Kemaritiman
Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 25 Februari 2025
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri alat berat di Indonesia kembali menggeliat memasuki tahun 2021. Hal ini ditunjukkan oleh melonjaknya produksi alat berat nasional.
Berdasarkan data Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi), produksi alat berat dalam negeri per kuartal I-2021 tercatat sebesar 1.417 unit atau tumbuh sekitar 45% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Produksi alat berat di kuartal I-2021 juga mendekati 50% dari total produksi sepanjang tahun 2020 sebanyak 3.427 unit.
Hydraulic Excavator masih menjadi jenis alat berat yang terbanyak diproduksi di kuartal I-2021 yakni mencapai 1.331 unit. Ketua Umum Hinabi Jamalludin mengatakan, kenaikan harga sejumlah komoditas, khususnya batubara, menjadi katalis utama yang membuat permintaan alat berat melesat di tiga bulan pertama tahun ini. Sebab, para produsen batubara nasional mulai gencar lagi memproduksi batubara sehingga membutuhkan tambahan alat berat.
Sekadar catatan, harga batubara acuan (HBA) mencapai level US$ 89,74 per ton pada bulan Mei 2021 atau lebih tinggi dibandingkan HBA di bulan sebelumnya senilai US$ 86,68 per ton. “Produksi masih didominasi hydraulic excavator. Ada pula dump truck yang banyak diproduksi untuk sektor tambang,” ujar dia, Jumat (7/5).
Jamalludin masih memperkirakan bahwa produksi alat berat nasional hingga akhir tahun nanti mencapai kisaran 5.000 unit. Di samping sektor pertambangan, produksi alat berat juga akan ditopang oleh proyek-proyek infrastruktur yang mulai kembali ramai pada tahun ini.
Secara umum, lanjut dia, sektor pertambangan dan infrastruktur berkontribusi paling besar terhadap produksi alat berat di tiap tahun, yakni masing-masing memiliki porsi produksi sebanyak 30%. Adapun sisa produksi alat berat berasal dari sektor kehutanan (forestry) dan perkebunan yang masing-masing berkontribusi 20% dari total produksi yang ada.
Pihak Hinabi berharap pemerintah turut andil dalam memperketat kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk alat berat. Ini mengingat tingginya permintaan membuat peluang maraknya penggunaan impor alat berat mencuat, sehingga produk-produk alat berat di dalam negeri mesti ditingkatkan kualitasnya supaya bisa bersaing.
“Insentif yang kami harapkan adalah penggunaan alat berat yang sudah diproduksi di Indonesia dengan pengetatan TKDN,” tandas Jamalludin. Sementara itu, PT United Tractors Tbk (UNTR) turut mencetak kenaikan kinerja sektor bisnis alat berat pada kuartal I-2021. Tercatat, penjualan alat berat Komatsu di kuartal I-2021 mencapai 688 unit atau tumbuh 11,50% (yoy) dibandingkan penjualan alat berat di kuartal I-2020 sebesar 617 unit.
Mayoritas penjualan alat berat UNTR di kuartal I-2021 berasal dari sektor tambang sebesar 42%, konstruksi 31%, kehutanan 17%, dan perkebunan 10%. Sekretaris Perusahaan UNTR Sara K. Loebis mengaku, penjualan alat berat UNTR cukup terbantu oleh perbaikan kinerja di sektor pertambangan serta konstruksi seiring berlangsungnya sejumlah proyek infrastruktur.
Sebelumnya, UNTR menargetkan penjualan alat berat di 2021 sebanyak 1.700 unit. Namun, seiring melesatnya penjualan di kuartal I-2021, UNTR memutuskan untuk mengerek target penjualan alat beratnya di sisa tahun ini. “Melihat prospek di kegiatan tambang dan konstruksi, kami sesuaikan target di tahun ini menjadi sekitar 2.500 unit,” ungkap Sara, hari ini (7/5).
Lantaran UNTR bertindak sebagai distributor, lantas kenaikan target penjualan tersebut tidak membuat perusahaan ini mesti merogoh kocek investasi untuk urusan produksi alat berat.
Sumber: industri.kontan.co.id
Kemaritiman
Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 25 Februari 2025
Himpunan Industri Alat Berat Indonesia alias Hinabi menargetkan produksi alat berat tahun ini dapat mencetakkan rekor baru sejak 1998. Jumlah produksi industri alat berat nasional selama 24 tahun terakhir terjadi pada 2018, yakni sebanyak 7.981 unit.
Sepanjang 2021, produksi alat berat di dalam negeri mencapai 6.740 unit. Realisasi itu lebih tinggi 12,33 % dari target tahun lalu, sebanyak 6.000 unit atau mendekati capaian 2019 sebanyak 6.060 unit.
"Pada 2022 rencananya kenaikan (produksi) 30 % - 40 % dari (realisasi) 2021, mirip 2018," kata Ketua Umum Hinabi Jamalludin kepada Katadata, Senin (10/1).
Dengan kata lain, target produksi alat berat hingga akhir 2022 maksimal mencapai 9.436 unit atau lebih tinggi 18,23 % dari rekor industri alat berat saat ini. Jamalludin menilai, harga batu bara acuan atau HBA akan terus tumbuh pada 2022 dan membuat permintaan alat berat dari sektor pertambangan terus menggeliat.
Adapun, capaian produksi 2021 tercatat melonjak 96,67 % dari capaian produksi 2020 sebanyak 2020. Adapun, pandemi Covid-19 telah memukul produksi industri alat berat dan mengikis total produksi hingga 43,44 % secara tahunan pada 2020.
Peningkatan produksi pada 2021 itu dinilai datang dari pertumbuhan HBA sejak awal 2021. HBA pada 2021 bahkan pernah menembus level US$ 200 per ton ke level US$ 215,01 per ton pada November 2021.
HBA merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya. Di mana kualitas disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, total moisture 8 %, total sulphur 0,8 %, dan ash 15 %.
Kementerian ESDM atau Energi dan Sumber Daya Mineral menetapkan harga batu bara acuan (HBA) Januari 2022 US$ 158,5 per ton atau setara Rp 2,26 juta (kurs Rp 14.300). Angka ini turun US$ 1,29 per ton dibandingkan Desember 2021 US$ 159,79 per ton atau Rp 2,8 juta.
Sementara itu, Jamalludin menilai kenaikan harga minyak goreng belum merangsang permintaan alat berat di industri perkebunan sawit. Sebagai informasi, industri alat berat domestik memiliki dua pasar utama, yakni pasar pertambangan dan pasar perkebunan.
Berdasarkan data Hinabi, mayoritas alat berat yang diproduksi hingga kuartal III-2021 adalah hydraulic excavator sebanyak 4.232 unit atau 92,32 % dari total produksi alat berat nasional. Capaian itu diikuti produksi bulldozer sebanyak 239 unit, motor grader sebanyak 57 unit, dan dump truck sebanyak 56 unit.
Tahun lalu, Kementerian Perindustrian memacu industri alat berat bisa semakin berdaya saing dengan memfasilitasi sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Salah satu langkah strategisnya yang dijalankan adalah melalui penyelenggaraan Program Pendidikan Setara Diploma I bidang Manufaktur Alat Berat.
Badan Pengembangan Sumber Daya Industri (BPSDMI) Kemenperin dan PT. Komatsu Indonesia telah melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait pelaksanaan program pendidikan vokasi tersebut. Kerja sama ini bersifat tailor made, diselenggarakan selama satu tahun dan lulusannya langsung diserap bekerja di industri.
Pada 2020, BPSDMI Kemenperin telah memfasilitasi 18 kelas program setara Diploma Satu untuk 607 peserta D1 di 10 Provinsi dan 12 Kabupaten/Kota. “Melihat pentingnya industri alat berat ini dalam rantai perekonomian Indonesia, maka kompetensi karyawan perusahaan sebagai salah satu aset yang terpenting harus diperhatikan,” ujar Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri, Iken Retnowulan.
Sumber : katadata.co.id
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 25 Februari 2025
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai upaya mensosialisasikan produk lokal serta membuka akses masyarakat lebih mudah untuk belanja produk lokal, Kementerian Perindustrian menggelar Festival Virtual Bangga Mesin Buatan Indonesia (BMBIFest). Acara yang dihadirkan melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA) ini utamanya menyasar pengembangan produk Industri Kecil dan Menengah (IKM).
Setelah sebelumnya digelar pada tahun 2020 dan mendapatkan respon antusias masyarakat, pada tahun 2021, BMBIFest kembali dilaksanakan dengan mengangkat tujuan untuk memperkenalkan potensi mesin-mesin buatan dalam negeri berkualitas serta mempermudah akses masyarakat Indonesia menemukan pelaku IKM pembuat mesin lokal untuk mendukung usahanya.
“Perlahan tapi pasti, kita harus dapat membuat peralatan dan permesinan yang dibutuhkan oleh Industri dengan kualitas yang diharapkan. BMBI Fest juga lahir dengan semangat untuk mendukung kebijakan substitusi impor,” jelas Plt Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Reni Yanita dalam siaran pers, Sabtu (11/12).
Reni juga menyampaikan, festival ini dilaksanakan bekerja sama dengan Blibli.com yang juga mendorong agar IKM permesinan bergabung dalam virtual hub produk IKM permesinan di Blibli dengan nama official store “Galeri Mesin Lokal”.
Virtual hub ini kata Reni menampung IKM permesinan dengan 7 kategori produk, yaitu mesin pengolahan makanan dan minuman; mesin industri lainnya; mesin / alat kesehatan; elektronik / kelistrikan; alat / mesin teknologi tinggi; alat / mesin pertanian dan perikanan; dan alat transportasi.
“Dengan hadirnya Festival Bangga Mesin Buatan Indonesia diharapkan IKM peralatan / permesinan Indonesia memasuki tren bisnis digital yang berdampak pada perluasan pemasaran dan jaringan IKM melalui teknologi digital,” tambahnya.
Lay Ridwan Gautama, Executive Vice President of Digital and Automotive Category Blibli mengaku bangga dengan kolaborasi dengan Kementerian Perindustrian RI di Festival Bangga Mesin Buatan Indonesia 2021.
"Berdasarkan riset yang Blibli lakukan bersama dengan Litbang Kompas dan BCG baru-baru ini, dikatakan bahwa 77% UMKM di Indonesia mempekerjakan warga lokal, dan 64% dari pekerjanya menggantungkan hidup pada UMKM dan IKM. Hal ini menandakan bahwa UMKM dan IKM dapat memberikan lapangan pekerjaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Karena itu melalui Galeri Mesin Lokal yang secara eksklusif hadir di platform Blibli, harapannya pengusaha IKM mampu memperluas pasar dan daya saing yang pada akhirnya akan memajukan industri nasional,” ungkap Lay.
Sekedar informasi, Festival Virtual Bangga Mesin Buatan Indonesia (BMBIfest21) akan diselenggarakan selama 3 (tiga) hari, pada tanggal 9-11 Desember 2021 melalui situs www.bmbifestival.id.
Dalam rangkaian Festival Virtual ini, untuk melengkapi pameran yang diikuti oleh IKM permesinan, juga akan dilaksanakan talkshow, webinar, sosialisasi serta diskusi yang akan memperkaya informasi bagi IKM khususnya IKM permesinan terkait kemudahan pembiayaan maupun potensi perluasan pasar baik itu pasar retail online, business-to-business, maupun pasar melalui belanja pemerintah.
Kegiatan Pameran BMBIFest ini diikuti oleh 45 (empat puluh lima) IKM dari kategori-kategori yang dibuka dimana sebanyak 15 (lima belas) IKM dari kategori Alat / Mesin Pertanian dan Perikanan; 8 (delapan) IKM kategori Alat / Mesin Teknologi Tinggi; 2 (dua) IKM kategori Alat Transportasi; 5 (lima) IKM kategori Mesin / Alat Kesehatan; 11 (sebelas) IKM kategori Mesin Industri Lainnya; dan 4 (empat) Mesin Pengolahan Makanan dan Minuman.
Sumber: industri.kontan.co.id
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 25 Februari 2025
Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut bahwa industri pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dalam negeri belum memiliki pengalaman yang cukup untuk mendukung pengembangan PLTS skala besar. Hal itu berpengaruh pada rendahnya daya saing di industri tersebut.
Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kementerian Perindustrian Herman Supriadi mengatakan bahwa selain modul surya, komponen yang diperlukan untuk pengembangan PLTS masih harus dipasok dari luar negeri.
Beberapa komponen yang diimpor mulai dari inverter hingga penyangga modul. Sebab itu, pemerintah mendorong industri PLTS dapat berkembang untuk mendukung upaya transisi energi.
“Industri dalam negeri belum memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup memadai dalam mendukung PLTS skala besar. Hal ini menyebabkan daya saing industri PLTS dalam negeri belum bisa bersaing,” katanya saat webinar, Rabu (29/12/2021).
Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa meningkatnya porsi pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sesuai RUPTL PLN 2021–2030, kalangan industri harus menyadari ihwal potensi kebutuhan komponen pembangkit listrik di masa depan.
“Ini menggambarkan bahwa kebutuhan industri dan komponen EBT masih sangat besar, dan diharapkan kedepan makin besar, sehingga keekonomiannya semakin masuk ke skala keekonomian dan bisa bersaing di pasar,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Kementerian Perindustrian mengapresiasi keberadaan industri modul surya dalam negeri. Pemerintah terus mendorong pengembangan industri ini sesuai dengan kebutuhan pada pembangkit EBT.
Saat ini, industri modul surya disebut telah memproduksi komponen dengan kapasitas daya sekitar 500 megawatt peak (MWp). Kendati demikian, capaian ini harus terus ditingkatkan agar mampu bersaing dengan pasar internasional.
“Harus kita pelajari bersama industri dalam negeri supaya bisa terus menyesuaikan dengan kebutuhan,” ujarnya.
Sumber: ekonomi.bisnis.com
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 25 Februari 2025
Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menginisiasi pemberian sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) gratis untuk alat mesin pertanian dalam negeri untuk mendukung peningkatan daya saing dan produktivitas subsektor industri tersebut, sehingga tidak tergantung pada impor alat mesin pertanian (alsintan).
Kemenperin memberikan sertifikasi TKDN gratis untuk 9.000 produk industri kecil dan menengah (IKM) dan industri skala besar, bagi kelompok mesin dan peralatan pertanian guna mendukung program pemulihan ekonomi nasional.
Berdasarkan catatan Kemenperin, hingga 08 Oktober 2010 terdapat 107 produk dengan TKDN 25–40 persen dan 139 produk yang memiliki TKDN lebih dari 40 persen.
“Targetnya, nilai rata-rata TKDN naik 50 persen pada 2024 dari 43,3 persen pada 2020,” ujar Menteri Perindustrian (menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita melalui keterangan tertulis yang diterima Jakarta, Sabtu (9/10/2021).
TKDN adalah besaran komponen produksi yang dibuat di Indonesia pada suatu produk barang dan jasa atau gabungan keduanya. Pembatasan penggunaan komponen impor dalam persentase tertentu diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29/2018 tentang Pemberdayaan Industri.
Khusus untuk kelompok mesin dan peralatan pertanian, capaian TKDN-nya berkisar antara 14,5 persen hingga 96,3 persen.
“Aturan TKDN bersifat wajib untuk sejumlah kegiatan produksi, baik perusahaan yang berskala nasional maupun internasional,” ujar Kepala Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (Pusat P3DN) Kemenperin Nila Kumalasari.
Adapun, verifikator yang ditunjuk oleh Kemenperin untuk memastikan penggunaan TKDN sesuai persentase adalah PT Sucofindo (Persero) dan PT Surveyor Indonesia (Persero).
Lebih lanjut, dikatakan bahwa satu perusahaan bisa mendapatkan hingga delapan sertifikat produk. Selain itu, satu sertifikat yang difasilitasi dapat memuat produk dengan jenis bahan baku dan proses produksi yang sama, meskipun beda dimensi.
Untuk mendapatkan sertifikasi gratis, pelaku IKM maupun industri besar dapat menghubungi Unit Bisnis Strategis Perdagangan Industri dan Kelautan Sucofindo maupun ke perwakilan cabang-cabang Sucofindo yang ada di daerah.
Sementara itu, Kepala Unit Bisnis Strategis Perdagangan Industri dan Kelautan Sucofindo Supriyanto menginformasikan perusahaan hanya perlu menyiapkan dokumen Akta Pendirian Perusahaan dan Izin Usaha Industri (IUI) yang masih berlaku atau pengajuan IUI melalui Online Single Submission (OSS) di BKPM.
Selanjutnya, lembaga surveyor akan melakukan site visit atau kunjungan pabrik untuk melihat fasilitas produksi yang digunakan dan menghitung porsi lokal hingga impor dari bahan baku atau material yang digunakan, tenaga kerja, dan biaya tidak langsung pabrik.
Hingga akhir September 2021 tercatat sudah ada 8.677 produk dalam negeri yang mengantongi sertifikasi TKDN dengan nilai di atas 40 persen. Diikuti, 8.557 produk dalam negeri dengan nilai TKDN antara 25–40 persen.
Mengingat kesempatan memperoleh sertifikasi TKDN gratis ini hanya dibuka hingga akhir 2021, tak lupa Supriyanto mengajak para produsen untuk memanfaatkan program ini.
Sumber: ekonomi.bisnis.com
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 25 Februari 2025
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian terus mendukung peningkatan daya saing dan produktivitas subsektor industri alat mesin pertanian (alsintan). Bentuk dukungan itu diwujudkan melalui program pemberian sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) secara gratis untuk 9.000 produk industri kecil dan menengah (IKM) dan industri skala besar, termasuk bagi kelompok mesin dan peralatan pertanian yang mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Langkah ini terbilang strategis untuk meningkatkan sertifikasi TKDN pada produk kelompok mesin dan peralatan pertanian. Berdasarkan catatan Kemenperin hingga Jumat (08/10), terdapat 107 produk dengan TKDN 25-40% dan 139 produk yang memiliki TKDN lebih dari 40%.
Melalui program ini, pemerintah berharap dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor komponen alsintan. “Targetnya, nilai rata-rata TKDN naik 50% pada 2024 dari 43,3% pada 2020,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Sabtu (9/10).
Sebagai informasi, TKDN adalah besaran komponen produksi yang dibuat di Indonesia pada suatu produk barang dan jasa atau gabungan keduanya. Pembatasan penggunaan komponen impor dalam persentase tertentu diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri.
Khusus untuk kelompok mesin dan peralatan pertanian, capaian TKDN-nya berkisar antara 14,5% hingga 96,3%.
Kepala Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (Pusat P3DN) Kemenperin Nila Kumalasari mengatakan, aturan TKDN bersifat wajib untuk sejumlah kegiatan produksi, baik perusahaan yang berskala nasional maupun internasional.
Adapun verifikator yang ditunjuk oleh Kemenperin untuk memastikan penggunaan TKDN sesuai persentase adalah PT. Sucofindo (Persero) dan PT. Surveyor Indonesia (Persero). Keduanya juga dilibatkan untuk menyukseskan program sertifikasi TKDN gratis ini.
Sertifikasi TKDN gratis diberikan kepada produk dengan nilai TKDN minimal 25%. Satu perusahaan bisa mendapatkan fasilitasi tersebut hingga delapan sertifikat produk. Selain itu, satu sertifikat yang difasilitasi dapat memuat produk dengan jenis bahan baku dan proses produksi yang sama, meskipun beda dimensi.
Untuk mendapatkan sertifikasi gratis, pelaku IKM maupun industri besar dapat menghubungi Unit Bisnis Strategis Perdagangan Industri dan Kelautan Sucofindo maupun ke perwakilan cabang-cabang Sucofindo yang ada di daerah.
Kepala Unit Bisnis Strategis Perdagangan Industri dan Kelautan PT Sucofindo (Persero) Supriyanto menginformasikan, perusahaan hanya perlu menyiapkan dokumen Akta Pendirian Perusahaan dan Izin Usaha Industri (IUI) yang masih berlaku atau pengajuan IUI melalui Online Single Submission (OSS) di BKPM yang sudah berlaku efektif untuk tahap pengajuan.
Selanjutnya, lembaga surveyor akan melakukan site visit atau kunjungan pabrik untuk melihat fasilitas produksi yang digunakan dan menghitung porsi lokal dan impor dari bahan baku atau material yang digunakan, tenaga kerja (langsung dan tidak langsung), dan biaya tidak langsung pabrik (factory overhead).
Hingga akhir September 2021 tercatat sudah ada 8.677 produk dalam negeri yang mengantongi sertifikasi TKDN dengan nilai di atas 40%. Diikuti, 8.557 produk dalam negeri dengan nilai TKDN antara 25%-40%. Mengingat kesempatan memperoleh sertifikasi TKDN gratis ini hanya dibuka hingga akhir 2021, tak lupa Supriyanto mengajak para produsen untuk memanfaatkan program ini.
Sumber: industri.kontan.co.id