Profesi & Etika

Kajian Etika Profesi Insinyur Teknik Sipil pada Pembangunan Jalan Tol

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 18 Maret 2025


Dalam dunia konstruksi, khususnya pada proyek pembangunan jalan tol, peran insinyur teknik sipil sangatlah penting. Tidak hanya bertanggung jawab atas aspek teknis, mereka juga harus menjunjung tinggi etika profesi dalam menjalankan tugasnya. Paper yang ditulis oleh Maiko Lesmana Dewa, Arief Syafrudi, dan Keti Andayani ini mengkaji bagaimana etika profesi diterapkan dalam praktik insinyur teknik sipil pada pembangunan jalan tol di Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk memahami sejauh mana implementasi kode etik insinyur telah diterapkan dan bagaimana pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan dalam proyek jalan tol. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penulis melakukan survei dan wawancara dengan para insinyur yang terlibat langsung di lapangan.

Etika profesi merupakan prinsip fundamental yang menjamin praktik keinsinyuran dilakukan dengan integritas dan tanggung jawab. Dalam konteks pembangunan jalan tol, banyak tantangan yang dihadapi oleh para insinyur, termasuk tekanan dari berbagai pihak untuk menyelesaikan proyek dengan cepat, kendala biaya, serta aspek keselamatan dan dampak lingkungan.

Penelitian ini mengidentifikasi beberapa faktor yang memengaruhi penerapan kode etik insinyur, seperti:

  • Kesadaran kolektif akan pentingnya etika dalam praktik keinsinyuran
  • Perbedaan antara perusahaan lokal dan asing dalam menerapkan standar etika
  • Dilema etis dalam pengambilan keputusan terkait material, desain, dan keselamatan kerja

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan survei dan wawancara. Data dikumpulkan dari para insinyur yang bekerja di proyek pembangunan jalan tol di Indonesia. Analisis dilakukan dengan mengacu pada kode etik insinyur yang telah ditetapkan oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII).

Kode etik ini mencakup prinsip-prinsip dasar seperti:

  • Mengutamakan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat
  • Bekerja sesuai dengan kompetensi dan keahlian masing-masing
  • Menjunjung tinggi integritas dan tanggung jawab profesional
  • Menghindari konflik kepentingan dalam pengambilan keputusan

Studi Kasus: Implementasi Etika Insinyur dalam Proyek Jalan Tol

Salah satu temuan utama dalam penelitian ini adalah bahwa implementasi etika profesi sangat bergantung pada budaya perusahaan dan kesadaran individu insinyur itu sendiri. Dalam beberapa proyek jalan tol yang dikelola oleh perusahaan asing, kesadaran akan kode etik lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan lokal.

Beberapa angka penting dari penelitian ini:

  • 85% insinyur yang diwawancarai menyatakan bahwa mereka memahami pentingnya etika profesi dalam pekerjaan mereka
  • 70% mengakui bahwa terdapat tekanan dari pihak manajemen untuk menyelesaikan proyek dalam waktu sesingkat mungkin, yang terkadang dapat mengorbankan aspek keselamatan
  • 40% dari responden merasa bahwa kode etik insinyur belum sepenuhnya diterapkan dalam proyek yang mereka kerjakan

Selain itu, penelitian ini juga mengungkap beberapa kasus di mana pelanggaran kode etik terjadi, seperti penggunaan material berkualitas rendah untuk menghemat biaya serta keputusan teknis yang diambil tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan.

Analisis dan Evaluasi

Keunggulan Etika Profesi dalam Proyek Konstruksi

  1. Meningkatkan kepercayaan publik – Proyek yang dikerjakan dengan etika tinggi akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri konstruksi
  2. Mengurangi risiko kecelakaan – Penerapan standar keselamatan yang baik sebagai bagian dari kode etik dapat mengurangi insiden kecelakaan kerja
  3. Mendukung keberlanjutan – Keputusan yang berbasis etika akan mempertimbangkan dampak lingkungan dan keberlanjutan proyek dalam jangka panjang

Tantangan dalam Implementasi

  1. Tekanan waktu dan biaya – Insinyur sering kali berada di bawah tekanan untuk menyelesaikan proyek lebih cepat dengan anggaran yang ketat
  2. Kurangnya pengawasan – Tidak semua proyek memiliki sistem pengawasan yang ketat untuk memastikan kode etik diterapkan dengan baik
  3. Dilema kepentingan – Konflik kepentingan antara keuntungan perusahaan dan kepentingan publik sering kali menjadi hambatan dalam penerapan etika profesi

Kesimpulan dan Rekomendasi

Paper ini menegaskan bahwa penerapan kode etik insinyur dalam pembangunan jalan tol sangat penting untuk menjaga integritas dan kualitas proyek. Kesadaran individu serta budaya perusahaan memainkan peran besar dalam memastikan kode etik diterapkan dengan baik.

Beberapa rekomendasi untuk meningkatkan penerapan etika dalam praktik keinsinyuran:

  • Meningkatkan pelatihan dan edukasi tentang kode etik insinyur di lingkungan akademik dan profesional
  • Memperkuat pengawasan dan regulasi dari pemerintah dan lembaga terkait untuk memastikan kepatuhan terhadap kode etik
  • Mendorong transparansi dalam pengambilan keputusan agar setiap tahapan proyek mempertimbangkan kepentingan publik dan keselamatan

Dengan penerapan kode etik yang lebih baik, diharapkan proyek-proyek jalan tol di Indonesia dapat berjalan lebih transparan, aman, dan berkualitas tinggi.

Sumber Artikel dalam Bahasa Asli

Maiko Lesmana Dewa, Arief Syafrudi, Keti Andayani. (2023). "Kajian Etika Profesi Insinyur Teknik Sipil pada Pembangunan Jalan Tol." INNOVATIVE: Journal of Social Science Research, Volume 3 Nomor 3 Tahun 2023, halaman 6033-6047.

 

Selengkapnya
Kajian Etika Profesi Insinyur Teknik Sipil pada Pembangunan Jalan Tol

Industri Energi

Penyusunan Standar Operasional Prosedur Pengoperasian Gardu Induk di PLTP Sarulla Operations Ltd.

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 18 Maret 2025


Standar Operasional Prosedur (SOP) memiliki peran penting dalam memastikan keselamatan dan efisiensi dalam operasional industri energi. Dalam konteks pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), pengoperasian gardu induk menjadi bagian kritis yang memerlukan prosedur yang jelas dan terstandarisasi. Paper yang ditulis oleh Jonius Christian Harefa, Ardha Imam Cahyadi, dan Chandra Chaniago membahas penyusunan SOP untuk pengoperasian gardu induk di PLTP Sarulla, sebuah pembangkit listrik energi terbarukan di Sumatera Utara.

Paper ini menggarisbawahi urgensi penyusunan SOP guna meningkatkan keselamatan dan efisiensi operasional gardu induk, khususnya dalam penanganan sistem jaringan transmisi 150 kV. Selain itu, paper ini juga mengacu pada standar pengoperasian yang telah diterapkan oleh PT. PLN Persero, yang berperan sebagai penyedia utama tenaga listrik di Indonesia.

PLTP Sarulla merupakan salah satu pembangkit listrik tenaga panas bumi terbesar di Indonesia dengan dua lokasi pembangkit utama: Silangkitang (SIL) dan Namora I Langit (NIL). PLTP ini menggunakan teknologi Binary Power Plant yang lebih efisien dibandingkan dengan sistem konvensional. Namun, dalam pengoperasiannya, gardu induk di Sarulla belum memiliki SOP yang baku, sehingga menimbulkan risiko bagi keselamatan kerja dan stabilitas operasional.

Beberapa permasalahan yang diidentifikasi sebelum penyusunan SOP ini meliputi:

  • Kurangnya standar prosedur yang terdokumentasi sehingga operator bergantung pada pengalaman masing-masing.
  • Potensi bahaya tinggi, mengingat gardu induk beroperasi dengan tegangan sebesar 150 kV.
  • Kebutuhan akan sistem yang lebih terstruktur, terutama dalam aspek monitoring dan evaluasi prosedur operasional.

Penyusunan SOP dilakukan melalui beberapa tahapan, mengikuti siklus standar dalam pengembangan prosedur operasional:

  1. Persiapan – Mengidentifikasi kebutuhan SOP berdasarkan kondisi aktual di lapangan.
  2. Penilaian Kebutuhan SOP – Menganalisis aspek keselamatan dan efisiensi berdasarkan referensi dari SOP PLN.
  3. Pengembangan SOP – Menyusun prosedur operasional dengan mengacu pada standar nasional dan praktik terbaik industri.
  4. Penerapan SOP – Mengimplementasikan prosedur baru dan melakukan pelatihan kepada personel terkait.
  5. Monitoring dan Evaluasi – Memastikan SOP yang diterapkan berjalan sesuai harapan dan melakukan revisi jika diperlukan.

SOP yang disusun tidak hanya mencakup langkah-langkah operasional tetapi juga tindakan pencegahan serta prosedur mitigasi risiko untuk mengurangi kemungkinan kecelakaan kerja.

Salah satu bagian terpenting dari penelitian ini adalah pengaplikasian SOP dalam pengoperasian gardu induk 150 kV Sarulla – NIL. Beberapa data dan temuan penting dari studi kasus ini adalah:

  • Jumlah transformator: 6 unit transformator 150/11 kV.
  • Sistem jaringan: Memiliki dua busbar (Busbar I dan Busbar II) dengan satu bus coupler.
  • Koneksi ke jaringan PLN: Diintegrasikan dengan dua jalur transmisi Overhead Line (OHL) milik PLN.

Dari implementasi SOP ini, terdapat peningkatan signifikan dalam efisiensi kerja dan keselamatan:

  • Penurunan waktu pemrosesan operasi gardu induk dari rata-rata 30 menit menjadi hanya 15 menit setelah SOP diterapkan.
  • Pengurangan insiden kecelakaan kerja yang sebelumnya mencapai 5 kasus per tahun menjadi nol setelah SOP mulai digunakan.
  • Peningkatan kepatuhan operator dalam menjalankan prosedur dengan benar berdasarkan inspeksi berkala.

Keunggulan SOP yang Disusun:

  1. Meningkatkan keselamatan kerja – Dengan adanya prosedur yang jelas, operator memiliki panduan yang dapat diandalkan untuk menghindari kecelakaan.
  2. Mempermudah koordinasi antara personel – SOP memungkinkan komunikasi yang lebih efektif dalam tim operasional.
  3. Mengurangi risiko kesalahan manusia (human error) – Kesalahan dalam pengoperasian gardu induk dapat berdampak besar terhadap jaringan listrik, sehingga SOP berperan dalam meminimalkan risiko tersebut.

Tantangan dalam Implementasi:

  1. Perubahan budaya kerja – Beberapa operator yang terbiasa dengan sistem lama mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan SOP baru.
  2. Kebutuhan pelatihan intensif – SOP yang baru memerlukan pelatihan tambahan agar semua personel dapat menjalankannya dengan benar.
  3. Pemeliharaan dan revisi SOP – Seiring perkembangan teknologi dan kebijakan industri, SOP perlu diperbarui secara berkala agar tetap relevan.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Penyusunan SOP pengoperasian gardu induk di PLTP Sarulla memberikan dampak positif dalam aspek keselamatan, efisiensi operasional, dan kepatuhan terhadap standar industri. Dengan implementasi SOP ini, pengelolaan gardu induk menjadi lebih sistematis dan aman.

Namun, untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitasnya, direkomendasikan beberapa langkah tambahan:

  • Evaluasi berkala terhadap SOP guna menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan regulasi.
  • Pelatihan rutin bagi personel agar selalu memahami dan menerapkan SOP dengan benar.
  • Penggunaan teknologi digital untuk mendokumentasikan dan memantau kepatuhan terhadap SOP secara real-time.

Dengan penerapan yang konsisten, SOP ini dapat menjadi model yang dapat diadopsi oleh pembangkit listrik lainnya guna meningkatkan standar keselamatan dan efisiensi kerja.

Sumber Artikel dalam Bahasa Asli

Jonius Christian Harefa, Ardha Imam Cahyadi, Chandra Chaniago. (2023). "Penyusunan Standar Operasional Prosedur Pengoperasian Gardu Induk di PLTP Sarulla Operations Ltd." Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan XI 2023, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, ISSN 2685-6875.

 

Selengkapnya
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Pengoperasian Gardu Induk di PLTP Sarulla Operations Ltd.

Keinsinyuran

Rancang Bangun Sistem Pengajuan Bimbingan RPL pada Program Profesi Insinyur Universitas Udayana

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 18 Maret 2025


Dalam dunia pendidikan tinggi, efisiensi sistem akademik menjadi faktor krusial untuk menunjang keberhasilan pembelajaran. Salah satu tantangan yang sering dihadapi oleh perguruan tinggi adalah pengelolaan data dan administrasi akademik yang masih menggunakan metode manual. Paper "Rancang Bangun Sistem Pengajuan Bimbingan RPL pada Program Profesi Insinyur Universitas Udayana" mengkaji pentingnya digitalisasi dalam sistem pengajuan bimbingan pada Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) di Program Profesi Insinyur Universitas Udayana.

Artikel ini menyoroti bagaimana teknologi informasi dapat meningkatkan efisiensi administrasi dan mengurangi potensi kesalahan dalam pengelolaan data mahasiswa yang mengikuti jalur RPL. Dengan mengusulkan sistem informasi berbasis web, penelitian ini bertujuan untuk mempercepat proses pengajuan bimbingan dan ujian RPL.

Program Profesi Insinyur di Universitas Udayana merupakan bagian dari mandat Kemenristekdikti untuk meningkatkan kualitas insinyur di Indonesia. Program ini memiliki dua jalur penerimaan: jalur reguler dan jalur RPL. Jalur RPL memungkinkan mahasiswa untuk mengonversi pengalaman profesionalnya menjadi kredit akademik yang setara dengan mata kuliah tertentu.

Namun, sistem pengajuan bimbingan RPL di Universitas Udayana masih menggunakan metode manual, sehingga menimbulkan beberapa permasalahan:

  • Proses administrasi yang lambat: Pengolahan data mahasiswa dan dosen pembimbing membutuhkan waktu lama.
  • Kesalahan pencatatan: Karena dilakukan secara manual, kemungkinan terjadi kesalahan data cukup tinggi.
  • Kurangnya transparansi: Mahasiswa sering mengalami kesulitan dalam mengetahui status pengajuan bimbingannya.

Dengan berbagai kendala tersebut, paper ini mengusulkan rancang bangun sistem informasi berbasis web untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan bimbingan RPL.

Penelitian ini menggunakan metode Waterfall sebagai pendekatan pengembangan sistem. Metode ini terdiri dari beberapa tahapan:

  1. Requirement Analysis and Definition: Mengumpulkan kebutuhan sistem dari wawancara dengan dosen, staf administrasi, dan mahasiswa.
  2. System and Software Design: Merancang tampilan dan struktur sistem berbasis web.
  3. Implementation and Unit Testing: Mengembangkan sistem dengan menggunakan PHP dan MySQL.
  4. Integration and System Testing: Menguji apakah sistem dapat berjalan sesuai harapan.
  5. Operation and Maintenance: Menyesuaikan sistem dengan kebutuhan pengguna setelah implementasi.

Paper ini juga menggunakan metode observasi untuk menganalisis kendala yang terjadi dalam sistem manual saat ini serta melakukan wawancara dengan berbagai pemangku kepentingan di Universitas Udayana.

Hasil dari penelitian ini adalah sebuah sistem informasi berbasis web yang dirancang untuk memudahkan pengajuan bimbingan RPL. Sistem ini memiliki beberapa fitur utama, antara lain:

  1. Halaman Login Sistem ini memiliki halaman login yang membedakan akses untuk mahasiswa, dosen, dan operator prodi. Hal ini memastikan bahwa setiap pengguna hanya dapat mengakses informasi yang relevan dengan perannya.
  2. Dashboard Koordinator Program Studi (Koprodi) Menampilkan daftar mahasiswa yang telah mengajukan bimbingan dan membantu dalam penentuan dosen pembimbing RPL.
  3. Halaman Data RPL Menampilkan informasi mengenai mahasiswa yang mengikuti jalur RPL, termasuk dokumen yang telah mereka unggah dan status pengajuan mereka.
  4. Dashboard Operator Prodi Memungkinkan operator program studi untuk mengelola data mahasiswa, menetapkan pembimbing, dan mengunggah surat tugas bimbingan.
  5. Halaman Mahasiswa Mahasiswa dapat melihat status pengajuan mereka, mengunggah dokumen, serta mengajukan permohonan ujian setelah mendapatkan bimbingan yang disetujui.
  6. Halaman Dosen Dosen pembimbing memiliki akses ke daftar mahasiswa bimbingannya dan dapat memberikan umpan balik serta menyetujui atau meminta revisi pada laporan yang diajukan.

Paper ini juga menyertakan pengujian sistem menggunakan metode Black Box Testing untuk memastikan bahwa semua fitur berfungsi dengan baik.

Dalam penelitian ini, studi kasus dilakukan di Program Profesi Insinyur Universitas Udayana. Beberapa data penting yang diperoleh dari penelitian ini antara lain:

  • Jumlah mahasiswa yang mengikuti RPL setiap tahun: Sekitar 100 mahasiswa.
  • Rata-rata waktu pemrosesan manual: 2-3 minggu untuk mendapatkan bimbingan.
  • Rata-rata waktu pemrosesan dengan sistem baru: 2-3 hari setelah implementasi sistem.
  • Persentase kesalahan pencatatan sebelum sistem: 15% dari pengajuan mengalami kesalahan.
  • Persentase kesalahan pencatatan setelah sistem: 2%, menunjukkan peningkatan akurasi.

Dari data ini, terlihat bahwa sistem baru dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi waktu pemrosesan pengajuan bimbingan RPL secara signifikan.

Kelebihan:

  1. Efisiensi administrasi: Dengan sistem digital, pengelolaan data mahasiswa dan dosen menjadi lebih cepat dan akurat.
  2. Transparansi: Mahasiswa dapat dengan mudah memantau status pengajuan mereka tanpa harus datang langsung ke kampus.
  3. Kemudahan akses: Sistem berbasis web memungkinkan akses kapan saja dan dari mana saja.

Kekurangan:

  1. Ketergantungan pada teknologi: Jika sistem mengalami gangguan atau server down, proses pengajuan bisa tertunda.
  2. Kendala dalam adopsi teknologi: Dosen dan staf administrasi yang kurang familiar dengan sistem baru mungkin membutuhkan waktu untuk beradaptasi.
  3. Keamanan data: Karena sistem ini menyimpan data akademik yang sensitif, perlu diperhatikan aspek keamanan dan perlindungan data mahasiswa.

Paper "Rancang Bangun Sistem Pengajuan Bimbingan RPL pada Program Profesi Insinyur Universitas Udayana" memberikan solusi yang inovatif untuk permasalahan administrasi dalam program RPL. Implementasi sistem berbasis web ini mampu meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akurasi dalam pengelolaan pengajuan bimbingan RPL.

Namun, untuk mencapai hasil yang lebih optimal, diperlukan beberapa langkah tambahan:

  • Pelatihan untuk pengguna sistem: Agar dosen dan staf administrasi dapat mengoperasikan sistem dengan baik.
  • Backup dan pemeliharaan sistem secara berkala: Untuk menghindari gangguan teknis yang dapat menghambat proses akademik.
  • Peningkatan keamanan data: Dengan menerapkan enkripsi dan sistem keamanan tingkat lanjut guna melindungi informasi akademik mahasiswa.

Dengan perbaikan dan optimalisasi lebih lanjut, sistem ini dapat menjadi model bagi perguruan tinggi lain yang ingin mengadopsi digitalisasi dalam pengelolaan administrasi akademik.

Sumber Artikel dalam Bahasa Asli

Ni Ketut Relawati, Ida Ayu Putu Febri Imawati, Ir. I Nyoman Bagus Suweta Nugraha. (2024). "Rancang Bangun Sistem Pengajuan Bimbingan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) pada Program Profesi Insinyur Universitas Udayana." Jurnal Manajemen dan Teknologi Informasi (JMTI), Volume 15, Issue 2, 2024, pp. 1-9. ISSN 2721-7604 (Online); ISSN 2087-5312 (Print).

 

Selengkapnya
Rancang Bangun Sistem Pengajuan Bimbingan RPL pada Program Profesi Insinyur Universitas Udayana

Farmasi

Pengertian Pharmaceutical manufacturer

Dipublikasikan oleh nama lengkap pada 18 Maret 2025


Produsen farmasi (disebut juga perusahaan farmasi dan secara kolektif disebut sebagai industri farmasi atau industri farmasi) adalah pengusaha atau perusahaan yang memproduksi dan memasarkan obat. Kegiatannya meliputi penelitian dan pengembangan bahan aktif dan bentuk sediaan baru, produksi obat (sediaan asli atau generik) dan distribusi atas biaya sendiri (sebagai pemegang izin edar atau distributor bersama)..

Produsen farmasi (disebut juga perusahaan farmasi dan secara kolektif disebut sebagai industri farmasi atau industri farmasi) adalah pengusaha atau perusahaan yang memproduksi dan memasarkan obat. Bidang kegiatannya meliputi penelitian dan pengembangan Model bisnis

Secara umum produsen obat dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu produsen obat asli dan generik.

  • Produsen asli (lihat juga produk asli ) disebut juga produsen berbasis ilmu pengetahuan dan dicirikan oleh penelitian obat dan pengembangan obat baru. Pabrikan asli umumnya mengkhususkan diri pada bidang indikatif tertentu di mana mereka adalah pemimpin pasar. Mereka biasanya berinvestasi besar-besaran dalam pembangunan merek dan distribusi. 

  • Sebaliknya, produsen obat generik biasanya tidak melakukan penelitian, melainkan menggunakan bahan aktif yang perlindungan patennya telah habis masa berlakunya. Karena biaya penelitian dan pengembangan yang rendah, produsen obat generik dapat menawarkan obat dengan kualitas yang sama dengan harga yang jauh lebih rendah dibandingkan produsen berbasis penelitian. Sebagian besar produsen obat generik muncul di pasar sebagai pemasok lengkap dan menawarkan sebanyak mungkin bahan aktif yang berbeda. 

Dalam banyak kasus, produsen obat pencetus bermitra dengan anak perusahaan generik atau produsen obat generik pihak ketiga untuk meningkatkan siklus penciptaan nilai bahan aktif mereka.

Produsen biosimilar mendobrak kesenjangan klasik antar model bisnis. Produk lanjutan biofarmasi yang perlindungan patennya telah habis masa berlakunya bukanlah produk generik dalam pengertian klasik. Karena tidak sama dengan produk aslinya, maka tidak menggunakan prinsip aut-idem (bahan aktif yang sama), melainkan prinsip aut-simila (bahan aktif serupa).

Oleh karena itu, produsen biosimilar harus melakukan banyak penelitian sebelum disetujui, itulah sebabnya terkadang disebut obat generik berbasis penelitian. Dengan bahan dan bentuk sediaan baru yang efektif, produksi obat (produk asli atau generik) dan distribusi sendiri (sebagai pemegang izin edar atau co-distributor)..

 

Produk

Rangkaian produk perusahaan farmasi mencakup berbagai macam obat untuk pengobatan manusia dan hewan: misalnya obat jadi, produk darah, serum, vaksin, diagnosis in vivo, sediaan alergen dan obat tingkat lanjut (misalnya terapi gen, somatik sel). produk tisu terapeutik yang diproses secara bioteknologi).

Obat tidak termasuk alat kesehatan seperti: perban, kateter, diagnostik in vitro atau sambungan buatan, meskipun beberapa di antaranya diproduksi oleh perusahaan farmasi.Obat-obatan diproduksi sendiri oleh perusahaan farmasi, namun dapat juga diproduksi oleh organisasi kontrak manufaktur.

 

Masalah hukum

Perusahaan farmasi

Menurut undang-undang farmasi Jerman, perusahaan farmasi adalah perusahaan yang memegang lisensi atau registrasi obat yang memerlukan lisensi atau registrasi atau yang memasarkan obatnya sendiri. 

Menurut Undang-Undang Obat Austria, perusahaan farmasi adalah perusahaan yang didirikan sebagai salah satu pihak dalam Perjanjian EEA dan memiliki izin untuk memasarkan, memproduksi, atau menjual obat secara grosir atas namanya. 

Perusahaan farmasi mempunyai kewajiban tertentu sehubungan dengan peraturan perundang-undangan obat (penerapan sistem keamanan obat dan manajemen risiko, sistem manajemen mutu GMP, uji praklinis dan klinis) untuk menjamin mutu, efektivitas dan keamanan produknya..

 

Pasal

Undang-Undang Obat Jerman menjelaskan pembuatan obat sebagai berikut: "Pembuatan tidak dianggap bila pemilik hewan mencampurkan obat jadi untuk dimakan dan memberikannya langsung kepada hewannya." Untuk memproduksi obat atau bahan obat tertentu, perusahaan farmasi harus mengajukan permohonan izin resmi (izin pabrikasi) sesuai dengan Pasal 40(1) Directive 2001/83/EC dalam Pasal 13 Hukum Jerman tentang obat. Masuknya ke pasar obat dibatasi oleh berbagai tindakan hukum. Obat Generik# Lihatlah hambatan hukum untuk masuk ke pasar obat generik.

 

Riset Obat

Perusahaan farmasi berbasis riset sebagian besar merupakan perusahaan multiproduk yang senantiasa mengembangkan produk baru melalui penelitian dan pengembangan, sehingga memiliki portofolio produk yang selalu dalam proses pengembangan produk yang belum siap dirilis. . melepaskan Tersedia untuk diperdagangkan. Mereka membatasi penerapan medis hanya pada beberapa bidang yang berfokus pada penelitian medis. Prinsip aktif baru telah dipatenkan untuk memastikan penggunaan obat secara eksklusif di pasar medis. Studi eksplorasi diikuti dengan uji klinis dan uji klinis yang memastikan kemanjuran dan keamanan bahan aktif..

 

→ Artikel utama: Penelitian obat

Suatu obat mencapai pasar hanya setelah disetujui oleh otoritas pasar sasaran.

→ Teks utama: Persetujuan obat

Permasalahan utama bagi pengusaha adalah keberhasilan obat tidak terlihat dalam uji klinis karena efektivitas obat tidak dapat dibuktikan atau sebaliknya. Risiko tersebut merupakan risiko kebangkrutan perusahaan farmasi karena dapat memperoleh keuntungan dari paten setelah masa komersialisasi dan menggunakan jangka waktu pembayaran hingga berakhirnya pasar eksklusif.untuk mengurangi biaya penelitian dan pengembangan (FEK). seharusnya digunakan. . Bahkan setelah peluncuran pasar, terdapat risiko bahwa perusahaan obat akan menarik obat tersebut dari pasar. Misalnya, Bayer AG memutuskan untuk menarik obat penurun kolesterol Licobay pada bulan Agustus 2001 setelah beberapa laporan kematian di Amerika Serikat dan negara-negara lain.

→ Artikel utama: Penelitian obat

Suatu obat mencapai pasar hanya setelah mendapat persetujuan dari otoritas pasar sasaran.

→ Teks utama: Persetujuan obat

Masalah utama pengusaha adalah kegagalan uji klinis karena efek terapeutik obat tidak dapat dibuktikan atau tidak sebanding dengan efektivitasnya. Risiko tersebut merupakan risiko kebangkrutan perusahaan farmasi karena dapat memperoleh keuntungan dari paten setelah masa komersialisasi dan menggunakan jangka waktu pembayaran hingga berakhirnya pasar eksklusif.untuk mengurangi biaya penelitian dan pengembangan (FEK). seharusnya digunakan. . Bahkan setelah peluncuran pasar, terdapat risiko bahwa perusahaan obat akan menarik obat tersebut dari pasar. Misalnya, Bayer AG memutuskan untuk berhenti menjual obat penurun kolesterol Licobay pada Agustus 2001 setelah beberapa kematian terjadi di Amerika Serikat dan negara lain..

Time-to-market untuk penelitian obat dapat berlangsung setidaknya 12-15 tahun, yang secara garis besar dibagi sebagai berikut: 3-4 tahun dalam studi penelitian, 2-3 tahun dalam studi praklinis, 4-6 tahun dalam studi klinis. dan 1-2 tahun persetujuan. Kemungkinan proyek penelitian menjadi obat siap pasar dikatakan sekitar 5% untuk bahan aktif baru dalam indikasi baru dalam 20 tahun hingga 2015. Organisasi Inovasi Bioteknologi antara 2011 dan 2020, pasar kemungkinan masuknya (Tahap I hingga persetujuan) untuk semua indikasi rata-rata 7,9%, dengan perbedaan tergantung pada bidang penggunaan. , misalnya 3,6% untuk produk urologi, berkisar antara 10,7% untuk produk autoimun hingga 23,9% untuk produk hematologi. Beberapa faktor menyebabkan perusahaan farmasi besar di Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang mengakui obat yatim piatu (orphan drugs) sebagai bisnis yang menguntungkan. Potensi ekonomi obat-obatan terlarang digambarkan dengan pertumbuhan tahunan sebesar 12,3 persen antara tahun 2019 dan 2024 dan perkiraan penjualan global sebesar $242 miliar pada tahun 2024, setara dengan sekitar 20 persen penjualan obat-obatan global. Ada tren yang menunjukkan bahwa penyakit umum seperti onkologi menjadi penyakit langka karena kemampuan pengobatan presisi yang tersedia saat ini. Di Jerman, pada tahun 2018, biaya bersih obat-obatan yang disetujui untuk semua indikasi yatim piatu (terlepas dari status obat yatim piatu saat ini) adalah sekitar €3,6 miliar, setara dengan pembagian biaya bersih sebesar 9%. Beberapa produsen telah menyadari bahwa obat lama dapat "didaur ulang" untuk indikasi lain, sehingga memerlukan lebih sedikit investasi penelitian dan pengembangan, termasuk program uji klinis..

 

Berdasarkan penjualan di Jerman

10 teratas di Jerman (2015)

Menurut IMS Health, produsen farmasi berikut termasuk dalam 10 besar di Jerman pada tahun 2015 (menurut penjualan obat resep di pasar Jerman, diurutkan dalam urutan menurun): 

  1. Novartis

  2. Roche

  3. Sanofi Aventis

  4. Pfizer

  5. Bavaria

  6. Ilmu Gilead

  7. Farmasi Teva

  8. MSD

  9. Johnson & Johnson

  10. AbbVie

 

Asosiasi Farmasi

Internasional

Organisasi payung global yang paling penting adalah Federasi Internasional Produsen dan Asosiasi Farmasi (IFPMA). Beberapa perusahaan farmasi terbesar di dunia berorganisasi di dalamnya. Di Amerika Serikat, Asosiasi Penelitian dan Produsen Farmasi Amerika (PhRMA) merupakan organisasi paling berpengaruh yang selain perusahaan besar juga mengorganisir perusahaan bioteknologi. Di Eropa, Federasi Industri dan Asosiasi Farmasi Eropa (EFPIA) adalah organisasi payung dari asosiasi farmasi nasional. PhRMA dan EFPIA juga merupakan anggota pendiri Dewan Internasional untuk Harmonisasi Persyaratan Teknis Produk Obat untuk Penggunaan Manusia (ICH), yang bersama dengan otoritas farmasi terkait, membahas aspek-aspek utama persetujuan obat antara Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang. . . dibahas diarahkan Perdagangan paralel Eropa terutama diwakili oleh EAEPC (Asosiasi Perusahaan Farmasi Euro Eropa). Organisasi payung lain bagi perusahaan farmasi Eropa adalah Konfederasi Pengusaha Farmasi Eropa (EUCOPE). Kepentingan produsen pengobatan mandiri diwakili di tingkat Eropa oleh AESGP (Asosiasi Industri Pengobatan Mandiri Eropa) dan di tingkat internasional oleh Industri Pengobatan Mandiri Dunia (WSMI)..

 

Di Jerman

Produsen farmasi Jerman tergabung dalam beberapa asosiasi. Banyak perusahaan menengah menjadi anggota keanggotaan terbesar, Asosiasi Produsen Obat Federal (BAH). Dalam Asosiasi Industri Kimia, produsen obat resep dibagi menjadi Asosiasi Industri Farmasi Federal (BPI) dan Asosiasi Produsen Farmasi Berbasis Sains (VFA). VFA juga mewakili perusahaan Jerman di organisasi payung Eropa EFPIA. Produsen obat generik telah mengorganisir diri ke dalam asosiasi Pro Generika, yang juga mencakup kelompok kerja produsen obat yang serupa secara biologis (AG Pro Biosimilars). Beberapa perusahaan dan asosiasi adalah anggota Asosiasi Pengaturan Mandiri Sukarela Industri Farmasi dan tunduk pada pedoman etika untuk memantau kerja sama dengan kelompok spesialis dan organisasi pasien.

 

Di Swiss

Interpharma mewakili kepentingan perusahaan farmasi berbasis penelitian Swiss.

 

di Austria

Pharmig mewakili sekitar 120 perusahaan farmasi di Austria. Selain itu, hampir 30 perusahaan farmasi internasional yang melakukan penelitian dan pengembangan di Austria bergabung membentuk Forum Industri Farmasi Ilmiah (FOPI).

 

Karyawan

Jerman

Ada sekitar 114.000 orang yang bekerja di industri farmasi di Jerman (per 2015).

Perkembangan: 

  • 1995: 122.900 karyawan

  • 1996: 120.776 karyawan (−1,7%)

  • 1997: 115.298 karyawan (−4,5%)

  • 1998: 113.914 karyawan (−1,2%)

  • 1999: 113.029 karyawan (−0,8%)

  • 2000: 113.950 karyawan (+0,8%)

  • 2001: 114.267 karyawan (+0,3%)

  • 2002: 114.990 karyawan (+0,6%)

  • 2003: 118.720 karyawan (+3,2%)

  • 2004: 113.989 karyawan (−4,0%)

  • 2005: 113.002 karyawan (−0,9%)

  • 2006: 113.234 karyawan (+0,1%)

  • 2010: 103.208 karyawan (−4,6%)

  • 2011: 105.435 karyawan (+2,2%)

  • 2012: 110.006 karyawan (+4,3%)

  • 2013: 110.036 karyawan (+0,1%)

  • 2014: 112.475 karyawan (+2,2%)

  • 2015: 114.069 karyawan (+1,4%)

  • 2020: 119.994 karyawan 

 

Swiss

Pada tahun 2014, total sekitar 41.800 karyawan dipekerjakan langsung oleh perusahaan farmasi, yang setara dengan 1% dari seluruh karyawan Swiss. Secara tidak langsung, sekitar 182.000 karyawan dipekerjakan dalam produksi jasa perantara melalui industri pemasok. 

 

Austria

Di Austria, sekitar 28.850 orang dipekerjakan oleh perusahaan bioteknologi dan farmasi pada tahun 2017 (penelitian dan pengembangan, produksi, pemasok, perusahaan jasa, penjualan).

 

Kritik

Pengaruh perusahaan obat terhadap obat-obatan, penelitian medis dan opini publik – dan ekspektasi yang dihasilkan mengenai penggunaan atau resep obat – merupakan masalah bagi beberapa kritikus, dan pengaruhnya dinilai oleh orang dalam di bidang medis dan industri – seperti Inspektur Jenderal Uwe Dolata. Peter C. Gøtzsche, Peter Sawicki atau John Virapen - mereka sering digambarkan sebagai "penjahat ekstensif" atau "penjahat terorganisir". Kritik tersebut antara lain berasal dari hubungan berikut: semakin besar kepentingan finansial dan kepentingan disiplin lainnya, semakin kecil kemungkinannya. . bahwa hasil penelitiannya benar (bila positif maka nilai prediksinya menurun). 

 

Metodologi dan kelompok sasaran yang dipengaruhi oleh perusahaan farmasi

Film dokumenter Frontal21 The Pharma Cartel oleh Christian Esser dan Astrid Randerath (ZDF, 2008) membuat kritik berdasarkan wawancara dengan orang dalam yang kritis seperti Bruno Müller-Oerlinghausen, Uwel-Oerlinghausen . Peter Schönhöfer, Leonhard Hansen ; Metode Kriminal oleh John Virape dan Wolf-Dieter Ludwig. Hal ini termasuk menyembunyikan efek samping yang serius dan mematikan selama beberapa dekade, kehilangan atau tidak mempublikasikan data penelitian yang tidak valid, atau memeras pihak yang mengetahuinya.

Selain upaya suap, terdapat ancaman kekerasan terhadap pengambil keputusan (misalnya, menurut Leonhard Hansen dalam Asosiasi Dokter Asuransi Kesehatan Wajib atau Institut IQWiG) dan korupsi di perusahaan. . politisi, dokter dan praktisi dan dalam beberapa kasus bahkan kelompok swadaya. Menurut Peter Schönhöfer, salah satu editor Arznei-Telegram, "lu mulut" menjual "obat dengan banyak efek samping". Tenaga profesional medis yang dibeli, terutama profesor, secara khusus ditargetkan oleh industri farmasi di "Zona Keunggulan" - "jargon farmasi" yang bergengsi di Jerman, menurut penulis Gunter Frank - untuk tujuan yang disebutkan di atas. dimaksudkan untuk digunakan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh penulis Das Pharmakartell, jurnal kesehatan yang berorientasi pada pasien seperti Pharmacy Umschau juga korup dan oleh karena itu menerbitkan presentasi obat yang tidak jelas sesuai dengan spesifikasi industri tanpa diverifikasi sebagai "nasihat profesional". terkadang "ahli" ini "akomodasi". 

Di sisi lain, perwakilan perusahaan farmasi sering kali secara terbuka menekankan peran mereka sebagai "produsen obat berbasis penelitian", yang berarti, misalnya, biaya tinggi dan bahan aktif yang dibeli. Kenyataannya muncul - berdasarkan angka-angka yang diterbitkan oleh perusahaan - dalam sudut pandang yang sangat berbeda. Berdasarkan hal tersebut, biaya penelitian menyumbang sekitar 15 persen dari penjualan, sedangkan biaya pemasaran 50 hingga 55 persen, atau "lebih dari tiga kali lipat," kata jurnalis medis dan penulis Hans Weiss dari Deutschlandradio Kultur. Oleh karena itu, harga “tidak ada hubungannya dengan penelitian”. Misalnya, untuk obat kanker Taxol buatan Bristol-Myers Squibb, "satu paket infus akan berharga €676,70", meskipun menurut penelitiannya, bagian biaya bahan aktif dari produsen bahan aktif eksternal "hanya €1". Secara keseluruhan, meskipun pengeluaran pemasarannya paling besar, "tidak ada industri lain" yang "menghasilkan keuntungan sebanyak itu". 20-30 persen penjualan adalah “laba bersih”. 

 

Korupsi dan Pengaruh Peraturan

Kritikus mengkritik dugaan praktik mendorong atau mempertahankan produk berisiko tinggi di pasar, yang mengakibatkan tingginya jumlah kematian dan cedera serius serta seringnya produk diulang. dicabut setelah disetujui dan dipasarkan. Hal ini dimungkinkan melalui pengaruh finansial dan bias lembaga yang memutuskan klasifikasi penyakit menular seperti penyakit menular. B. Epidemi atau pandemi atau sebaliknya, otoritas medis setelah produk disetujui. German Transparency International memperingatkan bahwa lembaga pengendalian pandemi nasional dan internasional kini berada di bawah pengaruh industri farmasi..

“Hubungan ganda antara pakar pandemi WHO dan produsen obat dan vaksin” adalah penyebab kelalaian yang tidak dapat dijelaskan dan hampir sama yang dilakukan oleh banyak otoritas persetujuan dan inspeksi Eropa, yang merasa puas dengan “data penelitian yang tidak lengkap” dari perusahaan tersebut. . Faktanya, klaim mengenai efektivitas antivirus dari obat yang dijual di berbagai negara tidak ditemukan dalam data penelitian yang lengkap. Selain itu, dugaan pandemi ini bukanlah pandemi yang sebenarnya – seperti yang diperkirakan oleh “ilmuwan independen”. Akibatnya - meskipun ada risiko efek obat yang tidak diinginkan - "karena pandemi ini, peringatan palsu pada tahun 2005 dan 2009, obat antivirus yang tidak perlu dan tidak tepat ditinggalkan", yang akan merugikan Jerman "tiga juta dana anggaran". ; (Rencana pandemi pemerintah federal dan negara bagian dengan oseltamivir (Tamiflu®) dan Zanamivir (Relenza®) menelan biaya 330 juta euro. “Jika ada peringatan pandemi lagi”, Transparency International menuntut, antara lain, “evaluasi ilmiah yang netral” 

Perwalian Transparency International Jerman, termasuk Cochrane Collaboration dan British Medical Journal, yang memberikan informasi rinci dan menempatkan semua korespondensi dengan Roche secara online sebagai bagian dari kampanye data terbukanya. Süddeutsche Zeitung dan Tages-Anzeiger melaporkan hal ini secara rinci. Menurut Tagesanzeiger, "dokumen rinci" menunjukkan bagaimana "otoritas kesehatan di seluruh dunia" "puas dengan dokumen yang tidak lengkap dari perusahaan farmasi" ketika mereka membeli saham Tamiflu dengan "miliaran uang pembayar pajak".

 

Bias dan dampaknya terhadap penelitian medis dan universitas

Konflik kepentingan (bias) sering terjadi dalam penelitian medis dan dapat menimbulkan pertanyaan terhadap integritas penelitian. Universitas-universitas di Jerman juga terkena dampaknya: lebih dari €1,3 miliar per tahun mengalir ke universitas-universitas Jerman dari perekonomian komersial, termasuk perusahaan farmasi (dua kali lipat dibandingkan satu dekade yang lalu). TAZ, organisasi antikorupsi Jerman Transparansi Internasional dan serikat mahasiswa nasional "Asosiasi Mahasiswa Bebas" (FZS) menuntut publikasi semua perjanjian kerja sama antara perusahaan dan sains serta laporan rutin yang disponsori semua universitas..

 

Poin kritik lainnya

Sebuah penelitian di Kanada pada tahun 2007 menunjukkan bahwa perusahaan farmasi Amerika menghabiskan lebih banyak uang untuk periklanan daripada penelitian - pada tahun 2004, 39,3 miliar euro diinvestasikan dalam periklanan dan 21,5 miliar euro dalam penelitian dan pengembangan. Mereka mengutip Marketing Research Institutes dan National Science Foundation sebagai sumbernya. 

Denda yang tinggi, khususnya di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa perusahaan farmasi tidak selalu berhasil dalam penjualan. Menurut Handelsblatt, perusahaan farmasi GlaxoSmithKline mengumumkan biaya tambahan sebesar USD 400 juta (EUR 312 juta) sebagai akibat dari penyelidikan terhadap aktivitas penjualan tidak sah. Perusahaan obat besar Pfizer dan Eli Lilly sebelumnya telah melaporkan cadangan yang signifikan. Pfizer menyetujui penyelesaian di mana perusahaan akan membayar denda sebesar $2,3 miliar. Eli Lilly didenda $1,4 miliar pada bulan Januari 2009. 

Pada tahun 2008, Komisi UE meluncurkan penyelidikan terhadap kemungkinan kondisi yang menyimpang dalam industri farmasi. Tujuannya adalah untuk mengetahui alasan mengapa lebih sedikit obat-obatan baru yang masuk ke pasar Eropa pada saat itu (pada tahun 1995-1999 rata-rata 40 unit molekul baru per tahun; pada tahun 2000-2004 hanya 24) dan mengapa perlu membawa obat generik ke pasar murah. menarik Investigasi dimulai berdasarkan hukum persaingan usaha Eropa. Laporan akhir tahun 2009 antara lain menyatakan bahwa perusahaan paten menggunakan berbagai strategi dan inisiatif untuk menjaga aliran uang melalui perdagangan narkoba. Praktek-praktek seperti ini dapat menunda pengenalan obat generik dan membuat konsumen membayar lebih. Alat-alat ini mencakup paten strategis, tuduhan pelanggaran paten oleh produsen obat generik, serta perjanjian dengan produsen obat generik, manipulasi otoritas nasional, dan rencana jangka panjang untuk mengendalikan pasar melalui pengenalan obat pengganti. ​​​​​​Dalam sampel yang diteliti, pendekatan ini merugikan perusahaan asuransi kesehatan sekitar 3 miliar euro antara tahun 2000 dan 2007. Program penyelesaian sengketa paten yang berkelanjutan sedang berlangsung..


Disadur dari: https://de.wikipedia.org/wiki/Pharmahersteller

Selengkapnya
Pengertian Pharmaceutical manufacturer

Farmasi

Menkes: Peran Vital Industri Farmasi dalam Menjaga Stabilitas Ekonomi

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 17 Maret 2025


REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta--Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan industri farmasi akan berperan strategis dalam upaya penanggulangan pandemi, khususnya dalam produksi dan distribusi obat untuk pengobatan Covid-19. kataku di sana.

“Saat ini Indonesia memiliki 222 perusahaan farmasi yang banyak menghasilkan produk berupa obat-obatan, seperti produk kesehatan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi,” kata Budi dalam keterangannya, Kamis (1/4).

Budi menjelaskan, dari sudut pandang ekonomi, industri farmasi merupakan salah satu sektor industri yang terus tumbuh di masa pandemi, baik dari segi nilai pasar maupun nilai investasi. Ia mengatakan, Indonesia sedang bekerja keras untuk keluar dari wabah Covid-19. Upaya tersebut memerlukan peran serta dan koordinasi semua pihak, termasuk profesi medis.

“Pertumbuhan industri ini akan sangat meningkatkan akses masyarakat terhadap produksi obat-obatan yang aman, efektif, dan bermutu sehingga akan meningkatkan kesehatan masyarakat,” kata Budi.

Ia juga menyampaikan bahwa salah satu program yang patut didukung adalah vaksinasi COVID-19. Menkes menyampaikan, sebagai game changer di bidang epidemiologi, vaksin harus diberikan secara cepat dan sesuai standar mutu yang diperlukan. Tujuannya agar berhasil mencapai tujuan kekebalan kelompok (herd immunity). Untuk itu kami mengharapkan dukungan industri medis dan pemerintah untuk bersinergi menyukseskan program vaksinasi ini, kata Budi.


Disadur dari: https://news.republika.co.id/berita/qqvn9p380/menkes-nilai-industri-farmasi-jaga-stabilitas-ekonomi

Selengkapnya
Menkes: Peran Vital Industri Farmasi dalam Menjaga Stabilitas Ekonomi

Perindustrian

Akselerasi Hilirisasi Mineral: Produksi Katoda Tembaga Melonjak Berkat Kebijakan Menperin

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 17 Maret 2025


Kementerian Perindustrian berniat tegas melanjutkan kebijakan yang bertujuan meningkatkan nilai tambah sumber daya alam dalam negeri. Upaya strategis ini berdampak luas terhadap perekonomian negara, seperti peningkatan laju investasi dan ekspor serta peningkatan penyerapan tenaga kerja. “Kebijakan ini sejalan dengan arahan presiden bahwa pemerintah akan menghentikan ekspor bahan mentah seperti mineral dan batubara secara bertahap,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Surabaya, Minggu (20/2).
 
Menteri Perindustrian mengapresiasi upaya yang dilakukan PT Smelting dalam meningkatkan kapasitas produksi. lagi 30 persen dari smelter tembaga. Hal ini akan meningkatkan kapasitas produksi dari 300 ribu ton menjadi 342 ribu ton katoda tembaga per tahun.
 
"Kami menerima laporan bahwa investasi perluasan sebesar 231 juta dolar dan konstruksinya harus selesai .akhir Desember 2023,” kata Agus. PT Smelting melakukan ekspansi sebanyak empat kali untuk meningkatkan kapasitas produksi. Pada tahap pertama, kapasitas produksi katoda tembaga PT Smelting sebesar 200 ribu ton per tahun.

1999. Pada tahun 2008, ekspansi pertama dilakukan dengan meningkatkan kapasitas produksi katoda tembaga menjadi 255 ribu ton per tahun. . di tahun. Kemudian pada tahun 2001 kembali dinaikkan menjadi 270 ribu ton. Ekspansi ketiga pada tahun 2009 meningkatkan kapasitas menjadi 300 ribu ton per tahun.
Hingga saat ini, PT Smelting memproses konsentrat tembaga di tambang PT Freeport Indonesia di Papua. PT Smelting memiliki tiga pabrik di Indonesia yang terdiri dari smelter, kilang, dan pabrik asam sulfat. “Dengan perluasan ini, PT Smelting juga akan menjadi smelter tembaga pertama dan satu-satunya di Indonesia,” jelas Agus.

Pembangunan PT Smelting baru ini yang awalnya hanya mengolah 1 juta ton. konsentrat tembaga per tahun, akan meningkatkan kapasitas sebesar 1,3 hingga satu juta ton konsentrat per tahun. “Dengan kontribusi perusahaan kilang lain yang memiliki kapasitas serapan konsentrat 2 juta ton, Gresik akan memproduksi total konsentrat sebanyak 3,3 juta ton. Artinya, Gresik akan menjadi hub hulu tembaga,” imbuhnya.

PT Smelting Irjuniawan P Direktur Perdagangan dan Pengembangan Usaha Radjamin mengatakan, proyek perluasan kali ini juga bertujuan menambah pabrik asam sulfat baru. Selain menambah kapasitas beberapa smelter dan menambah jumlah elektrolisis sel.di kilang.

"PT Smelting tetap berdedikasi untuk memajukan negeri tercinta. Peningkatan kapasitas produksi ini akan semakin memperkuat Indonesia sebagai salah satu produsen tembaga dunia, ujarnya.

Masa Depan

Menteri Perindustrian optimis upaya hulu tembaga ini dapat terwujud di masa depan, misalnya pada pengembangan sumber energi terbarukan, kendaraan listrik, dan panel surya. . . . “Karena semuanya butuh tembaga,” ujarnya.

Selain itu, perluasan PT Smelting diharapkan mampu memenuhi kebutuhan produk dalam negeri seperti katoda tembaga untuk kawat atau kabel. industri, tembaga. batangan (rods), industri kimia dan hasil sampingnya berupa asam sulfat sebagai bahan baku pabrik pupuk serta terak tembaga dan gipsum sebagai bahan baku semen. “Hal ini dinilai mendukung kebijakan substitusi impor.

"Hilirisasi industri ini penting untuk menjamin ketersediaan bahan baku dari sumber daya alam dan meningkatkan nilai tambah," Agus Ditegaskannya, misalnya dari hilirisasi bijih tembaga hingga kawat, nilai tambahnya meningkat dari $3.900 per ton menjadi $8.000 per ton atau bahkan dua kali lipat.

Agus menambahkan, industri peleburan dalam negeri memberikan dampak positif. terhadap pertumbuhan perekonomian nasional dan daerah yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Sebagai contoh, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Konawe biasanya berkisar 5-6% sebelum “Investasi datang, dalam dua tahun terakhir pertumbuhan kawasan puluhan persen,” ujarnya.


Bahwa dampak positif skala besar dari aktivitas industri bahkan berhasil meredamnya. tingkat kemiskinan. “Hal ini menunjukkan adanya kemitraan yang saling menguntungkan antara industri dan masyarakat yang membawa kemajuan bersama, termasuk tumbuhnya usaha di lingkungan pabrik dan dapat meningkatkan infrastruktur sosial yang dibutuhkan masyarakat,” tambah Menperin.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kebijakan hulu mineral berdampak positif terhadap perolehan devisa dari ekspor. “Tahun lalu ekspor besi dan baja Indonesia sebesar $20,8 miliar,” ujarnya. Pendapatan meningkat 20 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mengekspor bahan baku nikel dengan pendapatan sebesar satu miliar dolar. Baja merupakan produk olahan yang diperoleh dari penambangan nikel.

"Ekspor ini menjadi bagian yang berkontribusi terhadap neraca perdagangan yang positif. "Oleh karena itu, pemerintah berupaya memastikan hal-hal berikut ini kebijakan tetap berjalan dan ekspor tidak ada hambatan lagi,” tegasnya.

CEO PT Smelting Hideya Sato menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah pusat dan daerah yang mendukung ekspansi perusahaan. “Saya yakin, bahwa upaya ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dan akan sangat membantu memberikan kontribusi terhadap perekonomian negara seiring upaya kami untuk memasok katoda tembaga dan asam sulfat kepada industri Indonesia,” ujarnya.

Sekda Pemprov Jatim Wahid Wahyudi menyampaikan industri logam berperan dalam pertumbuhan ekonomi Jatim.Saat ini Jatim mempunyai 191 industri logam dengan nilai produksi sebesar Rp 28,6 triliun pada tahun 2021, meningkat 3,79% dibandingkan tahun 2021. Tahun lalu Sementara itu, nilai ekspor pada tahun 2020 sebesar USD 1,79 juta dan meningkat menjadi USD 2,32 juta pada Januari-Oktober 2021.

Disandur dari : https://kemenperin.go.id/artikel/23134/Menperin-Akselerasi-Hilirisasi-Mineral,-Produksi-Katoda-Tembaga-Meningkat

Selengkapnya
Akselerasi Hilirisasi Mineral: Produksi Katoda Tembaga Melonjak Berkat Kebijakan Menperin
« First Previous page 126 of 909 Next Last »