Badan Usaha Milik Negara

Profil Perusahaan PT Pertamina

Dipublikasikan oleh Anisa pada 26 Februari 2025


Apa itu PT Pertamina?

PT Pertamina (Persero) merupakan perusahaan milik negara Indonesia yang terutama bergerak di bidang minyak dan gas. PT Pertamina memiliki beberapa subholding yang masing-masing bergerak di bidang hulu, kilang dan petrokimia, komersial dan perdagangan, gas, listrik dan energi terbarukan, dan pengapalan untuk menjalankan operasi utamanya. Selain itu, perusahaan ini juga beroperasi di bidang asuransi, layanan kesehatan, penerbangan, dan pengembangan properti melalui anak-anak usahanya yang lain.

Visi, misi, dan tujuan perusahaan

PT Pertamina memiliki misi yaitu menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat". Misi dari PT Pertamina diserati dengan visi yaitu "Menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia".

Sejarah perusahaan

PT Perusahaan Minyak Nasional (Permina) didirikan oleh pemerintah Indonesia pada 10 Desember 1957 untuk mengelola ladang minyak di Aceh Timur dan Aceh Tamiang. PN Pertambangan Minyak Nasional (Permina) didirikan sebagai perusahaan negara (PN) pada tahun 1961. Pada tahun 1968, perusahaan ini digabung dengan PN Pertambangan Minyak Indonesia (Pertamin) untuk membentuk PN Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (PN Pertamina). Pada tanggal 1 Januari 1972, nama perusahaan ini kemudian diubah menjadi Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina). Perusahaan ini diubah menjadi sebuah persero pada bulan September 2003 sebagai pelaksanaan UU No 22 Tahun 2001. Namanya juga diubah menjadi yang sekarang.

Anak perusahaan

  • Hulu
    PT Pertamina Hulu Energi bertanggung jawab atas pengelolaan bisnis hulu minyak dan gas bumi serta energi, baik di dalam maupun di luar negeri, serta kegiatan bisnis yang terkait dan atau mendukung bisnis ini.
  • Gas

    PT Pertamina Gas Negara Tbk berurusan dengan gas alam dan produk turunannya, termasuk transportasi, distribusi, pemrosesan, dan operasi lainnya.

  • Komersial & Perdagangan

    PT Pertamina Patra Niaga menyediakan layanan penyimpanan, transportasi, dan perdagangan minyak bumi serta layanan konstruksi fasilitas minyak dan gas.

  • Listrik & Energi Terbarukan

    PT Pertamina Power Indonesia melakukan pekerjaan di PLTU Jawa-1 dan mengelola FSRU PLTU Jawa-1.

  • Kilang & Petrokimia

    PT Kilang Pertamina Internasional mengawasi enam kilang minyak Pertamina yang ada di Indonesia.

  • Pengapalan

    PT Pertamina International Shipping melakukan pengiriman barang dari dan ke luar Indonesia.

    Adapun beberapa perusahaan pendukung seperti PT Tugu Pratama Indonesia yang mengatasi asuransi kerugian untuk operasi migas dan kapal laut.

Apa itu PT Pertamina Gas Negara?

PT Pertamina Gas Negara Tbk, juga dikenal sebagai Pertamina Gas Negara, adalah anak usaha Pertamina yang bergerak di bidang gas alam. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki pipa distribusi gas alam sepanjang 5.703 kilometer dan pipa transmisi gas alam sepanjang 5.073 kilometer, yang terutama terletak di wilayah Jawa dan Sumatra.

Perusahaan ini didirikan dengan nama NV Nederlandsch-Indische Gasmaatschappij (NIGM) pada tahun 1863. NIGM mendirikan pabrik gas berbasis kokas di Surabaya dan Jakarta pada tahun 1879. Setelah berkembang menjadi perusahaan pembangkit listrik, NIGM mengubah namanya menjadi NV Overzeese Gas en Elektriciteitsmaatschappij (OGEM) pada tahun 1950. Perusahaan pembangkit listrik dan produksi gas yang ada di Indonesia, termasuk milik OGEM, dinasionalisasi oleh pemerintah pada tahun 1959. Pada tahun 1961, pemerintah juga membentuk Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU PLN) untuk mengelola aset tersebut. Pada tahun 1965, bisnis produksi gas BPU PLN diubah menjadi sebuah perusahaan negara (PN).

Perusahaan berhenti menyalurkan gas berbasis kokas pada tahun 1974 dan mulai menyalurkan gas alam. Perusahaan ini diubah menjadi perusahaan umum (Perum) pada tahun 1984 dan kembali menjadi persero pada tahun 1994. Perusahaan menyelesaikan pembangunan pipa transmisi gas alam ruas Grissik-Duri pada tahun 1998. Pada tahun 2002, perusahaan mendirikan PT Transportasi Gas Indonesia (Transgasindo) untuk mengoperasikan pipa tersebut. Pada tahun 2003, perusahaan berhasil menyelesaikan pembangunan pipa transmisi gas alam ruas Grissik-Batam-Singapura, yang kemudian juga dioperasikan oleh Transgasindo. Perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada bulan Desember 2003.

Pembangunan pipa transmisi gas alam South Sumatera-West Java, yang terdiri dari SSWJ I (ruas Stasiun Penerima Gas Pagardewa-Bojonegara) dan SSWJ II (ruas Grissik-Muara Bekasi), telah selesai pada Oktober 2007. PT PGAS Telekomunikasi Nusantara juga didirikan pada tahun 2007 untuk mengelola dan memelihara jaringan kabel serat optik yang dibangun di bawah pengoperasian SCADA. Ini dilakukan untuk memastikan keandalan transmisi gas alam di jalur Grissik-Batam-Singapura. Perusahaan ini mendirikan PT PGAS Solution pada tahun 2009 untuk melakukan bisnis EPC dan operasi dan pemeliharaan. Perusahaan ini juga mendirikan PT Nusantara Regas bersama Pertamina setahun kemudian untuk bekerja di bidang regasifikasi gas alam.

Perusahaan membentuk PT Saka Energi Indonesia dan PT Gagas Energi Indonesia pada tahun 2011 untuk beroperasi di bidang hulu dan hilir gas alam. Setahun kemudian, perusahaan juga membentuk PT PGN LNG Indonesia untuk beroperasi di bidang pengadaan dan regasifikasi LNG. Pada tahun 2014, perusahaan membentuk PT Permata Graha Nusantara untuk beroperasi di bidang manajemen aset, penyediaan tenaga kerja, dan manajemen fasilitas. PT Kalimantan Jawa Gas menyelesaikan pembangunan pipa transmisi gas alam Kalija I, yang membentang sepanjang 210 kilometer dari Blok Kepodang ke PLTG Tambak Lorok di Semarang, pada Agustus 2015.

Dalam upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di bidang minyak dan gas, pemerintah secara resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke Pertamina pada bulan April 2018. Pada bulan Desember 2018, perusahaan ini mengambil alih mayoritas saham PT Pertamina Gas yang sebelumnya dipegang oleh Pertamina. Untuk menegaskan statusnya sebagai bagian dari Pertamina, perusahaan mengumumkan bahwa mereka akan mulai berbisnis dengan nama "Pertamina Gas Negara" pada bulan Desember 2021.

Sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Pertamina

https://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Gas_Negara

 

 

Selengkapnya
Profil Perusahaan PT Pertamina

Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok

Dampak Supplier Relationship Management (SRM) terhadap Efisiensi Operasional: Studi Kasus Seahorse Oil Company

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025


Pendahuluan

Dalam industri minyak, efisiensi operasional sangat bergantung pada efektivitas rantai pasokan. Supplier Relationship Management (SRM) menjadi kunci utama dalam meningkatkan ketepatan waktu pengiriman, kualitas produk, serta transparansi dalam hubungan bisnis. Studi ini meneliti implementasi SRM di Seahorse Oil Company Limited dan bagaimana dampaknya terhadap efisiensi operasional perusahaan.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dan analitis, dengan data yang dikumpulkan dari 60 responden yang bekerja di berbagai departemen di Seahorse Oil Company. Data diperoleh melalui wawancara dan kuesioner tertutup, kemudian dianalisis menggunakan metode statistik untuk menilai hubungan antara SRM dan efisiensi operasional.

Temuan Utama

1. Implementasi Supplier Relationship Management di Seahorse Oil Company

  • Seahorse Oil memiliki kebijakan manajemen pemasok, dengan fokus pada kerja sama jangka panjang.
  • Pemasok terlibat dalam keputusan strategis perusahaan, seperti perencanaan produksi dan manajemen risiko.
  • Sistem jaminan kualitas diterapkan pada pemasok, untuk memastikan produk sesuai standar industri.
  • Dukungan finansial diberikan kepada pemasok, membantu mereka meningkatkan kapasitas produksi dan stabilitas bisnis.

2. Dampak SRM terhadap Efisiensi Operasional

Hasil penelitian menunjukkan bahwa SRM memiliki dampak positif terhadap efisiensi operasional, dengan beberapa indikator utama:

  • Kolaborasi dengan pemasok meningkatkan daya saing perusahaan, memungkinkan pengurangan waktu siklus produksi sebesar 25%.
  • Hubungan baik dengan pemasok meningkatkan fleksibilitas dan ketahanan operasional, meminimalkan gangguan dalam rantai pasokan.
  • Kualitas barang yang dibeli meningkat, dengan tingkat kepatuhan terhadap spesifikasi produk naik hingga 30%.
  • Pengurangan risiko dan biaya manajemen bersama sebesar 20%, berkat koordinasi yang lebih baik dengan pemasok.

3. Tantangan dalam Implementasi SRM

Meskipun SRM memberikan manfaat yang signifikan, terdapat beberapa tantangan dalam penerapannya di Seahorse Oil Company:

  • Perbedaan budaya organisasi antara perusahaan dan pemasok memperlambat proses integrasi.
  • Informasi bisnis rahasia rentan bocor melalui hubungan dengan pemasok, menimbulkan risiko keamanan data.
  • Kurangnya komitmen dari pemasok tertentu menghambat keberlanjutan hubungan bisnis.
  • Tingkat kepercayaan yang rendah antara pemasok dan perusahaan dapat menghambat efektivitas kerja sama jangka panjang.

Analisis dan Implikasi

Temuan ini menunjukkan bahwa SRM tidak hanya memengaruhi efisiensi operasional, tetapi juga daya saing perusahaan di industri minyak. Beberapa implikasi utama dari studi ini meliputi:

  • Perusahaan dengan SRM yang kuat memiliki rantai pasokan yang lebih stabil dan efisien dibandingkan perusahaan yang tidak menerapkan SRM secara strategis.
  • Investasi dalam SRM dapat meningkatkan kualitas produk dan layanan, yang berdampak langsung pada kepuasan pelanggan dan pertumbuhan bisnis.
  • Tantangan dalam implementasi SRM dapat diatasi dengan strategi yang lebih terstruktur, termasuk pelatihan pemasok dan peningkatan transparansi dalam komunikasi.

Rekomendasi untuk Meningkatkan Efisiensi SRM

  1. Meningkatkan Keterlibatan Pemasok dalam Pengambilan Keputusan
    • Membangun mekanisme kolaborasi lebih baik untuk memastikan pemasok memahami kebutuhan perusahaan.
  2. Mengoptimalkan Sistem Evaluasi Pemasok
    • Menggunakan data berbasis kinerja untuk mengidentifikasi pemasok yang dapat diandalkan.
  3. Memperkuat Transparansi dan Keamanan Informasi
    • Menerapkan teknologi blockchain atau sistem digital lainnya untuk mengamankan data bisnis.
  4. Membangun Hubungan Jangka Panjang dengan Pemasok
    • Memberikan insentif bagi pemasok yang memenuhi standar tinggi, guna meningkatkan kepercayaan dan stabilitas pasokan.
  5. Memanfaatkan Teknologi Digital dalam SRM
    • Menggunakan platform digital untuk komunikasi dan pemantauan kinerja pemasok secara real-time.

Kesimpulan

Studi ini membuktikan bahwa Supplier Relationship Management (SRM) memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi operasional di Seahorse Oil Company. Dengan strategi SRM yang lebih terstruktur, perusahaan dapat mengoptimalkan rantai pasokan, meningkatkan daya saing, dan meminimalkan risiko operasional. Implementasi SRM yang lebih baik akan menjadi faktor penentu keberlanjutan bisnis di industri minyak.

Sumber Asli:
Lord Emmanuel Yamoah, Isaac Yornu, & Eric Boafo Dadzie (2022). The Effect of Supplier Relationship Management on the Operational Efficiency of an Organization: A Case Study of Seahorse Oil Company Limited. African Journal of Procurement, Logistics & Supply Chain Management, Vol. 4, Issue 2, pp. 46-61.

 

Selengkapnya
Dampak Supplier Relationship Management (SRM) terhadap Efisiensi Operasional: Studi Kasus Seahorse Oil Company

Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

Memahami Sektor Industri Kayu dan Perkayuan

Dipublikasikan oleh Anisa pada 26 Februari 2025


Industri kayu atau industri perkayuan (kadang-kadang disebut "industri kayu" jika merujuk pada papan gergaji) adalah industri yang berkaitan dengan kehutanan, penebangan kayu, perdagangan, dan pembuatan hasil hutan primer dan produk kayu (seperti furnitur) serta produk sekunder seperti kayu pulp untuk industri pulp dan kertas. Beberapa produsen terbesar juga memiliki jumlah lahan hutan yang paling besar. Sepanjang sejarah, industri kayu telah dan terus menjadi komponen penting dari banyak ekonomi.

Dalam arti sempit, kayu, kehutanan, kehutanan, dan industri perkayuan/kayu tampaknya merujuk pada berbagai subsektor. Usaha-usaha besar yang terintegrasi yang mencakup seluruh spektrum silvikultur dan kehutanan sedang berkembang di negara-negara industri dan terinternasionalisasi. hutan atau perkebunan primer atau sekunder swasta melalui penebangan hingga pengolahan kayu, perdagangan, dan transportasi (seperti arung jeram, jalur kereta api hutan, jalan penebangan kayu).

Salah satu cara kayu lunak diproses dan dihasilkan berbeda dari kayu keras. Kayu lunak biasanya digunakan untuk membuat bahan bakar kayu, pulp, dan kertas, sementara kayu keras digunakan untuk furnitur, lantai, dll. Kedua jenis ini dapat digunakan untuk konstruksi bangunan dan (perumahan) (misalnya, rumah kayu, kabin, dan pembingkaian).

Kayu dan produk kayu, seperti kayu untuk rangka, kayu lapis, dan kayu buatan, dibuat dalam industri kayu dari batang dan dahan pohon. Proses penebangan dan penggilingan dimulai dengan pemilihan lokasi penebangan yang tepat dan diakhiri dengan pengolahan bahan kayu yang dipanen. Lokasi penebangan dan penggilingan harus disertifikasi untuk memastikan bahwa penebangan dan penggilingan yang dilakukan secara efektif akan menghasilkan keuntungan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Kayak diangkut dengan berbagai cara, biasanya dengan kendaraan darat dan dengan jarak yang lebih pendek. Untuk perjalanan yang lebih jauh, kayu diangkut melalui laut dengan kapal pengangkut kayu, yang diatur oleh Kode TDC IMO.

Illegal logging

Pemanenan, pengiriman, pembelian, atau penjualan kayu yang melanggar hukum dikenal sebagai pembalakan liar. Tindakan penebangan itu sendiri dapat melanggar hukum jika melibatkan pemusnahan spesies yang dilindungi, mengambil kayu tanpa izin atau dari kawasan yang dilindungi, menggunakan cara-cara yang teduh untuk memasuki hutan, atau mengambil lebih banyak kayu daripada yang telah disepakati. Deforestasi, erosi tanah, dan hilangnya keanekaragaman hayati hanyalah beberapa dari masalah lingkungan yang dipicu oleh pembalakan liar. Masalah-masalah ini dapat menyebabkan krisis lingkungan yang lebih serius termasuk perubahan iklim dan degradasi lingkungan lainnya.

Ilegalitas terkait transportasi juga dapat mencakup penghindaran pajak dan pungutan lainnya, pemrosesan dan ekspor secara ilegal (melalui pemberitahuan bea cukai palsu), dan perolehan sertifikasi palsu. Tindakan ini sering disebut sebagai tindakan "pencucian kayu".

Banyak faktor ekonomi, termasuk kebutuhan akan sumber daya mentah, perampasan lahan, dan padang rumput untuk ternak, menjadi penyebab terjadinya pembalakan liar. Sisi pasokan, dimana perlindungan lingkungan hidup lebih ditegakkan, dan sisi permintaan, dimana perdagangan dalam industri kayu global semakin diatur, merupakan lokasi potensial untuk regulasi dan pencegahan.

Disadur dari:

https://en.wikipedia.org

Selengkapnya
Memahami Sektor Industri Kayu dan Perkayuan

Badan Usaha Milik Negara

Komitmen ASDP dalam Mengembangkan Sektor Pariwisata Indonesia

Dipublikasikan oleh Anisa pada 26 Februari 2025


PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), yang populer dikenal sebagai ASDP, merupakan entitas milik negara Indonesia yang fokus pada sektor transportasi air. Peran utama perusahaan ini adalah menyediakan layanan transportasi publik antar pulau yang berdekatan, menghubungkan pulau-pulau besar, dan memberikan akses transportasi publik ke daerah-daerah yang belum terjangkau melalui penyeberangan. Hingga tahun 2022, ASDP telah mendirikan 4 kantor regional dan 27 kantor cabang yang mengelola 36 pelabuhan penyeberangan di seluruh Indonesia, mendukung jaringan layanan mereka.

Sejarah ASDP dimulai pada 27 Maret 1973 dengan nama Proyek Angkutan Sungai, Danau, dan Ferry (PASDF) di bawah naungan Direktorat Lalu Lintas Angkutan Sungai Danau dan Ferry (DLLASDF), Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan. Pada 1980, PASDF berganti nama menjadi Proyek Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (PASDP), bertanggung jawab atas layanan penyeberangan antar pulau, terminal umum penyeberangan, dan keselamatan sistem transportasi air.

Transformasi berlanjut pada tahun 1986, ketika PASDP berubah status menjadi perusahaan umum (Perum) dengan nama Perum Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Perum ASDP). Pada 1992, ASDP berubah lagi menjadi persero dengan nama PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Persero), menunjukkan kemampuan bersaingnya di pasar dengan BUMN dan swasta, tetapi tetap mempertahankan perannya sebagai penyedia layanan penyeberangan perintis. Pada tahun 2004, perubahan nama menjadi PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) adalah bagian dari transformasi bisnis yang bertujuan membuat ASDP lebih kontributif terhadap negara.

Pada 2008, ASDP memulai transformasi bisnis yang melibatkan modernisasi operasional, infrastruktur, dan teknologi untuk memenuhi standar internasional. Kemudian, pada 2019, anak usaha ASDP, yaitu Indonesia Ferry Property, menjalin kemitraan dengan Pembangunan Perumahan untuk mengembangkan Kawasan Marina Labuan Bajo, sebuah destinasi pariwisata yang menjadi prioritas tinggi. Hal ini menunjukkan komitmen ASDP dalam berkontribusi pada pengembangan sektor pariwisata Indonesia.

Selama perjalanannya, ASDP telah membuktikan kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan zaman dan memenuhi standar internasional dalam operasionalnya. Transformasi bisnis yang dimulai pada tahun 2008 menjadi landasan bagi perusahaan untuk terus berkembang dan memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat. Komitmen ASDP dalam memberikan kontribusi positif bagi negara tidak hanya tercermin dalam pengembangan infrastruktur transportasi, tetapi juga dalam upayanya untuk mendukung sektor pariwisata, yang menjadi salah satu potensi besar Indonesia.

Dengan melihat sejarah dan pencapaian ASDP hingga saat ini, tidak diragukan lagi bahwa perusahaan ini akan terus menjadi salah satu pilar utama dalam sektor transportasi air Indonesia. Melalui dedikasi, inovasi, dan komitmen terhadap pelayanan publik, ASDP tetap menjadi bagian integral dari pertumbuhan dan kemajuan negara. Dengan demikian, kita dapat melihat masa depan yang cerah bagi ASDP sebagai penggerak utama dalam menjembatani konektivitas antar pulau-pulau di Indonesia dan mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Sumber:

https://id.wikipedia.org

Selengkapnya
Komitmen ASDP dalam Mengembangkan Sektor Pariwisata Indonesia

Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok

Meningkatkan Supplier Relationship Management (SRM) di Industri Otomotif dengan Supplier Portals: Studi Kasus COINDU

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025


Pendahuluan

Industri otomotif adalah salah satu sektor yang paling kompetitif dan menuntut dalam hal rantai pasokan. Perusahaan pemasok Tier 2 harus mampu memenuhi standar ketat yang ditetapkan oleh Original Equipment Manufacturers (OEMs) agar tetap bertahan di pasar. Dalam konteks ini, Supplier Relationship Management (SRM) menjadi faktor krusial untuk meningkatkan efisiensi dan keuntungan bisnis.

Penelitian ini menyoroti peran teknologi digital, khususnya Supplier Portals, dalam mengoptimalkan SRM. Dengan studi kasus pada COINDU SA, penelitian ini mengungkap bagaimana implementasi Supplier Portal dapat meningkatkan evaluasi pemasok, transparansi data, efisiensi operasional, serta hubungan jangka panjang dengan pemasok.

Metodologi Penelitian

Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi langsung, wawancara dengan manajer kunci, serta survei kepada pemasok COINDU. Tujuannya adalah untuk memahami bagaimana Supplier Portal mempengaruhi proses SRM dan manfaat yang diperoleh perusahaan serta pemasoknya.

Temuan Utama

1. Tantangan dalam Supplier Relationship Management (SRM) di Industri Otomotif

  • 80% pemasok COINDU ditentukan oleh OEM, sehingga COINDU memiliki keterbatasan dalam pemilihan pemasok.
  • Kualitas produk menjadi prioritas utama, mengingat ketatnya standar seperti ISO 9001, IATF 16949, dan ISO 14001.
  • Kurangnya transparansi dan komunikasi dengan pemasok menjadi kendala utama dalam memastikan kepatuhan terhadap standar.
  • Dokumentasi dan manajemen data manual memperlambat evaluasi pemasok, yang berdampak pada ketepatan waktu dan biaya operasional.

2. Implementasi Supplier Portal sebagai Solusi Digitalisasi SRM

COINDU memutuskan untuk mengadopsi Supplier Portal sebagai solusi digital untuk meningkatkan efisiensi SRM. Beberapa fitur utama Supplier Portal meliputi:

  • Evaluasi pemasok otomatis berdasarkan kriteria kualitas, ketepatan waktu pengiriman, dan kepatuhan standar.
  • Sistem komunikasi real-time antara COINDU dan pemasok untuk berbagi informasi terkait spesifikasi produk dan jadwal produksi.
  • Dokumentasi terpusat, mengurangi kesalahan akibat sistem manual.
  • Integrasi dengan sistem ERP SAP untuk memastikan transparansi dalam pengadaan bahan baku.

3. Dampak Positif Supplier Portal terhadap SRM

Hasil dari implementasi Supplier Portal menunjukkan peningkatan signifikan dalam efisiensi SRM, dengan beberapa metrik utama:

  • Waktu evaluasi pemasok berkurang hingga 40%, memungkinkan identifikasi pemasok yang tidak memenuhi standar lebih cepat.
  • Tingkat kesalahan dalam dokumentasi berkurang hingga 30%, meningkatkan akurasi data dalam proses pengadaan.
  • Peningkatan 25% dalam ketepatan waktu pengiriman pemasok, yang membantu menghindari gangguan produksi.
  • Kepuasan pemasok meningkat, dengan 70% pemasok menyatakan bahwa portal memudahkan mereka memahami persyaratan kualitas dan jadwal pengiriman.

Analisis dan Implikasi

Supplier Portal di industri otomotif bukan hanya alat administrasi, tetapi juga strategi bisnis untuk meningkatkan transparansi, efisiensi, dan hubungan jangka panjang dengan pemasok. Beberapa implikasi utama dari penelitian ini meliputi:

  • Perusahaan yang mengadopsi teknologi digital dalam SRM memiliki keunggulan kompetitif lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang masih mengandalkan sistem manual.
  • Investasi dalam teknologi Supplier Portal dapat mengurangi biaya operasional dengan meminimalkan kesalahan administrasi dan meningkatkan efisiensi rantai pasokan.
  • Hubungan jangka panjang dengan pemasok semakin kuat, karena adanya kejelasan dalam komunikasi dan evaluasi kinerja yang transparan.

Rekomendasi untuk Perusahaan Otomotif

Berdasarkan temuan ini, ada beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan otomotif lainnya untuk meningkatkan SRM mereka:

  1. Mengadopsi Supplier Portal untuk Otomatisasi Evaluasi Pemasok
    • Gunakan sistem berbasis data untuk menilai kinerja pemasok secara real-time.
  2. Meningkatkan Transparansi dengan Teknologi Digital
    • Pastikan pemasok memiliki akses terhadap informasi penting mengenai spesifikasi produk dan standar kualitas.
  3. Membangun Hubungan Jangka Panjang dengan Pemasok
    • Fokus pada kolaborasi strategis daripada hanya sekadar transaksi bisnis.
  4. Mengintegrasikan Supplier Portal dengan ERP
    • Pastikan sistem pengadaan dan manajemen rantai pasokan bekerja secara terkoordinasi untuk efisiensi maksimal.
  5. Memberikan Pelatihan kepada Pemasok mengenai Penggunaan Teknologi Digital
    • Pastikan semua pemasok memahami cara menggunakan Supplier Portal agar proses SRM lebih efektif.

Kesimpulan

Supplier Relationship Management (SRM) adalah faktor krusial dalam keberhasilan industri otomotif. Studi ini membuktikan bahwa implementasi Supplier Portal secara signifikan meningkatkan efisiensi, transparansi, dan kualitas hubungan bisnis antara perusahaan dan pemasok. Dengan mengadopsi teknologi digital dalam SRM, perusahaan otomotif dapat menurunkan biaya operasional, meningkatkan keandalan rantai pasokan, dan memastikan kepatuhan terhadap standar kualitas industri.

Sumber : Marisa Sofia Gonçalves Salgado (2018). Improving Supplier Relationship Management with Supplier Portals in the Automotive Industry. Master Thesis, FEUP.

 

Selengkapnya
Meningkatkan Supplier Relationship Management (SRM) di Industri Otomotif dengan Supplier Portals: Studi Kasus COINDU

Manajemen Strategis

Apa Itu Quality Function Deployment?

Dipublikasikan oleh Muhammad Reynaldo Saputra pada 26 Februari 2025


Quality Function Deployment

Quality Function Deployment adalah salah satu metode untuk membantu kesuksesan perubahan pada operasi bisnis yang lebih berfokus pada pencegahan (preventive), dibandingkan penekanan pada reaksi (reactive).

Penggunaan QFD dapat membantu mendefinisikan apa saja yang akan dilakukan dan perubahan apa yang dilakukan terhadap cara memperbaiki suatu proses.

Pengertian Menurut Para Ahli 

1. Yoji Akao

QFD adalah suatu metodologi untuk menterjemahkan kebutuhan dan keinginan konsumen ke dalam suatu rancangan produk yang memiliki persyaratan teknik dan karakteristik kualitas tertentu.

2. Lou Cohen

Metode terstruktur yang digunakan dalam proses perencanaan dan pengembangan produk untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, serta mengevaluasi suatu produk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

3. Revelle

QFD juga dapat diartikan sebagai penyebaran fungsi-fungsi yang terkait dengan pengembangan produk dan pelayanan dengan mutu yang memenuhi kepuasan konsumen.

Tujuan Quality Function Development

- Mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan

- Melakukan pengembangan produk

- Alat bantu untuk menganalisa kompetitor

- Menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan

 

Sumber : standarku.com

 

Selengkapnya
Apa Itu Quality Function Deployment?
« First Previous page 121 of 835 Next Last »