonfigurasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan angkatan laut. Selain untuk Indonesia, perusahaan juga mulai mendesain fregat Arrowhead 140 untuk Angkatan Laut Inggris di Skotlandia. Maka angkatan laut Inggris dan Indonesia akan memiliki kapal yang sama dan telah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Sehingga kapal perang tersebut diharapkan dapat memudahkan latihan dan komunikasi.

Sumber: surabaya.tribunnews.com

 

Selengkapnya
PT PAL Raih Lisensi Eksklusif: Menyongsong Era Kapal Perang Canggih Bersama Inggris
« First Previous page 562 of 1.107 Next Last »